Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA PRE


MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA KELURAHAN
BANGKALA KOTA MAKASSAR

Oleh:
TUDANG KAMALI
NIM: 18314 5105144

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
SKRIPSI

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA PRE


MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI
WILAYAH PUSKESMAS BANGKALA KELURAHAN
BANGKALA KOTA MAKASSAR

Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana pada Program Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Universitas Megarezky Makassar
Oleh:

TUDANG KAMALI
NIM. 183145105144

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil Penelitian dengan judul:

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA


PRE MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA KELURAHAN


BANGKALA KOTA MAKASSAR

Disusun Dan Diajukan oleh:


TUDANG KAMALI
NIM. 183145105144
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Profesi Ners
Keperawatan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Megarezky
Makassar

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II

Ayu Lestari S.Kp., M.Kep Achmad Indra Awaluddin S.Kep., Ns., M.Kes
NIND. 0916107301 NIND.090101900

Penguji 1

Syamsyuriyana Sabar S.Kep., Ns., M.Kep


NIND. 0915118602

Mengetahui
Ketua Program Studi

Sudirman Efendi S.Kep, Ns, M.Kep


NIND.0913068603

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat, kemurahan kasih-Nya dan perlindungan-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusuanan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Megarezky Makassar Program

Studi S1 Keperawatan dengan judul “GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA

PADA WANITA PRE MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MASA

MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKAKALA

KELURAHAN BANGKALA KOTA MAKASSAR” Tepat pada waktuya.

Dalam menyusunan Skripsi ini saya sebagai manusia biasa dengan segala

kekurangan dan keterbatasan, sepenuhnya tidak sedikit kesulitan dan hambatan

yang saya temukan dalam panyusunan skripsi ini. Akan tetapi berkat pertolongan,

bantuan, bimbingan dan petunjuk yang diperoleh dari berbagai pihak maka segala

kesulitan dan hambatan tersebut dapat teratasi dan saya dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu saya perkenankanlah saya

dengan segala hormat dan kerendahan hati terima kasih dan penghargaan yang

sebesar besarnya. Terkhusus saya ucapkan kepada Ayah handa Doa Epe dan Ibunda

Luppa, serta seluruh keluarga besar saya atas segala perhatian, pengorbanan, kasih

sayang, serta doa restunya yang luar biasa selama ini. Kepada Ibu Ayu Lestari,

S.Kp.,M.Kep selaku pembimbing 1 dan Bapak Achmad Indra Awaluddin, S.Kep.,

Ns, M.Kes selaku pembimbing II dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

iv
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan perhatian, bimbingan

dan arahan kepada saya, serta Syamsyuriyana Sabar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku

penguji yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan masukan

dan arahan guna perbaikan Skripsi ini.

Tak lupa ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.H. Alimuddin SH., MH., M.Kn, selaku Pembina YPI Mega Rezky

Makassar.

2. Hj. Suryani SH., MH, selaku ketua YPI Mega Resky Makassar

3. Bapak Prof. Dr. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp.Dp., Sp.JP(K) selaku

Universitas Megarezky

4. Ibu Dr. Syamsuriyati S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky

5. Ns. Sudirman Efendi S.Kep., Ns, M.Kep, sebagai Ketua Prodi Pendididikan

Profesi Ners Universitas Megarezky

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah

memberikan kemudahan bagi saya dalam menyelesaikan pendidikan selama

ini.

7. Kepala Puskesmas Bangkala, yang telah memberikan izin tempat

dilakukannya penelitian.

8. Kepala Kelurahan Bangkala dan Ketua RW 09 yang telah memberikan izin

tempat dilakukannya penelitian.

9. Rekan – rekan mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Dan Kebidanan angkatan ke-x yang tak dapat saya sebutkan

v
satu per satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan dukungan, dorongan moril dan berbagai bantuan selama

perkuliahan sampai menyesaikan pendidikan

Saya menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu dengan

hati saya siap menerima kritik dan saran dari pihak manapun yang

konstruktif dan sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan yang

akan datang. Akhirnya saya berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi

saya khususnya dan bagi rekan sejawat sebagai bahan acuan untuk

penelitian selanjutnya.

Makassar, agustus 2022

Tudang Kamali

vi
ABSTRAK

Latar Belakang: Premenopause adalah suatu masa peralihan menopause

yang terjadi beberapa tahun sebelum menopause, yang meliputi perubahan dari

siklus-siklus ovulatorik menjadi anovulatorik, dengan tanda ketidakteraturan siklus

haid. Dukungan keluarga merupakan bentuk dari perilaku keluarga yang

diharapkan oleh orang lain sesuai kedudukannya dalam suatu sistem ( Harmoko,

2018)

Tujuan: Untuk mendeskripsikan dukungan keluarga pada wanita pre menopause

dalam menghadapi masa menopause Di Wilayah kerja Puskesmas Bangkala Rw 09

Kelurahan Bangkala Kota Makassar

Hasil: Pada hasil deskripsi data penelitian (tabel 12) dapat dilihat bahwa dukungan

dukungan keluarga memiliki kecenderungan kategori pada posisi tinggi (cukup)

yaitu sebesar 52 responden atau 80%. Hasil deskripsi data penelitian gambaran

dukungan keluarga pada wanita premenopause dalam menghadapi masa

menopause memperlihatkan kecenderungan berada pada kategori rendah yaitu

sebesar 2 responden 3%. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian bahwa semakin

tinggi dukungan dukungan keluarga yang dimiliki seorang wanita maka semakin

rendah pula kecemasan yang dirasakan menjelang masa menopause

Kesimpulan: Hasil penelitian memberikan pula keterangan yang menjelaskan


bahwa, ada hubungan positif yang sangat signifikan antara jenis dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan menghadapi menopause berdasarkan hasil tersebut, dapat
dijelaskan bahwa hipotesis diterima.
Kata Kunci: pre menopause, dukungan keluarga

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i

HALAMANPERSETUJUAN……………………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR …………………………………………................... iv

ABCTRACK............................................................................................... v

ABSTRAK ………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL………………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian…...……………………………………………………… 6

F. Bidang Ilmu………………………………………………………………… 6

BAB II INJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Penelitian................................................................................ 12

viii
1. Premenopause............................................................................................ 12

2. Konsep Dukungan Keluarga…….……………......................................... 44

B. Kerangka Teori................................................................................................. 49

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Desain Penelitian…...................................................................................... 50

B. Populas dan Sampel.......................................................................................... 50

C. Definisi Operasional......................................................................................... 52

D. Tempat dan wantu penelitian............................................................................ 53

E. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 53

BAB IV PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………………………………..

B. Pembahasan …………………………………………………………………

C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………………

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………

B. Saran ……………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Premenopause adalah suatu masa peralihan menopause yang terjadi beberapa tahun sebelum

menopause, yang meliputi perubahan dari siklus-siklus ovulatorik menjadi anovulatorik, dengan

tanda ketidakteraturan siklus haid (Abril, 2016).

Menopouse merupakan tahap akhir proses biologis yang dialami wanita berupa

produksi hormon seks wanita yaitu ekstrogen dan progesteron dari indung telur. Disebut

menopause jika wanita tidak lagi menstruasi selama satu tahun. Umumnya terjadi pada usia 50

tahunan. Setelah menopause

Data World Health Organization (WHO) di negara Asia, pada tahun 2025 diperkirakan

jumlah wanita menopause akan meningkat dari 107 juta jiwa menjadi 373 juta jiwa. Sindroma

menopause dialami oleh banyak wanita hampir seluruh dunia sekitar 70 – 80% wanita Eropa, 60%

di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina, 10% di Jepang dan juga 10% di Indonesia (Fitriani,

2018). Berdasarkan perhitungan statistik diperkirakan tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia

mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause yaitu antara

45-55 tahun adalah sekitar 30,3 juta jiwa (Ruswanti, 2018).

Menurut WHO (2019), pada tahun 2019, didapati rata-rata usia menopause wanita di

negara- negara seperti Paraguay, Colombia, Italia dan negara-negara di Asia seperti Korea, Jepang,

Malaysia rata-rata usia menopause wanita menjadi lebih awal, yaitu sekitar 46 tahun di Negara

maju pun seperti Amerika Serikat usia menopause dari 53,2 tahun menjadi 47 tahun. Di Indonesia

dari rata-rata usia menopause 47 tahun sebelum tahun 2015, pada tahun 2019 rata-rata usia

menopause menjadi 51 tahun. Tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam usia

1
2

menopause adalah 30,3juta orang (Kartini, 2020). Tahun 2025 di Indonesia diperkirakan akan ada

60 juta perempuan menopause. Tahun 2016 saat ini di Indonesia baru mencapai 14 juta perempuan

menopause atau 7,4% dari total populasi yang ada. Sementara perkiraan umur rata-rata usia

menopause di Indonesia adalah 48 tahun (Abril, 2016). Setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di

seluruh dunia mengalami menopause jumlah usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari

500 juta pada saat ini menjadi lebih dari 1 milyar pada tahun 2030. Di Asia menurut data WHO,

pada tahun 2025, jumlah wanita yang berusia tua akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta

Tahun 2025 di Indonesia diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopause. Tahun 2020

saat ini di Indonesia diperkirakan jumlah perempuan menopause mencapai 30,3 juta. Tanda-tanda

terjadinya premenopause yaitu menstruasi menjadi tidak teratur, kotoran haid yang keluar banyak

sekali ataupun sangat sedikit, muncul gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran

atau pembuluh darah, merasa pusing disertai sakit kepala, berkeringat tiada hentinya, atau

gangguan sakit syaraf (Agung, 2019). Sedangkan gejala yang menyertai sindrom premenopause,

meliputi semburan panas dari dada hingga wajah, berkeringat pada malam hari, kekeringan vagina,

penurunan daya ingat, insomnia, depresi (rasa cemas), mudah lelah, rasa sakit ketika berhubungan

seksual. Munculnya gejala premenopause ini dapat menyebabkan berbagai keluhan pada wanita

dan akan menjadi sangat serius jika tidak ditangani karena dapat menimbulkan perubahan yang

menyebabkan kecemasan pada wanita (Fajriatun Zahra, Rita Sopiatun, S.ST., 2018).
3

Badan pusat statistik (BPS) menyimpulkan bahwa jumlah penduduk wanita usia diatas 50

tahun mengalami peningkatan dari 10,7 juta orang menjadi 37,3 juta orang dan dipekirakan pada

tahun 2025 akan menjadi 75 juta orang (Ulfah, 2017). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

pada tahun 2020, jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan adalah 133.542.018 orang,

dengan jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur 45 –54 tahun dan diperkirakan telah

memasuki usia premenopause dan menopause sebanyak 16.870.932 orang

Dalam Saraswati (2017), menurut Depkes RI (2010), memperkirakan penduduk Indonesia

pada tahun 2020 akan mencapai 262,6juta jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam usia

premenopause sekitar 30,3 juta jiwa dengan usia rata-rata premenopause 40 tahun Sindrom

premenopause dialami oleh hampir semua wanita di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa,

60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia.

Berdasarkan data propol Dinkes Indonesia jumlah penduduk Indonesia 267,7 tahun 2018 jumlah

penduduk non produktif Indonesia adalah sekitar 8.309.000 juta dan 52% nya adalah perempuan.

Pada tahun 2018 jumlah perempuan yang berusia diantara 50- 55 tahun diperkirakan mencapai

30,3 juta atau kira-kira 15% dari jumlah total penduduk Indonesia (Kementrian Kesehatan RI,

2019).

Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) 2020, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan

sebanyak 9, 07 juta jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 4,47 juta jiwa atau 50,35%

penduduk Sulawesi Selatan berjenis kelamin perempuan sedangkan 4,5 juta jiwa atau 49,65%

penduduk berjenis kelamin laki-laki. Dari data Badan Pusat Statistik Kota Makassar tahun 2019

jumlah penduduk adalah 8.888.762 juta jiwa dengan jumlah perempuan 4.524.883 juta jiwa dengan

jumlah wanita pada kelompok umur 40-49 tahun adalah 599.897 juta jiwa dan pada umur 55-64

tahun adalah 457.249 juta jiwa.


4

Berdasarkan data dari kelurahan Bangkala Kota Makassar yang terdiri dari 12 Rw jumlah

penduduk sebanyak 14.970 jiwa dengan jumlah laki laki sebanyak 7.519 jiwa dan jumlah

perempuan sebanyak 7.451 jiwa. Data dari Puskesmas Bangkala yang membawahi 2 Kelurahan

yaitu Kelurahan Bangkala dan Biring Romang. Jumlah penduduk wanita sebesar 15.557 jiwa dan

perempuan usia 40-49 tahun sebesar 1.815 jiwa (11,67%) dan perempuan usia >50 tahun sebesar

3.147 jiwa (50,23%) dari total penduduk sebanyak 14.970 jiwa.

Berdasarkan kedua data diatas menunjukkan bahwa jumlah perempuan di Kelurahan

Bangkala lebih dari separuh jumlah penduduk, dan jumlah perempuan usia pre menopause dan

menopause mencapai lebih dari 31%. Hal ini menunjukkan perlunya upaya untuk mengidentifikasi

semua faktor faktor terkait dengan wanita dalam menghadapi menopause termasuk dukungan

keluarga.

Dukungan keluarga merupakan bentuk dari perilaku keluarga yang diharapkan oleh orang

lain sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Keluarga diharapkan dapat mengambil bagian

untuk berperilaku sesuai dengan fungsinya masing-masing.Ketika keluarga berbagi

masalahnya dengan sistem dukungan sosial ini, hal ini memberikan saran dan bimbingan

tersendiri dalam memelihara nilai dan tradisi keluarga dan menurut peneliti, dukungan tidak

hanya dibutuhkan dari suami atau pasangan melainkan seluruh aspek keluarga juga

berperan dalam meningkatlan keyakinan seorang wanita dalam menghadapi masa menopause

yang akan dialaminya ( Harmoko, 2018)

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah”. Bagaimanakah gambaran

dukungan keluarga pada wanita pre menopause dalam menghadapi masa menopause?”
5

C. Tujuan penelitian

Untuk mendeskripsikan dukungan keluarga pada wanita pre menopause dalam

menghadapi masa menopause Di Wilayah kerja Puskesmas Bangkala Rw 09 Kelurahan

Bangkala Kota Makassar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna sebagai bahan keilmuan yang dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan terkait dengan dukungan keluarga terhadap wanita yang mengalami pada masa

pre menopause.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi IPTEK

Dapat dijadikan dasar untuk mengurangi kemampuan suport sistem ketidak nyamanan yang

berkaitan dengan keluhan masa premenopause pada wanita

b. Bagi Peneliti

Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian sebagai sarana menerapkan

ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang premenopause.


6

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk data dan pengembangan

penelitian selanjutnya terkait premenopuse yaitu “gambaran dukungan keluarga pada

wanita pre menopause dalam menghadapi masa menopause.

d. Bagi masyarakat

Khususnya pada wanita pre menopause sebagai masukan yang bermanfaat untuk

peningkatan respon positif dalam menghadapi masa menopause.

E. Keaslian Penelitian

No. Judul, Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan

penneliti dan penelitian Penelitian Penelitian

tahun

1. Hubungan Variabel Jenis Berdasarkan hasil  Variabel

Dukungan Independen: penelitian penelitian pada

Keluarga dukungan yang terhadap 84 Penelitian

Dengan keluarga pada digunakan responden di hanya

Kecemasan ibu adalah wilayah kerja mengguna

Ibu menghadapi penelitian Puskesmas kan 1

Menghadapi klimakterium kuantitatif Berseri variabel

Klimakterium Variabel dengan Pangkalan yaitu

(Siti Romlah Dependen: rancangan Kerinci mengenai dukungan

tahun 2019) deskriptif dukungan keluarga

analitik yaitu keluarga terhadap


7

kecemasan ibu mencari ibu klimakterium  Metode

menghadapi hubungan diketahui pada

klimakterium antara sebagian besar penelitian

dukungan responden tidak ini adalah

keluarga mendapatkan kuantitatif

dengan dukungan dengan

kecemasan keluarga mengguna

ibu sebanyak 57,1%, kan

menghadapi sedangkan metode

klimakteriu responden yang dekskriptif

m. mendapatkan  Analisa

Rancangan dukungan data yang

penelitian ini keluarga digunakan

menggunaka sebanyak 42,9%, adalah

n pendekatan hal ini analisis

Cross menggambarkan univariat

Sectional bahwa masih  Lokasi

yaitu banyak ibu yang penelitan

rancangan tidak

penelitian mendapatkan

dengan dukungan

melakukan keluarga

pengukuran
8

atau

pengamatan

pada saat

bersamaan

(sekali

waktu)

antara faktor

resiko

(Hidayat,

2010).

2. Faktor Faktor Ada Jenis Berdasarkan hasil  Metode

Yang hubunngan penelitian ini yang di dapat penelitian

Mempengaruh yang adalah bahwa sebagian kuantitif

i Kesiapan signifikan kuantitatif besar responden dengan

Wanita Usia antara umur, dengan mejawab tidak mengguna

40-50 tahun tingkat dengan siap menghadapi kan

Dalam pendidikan, desain Cross- periode metode

Menghadapi status sectional menopause dekskriptif

Menopause perkainan, yaitu (58.5%) dan  Variabel

(Srie Wahyuni status penelitian sebanyak 65.1% penelitan

tahun 2019) pekerjaan, yang reponden mengguna

dukungan pengumpula mendapat kan


9

keluarga, sikap n datanya dukungan variabel

dan tingkat dilakukan keluarga dalam yaitu

pengetahuan pada suatu menghadapi dukungan

terhadap waktu (at one menopause. keluarga

kesiapan point in Berdasarkan hasil  Lokasi

wanita dalam time). Uji penelitian antara penelitian

menghadapi statistik dukungan

menopause digunakan keluarga dan

adalah kesiapan wanita

regresi dalam

logistik menghadapi

berganda menopause.

(Sugiyono Responden yang

2013). mendapatkan

dukungan dari

keluarga

berpeluang lebih

siap menghadapi

menopause

dibandingkan

pada respnden

yang tidak

mendapatkan
10

dukungan dari

keluarganya.

3. Hubungan Variabel Penelitian Hasil penelitian  Variabel

Dukungan Independen: yang menunjukkan penelitian

Keluarga, Hubungan dilakukan bahwa ada yang

Pengetahuan dukungan adalah hubungan digunakan

Dan Sikap Ibu keluaraga pada penelitian dukungan adalah

Dengan kesiapan ibu kuantitatif keluarga, variabel

Kesiapan dalam dengan pengetahuan, dan yaitu

Menghadapi menghadapi pendekatan/d sikap ibu secara dukungan

Perubahan perubahan esain dengan keluarga

Pada Masa Pre pada masa pre penelitian premenopause ibu  Metode

menopause menopause cross usia 45-50 tahun penelitian

Sri Handayani sectional yang

tahun 2021 Variabel yaitu digunakan

Dependen: pengukuran deksriptif

pengetahuan /observasi

dan sikap ibu variabel

terhadap independen

kesiapan dan

menghadapi dependen

perubahan pada saat


11

pada masa pre yang

menopause bersamaan

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini berhubungan dengan keperawatan maternitas yang merupakan

bidang ilmu yang mempelajari kehidupan wanita di sepanjang siklus kehidupannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Landasan Teori Tentang Pre menopause

a. Defenisi Pre Menopause

Premenopause merupakan masa peralihan antara masa produksi dan masa senium

usia antara 40-45 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan

perdarahan haid yang relative banyak dan dalam jangka waktu yang panjang.

Premenopause merupakan suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah

memasuki masa penuaaan (aging), ditandai dengan menunurunnya kadar hormonal

estrogen dari ovarium yang dimana ovarium memiliki peran penting dalam hal

reproduksi dan seksualitas. (L. P. Sari & Ishak, 2020)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Premenopause

c. Usia haid pertama kali (Menanrche)

Semakin muda seorang wanita mengalami menstruasi pertamanya,

maka akan semakin tua atau akan semakin lama memasuki masa

premenopause.

d. Jumlah anak

Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka

semakin tua atau lama mereka memasuki masa premenopause.

12
13

e. Usia melahirkan

Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medical Center in Bostom

mengungkapkan bahwa semakin tua usia seorang ibu melahirkan seorang anak, maka

akan semakin tua ia mulai memasuki usia premenopause. Hal ini terjadi karena

kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja reproduksi bahkan akan

memperlambat proses penuaan.

f. Faktor psikis

Keadaan wanita yang tidak menikah dan tidak bekerja akan

Memengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Beberapa penelitian

menyatakan, mereka akan mengalami masa premenopause lebih muda, dibandingkan

dengan mereka yang menikah dan tidak bekerja atau mereka yang bekerja dan tidak

menikah.

g. Wanita dengan histerektomi

Menopause juga dapat terjadi pada wanita yang melakukan pengangkatan rahim

(histerektomi, misalnya akibat dari adanya tumor di uterus. Mereka akan mengalami

menopause pada usia dini).

h. Penggunaan kontrasepsi

Kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi indung telur

sehingga tidak dapat memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan

kontrasepsi akan lebih lama memasuki premenopause.

i. Merokok

Seorang wanita yang merokok akan lebih cepat memasuki masa menopause. Pada

wanita perokok akan lebih awal memasuki masa menopause. Merokok dapat
14

mempengaruhi cara tubuh memproduksi hormon estrogen. Hal ini dikarenakan efek

yang disebabkan oleh rokok dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi hingga

masa menopause mereka akan menjadi lebih cepat. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh

zat-zat berbahaya yang terkandung diadalam rokok seperti nikotin,sianida, dan

karbon monoksida yang akan mempercepat hilangnya sel telur.

j. Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi seseorang akan mempengaruhi faktor fisik,kesehatan dan

pendidikan. Bila faktor tersebut cukup baik, akan mempengaruhi beban fisiologis.

Hal ini dapat mempengaruhi usia premenopause.

k. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita

untuk dapat menyesuaikan diri dengan menopause dini.

l. Status gizi

Faktor yang juga dapat mempengaruhi menopause lebih awal biasanya disebabkan

oleh mengkonsumsi makanan yang sembarangan. Salah satu cara untuk mencegah

agar tidak mengalami menopause lebih awal yaitu dengan menerapkan pola hidup

sehat, seperti berhenti merokok, serta mengkonsumsi makanan yang sehat misalnya

sejak masih muda rajin mengkonsumsi kedelai, kacang merah, bengkoang atau

pepaya.

m. Stres

Seperti halnya cemas dapat mempengaruhi menopause, stres juga merupakan salah

satu faktor yang dapat mempercepat mengalami masa menopause.(Salma, 2021)


15

c.Tanda dan gejala premenopause

1. Perubahan Fisik

1) Hot flushes (perasaan panas dari dada hingga wajah)

Wajah dan leher menjadi berkeringat yang terjadi beberapa bulan atau beberapa

tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi. Kulit akan menjadi lebih

merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan (keringat terutama pada malam

hari) palpitasi danjantung berdebar-debar. Hot flush dialami oleh sekitar 75%

wanita premenopause sampai masa menopause terjadi.

Kebanyakan Hot flushes dialami selama lebih dari satu tahun dan 25-50%

wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flush berlangsung selama 30

detik sampai 5 menit. Etiologi rasa panas masih belum diketahui secara pasti.

Freedman 1995 mengatakan rasa panas mungkin disebabakan oleh labilnya pusat

termoregulator tubuh dihipotalamus yang diinduksi oleh penurunan kadar

estrogen dan progesteron. Ketidakstabilan ini menimbulkan perubahan yang tiba-

tiba berupa vasodilatasi perifer mendadak dan bersifat sementara yang dikeluhkan

pasien sebagai perasaan panas yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh pada

saat itu. Bila terjadi pada malam hari sering disebut keringat malam.

2) Night sweat (keringat dimalam hari)

Keringat dingin dan gemetaran dapat terjadi selama 30 detik sampai 5 menit

3) Drynes vaginal (kekeringan pada vagina)

Perubahan kadar estrogen menyebabkan area genital mengalami kekeringan sehingga

dapat menyebabkan infeksi pada vagina.


16

4) Insomnia (sulit tidur)

Kesulitan tidur pada perempuan premenopouse dapat disebabkan karena rendahnya

kadar serotonin yang dimana kadar serotonin dipengaruhi oleh kadar endorphin,

selain itu susah tidur juga dapat disebabkan oleh Hot flushes yang menyebabkan

wanita terbangun dari tidur.

5) Fatigue (mudah lelah)

Rasa lelah sering kali terjadi pada wanita premenopause yang dipengaruhi adanya

penurunan kadar hormon estrogen.

6) Dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)

Hal ini terjadi karena vagina menjadi lebih pendek menyempit, hilang elastisitas,

epitel menipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi.

7) Ketidakteraturan siklus haid

Penurunan kadar estrogen pada masa premenopouse menyebabkan

adanya gangguan siklus haid seperti polymenorrhoea,olygomenorrhoea,amenorrho

ea dan metrorragia. (Juliana et al., 2021)

2. Perubahan psikologis

a) Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

Penurunan kadar estrogen dapat berpengaruh terhadap menurunnya neorotransmiter

di otak. Neorotransmiter yang ada diotak antara lain: dopamin, serotonin dan

endorphin. Penurunan neorotransmiuter dapat mengakibatkan gangguan daya ingat

dan suasana hati yang sering berubah atau mudah tersinggung.


17

b) Depresi (rasa cemas)

Depresi maupun stres sering terjadi pada wanita pada masa premenopause. Hal ini

terkait dengan penurunan hormon estrogen sehingga menyebabkan wanita

mengalami depresi ataupun stres. Penurunan hormon estrogen dapat menyebabkan

menurunnya neorotransmiter didalam otak, neorotransmiter didalam otak

mempengaruhi suasana hati, jika neorotransmiter kadarnya rendah maka akan

muncul perasan cemas yang merupakan penyebab dari terjadinya stres. (D. R. Sari,

2021)

3. Patofisiologi premenopause

Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi dikelenjar hipofisis

yang berada diotak yaitu FSH (Follicle stimulating hormone) dan LH (luiteinizing

hormone) serta dua hormon lagi yang dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan

progrsteron). Pada saat menjelang masa menopouse, FSH dan LH terus diproduksi oleh

kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi, karena ovarium semakin tua maka kedua

ovarium tidak dapat merespon FSH dan LH sebagaimana seharusnya. Akibatnya,

estrogen dan progesteron yang diproduksi juga semakin berkurang.

Premenopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat lagi menghasilkan

hormon-hormon tersebut dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus

menstruasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, ketika seorang wanita memasuki masa

menopause kadar estrogen dan progesteron akan menurun dengan drastis hal ini

deikerenakan ovarium berhenti merespon FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar

hipofisis yang berada diotak. Sebagai usaha agar kedua ovarium dapat berfungsi dengan

baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan LH lebih banyak lagi tetapi hal itu
18

tidak ada gunanya dikarenakan kedua ovarium tidak lagi berfungsi dengan normal. Akan

tetapi, kecenderungan otak untuk memproduksi lebih banyak FSH memberikan suatu

keuntungan yaitu kadar FSH yang tinggi dapat dideteksi dalam darah dan urine serta

dapat digunakan sebagai tes sederhana untuk mendeteksi menopause.

4. Diagnosis premenopause

a. Diagnosa umum

Untuk melakukan pencegahan terhadap adanya syndrome premenopause maka

perlu dilakukan penegakan diagnosis dari tahap premenopause sendiri. Dengan

mengetahui sekumpulan gejala dan hasil pemeriksaan maka dapat menghambat

terjadinya syndrome premenopause. Diagnosis premenopause selalu dilihat dari

riwayat kesehatan wanita dan kesehatan yang mendukungnya. Tes darah dapat

mengetahui penurunan kadar estrogen selain itu kita juga dapat melihat umur dan

gejala-gejala yang timbul gejala yang timbul pada saat premenopause seperti

gangguan vasomotor, Night Sweat Drynes Vaginal, insomnia, gejala akibat kelainan

metabolic, fatigue, dryperunia ketidak teraturan siklus haid, gejala kelainan

metabolisme mineral, depresi, penurunan daya ingat dan mudah tersinggung.

Seorang wanita dengan usia kurang lebih 40 tahun mengalami gejala-gejala

tersebut maka kemungkinan dapat didiagnosis mengalami syndrome premenopause

karena pada usia 40 tahun biasanya wanita sudah memasuki fase premenopause maka

perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menangani gejala tersebut dan perlu

dilakukan pemeriksaan lain untuk mengetahui berbagai gangguan kesehatan yang

terjadi.
19

b. Diagnosa Penunjang

Wanita yang sedang di fase premenopause dapat diketahui kadar estrogennya

mengalami penurunan, selain itu kadar FSH meningkat dan kadar LH juga meningkat

hal ini terjadi karena pada fase premenopause terjadi penurunan fungsi ovarium yang

mengakibatkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk bereaksi terhadap

rangsangan gonadotrium sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus dengan

hipofise. Yang diawali dengan terjadi kegagalan luteum kemudian diikuti dengan

menurunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik

negative terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH dari

kedua gonatrotopin ini ternyata yang paling menclok terhadap FSH.(Koeryaman &

Ermiati, 2018)

5. Pemeriksaan Premenopause

Pada masa premenopause banyak terjadi perubahan, baik perubahan pada fisik

maupun perubahan psikis yang terjadi karena penurunan kadar estrogen. Oleh karena itu

perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh,

beberapa pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan pada masa premenopause.

Uji penapisan rutin, pemeriksaan awal atau tahunan.

1. Urinalisis atau dipstik urine

2. Papsmear dengan indeks maturasi


20

3. Mamografi, setiap 1 dan 2 tahun diusia antara 40 dan 49 tahun, setiap

tahun dari usia 50 tahun.

4. Feses untukk melihat samar darah

5. Kolesterol plasma puasa, trigliserida, dan profil lemak setiap 3 sampai 5 tahun jika

normal

6. TSH pada usia 45 tahun dan selanjutnya setiap tahun.

3. Konsep Dukungan Keluarga


a. Defenisi Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dapat diartikan sebagai bantuan atau sokongan yang

diterima dari indifidu lain sebagai orang terdekat, diantaranya anggota keluarga.

Gottlieb, 1983; 19 mendefenisikan dukungan keluarga juga sebagai bantuan nyata

atau nasehat yang diberikan oleh orang-orang yang ada di sekitar keluarga. Menurut

cobb dkk (dalam Shinta,1995;36) pemberian dukungan keluarga dalam keluarga

menjadikan individu merasa diperhatikan, bernilai, di cintai dan di terima.

Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah pemberian bantuan baik

ecara materi maupun non materi, yang menyebabkan individu merasa diperhatikan,

bernilai, dicintai dan di terima dalam keluarga.

a. Jenis jenis Dukungan Keluarga

House (Ismudiyati dan Hastjarjo, 2003, 277) mengemukakan ada 4 jenis

dukungan sosial yaitu:

1. Dukungan Emosional
21

Dukungan emosional mencakup kepedulian dan perhatian serta rasa cinta dan

keamanan. Kerekatan emosional memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan

emosional sehingga menimbulkan rasa aman, tentram, dan damai bagi penerima,

ketika memesuki menopause, dukungan emosional dapat dilihat dari:

a) Keluarga mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita pre

menopause.

b) Anggota keluarga memahami dan mnerima kondisi wanita.

c) Keluarga memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.

d) Keluarga menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis

dan saling pengertian

2. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu ungkapan hormat atau penghargaan, persetujuan

akan gagasan dan perasaan individu penerima dukungan dari luar. Dukungan

penghargaan kepada wanita memasuki masa pre menopause dapat dilihat dari:

a) Keluarga memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai

b) Keluarga memberi dorongan sehingga wanita tersebut bisa percaya diri

3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental mencakup pemberian bantuan langsung yang

diberikan kepada wanita. Dukungan instrumental dapat dilihat dari:


22

a) Keluarga memberikan bantuan tenaga (fisik) terhadap apa yang dibutukan

oleh wanita pre menopause. Bantuan tenaga (fisik) yang diperlukan oleh

wanita diberikan oleh keluarga.

b) Keluarga memberikan bantuan materi (uang atau barang) terhadap apa yang

dibutukan oleh wanita menjelang masa menopause.

4. Dukungan Informatif

Dukungan informatif mencakup keluarga dapat memberikan nasehat agar

selalu mencari tahu lebih banyak tentang hal yang dilalui melalui media cetak,

elektronik dan lain lain, tetapi juga memberi nasehat untuk konsultsi kepada petugas

kesehatan.

Jenis jenis dukungan keluarga meliputi:

a) Kerekatan emosinal; yang memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan

emosional sehingga menimbulkan rasa aman, tentram dan damai bagi

penerima.

b) Integritas, yang memungkinkan seseorang memperoleh perasaan memiliki

dan dimiliki.

c) Pengakuan, yang dapat berupa penghargaan akan apa yang sudah dihasilkan.

d) Bimbingan, yang memungkinkan seseorang mendapatkan informasi, saran

dan nasehat dalam mengatasi masalah yang dialami

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

A. Sosial

Manusia adalah mahluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi

antara satu dengan yang lain, individu yang berinteraksi kontinyu akan lebih besar
23

terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi

hubungan individu sebagai komunikasi untuk untuk menerima pesan menurut

komunikasi media. Dengan demikian hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

a) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan

status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga

status ekonomi lemah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi

yang termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi

dapat mempengaruhi pengetahuan tentang berbagai hal.

b) Budaya

Berbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masayarakat yang masih

tradisional kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria. Anggapan seperti

ini mempengaruhi kelakuan keluarga terhadap kesehatan reproduksi wanita,

misal: kualiatas dan kuantitas makanan yang lebih baik dibanding wanita.

c) Lingkungan

Adanya kesadaran, sikap, praktik kelestarian lingkungan intern keluarga,

lingkungan ekstern keluarga, pola hidup keluarga mrnuju keluarga kecil

bahagia sejaterah.

d) Sikap

Bila keluarga mempunyai sikap yang positif terhadap wanita pre

menopause maka, akan dapat melakukan pendampingan dengan baik.

e) Umur
24

Umur merupakan salah satu salah satu hal yang mempengaruhi

pengetahuan. Semakin tinggi umur semakin bertambah pula ilmu atau

pengetahuan seseorang.

f) Pengetahuan

Bila keluarga mempunyai pengetahuan dengan baik maka akan dapat

mengindra suatu keadaan dimana kehadiran sangat sangat diperlukan dalam

pendampingan pada wanita pre menopause dalam menghadapi masa

menopause.

g) Pendidikan

Tingkat pendidikakan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

keluarga pada wanita pre menopause.

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik yang diamati yamng mempunyai variasi nilai dan

merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau

ditentukan tingkatannya (Sandra,2017). Variabel pada penelitian yang akan dilakukan ini

merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat kecemasan pada wanita premenopause dalam

menghadapi menopause.
25

C. Kerangka Teori

Wanita Pre Masa menopause


Menopause

Dukungan
keluarga:
- Emosional
- Penghargaan
- Instrumental
- Informatif

Gambar 1. Kerangka teori penelitian.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode dekskriptif. Penelitian ini mengidentifikasi gambaran

dukungan keluarga pada wanita pre menopause dalam menghadapi masa menopause

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah wanita yang akan memasuki masa

premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja

Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar dengan jumlah

78 jiwa.

2. Sampel

Sampel adalah kumpulan satuan unit yang kita ambil dari populasi studi

dimana pengambilan data atau pengukuran data (Sri, 2019). Sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah wanita yang akan memasuki masa menopause

yang bertempat tinggal Wilayah kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan

Bangkala Kota Makassar.

Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara perhitungan statistik

yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus tersebut digunakan untuk

49
50

menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu

sebanyak 78 jiwa Menurut Sugiyono (2017:81). Untuk tingkat presisi yang

ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 5 %.

Rumus Slovin:

𝑛 = 𝑁 / (1+(𝑁 x d2) Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = presisi 5%

Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel

penelitian adalah
𝑁
n=𝑁.𝑑2+1

78
n= 78.0,0025+1

78
=78.0,0025+1

78
=1,195=65 jiwa

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria spsesifik yang

telah ditetepkan oleh peneliti. Teknik purposive sampling adalah salah satu teknik

dalam mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau sastra

melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan

tertentu (Muafira,2018).
51

4. Kriteria Inklusi Dan Eklusif

a) Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a. Wanita yang belum mengalami menopause.

b. Bertempat tinggal di RW 09 Kelurahan Bangkala

c. Bersedia menjadi responden

b) Adapun kriteria ekslusif Responden

a. Tidak bisa membaca dan menulis

b. Tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai

C. Definisi Operasional

Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian adalah bantuan yang

diberikan keluarga kepada wanita premenopause saat menghadapi masa

menjelang menopause. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang memuat

dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif dengan skala

pengukuran ordinal. Dukungan di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu:

1) Dukungan keluarga baik >60

2) Dukungan keluarga cukup ≥ 45-60

3) Dukungan keluarga kurang <45

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan wilayah kerja Puskesmas Bangkala RW

09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.

Waktu pengumpulan data pada bulan Agustus 2022


52

E. Metode Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan data Alat

pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadi atau hal-hal

yang diketahui (Nursalam, 2017). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri

dari dua bagian yang pertama yaitu kuesioner demografi, yang kedua

kuesioner dukungan keluarga pada wanita dalam menghadapi masa

menopause.

a. Pertama adalah kuesioner demografi yang bersi data-data

personal responden, Pendidikan, pekerjaan.

b. Instrumen dukungan keluarga

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan

keluarga yaitu berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Hani Triana,

(2020) di mana nilai valiasi dari kuesioner ini dengan komputerisasi SPSS

versi 16 sehingga di dapatkan r table yaitu 0,709 dinyatakan valid.

Sedangkan nilai reabilitas didapatkan 0,899 dinyatakan valid. Kuesioner

dukungan keluarga terdiri dari 17 butir pernyataan, dalam kuesioner

penelitian menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri dari empat jawaban,

yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah dalam bentuk pernyataan positif

dan negatif. Untuk pernyataan yang bersifat negative adalah pada

dukungan emosional nomor 3 dan 6, dukungan penghargaan nomor.1,

dukungan instrumental nomor 3 dan dukungan informatif nomor 3.


53

Adapun pemberian nilainya yaitu jika selalu memperoleh skor 1, sering

memperoleh skor 2,jarang memperoleh skor 3, tidak pernah memperoleh

skor 4. Untuk pernytaan positif pemberian nilainya yaitu selalu

memperoleh skor 4, sering memperoleh skor 3, jarang memperoleh skor 2,

tidak pernah memperoleh skor 1.

2. Hasil ukur

Dukungan:

1) Baik jika > 60

2) Cukup jika ≥ 45- 60

3) Kurang jika <45

3. Metode Pengumpulan Data

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden

berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain

badan/intansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: data jumlah penduduk

wanita di wilayah kerja Puskesmas Bangkala Rw 09 dari Pusat

Informasi Kantor Kelurahan Bangkala Kota Makassar.


54

F. Rencana Analisis Data

1. Pengolahan data

a) Editing (penyuntingan)

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data

yang sudah terkumpul dan jika ada kekurangan langsung

dilengkapi tanpa dilakukan panggantian jawaban

responden.

b) Coding (pengkodean)

Pada tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada

semuvariabel agar mempermudah dalam pengolahan

data.

1) Dukungan keluarga pada wanita pre menopause

dalam menghadapi masa menopause

a. Baik: kode1

b. Cukup: kode 2

c. Kurang: kode 3

c) Tabulating (tabulasi)

Tabulasi dilakukan untuk pengorganisasian data

yang sudah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun,

dan ditata untuk disajikan serta dianalisa.


55

2. Analisis data

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan

kumpulan data yang berupa frekuensi, nilai frekuensi

terbanyak, nilai frekuensi minimum dan frekuensi maksimum

Analisis univariat yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variable penelitian. Bentuk analisis

univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik

digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar

devinisi. Distribusi frekuensi presentase dari setiap variable.

Dan distribusi frekuensi responden analisis univariat.

G. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan pedoman etika yang berlaku pada setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan baik pihak peneliti, subjek peneliti dan

masyarakat yang mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. Etika penelitian

ini juga mencakup perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian dan sesuatu

yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoadmodjo, 2012).

a. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Informed consent adalah sebagai perwujudan hak-hak responden dalam

persetujuan saat pengambilan data (Notoadmodjo, 2012). Peneliti menjelaskan

bahwa responden berhak menolak dalam mengikuti penelitian.


56

b. Kerahasiaan (Confidentiality)

Responden memiliki hak katas data yang diberikan harus dirahasiakan.

Semua informasi yang didapatkan dari responden dijamin kerahasiaannya.

Peniliti harus memastikan bahwa informasi pribadi tentang responden

dikumpulkan, disimpan, digunakan atau dihancurkan, hal ini dilakukan untuk

menghormati privasi atau kerahasiaan responden dan kesepakatan yang dibuat

dengan responden. Informasi mengenai responden hanya diketahui oleh pihak

yang berkepentingan seperti peneliti, pembimbing, serta pihak dari kampus.


57

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasih Penelitian


Puskesmas Bangkala mulai berdiri sendiri pada tahun 2013. Puskesmas bangkala
berada di Wilayah Kecamatan Manggala, dengan Wilayah Kerja pada Kelurahan
Bangkala, luas wilayah sekita 2,812,06 ha.
Batas Wilayah :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Antang
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Tamangapa
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gowa
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Borong
Puskesmas Bangkala memiliki fasilitas dan sarana pelayanan maupun penunjang
yang baik pada suatu lokasi, Puskesmas Bangkala sebagai unit Teknis Dinas Kesehatan
Kota Makassar yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Bangkala serta berperan menyelenggaarakan upaya kesehatan untuk
menin Kelurahan Bangkala adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Manggala, Kota
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Yang terletak di jalan Tamangapa Raya dengan luas
wilaya : ±73.71.12.002 km2 yang batas wilayahnya sebagai berikut : sebelah Utara
Berbatasan dengan Kelurahan Bitoa, sebalah Selatan Berbatasan Kelurahan Bangkala,
sebalah barat Berbatasan Kelurahan Batua dan Kelurahan Borong dengan kode pos:
90235 dan Tititk koordinat: 5.10155.11928282.Di kelurahan Bangkala. (TribunNews
Network.2022)
Hal yang menjadi alasan peneliti memilih kelurahan Bangkala sebagai tempat
penelitian dikarenakan banyak usia wanita 40 – 49 di wilayah tersebut, sehingga peneliti
memilih Kelurahan Bangkala untuk di lakukan penelitian tentang hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.
gkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
58

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09

Kecamatan Manggala Kota Makassar pada 18 Agustus sampai dengan 25 September

2022 dengan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 65 responden yang

merupakan wanita premenopause. Dengan mengunakan rancangan penelitian analitik

deskriptif dimana responden akan minta untuk mengisi kuesioner tentang dukungan

keluarga dan tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini di sajikan secara berurutan yaitu

dengan analisis univariat dan bivariat, selanjutnya dilakukan pembahasan tehadap hasil

penelitian

1.Karakteristik Responden

Adapun karasteristik responden pada penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel


distribusi frekuensi terdiri dari usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, siklus haid,
usia menarche, usia menikah, usia pertama melahirkan, usia terakhir melahirkan,
penggunaan KB, jenis penyakit, dan status tinggal serumah.

a.Usia

Tabel 4.1. berikut menampilkan usia responden yang akan memasuki masa
premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.1. Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
Dewasa Akhir 24 37%
Lansia Awal 41 63%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.1. diperoleh bahwa mayoritas usia responden berkategori lansia awal
(46-55 tahun) sebanyak 41 responden atau 37%. Sedangkan sisanya usia responden
berkategori dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 24 responden atau 24%.
59

b. Status Pernikahan Responden


Tabel 4.2. berikut menampilkan status pernikahan responden yang akan
memasuki masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.2. Status Pernikahan Responden
Usia Frekuensi Persentase
Janda 3 5%
Menikah 62 95%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.2. diperoleh bahwa mayoritas status pernikahan responden yaitu
menikah sebanyak 62 responden atau 95%. Sedangkan sisanya status pernikahan
responden yaitu janda sebanyak 3 responden atau 5%.

c. Pendidikan Responden
Tabel 4.3. berikut menampilkan pendidikan responden yang akan
memasuki masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.3. Pendidikan Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
D3 1 2%
S1 1 2%
SD 11 17%
SMA 32 49%
SMP 20 31%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.3. diperoleh bahwa mayoritas pendidikan responden yaitu SMA
sebanyak 32 responden atau 49%. Kemudian pendidikan responden yaitu SMP sebanyak
20 responden atau 31%. Pendidikan responden SD sebanyak 11 responden atau 17%.
Sedangkan sisanya pendidikan responden D3 dan S1 masing-masing sebanyak 1
responden atau 2%.
60

d. Pekerjaan Responden
Tabel 4.4. berikut menampilkan pekerjaan responden yang akan memasuki masa
premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.

Tabel 4.4. Pekerjaan Responden


Pekerjaan Frekuensi Persentase
IRT 50 77%
PNS 2 3%
Wiraswasta 13 20%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.4. diperoleh bahwa mayoritas pekerjaan responden yaitu IRT
sebanyak 50 responden atau 77%. Kemudian pekerjaan responden yaitu wiraswasta
sebanyak 13 responden atau 20%. Sedangkan sisanya pekerjaan responden yaitu PNS
sebanyak 2 responden atau 3%.
e. Siklus Haid Responden
Tabel 4.5. berikut menampilkan siklus haid responden yang akan memasuki masa
premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.

Tabel 4.5. Siklus Haid Responden


Siklus Haid Frekuensi Persentase
Teratur 17 26%
Tidak Teratur 48 74%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.5.diperoleh bahwa mayoritas siklus haid responden yaitu tidak teratur
sebanyak 48 responden atau 74%. Sedangkan sisanya siklus haid responden yaitu teratur
sebanyak 17 responden atau 26%.
f. Usia Manarche
61

Tabel 4.6. berikut menampilkan usia menarche responden yang akan memasuki
masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.6. Usia Menarche Responden
Usia Menarche Frekuensi Persentase
Kanak-kanak 40 62%
Remaja Akhir 1 2%
Remaja Awal 24 37%

Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.6. diperoleh bahwa mayoritas usia menarche responden berkategori
kanak-kanak (5-11 tahun) sebanyak 40 responden atau 62%. Kemudian usia menarche
responden berkategori remaja awal (12-16 tahun) sebanyak 24 responden atau 37%.
Sedangkan sisanya usia menarche responden berkategori remaja akhir (17-25 tahun)
sebanyak 2 responden atau 3%.

g. Usia Menika Responden


Tabel 4.7. berikut menampilkan usia menikah responden yang akan memasuki
masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.7. Usia Menikah Responden
Usia Menikah Frekuensi Persentase
Dewasa Awal 11 17%
Remaja Akhir 53 82%
Remaja Awal 1 2%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh bahwa mayoritas usia menikah responden berkategori
remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 53 responden atau 82%. Kemudian usia menikah
responden berkategori dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 11 responden atau 17%.
Sedangkan sisanya usia menikah responden berkategori remaja awal (12-16 tahun)
sebanyak 1 responden atau 2%.
62

h. Usia Pertama Melahirkan


Tabel 4.8. berikut menampilkan usia pertama melahirkan responden yang akan
memasuki masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.8. Usia Pertama Melahirkan Responden
Usia Pertama Melahirkan Frekuensi Persentase
Dewasa Awal 21 32%
Remaja Akhir 44 68%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh bahwa mayoritas usia pertama melahirkan responden
berkategori remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 44 responden atau 68%. Sedangkan
sisanya usia pertama melahirkan responden berkategori dewasa awal (26-35 tahun)
sebanyak 21 responden atau 32%.

i. Usia Terahir Melahirkan


Tabel 4.9. berikut menampilkan usia terakhir melahirkan responden yang akan
memasuki masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
Tabel 4.9. Usia Terakhir Melahirkan Responden
Usia Terkahir Melahirkan Frekuensi Persentase
Dewasa Akhir 15 23%
Dewasa Awal 50 77%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.9. diperoleh bahwa mayoritas usia terakhir melahirkan responden
berkategori dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 50 responden atau 77%. Sedangkan
sisanya usia terakhir melahirkan responden berkategori dewasa akhir (36-45 tahun)
sebanyak 15 responden atau 23%.
63

j. Penggunaan KB
Tabel 4.10. berikut menampilkan penggunaan KB responden yang akan
memasuki masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar

Tabel 4.10. Penggunaan KB Responden


Penggunaan KB Frekuensi Persentase
Implan 9 14%
IUD 3 5%
Pil 3 5%
Spiral 5 8%
Suntik 15 23%
Tidak pernah 30 46%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.10. diperoleh bahwa mayoritas responden tidak pernah menggunakan
KB sebanyak 30 responden atau 46%. Penggunaan KB paling banyak merupakan jenis
suntik diperoleh sebanyak 15 responden atau 23%. Sedangkan penggunaan KB paling
sedikit merupakan jenis IUD dan pil, dimana masing-masing jenis sebanyak 3 responden
atau 5%.

k. Jenis Penyakit Responden


Tabel 4.11. berikut menampilkan jenis penyakit responden yang akan memasuki
masa premenopause yang berusia 40-49 tahun bertempat tinggal di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kelurahan Bangkala Kota Makassar.
64

Tabel 4.11. Jenis Penyakit Responden


Jenis Penyakit Frekuensi Persentase
DM 2 3%
hipertensi 11 17%
osteoporosis 6 9%
tidak ada 46 71%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh bahwa mayoritas responden tidak ada penyakit
sebanyak 46 responden atau 71%. Jenis penyakit paling banyak diderita responden adalah
hipertensi sebanyak 11 responden atau 17%. Sedangkan jenis penyakit paling sedikit
diderita responden merupakan DM sebanyak 2 responden atau 3%.

2.Analisa univariat

Analisa dukungan keluarga pada penelitian ditampilkan dalam bentuk deskriptif


yaitu tabel distribusi frekuensi. Adapun dukungan keluarga dibedakan menjadi 3 kategori
yaitu dukungan keluarga baik, dukungan keluarga cukup, dan dukungan keluarga kurang.
Tabel 4.12. berikut menampilkan distribusi frekuensi dukungan keluarga.

Tabel 4.12. Dukungan Keluarga Responden


Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase
Baik 2 3%
Cukup 52 80%
Kurang 11 17%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh bahwa mayoritas responden dengan dukungan


keluarga cukup sebanyak 52 responden atau sebesar 80%. Kemudian diikuti dengan
responden dengan dukungan keluarga kurang sebanyak 11 responden atau sebesar 17%.
Sedangkan, sisanya merupakan responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 2
responden atau sebesar 3%.
65

C. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden.

Dari hasil karakteristik responden pada usia wanita premenopause yang paling

banyak adalah 40 – 45 tahun dengan responden sebanyak 24 atau (37%) dan untuk

responden yang berusiah 46 – 49 tahun sebanyak 41 responden atau (63%). Sesuai Dari

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan usia 40-45 tidak berpengaruh

terhadap kecemasandalam menghadapi menopause. Hal ini sependapat oleh Mulyani (2016),

bahwa premenopause adalah Fase terjadi pada usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.

Data karakteristik responden wanita premenopause yang mengalami sklus haid teratur

sebanyak 17 responden (26%) dan wanita yang mengalami siklus haid tidak terartur sebanyak

48 esponden (74%) hal ini menujukan bahwa wanita yang berusia 40 -45 tidak semua wanita

premenopause yang mengalami siklus haid yang tidak teratur atau mengalami fase klimaterimum.

sedangkan menurut Mulyani (2016), bahwa Fase klimaterium ini timbul ditandai dengan siklus

menstruasi menjadi tidak teratur, perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi

menjadi lebih banyak, dan adanya rasa nyeri saat menstruasi. Semakin bertambah usia akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan

banyak waktu untuk membaca.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Premenopause Menghadapi Kecemasan

Menopause Di wilaya kerja puskesama bangakal RW 09, Responden terbanyak berdasarkan

pekerjaan adalah responden yang bekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 50

responden (77%).

Hasil penelitian menunjukkan wanita bekerja atau tidak bekerja akan meghadapi
66

menopause, ibu rumah tangga memiliki kesibukan dengan urusan rumah tangga sehingga dapat

mengalihkan keluhan-keluhan yang dapat dirasakan menjelang menopause. Menurut Darmojo

(2018) menunjukkn bahwa wanita mempunyai aktivitas sosial di luar rumah akan lebih banyak

mendapatkan informasi baik misalnya melalui bersoasialisasi dan berinteraksi dalam kegiatan

berbelanja, posyandu, pengajian, selain dari media cetak dan eltektronik yang dapat mengurangi

kecemasan menghadapi menopause.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Premenopause Menghadapi

Kecemasan Menopause Di wilaya kerja puskesmas bangkala RW 09, Responden terbanyak

berdasarkan pendidikan adalah responden dengan pendidikan Menengah dengan yaitu sebanyak

18 responden (36,7%). Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian Aprillia (20017) menunjukkan

bahwa pengaruh tingkat pendidikan seseorang dalam memberikan respon terhadap suatu yang

datang baik dari dalam maupun dari luar. Responden terbanyak berdasarkan pendidikan dengan

pengetahuan adalah responden dengan pendidikan Menengah Atas yaitu sebanyak 32 responden

(49%) dari jumlah total 65 reponden. Penelitian tersebut wanita yang mempunyai pendidikan

tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan

lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak ibu Premenopause Menghadapi

Kecemasan Menopause Di wilaya kerja puskesama bangakal RW 09, Responden terbanyak

berdasarkan jumlah anak lebih dari 1 yaitu sebanyak 36 responden (55,4%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah anak

lebih dari 1, sehingga dalam sebuah keluarga akan memberi dukungan dan peran positif dari

suami dan anggota keluarga dalammenghadapi menopause. Hal ini sesuai dengan Aprillia

(20017), bahwa dukungan keluarga memberikan arti tersendiri bahwa peran wanita sebagai

seorang istri atau ibu masih diperlukan dalam kehidupan rumah tangga
67

2. Dukungan Keluarga pada Wanita Pre Menopause Dalam Menghadapi

Masa Menopause

Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran dukungan keluarga pada wanita

premenopause dalam menghadapi masa menopause diwilayah kerja Puskemas Bangakala

RW 09 Kota Makassar. Pengumpulan data di mlai dari tanggal 18 agustus s/d 27 agustus

2022 dengan total responden sebanyak 65 responden. Penelitian ini merupakan penelitian

Analitik Deskriptif dengan pendekatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada

wanita pre menopause dala menghadapi masa menopause. Hipotesis dalam penelitian ini

berbunyi terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga dengan tingakt kecemasan

pada wanita yang masa menopause. Dari hasil penelitian serta analisis yang telah

dilakukan, uji korelasi menunjukkan nilai r= -0.350 dengan p=0.006 (p<0,05), dimana

hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara dukungan suami

dengan kecemasan pada wanita menjelang masa menopause. Nilai r sebesar – 0.350

menunjukkan bahwa korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Hal ini berarti

semakin tinggi dukungan pada keluarga maka semakin rendah kecemasan pada wanita

masa premenopause dan sebaliknya jika semakin rendah dukungan keluarga maka

semakin tinggi kecemasan wanita premenopause.

Penelitian ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Arifin, Kundre dan

Rompas (2015) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

keluarga dan kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung

Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. Hasil serupa juga ditemukan oleh Susanti

pada tahun 2014, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan dukungan suami dengan
68

kecemasan wanita dalam menghadapi menopause.

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

kecemasan pada wanita premenopause. Salah satu kebutuhan pokok manusia selain

sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan psikologis yaitu rasa dicintai dan disayangi.

Maka dibutuhkan dukungan suami berupa rasa kasih sayang dan rasa diperhatikan

sehingga perasaan buruk yang dirasakan akan sedikit menghilang. Dukungan yang baik

dari suami akan dapat menurunkan kecemasan yang dialami wanita (Susanti, 2017).

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

kecemasan pada wanita premenopause. Salah satu kebutuhan pokok manusia selain

sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan psikologis yaitu rasa dicintai dan disayangi.

Maka dibutuhkan dukungan suami berupa rasa kasih sayang dan rasa diperhatikan

sehingga perasaan buruk yang dirasakan akan sedikit menghilang. Dukungan yang baik

dari suami akan dapat menurunkan kecemasan yang dialami wanita (Susanti, 2017).

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, ditemukan nilai keofisien determinasi

(r2 ) sebesar 0.123 yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga memberi sumbangan

sebesar 55.4% terhadap tingakat kecemasan pada wanita premenopause. Smet (1994)

menegaskan bahwa individu yang merasa didukung oleh lingkungan akan merasa segala

sesuatu lebih mudah pada waktu mengalami kejadian-kejadian yang menegangkan.

Dukungan sosial dapat mengatasi psikologis pada masa sulit dan menekan, membantu

individu agar tetap waras serta membantu individu cepat pulih dari sakit.

Sarason dkk. (Aziz & Noviekayati, 2016) mengatakan bahwa pemberian bantuan

tingkah laku atau materi melalui hubungan sosial yang akrab atau hanya disimpulkan dari

keberadaan mereka yang membuat seseorang merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai.
69

Dukungan penghargaan adalah salah satu bukti keluarga atau orang lain menyayangi

individu. Wanita menjelang masa menopause membutuhkan dukungan penghargaan

karena akan memasuki dunia baru yang memiliki banyak tantangan.

Berdasarkan hal tersebut, ada sekitar 87.7% faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kecemasan pada wanita premenopause. Menurut Supriani dan Trisnawati

(2014) faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi masa menopause tidak

hanya dukungan suami melainkan pengetahuan wanita mengenai menopause, sikap yang

dilakukan atau cara pandang wanita mengenai menopause, kondisi ekonomi dan gaya

hidup wanita juga turut mempengaruhi kecemasan menjelang masa menopause.

Pada hasil deskripsi data penelitian (tabel 12) dapat dilihat bahwa dukungan

dukungan keluarga memiliki kecenderungan kategori pada posisi tinggi (cukup) yaitu

sebesar 52 responden atau 80%. Hasil deskripsi data penelitian gambaran dukungan

keluarga pada wanita premenopause dalam menghadapi masa menopause

memperlihatkan kecenderungan berada pada kategori rendah yaitu sebesar 2 responden

3%. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian bahwa semakin tinggi dukungan

dukungan keluarga yang dimiliki seorang wanita maka semakin rendah pula kecemasan

yang dirasakan menjelang masa menopause

Menurut Jannah (Putri, Asih & Hidayat, 2017) seorang wanita yang memasuki

masa menopause membutuhkan dukungan dari orang yang dicintai seperti dukungan dari

suami. Dukungan keluarga sangat penting karena menentukan bahkan dapat menurunkan

tingakt kecemasan pada wanita premenopause. Suami yang tidak banyak menuntut

kepada istri untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan dapat meyakinkan baik dalam

perkataan maupun tindakan dapat membantu menghilangkan kecemasan ketika datang


70

masa menopause.

Berdasarkan hasil analisis korelasi antara aspek-aspek dukungan keluarga dan

kecemasan dan tingakat kecemasan dalam menghadapi masa menoapsuse, diperoleh hasil

bahwa aspek-aspek dukungan keluarga berupa dukungan emosional, dukungan informasi,

dukungan instrumental dan penilaian positif memiliki hubungan negative yang signifikan.

Aspek penilaian positif memiliki sumbangsih terhadap kecemasan menjelang masa

menopause lebih besar dibanding aspek-aspek yang lain yaitu sebesar 23,8%.

Menurut Supriani dan Trisnawati (2014) dukungan dan penilaian positif dari

suami sebagai pasangan hidup dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat dapat

memberikan bantuan yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan. Hal ini memberikan

arti tersendiri bahwa peran wanita sebagai seorang istri atau ibu masih diperlukan dalam

kehidupan rumah tangga.

Dukungan emosional berkorelasi negatif dengan kecemasan menjelang masa

menopause. Individu yang mempersepsi dukungan emosional yang diperoleh dari

lingkungan secara positif akan menganggap peristiwa yang dialami bukan sebagai

stressor dan merasa nyaman serta berharga karena diperhatikan, dicintai, dan memiliki

perasaan serta pemikiran positif terhadap diri sendiri. Persepsi terhadap dukungan

emosional merupakan bentuk dukungan yang paling dominan dirasakan daripada bentuk

dukungan yang lain (Amylia & Surjaningrum, 2016)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih,

Makmuroch, dan Andayani (2011) ditemukan bahwa adanya hubungan yang signifikan

antara dukungan emosional keluarga dengan kecemasan. Arah hubungan tersebut adalah

negatif. Semakin tinggi dukungan emosional keluarga yang diterima, maka kecemasan
71

yang dialami semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah dukungan emosional

keluarga yang diterima, maka kecemasan dirasakan semakin tinggi.

Dukungan informatif adalah dukungan yang berupa memberikan informasi,

petunjuk dan nasehat yang diberikan untuk menambah pengetahuan seseorang dalam

mencari jalan keluar. Menurut Notoatmodjo (Damayanti, 2012) bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih bermanfaat daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan manusia banyak diperoleh dari mata dan telinga. Jadi

dapat disimpulkan apabila ibu mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai masa

menopause maka kecemasan dalam menghadapi menopause akan menurun.

Hasil penelitian pada penelitian ini menemukan bahwa dukungan informatif

memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi

masa menopause. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti

(2016) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan

kecemasan wanita menjelang masa menopause. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

maka semakin rendah tingkat kecemasan dan sebaliknya, semakin rendah tingkat

pengetahuan maka semakin tinggi tingkat kecemasan.

Hasil penelitian ini pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang

signifikan antara dukungan instrumental dan dan tingkat kecemasan dalam menghadapi

masa menopuase. Menurut Cohen dan Syme (Almasitoh, 2011) dukungan instrumental

adalah dukungan berupa pemberian sarana yang dapat mempermudah tujuan yang ingin

dicapai dalam bentuk materi, pemberian kesempatan waktu, pekerjaan, peluang serta

modifikasi lingkungan. Menurut Moksin (Wulandari, Suswardany & Firnawati, 2011)

dukungan instrumental keluarga dimana keluarga merupakan sumber pertolongan praktis


72

dan konkrit yang mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan,

waktu maupun modifikasi lingkungan.

3. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kurangnya masyarakat yang mau bersedia menjadi responden di karenakan

khawatir ada pemerikasaan dan pembayaran.

2. Responden tidak tempat pada saat penelitian


73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, simpulan yang dapat

diperoleh dari penelitian Ada hubungan dukungan keluarga pada wanita

premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menhadapi masa menopause.Hasil

penelitian memberikan pula keterangan yang menjelaskan bahwa,

ada hubungan positif yang sangat signifikan antara jenis dukungan

keluarga dengan tingkat kecemasan menghadapi menopause berdasarkan

hasil tersebut, dapat dijelaskan bahwa hipotesis diterima

B. Saran

1. Bagi subjek

Hendaknya subjek dapat mengelola kecemasannya dalam menghadapi

menopause. Melalui hasil penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa salah satu

upaya dalam mengelola kecemasannya adalah dengan mencari dukungan keluarga

berupa dukungan emosional, atau jika sudah mendapat dukungan sosial keluarga

berupa dukungan emosional, maka subjek hendaknya dapat memanfaatkan dukungan

yang sudah ada dari keluarganya. Upaya dalam mencari dukunga keluarga

sepenuhnya, berkaitan dengan dukungan informatif, dukungan penghargaan, dan

dukungan instrumental, diharapkan subjek mampu meminta pertolongan dari

keluarga (dapat berupa bantuan nyata atau informatif), dan bersedia mengutarakan

permasalahannya kepada keluarga


74

2. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai kecemasan menghadapi

menopause disarankan untuk memperhatikan kendala dan keterbatasan dalam penelitian ini

yaitu dengan melakukan pengambilan data secara klasikal. Saran lainnya adalah melibatkan

faktor lain dari dukungan pada pre menopause menghadapi menopause untuk diteliti

sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai dukungan keluarga pada

wanita dalam menghadapi menopause. Faktor-faktor tersebut antara lain ancaman terhadap

integritas fisik dan sistem diri (termasuk ancaman terhdap nilai eksistensi dasar manusia),

patofisiologis, situasional, tidak terpenuhinya kebutuhan atau frustrasi, konflik, dan proses

pertumbuhan fisiologis.
75

DAFTAR PUSTAKA

Asifah M. 2021.Pengetahuan Wanita Dalam Menghadapi Menopause Di

Pedukuhan Gowok.

Ruswanti. 2018 . Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Kecemasan

Pada Wanita Pre Menopause.

Harmoko.2018. Hubungan Dukungan Keluarga Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan

Kesiapan Menghadapi Perubahan Pada Masa Pre Menopause.

Ulya N, Andanawarih P. 2021. Kesiapan Wanita Usia 45-55 Tahun dalam

Menghadapi Perubahan Masa Menopause. J Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan.

Sensus Penduduk Sulawesi Selatan. Tahun 2020. Survei Jumlah Penduduk Sulawesi

Selatan 2020.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan

Menerapkan Hasil Penelitian). (Jusirman & A. Maftuhin, Eds.) (Revisi tah ). Jakarta CV.

Trans Info Media.

Rudi Karmi D. 2021. Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada ibu

premenopause usia (40-50 tahun). J Ilm Humantech. 2021

Dinkes Indonesia jumlah penduduk Indonesia. 2022. Info A. PERBEDAAN

PSIKOLOGI WANITA MENOPAUSE YANG TINGGAL DI PANTI JOMPO

JOYAH UKEN ACEH TENGAH PSYCHOLOGICAL DIFFERENCES OF

MENOPAUSEE WOMEN WHO LIVE IN THE FAMILY WITH THE LIVING AT


76

JOYAH ’ S NURSING HOME UKEN

Setiyani H, Ayu SM. 2019. Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Wanita.

Hani T. SST., M.Kes. 2020 Hubungan Dukungan Terhadap Tingkat Kecemasan Dalam

Menghadapi Menopause

Zaitun et a. 2020. Pengaruh Fitoestrogen Terhadap Gejala Menopause. Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,34
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/20%0A18/11/05/1485/agustus-2017-
-%0Atingkatpengangguran-terbuka--tpt--%0Asebesar-5-34-persen.html

BPS. (2017). Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2025. 2017 Juli 26.


https://www.bps.go.id/publication/2017/07/26/b598fa587f5112432533a656/stati
stik-indonesia-2017.html

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.2017.


http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id//index.php?p=show_detail&id=5998
Kim, M. (2014). Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan perempuan
monopouse di kacamatan diwek kabupaten jombang. Well Being, 3(1), 54–70.

Koeryaman, M. T., & Ermiati, E. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan pemenuhan
kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun. Medisains, 16(1), 21.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2411

Lusiana, N. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Wanita dalam


Menghadapi Menopause di Puskesmas Melur Pekanbaru Tahun 2014. Jurnal
Kesehatan Komunitas, 2(77).
https://www.researchgate.net/publication/318193046_Faktor-
faktor_yang_Berhubungan_dengan_Kecemasan_Wanita_dalam_Menghadapi_M
enopause_di_Puskesmas_Melur_Pekanbaru_Tahun_201
77
78

Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN

Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Di kerja Puskesmas Bangkala Kelurahan Bangkala Kota Makassar
Dengan Hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini saya:
Nama : Tudang Kamali
NIM :183145105144
Program Studi : SI Ilmu Keperawatan
Adalah mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Megarezky
Makassar yang sedang melakukan penelitian dengan judul. GAMBARAN
DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA PRE MENOPAUSE
DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BANGKALA KELURAHAN BANGKALA
KOTA MAKASSAR
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi
Bapak/Ibu/Saudara/I sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi
yang diberikan akan kami jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Apabila Bapak/Ibu/Saudara/I menyetujui menjadi responden
maka saya mohon kesediaanya untuk menandatangani persetujuan dan
menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah tersediaak
Demikian, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimasih.

Makassar, Juni 2022


Peneliti

Tudang Kamali
79

Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian dengan

judul “Gambaran Dukungan Keluarga Pada Wanita Pre Menopause Dalam

Menhghadapi Masa Menopause Di Wilayah kerja Puskesmas Bangkala

Kelurahan Bangkala Kota Makassar”, saya menyatakan setuju diikut

sertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila sewaktu – waktu

dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan. Saya

percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.

Makassar, Juni 2022

Responden

(………………..)
80

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA PADA


WANITA PREMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MASA
MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA
KELURAHAN BANGKALA KOTA MAKASSAR

I. KARASTERISTIK RESPONDEN

1. Nama : ……………………………………………..

2. Usia : …………………………………………….tahun.

3. Usia menarche : ……………………………………. tahun.

4. Status : ( ) Menikah, ( ) Belum Menikah, ( ) Janda

5. Usia ketika menikah : ……………………………… tahun.

6. Usia pertama kali melahirkan : …………………….. tahun.

7. Usia tekahir kali melahirkan : ……………………… tahun.

8. Isi jika ibu menggunakan/pernah menggunakan alat kontrasepsi :

………………………………………… (tuliskan jenis alat kontrasepsinya)

9. Ibu menderita penyakit : ( ) Diabetes, ( ) Hipertensi, ( ) Osteoporosis

10. Pendidikan Terakhir : ( ) SD, ( ) SMP, ( ) SMA, ( ) Akademi/PT

11. Pekerjaan : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) IRT, ( ) Wiraswasta, ( )

Pegawai negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.

12. Pekerjaan Suami : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) Wiraswasta, ( ) Pegawai

negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.

13. Jumlah Anak : ( ) Belum/tidak punya anak

( ) 1-2 anak
81

( ) >2 anak

14. Dalam satu rumah tinggal bersama :

( ) Tinggal sendiri

( ) Bersama keluarga inti (pasangan dan anak)

( ) Bersama keluarga besar, sebutkan : …………………………………….

…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

15. BB : ………………… Kg, TB : ……………. cm.

16. TD : ………………… mmHg.


82

II. DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA PREMENOPAUSE DALAM


MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA KELURAHAN BANGKALA KOTA
MAKASSAR

Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan
memperhatikan kriteria di bawah ini:

 SS = Sangat setuju
 S = Setuju
 TS= Tidak setuju
 STS= Sangat tidak setuju

a. Dukungan Emosional

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Disaat saya mengalami kesedihan, keluarga saya
memberi penghiburan
2. Keluarga saya peduli dengan kulit saya yang mulai
tipis dan keriput
3. Ketika saya sakit, keluarga tidak peduli sama saya

4. Keluarga peduli dengan kesehatan saya

5. Keluarga saya sering memberikan saran yang terbaik


untuk kesehatan saya
6. Keluarga tidak peduli dengan pola makan saya

b. Dukungan penghargaan

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Dengan perubahan tubuh saya, keluarga kurang
menghargai saya
83

2. Keluarga menganjurkan saya membaca artikel


melalui media sosial mengenai menopause
3. Keluarga meluangkan waktu untuk berbagai
pendapat mengenai menopause bersama saya
4. Keluarga saya mau menerima keadaan saya apa
adanya

c. Dukungan instrumental

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Keluarga saya memberikan vitamin untuk menjaga
kesehatan tubuh menjelang menopause
2. Ketika saya kelelahan dalam mengerjakan pekerjaan
maka keluarga membantu menyelesaikan
3. Keluarga saya tidak memberikan saran yang terbaik
untuk kesehatan saya
4. Bila mempunyai masalah, keluarga membantu saya
mengatasinya

d. Dukungan Informatif

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Keluarga memberikan solusi yang baik terhadap
kenaikan berat badan yang saya alami
2. Saya merasa senang jika berkumpul bersama
keluarga
3. Keluarga tidak memberikan pujian, saat saya berhasil
melakukan sesuatu
84
85

Anda mungkin juga menyukai