Anda di halaman 1dari 138

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA

PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN


DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA

RW 09 KOTA MAKASSAR

0leh :

LEGAYATRI TASYALWI SUAT

NIM : 183145105035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022

1
SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA


PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKALA

RW 09 KOTA MAKASSAR

Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan Universitas Megarezky.

0leh :

LEGAYATRI TASYALWI SUAT

NIM : 183145105035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITA MEGAREZKY

MAKASSAR

2022

2
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil Penelitian dengan judul:
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR
Disusun dan diajuakan oleh :

Legayatri Tasyalwi Suat


183145105035

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
Hari : Sabtu Tanggal :16 juli

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Ayu Lestari, S.Kp.,M.Kep) (Nusdin, S.Kep.,Ns.,M.Kes)


NIDN : 0916107303 NIDN : 0902095501

Penguji

(Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN : 0911128602

Mengetahui,
Ketua Program Studi
SUDIRMAN EFENDI.S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN : 09 151186 03

3
HALAMAN PENGESAHAN

Pada Hari ini Rabu Tanggal 28 Bulan September Tahun 2022 bertempat di

Ruangan Kewirausahaan Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Megarezky, telat dilaksanakan Ujian Skripsi sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Keperawatan

terhadap mahasiswa atas nama :

Nama : Legayatri Tasyalwi Suat

Nim : 183145105035

Jenjang : Program Studi S1 Keperawatan

Judul proposal : Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita

Premenopause Dengan Tingkat Kecemasan Dalam

Menghadapi Masa Menopause

Yang telah diuji oleh tim penguji Skripsi, sebagai berikut:

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep

( ................................ )

2. Nusdin, S. Kep.,Ns.,M.Kes ( ................................)

3. Ayu Lestari, S.Kp.,M.Kep ( ................................)

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program Studi,

4
Dr.Syamsuryanti, S.,ST.,SKM.,Keb. Sudirman Efendi

S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIDN. 0927047301 NIDN. 0913068603

KATA PENGANTAR

Assaalamu‘ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadian Allah SWT, atas segala rahmat,

taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul : “ hubungan dukungan keluarga pada wanita perimenopause dengan

tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di puskesmas bangkala”

yang merupakan salah satu persyartan untuk mencapai gelar Sarjan Program Studi

Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas

Megarezky.

Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk mendapatakan

sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa didalamnya masi

banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang

diharapakan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak tantangan dan

hambatan, namun berkat usaha dan kemauan serta kerjasama yang baik dari

semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripis ini. Oleh karena itu,

perkenanlah penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan

5
terima kasih dan pengharganya yang sebesar-besarnya terkhusus penulis ucapakan

kepada Ayahanda Alwi Suat dan Ibunda Teti Kadi Suat serta seluru keluarga

besar penulis atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang, serta doa restunya

yang luar biasa selama ini. Kepada Ibu Ayu lestari, S.Kp.,M.Kep. Selaku

Pembimbing I dan Bapak Nusdin,S.Kep.,Ns.,M.kep. Selaku Pembimbing II

dengan penuh kesabaran dan ke ikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya

untuk memberikan perhatianya, bimbingan dan arahan kepada penulis serta Bapak

Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Penguji yang telah meluangkan waktu dan

tenaganya dalam memberikan masukan dan arahan guna perbaikan skripsi ini.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Allimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Mega

Rezky Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.

3. Bapak Prof. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Rektor

Universitas Mega Rezky.

4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan.

5. Bapak Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi

Program Profesi Ners.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf universitas Megarezky yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan selama

ini.

6
7. Bapak/Ibu/Staf Puskesmas Bangkala yang telah memberikan izin untuk

melakukan pengambilan data awal.

8. Bapak/ Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi

responden penelitian ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Angkatan 2018 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan dukungan, dorongan moral dan berbagai bantuan selama

perkuliahan sampai menyelesaikan pendidikan.

10. Dan taklupa pula saya ucapkan terima kasih buat tujuh orang, yang selama ini

menemani saya menyusun skripsi yaitu : Kim Namjoon, Kim Seok Jin, Min

Yoongi, Jung Hoseok, Prak Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook BTS.

Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penilis harapkan demi

menyempurnakan skripsi ini agar menjadi jauh lebih baik lagi.

Makassar, 10 April 2022

Legayatri Tasyalwi Suat

7
ABSTRAK
Legayatri Tasyalwi Suat (183145105035) Hubungan Dukungan Keluarga
Pada Wanita Premenopuse Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi
Masa Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makssar
Dibimbing oleh Ayu Lestari dan Nusdin
Latar Belakang : Menopause merupakan proses perkembangan yang penting dan
normal sdalam kehidupan seorang perempuan yang ditandai dengan penghentian
menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium. Perubahan
fisiologis akibat menopause kadang-kadang mengganggu aktivitas dan
gairah seksual pada sejumlah wanita.Karena perubahan-perubahan tersebut
mengakibatkan kegiatan seksual menjadikurang menyenangkan.Tujuan
Penelitan : Untuk mengetahui adanya hubungan dukungan keluarga pada wanita
premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.Metode Penelitan :
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik deskriptif dengan
pendekatan Cross Sectional, Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
wanita yang akan memasuki masa menopause yang bertempat tinggal Wilayah
kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.Hasil Penelitan : Hasil
penelitian didapatakan dukungan keluarga yang cukup sebanyak 55 responden
(83,3%) dengan tingakat kecemasan sedang sebanyak 45 responden
(96,6%).Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang sangat signifikan antara jenis
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menghadapi menopause.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kecemasan,Premenopause Menopause
Daftar Pustaka : 18 (2015-2020)

8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
ABSTRAK .............................................................................................................v
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBARA .........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................5
E. Keaslian Penelitian ......................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Menopause .........................................................7
B. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga .........................................13
C. Tinjauan Tentang Kecemasan ...................................................................17
D. Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan
Tingkat kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause ......................22
E. Kerangka Konsep ......................................................................................24
F. Kerangka Teori ..........................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ....................................................................................28
B. Populasi dan Sampel................................................................................28
C. Definisi Operasional ...............................................................................29

9
D. Alat Pengkuran Data................................................................................32
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................35
F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................36
G. Rencana Analisa Penelitian .....................................................................36
H. Etika Penelitian .......................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian .....................................................................51
B. Hasil Penelitian .........................................................................................52
C. Pembahasan ...............................................................................................61
D. Keterbatasan penelitian .............................................................................67
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .....................................................................................
B. SARAN ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

10
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian…………………………………………………........…...6

Table 3.1 Definisi Operasional……………………………………………...….......….49

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Premenopuase ………….….............56

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Siklus Haid....................................................................57

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Responden ……….......................................…..57

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Ketika Menikah…………………………........….57

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Usia Pertama Kali Melahirkan …..................................58

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Terakhir Kali Melahirkan ……….....................…58

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir.......................................................59

Tabel 4.7 Distibusi Frekuensi Pekerjaan ........................................................................60

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak .................................................................60

Tabel 4.9 Distibusi Frekuensi Status Tempat Tinggal ..................................................60

Tabel 4. 11 Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause ......................................61

Tabel 4.12 Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause .......................61

Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenpause Dengan Tingkat

Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause ........................................................62

Tabel 4.14 Hasil Uji Chi – Square .................................................................................62

11
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 kerangka teori…………………………………………………45

Bagan 2.2 kerangka konsep……………………………………………….46

12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran permohonan mejadi responden

Lampiran 2 Lembaran Persetujuan Responden (Informed consent)

Lampiran 3 Lembaran karakteristik responden

Lampiran 4 Lembaran kuesioner dukungan keluarga

Lampiran 5 Lembaran kuesioner tingkat kecemasan

Lampiran 6 Master Tabel Dukungan Keluarga

Lampiran 7 Master Tabel Tingkat Kecemasan

Lampiran 8 Dokumentasi penelitian

Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS

Lampiran 10 Surat Rekomendasi Pengambilan Data Awal

Lampiran 11 Surat Rekomendasin Penerbitan Izin Penelitian

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian

Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian dari Instansi

Tempat Penelitian atas yang berwenang

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing Skripsi Logbook

13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause merupakan proses perkembangan yang penting dan normal

dalam kehidupan seorang perempuan yang ditandai dengan penghentian

menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium (Kim,

2014). Sebagian besar orang beranggapan menopause adalah sesuatu yang

menakutkan sehingga berdampak pada gangguan psikologis. Kondisi tersebut

dipengaruhi oleh perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi

dengan cara-cara baru yang membuat masa menopause menjadi sangat sulit

(Jorge, 2016). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami,

yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Perubahan

fisiologis akibat menopause kadangkadang mengganggu aktivitas dan

gairah seksual pada sejumlah wanita.Karena perubahan-perubahan tersebut

mengakibatkan kegiatan seksual menjadikurang menyenangkan (Hanifah et

al., 2021).

Pada dasarnya kaum wanita memiliki dua fase dalam kehidupannya yaitu

haid pertama (menarche) dan menstruasi terakhir (menopause). Dua fase ini

memiliki begitu banyak kesamaan proses yang bertahap dan akan dilalui kaum

14
wanita karena keduanya berkaitan dengan hormone estrogen, selain itu fase ini

juga merupakan suatu ada saat wanita telah memasuki tahapan menopause kadar

esterogen dan progeteron berangsur turun sehingga ikut mempengaruhi hormon

lainnya. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan banyak wanita pengalami

sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktifitas sehari-hari serta

menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri

(Lusiana, 2014).

Secara umum sebagian besar perempuan mulai memasuki masa

menopause pada usia 49-52 tahun. Mengacu hasil penelitian bahwa usia harapan

hidup perempuan Indonesia bertambah menjadi rata-rata 69 tahun. Maka sekitar

20-30 tahun atau sepertiga lama hidupnya, perempuan dalam keadaan menopause.

Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah

mengalami rasa cemas. Akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam

menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan, hal itu

juga dapat menimbulkan kecemasan. Dampak menopause yang sering terjadi di

masyarakat diantaranya kecemasan, takut, cepat marah, ingatannya menurun, sulit

konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan

depresi (Kulsum, 2017).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukan

pertambahan jumlah wanita yang memasuki fase klimakterium yang diperkirakan

meningkat hingga lebih satu miliar di tahun 2030. Proporsi di Asia diperkirakan

akan mengalami peningkatan dari 107 juta menjadi 373 juta di tahun 2025.

Sedangkan menurut Badan Sensus Penduduk, di Indonesia jumlah setiap tahunnya

15
mencapai 5,3 juta orang dari jumlah total penduduk perempuan Indonesia yang

berjumlah 118.010.413 juta jiwa (Koeryaman & Ermiati, 2018). Jumlah wanita

yang berusia 45-55 tahun mencapai 14,3 juta orang.

Pada tahun 2017 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 261,89 juta

orang yang terdiri dari 130,31 juta perempuan dengan jumlah perempuan yang

berusia 45-55 tahun dan jumlah wanita dengan umur menopause diperkirakan

15,8 juta orang. Pada tahun 2020 di Indonesia 30,3 juta wanita menopause (BPS,

2017).

Dilihat dari klasifikasi jumlah penduduk di Indonesia, pada tahun 2017

terdapat 14.787.721 jiwa, jumlah wanita usia 45-49 tahun sebanyak 8.485.479

jiwa, usia 50-54 tahun sebanyak 7.327.347 jiwa, usia 55-59 sebanyak 5.970.949

jiwa, 60-64 tahun 4.398.429 jiwa, 65-69 tahun sebanyak 3.084.716 jiwa, usia 70-

74 sebanyak 2.208.376 jiwa dan 75 tahun keatas sebanyak 2.726.944 jiwa

(Kemenkes RI, 2017).

Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi

27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (Badan

Pusat Statistik, 2018).

Berdasarkan data dari Puskesmas Bangkala yang membawahi 2 kelurahan

yaitu kelurahan Bangkala dan kelurahan Biring Romang, jumlah penduduk

perempuan sebesar 15.557. jiwa dan perempuan usia 40-49 tahun sebesar 1.815

jiwa (11,67%) dan perempuan usia >50 sebesar 3.147 jiwa (20,23%). Adapun data

penduduk perempuan berdasarkan data dari kelurahan Bangkala yang tejadi atas

12 Rw adalah 7.519 jiwa (50,23%) dari total penduduk sebanyak 14.970 jiwa.

16
Berdasarkan kedua data diatas menunjuhkan bahwa jumlah perempuan di

kelurahan Bangkala lebih dari separuh jumlah penduduk, jumlah perempuan usia

premenopause dan menopause mencapai dari lebih dari 31%. Hal ini

menunjuhkan perlunya upaya untuk mengidetifikasi semua hubungan yang terkait

dengan kesiapan para perempuan premenopause untuk menghadapi dan menjalani

masa menopausenya nanti.

Berdasarkan kedua data diatas menunjukkan bahwa jumlah perempuan di

Kelurahan Bangkala lebih dari separuh jumlah penduduk, dan jumlah perempuan

usia premenopause dan menopause mencapai lebih dari 31%. Hal ini

menunjukkan perlunya upaya untuk mengidentifikasi semua faktor faktor terkait

dengan wanita dalam menghadapi menopause termasuk dukungan keluarga.

Dukungan keluarga pada seorang wanita yang menghadapi masa

menopause menjadi sanggat berharga dan menambah ketentaraman hidup.

Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diterima individu dari orang yang

berada dalam lingkungan keluarga seperti suami, anak dan orang tua sehingga

wanita tersebut merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Wanita menjadi tidak

merasa cemas dalam menghadapi masa menopause yang terjadi, yang tentunya

akan menimbulkan perubahan fisik maupun emosional tersebut. Perubahan fisik

dan emosional dialami wanita menopause menimbulkan suatu kecemasan.

Kecemasan adalah respon emosional. Perubahan fisik dan emosional yang alami

wanita tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan

dikomunikasihkan secara interpersional. Kecemasan adalah kebinggungan,

kehawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan

17
dihubungan dengan perasaan tidak menentu atau tidak berdaya. Kecemasan yang

timbul biasanya berupa ketidaktahuan wanita tentang gejala menopause seperti

rasa panas, pusing, perasaan yang berubah-ubah, rasa mual, muka merah, dan

berkeringat (Sulisiwati.2005 dalam Richard.2015).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas adapun masalah pada

penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan dukungan keluarga pada wanita

premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di

Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota makassar ?.

C. Tujuan Penelitan

1) Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahui hubungan dukungan keluarga

pada wanita premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi

masa menopause di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar

2) Tujuan Khusus

a. Diketahui dukungan keluarga pada wanita premenopause

b. Diketahui tingkat kecemasan pada wanita premenopause

c. Diketahui hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause

dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

18
Sebagai suatu wadah untuk menghubungkan ilmu yang dimiliki khususnya

bagi peneliti, untuk menambah wawasan atau pengalaman dan memperluas

cakrawala pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dibidang

pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya dalam hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa

menoapuse.

3. Manfaat Institusi Pelayanan

Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam hubungan dukungan keluarga

dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause

4. Manfaat Bagi Instusi Pendidikan

Hasil penilitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan

merupakan salah satu sumber bahan bacaan.

5. Manfaat dari Peneliti

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

6. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna sebagai bahan keilmuan yang dapat memberikan

wawasan dan pengetahuan terkait dengan dukungan keluarga terhadap wanita

yang mengalami pada masa pre menopause.

7. Manfaat Praktis

19
a. Bagi IPTEK

Dapat dijadikan dasar untuk mengurangi kemampuan suport sistem

ketidak nyamanan yang berkaitan dengan keluhan masa premenopause

pada wanita

b. Bagi Penelit

Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian sebagai sarana

menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang

premenopause.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk data dan

pengembangan penelitian selanjutnya terkait premenopuse yaitu

“gambaran dukungan keluarga pada wanita pre menopause dalam

menghadapi masa menopause.

d. Bagi masyarakat

Khususnya pada wanita pre menopause sebagai masukan yang bermanfaat

untuk peningkatan respon positif dalam menghadapi masa menopause.

20
Tabel 1.1
No. Judul, peneliti Variabel Desain Hasil Penelitian Perbedaan
dan tahun penelitian Penelitian Penelitian
1. Hubungan Variabel Jenis Berdasarkan hasil  Variabel
Dukungan Independen: penelitian penelitian pada
Keluarga dukungan yang terhadap 84 Penelitian hanya
Dengan keluarga pada digunakan responden di menggunakan 1
Kecemasan ibu adalah wilayah kerja variabel yaitu
Ibu menghadapi penelitian Puskesmas dukungan
Menghadapi klimakterium kuantitatif Berseri keluarga
Klimakterium Variabel dengan Pangkalan
rancangan Kerinci mengenai  Metode
(Siti Romlah Dependen: deskriptif dukungan pada
tahun 2019) kecemasan ibu analitik yaitu keluarga terhadap penelitian
menghadapi mencari ibu klimakterium ini adalah
klimakterium hubungan diketahui kuantitatif
antara sebagian besar dengan
dukungan responden tidak mengguna
keluarga mendapatkan kan
dengan dukungan metode
kecemasan keluarga dekskriptif
ibu sebanyak 57,1%,  Analisa
menghadapi sedangkan data yang
klimakterium responden yang digunakan
. Rancangan mendapatkan adalah
penelitian ini dukungan analisis
menggunaka keluarga univariat
n pendekatan sebanyak 42,9%,
Cross hal ini  Lokasi
Sectional menggambarkan penelitan
yaitu bahwa masih
rancangan banyak ibu yang
penelitian tidak
dengan mendapatkan
melakukan dukungan
pengukuran keluarga
atau
pengamatan
pada saat
bersamaan
(sekali

21
waktu)
antara faktor
resiko
(Hidayat,
2010).

2. Faktor Faktor Ada Jenis Berdasarkan hasil  Metode


Yang hubunngan penelitian ini yang di dapat penelitian
Mempengaruh yang adalah bahwa sebagian kuantitif
i Kesiapan signifikan kuantitatif besar responden dengan
Wanita Usia antara umur, dengan mejawab tidak mengguna
40-50 tahun tingkat dengan siap menghadapi kan
Dalam pendidikan, desain periode metode
Menghadapi status Cross- menopause dekskriptif
Menopause perkainan, sectional (58.5%) dan
 Variabel
(Srie Wahyuni status yaitu sebanyak 65.1%
penelitan
tahun 2019) pekerjaan, penelitian reponden
mengguna
dukungan yang mendapat
kan
keluarga, sikap pengumpula dukungan
variabel
dan tingkat n datanya keluarga dalam
yaitu
pengetahuan dilakukan menghadapi
dukungan
terhadap pada suatu menopause.
keluarga
kesiapan waktu (at Berdasarkan hasil
wanita dalam one point in penelitian antara  Lokasi
menghadapi time). Uji dukungan penelitian
menopause statistik keluarga dan
digunakan kesiapan wanita
adalah dalam
regresi menghadapi
logistik menopause.
berganda Responden yang
(Sugiyono mendapatkan
2013). dukungan dari
keluarga
berpeluang lebih
siap menghadapi
menopause
dibandingkan
pada respnden
yang tidak
mendapatkan
dukungan dari
keluarganya.

22
3. Hubungan Variabel Penelitian Hasil penelitian  Variabel
Dukungan Independen: yang menunjukkan penelitian
Keluarga, Hubungan dilakukan bahwa ada yang
Pengetahuan adalah hubungan digunakan
Dan Sikap Ibu dukungan penelitian dukungan adalah
Dengan keluaraga pada kuantitatif keluarga, variabel
Kesiapan kesiapan ibu dengan pengetahuan, dan yaitu
Menghadapi dalam pendekatan/d sikap ibu secara dukungan
Perubahan menghadapi esain dengan keluarga
Pada Masa perubahan penelitian premenopause ibu
pada masa  Metode
Premenopause cross usia 45-50 tahun
premenopause penelitian
Sri Handayani sectional
yang
tahun 2021 yaitu
digunakan
pengukuran /
Variabel deksriptif
observasi
Dependen:
variabel
pengetahuan independen
dan sikap ibu dan
terhadap dependen
kesiapan pada saat
menghadapi yang
perubahan bersamaan
pada masa
premenopause
E. Keaslian Penelitian

23
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Umum Tentang Premenopause.

1. Pengertian

Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase

klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan

haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang

disertai dengan nyeri haid (Price, 2012).

Premenopause merupakan masa terjadinya penurunan estrogen yang

tajam, meningkatnya hormone gonadotropin, gangguan keseimbangan

hormone (menstruasi tidak teratur, menstruasi anovulatoir (haid tanpa ovulasi),

hanya terdapat rangsangan estrogen, menimbulkan gejala psikologis (takut tua,

takut tidak menarik, emosi labil, cepat marah, sering sedih, sulit tidur) dan

kardivaskular seperti hot flushes, sering berdebar, dan kulit terasa kering

(Kusuma, 2011).

Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 –

51 tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu

tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).

2. Proses premenopause

Menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi

selama 2-5 tahun, sebelum menopause (Proverawati, 2010). Fase

24
premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase

klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan

haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang

disertai dengan nyeri haid (Price, 2012). Premenopause merupakan masa

terjadinya penurunan estrogen yang tajam, meningkatnya hormone

gonadotropin, gangguan keseimbangan hormone (menstruasi tidak teratur,

menstruasi anovulatoir (haid tanpa ovulasi), hanya terdapat rangsangan

estrogen, menimbulkan gejala psikologis (takut tua, takut tidak menarik, emosi

labil, cepat marah, sering sedih, sulit tidur) dan kardivaskular seperti hot

flushes, sering berdebar, dan kulit terasa kering (Kusuma, 2009).

Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 – 51

tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu

tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).

3. Tanda tanda menopause

Tanda-tanda premenopause perempuan yang usianya berkisar antara 40-45

tahun memasuki babak baru dalam rentang kehidupannya. Pada masa ini

perempuan mengalami premenopause, yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai

menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Semua

perempuan pasti akan mengalami masa premenopause. Hal ini merupakan

tahap akhir proses biologi yang dialami perempuan berupa penurunan produksi

hormon seks perempuan yaitu hormon estrogen dan progesteron. Tanda tanda

dari premenopause adalah terjadinya perubahan, baik perubahan fisik maupun

perubahan psikis yang disebabkan oleh penurunan produksi hormone estrogen.

25
Perubahan fisik meliputi ketidakteraturan siklus haid, haid yang sangat banyak

atau sedikit, hot flushes, berkeringat dimalam hari dan tidak ada hentinya,

kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk, dan muncul gejala penyakit.

Sedangkan perubahan psikis meliputi adanya kecemasan, ingatan menurun,

mudah tersinggung, stress dan depresi (Kasdu, 2010).

4. Tindakan mengatasi keluhan premenopause

a. Pengaturan makanan dan suplemen makanan

Menurut jurnal keperawatan tentang hubungan pengetahuan dan sikap

ibu Premenopause terhadap Menopause (Nipayu Sinta Puji, 2018)

menyatakan bahwa tindakan mengatasi Premenopause sebagai berikut :

1) Kopi, alkohol dan garam

Mengkonsusmsi kopi secara berlebihan dapat menyebabkan

gangguan kesehatan, seperti jantung berdebar, gelisah, sulit tidur

(insomnia), gugup, tremor, bahkan mual sampai muntah. Minum kopi

juga berbahaya bagi penderita hipertensi karena senyawa kafein bisa

menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Kopi juga bisa

meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin

bertambah, jadi tidak lama setelah mengkonsumsi kopi kandung kemih

cepat penuh. Bagi perempuan usia menopause, minum kopi dalam

jumlah banyak bisa menambah resiko kekeroposan tulang (osteoporosis).

Minum kopi terlalu banyak dapat juga mengurangi kesuburan

perempuan, apalagi jika dikombinasikan dengan alkohol. Minuman

26
alkohol yang dikonsumsi secara teratur dalam jumlah yang lebih, maka

akan meningkatkan tekanan darah dan mengganggu obat tekanan darah.

2) Merokok

Perempuan premenopause memiliki resiko osteoporosis dan penyakit

kardiovaskuler, dan kedua resiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi bila

perempuan tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari

Universitas Oslo perempuan yang aktif merokok lebih mungkin

mengalami menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok.

3) Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kacang-kacangan

Makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai penyakit,

seperti kolesterol dan stroke. Makanan seperti daging, sosis, kulit ayam,

krim, karena mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah makanan yang

rendah lemak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

4) Fitoestrogen

Fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen alami yang dapat

menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Sumber

fitoestrogen dapat diperoleh dari beras merah, wijen, biji labu kuning,

buah-buahan seperti stroberi, kismis, anggur, ceri, jeruk, melon,

bengkuang, serta sayuran seperti kacang panjang, buncis, brokoli,

paprika, seledri, daun bawang, bawang putih, bawang bombay, kacang

merah, kecambah, atau kedelai serta olahannya. Isoflavon merupakan

salah satu fitoestrogen yang banyak diteliti.

27
5) Kalsium

Bagi perempuan tabungan kalsium akan sangat berharga

terutama dimasa premenopause, menopause dan postmenopause. Di

usia 40-50 tahun, tubuh perempuan akan mengalami penurunan

kadar estrogen dalam darah secara drastis.

b. Aktivitas Fisik dan olahraga

Aktivitas fisik menurut penelitian Maghfiro (2014) menyatakan

bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian konstipasi pada

perempuan menopause. Aktivitas fisik adalah segala kegiatan

menggerakkan anggota tubuh. Salah satu cara mengatasi konstipasi adalah

dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin setiap hari, karena dengan

aktivitas fisik dapat merangsang aktivitas usus sehingga memperlancar

proses buang air besar (Maghfiro, 2014).

c. Aktivitas seksual

Aktivitas seksual menurut (Proverawati, 2010) yaitu :

1) Aktivitas seksual tetap dilakukan

Aktivitas seksual dapat tetap dilakukan agar menjaga keharmonisan

hubungan dalam rumah tangga, kekurangan cairan vagina dapat diatasi

dengan menambahkan lubrikan. Sehingga saat berhubungan tidak terasa

sakit.

28
2) Gunakan air hangat untuk membasuh vagina setelah melakukan hubungan

seksual.

Setelah melakukan hubungan seksual sebaiknya segera dibasuh dengan

air hangat, ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dari organ reproduksi

dan mencegah terjadinya infeksi. Saat premenopause mudah terjadi infeksi

karena pada masa ini secret keasamaan vagina berkurang.

3) Senam untuk menguatkan otot panggul (kegel)

Senam kegel adalah senam untuk menguatkan otot dasar panggul.

Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul yang semula digunakan

untuk terapi pada perempuan maupun pria yang tidak mampu mengontrol

keluarnya urin. Pada perempuan, selama proses kehamilan dan melahirkan

otot panggul dapat teregang dan melemah, yang mengakibatkan gangguan

kontrol buang air kecil (BAK) berbulan-bulan atau tahunan setelah

melahirkan. Selain itu, perempuan lanjut usia yang memiliki berat badan

lebih juga dapat mengalami kelemahan otot panggul. Senam kegel sangat

baik dilakukan untuk mencegah keluhan pada premenopause, yaitu

inkontinensia urine karena dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengontrol keluarnya urin. Latihan kegel juga dapat meningkatkan

kepuasan seksual pada pria dan perempuan.

d. Teknik relaksasi

29
Menurut (Proverawati, 2010) relaksasi merupakan salah satu cara

yang dapat dilakukan sendiri untuk mengurangi stress, emosi bahkan dapat

mereduksi berbagai gangguan fisiologis tubuh. Beberapa penelitian

menunjukan teknik relaksasi mempunyai hubungan yang positif secara

psikologis dan kesehatan fisik, tidak hanya memberikan perasaan damai atau

ketenangan di dalam diri individu teknik ini juga dapat menjadi sebuah hobi

yang positif bila dilakukan secara rutin. Melakukan relaksasi pada perempuan

premenopause sangat baik karena dengan ini dapat memberikan persaan

tenang dan terhindar dari rasa panik serta dapat memberikan keuntungan baik

secara fisik dan psikis. Keuntungan yang diperoleh antara lain :

1) Memberikan rasa tenang

2) Memperlancar aliran darah

3) Mengatur nafas

4) Mengurangi pegal akibat meningkatnya tekanan otot di saat stress

5) Mengurangi sakit kepala (migrain), sakit punggung

6) Memberikan kontrol baik ketika marah atau frustasi

7) Memberikan tenaga lebih dalam menghadapi stress

8) Meningkatkan kemampuan konsentrasi

9) Memberikan ketenangan dalam mengambil keputusan.

B. Menopause

1. Pengertian Menopause

30
Menopause adalah istilah dari bahasa Yunani yang diambil dari kata

menos, yang berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara

keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan. Dalam

pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk pada proses dari pada

momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause mengacu pada

satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir (Silalahi, 2016).

Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita

ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita

menimbulkan rasa cemas atau risau, namun sebaigan mendatangkan rasa

percaya diri. Menurut WHO menopause adalah berhentinya menstruasi secara

permanen, sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami

dikenal, bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan

penyebab patofisiologi atau fisiologi. Menopause adalah suatu proses peralihan

dari masa produktif menuju ke masa non produktif secara perlahan, yang

disebabkan kurangnya hormone esterogen maupun progesterone (Suparmi &

Astutik, 2016).

Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.

Kebanyakan menita mengalami menopause pada usia 56 samapi 60 tahun

dengan rata-rata mengalami menopause diusia 51 tahun. Menopause bukanlah

peristiwa yang terjadi mendadak. Menopause merupakan proses yang

berlangsung lama. Artinya, meskipun seorang wanita mengalami henti haid

untuk selamanya pada usia 50 tahun, ia mungkin sudah merasa bahwa siklus

haidnya mulai berubah sejak usia 40 tahun. Menopause alami akan dilalui

31
seorang perempuan secara bertahap selama beberapa tahun. Umumnya

menopause alami terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau diawal 50 tahun.

Menopause buatan adalah menopause yang terjadi akibat prosedur medis seperti

pembedahan atau penyinaran.Menopause akibat pembedahan terjadi akibat

histerektomi dan oforektomi bilateral. Pengangkatan ovarium dilakukan sebagai

tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium (Kumolontang, Kundre, &

Hamel, 2019).

Menurut World Health Organization (WHO) menopause di artikan

sebagai tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut yang

diakibatkan ovarium secara progresif telah gagal dalam memproduksi hormone

estrogen, folikel dalam ovarium menagalami penurunan aktivitas yang dapat

menyebabkan menstruasi berhenti sehingga wanita tidak mengalami

menstruasi selamanya.

Menopause merupakan berakhirnya masa subur atau masa

reproduksi wanita dan dapat diartikan sebagai masa berakhirnya seorang

wanita mendapatkan menstruasi bulannya. Menurut ilmu kedokteran seseorang

dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan perdarahan selama 12 bulan

(Krishna, 2015).

2. Patofisiologi menopause

Menopause secara alami terjadi Ke arena penurunan aktivitas ovarium

yang diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Ini terjadi secara

alamiah. Seorang wanita secara spontan telah memiliki folikel atau indung telur

dari sejak lahir. Namun, folikel – folikel ini matang dan bekerja untuk

32
menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia pubertas yang ditandai dengan

proses menstruasi. Seiring dengan hal tersebut, granulose secara otomatis

menghasilkan estrogen yang merupakan salah satu hormon reproduksi wanita.

Estrogen tadi akan memaksa folikel untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel

telur dari korpus luteum ini akan meningkatkan produksi estrogen dan

progesteron. Progesteron sendiri menyiapkan tempat pembuahan dengan

menebalkan dinding endometrium. Setiap bulannya jika sel telur tidak jadi

dibuahi, akan membuat dinding endometrium yang menebal tadi luruh.

Luruhnya dinding endometriumdibuktikan dengan keluarnya darah melalui

lubang vagina dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi

produktif, folikel yang dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon

estrogen dan progesteron pun berangsur angsur menurun. Kondisi ini yang

semakin lama mencapai titik pada masa klimakterium dengan keadaan

menopause (Nirmala, 2017).

3. Penyebab menopause

Siklus menstruasi dikontrol dua hormon yang di produksi di kelenjar

hipofisis yang ada di otak (FSH dan LH) dan dua hormon yang dihasilkan oleh

ovarium (estrogen dan progesterone). Saat menjelang menopause FSH dan LH

akan terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal. Tetapi, karena

ovarium semakin tua tidak dapat merespons FSH dan LH sebagaimana yang

seharusnya, sehingga menyebabkan estrogen dan progesterone yang di produksi

semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak dapat

menghasilkan hormon estrogen dan progesterone dalam jumlah yang cukup

33
untuk bisa mempertahankan siklus menstruasi (Brown, P & Spencer, R. F,

2007).

4. Hormon yang mempengaruhi menopause

Menurut (Khofifah dkk, 2017) menstruasi berhenti karena kedua indung

telur (ovarium) tidak memproduksi hormon estrogen lagi. Di antara ketiga

hormon yang diproduksi kedua indung telur (estrogen, progesterone, dan

testosterone), hormon estrogenlah yang mempegaruhi secara langsung

perubahan emosi, fisik, dan organ reproduksi. Jadi, ada tiga hormone penting

bagi wanita yang diproduksi oleh indung telur, yaitu estrogen, progesterone, dan

testosterone.

a. Estrogen

Hormon estrogen berfungsi mengontrol perkembangan seksual

wanita dan fungsi organ seks beserta ciri seks sekunder. Produksi hormon

estrogen akan meningkat saat masa puber. Peningkatan ini yang

menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada tubuh wanita seperti payudara

akan mulai membesar dan bentuk pinggul yang mulai membesar juga.

Selain perubahan fisik, perkembangan intelektual dan emosi juga terjadi

pada fase ini. Hormon estrogen inilah yang paling berpengaruh dalam

kehidupan seks yang sehat.

Hormon iniilah yang menyebabkan vagina menjadi lembab saat

melakukan hubungan seksual. Pada masa menopause, tingkat hormon

estrogen menurun yang menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis

34
dan mongering. Lubrikasi oleh hormon estrogen untuk aktivitas seksual

menurun.

b. Progesterone

Hormon progesterone diproduksi oleh indung telur, kelenjar adrenalin

dan oleh plasenta selama kehamilan. Hormon ini berfungsi menjaga

kesehatan reproduksi wanita. Produksi hormon ini akan meningkat secara

cepat saat terjadi ovulasi. Tingkat hormon progesterone yang rendah dapat

mempengaruhi kondisi tubuh misalnya tubuh terasa kurang fit atau bahkan

mengalami gejala pramenstruasi (PMS) pada tahap tertentu dalam siklus

menstruasi. Produksi hormon progesterone akan menurun selama masa

menopause.

c. Testosterone

Hormon testosterone pada wanita diproduksi oleh indung telur dan

kelenjar adrenalin. Hormon ini membantu menentukan ciri-ciri seksual

sekunder seperti kepadatan otot dan pertumbuhan rambut. Hormon

testosterone juga berpengaruh dalam membangkitkan gairah, aktivitas, dan

respon seksual pada pria dan wanita. Tingkat hormon ini akan berkurang

pada wanita yang telah melewati masa menopause dan masih memiliki

indung telur. Namun, jika karena sesuatu hal dan terpaksa indung telurnya

diangkat maka hormone testosterone akan mengalami penurunan secara

drastis.

5. Perubahan-perubahan pada masa menopause

35
Menurut (Khofifah dkk, 2017) perubahan yang terjadi pada masa

menopause, sebagai berikut:

a. Perubahan organ reproduksi

Saat berhentinya menstruasi mengakibatkan berbagai organ

reproduksi akan mengalami perubahan karena sel telur tidak lagi

diproduksi, sehingga berpengaruh terhadap komposisi hormon dalam

organ reproduksi. Adapun perubahan organ reproduksi pada wanita, antara

lain :

1) Tuba Fallopi

Saluran tuba mengalami penipisan dan mengkerut, lipatan tuba

menjadi lebih pendek, endosalpingo menipis mendatar dan silia

menghilang

2) Uterus (Rahim)

Uterus mengecil disebabkan karena atrofi endometrium juga

disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat

interstisal.

3) Vagina

Terjadinya atrofi pada epitel vagina hingga hanya tinggal lapisan

sel basal, vagina menjadi kering, dan hal ini yang menyebabkan rasa

sakit ketika berhubungan seksual.

4) Serviks

36
Serviks (mulut rahim) mengkerut terselubung dinding vagina,

saluran memendek dan menyempit.

5) Dasar Panggul

Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi

dan lemahnya daya sokong.

6) Perenium dan Anus

Lemak subcutan menghilang, atrofi, dan otot sekitarnya

menghilang sehingga menyebabkan tonus spinkter melemah dan

menghilang.

7) Kelenjar Payudara

Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang,

sehingga payudara menjadi mengendor dan mendatar. Disaat wanita

memasuki menopause, turunnya kadar esterogen ini akan

menyebabkan bentuk payudara yang kurang menarik lagi.

8) Kandung Kencing

Aktivitas kendali spinkter dandestrussor menghilang sehingga

menyebabkan sering kencing tanpa disadari.

b. Perubahan hormone

Hormon berperan dalam mengendalikan pertumbuhan,

perkembangan ciri-ciri seksual dan penyimpanan energi serta

mengendalikan volume cairan, kadar air, dan gula dalam darah. Hormon

mempunyai peranan penting bagi kesehatan tubuh terutama pada laki-laki

37
dan perempuan. Laki-laki yang kekurangan hormon testoteron dapat

berakibat terjadinya disfungsi ereksi, sedangkan pada wanita ketika ada

peningkatan sinyal hormon dari pituitari ke ovarium membantu dalam

produksi hormon progesterone dan estrogen yang dapat meningkatkan

terjadinya kehamilan, premenstrual syndrome (PMS) perimenopause

syndrome, siklus menstruasi yang kadang tidak teratur, dan lain sebagainya.

Kadar hormon akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.

Hormon estrogen terdiri dari tiga jenis yaitu estradiol, estron, dan

estriol. Estradiol, estron, dan estriol memiliki fungsi yang sama yaitu

menjaga kesehatan jantung, tulang, kehalusan kulit, serta kelembapan

vagina. Pada masa remaja, ketika sudah mengalami menstruasi dan ovarium

sudah aktif, produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi

dibandingkan ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa

menopause produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause

akan berhenti.

Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormone

estrogen dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu

banyak maka metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga terjadinya

penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah. Sebaliknya jika seorang

wanita memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar estrogen dalam

darah akan meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon

tiroid dapat berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang

38
dapat dialami ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal

produksi hormon tiroid.

Perubahan hormon pada menopause tidak hanya hormon estrogen,

tetapi ada perubahan pada hormon progesteron namun hormon ini tidak

mempengaruhi langsung pada perubahan wanita. Produksi hormone

estrogen yang mengalami penurunan akan mengakibatkan terjadinya

perubahan pada menstruasi menjadi jarang, sedikit, bahkan siklusnya

menjadi terganggu. Produksi hormon estrogen yang menurun akan

mempengaruhi langsung pada kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi

wanita.

c. Perubahan fisik

1) Berat Badan Bertambah

Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat badan, hal

ini diduga ada hubungannya dengan gangguan pertukaran zat dasar

metabolik lemak dan turunnya kadar hormon estrogen dalam darah

menyebabkan lemak yang biasa digunakan untuk membentuk pantat

dan paha menjadi berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan

menumpuk di perut dan pinggul.

2) Perut Kembung

Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum periode

menstruasi disebabkan karena retensi gas dan cairan, dapat juga

39
disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau yang disebut terapu

sulih hormon.

3) Mudah Lelah

Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih atau

karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot

persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah makan merupakan

kondisi terkait dengan fluktasi hormon.

4) Insomnia dan Gangguan Tidur

Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh,

sehingga dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur.

5) Kerontokan Rambut

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena

pengaruh usia dan stress tetapi juga dapat terjadi pada perempuan

menopause.

6) Pusing

Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi

kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan

gejala menopause.

7) Denyut Jantung Tidak Teratur

40
Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause yang

disebabkan karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi

sistem kardiovaskuler.

8) Inkontinensia Urin

Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama

menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah menyebabkan

penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat

penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudah terjadinya

kebocoran air seni akibat lemahnya otot di sekitar kandun kemih.

9) Perubahan Kulit

Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh hormon

estrogen yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit. Ketika

menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis

terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan kulit.

10) Alergi

Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas akan meningkat

sampai pasca menopause. Biasanya ditandai kulit yang gatal, merah-

merah, ataupun berawarna biru.

11) Osteoporosis

Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling merusak

dari menopause, tulang yang lemah atau rapuh lebih beresiko untuk

mengalami patah tulang kecil (small bonefractures).

41
d. Perubahan emosi

1) Perubahan Mood

Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan

suatu kondisi yang umum terjadi pada wanita menopause seperti

mudah marah, cemas, tidak sabaran, dan depresi.

2) Munculnya Kecemasan

Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause.

Kecemasan merupakan respon alamiah terhadap suatu hal yang

akan atau sudah dihadapi seperti khawatir, detak jantung yang

cepat, berkeringat, tremor otot, mual, ketegangan, dan ketakutan

yang tidak beralasan

3) Kehilangan Kesenangan

Sebagian wanita mulai kehilangan kesenangannya ketika

melakukan kegiatan yang disukai. Kondisi ini seringkali

memulai siklus kemarahan dan depresi.

4) Stres

Kondisi ini disebabkan karena penurunan kadar hormon

estrogen sehingga menyebabkan turunnya neurotransmiter di

dalam otak yang akan mempengaruhi suasana hati seseorang.

5) Gangguan Panik

42
Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan

ketakutan yang intens, berkeringat, menangis, detak jantung

yang semakin cepat, serta perasaan sedih yang mendalam.

6) Gangguan atau Penyimpangan Memori

Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon

dalam tubuh dapat terjadi baik jangka pendek (short term

memory) maupun jangka panjang (long term memory). Tidak

semua wanita mengalami perubahan emosi ketika menghadapi

menopause adapula wanita yang merasa tidak ada perubahan

psikis yang dialaminya. Bagi wanita yang menganggap dan

menilai bahwa menopause itu hal yang menakutkan maka

perubahan emosi yang menjurus pada arah negative sulit untuk

dihindari dan akan membuat dirinya merasa menderita. Semua

tergantung penilaian setiap individu terhadap menopause.

6. Macam-macam menopause

Menurut Silalahi (2016) ada 2 macam menopause antara lain :

a. Menopause alami

Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-

55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih

mempunyai indung telur. Durasinya sektar 5-10 tahun. Meskipun seluruh

proses ini kadang-kadang memerlukan waktu 13 tahun. Selama itu,

menstruasi mungkin berhenti beberapa bulan dan kemudian kembali lagi.

43
Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan

perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini

karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu,

proses terjadinya menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya

dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi saat menopause.

b. Menopause dini

Menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun.

Menopause ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama bisa karena

indung telurnya diangkat akibat penyakit yang diderita, misalnya karena

menderita kanker indung telur,. Kedua diduga karena gaya hidup, seperti

merokok, kebiasaan minum-minuman beralko hol, makanan yang tidak

sehat, dan kurang berolahraga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan

seperti obat pelangsing dan jamu-jamuan yang tidak jelas kandungan zat

kimianya, karena pada umumnya dapat menghambat produksi hormon.

Dari segi perubahan fisik penderita menopause dini terlihat dari keluhan

yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung coroner yang

datang lebih cepat.

7. Batasan usia menopause

Usia menopause setiap wanita bervariasi, dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti faktor keturunan, apabila ibu kandung mengalami

menopause di usia 40 tahun kemungkinan si anak juga akan mengalami

menopause di usia tersebut (Mulyani, 2013). Menopause adalah berhentinya

menstruasi secara alami yang terjadi pada wanita antara 45-55 tahun

44
(Chaturvedi, 2016). Pendapat lain mengatakan, usia menopause biasanya

berkisar antara 45-55 tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun

disebut menopause premature, sedangkan menopause yang terjadi pada usia

45 tahun disebut menopause dini (Krishna, 2013).

8. Tahap-tahap menopause

Menurut Mulyani (2013), fase klimakterium ada 4, yaitu :

a. Pramenopause

Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan

perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif

banyak serta kadang-kadang disertai nyeri haid.

b. Perimenopause

Fase peralihan antara masa pramenopause dan pasca menopause

yang ditandai dengan siklus menstruasi menjadi lebih panjang.

c. Menopause

Masa menopause menandakan haid terakhir yang diakibatkan

menurunnya fungsi hormone esterogen dalam tubuh.

d. Postmenopause

Pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya

keadaan fisik dan psikologisnya sudah stabil karena sudah dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

45
9. Hormone yang berperan dalam menopause

Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam

system peredaran darah yang akan mempengaruhi organ yang ada di seluruh

tubuh. Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan

hormone gonadotropin ke kelenjar pituitary. Selama masa reproduksi kelenjar

pituitary akan merespon dengan memproduksi dua hormon, yaitu follicle-

stimulating hormone (FSH) dan leutenizing hormone (LH). Hormon ini akan

menentukan jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh

ovarium atau indung telur (Guyton, 2011).

Hormon FSH akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan

hormone LH akan merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel

telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin

jarag terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan

tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk

mengimbanginya maka tubu akan lebih banyak untuk mensekresikan

hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur

(Guyton, 2011).

Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam

mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga banyak menyebabkan banyak

wanita yang mengalami hot flush ketika kadar hormone estrogen dalam tubuh

menurun. Penurunan hormon progesteron selama masa menopause akan

menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah,

libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan (Guyton, 2011).

46
10. Tanda dan gejala menopause

Adapun tanda gejala pada wanita yang mengalami menopause

menurut (Bong, Mudayatiningsih 2019), antara lain :

a. Rasa panas (hot flushes)

Gejala ini akan dirasakan dari dadi hingga ke wajah. Selain terasa

panas, biasanya juga disertai dengan ada warna kemerahan pada kulit.

b. Berkeringat di malam hari (night sweat)

Kondisi ini merupakan dari rasa panas pada malam hari, sehingga

seringkali menimbulkan berupa keringat yang banyak.

c. Kekeringan di vagina (dryness vagina)

Kondisi ini dikarenakan menurunnya hormone esterogen yang

menyebabkan dinding vagina menjadi tipis, dan dapat membuat rasa

tidak nyaman atau ssakit saat melakukan hubungan seksual.

d. Insomnia

Tingkat esterogen yang lebih rendah dapat mempengaruhi

kualitas tidur. Keringat berlebih dimalam hari jga dapat menimbulkan

ketidak nyamanan, sehingga menimbulkan masalah insomnia.

e. Penurunan libido

47
Penurunan libido ini dikarenakan menurunnya hormone

esterogen dan hormone seks, sehingga gairah seksual juga menrun.

Serta diperparah dengan rasa tidak nyaman atau nyeri, karena vagina

kering.

f. Rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual

Kondisi ini disebabkan keringnya vagina, sehingga

menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman.

g. Beser (inontinene urinary)

Stress inkontinensia dapat menjadi masalah, yang disebabkan

penipisan jaringan dan hilangnya elastisitas. Kondisi ini juga dapat

dipengaruhi oleh berkurangnya kapasitas kandung kemih, yang berarti

perlu buang air kecil lebih seering. Ada juga peningkatan resiko

infeksi saluran kemih.

h. Sakit kepala

Gejala pada seorang wanita yang akan mengalami menopause

salah satunya yaitu sakit pada tubuh atau nyeri karena tingkat estrogen

yang rendah.

i. Daya ingat menurun

Gejala pada seorang wanita yang akan mengalami menopause

salah satunya yaitu sakit pada tubuh atau nyeri karena tingkat estrogen

yang rendah.

j. Mudah tersinggung

48
Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya hormon estrogen

sehingga wanita akan lebih mudah marah dan tertekan.

11. Factor yang mempengaruhi menopause

Adapun faktor yang mempengaruhi menopause menurut Mulyani

(2013) sebagai berikut :

a. Faktor Psikis

Keadaan psikis sangat mempengaruhi terjadinya menopause

pada wanita, keadaan wanita yang tidak menikah dan bekerja akan

mempengaruhi perkembangan psikis. Menurut beberapa penelitian,

mereka akan mengalami waktu menopause yang lebih mudah atau

cepat di bandingkan yang menikah dan tidak bekerja atau bekerja dan

tidak menikah.

b. Cemas

Seorang perempuan lebih cenderung mengalami kecemasan

dalam hidupnya, maka bisa di perkirakan bahwa dirinya akan

mengalami menopause lebih dini. Sebaliknya, apabila seorang wanita

yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya masa-

masa menopausenya akan lebih lambat.

c. Usia pada saat pertama haid (menarche)

Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17

tahun akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang

49
menstruasi lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai

pada usia mencapai 50 tahun.

d. Usia Melahirkan

Ketika seorang wanita yang masih melahirkan diatas usia 40

tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua atau lama. Hal

ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat

sistem kerja organ reproduksi bahkan memperlambat sistem penuaan

tubuh.

e. Merokok

Menurut beberapa studi yang pernah dilakukan, wanita

perokok akan mengalami masa menopause pada usia yang lebih muda

yaitu 43 hingga 50 tahun. Merokok akan mempengaruhi cara tubuh

dalam memproduksi atau membuang hormon estrogen. Penelitian

meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok berpotensi membunuh

sel telur.

f. Pemakaian Kontrasepsi

Pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal

akan lebih lama atau tua memasuki masa menopause.

g. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan,

dan pendidikan. Apabila faktor tersebut baik, akan mengurangi beban

fisiologis dan psikologis.

50
h. Budaya dan Lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan dibuktikan sangat

mempengaruhi perempuan untuk dapat atau tidak bisa menyesuaikan

diri dengan fase klimakterium.

i. Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat

menyebabkan menopause dini. Pada penyakit autoimun, antibodi yang

terbentuk akan menyerang FSH.

j. Status Gizi

Konsumsi makanan yang sembarangan ataupun pola hidup

yang tidak sehat akan mempengaruhi menopause lebih awal.

k. Stres

Stres merupakan salah satu faktor yang menentukan kapan

wanita akan mengalami menopause. Jika sering merasa stres maka

cenderung akan lebih cepat mengalami menopause.

12. Penyakit yang terjadi pada saat menopause

Menurut Mulyani (2013) dan Fox-Spencer & Brown (2007) banyak wanita

melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk

menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi, perubahan kadar hormon,

khususnya hormon estrogen dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi di

51
kemudian hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada wanita usia menopause

menurut diantaranya:

a. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit serius yang berpotensi terjadi di mana

kepadatan tulang menjadi berkurang sehingga menyebabkan tulang menjadi

lemah dan mudah patah. Faktor risiko osteoporosis yang paling penting pada

wanita adalah menopause dan hal ini secara langsung berkaitan dengan

penurunan kadar estrogen yang terjadi pada saat menopause. Hormon

estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membantu mengontrol regenerasi

tulang. Pada masa menopause, produksi hormon estrogen menurun sehingga

menyebabkan tulang menjadi mudah keropos.

b. Penyakit Kardiovaskuler

Risiko wanita terkena penyakit kardiovaskuler mulai meningkat secara

signifikan setelah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan penurunan

kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang

mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bergerak

dengan baik. Selain itu terjadi peningkatan kadar LDL (kolesterol jahat)

sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

c. Penyakit Kanker

Pada usia menopause, risiko terkena kanker menjadi meningkat. Hal

ini disebabkan turunnya beberapa fungsi organ tubuh dan beberapa hormon

52
lainnya sehingga menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit kanker

payudara, kanker serviks, maupun kanker endometrium.

d. Obesitas

Menopause sering kali dijadikan sebagai penyebab peningkatan berat

badan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk

membakar energi akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik pada

umumnya. Setelah menopause kelebihan lemak akan disimpan di sekitar

panggul dan paha yang menyebabkan bentuk butuh wanita seperti buah apel.

e. Asam Urat

Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur

protein (zat purin), yang kestabilan kadar dan pembuangan sisanya melalui air

seni diatur oleh ginjal. Penyakit asam urat yang dikenal dengan penyakit gout

terjadi karena penimbunan kristal monosodium urat dalam tubu sehingga

menyebabkan nyeri sendi, benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu, dan

gangguan pada saluran kemih.

f. kencing manis

Hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi kinerja sel-sel tubuh

dalam merespon insulin. Setelah memasuki masa menopause, kedua hormon

tersebut bisa saja mengalami ketidakseimbangan dan mempengaruhi kadar

gula dalam darah. Jika kadar gula tidak dapat dikontrol, akan meningkatkan

risiko penderitanya mengalami peningkatan kadar gula darah.

53
g. Demensia (pikun)

Hubungan antara menopause dan masalah memori tidak sepenuhnya

jelas, tetapi hormon estrogen memainkan beberapa peran dalam fungsi otak.

Penurunan hormon estrogen akan mengakibatkan berkurangnya

neurotransmitter pada otak yaitu serotonin, endorphin, dan dopamin.

Penurunan kadar neurotransmitter tersebut dapat mengakibatkan penurunan

daya ingat dan suasana hati sering berubah-ubah.

13. Penanganan menghadapi menopause

Menurut Pinem (2009) secara garis besar, terdapat dua cara penanganan

dalam menghadapi menopause, yaitu terapi hormonal dan terapi non-hormonal.

a. Terapi Hormonal (Terapi Sulih Hormon/TSH)

Terapi hormon yang biasa digunakan pada wanita menopause adalah

sulih estrogen, karena gejala menopause disebabkan oleh defisiensi estrogen.

Terapi sulih hormon terdapat dalam beberapa jenis sediaan seperti tablet,

plester (patch), implan, semprot hidung, cincin vagina, gel, dan krim atau

tablet vaginal.

b. Terapi Non-hormonal

Rasa kurang nyaman dalam menghadapi menopause akan semakin

terasa berat bila wanita dalam kondisi takut atau cemas. Terdapat beberapa

cara yang dapat dilakukan untuk membantu wanita lebih siap dalam

menghadapi masa menopause, diantaranya:

1) Teknik Relaksasi

54
Relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan salah satu cara

yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, kekalutan emosi, dan

mengurangi berbagai gangguan fisiologi dalam tubuh. Melakukan

relaksasi sangat menguntungkan terutama bagi wanita yang mengalami

sindrom menopause karena dapat memberikan rasa tenang dan terhindar

dari rasa panik.

2) Menjaga pola makan

Pola makan yang dianjurkan untuk wanita yang mendekati usia

tengah baya diantaranya adalah menghindari makanan berlemak,

mengurangi asupan garam untuk mengurangi kemungkinan tekanan darah

tinggi, serta meningkatkan asupan serat yang akan melindungi dari

berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker.

3) Olahraga teratur

Olah raga ringan seperti bersepeda, berenang, atau berlari dapat

menjaga jantung tetap sehat sehingga menurunkan risiko terkena penyakit

kardiovaskular, selain itu olah raga juga dapat membantu mempertahankan

bahkan meningkatkan massa tulang sehingga dapat mencegah

osteoporosis.

C. Tinjaun Umum Tentang Dukungan Keluarga

1. Pengertian Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota

keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mampu membuat

55
penerima dukungan akan merasa di sayang, dihargai dan tentram. Dukungan

ini merupakan sikap atau tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita

yang sakit. Menurut Effendi, 2008 dalam (Luthfiyaningtyas, 2016).

Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung

akan selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang di perlukan.

Dukungan keluarga yang di terima salah satu anggota keluarga dari dari

anggota keluarga yang lainnya dalam rangka menjalangkan fungsi-fungsi yang

terdapat dalam sebuah keluarga.

2. Jenis- jenis dukungan keluarga

a. Dukungan instrumental

Keluarga meruapakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.

Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan keluarga

kepada anggota keluarga lain yang ditunjukan dalam bentuk pemberian

dana,tenaga dan fasilitas bagi anggota keluarga. Dukungan keluarga .

dukungan instrumental termasuk dalam pemenuhan fungsi ekonomi dan

fungsi pemenuhan kesehatan keluarga.

b. Dukungan informatif

Keluarga berfungsi sebuah kolektor dan diseminator (penyebar

informasi). Dukungan informatif merupakan suatu dukungan yang

diberiakan oleh keluarga kepada anggota keluarga yang lain dalam hal

pemberian saran dan sugesti untuk menyelesaikan suatu masalah. Manfaat

dari dukungan informasi adalah menekan munculnya stressor karena

56
informasi yang diberiakan dapat menyubang sugesti positif pada individu.

Aspek – aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,

pertunjuk, dan pemberian informasi.

c. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu ungkapan hormat atau penghargaan,

persetujuan akan gagasan dan perasaan individu penerima dukungan dari

luar. Dukungan penghargaan kepada wanita memasuki masa pre

menopause dapat dilihat dari:

1) Keluarga memberi penghormatan sehingga wanita tersebut

merasa dihargai

2) Keluarga memberi dorongan sehingga wanita tersebut bisa

percaya diri.

d. Dukungan emosional.

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penggusahan terhadap emosi. Dukungan

emosional merupakan bentuk dukungan yang diberiakan keluarga kepada

angot a keluarga yang lain merupakan perhatia, kasih sayang, dan empati.

Dukungan emosional merupakan fungsi efektif keluarga yang harus

diberikan kepada seluru anggota keluarga (Luthfiyaningtyas, 2016).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

a. Sosial

57
Manusia adalah mahluk sosial, dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang berinteraksi

kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan

sosial juga mempengaruhi hubungan individu sebagai komunikasi untuk

untuk menerima pesan menurut komunikasi media. Dengan demikian

hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

tentang suatu hal.

b. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga

dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan

keluarga status ekonomi lemah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan

akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan

bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan tentang berbagai hal.

c. Budaya

Berbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masayarakat yang

masih tradisional kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria.

Anggapan seperti ini mempengaruhi kelakuan keluarga terhadap kesehatan

reproduksi wanita, misal: kualiatas dan kuantitas makanan yang lebih baik

dibanding wanita.

d. Lingkungan

58
Adanya kesadaran, sikap, praktik kelestarian lingkungan intern

keluarga, lingkungan ekstern keluarga, pola hidup keluarga mrnuju

keluarga kecil bahagia sejaterah.

e. Sikap

Bila keluarga mempunyai sikap yang positif terhadap wanita pre

menopause maka, akan dapat melakukan pendampingan dengan baik.

f. Umur

Umur merupakan salah satu salah satu hal yang mempengaruhi

pengetahuan. Semakin tinggi umur semakin bertambah pula ilmu atau

pengetahuan seseorang.

g. Pengetahuan

Bila keluarga mempunyai pengetahuan dengan baik maka akan

dapat mengindra suatu keadaan dimana kehadiran sangat sangat diperlukan

dalam pendampingan pada wanita pre menopause dalam menghadapi masa

menopause.

h. Pendidikan

Tingkat pendidikakan akan mempengaruhi wawasan dan

pengetahuan keluarga pada wanita pre menopause.

4. Ciri-ciri dukungan keluarga

59
a. Informatif

Bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh

seseoarang dalam menangulangi persoal – persoal yang dihadapi, meliputih

pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang

dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang

mungkin mengahadapi persoal yang sama atau hampir sama.

b. Perhatian emosinal

Setiap orang pasti membutuhkan bantuan efektif dari orang lain,

dukungan ini berupakan dukungan simpati dan empati, cinta, dan kepercayaan

dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan

merasa dirinya tidak menanggu beban sendiri tetapi masi ada orang lain yang

memperhatikan, mau mendengar, segala keluhanya, bersimpati dan empati

tehadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan

masalah yang dihadapi seseorang tersebut.

c. Bantuan instrumental

Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam

melakukan aktifitasnya, bekaitan dengan persoalan-persoalan yang hadapinya,

misal dengan menyediakan obat-obatan yang di butuhkan dan lain-lain.

d. Bantuan penilaian

Suatu bentuk penghargaan yang di berikan seseorang kepada pihak lain

berdasarkan kondisi sebenarnya dan penderita. Penilaian ini bisa dalam bentuk

60
positif dan negatif yang nama pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang

(Luthfiyaningtyas, 2016).

D. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir

yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal

yang harus dicemaskan, misalnya kesehatan, relasi sosial, ujian, karir, kondisi

lingkungan dan sebagaianya. Adalah normal, bahkan adaptif, untuk sedikit

cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut. Kecemasan bermanfaat bila hal

tersebut mendorong untuk melakukan pemeriksaan medis secara reguler atau

memotivasi untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon yang

tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila

tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau sepertinya datang

tanpa ada penyebabnya – yaitu bila bukan merupakan respon terhadap

perubahan lingkungan. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang

pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai

bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang

sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan

kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo A.

Wiramihardja, 2017).

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,

2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang

mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai

61
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah

dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan

adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,

apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang

dalam kehidupannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa

kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat

mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya

ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk

akan terjadi.

Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah

kecemasan. Kecemasan adalah ke khawatiran yang tidak jelas dan

menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik kecemasa berbeda

dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart.

2013).

Cemas adalah emosi dan merupakan pengalam subjektif individual

yang di komunikasikan secara interpersonal, mempunyai kekuatan tersendiri

dan sulit untuk di observasi secara langsung (Nursalam. 2017).

2. Aspek – aspek kecemasan

62
Aspek-aspek Kecemasan Menurut Nolen-Hoeksema (2004)

terdapat empat aspek kecemasan:

a. Somatic symptoms

Berhubungan dengan bagian tubuh, dengan indikator, yaitu

merinding, tekanan otot, detak jantung meningkat, pernafasan

meningkat, pernafasan mendalam, limpa kecil berkontraksi,

pembuluh darah membesar, liver mengeluarkan karbohidrat, paru-

paru melebar, pupil membesar, mengeluarkan banyak keringat,

adrenalin mengeluarkan cairan, zat kimia perut hanya sedikit, air

liur berkurang, dan kandung kemih berelaksasi.

b. Behavioral symptom

Menghindar dari segala situasi karena ketakutan, dengan

indikator, yaitu melarikan diri, menghindar, menyerang, kaku,

respon terhadap selera berkurang, dan respon antipati meningkat.

c. Emotional symptoms

Merupakan rasa ketakutan dan kewaspadaan, dengan indikator,

yaitu rasa takut, ancaman, kurang istirahat, dan mudah marah.

d. Cognitive symptoms

Rasa khawatir yang tidak nyata dan sesuatu yang buruk

akan terjadi, dengan indikator, yaitu harapan akan kekerasan,

memperbesar bahaya, bermasalah dalam konsentrasi, terlalu

63
waspada, khawatir dan suka termenung, ketakutan akan kehilangan

kendali, ketakutan akan kematian, dan rasa ketidaknyataan.

3. Tanda-tanda cemas.

Menurut Stuart dan Stundeen (2003) dalam Priyoto (2015), efek

terhadap respons cemas dapat di ketahui dari hal-hal berikut :

a. Fisiologis

Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,

sering kencing, nadi cepat, tensi meningkat, ketegangan otot, sukar

bernapas, berkeringat, pupil mata, anoreksia, kontipasi, sakit kepala,

penglihatan kabur, mual muntah, dan gangguan tidur.

b. Perilaku

Gelisah, tremor, mudah terkejut, bicara cepat, aktivitas gerakan

kurang terkoordinasi atau gerakan tidak menentu seperti gemetar , serta

perasaan tegang yang berlebihan.

c. Kognitif

Tidak mampu memusatkan perhatian atau konsentrasi, persepsi

menyempit atau kreativitas menurun, sering kali memikirkan tentang

malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.

4. Jenis-jenis kecemasan

Freund membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu :

64
a. Kecemasan Realitas atau objektif (Reality or Objectiveanxiety)

Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap

bahaya yang mengancam didunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya

ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang

buas. Kecemasan ini kita untuk berperilaku bagaimana mengadapi bahaya.

Tidak jaranf ketakutan yang bersumber pada realitas ini terjadi ekstrim.

Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut

kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut

terjadi kebakaran.

b. Kecemasan Neorosis (Neorotic Anxiety)

Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa keci, pada konflik

antara pemuasan instigual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang

beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orangtua akibat

pemenuhan kebutuhan isnting seksual dan agresif. Anak biasanya di

hukum karena secara berlebihan mengekspresikan implus seksual atau

agresifnya itu, kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena

adanya harapan untuk memuaskan implus tetentu. (Hawari. 2013).

c. Kecemasan Moral (Moral Anxiety)

Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan

superego. Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu

sendiri. Ketika individu termotivasi mengekspresikan implus instigual

yang berlawanan dengan nilai normal yang termasuk dalam super ego

65
individu itu maka ia akan merasa malu atau bersalah. Pada kehidupan

sehari-hari ia akan menemukan diriya sebagai “Concienci stricken”.

Kecemasan moral menjelaskan bagaimana berkembangnya superego.

Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan akan mengalami konflik

yang lebih hebat dari pada individu yang mempunyai kondisi toleransi

moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan neorosis, kecemasan lebih

longgar.anak-anak akan di hukum bila melanggar aturan yang di tetapkan

orang tua mereka . orang dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika

melanggar norma yang ada di masyarakat. Rasa malu dan perasaan

bersalah menyertai kecemasan moral.

Dapat di katakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata

individu itu sendiri. Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan

balasan yang setimpa karena pelanggaran terhadap aturan moral.apaun

tipenya, kecemasan merupakan suatu tanda peringatan kepada individu

5. Tingkat Kecemasan

Menurut Carpenito, (2013), tingkat kecemasan terbagi atas:

a. Kecemasan ringan

Waspada, persepsi dan perhatian meningkat, gerakan mata, ketajaman

pendengaran bertambah, kesadaran meningkat, mampu mengatasi situasi

bermasalah.

b. Kecemasan sedang

66
Berfokus pada dirinya, menurunnya perhatian terhadap lingkungan,

persepsi menyempit, secara elektif dapat mengarahkan perhatian, sedikit

lebih sulit untuk berkonsentrasi, memandang pengalaman saat ini dengan

arti masa lalu.

c. Kecemasan berat

Perubahan pola pikir, ketidakselera pikiran, tindakan dan perasaan,

lapang presepsi penyempit, belajar sangat terganggu, mudah mengalihkan

perhatian, tidak mampu berkonsentrasi, memandang pengalaman ini dengan

arti masa lalu, tidak mampu memahami situasi saat ini, komunikasi sulit di

pahami, hiperventilasi, takikardia, pusing dan mual.

d. Kecemasan panik dari kecemasan

Ketidakmampuan memahami situasi, respon tidak dapat diduga,

aktivitas motorik yang tidak menentu, persepsi menyimpang, berfokus pada

hal-hal yang tidak jelas, tidak dapat mengintegrasikan pengalaman, hilang

kemampuan mengingat, komunikasi tidak dapat di pahami, muntah dan

merasa mau pingsan.

6. Gejala-gejala Kecemasan

Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan

takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak

menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada

masing-masing orang (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74)

67
Kholil Lur Rochman, (2010) menyebutkan bahwa takut dan cemas

merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu

bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata,

berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu.

Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas,

atau menyebabkan konflik bagi individu. Kecemasan berasal dari perasaan

tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan

dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Beberapa

gejala-gejala dari kecemasan antara lain :

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian

menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk

ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering

dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi

sering juga dihinggapi depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution

(delusi yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak

berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan

jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

1. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

68
Zakiah Daradjat dan Kholil Lur Rochman, (2010). mengemukakan

beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam

dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya

terlihat jelas didalam pikiran

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal hal yang

berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula

menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat

dalam bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.

Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan

dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang

mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

2. Jenis Jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan

didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan

dari luar (Pedak Mustamir, 2009) membagi kecemasan menjadi tiga jenis

kecemasan yaitu :

a. Kecemasan Rasional

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap

sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah kita.

69
b. Kecemasan Irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan

keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.

c. Kecemasan Fundamental

Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa

dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut.

Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai

peran fundamental bagi kehidupan manusia.

3. Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun

situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini

tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi

ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai

dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat

menimbulkan penyakit penyakit fisik (Semiun Yustinus, 2006). membagi

beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :

a. Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya

hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang

70
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan

dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.

b. Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada

individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin

terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real

yangada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif,

dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

c. Simtom motor

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,

gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari

kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara

tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang

tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari

apa saja yang dirasanya mengancam.

7. Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat

Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause.

Dukungan keluarga menjadi seorang wanita yang menghadapi masa

menopasue menjadi sanggat berharga dan menambah ketentaraman hidup.

Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diteriman individu dari orang yang

berada dalam lingkungan keluarga seperti suami, anak dan orang tua sehingga

individu tersebut mersa diperahatikan, diharga dan dicintai. Dukungan keluarga

71
meliputi emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informatif. Manfaat dukungan keluarga yaitu menjadi seorang wanita yang

menghadapi masa menopause lebih nyaman. ( Tri Mistina, 2017)

Sedangka Dukungan sosial dapat diartikan sebagai sejauh mana individu

memandang bahwa orang-orang peduli terhadap dirinya dan bahwa orang-orang

tersebut mengekspresikan kepedulian mereka dengan menyediakan bantuan dan

juga saling memiliki perasaan terhubung atau memiliki ikatan sosial (Sirgy, 2017).

Dengan adanya dukungan sosial individu akan merasa dirinya berharga, dicintai

dan menjadi bagian dari komunitas. Dukungan sosial wanita menopause dapat

diperoleh baik dari keluarga khususnya suami dan anak maupun dari teman atau

komunitas (Siregar, 2018). Dukungan sosial termasuk faktor eksternal yang dapat

memengaruhi kualitas hidup wanita menopause. Bentuk dukungan tersebut dapat

berupa memberikan saran, informasi dan membantu meringankan keluhan-keluhan

yang dialami wanita menopause. Selain itu juga dapat berempati dan memberikan

semangat sehingga wanita menopause tidak merasa sendiri dan keluhan yang

terjadi.

72
Bagan 2.1 Kerangka Teori

8. Kerangka Teori

Premenopause Fase-fae menopause

1. Premenopause
2. Menopause
3. Pascamenopause
Masalah

Kecemasan Perubahan fisik yang terjadi saat


menopause

1. Jantung berdebar-debar
Tinggkat kecemasan 2. Perubahan mulut
3. Perubahan kulit
1. Kecemasan
ringan
2. Kecemasan
sedang

Perubahan psikologi yang terjadi


saat menopause

1. Kecemasan
Faktor yang
2. Stres yang berkepanjangan
mempengaruhi
3. Emosional
kecemasan

1. Dukungan
emosional
2. Dukungan 73
instrumental
3. Dukungan
informatif
4. Dukungan
Sumber: Mulyani2013

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

9. Kerangka konsep

Konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan, dan

membentuk suatu teori yang keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti

maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2017).

Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti kemudian membuat

kerangka penelitian yang akan dilakukan jelas, dan tidak keluar dari tema

penelitian. Untuk itu yang menjadi variabel independen (bebas) yaitu hubunga

dukungan keluarga dan yang menjadi variabel dependen yaitu kecemasan pada

wanita premenopause.

Berdasarkan kerangka konsep dalam penelitian digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat
Dukungan keluarga
kecemasan

74
Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel Dependen

75
46

10.Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas, variabel

yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi

atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau

nilai yang lain. Menurut Tritjahjo Danny Soesilo, variabel Independen

merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (Surahman, 2018). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga pada wanita

menopause.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur

berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya peru bahan

variabel lainnya. Variabel tak bebas ini menjadi primaryinterest to the

researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti, yang selanjutnya menjadi objek

penelitian (Hardani.ddk, 2017) Variabel dependen pada penelitian ini adalah

tingkat kecemasan wanita premenopause.

11. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Berdasarkan

kerangka konsep di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis (H0)
47

Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan

pada wanita premenopause.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik deskriptif

bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga, tingkat kecemasan dan

hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi

masa manopause di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota

Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross

Sectional dengan melakukan pengukuran pada saat yang bersamaan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan

yang berusia 40-49 tahun di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09

Kota Makassar, yang berjumlah 78 jiwa.

2. Sampel

Sampel adalah kumpulan satuan unit yang kita ambil dari

populasi studi dimana pengambilan data atau pengukuran data (Sri, 2019).

Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah wanita yang akan
48

memasuki masa menopause yang bertempat tinggal Wilayah kerja

Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.

Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara

perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus

tersebut digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang

telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 78 jiwa Menurut Sugiyono

(2017:81). Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel

adalah 5 %.

Rumus Slovin:

𝑛 = 𝑁 / (1+(𝑁 x d2) Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = presisi 5%

Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah

sampel penelitian adalah

N
n=
N . d 2+1

78
n=
78.5 % 2+1

78
=
78.0,0025+ 1

78
1) = =65 jiwa
1,195
49

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan

kriteria spsesifik yang telah ditetepkan oleh peneliti. Teknik purposive

sampling adalah salah satu teknik dalam mengambil sampel dengan

tidak berdasarkan random, daerah atau sastra melainkan berdasarkan

atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu

(Muafira,2018).

4. Kriteria Inklusi Dan Eklusif

a. Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a) Wanita yang berusia 40-49 tahun yang belum

mengalami menopause.

b) Bertempat tinggal di Kelurahan Bangkala

c) Bersedia menjadi responden

b. Adapun kriteria ekslusif Responden

a. Tidak bisa membaca dan menulis

b. Tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai


50

C. Definisi Oprasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Hasil ukur Skala
Independen Operasional ukur ukur
Dukungan Dukungan Lembaran Kuesione Setiap pernyataan Ordinal
keluarga pada keluarga adalah pernayataa r diberikan penilain
wanita hubungan n ini pernyataan positif.
premenopause keberadaan, mengunak Selalu: 4
kesedihan, an skla
kesiapan keluarga likert Sering : 3
untuk memberi terdiri dari Jarang :2
perhatian, 17 Tidak perna : 1
menyayangi dan peryataan
Kriteria pernyataan
menolong. Sosial alternatif
(negatif 3 dan 6
dari House jawaban
dukungan
(Smet,1994) 1. Selalu : emosional,
dengan aspek:
2. Sering : dukungan
dukungan
3. Jarang : penghargaan,1
informatif,
dukungan
dukungan 4. Tidak instrumental,3
instrumental,duku Perna : dukungan
ngan emosional
informatif 3)
dan dukungan
penilain Selalu : 1
Sering : 2
Jarang : 3
Tidak Perna: 4
Cukup ≥ 45%-60%
Kurang <45%
51

Tingkat Perasaan Lembaran kusionere Ordinal


Kecemasan takut,khawatir  pertanyaan Ringan <10
dalam dalam ini
menghadapi mengunak Sedang 10-40
menghadapi
masa menopause an skla
menopause terutama saat likert
mengalami fase terdiri dari
siklus haid 20
yang tidak teratur Pertanyaan
sehingga dengan
menimbulkan gelaja,
perasaan cemas. masing-
masing
diberikan
penilain 0-
1

D. Alat pengumpulan data

1. Alat pengumpulan data

Pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadi atau hal-hal yang

diketahui (Nursalam, 2017). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian

yang pertama yaitu kuesioner demografi, yang kedua kuesioner dukungan

keluarga pada wanita dalam menghadapi masa menopause.

a. Pertama adalah kuesioner demografi yang bersi data-data personal responden,

Pendidikan, pekerjaan.

b. Instrumen dukungan keluarga


52

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan keluarga

yaitu berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Hartinah, (2020).

Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 17 butir pernyataan, dalam kuesioner

penelitian menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri dari empat jawaban,

yaitu Selalu, Sering, Jarang , dan Tidak Pernah dalam bentuk pernyataan

positif dan negatif. Untuk pernyataan yang bersifat negative adalah pada

dukungan emosional nomor 3 dan 6, dukungan penghargaan nomor.1,

dukungan instrumental nomor 3 dan dukungan informatif nomor 3. Adapun

pemberian nilainya unfavorable yaitu jika Selalu memperoleh skor 1, Sering

memperoleh skor 2, Jarang memperoleh skor 3, Tidak Perna memperoleh skor

4. Untuk pernyataan favorable pemberian nilainya yaitu Selalu memperoleh

skor 4, Sering memperoleh skor 3, Jarang memperoleh skor 2, Tidak Pernah

memperoleh skor 1.

Setelah ditetapkan kriteria seperti diatas maka responden mendapat skor:

cukup = ≥ 45% – 60 %

kurang = < 45 %

c. Instrument tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel tingkat kecemasan

yaitu berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian Prabandani (2009).

Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan dimana untuk pernyataan negatif terdiri

dari 4 pernyataan yaitu pernyataan nomor 7,8,14 dan 16. Sedangkan untuk

pernyataan positif terdiri dari 16 pernyataan. Kuesioner ini terdiri dari 2 pilihan

jawaban yang dimana untuk pernyataan negatif jika responden menjawab Ya=0
53

dan jika menjawab tidak=1. Sedangkan jawaban untuk pernyataan positif jika

responden menjawab Ya=1 dan jika menjawab tidak=0.

2. Validitasi dan Reabilitas

c. Uji Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang menunjukkan

tingkat kevalidan dan kesaksian suatu instrument dalam pengumpulan data,

suatu instrument yang valid memiliki nilai validitas yang tinggi (Nursalam,

2017). Kuesioner dukungan keluarga tidak dilakukan uji validitas karena sudah

diuji validitas oleh Hartinah (2018) sebanyak 30 orang, hasil dari 23 item

pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6 item yang gugur, hasil keofisien

correlated item-total correlated bergerak antara 0,336 hingga 0,709,

Uji validitas ini dilakukan dengan analisa bukti yaitu skor yang ada pada

bukti dipandang sebagai nilai x dan skor total dipandang sebagai nilai y.

Selanjutnya dihitung dengan korelaksi produkt moment (Notoatmodjo,2005).

Setelah diperoleh harga r xy hasilnya dikonsultasi harga kriktik product moment.

Jika harga r xy >r tabel berarti butir soal valid dengan tingkat kemaknaan 0,05.

Hasil uji coba kuesioner dukungan keluarga pada wanita menopause sebanyak

30 orang, hasil dari 23 item pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6

item yang gugur, hasil keofisien correlated item-total correlated bergerak

antara 0,336 hingga 0,709 (Hartinah,2018). Sedangkan pada kuesioner pada


54

tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi masa menopause dari 25 soal

diperoleh 20 soal valid dan 5 soal tidak valid.

d. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat

dipercaya sebagai alat ukur penelitian. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus

sprearman-brown, sebagai berikut (Hidayat,2017)

2 xr xy keterangan :
r 11=
1+r xy

r 11: reliabilitas instrument

r xy : korelasi product moment belahan

Hasil uji reliabilitas pada kuesioner dukungan keluarga pada wanita

dalam menghadapi menopause adalah sebesar 0,9453. Sedangka hasil uji

reliabilitas pada kuesioner tingkatat kecemasan wanita dalam menghadapi

menopause adalah sebesar 0,8020. Hasil uji reliabilitas > 0,7 sehingan

kuesioner dinyatakan reliabel.

E. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden berdasarkan

kuesioner yang diberikan kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain

badan/intansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder yang


55

digunakan dalam penelitian ini yaitu: data jumlah penduduk wanita di

wilayah kerja Puskesmas Bangkala RW 09 dari Pusat Informasi Kantor

Kelurahan Bangkala Kota Makassar.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09

Kota Makassar.

b. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada tangal 09 Agustus sampai 08 September

2022.

G. Rencana Analisa penelitian

Analisis data diartikan pengupayaan data yang ada dan diolah dalam

bentuk statistik untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam

penelitian (Sujarweni, 2014). Analisa data hasil penelitian dilakukan

dengan menggunakan SPSS versi 22.0 salah satu software yang dapat

digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data

secara statistik (Sujarweni, 2014). Sumber data pada penelitian terdiri dari 2

sumber yaitu:

1. Analisis Data

a) Analisa Univariat
56

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa

univariat atau biasa juga di sebut analisis deskriptif untuk menjelaskan

atau mendekripsikan karakteristik responden dan variabel yang diteliti

(Notoatmodjo, 2018).

b) Analisa Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Dalam analisa ini dilakukan pengujian statistik chi

square dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi

masa menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09

Kelurahan Bangkala Kota Makassar.

H. Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan di

teliti yang memenuhi kriteria inklusi dan di sertai judul penelitian dan

manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan

tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Anomity (tanpa nama)

Dalam penelitian akan di jamin kerahasiaannya data dari responden

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)
57

Setiap orang memiliki hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi dalam memberikan

informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas dan kerahasiaan subjek. Peneliti cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas pasien. (Mensius Darus, 2018).


58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasih Penelitian

Puskesmas Bangkala mulai berdiri sendiri pada tahun 2013. Puskesmas

bangkala berada di Wilayah Kecamatan Manggala, dengan Wilayah Kerja pada

Kelurahan Bangkala, luas wilayah sekita 2,812,06 ha.

Batas Wilayah :

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Antang

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Tamangapa

c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gowa

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Borong

Puskesmas Bangkala memiliki fasilitas dan sarana pelayanan maupun

penunjang yang baik pada suatu lokasi, Puskesmas Bangkala sebagai unit Teknis

Dinas Kesehatan Kota Makassar yang bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bangkala serta berperan

menyelenggaarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan

yang optimal.

e. Kelurahan Bangkala adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Manggala,

Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Yang terletak di jalan


59

Tamangapa Raya dengan luas wilayah : ±73.71.12.002 km2 yang batas

wilayahnya sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan

Antang, sebelah Timur Berbatasan dengan kelurahan Tamangapa, sebalah

Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat Berbatasan

dengan Kelurahan Borong kode pos: 90235 dan Tititk koordinat:

5.10155.11928282.Di kelurahan Bangkala. (TribunNews Network.2022)

Hal yang menjadi alasan peneliti memilih kelurahan Bangkala sebagai

tempat penelitian dikarenakan banyak usia wanita 40 – 49 di wilayah tersebut,

sehingga peneliti memilih Kelurahan Bangkala untuk di lakukan penelitian

tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam

menghadapi masa menopause.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala RW 09

Kecamatan Manggala Kota Makassar pada 09 Agustus sampai dengan 08 September

2022 dengan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 65 responden yang

merupakan wanita premenopause. Dengan mengunakan rancangan penelitian analitik

deskriptif dimana responden akan minta untuk mengisi kuesioner tentang dukungan

keluarga dan tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini di sajikan secara berurutan yaitu

dengan analisis univariat dan bivariat, selanjutnya dilakukan pembahasan tehadap hasil

penelitian.

1. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia, siklus haid, status

responden, usia ketika menikah, usia pertama kali melahirkan, usia terakhir kali
60

melahirkan, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah anak dan status tempat

tingal.

1. Usia

Tabel 4.1. karakteristik responden berdasarkan usia pada wanita yang

menghadapai menopause di Wilaya Kerja Pusekesmas Bangkala RW 09

Kota Makassar.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karateristik Responden Premenopause Di


Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala
Karekteristik responden Frekuensi (n) Presentase (%)
Usia
40-55 tahun 38 58,5
46-49 tahun 73 41,5

Siklus Haid
Teratur 36 55,4
Tidak teratur 29 44,6
Status Responden
Menikah 62 95,4
Janda 3 4,6
Usia ketika menikah
15-16 tahun 3-1 4,6-1,5
17-25 tahun 3-3 4,6-4,6
26-28 tahun 3-1 4,3-1,5
Usia pertama kali melahirkan
16-19 tahun 2-3 3,1-4,6
20-15 tahun 5-6 7,7-9,2
26-30 tahun 4-1 6,2-1,5
Usia terakhir kali melahirkan
61

20-35 tahun 1-4 1,5-6,2


>35 tahun 4 6,2
Pendidikan terakhir
SD 17 26,2
SMP 13 20,0
SMA 23 35,4
AKADEMI/PT 12 18,5
Pekerjaam
Belum/tidak bekerja 2 3,1
IRT 38 58,5
Wirausaha 19 29,2
Pegawai negeri 6 9,2
Status tempat tinggal
Bersama keluarga inti 38 44,6
Bersama keluarga besar 21 55,4
Bersama mertua 6 9,2
Jumlah anak
1-2 anak 29 44,6
>2 anak 36 55,4
Jumlah 65 100,0
Sumber : data primer 2022
Berdasarkan tabe Di atas karaktersitik responden menurut umur yang
terbanyak pada usia 40 - 46 yaitu 38 responden (58,5%) di badingkan usia 46 –
49 dengan respoden 27 (41,5%). Maka siklus haid yang teratur sebanyak 36
responden (55,4%), dan status ketika menika sebanyak 62 (95,4%). Responden
dengan siklus sklus haid yang teratur yaitu sebanyak 36 responden (55,4%). status
responden terbanyak yaitu 62 responden (95,4%) sedangkan yang paling sedikit
status responden yaitu sebanyak 3 responden (4,6%). karateristik responden
menurut usia pertama kali melahirkan rata – rata di usia 20 – 25 tahun (7,7% -
9,2%) dengan memasuki kategori aman untuk melahirkan dan usia rentang
berbahaya ketika melahirkan di usia 16 – 19 (3,1% - 4,6%). karakristik responden
62

bahwa usia terakhir kali melahirkan yang paling banyak di usia 20 - 35 tahun
(10,8%) dan responden yang terakhir kali melahirkan di usia tertua di atas 40
tahun sebanyak (9,2%). karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan
pekerja terbanyak yang berpendidikan SMA (35,4%) sedangkan paling sedikit
yang berpendidikan Akademi/PT(18,5%). Maka dapat diketahui pekerja responden
sebagian besar yaitu Ibu Rumah Tangga (58,5%). karakteristik responden frekuensi
status tempat tinggal terbanyak yaitu tingal bersama keluarga inti (58,5%). Dengan
jumlah anak paling banyak yaitu lebih dari 2 (55,4%).

2. Analisis Univariat

a. Dukungan keluarga
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
DUKUNGAN Frekuensi Prentase
KELUARGA (f) (%)
CUKUP 55 83,3
KURANG 10 16,6
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dari 65 responden yang di teliti dengan

melihat frekuensi penelitian menemukan bahwa tingkat dukungan keluarga cukup

yang paling banyak yaitu 55 responden atau (83,3%) sedangkan yang paling

sedikit dukungan keluarga sebanyak 10 responden atau (16,6%).

c. Tingkat kecemasan

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Wanita


Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
TINGKAT Frekuensi Prentase
KECEMASAN (f) (%)
RINGAN 20 30,3
SEDANG 45 69,6
Total 65 100,0
63

Sumber : data primer 2022


Berdasarkan tabel 4.12 di atas dari 65 responden yang di teliti

dengan melihat frekuensi penelitian menemukan bahwa tingkat kecemasan

yang tertinggi sebanyak 45 responden atau (69,6%) sedangkan tingkat

kecemasan yang paling rendah sebanyak 20 responden atau (30,3%).

1. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel, yang diduga

berhubungan, dalam hal ini variabel independen (dukungan keluarga)

dengan variabel dependen (tingkat kecemasan). Adapun hasil Analisi

bivariat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Chi Square

dengan tingkat kemknaan p = 0,05 dapat dilihat dalam uraian di bawa ini.

Hubungan Dukungan Keluarga pada Wanita Premenopause dengan

Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Masa Menopause

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hubungan Dukungan keluarga dan


Tingkat Kecemasan Responden Wanita Premenopause Di Wilaya
Kerja Puskesmas Bangkala.

DUKUNGAN KELUARGA * TINGKAT TINGKAT KECEMASAN Total


KECEMASAN
RINGAN SEDANG
CUKUP 18 36 55
DUKUNGAN KELUARGA
KURANG 2 9 10
Total 20 45 65

Sumber Data primer,2022


Berdasarkan 4.12. didapatakan hasil penelitian yang dilakukan tentang dukungan

keluarga dengan tingkat kecemasan dalam mengadapi masa menopause di dapatkan

hasil, responden dengan dukungan keluarga yang cukup sebanyak 55 responden atau

(83,3%) dan responden dengan tingakat kecemasan sedang sebanyak 46 responden

atau(69,7%) dari hasil Uji Chi- Square diperoleh nilai Asimp.Sig sebesar – 0,338 > ά =
64

0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan

antara dukungan keluarga denga tingka kecemasan dalam menghadapi masa menopause.

Tabel 4.14 uji Chi-Square


Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,918a 1 ,338
Continuity Correction b
,359 1 ,549
Likelihood Ratio ,994 1 ,319
Fisher's Exact Test ,482 ,283
Linear-by-Linear ,904 1 ,342
Association
McNemar Test ,000c
N of Valid Cases 65

Berdasarkan tabel 4.12. telihat nilai Asimp.Sig sebesar 0,338. Karena

nilai Asimp.Sig 0,338 lebih sebasar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

“tidak terdapat hubungan yang signifikan antar dukungan keluarga dengan

tingkat kecemasan“ hal ini dapat diartikan pula bahwa dukungan keluarga tidak

mempunyai kolerasi dengan tingkat kecemasan.

Maka hasil tersebut memberikan makna bahwa hipotesis 0 di terima yang

berarti tidak ada hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan

tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.

C. PEMBAHASAN

1. Dukungan keluarga

A. Dukungan Emosional Keluarga Berdasarkan hasil penelitian terhadap 65

responden wanita premenopause di wilayah kerja Pusekesmas Bangka


65

menunjukkan dukungan emosional baik diterima oleh 20 responden (50%) dan

kurang baik diterima oleh 20 responden (50%). Menurut Anwar (2018),

melakukan penelitian tentang gambaran dukungan keluarga terhadap

perawatan menopause di RW 05 Kelurahan Jatisari Kota Bekasi. Menunjukkan

bahwa dukungan emosional keluarga kurang baik, mayoritas perawatan

menopause di rumah kuranng baik sebesar 78%, sedangkan dukungan

emosional keluarga baik mayoritas perawatan menopause baik sebesar 27%.

Nugroho (2020) mengatakan bahwa dukungan emosional merupakan

bentuk dukungan berupa rasa aman, cinta kasih, memberikan semangat,

mengguranggi putus asa, mengurangi rasa rendah dari dan keterbatasan sebagai

akibat ketidakmampuan fisik (penurunan kesehatan) yang dialami.

B. Dukungan emosional keluarga sangat diperlukan oleh seseorang yang

mengalami masalah kesehatan yang beratdan emosional yang tinggi terutama

pada saat menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan didalam

organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia.

Namun pada penelitian ini ada kesamaan dengan penelitian Anwar

(2017), menurut peneliti baik dan kurangnya dukungan emosional keluarga di

RW 09 Kelurahan Malaka Sari dikarenakan banyaknya responden yang bekerja

sebagai ibu rumah tangga sehingga merupakan hal yang wajar bila merasa

kelelahan sehingga kurangnya perhatian dari angota keluarga yang lain

terhadap perawatan menopause di rumah, oleh karena itu diperlukan

komunikasi dan interaksi antara keluarga dengan ibu menopause.

C. Dukungan Informasi Berdasarkan hasil penelitian terhadap 40 responden ibu


66

menopause di Kelurahan Kemanggisan Ilir menunjukkan dukungan informasi

baik diterima oleh 12 responden (30%) dan kurang baik diterima oleh 28

responden (70%).

Menurut Anwar (2010), melakukan penelitian tentang gambaran

dukungan keluarga terhadap perawatan menopause di RW 05 Kelurahan

Jatisari Kota Bekasi. Menunjukkan bahwa dukungan informasi keluarga

kurang baik, mayoritas perawatan menopause di rumah kuranng baik sebesar

70%, sedangkan dukungan informasi keluarga baik mayoritas perawatan

menopause baik sebesar 30%. Menurut House (1994, dalam setiadi, 2008),

bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam

menaggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat,

pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini

dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan

yang sama atau hampir sama. Anggota keluarga yang sakit jika mendapat

informasi yang cukup akan termotivasi untuk tetap menjaga kondisi kesehatan

utnuk menjadi lebih baik

D. Dukungan informasi

keluarga sangat diperlukan oleh seseorang yang mengalami masalah kesehatan

yang berat dan pada saat menopause wanita akan mengalami perubahan-

perubahan didalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia

sehingga membutuhkan upaya dan informasi agar ibu menopause mengerti

akan perubahan yang terjadi pada dirinya. Namun pada penelitian ini ada

kesamaan dengan penelitian Anwar (2017), menurut peneliti baik dan


67

kurangnya dukungan informasi keluarga di Wilayah Kerja Puskesma Bangka

RW 09. Hal ini sesuai dengan tingkat pendidikan rata-rata keluarga di Wilayah

Kerja Puskesma Bangka Kelurahan Bangka adalah SMA, sehingga merupakan

hal yang wajar bila merasa kurangnya informasi.

Karakteristik penerimaan periode menopause Berdasarkan hasil

penelitian terhadap 65 responden sebagian besar penerimaan periode

menopause yang diberikan keluarga adalah 21 responden (52,5%) cukup. Dan

penerimaan periode menopause yang kurang diberikan oleh keluarga adalah 19

responden (47,5%).

Menurut Sofia (2019), bagi wanita yang selama ini mengabdikan total

kepada suaminya dan keluarga, akan menimbulkan perasaan bahwa dirinya

sudah tidak berharga dan tidak dibutuhkan lagi. Perasaan bahwa dirinya tidak

dibutuhkan dan tidak dihargai lagi, sehingga muncul rasa takut, tegang, sedih,

lekas marah, mudah tersinggung, gugup, stress, dan depresi hal ini akan

menurunkan bahkan menghentikan keinginannya untuk melakukan aktivitas.

Iapun akan semakin terisolir dan menyingkir dari aktivitas sosial dan

kemasyarakatan

Selain itu Sofia (2019) menambahkan bahwa keluarga merupakan

sasaran dalam pemberian motivasi pasien menopause, mengkomunikasikan

masalah dengan suami, tentang berbagai perubahan maupun gangguan fisik

dan psikologis yang dirasakan perlu diketahui suami. Pengertian, penerimaan

dan dukungan suami sangat besar artinya bagi wanita yang mengalami

menopause, sehingga ketengangan yang muncul dapat dicegah. Lebih baik bila
68

keterbukaan ini juga ditumbuhkan kedalam keluarga secara keseluruhan,

artinya anak-anak juga memberikan dukungan.

1. Tingkat kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan responden mengalami

kecemasan ringan yaitu 20 orang (30,3%), responden yang mengalami

kecemasan sedang 45 orang (69,6%).Berdasarkan karakteristik responden yang

mengalami kecemasan ringan mayoritas usia 40 – 45 tahun, berpendidikan

terakhir SMA, dan ibu rumah tangga .

Penelitian yang telah dilakukan oleh Praju Susiana Marga Tahun 2019

yang berjudul hubungan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu

masa menopause, 18 orang responden mengalami kecemasan ringan (50%), 5

orang responden mengalami kecemasan sedang (25,6%), dan 9 orang

responden tidak mengalami kecemasan (28,1%). Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan hasil penelitian Novita Fitri Maryansyah Tahun 2020 bahwa

wanita pada usia pramenopause sangat rentan mengalami kecemasan, 24 orang

responden (43%) mengalami kecemasan ringan, 18 orang responden (32%)

mengalami kecemasan sedang, 3 orang responden (5%) mengalami kecemasan

berat, dan 11 orang (20%) tidak mengalami kecemasan.

Penelitian lain sejalan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Nur

Aprillia Tahun 2017 dengan hasil bahwa dari 100 responden 53 % responden

mengalami kecemasan ringan, 25% responden mengalami kecemasan sedang,

dan 22 % responden tidak mengalami kecemasan.

Menurut Suliswati (2019), kecemasan adalah perasaan tidak nyaman


69

atau ketakutan yang tidak ada sebabnya atau gelisah di sertai dengan respon

otonom, perasaan was-was untuk mengatasi bahaya, ini merupakan sinyal

peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu untuk mengambil

langkah untuk menghadapinya.

Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah akan menyebabkan orang

tersebut mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang atau

individu akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi

tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan menangkap

informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru (Hawari,

2018). Tingkat 51 pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan

respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang

yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka

yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari.

Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya

kecemasan. (Hawari, 2018). Sehingga dalam penelitian ini responden sudah

memiliki pendidikan yang cukup baik sehingga responden sudah dapat

menerima informasi secara rasional dan dapat memahami informasi yang baru

sehingga responden dapat mengerti menopause dengan baik (Hawari, 2018)

Pekerjaan dapat mempengaruhi kecemasan, seseorang yang tidak bekerja

atau tidak mempunyai pekerjaan tetap lebih mudah mengalami kecemasan dari

pada yang bekerja atau mempunyai pekerjaan tetap. Responden dalam

penelitian ini mayoritas yang mengalami kecemasan adalah seorang ibu rumah
70

tangga ini terjadi karena responden tidak mempunyai pekerjaan, sehingga

mereka merasa cemas saat mereka akan memnghadapi masa menopause dan

sudah mulai tua

Kecemasan dapat terjadi pada wanita yang usianya tergolong muda

karena berhubungan dengan kestabilan emosional dan kedewasaan seseorang

dalam menghadapi masalah (Hawari, 2018).

Dalam penelitian ini responden yang paling banyak mengalami

kecemasan ringan adalah responden yang berusia 42 tahun ini 52 di karenakan

masih labilnya emosi responden tentang kesiapan menghadapi menopause.

2. Hubungan Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan

Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause.

Dari tabel 4.14 telihat nilai Asimp.Sig sebesar 0,338. Karena nilai

Asimp.Sig 0,338 lebih sebasar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa “tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan“ hal ini dapat diartikan pula bahwa dukungan keluarga tidak

mempunyai kolerasi dengan tingkat kecemasan.

Maka hasil tersebut memberikan makna bahwa hipotesis 0 di terima yang

berarti tidak ada hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan

tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nopita Sari

(2022). Yang mengatakan bahwa dukungan keluarga dengan kategori cukup

dalam mengadapi menopause dapat berupa informasi tentang masa menopause

yang meliputi tanda dan gejala serta penangananya. Dukungan yang berupa
71

informasi berfungsi untuk memberikan pengatahuan kepada responden bahwa

sebelum memasuki masa menopause responden akan mengalami tanda dan gejala

yang dapat membuat tidak nyaman bahkan menimbulkan kecemasan karena bisa

diangap sebagai penyakit yang memerlukan pengobatan khusus. Adanya

informasi tentang menopause akan memberikan ketenangan dan kesiapan

responden dalam menghadapi menopause. Hal ini mungkin disebabkan karena

keluarga mudah mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi terutama

tentang menopause. Untuk mengetahui informasi diperoleh bukan hanya dari

pendidikan formal melainkan dari pendidikan non formal. Pendidikan non formal

pada keluarga dapat diperoleh dari melihat, membaca, mendengarkan radio, media

cetak maupun elektronik dan penyuluhan atau informasi yang diberikan dari

rumah sakit sehingga derajat kesehatan pasien dan keluarga dapat di tingakatkan

secara optimal

Responden yang mendapatkan dukungan dengan kategori cukup akan

merasa lebih tenang dan siap dalam menghadapi menopause dibandikan dengan

responden dukungan keluarga kurang. Dukungan keluarga yang cukup dapat

ditunjukan dengan perhatian dan kasih sayang seluruh keluarga terutama suami

dan anak-anaknya. Adanya perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya akan

memberikan kepuasan sendiri pada responden. Sedangkan responden yang

mendapatkan dukungan dengan kategori kurang, akan merasakan kecemasan

dalam menghadapi menopause. Hal tesebut dapat disebabkan karena perhatian

dan kepedulian keluarga terutama suami dan anak – anaknya yang kurang.

Kurangnya informasi yang dimiliki responden tentang masa menopause

merupakan salah satu bentuk kurangnya dukungan keluarga kepada responden


72

dalam mengahadapi menopause. Hal ini mungkin disebabkan karena pengetahuan

dan pendidikan yang rendah.

Dari tabel 4.12 diatas memprelihatkan bahwa responden mayoritas

mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi menopause yaitu sebanyak 45

responden (69,6%) sedangkan responden minoritas mengalami kecemasan ringan

yaitu sebanyak 20 responden (30,3%)

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar umur responden adalah

40-45 tahun karena terkait dengan pengalaman dan penegtahuan semakin tua usia

seseorang mungkin akan menambah pengetahuan dan pengalaman seseorang

tentang kesehatan reproduksi tentang menopause akan tetapi dalam penelitian ini

peneliti tidak melakukan pengedalian terhadap pengetahuan dan pengalaman.

Dari tabel 4.13 memperlihatkan bahwa responden mayoritas mendapatkan

dukungan keluarga yang kurang dalam menghadapi menopause serta mengalami

kecemasan sedangan yaitu sebanyak 45 responden (69,6%) sedangkan responden

minoritas adalah mendapatkan dukungan keluarga cukup sebanyak 11 responden

(11,7%). Responden yang mendapatakan dukungan keluarga kurang dan

mengalami kecemasan sedang dapat pendidikan turut mempengaruhi tingkat

kecemasan. Berdasrakan perhitungan didapatakan nilai ρ sebesar 0,918 dengan

taraf siknifikan (p) 0,338. Sehinga dapat diseimpulkan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan yang dialami

sehingan wanita usia 40 -49 tahun di jetak Selomartani Kalasan Sleman yang

ditunjukan dengan nilai Asimp.Sig lebih besar dari 0,05.

Tidak ada hubungan antara dukunga keluarga dengan tingat kecemasan


73

juga dapat disebabkan karena kecemasan yang dialami responden menghadapi

menopause lebih cenderung merupakan gejala pskiologi sebagaimana yang

dinyatakan oleh (Papuli.20218) yang menyebutkan bahwa rasa khawatir yang

berlebihan disebabkan karena responden terlalu memikirkan perubahan –

perubahan yang dialaminya menjelang menopause. Hal tersebut dapat disebabkan

karena responden terlalu mengetahuai bahwa setiap orang akan menjadi tua dan

mengalami perubahan sesuai dengan pertambahan usia. Kesadaran responden

tersebut dapat di pengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang sebagian

besar SMA sebagaimana diperlihatkan tabel 4.7. Pendidikan akan berpengaruh

terhadap kecemasan responden dalam menghadapi menopuase, responden yang

mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi akan mempunyai tingkat kecemasan

lebih rendah dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan lebih

rendah. Menurut Kaplan dan Sadock (2017). Tingkat tentang hal –hal yang

datang, sepeti cemas, khawatir, takut, bepikir berulang-ulang,, membanyangkan

akan datangnya kemalangan terhadap dirinya maupun orang lain, kewaspadaan

yang berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sulit

konsetrasi, merasa nyeri dan suka tidur.

D. Keterbatasan Penelitian.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Kurangnya masyarakat yang mau bersedia menjadi responden di

karenakan khawatir ada pemerikasaan dan pembayaran.


74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, simpulan yang dapat

diperoleh dari penelitian ini adalah:


75

1. Hasil penelitian didapatkan dukungan keluarga terbanyak yaitu 55 responden

(83,3%) dengan kategori dukungan keluarga cukup.

2. Hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan terbanyak yaitu 45 responden

(69,6%) dengan kategori tingkat kecemasan sedang.

3. Hasil penelitian didapatakan dukungan sebanyak 55 responden atau (83,3%)

dan responden dengan tingakat kecemasan sebanyak 45 responden

atau(96,6%) dari hasil Uji Chi- Square diperoleh nilai Asimp.Sig 0,338> ά =

0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam

menghadapi masa menopause.

2. Saran

1. Bagi subjek

Hendaknya subjek dapat mengelola kecemasannya dalam menghadapi

menopause. Melalui hasil penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa salah

satu upaya dalam mengelola kecemasannya adalah dengan mencari dukungan

keluarga berupa dukungan emosional, atau jika sudah mendapat dukungan

sosial keluarga berupa dukungan emosional, maka subjek hendaknya dapat

memanfaatkan dukungan yang sudah ada dari keluarganya. Upaya dalam

mencari dukunga keluarga sepenuhnya, berkaitan dengan dukungan


76

informatif, dukungan penghargaan, dan dukungan instrumental, diharapkan

subjek mampu meminta pertolongan dari keluarga (dapat berupa bantuan

nyata atau informatif), dan bersedia mengutarakan permasalahannya kepada

keluarga

2. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai kecemasan

menghadapi menopause disarankan untuk memperhatikan kendala dan keterbatasan

dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengambilan data secara klasikal.

Saran lainnya adalah melibatkan faktor lain dari kecemasan menghadapi menopause

untuk diteliti sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai

kecemasan menghadapi menopause. Faktor-faktor tersebut antara lain ancaman

terhadap integritas fisik dan sistem diri (termasuk ancaman terhdap nilai eksistensi

dasar manusia), patofisiologis, situasional, tidak terpenuhinya kebutuhan atau

frustrasi, konflik, dan proses pertumbuhan fisiologis.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,34
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/20%0A18/11/05/1485/agustus-
2017--%0Atingkatpengangguran-terbuka--tpt--%0Asebesar-5-34-
persen.html
BPS. (2017). Proyeksi Penduduk Indonesia 2005-2025. 2017 Juli 26.
https://www.bps.go.id/publication/2017/07/26/b598fa587f5112432533a65
6/statistik-indonesia-2017.html
Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi penelitian keperawatan. Pustaka Baru Press.
Hanifah, I., Hidayati, T., & Yuliana, W. (2021). Pengaruh Penyuluhan Tentang
Menopause Terhadap Kecemasan Seks Masa Menopause Pada Komunitas
Muslimatan. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery),
77

7(2), 91–96. https://doi.org/10.33023/jikeb.v7i2.824


Ibrahim. 2012. Kecemasan Menghadapi Persalinan. Bandung : Gramedia.
Ibrahim, Ayub Sani, 2012. Panik Neorosis & Gangguan Cemas,Jakarta :
Jelajah Nusa.
Jorge, L. (2016). Association between anxiety and severe quality-of-life
impairment in postmenopausal women: analysis of a multicenter Latin
American cross-sectional study. The Journal of The North American
Menopause Societ, 24(6).
Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.2017.
http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id//index.php?
p=show_detail&id=5998
Kim, M. (2014). Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan
perempuan monopouse di kacamatan diwek kabupaten jombang. Well
Being, 3(1), 54–70.
Koeryaman, M. T., & Ermiati, E. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan
pemenuhan kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun. Medisains, 16(1),
21. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2411.
Kulsum. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Dalam
Menghadapi Menopause di Desa Meunasah Dayah Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireun Factors that Influence Anxiety In Facing
Menopause in The Village of Meunasah Dayah Peusangan Sub-district In
Bireuen District. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 5(2),
2615–109.
Koeryaman, M. T., & Ermiati, E. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan
pemenuhan kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun. Medisains, 16(1),
21.
Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan mental (Rohmad (ed.)). STAIN Press dan
kerjasama dengan Fajar Media Press Bibliografi.
Luthfiyaningtyas, Siskha. 2016. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Sindrom Koroner Akut Di RSUD
Tugurejo Semarang, Skripsi. Semarang : Fakultas Ketokteran Universitas
Diponegoro Semarang.
Lusiana, N. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Wanita
dalam Menghadapi Menopause di Puskesmas Melur Pekanbaru Tahun
2014. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(77).
https://www.researchgate.net/publication/318193046_Faktor-
faktor_yang_Berhubungan_dengan_Kecemasan_Wanita_dalam_Menghad
api_Menopause_di_Puskesmas_Melur_Pekanbaru_Tahun_201
78

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis


Edisi 4 (4th ed.). Salemba Medika.
Proverawati, A. (2010). Menopause Dan Sindrome Premenopause.
http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=116558
Stuart, Gail W. 2013 Mengenal Sebab-Sebab, Akibat-Akibat Dan Cara Terapi
Insomnia. Yogyakarta : Flashbooks.. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta : EGC.
Sutardjo A. Wiramihardja. (2017). Pengantar psikologi abnormal / Sutardjo A.
Wiramihardja; penyunting, Rose Herlina (edisi 2). Ferika Aditam.

Lampiran 1.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth:
Bapak/Ibu
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky :
Nama : Legayatri Tasyalwi Suat
Nim : 183145105035
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
79

Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingkat


Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopasue Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar”.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi responden.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/Ibu
menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan menandatangani
lembar persetujuan dan menjadi responden yang akan diteliti.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden saya
ucapkan terimakasih.

Makassar 2022

Penelitian

(LegayatriTasyalwi Suat)

Lampiran 2. Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :
80

Dengan ini bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Megarezky yang

bernama Legayatri Tasyalwi Suat (183145105035) dengan judul Hubungan

Dukungan Keluarga Pada Wanita Premenopause Dengan Tingakat

Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Wilayah Kerja

Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar. Saya memahami penelitian ini

dimaksudkan untuk kepentingan ilmiah dalam rangka penelitian dan tidak

merugikan saya serta hal-hal yang bersifat rahasia dijaga kerahasiaannya.

Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari

siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.

Makassar, 2022

Responden

( )

Lampran: 3

KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………..
2. Usia : …………………………………………….tahun.
3. Usia menarche : ……………………………………. tahun.
4. Status : ( ) Menikah, ( ) Belum Menikah, ( ) Janda
5. Usia ketika menikah : ……………………………… tahun.
6. Usia pertama kali melahirkan : …………………….. tahun.
7. Usia tekahir kali melahirkan : ……………………… tahun.
81

8. Isi jika ibu menggunakan/pernah menggunakan alat kontrasepsi :


………………………………………… (tuliskan jenis alat kontrasepsinya)
9. Ibu menderita penyakit : ( ) Diabetes, ( ) Hipertensi, ( ) Osteoporosis
10. Pendidikan Terakhir : ( ) SD, ( ) SMP, ( ) SMA, ( ) Akademi/PT
11. Pekerjaan : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) IRT, ( ) Wiraswasta, ( )
Pegawai negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.
12. Pekerjaan Suami : ( ) Belum/Tidak bekerja, ( ) Wiraswasta, ( ) Pegawai
negeri/swasta, ( ) Petani/nelayan, ( ) Buruh dan sejenisnya.
13. Jumlah Anak : ( ) Belum/tidak punya anak
( ) 1-2 anak
( ) >2 anak
14. Dalam satu rumah tinggal bersama :
( ) Tinggal sendiri
( ) Bersama keluarga inti (pasangan dan anak)
( ) Bersama keluarga besar, sebutkan : …………………………………….
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
15. BB : ………………… Kg, TB : ……………. cm.
16. TD : ………………… mmHg.

Lampiran 4. Kesioner penelitian

DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA PREMENOPAUSE


DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE
Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang
tersedia dengan memperhatikan kriteria di bawah ini:
 Selalu
 Sering
 Jarang
 Tidak Perna
82

a. Dukungan Emosional
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
perna
1. Disaat saya mengalami kesedihan, keluarga saya
memberi penghiburan
2. Keluarga saya peduli dengan kulit saya yang mulai
tipis dan keriput
3. Ketika saya sakit, keluarga tidak peduli sama saya

4. Keluarga peduli dengan kesehatan saya

5. Keluarga saya sering memberikan saran yang


terbaik untuk kesehatan saya
6. Keluarga tidak peduli dengan pola makan saya

b. Dukungan penghargaan
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
perna
1. Dengan perubahan tubuh saya, keluarga kurang
menghargai saya
2. Keluarga menganjurkan saya membaca artikel
melalui media sosial mengenai menopause
3. Keluarga meluangkan waktu untuk berbagai
pendapat mengenai menopause bersama saya
4. Keluarga saya mau menerima keadaan saya apa
adanya
c. Dukungan instrumental
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
perna
1. Keluarga saya memberikan vitamin untuk menjaga
kesehatan tubuh menjelang menopause
2. Ketika saya kelelahan dalam mengerjakan pekerjaan
maka keluarga membantu menyelesaikan
3. Keluarga saya tidak memberikan saran yang terbaik
untuk kesehatan saya
83

4. Bila mempunyai masalah, keluarga membantu saya


mengatasinya
d. Dukungan Informatif
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
Perna
1. Keluarga memberikan solusi yang baik terhadap
kenaikan berat badan yang saya alami
2. Saya merasa senang jika berkumpul bersama
keluarga
3. Keluarga tidak memberikan pujian, saat saya
berhasil melakukan sesuatu

Lampran 5. Kuesioner penelitian


Tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause
Berilah tanda check ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia dengan
memperhatikan kriteria di bawah ini :
“Ya” = Bila pernyataan sesuai dengan perasaan anda
“Tidak” = Bila pernyataan tidak sesuai dengan perasaan anda

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya merasakan banyak keringat berlebih walaupun tidak
beraktivitas
2 Rasa panas pada wajah saya akhir-akhir ini berpengaruh banyak
pada penampilan saya
84

3 Saya sering mudah kelelahan belakangan ini


4 Saya sering terganggu oleh rasa pusing
5 Saat saya berhubungan seksual dengan suami saya merasakan
sakit pada vagina
6 Saya merasa kerutan pada kulit cukup mengganggu penampilan
saya
7 Saya tetap dapat tidur dengan nyenyak
8 Di usia saya sekarang, saya masih dapat mengingat sesuatu
dengan baik
9 Saya kurang percaya diri belakangan ini
10 Belakangan ini saya lebih dapat meredam amarah saya
11 Saya mengalami kesukaran untuk memusatkan perhatian
terhadap suatu pekerjaan
12 Jika sudah berhenti haid saya merasa peran saya sebagai istri dan
ibu akan hilang
13 Saya seringkali dalam keadaan tegang
14 Saya merasa lebih rileks saat menghadapi menopause

15 Akhir-akhir ini saya tidak merasakan kenikmatan saat


berhubungan intim bersama suami
16 Saya tetap dapat merasakan kepuasan seksual bersama suami
saya
17 Saya khawatir vagina saya yang terasa kering belakangan ini
mengganggu hubungan intim saya bersama suami
18 Menopause akan menghambat aktifitas sosial saya
19 Jika sudah sudah berhenti haid, produktivitas saya akan menurun
20 Menopause akan menghambat pekerjaan saya
Jumlah
Sumber : Prabandani (2009)
85

LAMPIRAN 6: Matster Tabel

Nam kategori Pendidika


Usia Status Pekerjaan Siklus Haid
a usia n

menika
Ny.s 48 Lansia Awal h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny.R 47 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
menika
Ny.Y 46 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
Dewasa menika
Ny.M 42 Akhir h SMA IRT Teratur
menika WIRASWAST
Ny.F 48 Lansia Awal h SMA A Teratur
86

Dewasa menika
Ny.N 43 Akhir h SD IRT Teratur
Dewasa menika
Ny.W 44 Akhir h SMP IRT Teratur
menika
Ny.C 46 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
menika WIRASWAST Tidak
Ny. D 50 Lansia Awal h SMA A Teratur
Dewasa Tidak
Ny.S 40 Akhir janda SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny.J 48 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika
Ny. B 49 Lansia Awal h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny.L 49 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
Dewasa menika WIRASWAST Tidak
Ny.N 41 Akhir h D3 A Teratur
menika WIRASWAST Tidak
Ny.A 47 Lansia Awal h SMP A Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.K 39 Akhir h SMP IRT Teratur
menika Tidak
Ny.S 48 Lansia Awal h SMA PNS Teratur
Ny. menika WIRASWAST
W 47 Lansia Awal h SMA A Teratur
menika Tidak
Ny.S 46 Lansia Awal h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny.E 48 Lansia Awal h SD IRT Teratur
Dewasa menika
Ny. v 45 Akhir h SMP IRT Teratur
Dewasa menika
Ny.D 42 Akhir h SMA IRT Teratur
Dewasa menika
Ny.R 43 Akhir h S1 PNS Teratur
menika WIRASWAST Tidak
Ny.S 48 Lansia Awal h SMA A Teratur
menika Tidak
Ny.H 48 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
Dewasa
Ny.F 40 Akhir janda SMA IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.I 45 Akhir h SMA IRT Teratur
Dewasa menika
Ny.F 41 Akhir h SD IRT Teratur
Ny.A 50 Lansia Awal menika SMP IRT Tidak
87

h Teratur
Dewasa menika WIRASWAST
Ny.C 43 Akhir h SMA A Teratur
menika
Ny.O 46 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.M 42 Akhir h SMA IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.A 44 Akhir h SMP IRT Teratur
menika Tidak
Ny.P 50 Lansia Awal h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny. E 47 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
Dewasa menika WIRASWAST Tidak
Ny R 45 Akhir h SMA A Teratur
menika Tidak
Ny. J 49 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny. H 48 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny. K 48 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny.M 46 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.S 42 Akhir h SMP IRT Teratur
menika Tidak
Ny.G 50 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
Dewasa menika WIRASWAST Tidak
Ny.R 45 Akhir h SMA A Teratur
WIRASWAST Tidak
Ny.I 47 Lansia Awal janda SMA A Teratur
menika
Ny.N 50 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
menika Tidak
Ny.F 48 Lansia Awal h SD IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.M 45 Akhir h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny.H 48 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.M 44 Akhir h SMA IRT Teratur
menika WIRASWAST Tidak
Ny.C 47 Lansia Awal h SMA A Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny. B 42 Akhir h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny.M 46 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
88

Dewasa menika Tidak


Ny.F 43 Akhir h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny.H 50 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny.K 49 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.A 45 Akhir h SMP IRT Teratur
Dewasa menika Tidak
Ny.L 41 Akhir h SMP IRT Teratur
menika Tidak
Ny.H 46 Lansia Awal h SMP IRT Teratur
menika Tidak
Ny.V 47 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika WIRASWAST Tidak
Ny.S 47 Lansia Awal h SMA A Teratur
menika WIRASWAST Tidak
Ny.Z 48 Lansia Awal h SMP A Teratur
menika Tidak
Ny.P 48 Lansia Awal h SD IRT Teratur
menika Tidak
Ny.T 49 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny.D 49 Lansia Awal h SMA IRT Teratur
menika Tidak
Ny.S 48 Lansia Awal h SMP IRT Teratur

Kategori Kategori Usia Kategori Usia


Usia Usia Pertaman Usia Terakhir
Usia Pertama Terakhir
Menikah Melahirkan melahirkan
Menikah Melahirkan Melahirkan
16 Remaja Awal 17 Remaja Akhir 31 Dewasa Awal
19 Remaja Akhir 21 Remaja Akhir 33 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 36 Dewasa Akhir
21 Remaja Akhir 23 Remaja Akhir 36 Dewasa Akhir
24 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 31 Dewasa Awal
18 Remaja Akhir 19 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
19 Remaja Akhir 20 Remaja Akhir 37 Dewasa Akhir
23 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 33 Dewasa Awal
20 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 39 Dewasa Akhir
89

20 Remaja Akhir 21 Remaja Akhir 28 Dewasa Awal


27 Dewasa Awal 28 Dewasa Awal 38 Dewasa Akhir
20 Remaja Akhir 21 Remaja Akhir 40 Dewasa Akhir
25 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 26 Dewasa Awal
29 Dewasa Awal 20 Remaja Akhir 31 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 38 Dewasa Akhir
24 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal 32 Dewasa Awal
21 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 36 Dewasa Akhir
28 Dewasa Awal 30 Dewasa Awal 32 Dewasa Awal
25 Remaja Akhir 27 Dewasa Awal 36 Dewasa Akhir
24 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 30 Dewasa Awal
22 Remaja Akhir 23 Remaja Akhir 39 Dewasa Akhir
20 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
26 Dewasa Awal 27 Dewasa Awal 35 Dewasa Awal
22 Remaja Akhir 23 Remaja Akhir 31 Dewasa Awal
21 Remaja Akhir 23 Remaja Akhir 27 Dewasa Awal
26 Dewasa Awal 27 Dewasa Awal 36 Dewasa Akhir
20 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
19 Remaja Akhir 20 Remaja Akhir 31 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 37 Dewasa Akhir
25 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 34 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
20 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 30 Dewasa Awal
19 Remaja Akhir 23 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
20 Remaja Akhir 21 Remaja Akhir 36 Dewasa Akhir
28 Dewasa Awal 30 Dewasa Awal 30 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 33 Dewasa Awal
18 Remaja Akhir 20 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
26 Dewasa Awal 27 Dewasa Awal 30 Dewasa Awal
21 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 32 Dewasa Awal
26 Dewasa Awal 27 Dewasa Awal 30 Dewasa Awal
20 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 34 Dewasa Awal
28 Dewasa Awal 28 Dewasa Awal 36 Dewasa Akhir
20 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
18 Remaja Akhir 20 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
19 Remaja Akhir 23 Remaja Akhir 30 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 31 Dewasa Awal
90

26 Dewasa Awal 27 Dewasa Awal 33 Dewasa Awal


20 Remaja Akhir 21 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
21 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 36 Dewasa Akhir
18 Remaja Akhir 19 Remaja Akhir 34 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 35 Dewasa Awal
22 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
25 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 31 Dewasa Awal
21 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 30 Dewasa Awal
18 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 35 Dewasa Awal
20 Remaja Akhir 22 Remaja Akhir 30 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 25 Remaja Akhir 29 Dewasa Awal
26 Dewasa Awal 27 Dewasa Awal 34 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 33 Dewasa Awal
23 Remaja Akhir 24 Remaja Akhir 32 Dewasa Awal
24 Remaja Akhir 26 Dewasa Awal 30 Dewasa Awal

LAMPIRAN 7 : Mastre tabel dukungan keluarga

Dukunga
1 1 1 1 1 1 1 1 TOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 n
0 1 2 3 4 5 6 7 L
Keluarga

4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 51 Cukup
2 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 52 Cukup
91

3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 44 Cukup
2 2 1 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 4 4 54 Cukup
4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 46 Cukup
2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 48 Cukup
3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 2 3 1 3 4 4 2 53 Cukup
4 3 2 2 3 4 3 4 5 3 2 2 3 4 3 3 3 54 Cukup
4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 55 Cukup
2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 46 Cukup
4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 3 4 1 51 Cukup
4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 52 Cukup
4 4 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 49 Cukup
3 3 3 3 2 2 2 4 1 4 1 3 5 3 3 4 3 52 Cukup
4 3 3 3 3 2 4 1 4 3 3 3 3 3 3 5 2 47 Cukup
3 2 4 4 4 4 1 1 1 4 1 3 3 2 5 2 3 55 Cukup
4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 2 3 4 3 3 55 Cukup
4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 33 Cukup
2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 4 39 Cukup
3 2 2 3 4 2 2 1 1 4 1 3 2 3 1 3 2 43 Cukup
2 2 4 4 3 4 1 1 2 3 2 2 4 3 4 1 1 41 Cukup
3 2 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 4 2 46 Cukup
4 3 2 4 3 2 2 1 1 4 2 3 2 3 3 4 3 41 Cukup
4 3 4 2 2 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 2 2 47 Cukup
4 4 2 4 3 2 4 2 2 3 1 4 2 3 2 2 3 43 Cukup
3 2 3 4 3 1 2 2 3 1 3 2 4 1 4 3 2 49 Cukup
3 2 3 4 3 1 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 48 Cukup
4 4 4 1 1 1 1 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 37 Cukup
4 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 52 Cukup
4 3 4 4 4 4 1 2 3 3 2 2 3 4 3 2 4 52 Cukup
3 2 4 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 53 Cukup
4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 50 Cukup
4 3 4 3 3 1 1 3 3 4 2 4 4 3 3 4 1 45 Cukup
4 1 4 3 3 3 1 1 1 4 2 4 1 3 2 4 4 54 Cukup
92

4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 4 3 2 2 4 3 3 48 Cukup
4 3 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 60 Cukup
3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 50 Cukup
3 4 4 3 1 2 3 4 4 1 4 4 3 1 3 3 3 58 Cukup
3 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 63 Cukup
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 61 Cukup
3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 Cukup
4 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 42 Cukup
3 2 4 3 2 3 3 2 2 4 3 2 1 1 3 2 2 49 Cukup
4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 2 1 4 4 48 Cukup
3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 1 4 3 2 3 49 Cukup
2 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4 1 4 4 2 3 2 52 Cukup
4 3 1 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 2 1 54 Cukup
1 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 53 Cukup
4 3 2 4 3 2 4 4 2 2 2 3 3 4 3 4 4 51 Cukup
3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 58 Cukup
2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 45 Cukup
3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 4 3 2 1 2 54 Cukup
4 2 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 44 Kurang
3 1 4 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 2 1 1 2 49 Cukup
2 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 59 Cukup
4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 47 Cukup
3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 52 Cukup
4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 46 Cukup
4 2 1 1 2 3 4 2 3 3 4 4 2 1 4 4 2 50 Cukup
3 2 3 3 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 50 Cukup
3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 2 2 3 4 56 Cukup
2 4 4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 49 Cukup
2 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 2 54 Cukup
3 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 55 Cukup
3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 0 Cukup
93

LAMPIRAN 8: Master Tabel Tingkat Kecemasan

P P1 P1
1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 2 P13 P14 P15 P16 7 P18 P19 P20 JUMLAH

0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7
94

1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 10
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 14
0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 11
0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15
0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 9
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 9
1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 8
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 15
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 13
0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 9
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 14
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 13
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 11
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 14
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11
1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 13
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 11
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 10
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
95

1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 11
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 11
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 8
0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 11
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 10
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 11
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5
0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 9
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 12
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 12
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 8
0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 8
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12
0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6
96

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 13
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 14

Lampiran : 7 Output Spss

INSIAL RESPODEN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid A 3 4,6 4,6 4,6

C 1 1,5 1,5 6,2

D 5 7,7 7,7 13,8


97

E 2 3,1 3,1 16,9

F 3 4,6 4,6 21,5

G 1 1,5 1,5 23,1

H 2 3,1 3,1 26,2

HM 1 1,5 1,5 27,7

HS 1 1,5 1,5 29,2

H SS 1 1,5 1,5 30,8

I 2 3,1 3,1 33,8

J 2 3,1 3,1 36,9

L 1 1,5 1,5 38,5

M 4 6,2 6,2 44,6

N 6 9,2 9,2 53,8

NI 1 1,5 1,5 55,4

R 9 13,8 13,8 69,2

S 11 16,9 16,9 86,2

SA 1 1,5 1,5 87,7

T 3 4,6 4,6 92,3

Y 4 6,2 6,2 98,5

Z 1 1,5 1,5 100,0

Total 65 100,0 100,0

USIA RESPONDEN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

40-45 38 58,5 58,5 58,5

Valid 46-49 27 41,5 41,5 100,0

Total 65 100,0 100,0

SIKLUS HAID
98

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

TERATUR 36 55,4 55,4 55,4

Valid TIDAK TERATUR 29 44,6 44,6 100,0

Total 65 100,0 100,0

STATUS RESPONDEN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

MENIKAH 62 95,4 95,4 95,4

Valid JANDA 3 4,6 4,6 100,0

Total 65 100,0 100,0

USIA PERTAMA KALI MELAHIRKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

16 2 3,1 3,1 3,1

18 2 3,1 3,1 6,2

19 3 4,6 4,6 10,8

20 5 7,7 7,7 18,5

21 3 4,6 4,6 23,1

22 8 12,3 12,3 35,4

23 12 18,5 18,5 53,8


Valid
24 12 18,5 18,5 72,3

25 6 9,2 9,2 81,5

26 4 6,2 6,2 87,7

27 6 9,2 9,2 96,9

28 1 1,5 1,5 98,5

30 1 1,5 1,5 100,0

Total 65 100,0 100,0

MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI


99

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

YA 30 46,2 46,2 46,2

Valid TIDAK 35 53,8 53,8 100,0

Total 65 100,0 100,0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 17 26,2 26,2 26,2

SMP 13 20,0 20,0 46,2

Valid SMA 23 35,4 35,4 81,5

AKADEMI/PT 12 18,5 18,5 100,0

Total 65 100,0 100,0

USIA TERAKHIR KALI MELAHIRKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 20 1 1,5 1,5 1,5

26 3 4,6 4,6 6,2

27 2 3,1 3,1 9,2

28 6 9,2 9,2 18,5

29 4 6,2 6,2 24,6

30 7 10,8 10,8 35,4

31 5 7,7 7,7 43,1

32 4 6,2 6,2 49,2

33 4 6,2 6,2 55,4

34 6 9,2 9,2 64,6

35 4 6,2 6,2 70,8


100

36 6 9,2 9,2 80,0

37 3 4,6 4,6 84,6

38 1 1,5 1,5 86,2

39 3 4,6 4,6 90,8

40 4 6,2 6,2 96,9

41 1 1,5 1,5 98,5

42 1 1,5 1,5 100,0

Total 65 100,0 100,0

PEKERJAAN RESPONDEN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

BELUM/TIDAK BEKERJA 2 3,1 3,1 3,1

IRT 38 58,5 58,5 61,5

Valid WIRASUASTA 19 29,2 29,2 90,8

PEGAWAI NEGERI 6 9,2 9,2 100,0

Total 65 100,0 100,0

JUMLAH ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 - 2 ANAK 29 44,6 44,6 44,6

Valid >2 ANAK 36 55,4 55,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

STATUS TEMPAT TINGGAL

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid BERSAMA KELUARGA INTI 38 58,5 58,5 58,5

BERSAMA KELUARGA BESAR 21 32,3 32,3 90,8


101

BERSAMA MERTUA 6 9,2 9,2 100,0

Total 65 100,0 100,0

Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

CUKUP 55 83,3 83,3 83,3

Valid KURANG 11 16,7 16,7 100,0

Total 66 100,0 100,0

TINGKAT KECEMASAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

RINGAN 20 30,3 30,3 30,3

Valid SEDANG 46 69,7 69,7 100,0

Total 66 100,0 100,0

DUKUNGAN KELUARGA * TINGKAT KECEMASAN Crosstabulation


Count

TINGKAT KECEMASAN Total

RINGAN SEDANG

CUKUP 18 37 55
DUKUNGAN KELUARGA
KURANG 2 9 11
Total 20 46 66

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DUKUNGAN KELUARGA * 65 100,0% 0 0,0% 65 100,0%


TINGKAT KECEMASAN
102

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square ,918a 1 ,338

Continuity Correctionb ,359 1 ,549

Likelihood Ratio ,994 1 ,319

Fisher's Exact Test ,482 ,283

Linear-by-Linear Association ,904 1 ,342

McNemar Test ,000c

N of Valid Cases 66
103

LAMPIRAN : 8 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal


104

Lampiran : 9 Surat Izin Penelitian LPPM


105

Lampiran : Izin Penelitian Dari DPMPT


106

Lampiran: 11 Surat Izin Penelitian Dari Walikota Makassar


107

Lampran 12 : Surat Izin Penelitian Dari Puskesmas Bangkal

Lampiran 13 dokumentas
108

Anda mungkin juga menyukai