OLEH:
0321020
OLEH:
0321020
i
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan Judul:
Nim: 03.21.020
Pembimbing 1 Pembimbing 2
NPP.10.02.184 NPP.10.02.035
Mengetahui,
NPP: 10.02.126
ii
PENGESAHAN STUDI KASUS
Dengan Judul:
NIM: 03.21.020
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto dan diterima untuk memenuhi
Tim Penguji
Mengesahkan
Ketua
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispsi penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan
Gangguan Pertukaran Gas Pada Bayi Asfiksia Neonatorum Di Ruang Bayi RSUD KAB
Sidoarjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah penelitian ini penulis banyak sekali
mendapat bantuan dari pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Bantuan yang
penulis dapat baik berupa bimbingan arahan dan dukungan baik moril maupun material
menjadi sesuatu yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada yang terhormat:
1. H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku ketua STIKes Dian Husada
Mojokerto
2. Nur Chasanah, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan semangat demi sempurnanya Skripsi Penelitian
ini.
3. Luthfiah Nur Aini,S,Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan semangat demi sempurnanya
Skripsi penelitian ini.
4. Semua Dosen pengajar minat studi pendidikan keperawatan
5. Semua masyarakat dan keluarga yang bersedia menjadi responden yang telah membantu
menyempurnakan penelitian ini.
6. Bapak, Ibu yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang mendidik, mengarahkan,
mendo’akan, memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta kakaku tercinta
yang selama ini sebagai penyemangat dalam menyelesaikan tugas sehingga penulis dapat
menempuh pendidikan ini dengan baik, dan teman-teman tersayang yang selalu
v
memberikan support.
7. Teman-teman Stikes Dian Husada Mojokerto angakatan 2021 yang selalu membantu dan
memberikan semangat.
8. Teman-teman terdekat dan sahabat yang selalu memberikan motivasi dan semangat
untuk mengerjakan skripsi ini
9. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu dan berperan baik banyak maupun sedikit.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini, dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharap adanya kritik dan saran dari
semua pihak untuk menyempurnakannya.
Sidoarjo, 24 Januari 2022
Penulis
vi
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA
BAYI ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG BAYI
RSUD KAB SIDOARJO
Maulidiya Dwi Astanti ˡ, Nur Chasanah S. Kep.,Ns.,M. Kes 2 , Lutfiah Nur Aini S.
Kep.,Ns.M. Kep
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir sehingga dapat menurunkan
O2 dan mungkin meningkatkan CO2, adanya Gangguan Pertukaran Gas atau pengangkutan
O2 dari ibu ke janin ini menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Anik,
2012). Asfiksia neonatorum berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis
bila proses ini berlangsung terlalu jauh akan terjadi suatu periode apneu yang mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan kerusakan jaringan pada otak dan bisa mengakibatkan janin meninggal.
Desain penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Studi Kasus yang menjadi pokok
bahasan penelitian ini digunakan untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada
Bayi NY T dan NY S yang mengalami Asfiksia Neonatorum dengan masalah Keperawatan
Gangguan Pertukaran Gas yang dilaksanakan selama tiga hari
Dari pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi yang sudah di
lakukan ke kedua partisipan sama- sama memiliki masalah Gangguan Pertukaran Gas. Pada
partispan1 dan 2 yang dilakukan selama 3 hari oleh peniliti dalam tahap masalah belum
teratasi dengan hasil pada partisipan 1 terdapat perubahan sesak berkurang yaitu dengan RR
58x/menit. Pada partisipan 2 sesak berkurang RR 56x/menit.
Upaya yang dilakukan pada bayi asfiksia dengan masalah gangguan pertukaran gas yaitu
dengan cara pemantauan respirasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas dengan cara monitor
frekuensi irama,kedalaman,upaya nafas, monitor pola nafas, monitor adaya sumbatan jalan
nafas, auskulatsi bunyi napas, monitor saturasi oksigen, memposisikan kepala lebih
tinggi/semi fowler (Mustikasari, dkk, 2018) intervensi keperawatan yang dilakukan pada
peneliti yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas, pola napas, adanya
produksi sputum, adanya sumbatan jalan napas, auskultasi bunyi napas, monitor saturasi
oksigen, atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
vii
ABSTRACT
NURSING CARE OF GAS EXCHANGE DISORDERS IN ASPHICTIC INFANTS IN THE
BABY ROOM SIDOARJO DISTRIC HOSPITAL
Maulidiya Dwi Astanti , ¹Nur Chasanah S. Kep., Ns., M. Kes ² , Lutfiah Nur Aini S. Kep.,
Ns. M. Kep
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan ................................................................................................
Halaman Sampul Dalam ...............................................................................................i
Halaman Persetujuan ...................................................................................................ii
Halaman Pengesahan ..................................................................................................iii
Halaman Pernyataan ...................................................................................................iv
Halaman Kata Pengantar ............................................................................................vi
Halaman Daftar Isi .....................................................................................................vii
Halaman Daftar Lambang ..........................................................................................vii
Halaman Daftar Gambar ..............................................................................................x
Halaman Daftar Tabel ................................................................................................xiv
Halaman Daftar Istilah , dan Singkatan ......................................................................xi
Halaman Daftar Lampiran .........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.2.1 Pernyataan Masalah ............................................................................................2
1.2.2 Pertanyaan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktisi ..................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Asfiksia ............................................................................................................5
2.1.2 Definisi Asfiksia...................................................................................................5
2.1.2 Klasifikasi Asfiksia.....................................................................................................5
2.1.3 Etiologi Asfiksia..........................................................................................................7
2.1.4 Patofiolog Asfiksia ....................................................................................................8
ix
2.1.5 Patway Asfiksia ........................................................................................................10
2.1.6 Tanda Dan Gejala...............................................................................................11
2.1.7 Komplikasi Asfiksia...........................................................................................12
2.1.8 Penatalaksanaan........................................................................................................ 13
2.2 Konsep Gangguan Pertukaran Gas
2.2.1 Definisi .............................................................................................................14
2.2.2 Faktor Yang Behubungan.................................................................................14
2.2.3 Data Mayor dan Minor .....................................................................................14
2.2.4 Kondisi Klinis ...................................................................................................14
2.2.5 Intervensi .........................................................................................................15
2.2 Literatur Rivew ....................................................................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Pendekatan …....................................................................................................19
3.2 Batasan Istila (Definisi Operasional) …......................................................................19
3.3 Unit Analisis…...............................................................................................................20
3.4 Lokasi dan Waktu Peneliti…........................................................................................20
3.5 Pengumpulan Data........................................................................................................20
3.6 Uji Keabsaan…...............................................................................................................21
3.7 Etika Penelitian…...........................................................................................................22
3.7.1 Informed Consent (Persetujuan) …...........................................................................22
3.7.2 Anomanity (Tanpa Nama)…......................................................................................22
3.7.3 Confidentially (Kerahasiaan) …................................................................................22
3.8 Rencana Pelaksanaan….................................................................................................22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .........................................................................................................................
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian..............................................................................23
4.1.2 Karatersitik Partisipan ( Identitas Pasien)..........................................................23
4.1.3 Data Asuan Keperawatan.......................................................................................
1. Pengkajian ......................................................................................................23
2. Diagnosis ........................................................................................................30
3. Perencanaan ....................................................................................................31
4. Pelaksanaan ....................................................................................................33
x
5. Evaluasi ..........................................................................................................35
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan...............................................................................................................40
5.2 Saran.....................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................43
LAMPIRAN................................................................................................................44
xi
DAFTAR LAMBANG
. : Titik.
- : Tanda hubung.
, : Koma.
; : Titik koma.
(…) : Tanda kurung.
2 : Kuadrat.
/ : Tanda miring.
% : Persen.
: : Titik dua.
? : Tanda Tanya
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir sehingga dapat
atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin ini menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
lebih lanjut (Anik, 2012). Asfiksia neonatorum berarti hipoksia yang progresif,
penimbunan CO2 dan asidosis bila proses ini berlangsung terlalu jauh akan terjadi suatu
periode apneu yang mempengaruhi fungsi sel tubuh dan kerusakan jaringan pada otak
dan bisa mengakibatkan janin meninggal. Tindakan yang akan dilakukan pada bayi
lanjutan yang mungkin timbul (Hanifa, 2012). Sampai saat ini gangguan pertukaran gas
Menurut laporan dari organisasi dunia yaitu Woard Health Organization (WHO)
2010, bahwa setiap tahunya 3% (3.6 juta ) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal, penyebab kematian bayi baru lahir rendah
(29%), tetanus neonatorum (10%), masalah pemberia makan (10%), infeksi (5%)
(Depekes RI, 2011). Angka kematia bayi ini sebanyak 47% meninggal pada masa
neonatal. Kejadian asfiksia di rumah sakit pusat rujukan provinsi di indonesia sebesar
41,94%. Provinsi dengan Asfiksia tertinggi adalah Jawa Tengah (33,1%), Jawa Barat
(23%), Sumatra Utara (18,69%), Papua (15,38) Kemenkes RI, (2014). Sedangkan dari
data – data yang di peroleh peneliti Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo pada tahun
2022 sekitar bulan Januari dan Februari mencapai angka 43 (4,3%) bayi yang menderita
1
asfiksia aterm dan yang hidup 40 (4%), meninggal 3 (0,3%). Dan bayi yang terdiagnosa
Gangguan Pertukaran Gas di RSUD Sidoarjo pada bulan januari dan februari sebanyak
43 (4,3%)
Faktor risiko kejadian Asfiksia sangat beragam dan banyak hal yang
mempengaruhi dan berhubungan. Salah satu penyebabnya yaitu paru- paru bayi terisi
cairan ketuban sehingga bayi baru lahir mengalami gangguan tidak segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir (Amru Sofian,2014). Karena Paru – Paru terisi
cairan sehinga paru – paru tidak bisa mengatur udara yang masuk dan memisahkan
oksigen dan karbondioksida maka bayi bisa mengalami kekurangan O2, kadar CO2
meningkat dan menurunya Ph sehinga bayi mengalami nafas cepat dan dalam, denyut
jantung terus – menerus tekanan darah mulai menurun, bayi lemas menjadikan bayi
apneu. Dampak bila Gangguan Pertukaran Gas tidak teratasi akan mengakibatkan
masalah yang fatal seperti kerusakan otak, Resiko cedera pada bayi, dan juga bisa
mengalami kematian bayi, jika sudah di tahap kematian bayi maka proses keluarga akan
terhenti.
Upaya yang dilakukan pada bayi asfiksia dengan masalah gangguan pertukaran
gas yaitu dengan cara pemantauan respirasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data
untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas dengan cara
sumbatan jalan nafas, auskulatsi bunyi napas, monitor saturasi oksigen, memposisikan
kepala lebih tinggi/semi fowler (Mustikasari, dkk, 2018) intervensi keperawatan yang
dilakukan pada peneliti yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas,
2
pola napas, adanya produksi sputum, adanya sumbatan jalan napas, auskultasi bunyi
napas, monitor saturasi oksigen, atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Masalah studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada klien Asfiksia
1.2 tujuan
3
1.3 Manfaat
untuk pengembangan ilmu keperawatan terkait pada Asuhan Keperawtan pada klien
Keperawatan dan pemecahan maslah khususnya dalam bidang profesi keperawatan, serta
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asfiksia Neonatorum adalah bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak
segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir (Amru, 2012). Asfiksia
Neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak bernapas secara spontan dan
tertur segera lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan
hiperapneu serta berakhir dengan asidosis (Arie dkk, 2013). Asfiksia Neonatorum adalah
keadaan dimana bayi baru lahir tidak bernapas dengan spontan sering kali bayi yang
Masalah ini mungkin berkatan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi
Menurut WHO (dalam Mochtar, 2015) Klasifikasi klinis asfiksia di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Asfiksia Livida adalah asfiksia yang memiliki ciri meliputi warna kulit kebiru-
biruan, tonus otot masih baik,reaksi rangsangan masih positif, bunyi jantung
2. Asfiksia pallida adalah asfiksia dengan ciri meliputi warna kulit pucat, tonus otot
sudah kurang, tidak ada reaksi rangsangan, bunyi jantung ireguler, prognosis
jelek
5
Table 2.1 perbedaan antara Asfiksia Livida dan Asfiksia Pallida
Asfiksia livida lebih baik dari pada Asfiksia Paliida, prognosis tergantung pada
kekurangan O2 dan luasnya pendarahan dalam otak, bayi yang dalam keadaan asfiksia
dan puli kembali harus dipikirkan kemungkinanya menderita cacat mental seperti epilepsi
Tanda 0 1 2
Setiap bayi baru lahir di evaluasi dengan nilai APGAR-Score, table diatas dapat
digunakan untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia apakah ringan, sedang, atau
6
Bayi dianggap sehat dan tidak memrlukan tindakan istimewa
lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik, sianosi, reflek iritabilitas
tidak ada.
100x/menit, tonus otot jelek, sianosis berat dan terkadan pucat, reflek
2.1.3. Etiologi
1) Faktor ibu
Oksigenisasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat hipoventilasi selama anastesi,
tekanan darah ibu yang rendah dan tinngi akan menyebabkan asfiksia pada janin.
ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada gangguan kontarksi uterus,
misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat : hipotensi
mendadak pada ibu karena pendarahan hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain –
lain.
2) Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin di pengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
7
misalnya: plasenta tipis, kecil, plasenta tak menempel dan pendarahan pada
plasenta.
3) Faktor Fetus
pembuluh darha umbilikus dan menghambat pertukaran gas atara ibu dan jani.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat melilit leher
4) Faktor neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh karena
menimbulkan depresi pusat pernapasan janin, maupun karena trauma yang terjadi
pada persalinan, misalnya pendarahan intra kranial. Kelainan kogenital pda bayi,
5) Faktor Persalinan
Partus lama dan partus kerena tindakan dapat berpemgaruh terhadap gangguan
paru – paru
7) Usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
8
3. Faktor bayi
3) Kelainan kogenital
2.1.4. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi paru pada masa
kehamilan dan persalinan. Oksigen dan pengembangan paru merupakam rangsangan utama
relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat pasokan oksigen berkuarang, akan terjadi
kontriksi ateriol pada organ seperti usus, ginjal otot dan kulit, namun demikian aliran darah
kejantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan pasokan oksigen.
Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan akan menimbulkan
kerusakan jaringan otak yang irreversibel keruakan organ tubuh lan, tau kematian. Dengan
memeperlihatkan tonus otot buruk, karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ
lainnya. Frekuensi jantung menurun karena oksigen dalam otot jantung atau sel otak
kurang. Pernapasan cepat karena kegagalan absorbsi cairan paru – paru dan sianosis karena
9
2.1.5. Pathway Asfiksia Neonatorum
Asfiksia
Gangguan metabolisme
Suplai O2 keparu & perubaan asam basa
Nafas cepat
menurun
Asidosi respiratorik
Apneu
Kerusakan otak
Gangguan perfusi
ventilasi
Resiko syndrome
kematian bayi
10
2.1.6. Tanda dan Gejala Asfiksia
Pada tanda asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan yang disebabkan oleh
mengalami gangguan
Gejala Klinis
Bayi yang mengalami kekurangan O2 akan terjadi pernapasan yang cepat dalam
periode yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernapasan akan berhenti, denyut
jantung juga menurun, sedangkan tonus apneu primer. Gejala dan tanda asfiksia yang
khas antara lain: pernapasan cepat, pernapsan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.
7. Menurunya PH
8. Pernapasan terganggu
11
10. Reflek/merepson bayi lemah
2.1.7. Komplikasi
Pada penderita asfiksai gangguan fungsi jantung yang telah berlanjut sehingga
terjadi rejatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun menurun, keadaan
ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya
keadaan ini di kenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang
disertai dengan perunahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan
lwbih banyak mengalir ke organ seperti mensentrium dan ginjal. Hal ini yang
3. Kejang
pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebakan kejang pada bayu tersebut kerena
4. Koma
12
Apabila pasien mengalami asfiksia berat segera tidak ditangani akan
2.1.8. Penatalaksanaan
1. Asfiksia Ringan
2) Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada hidung kemudian mulut
4) Lakukan observasi tanda – tanda vital dan apgar score dan masukan kedalam
incubator
2. Asfiksia Sedang
3) Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila belum ada reaksi,
4) Bila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosi berikan natrium bikarbonat
meningkat.
3. Asfiksia Berat
13
3) Apabila bayi sudah mulai bernapas tetpi masih sianosis berikan natrium
(Prawirahdjo,2013)
Gangguan Pertukran Gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenisai dan atau
eliminasi karbondioksida pada membran alveolus- kapiler (SDKI 2016 Edisi 1 Hal 22 )
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
1. Data mayor
1) Subjektif :
Dispnea
2) Objektif :
2. Data Minor
1) Subjektif
Pusing,penglihatan kabur
2) Objektif :
Sianosis, Diaforsis, gelisah, napas cuping hidung, pola nopas abnormal, warna kulit
14
2.4.2. Kondisi Klinis Terkait
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberkolosis paru
7. Asfiksia
8. Prematuritas
kriteria hasil :
1. Dispnea menurun
3. Gelisah menurun
5. PCO2 membaik
6. PO2 membaik
7. Takikardi membaik
8. Ph arteri membaik
9. Sianosis membaik
15
2.6.2. Intervensi Keperawataan
1. Observasi
ataksik)
2. Terapeutik
3. Edukasi
Nofitasari (2017). Hasil dari Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada bayi
dengan Gangguan Pola Nafas di Ruang Perinatalogi RSUD Bangil Pasuruan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan pada bayi asfiksia
Perinatologi RSUD Bangil Pasuruan. Diperoleh data pada klien 1 ibu mengatakan klien
sesak napas sedangkan klien 2 : neneknya mengatakan bayi sesak dan perut kembung.
Pada klien 1 di temukan adanya nafas cuping hidung dengan frekuensi pernapasan lebih
tinggi, sedangkan kliean 2 ditemukan adanya otot bantu napas dengan frekuensi
16
pernapasan lebih rendah dari klien 1, intervensi yang dilakukan perawat yaitu monitor
frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas monitor adanya sumbatan jalan napas.
dapat peneliti yaitu terjadinya perubahan evaluasi antara klien 1 dan 2 berbeda di
karenakan kondisi tubuh klien sendiri, untuk klien 2 lebih cepat untuk mencapai
evaluasi dalam rentang waktu maksimal karena dari keadaan umum klien sudah cukup
kondisi klien karena ada penyakit lain yang menyertai seingga perlu adanya tindakan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan menggunakan
metode studi kasus penelitian ini di ambil di RSUD Nganjuk sebanyak 2 klien dengan
diagnosa Gangguan Pertukaran Gas Pengolaan survey diambil di Rumah Sakit Umum
frekuensi nafas, memposisikan pasien semi fowler (kepala lebih tinggi dari badan ) dan
berikan ventilasi tekanan positif dengan alat resusitasi tekanan positif dan pasang
oksiometri.
Gas pada bayi Asfiksia Neonatorum. di Ruang Perinatolgi RSUP Dr.M. Djamil Padang
tahun 2016 di dapatkan bahwa Evaluasi pada klien 1 masih tampak sesak nafas, dan
tidak aktif sedangkan klien 2 sudah tidak tampak sesak, dan perubahan kondisi baik.
kedalaman napas, berikan keangatan, meposisikan kepala lebih tinggi, keringkan dan
rangsang bayi agar bernafas, berikan oksigenasi. Desain Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adala Deskriptif yaitu suatu keadaan secara objektif. Desain
17
Penelitiannya adala Studi Kasus. Penelitian ini diarhkan untuk mendeskripsikan atau
Hasil dari penelitian Studi Kasus yang dilakukan Reza, (2018) bawasanya Evaluasi
yang didaptkan oleh peneliti yaitu klien 1 dan klien 2 mengalami perubahan yang
maksimal keduannya mencapai intervensi dengan cepat kondisi kedua pasien semakin
hari stabil, Intervensi yang dilakukan peneliti pada bayi Asfiksia dengan Masalah
memberikan oksigen 100 persen melalui masker wajah, ventilasi buatan dan ventilasi
melalui kanule. Atau eadbox sesuai dengan tingkat keparahan Asfiksia serta menjaga
bayi agar tetap hagat, auskultasi bunyi napas, monitor adanya sumbatan jalan napas,
monitor adanya sputum. Desain Penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dan
metode penelitian Studi kasus, penelitian ini dilakukan di Ruma Sakit Umum Daerah
Bintaro
dapatkan dari peneliti yaitu kondisi klien 1 setela dilakukan intervensi kondisi
perubahan nya baik suda tidak sesak dan suda bisa menagis keras, sedangkan klien ke 2
setalah diberikan intervensi kondisi pasien belum mengalami perubahan pasien masih
sesak dan menangis nya merinti, intervensi yang dilakukan oleh peneliti yaitu
pola nafas meberikan oksigen 100 persen, lakukan resusitasi, danmonitor pola
napas,monitor saturasi oksigen. Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Deskriptif dan metode yang digunakan Studi Kasus Penelitian ini dilakukan Di
18
Berdasarkan kesimpulan Dari Hasil 5 studi kasus yang di baca oleh peneliti,
adanya sumbatan jalan napas, memberikan o2 CPAP Flo2 30% 7 lpm , auskultasi bunyi
napas, monitor satursi oksigen, memposisikan semi fowler, desain penelitian adalah
Deskriptif dan metode yang digunakan adalah Studi Kasus Penelitian ini dilakukan Di
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Studi Kasus yang menjadi
sangat perlu memberikan batasan isitilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
2. Asfiksia Neonatrum adalah bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak
segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir (Amru Sofian, 2014)
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,antara aturan dengan
19
3.3 Unit Analisis Partisipan
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 bayi yang terdiagnosis Asfiksia
yang menjalani pengobatan medis. Dengan Asfiksia sedang yang mengalami Gangguan
Studi Kasus ini dilakukan di RSUD Kab Sidoarjo pada tanggal 22-24 januari 2022
Pengumpula data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
2012). Dalam Studi Kasus menggunakan metode pengumpulan data dalam penelitian
deskriptif, yaitu :
Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk
indra, tidak terbatas hanya ada apa yang dilihat (Saryono, 2013). Beberapa
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alasan
perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
fisik pada studi kasus ini dengan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi, perkusi,
20
2. Studi Dokumen
Studi Dokumen merupakan kegiatan mencari data atau variabel dari sumber
berupa catatan, transkip, buku kabar, majalah, prasati, notulen rapat, agenda,
(Saryono, 2014). Dalam studi kasus ini menggunakan studi dokumentasi berupa
catatan hasil dari pemeriksa diagnostik dan data lain yang releven.
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menghasilkan validitas dat studi kasus yang
tinggi. Disamping intgritas peneliti ( karena peneliti menjadi instrumen utama ), uji
dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini waktu yang tentukan
adalah 3 hari akan tetapi apabila belum mencapai validitas data yang diinginkan
maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus diperpanjng satu hari
dan menganalisis data dengan memanfaatkan pihak lan untuk memperjelas dan
atau informasi ynag telah diperoleh dari responden, adapun pihak lain dalam
sttudi kasus ini yaitu keluarga klien yang pernah menderita penyakit yang sama
sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar responden mengerti maksud, tujuan
penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka mereka harus
21
menandatangani lembar persetujuan. Sedangkan jika responden tidak bersedia, maka
data atau hasil penelitian yang Akan disajikan, sebagai gantinya peneliti
3. Kerahasiaan (confidentiality)
menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua
informasi dan catatan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian dan
22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo tela berdiri sejak taun 1972 dan terus
kesehatan pada bulan agustus 2004, RSUD Kabupaten Sidoarjo juga memperoleh
Sidoarjo adala ±50.000 m2 atau ±hektar. Peneliti melakukan Studi Kasus pada bayi
dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Bayi RSUD Sidoarjo pada
A. PENGKAJIAN
23
Bayi lahir SC dengan indikasi
Riwayat PEB di RSUD Sidoarjo pada Bayi lahir SC dengan indikasi
Penyakit tanggal 21-01-2022 jam 18.46 PEB di RSUD Sidoarjo Pada
Sekarang wib dengan berjenis kelamain tanggal 21-01-2022 jam 13.49
perempuan dengan ukuran berjenis kelamin laki –laki
kehamilan 30 minggu ,bayi dengan ukuran kehamilan 36
mengalami sesak napas, gerak minggu ketuban mekonium,
lemah, adanya retraksi dada, dan BBL: 3000gr,PB :50cm, bayi
merintih kemudian bayi di tangis lemah, bayi
bawah keruang bayi pada saat sesak,sianosis, adanya cuping
pengkajian tanggal 22-01-2022 hidung. Pada saat pengkajian di
pasien tampak sesak, adanya ruang bayi tanggal 22-01-2022
retraksi dada,adanya napas bayi tampak sesak, dan napas
cuping hidung kondisi bayi cuping hidung, bayi tangis
lemah dan terpasang 02 CPAP lemah terpasang o2 CPAP Flow
flow 7lpm APGAR SCORE 5- 7 lpm APGAR SCORE 5-7,
7, dan tangis lemah, kulit terpasang OGT, nadi
sianosis, RR : 63x/menit, nadi 130x/menit, RR 62x/menit,
145x/menit,spo2 85%, terpasang Spo2 90%, suhu 37,6ºC
OGT, suhu 37,5ºC
Riwayat
Tidak Ada
Penyakit Dahulu Tidak Ada
Partisipan 1
Riwayat Partisipan 1 Partisipan 2
Kehamilan
Anak ke 1 2 1 2
24
Umur 7 bulan 30 9 bulan 33/34
kehamilan minggu minggu
Jenis SC SC Spontan SC
persalinan
C. Genogram
Partisipan 1
: laki – laki
:
perempuan
: Partisipan 2
: Partisipan 1
25
D. Data Psikososial
Data Partisipan 1 Partisipan 2
E. Riwayat Imunisasi
Eliminasi Bab dan bak ½ /24 jam Bab dan bak ½ /24
jam
26
menangis
G. Pemeriksaan Fisik
BB 2900gr 3000gr
PB 40cm 50cm
LK 28cm 30cm
LD 29cm 32cm
27
bulat
Mulut dan Inspeksi : Mukosa bibir lembab, Inspeksi : Warna bibir pucat, langit-
faring lidah telihat warna putih, pipi langit lidah terlihat warna putih,
berwarna merah muda, gusi warna belum tumbu gigi, palpasi : tidak
merah muda terdapat faringitis
Palpasi : tidak terdapat faringitis
28
napas tambahan ronchi
Genetalia Inspeksi : Jenis kelamin perempuan, Jenis kelamin laki – laki testis
keadaan bersih, labia moyara sudah menurun sudah tampak normal dan
menutupi labia minora tidak ada benjolan
29
terdapat luka, akral hangat, Refllek terdapat luka, akral hangat, Refllek
Gabellar normal bayi, terdapat Gabellar normal bayi
sianosis, jumlah jari tangan dan kaki palpasi : turgor kulit normal, akral
masing” 10, gerak tangan dan kaki hangat, bayi disentuh langsung
aktif menununjukan pergerakan seperti
palpasi : turgor kulit normal, akral mengeggam,refllek babinski (+),
hangat, bayi disentuh langsung tidak ada nyei tekan,
menununjukan pergerakan seperti tonus otot
mengeggam,refllek babinski (+) 4 4
44 4 4
4 4
30
yag sama. yang sama.
Refleks Babinski : telapak kaki Refleks Babinski : telapak kaki
disentuh dengan tekanan yang disentuh dengan tekanan yang
cukup kuat efeknya jempol bayi cukup kuat efeknya jempol bayi
mengarah ke atas dan jari – jari mengarah ke atas dan jari – jari
kaki lainnya akan menyebar kaki lainnya akan menyebar
Pemeriksaaan
kuku dan Inspeksi : warna kulit putih Inspeksi : warna kulit putih
integumen kemerahan , tekstut lembut, kuku kemerahan, tekstut lembut, kuku
panjang belum dipotong panjang belum dipotong
Palpasi : CRT >3 detik Palpasi : CRT > 3 detik
31
I. Hasil Pemeriksaan Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang
J. Terapi/Penatalaksanaan
Partisipan 1 Partisipan 2
K. Analisa Masalah
Analisa Data Penyebab masalah Masalah
Partisipan 1 Paru – paru terisi Gangguan Pertukaran
DS : - cairan Gas ( D.0003)
32
DO:
-SPO2 menurun 85% Gangguan
- pasien tampak lemah metabolisme dan
dan jarang menangis perubahan asam basa
- GCS : 456
-APGAR SCORE 5-7 Asidosis Metabolik
-Adanya retraksi dada
- Terdapat Sianosis di
Ketidakseimbangan
seluruh tubuh
ventilasi – perfusi
- pasien mengalami
dispnea
- pasien tampak gelisah Gangguan pertukarn
- terdapat napas cuping Gas
hidung
- RR : 63x/menit
- Nadi : 145x/menit
- Terpasang O2 Buble
CPAP Flow 7 lpm
- Adanya suara napas
tambahan rochi
- PH:8.0
- PCO2 : 47mmHg
- PO2 : 60mmHg
- HCO3: 29mEq/L
Partisipan 2 Paru – paru terisi Gangguan Pertukaran
DS : - cairan Gas ( D.0003)
DO:
- SPO2 menurun 90% Gangguan
- APGAR SCORE 5- 7 metabolisme dan
- GCS : 456 perubahan asam basa
- pasien mengalami
dispnea Asidosis Metabolik
- Nadi : 130x/menit
- RR : 62x/menit Ketidakseimbangan
- Terpasang O2 Buble ventilasi – perfusi
CPAP Flow 7 lpm
- Adanya Retraksi Dada
Gangguan pertukarn
- Terdapat napas cuping
hidung
Gas
- Terdapat sianosis di
seluruh tubuh
- pasien tampak gelisah
- Adanya suara napas
tambahan rochi
- PH : 7.50
33
- PCO2 : 46mmHg
- PO2 : 65mmHg
- HCO3 : 30mEq/L
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakstabilan ventilasi-perfusi
dibuktikan dengan data mayor dan minor : dispnea menurun, PCO2 meningkat,
sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal, warna kulit
sianosis( D.0003)
dibuktikan dengan data mayor dan minor : dispnea menurun, PCO2 meningkat,
sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal, warna kulit
sianosis (D.0003)
M. PERENCANAAN
34
12. Warna kulit membaik - Atur interval pemantauan
( L.01003) respirasi sesuai kondisi pasien
-Dokumentasi hasil
pemantauan
3.Edukasi
- jelaskan manajemen dispnea
N. Implementasi
35
jalan napas Hasil :
Hasil : adanya 13.20 Memberika asi Nadi : 120x/menit
08.30 eksklusif 25 cc RR : 58x/menit
Palpasi Suhu : 36,3ºC
kesimetrisan
ekspansi paru
Hasil : paru Memberikan injeksi 13.20 Memposisikan kepala
simetris - Infus D10% sedikit ekstensi
08.40 250cc/24 jam
Mengauskultasi 14.00 - Infus CA Gruconas Mengobservasi warna
bunyi napas 8 cc/24 jam 13.25 kulit, membran
Hasil : adanya - Salep mata mukosa kuku
suara tambahan gentamicin 5gr Hasil : warna kulit
rochi - Injeksi ampicillin sudah tidak pucat
09.00 2x100mg membran mukosa
Memberikan - Injeksi Vit K 1mg lembab
oksigen buble -injeksi Mengidentifikasi suhu
CPAP 7lpm dexamethasone tubuh 36,3ºC
4mg/ml
Memonitor 13.30 Monitor saturasi
09.10 saturasi oksigen Menyeka bayi oksigen 99%
95% 14.10 menggunakan kain
Memposisikan basa Memberika injeksi
pasien semi - Infus D10%
09.15 fowler atau kepala 13.50 Mengganti diapers 250cc/24 jam
lebih tinggi dari bayi - Infus CA Gruconas 8
kaki cc/24 jam
09.20 13.56 Memeriksa suhu 13.35 - Vicillin 2x 150mg
Memonitor hasil tubuh bayi 36,7ºC - Salep mata
pemantauan gentamicin 5gr
Hasil : hasil Memonitor adanya - Injeksi ampicillin
pemantauan cuping hidung 2x100mg
adanya napas Hasil : terdapat - Injeksi Vit K 1mg
09.30 tambahan rochi napas cuping hidung -injeksi
dexamethasone
4mg/ml
36
Diagnos 22-01-2022 23-01-2022 24-01-2022
a
Partisip Implementasi Implementasi Implementasi
an 2
13.25 Memonitor 13.40 Memonitor pola 08.00 memonitor pola napas
frekuensi, napas RR : RR : 51x/menit
irama,kedalaman, 58x/menit
dan upaya napas memonitor
Hasil : irama 08.10 frekuensi,irama,kedala
napas tidak 13.50 Memonitor man dan upaya napas
teratur/ abnormal, frekuensi,irama,keda Hasil : irama napas
kedalaman napas laman, dan upaya teraturdan tidak sesak,
dan upaya napas napas kedalaman dan uapaya
dalam / megap- Hasil irama napas napas dangkal
megap sudah teratur,
kedalama dan upaya Mengobservasi TTV
Memonitor pola napas dangkal Hasil :
13.30 napas Nadi :125x/menit
Hasil : RR : 51x/menit
RR : 62x/menit Memonitor saturasi
14.00 oksigen 96% 08.15 Memposisikan kepala
Memonitor sedikit ekstensi
13.35 adanya sumbatan Memberikan asi
jalan napas 14.10 eksklusif 25 cc Mengobservasi warna
Hasil : tidak ada kulit, membran
sumbatan jalan Memberikan injeksi 08.20 mukosa
napas 14.15 - Infus D10% Hasil : warna kulit by
250cc/24 jam sudah tidak pucat,
Palpasi - Infus CA Gruconas memberam mukosa
kesimetrisan 8 cc/24 jam lembab
ekspansi paru - dexamethasone
13.40 Hasil : paru – 4mg 08.25 Mengidentifikasi suhu
paru simetris - Salep mata tubuh 36,5ºC
gentamicin 5gr
Mengauskultasi - Injeksi ampicillin 08.30 Monitor saturasi
bunyi napas 2x100mg oksigen 99%
Hasil : terdapat - Injeksi Vit K 1mg Memberika injeksi
13.45 suara napas -Injeksi 08.35 - Infus D10%
tambahan ronchi dexamethason 4mg 250cc/24 jam
- Infus CA Gruconas 8
Memberikan cc/24 jam
oksgen buble 14.20 Menyeka bayi - Salep mata
CPAP 7lpm menggunakan kain gentamicin 5gr
13.50 basa - Injeksi ampicillin
Monitor saturasi 2x100mg
oksigen 90% 14.25 Mengganti diapres - Injeksi Vit K 1mg
bayi -injeksi
14.00 Memposisikan dexamethasone
37
pasien semi 14.30 Memeriksa suhu 4mg/ml
fowler atau kepala tubuh bayi 37,5
14.10 lebih tinggi dari Monitor adanya
kaki 14.46 Memposisikan retraksi dada
Memonitor hasil kepala sedikit 08.40 Hasil : tidak terdapat
pemantauan ektensi retraksi dada
Memeriksa nadi
bayi hasil
130x/menit
14.15
Monitor adanya
retraksi dada
14.20 Hasil terdapat
retraksi dada
Menilai hasil
AGD :
14,30 Ph arteri : 7,50
PCO2 ; 46mmHg
PO2 : 65 mmHg
Hco3 :30mEq/L
O. Evaluasi
38
Gas Belum Teratasi P : Intervensi dilanjutkan teratasi sebagian
melanjutkan intervensi P : Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan peneliti pindah
melanjutkan intervensi keruang nifas
-
Diagnosa 2 S:- S:- S:-
O: O: O:
1. Keadaan umum : 1. Keadaan umum : lemah 1. Keadaan umum
lemah 2. Kesadaran : lemah
2. Pola napas Despnea composmetis 2. Kesadaran :
3. Suara napas 3. RR : 58x/menit composmetis
tambahan Ronchi 4. Terdapat otot bantu 3. RR : 51x/menit
4. Terdapat otot bantu napas 4. Sesak berkurang
napas 5. Sesak berkurang 5. Terpasang O2
5. Terpasang OGT 6. Terpasang 02 Buble Buble CPAP 6lpm
6. Warna kulit sianosis CPAP 7 lpm 6. Terpasang OGT
di seluruh tubuh 7. SPO2 : 98% 7. Terdapat otot
7. SPO2 : 90% 8. Terdapat suara napas bantu napas
8. Terpasang O2 Buble tambahan Rochi 8. Sudah tidak ada
CPAP 7 lpm 9. Mengalami sianosis di suara Ronchi
9. RR : 62x/menit bagian kaki 9. SPO2 : 99%
10. Adanya napas cuping 10. Masih terdapt napas 10. Partisipan sudah
hidung cuping hidung tidak mengalami
11. Pasien tampak 11. Pasien masi tampak sianosis
gelisah gelisah 11. Warna kulit
berwarna merah
A: Gangguan Pertukaran Gas A : Gangguan Pertukaran Gas mudah cerah
Belum Teratasi Belum teratasi 12. Tidak terdapat
P : Itervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan napas cuping
hidung
13. Pasien sudah tidak
gelisah
A: Gangguan Pertukaran
Gas teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
peneliti pindah ke ruang
nifas
4.2 Pembahasan
terjadiantara praktek dan teori pada studi kasus yang dilakukan di Ruang Bayi RSUD
Sidoarjo dengan tori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut.
Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu pemecahan masalah dari
39
kesenjangan – kesenjangan yang terjadi, sehinga dapat digunakan sebagai tindak
4.2.1. Pengkajian
partisipan 2 dengan diagnosa medis Asfiksia dengan data objektif pada partisipan 1
keadaan lemah, lahir SC dengan berat badan 2900gr kesadaran composmetis, suhu
37,5ºC, Nadi 145x/menit, Spo2 85% dan bayi mengalami sesak napas, gerak lemah,
terdapat retraksi dada, tangis lemah, bayi mengalami sianosis dan terpasang O2 Buble
CPAP flow 7 lpm dan terpasang OGT, APGAR SCORE 5-7, pada pemeriksaan
penunjang By 1 didaptkan hasil AGD Ph 8,0, PCO2 47mmHg, PO2 60mmHg, Hco3
26 mEq/L. Sedangkan By 2 dari hasil pengkajian data objektif dengan keadaan lemah
lahir SC dengan berat badan 3000gr, suhu tubuh 37,6ºC, nadi 130x/menit, Spo2 95%
menunjukan bayi sesak, sianosis, tangis lemah, adanya napas cuping hidung dan
terpasang O2 Buble CPAP flow 7 lpm dan terpasang OGT APGAR SCORE 5-7,
didaptkan hasil penunjang Nilai AGD Ph 7,50, PCO2 46 mmHg, PO2 65mmHg,
Hco3 25 mEq/L.
Manifestasi klinik menurut Nursalam (2016) tanda dan gejala terjadinya asfiksia
neonatorum antara lan : pernafasan megap – megap atau dalam, pernapsan tidak
teratur tangisan lambat atau merintih, warna kulit pucat atau biru atau ektremitas
lemah, nadi cepat denyut jantung lambat (bradikardi) kurang dari 100x/menit
bayi baru lahr tidak bernapas secara spontan, keadaan ini biasanya disertai dengan
Dari data hasil pengkajian yang didaptkan pada kedua bayi yang mengalami
asfiksia. Tidak semua tanda gejala pada asfiksia yang ditemukan pada pada kedua
40
kasus, namun sebagian ditemui pada pasien yaitu warna kulit sianosis, denyut jantung
lebih dari 100x/menit, pasien terlihat sesak, tangis lemah merintih, bayi lemah, dan
ada mekonium ( feses pertma bayi berwarna hitam ) , sedangkan gejala klinis yang
dialami partisipan 1 yaitu bayi tampak sianosis, tangis lemah, mengalami sesak napas,
nadi 145x/menit, RR 63x/menit, hasil nilai AGD Ph 8,0, PCO2 47mmHg, PO2
lemah, pasien mengalami sesak napas, nadi 130x/menit, RR 62x/menit dan hasil nilai
AGD pada by 2 yaitu Ph 7,50, PCO2 46 mmHg, PO2 65mmHg, Hco3 25 mEq/L
4.2.2. Diagnosa
ditandai dengan adanya napas cuping hidung, adanya retraksi dada, dispnea, tedapat
sianosis di seluruh tubuh, adanya bunyi napas tambahan ronchi, Ph 8.0, PCO2
46mmHg, PO2 65mmHg, Hco3 30mEq/L, terdapat sianosis di seluruh tubuh, pola
napas abnormal 62x/menit terdapat napas cuping hidung. Menurut tim POKJA (2016)
Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau
yang diperoleh pada partisipan 1 dan partispan 2 diagnosa utama pada anak yang
mengalami asfiksia ini kebanyakan mengalami sesak napas atau kekurangan dan
kelebihan oksigen
Gangguan pertukaran gas pada kasus ini terjadinya penurunan kapasitas disfusi
alveolar kapiler, rasio ventilasi perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan
41
pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan terganggu Ph 8.0, PCO2 47mmHg, PO2
laboratorium analisa gas darah SDKI (2016) Dijelaskan bahwa gangguan pertukaran
gas disebabkan oleh karena menebalnya membran alveolar kapiler, rasio ventilasi
perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan pengangkutan oksigen dari paru ke
pengangkutan oksigen kedalam tubuh terganggu dan ada beberapa faktor yang
Adapun data yang menguatkan diagnosa tersebut pada partisipan 1 dari data
objektif PH 8.0 PCO2 47mmHg, PO2 60mmHg, Hco3 29mmEq/L, terdapat sianosis
di seluruh tubuh,pasien tampak lemah,SPO2 85%, adanya retraksi dada, pola napas
7.50, PCO2 46mmHg, PO2 65mmHg, Hco3 30mEq/L, terdapat sianosis di seluruh
tubuh, pola napas abnormal 62x/menit terdapat napas cuping hidung. Menurut SDKI
(2016) menjelaskan data mayor dan minor yaitu PCO2 meningkat, PO2 menurun,
takikardi, PH areteri menurun, adanya bunyi napas tambahan, sianosis, napas cuping
hidung, pola napas abnorma, warna kulit abnormal. Menurut pendapat peneliti tidak
semua gejala yang terdapat pada teori terjadi pada partisipan. Tanda gejala yang tejadi
pada partispan yaitu PCO2 Meningkat, PO2 menurun, Ph arteri meningkat, adanya
bunyi napas tambahan, sianosis, napas cuping hidung, pola napas abnorma, warna
kulit abnormal.
Menurut Amru (2012) Asfikisa adalah bayi baru lahir yang mengalami
gangguan gangguan tidak segera bernapas secara spontan. Pada kedua kasus diatas
42
ketidakseimbangan ventilasi – perfusi menurut Stadart Diagnosa keperawatan
dibuktikan dengan data objektif : sianosis, adanya napas cuping hidung, pola napas
napas tambahan, kesadaran menurun, adanya retraksi dada ( SDKI 2016 ) dan
peneyebab terjadinya asfiksia yaitu dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor fetus, faktor
partisipan 2 didasarkan pada batasan karateristik dan tanda gejala yang dialami oleh
kedua partisipan tersebut. Pada kriteria hasil point kesadaran menurun tidak di
4.2.3. Intervensi
bunyi napas, monitor saturasi oksigen, atur interval pemantauan respirasi sesuai
dengan kondisi pasien, dokumentasi hasil pemantauan, jelaskan tujuan dan prosedur
43
pemantauan, informasikan hasil pemantauan. Pada kriteria hasil untuk mengetauhi
keberhasilan tindakan yang sudah dilakukan peneliti dilihat dari tingkat kesadaran
meningkat, Dispnea menurun, bunyi napas tambahan menurun, napas cuping hidung
Intervensi yang di tuliskan sesuai dengan dengan rencana dan kriteria hasil
poin) digunakan dalam kasus Gangguan pertukaran gas pada partisipan Asfiksia yang
digunakan hanya 8 poin yang digunakan pada kedua kasus tersebut karena
Gangguan Pertukaran Gas pada By Asfiksia intervensi yang digunakan pada kedua
adanya produksi sputum, auskultasi bunyi napas, monitor saturasi oksigen, atur
Hanya beberapa yang dapat dicantumkan karena yang dapat dijangkau dan yang tidak
pemantauan kedua intervensi itu tidak dilakukan karena orang tua bayi tidak selalu
atau tidak 24 jam menemani di ruang bayi, jadi tidak menunggu orang tua mengetahui
44
monitoring adanya pernapasan cuping hidung terjadi perbedaan antara partisipan 1
O2 Buble CPAP Flow2 7lpm, Infus D10% 250cc/24 jam, Infus CA Glukonas 8 cc/24
jam, injeksi cefotaxime 2x 135mg, Salep mata gentamicin 5gr, Injeksi ampicillin
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik dan menggambarkan kriteria hasil yang
di harapkan ( Gordon,1998 dalam potter & perry, 2018). Implemetasi keperawatn bisa
dilakuka secara mandiri, atau berkoalborasi dengan tim medis lainnya ( Vivin Aprilin,
2018)
kasus dapat di implementasikan semua pada partisipan, karena pada intervensi sudah
dialkuka pemilihan yang dapat dijangkau oleh penulis dari intervensi yang ada pada
4.2.5. Evaluasi
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa hasil evaluasi keperawatan yang tela
dilakuka peneliti selam 3 hari pada partisipan 1 dan partisipan 2 disimpulkan yaitu
45
Menurut Rohmah (2016) evaluasi merupakan penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien hasil yang diamati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi keperawatan dengan
menurut Aspiani (2017) adalah Dispnea menurun , napas cuping hidung menurun,
gangguan pertukaran gas belum teratasi dan tujuan belum tercapai dengan bukti data
objektif partisipan 1 masih mengalami dispnea, adanya napas cuping hidung, pola
napas masih belum teratur, Pco2 naik, Ph arteri turun, Po2 menurun,partisipan sering
menangis, sianosis di seluruh badan, warna kulit kebiruan. Pada hari kedua pemberian
asuhan keperawatan dengan masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi dengan
hasil data objetif menunjukan bayi masih dispnea 61x/menit, sianosis di sekitar
tangan kuku dan kaki, pola napas tidak teratur, masih terdapat napas cuping hidung,
partisipan terlihat gelisah dibuktikan sering menangis. Hari ketiga pemberian asuhan
keperawatan masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi dan tujuan untuk
objektif dispnea menurun, bunyi napas tambahan menurun, napas cuping hidung
sianosis diseluruh tubuh, adanya bunyi napas tambahan, adanya retraksi dada, pola
napas tidak teratur, PCO2 meningkat Po2 menurun, Ph arteri menurun, partisipan
tampak gelisah dibuktikan partisipan sering menangis. Pada hari kedua hari kedua
46
teratasi di buktikan dengan data objektif yaitu pasien masih dispnea 58x/menit,
terpasang 02 bubble CPAP flow 7 lpm, adanya retraksi dada, sianosis dibagian kaki,
pola napas tidak teratur, adanya bunyi napas tambahan . Pada hari ketiga setelah di
menurun, tidak ada bunyi napas tambahan, pola napas teratur, sudah tadak mengalami
sianosis, gelisah menurun, napas cuping hidung menurun, warna kulit kemerahan.
dengan kondisi partisipan , tetapi partisipan 2 lebih cepat mencapai evaluasi dalam
rentang maksimal karena dari keadaan umum partisipan itu sendiri juga sudah cukup
membaik dilihat dari keadaan partisipan dan tanda gejala, sedangkan partisipan 1
mengalami perlambatan perubahan kondisi partisipan karena ada penyakit lain yang
menyertai sehingga perlu adanya tindakan lebih lanjut. Dengan demikian untuk
mengatasi data objektif dari kedua partisipan yang menyakut Gangguan petukaran gas
belum pulang.
47
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan pembahasan
pada asuhan keperawatan dengan masalah Gangguan pertukaran gas pada bayi ny S dan
bayi ny T dengan kasus Asfiksia Neonatorum di Rauang Bayi RSUD Sidoarjo maka
1. Pengkajian
Partisipan 1 ditemukan adanya napas cuping hidung dan pasien sianosis sedangkan
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang diambil oleh peneliti untuk partisipan 1 dan 2 yaitu
perfusi diagnosa ini diambil berdasarkan batasan karateristik, tanda gejala yang
3. Intervensi
Intevensi yang direncakan oleh peneliti untuk partisipan 1 dan 2 sudah sesuai
dengan apa yang ada di buku SIKI yaitu Pemantaua Respirasi : monitor
frekuensi,irama kedalaman dan upaya napas, monitor pola napas (seperti bradipnea,
adanya sumbatan jalan napas, palpasi kesimetrisan ekspansi paru, auskultasi bunyi
47
napas, monitor nilai AGD, memposisikan pasien semi fowler, kolaborasi dengan
4. Implementasi
oleh peneliti selama 3 hari dengan hasil secara umum kondisi kesehatan membaik.
5. Evaluasi
Evaluasi pada partispan1 dan 2 yang dilakukan selama 3 hari oleh peniliti
dalam tahap masalah belum teratasi dengan hasil pada partisipan 1 terdapat
berkurang RR 56x/menit.
48
5.2. Saran
5.2.1. Teoritis
5.2.2. Praktis
1. Pelayanan kesehatan
3. Bagi keluarga
49
DAFTAR PUSTAKA
Bulchek G, dkk. 2015. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Singapore : Elvesier Ine
Feryanto, FA. 2014 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dalam, Asuhan
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta, hal 86
Gabriel, D. 2013 Asfiksia Neonatorium. Dalam: Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid
3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Cetakan keempat, Jakarta
Husodo, L. 2015 Pengaruh Kehamilan Pada Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorium DI RSUD. Dr Moewardi Surakarta Tahun 2010
Ilyas Jumlarni 2016, Pealayanan Kesehatan Maternitas dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo: Jakarta.
Maryunani, Anik & Sari, Eka puspita. 2017. Asuhan Keperawatan Maternal & Nonatal,
Jakarta : Trans Info Media
Nurarif, Amin Huda, 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan SDKI Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction Jogja
Nursalam, 2018. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan ) :
Salemba Medika
Prof. Dr. Notoatmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta :
Rineka Cipta
50
PPNI (2016), Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Saryono, Skp., M. Kes. 2016 Gambaran Umur dan Usia Kehamilan ibu yang
Melahirkan Bayi Asfiksia. Kesehatan Bina Husada. Indonesia
Tri Maharani, dkk. 2016. Panduan Karya Tulis llmiah: Studi Kasus Program Studi
Profesi Ners. Jombang: STIKES ICME
51
Lampiran
Lampiran 1
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu orang tua responden
Di RSUD Sidoario
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Dian Husada Mojokerto:
Nama : Maulidiya Dwi Astanti
NIM : 0321020
TTL : Sidoarjo, 25 juni 1999
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program Profesi Ners STIKES Dian
Husada Mojokerto, saya melakukan Studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan dengan
masalah Gangguan Pertukaran Gas ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi
kesenjangan antara By 1 dan By 2 berkenan untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Hasil yang ditemukan oleh peneliti dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Demikian Surat permohonan ini ini saya buat atas partisipasinya saya ucapkan
terimakasih.
Sidoarjo, januari 2022
Maulidiya DwiAstanti
52
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ibu yang mempunyai By di Ruang Bayi
RSUD Sidoarjo menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa
Nama :
Umur :
Alamat :
Bahwa anak saya diminta untuk berperan serta dalam penyusunan tugas akhir ini
sebagai responden. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan
telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang anak
saya berikan. Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun, saya menyatakan setuju menjadi responden dalam penelitian ini.
Responden
(…………………...)
53
Lampiran 3
1. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien :
Umur :
Status :
Alamat :
Agama :
Diagnosa medis :
Tanggal MRS :
Tanggal pengkajian :
No. Register :
Golongan Darah :
Nama ibu :
Alamat :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Golongan darah :
Nama Ayah :
Umur :
Agama :
Bahasa :
Suku :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Golongan darah :
1. KELUHAN UTAMA
54
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
GENOGRAM
5. DATA PSIKOSOSIAL
a. Yang mengasuh anak
A. KEBUTUHAN DASAR
NUTRISI :
ISTIRAHAT TIDUR :
KEBERSIHAN DIRI :
ELIMINASI
BAB :
BAK :
55
a. pemeriksaan kepala
bentuk & ukuran :
Lingkar kepala :
Fontanel :
Kulit kepala :
Tekstur :
Kelainan :
b. Pemeriksaan Mata
Bentuk :
Gerakan bola mata :
Pupil :
Kelopak mata :
Reflek glabellar :
Kelainan :
c. Pemeriksaan hidung
Betuk/simetris :
Konfigurasi tulang hidung :
Kelainan :
d. Pemeriksaan Telinga
bentuk/simetris :
Kanal auditory :
Pendengaran :
Kelainan :
e. Pemeriksaan mulut
Bibir/warna :
Gusi / lidah :
Saliva :
f. Pemeriksaan leher
Gerakan :
Trakea :
Kelenjar tiroid :
Kelainan :
g. pemeriksaan dada dan thorak
1.Inspeksi Thorak :
Bentuk :
Gerakan pernapasan:
Klavikula/tulang iga :
Payudara/ puting susu:
Lingkar dada :
Kelainan :
2.Pemeriksaan paru
Respirasi rate :
Suara napas :
Tanda kesulitan bernapas:
Kelainan :
3.Pemeriksaan jantung
Ictus cordis :
Bunyi jantung I dan II:
Bj tambahan :
Murmur :
h. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk/ukuran :
Lingkar abdomen :
Tali pusat :
Bising usus :
56
Kelainan :
i. Pemeriksaan genetalia dan sekitarnya
Wanita :
Penampilan umum :
Klitoris :
Labia mayora/minora:
Anus :
Kelinan :
Laki – laki :
Penampilan umum :
Penis/prepusium :
Skrotum :
Anus :
Kelainan :
j. Pemeriksaan neurologis
Tingkat kesdaran :
Meningal sign :
Reflek fisiologis :
Rooting :
Menelan :
Menjulurkan lidah:
Mengenggam :
Glabellar :
Leher tonik/fencing:
Lengkung tubuh kedalam:
Reflek patologis :
Saraf cranial :
Kelainan :
k. Pemeriksaan muskuloskeletal
Kesimetrisan :
Gerakan :
Tonus otot :
Warna/ keutuhan :
Jumla jari tangan dan kaki:
Kelainan :
l. Pemeriksaan kuku dan integumen
Warna kulit :
Hidrasi :
Turgor kulit :
Lemak subkutan :
Keutuhan/tekstur :
Verniks kaseosa :
Lanugo :
Kuku :
Kelainan :
8.PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
a.Adaptasi sosial :
b.Bahasa :
c. Motorik halus :
d. Motorik Kasar :
kesimpulan dari pemeriksaan tumbuh kembang
9.PEMERIKSAAN PENUNJANG
57
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN DISPNEA ( SESAK NAFAS )
58
5. Membuat
kesimpulan
3. Penutup 3 menit 1. Evaluasi Menjawab
2. Tanya jawab salam
3. Sal penutup
4. Materi penyuluhan
1. Pengertian Dispnea
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat
(2015)
Batuk adalah pengeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya
b. Dada berat
59
Dada berat umumnya disamkan dengan nyeri dada. Biasanya dada berat
diartikan sebagai perasaan yang berat dibagian dada rata – rata orang juga
2. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau diganjal dengan kain maupun
4. Gunakan inhalasi
60
APA ITU DISPNEA ???
TEKNIK MANAJEMEN
a. Pengertian Dispnea
DISPNEA
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan
51
c. Cara mengatasi bayi dispnea
dikenali
dengan kain maupun batal
NIM : 0321020
50
LEMBAR KONSULTASI REVISI UJIAN STUDI KASUS
NIM : 0321020
50
LEMBAR KONSULTASI REVISI UJIAN STUDI KASUS
NIM : 0321020
50
50
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS
NIM : 0321020
3. 22/05/2022
- Tambahkan kriteria hasil di bab 2
- Perbaiki pembahasan
- Sederhanakan kesimpulan dan saran
- Perhatikan penulisan
4.
23/05/2022
ACC STUDI KASUS
51
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS
NIM : 0321020
- Perhatikan pengetikan
- Sederhanakan pembahasan
4.
02/06/2022
ACC STUDI KASUS
52
53