Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS


PADA BAYI ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG BAYI
RSUD KAB SIDOARJO

OLEH:

MAULIDIYA DWI ASTANTI

0321020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022
LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA


BAYI ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG BAYI
RSUD KAB SIDOARJO

Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan Dihadapan Dewan Penguji


Guna Memperoleh Gelar Ners Keperawatan
Stikes Dian Husada Mojokerto

OLEH:

MAULIDIYA DWI ASTANTI

0321020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2022

i
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan Judul:

ASUHAN KEPERAWATA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA


BAYI ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG BAYI
RSUD KAB SIDOARJO

Oleh: MAULIDIYA DWI ASTANTI

Nim: 03.21.020

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Nur Chasanah,S,Kp.,M.Kes Lutfiah Nur Aini,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NPP.10.02.184 NPP.10.02.035

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan penguji pada tanggal

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Ners

Puteri Indah Dwipayanti,S.Kep,Ns,M Kep

NPP: 10.02.126

ii
PENGESAHAN STUDI KASUS

Dengan Judul:

ASUHAN KEPERAWATA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA


BAYI ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG BAYI
RSUD KAB SIDOARJO
Oleh: MaulidiyaDwi astanti

NIM: 03.21.020

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto dan diterima untuk memenuhi

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ners (Ners ) pada tanggal

Tim Penguji

Ketua: Iis Suwanti SST.,M.Kes (.........................)

Anggota: 1.Nur Chasanah,S,Kp.,M.Kes (….......................)

2. Lutfiah NurAini, S. Kep.,Ns., M. Kep (............................)

Mengesahkan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada

Ketua

Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Kes


NPP: 10.02.044

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispsi penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan

Gangguan Pertukaran Gas Pada Bayi Asfiksia Neonatorum Di Ruang Bayi RSUD KAB

Sidoarjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah penelitian ini penulis banyak sekali
mendapat bantuan dari pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Bantuan yang
penulis dapat baik berupa bimbingan arahan dan dukungan baik moril maupun material
menjadi sesuatu yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada yang terhormat:
1. H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku ketua STIKes Dian Husada
Mojokerto
2. Nur Chasanah, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan semangat demi sempurnanya Skripsi Penelitian
ini.
3. Luthfiah Nur Aini,S,Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan semangat demi sempurnanya
Skripsi penelitian ini.
4. Semua Dosen pengajar minat studi pendidikan keperawatan
5. Semua masyarakat dan keluarga yang bersedia menjadi responden yang telah membantu
menyempurnakan penelitian ini.
6. Bapak, Ibu yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang mendidik, mengarahkan,
mendo’akan, memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta kakaku tercinta
yang selama ini sebagai penyemangat dalam menyelesaikan tugas sehingga penulis dapat
menempuh pendidikan ini dengan baik, dan teman-teman tersayang yang selalu

v
memberikan support.
7. Teman-teman Stikes Dian Husada Mojokerto angakatan 2021 yang selalu membantu dan
memberikan semangat.
8. Teman-teman terdekat dan sahabat yang selalu memberikan motivasi dan semangat
untuk mengerjakan skripsi ini
9. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu dan berperan baik banyak maupun sedikit.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini, dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharap adanya kritik dan saran dari
semua pihak untuk menyempurnakannya.
Sidoarjo, 24 Januari 2022

Penulis

Maulidiya Dwi Astanti


0321020

vi
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA
BAYI ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG BAYI
RSUD KAB SIDOARJO
Maulidiya Dwi Astanti ˡ, Nur Chasanah S. Kep.,Ns.,M. Kes 2 , Lutfiah Nur Aini S.
Kep.,Ns.M. Kep

Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir sehingga dapat menurunkan
O2 dan mungkin meningkatkan CO2, adanya Gangguan Pertukaran Gas atau pengangkutan
O2 dari ibu ke janin ini menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Anik,
2012). Asfiksia neonatorum berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis
bila proses ini berlangsung terlalu jauh akan terjadi suatu periode apneu yang mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan kerusakan jaringan pada otak dan bisa mengakibatkan janin meninggal.

Desain penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Studi Kasus yang menjadi pokok
bahasan penelitian ini digunakan untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada
Bayi NY T dan NY S yang mengalami Asfiksia Neonatorum dengan masalah Keperawatan
Gangguan Pertukaran Gas yang dilaksanakan selama tiga hari

Dari pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi yang sudah di
lakukan ke kedua partisipan sama- sama memiliki masalah Gangguan Pertukaran Gas. Pada
partispan1 dan 2 yang dilakukan selama 3 hari oleh peniliti dalam tahap masalah belum
teratasi dengan hasil pada partisipan 1 terdapat perubahan sesak berkurang yaitu dengan RR
58x/menit. Pada partisipan 2 sesak berkurang RR 56x/menit.

Upaya yang dilakukan pada bayi asfiksia dengan masalah gangguan pertukaran gas yaitu
dengan cara pemantauan respirasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas dengan cara monitor
frekuensi irama,kedalaman,upaya nafas, monitor pola nafas, monitor adaya sumbatan jalan
nafas, auskulatsi bunyi napas, monitor saturasi oksigen, memposisikan kepala lebih
tinggi/semi fowler (Mustikasari, dkk, 2018) intervensi keperawatan yang dilakukan pada
peneliti yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas, pola napas, adanya
produksi sputum, adanya sumbatan jalan napas, auskultasi bunyi napas, monitor saturasi
oksigen, atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

Kata Kunci : Gangguan pertukaran gas, Bayi Asfiksia

vii
ABSTRACT
NURSING CARE OF GAS EXCHANGE DISORDERS IN ASPHICTIC INFANTS IN THE
BABY ROOM SIDOARJO DISTRIC HOSPITAL
Maulidiya Dwi Astanti , ¹Nur Chasanah S. Kep., Ns., M. Kes ² , Lutfiah Nur Aini S. Kep.,
Ns. M. Kep

Neonatal asphyxia is a condition of newborns who cannot breathe spontaneously and


regularly within 1 minute after birth so that it can reduce O2 and possibly increase CO2, the
presence of Gas Exchange Disorders or O2 transport from mother to fetus has bad
consequences in further life. Anik, 2012). Asphyxia neonatorum means progressive hypoxia,
CO2 accumulation and acidosis if this process goes too far there will be a period of apnea
that affects body cell function and tissue damage to the brain and can result in fetal death.
The research design used is a case study. The case study which is the subject of this
research is used to explore the problem of nursing care in infants NY T and NY S who
experience asphyxia neonatorum with the problem of Nursing for Gas Exchange Disorders
which was carried out for three days.
From the assessment, data analysis, intervention, implementation and evaluation that
have been carried out, both participants both have problems with Gas Exchange Disorders.
In participants 1 and 2 which were carried out for 3 days by the researchers in the stage of
the problem not being resolved with the results in participant 1 there was a decrease in
shortness of breath, namely with an RR of 58x/minute. In participant 2, shortness of breath
reduced RR 56x/minute.
Efforts have been made on asphyxiated infants with impaired gas exchange problems,
namely by monitoring respiration, namely collecting and analyzing data to ensure airway
patency and the effectiveness of gas exchange by monitoring the rhythm frequency, depth,
effort of breathing, monitoring breathing patterns, monitoring the presence of airway
obstruction. , auscultation of breath sounds, monitoring of oxygen saturation, positioning the
head higher/semi-fowler (Mustikasari, et al, 2018) nursing interventions performed on
researchers are monitoring the frequency, rhythm, depth, and effort of breathing, breathing
patterns, sputum production, obstruction airway, auscultate breath sounds, monitor oxygen
saturation, adjust respiratory monitoring intervals according to the patient's condition

Keywords: Gas exchange disorders, Asphyxia Babies

viii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul Depan ................................................................................................
Halaman Sampul Dalam ...............................................................................................i
Halaman Persetujuan ...................................................................................................ii
Halaman Pengesahan ..................................................................................................iii
Halaman Pernyataan ...................................................................................................iv
Halaman Kata Pengantar ............................................................................................vi
Halaman Daftar Isi .....................................................................................................vii
Halaman Daftar Lambang ..........................................................................................vii
Halaman Daftar Gambar ..............................................................................................x
Halaman Daftar Tabel ................................................................................................xiv
Halaman Daftar Istilah , dan Singkatan ......................................................................xi
Halaman Daftar Lampiran .........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.2.1 Pernyataan Masalah ............................................................................................2
1.2.2 Pertanyaan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktisi ..................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Asfiksia ............................................................................................................5
2.1.2 Definisi Asfiksia...................................................................................................5
2.1.2 Klasifikasi Asfiksia.....................................................................................................5
2.1.3 Etiologi Asfiksia..........................................................................................................7
2.1.4 Patofiolog Asfiksia ....................................................................................................8

ix
2.1.5 Patway Asfiksia ........................................................................................................10
2.1.6 Tanda Dan Gejala...............................................................................................11
2.1.7 Komplikasi Asfiksia...........................................................................................12
2.1.8 Penatalaksanaan........................................................................................................ 13
2.2 Konsep Gangguan Pertukaran Gas
2.2.1 Definisi .............................................................................................................14
2.2.2 Faktor Yang Behubungan.................................................................................14
2.2.3 Data Mayor dan Minor .....................................................................................14
2.2.4 Kondisi Klinis ...................................................................................................14
2.2.5 Intervensi .........................................................................................................15
2.2 Literatur Rivew ....................................................................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Pendekatan …....................................................................................................19
3.2 Batasan Istila (Definisi Operasional) …......................................................................19
3.3 Unit Analisis…...............................................................................................................20
3.4 Lokasi dan Waktu Peneliti…........................................................................................20
3.5 Pengumpulan Data........................................................................................................20
3.6 Uji Keabsaan…...............................................................................................................21
3.7 Etika Penelitian…...........................................................................................................22
3.7.1 Informed Consent (Persetujuan) …...........................................................................22
3.7.2 Anomanity (Tanpa Nama)…......................................................................................22
3.7.3 Confidentially (Kerahasiaan) …................................................................................22
3.8 Rencana Pelaksanaan….................................................................................................22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .........................................................................................................................
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian..............................................................................23
4.1.2 Karatersitik Partisipan ( Identitas Pasien)..........................................................23
4.1.3 Data Asuan Keperawatan.......................................................................................
1. Pengkajian ......................................................................................................23
2. Diagnosis ........................................................................................................30
3. Perencanaan ....................................................................................................31
4. Pelaksanaan ....................................................................................................33

x
5. Evaluasi ..........................................................................................................35
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan...............................................................................................................40
5.2 Saran.....................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................43
LAMPIRAN................................................................................................................44

xi
DAFTAR LAMBANG

. : Titik.
- : Tanda hubung.
, : Koma.
; : Titik koma.
(…) : Tanda kurung.
2 : Kuadrat.
/ : Tanda miring.
% : Persen.
: : Titik dua.
? : Tanda Tanya

M.Kes : Magister Kesehatan


Ns : Ners
S.Kep : Sarjana Kesehatan
SST : Sarjana Sains Terapan
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Prodi : Program Studi
NPP : Nomor Pokok Pegawai
NIM : Nomor Induk Mahasiswa

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.5 Patway Asfiksia ........................................................................10

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara Asfiksia Livida Pallida................................6


Tabel 2.2 APGAR SCORE .....................................................................6
Tabel 4.1Pengkajian ................................................................................23
Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran..........................................24
Tabel 4.3Data Psikososial........................................................................25
Tabel 4.4Riwayat imunisasi.....................................................................26
Tabel 4.5Perubahan Pola Kesehatan .......................................................26
Tabel 4.6Pemeriksaaan Fisik ..................................................................26
Tabel 4.7Pemeriksaan Tingkat Perkembangan .......................................29
Tabel 4.8Hasil Penunjang .......................................................................30
Tabel 4.9Terpai/Penatalaksanaan ............................................................30
Tabel 4.10 Analisa Masalah.....................................................................30
Tabel 4.11 Perencanaan............................................................................31
Tabel 4.12Impelementasi ........................................................................33
Tabel 4.13Evaluasi ..................................................................................35

xiv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

WHO =World Health Organizing

DEPKES : Dinas Pendidikan Kesehatan

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

Primary Targe: Sasaran Primer

Secondary Target: Sasaran Sekunder

Tersiery Target: Sasaran Tersier

Responden : Orang yang diteliti

SDKI : Standart Diagnosa Keperawatan

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Lembar Permohonan Menjadi Responden ..........................44


Lampiran 2 Surat Persetujuan Menjadi Responden.................................45

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat

bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir sehingga dapat

menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan CO2, adanya Gangguan Pertukaran Gas

atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin ini menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan

lebih lanjut (Anik, 2012). Asfiksia neonatorum berarti hipoksia yang progresif,

penimbunan CO2 dan asidosis bila proses ini berlangsung terlalu jauh akan terjadi suatu

periode apneu yang mempengaruhi fungsi sel tubuh dan kerusakan jaringan pada otak

dan bisa mengakibatkan janin meninggal. Tindakan yang akan dilakukan pada bayi

bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala- gejala

lanjutan yang mungkin timbul (Hanifa, 2012). Sampai saat ini gangguan pertukaran gas

menjadi prioritas masalah pada bayi asfiksia.

Menurut laporan dari organisasi dunia yaitu Woard Health Organization (WHO)

2010, bahwa setiap tahunya 3% (3.6 juta ) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia,

hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal, penyebab kematian bayi baru lahir rendah

(29%), tetanus neonatorum (10%), masalah pemberia makan (10%), infeksi (5%)

(Depekes RI, 2011). Angka kematia bayi ini sebanyak 47% meninggal pada masa

neonatal. Kejadian asfiksia di rumah sakit pusat rujukan provinsi di indonesia sebesar

41,94%. Provinsi dengan Asfiksia tertinggi adalah Jawa Tengah (33,1%), Jawa Barat

(23%), Sumatra Utara (18,69%), Papua (15,38) Kemenkes RI, (2014). Sedangkan dari

data – data yang di peroleh peneliti Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo pada tahun

2022 sekitar bulan Januari dan Februari mencapai angka 43 (4,3%) bayi yang menderita

1
asfiksia aterm dan yang hidup 40 (4%), meninggal 3 (0,3%). Dan bayi yang terdiagnosa

Gangguan Pertukaran Gas di RSUD Sidoarjo pada bulan januari dan februari sebanyak

43 (4,3%)

Faktor risiko kejadian Asfiksia sangat beragam dan banyak hal yang

mempengaruhi dan berhubungan. Salah satu penyebabnya yaitu paru- paru bayi terisi

cairan ketuban sehingga bayi baru lahir mengalami gangguan tidak segera bernafas

secara spontan dan teratur setelah lahir (Amru Sofian,2014). Karena Paru – Paru terisi

cairan sehinga paru – paru tidak bisa mengatur udara yang masuk dan memisahkan

oksigen dan karbondioksida maka bayi bisa mengalami kekurangan O2, kadar CO2

meningkat dan menurunya Ph sehinga bayi mengalami nafas cepat dan dalam, denyut

jantung terus – menerus tekanan darah mulai menurun, bayi lemas menjadikan bayi

apneu. Dampak bila Gangguan Pertukaran Gas tidak teratasi akan mengakibatkan

masalah yang fatal seperti kerusakan otak, Resiko cedera pada bayi, dan juga bisa

mengalami kematian bayi, jika sudah di tahap kematian bayi maka proses keluarga akan

terhenti.

Upaya yang dilakukan pada bayi asfiksia dengan masalah gangguan pertukaran

gas yaitu dengan cara pemantauan respirasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data

untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas dengan cara

monitor frekuensi irama,kedalaman,upaya nafas, monitor pola nafas, monitor adaya

sumbatan jalan nafas, auskulatsi bunyi napas, monitor saturasi oksigen, memposisikan

kepala lebih tinggi/semi fowler (Mustikasari, dkk, 2018) intervensi keperawatan yang

dilakukan pada peneliti yaitu monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas,

2
pola napas, adanya produksi sputum, adanya sumbatan jalan napas, auskultasi bunyi

napas, monitor saturasi oksigen, atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

1.1 Batasan Masalah

Masalah studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada klien Asfiksia

Neonatorum dengan Masalah Gangguan Pertukaran Gas di RSUD Kabupaten Sidoarjo.

1.2 tujuan

1.1.3 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Pertukaran Gas pada Bayi

Asfiksia Neonatorum Di ruang Bayi RSUD Sidoarjo.

1.2.3 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah

1. Melakukan pengkajian dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas pada Bayi

Asfiksia Neonatorum Di ruang Bayi RSUD Sidoarjo.

2. Menetapkan Diagnosis Keperawatan dengan masalah Gangguan Pertukaran

Gas pada Bayi Asfiksia Neonatorum Di ruang Bayi RSUD Sidoarjo.

3. Menyusun Perencanaan Keperawatan dengan masalah Gangguan Pertukaran

Gas pada Bayi Asfiksia Neonatorum Di ruang Bayi RSUD Sidoarjo.

4. Melakukan Tindakan Keperawata dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas

pada Bayi Asfiksia Neonatorum Di ruang Bayi RSUD Sidoarjo.

5. Melakukan Evaluasi Keperawatan dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas

pada Bayi Asfiksia Neonatorum Di ruang Bayi RSUD Sidoarjo.

3
1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

untuk pengembangan ilmu keperawatan terkait pada Asuhan Keperawtan pada klien

Asfiksia Neonatorium dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas .

1.3.2 Manfaat Praktis

memberikana kontibusi laporan kasus Asuhan Keperawatan pada bayi asfiksia

Neonatorium dengan Masalah Gangguan Pertukaran Gas bagi pengembangan praktik

Keperawatan dan pemecahan maslah khususnya dalam bidang profesi keperawatan, serta

sebagai referensi bagi peneliti selanjutya .

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asfiksia Neonatorum

2.1.1. Definisi Asfiksia Neonatorum

Asfiksia Neonatorum adalah bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak

segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir (Amru, 2012). Asfiksia

Neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak bernapas secara spontan dan

tertur segera lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan

hiperapneu serta berakhir dengan asidosis (Arie dkk, 2013). Asfiksia Neonatorum adalah

keadaan dimana bayi baru lahir tidak bernapas dengan spontan sering kali bayi yang

sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan.

Masalah ini mungkin berkatan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi

selama ataupun sesudah persalinan (Depkes RI, 2013)

2.1.2 Klasifikasi Asfiksia Neonatorum

Menurut WHO (dalam Mochtar, 2015) Klasifikasi klinis asfiksia di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Asfiksia Livida adalah asfiksia yang memiliki ciri meliputi warna kulit kebiru-

biruan, tonus otot masih baik,reaksi rangsangan masih positif, bunyi jantung

reguler, prognosis lebih baik.

2. Asfiksia pallida adalah asfiksia dengan ciri meliputi warna kulit pucat, tonus otot

sudah kurang, tidak ada reaksi rangsangan, bunyi jantung ireguler, prognosis

jelek

5
Table 2.1 perbedaan antara Asfiksia Livida dan Asfiksia Pallida

Perbedaan Asfiksia Livida Asfiksia Pallida


Warna Kulit Kebiru – Biruan Pucat
Tonus Otot Masih Baik Sudah Kurang
Reaksi Rangsangan Positif Negatif
Bunyi Jantung Masih Teratur Tidak teratur
Prognosis Lebih Baik Jelek
Sumber: Amin, (2015)

Asfiksia livida lebih baik dari pada Asfiksia Paliida, prognosis tergantung pada

kekurangan O2 dan luasnya pendarahan dalam otak, bayi yang dalam keadaan asfiksia

dan puli kembali harus dipikirkan kemungkinanya menderita cacat mental seperti epilepsi

pada masa mendatang

Table 2.2 APGAR- Score

Tanda 0 1 2

A: Apperance Biru pucat Tubuh kemerahan, Tubuh dan


(color) warna kulit ekstremitas biru ekstremitas
kemerahan

P: Pulse (heart rate Tidak ada <100x/menit >100x/menit


) denyut jantung
G:Grimance Tidak ada Gerakan Sedikit Menangis
(Reflek)
A: Activity (Tonus Lumpuh Fleksi lemah Aktif
otot )
R: Respiration Tidak ada Lemah, Merintih Tangisan kuat
(usaha nafas )
Sumber: Ghai, (2013)

Setiap bayi baru lahir di evaluasi dengan nilai APGAR-Score, table diatas dapat

digunakan untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia apakah ringan, sedang, atau

berat dengan klasifikasi sebagai berikut :

1. Bayi normal atau sedikit Asfiksia (7-10)

6
Bayi dianggap sehat dan tidak memrlukan tindakan istimewa

2. Asfiksia Sedang (4-6)

Memerlukan resisusitasi dan pemberian oksigen ampai bayi dapat

bernafas kembali. Pada pemeriksaan fisik di temukan frekuensi jantung

lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik, sianosi, reflek iritabilitas

tidak ada.

3. Asfiksia Berat (0-3)

Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen

terkendali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung

100x/menit, tonus otot jelek, sianosis berat dan terkadan pucat, reflek

iritabilasi tidak ada

2.1.3. Etiologi

1. Penyebab terjadinya Asfiksia (Proverawati, 2015)

1) Faktor ibu

Oksigenisasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat hipoventilasi selama anastesi,

penyakit jantung, sianosis, gagal pernapasan, keracunan karbon monoksida, dan

tekanan darah ibu yang rendah dan tinngi akan menyebabkan asfiksia pada janin.

Gangguan aliran darah uterus dapat menyebabkan berkurannya pengaliran oksigen

ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada gangguan kontarksi uterus,

misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat : hipotensi

mendadak pada ibu karena pendarahan hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain –

lain.

2) Faktor plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin di pengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.

Asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,

7
misalnya: plasenta tipis, kecil, plasenta tak menempel dan pendarahan pada

plasenta.

3) Faktor Fetus

Komperesi umbilikus dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam

pembuluh darha umbilikus dan menghambat pertukaran gas atara ibu dan jani.

Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat melilit leher

komperesi tali pusat antara janin dan jalan lahir.

4) Faktor neonatus

Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh karena

pemakaian obat anastesi/analgetika yang berlebihan ibu secara langsung dapat

menimbulkan depresi pusat pernapasan janin, maupun karena trauma yang terjadi

pada persalinan, misalnya pendarahan intra kranial. Kelainan kogenital pda bayi,

misalnya stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru dan lain – lain.

5) Faktor Persalinan

Partus lama dan partus kerena tindakan dapat berpemgaruh terhadap gangguan

paru – paru

2. Penyebab Terjadinya Asfiksia (Depkes RI, 2015)

1) Preeklamsia dan eklamsia

2) Pendarahan abnormal( plasenta previa atau solusio plasenta )

3) Partus lama atau partus macet

4) Demam selama persalinan

5) Infeksi berat ( maliria,TBC,HIV)

6) Kehamilan yang post matur

7) Usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

8) Gravida empat atau lebih

8
3. Faktor bayi

1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan )

2) Persalinan sulit ( sungsang,bayi kembar distosia bahu )

3) Kelainan kogenital

4) Air ketuban bercampur mekonium

4. Faktor Tali pusat

1. Lilitan tali pusat

2. Tali pusat pendek

3. Simpul tali pusat

4. Prolapsus tali pusat

2.1.4. Patofisiologi

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi paru pada masa

kehamilan dan persalinan. Oksigen dan pengembangan paru merupakam rangsangan utama

relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat pasokan oksigen berkuarang, akan terjadi

kontriksi ateriol pada organ seperti usus, ginjal otot dan kulit, namun demikian aliran darah

kejantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan pasokan oksigen.

Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan akan menimbulkan

kerusakan jaringan otak yang irreversibel keruakan organ tubuh lan, tau kematian. Dengan

memeperlihatkan tonus otot buruk, karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ

lainnya. Frekuensi jantung menurun karena oksigen dalam otot jantung atau sel otak

kurang. Pernapasan cepat karena kegagalan absorbsi cairan paru – paru dan sianosis karena

kekurangan oksigen di dalam darah.

9
2.1.5. Pathway Asfiksia Neonatorum

Persalinan lama, lilitan tali Faktor lain : obat-obatan


pusat, presentasi janin narkotika

Asfiksia

Janin kekurangan O2 Paru – paru terisi


dan kadar CO2 Bersihan jalan
cairan
meningkat nafas tidak efektif

Gangguan metabolisme
Suplai O2 keparu & perubaan asam basa
Nafas cepat
menurun

Asidosi respiratorik
Apneu
Kerusakan otak
Gangguan perfusi
ventilasi

Resiko cedera Kematian bayi


Nafas cuping
hidung, sianosis,
hipoksia
Djj & TD
Proses keluarga
menurun
akan terenti
Gangguan
pertukaran gas
Ketidakefektifan Janin tidak bereaksi
pola napas teradap rangsangan

Resiko syndrome
kematian bayi

10
2.1.6. Tanda dan Gejala Asfiksia

Pada tanda asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan yang disebabkan oleh

beberapa keadaan diantaranya :

1. Hilang sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung

2. Terjadinya asidosis metaboli akan mengakibatkan menurunya sel jaringan

temasuk otot jantung sehungga menimbulkam kelemahan jantung

3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan tetap

tinnginyaa resistensi pembuluh datah paru sehingga sirkulasi darah

mengalami gangguan

Gejala Klinis

Bayi yang mengalami kekurangan O2 akan terjadi pernapasan yang cepat dalam

periode yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernapasan akan berhenti, denyut

jantung juga menurun, sedangkan tonus apneu primer. Gejala dan tanda asfiksia yang

khas antara lain: pernapasan cepat, pernapsan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.

Gejala lanjut pada Asfiksia :

1. Pernapsan megap-megap dalam

2. Denyut jantung menurun

3. Tekanan darah mulai menurun

4. Bayi terlihat lemas

5. Menurunya tekanan O2 (PaO2)

6. Meningginya CO2 darah (PacO2)

7. Menurunya PH

8. Pernapasan terganggu

9. Detik jantung berkurang

11
10. Reflek/merepson bayi lemah

11. Tonus otot menurun

12. Warna kulit biru atau pucat

2.1.7. Komplikasi

Komplikasi yang muncul pada Asfiksia :

1. Edema otak dan pendarahan otak

Pada penderita asfiksai gangguan fungsi jantung yang telah berlanjut sehingga

terjadi rejatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun menurun, keadaan

ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya

edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak

2. Anuria atau oliguria

Disfungsi venterikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia,

keadaan ini di kenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang

disertai dengan perunahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan

lwbih banyak mengalir ke organ seperti mensentrium dan ginjal. Hal ini yang

menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan

gijal yag menyebabkan pengeluaran urine sedikit.

3. Kejang

Pada bayi yang mengaklami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran

gas dan transpot O2 sehingga kekurangan persediaan O2 dan kesulitan

pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebakan kejang pada bayu tersebut kerena

perfusi tidak efektif

4. Koma

12
Apabila pasien mengalami asfiksia berat segera tidak ditangani akan

menyebabkan koma karena bebrapa hal diantarannya hipoksemia dan

pendarahan pada otak.

2.1.8. Penatalaksanaan

1. Asfiksia Ringan

1) Bayi dibungkus dengan kain hangat

2) Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada hidung kemudian mulut

3) Bersihkan badan dan tali pusat

4) Lakukan observasi tanda – tanda vital dan apgar score dan masukan kedalam

incubator

2. Asfiksia Sedang

1) Bersihkan jalan nafas

2) Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan

3) Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila belum ada reaksi,

bantu pernapasan melalui masker

4) Bila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosi berikan natrium bikarbonat

7,5% sebanyak 6 cc,dekstrosa 40% sebanyak 4 cc disuntikkan melalui vena

umbilicus scara perlahan – lahan untuk mencegah tekanan intarkranial

meningkat.

3. Asfiksia Berat

1) Bersihkan jala napas sambil pompa melalui ambubag

2) Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan

13
3) Apabila bayi sudah mulai bernapas tetpi masih sianosis berikan natrium

bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc, deksterosa 40% sebanyak 4cc

(Prawirahdjo,2013)

2.2 Konsep Gangguan Pertukaran Gas

2.1.2. Definisi Gangguan Pertukaran Gas

Gangguan Pertukran Gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenisai dan atau

eliminasi karbondioksida pada membran alveolus- kapiler (SDKI 2016 Edisi 1 Hal 22 )

2.2.2. Faktor Yang Berhubungan

1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

2. Perubahan membran alveolus-kapiler

2.3.2 Data mayor dan Minor (Batasan Karateristik )

1. Data mayor

1) Subjektif :

Dispnea

2) Objektif :

PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardi, PH arteri

meningkat,/menurun, bunyi napas tambahan

2. Data Minor

1) Subjektif

Pusing,penglihatan kabur

2) Objektif :

Sianosis, Diaforsis, gelisah, napas cuping hidung, pola nopas abnormal, warna kulit

abnormal, kesadaran menurun

14
2.4.2. Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

2. Gagal jantung kongesif

3. Asma

4. Pneumonia

5. Tuberkolosis paru

6. Penyakit membran hialin

7. Asfiksia

8. Prematuritas

9. Infeksi saluran napas

10. persistent pulmonary hypertension of newbron

2.5.2. Tujuan keperawatan dan kriteria hasil (L. 01003)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas meningkat dengan

kriteria hasil :

1. Dispnea menurun

2. Bunyi napas tambahan menurun

3. Gelisah menurun

4. Napas cuping hidung menurun

5. PCO2 membaik

6. PO2 membaik

7. Takikardi membaik

8. Ph arteri membaik

9. Sianosis membaik

10. Pola napas membaik

11. Warna kulit membaik

15
2.6.2. Intervensi Keperawataan

Intervensi Gangguan Pertukaran Gas adalah Pemantuan Respirasi (I 01014)

1. Observasi

1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas

2) Monitor pola napas ( seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,

ataksik)

3) Monitor adanya produksi sputum

4) Monitor adanya sumbatan jalan napas

5) Auskultasi bunyi napas

6) Monitor saturasi oksigen

2. Terapeutik

2) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

3) Dokumentasi hasil pemantauan

3. Edukasi

1) Jelaskan Manajemen Dispnea

2.3 Literatur Review

Nofitasari (2017). Hasil dari Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada bayi

dengan Gangguan Pola Nafas di Ruang Perinatalogi RSUD Bangil Pasuruan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan keperawatan pada bayi asfiksia

Neonatorum dengan masalah keperawatan gangguan pertukaran gas di Ruang

Perinatologi RSUD Bangil Pasuruan. Diperoleh data pada klien 1 ibu mengatakan klien

sesak napas sedangkan klien 2 : neneknya mengatakan bayi sesak dan perut kembung.

Pada klien 1 di temukan adanya nafas cuping hidung dengan frekuensi pernapasan lebih

tinggi, sedangkan kliean 2 ditemukan adanya otot bantu napas dengan frekuensi

16
pernapasan lebih rendah dari klien 1, intervensi yang dilakukan perawat yaitu monitor

frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas monitor adanya sumbatan jalan napas.

Desain penelitian yang digunakan deskriptif tentang Asfikia Neonatorum dengan

masalah Gangguan Pertukaran Gas menggunakan rancangan Studi Kasus.

Berdasarkan Penelitian Wulandari, ( 2017) didaptkan hasil Evaluasi akhir yang di

dapat peneliti yaitu terjadinya perubahan evaluasi antara klien 1 dan 2 berbeda di

karenakan kondisi tubuh klien sendiri, untuk klien 2 lebih cepat untuk mencapai

evaluasi dalam rentang waktu maksimal karena dari keadaan umum klien sudah cukup

baik dilihat dari perubahan. Sedangkan klien 1 mengalami perlambatan perubaan

kondisi klien karena ada penyakit lain yang menyertai seingga perlu adanya tindakan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan menggunakan

metode studi kasus penelitian ini di ambil di RSUD Nganjuk sebanyak 2 klien dengan

diagnosa Gangguan Pertukaran Gas Pengolaan survey diambil di Rumah Sakit Umum

Daerah Nganjuk. Intervensi yang dilakukan Yaitu. Melakukan resusitasi, monitor

frekuensi nafas, memposisikan pasien semi fowler (kepala lebih tinggi dari badan ) dan

berikan ventilasi tekanan positif dengan alat resusitasi tekanan positif dan pasang

oksiometri.

Wijaya,( 2016) Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Gangguan Pertukaran

Gas pada bayi Asfiksia Neonatorum. di Ruang Perinatolgi RSUP Dr.M. Djamil Padang

tahun 2016 di dapatkan bahwa Evaluasi pada klien 1 masih tampak sesak nafas, dan

tidak aktif sedangkan klien 2 sudah tidak tampak sesak, dan perubahan kondisi baik.

Intevensi yang dilakukan peneliti adalah Melakukan resusitasi,monitor frekuensi dan

kedalaman napas, berikan keangatan, meposisikan kepala lebih tinggi, keringkan dan

rangsang bayi agar bernafas, berikan oksigenasi. Desain Penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adala Deskriptif yaitu suatu keadaan secara objektif. Desain

17
Penelitiannya adala Studi Kasus. Penelitian ini diarhkan untuk mendeskripsikan atau

mengambarkan bagaimana penerepan Asuhan Keperawatan di Ruan Perinatolgi RSUP

Dr.M. Djamil Padang tahun 2016.

Hasil dari penelitian Studi Kasus yang dilakukan Reza, (2018) bawasanya Evaluasi

yang didaptkan oleh peneliti yaitu klien 1 dan klien 2 mengalami perubahan yang

maksimal keduannya mencapai intervensi dengan cepat kondisi kedua pasien semakin

hari stabil, Intervensi yang dilakukan peneliti pada bayi Asfiksia dengan Masalah

Gangguan Pertukaran Gas yaitu memberikan stimulus, resusitasi,suctioning,

memberikan oksigen 100 persen melalui masker wajah, ventilasi buatan dan ventilasi

melalui kanule. Atau eadbox sesuai dengan tingkat keparahan Asfiksia serta menjaga

bayi agar tetap hagat, auskultasi bunyi napas, monitor adanya sumbatan jalan napas,

monitor adanya sputum. Desain Penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dan

metode penelitian Studi kasus, penelitian ini dilakukan di Ruma Sakit Umum Daerah

Bintaro

Berdasarkan penelitian dari Isabella, ( 2016 ) didaptkan hasil. Evaluasi yang di

dapatkan dari peneliti yaitu kondisi klien 1 setela dilakukan intervensi kondisi

perubahan nya baik suda tidak sesak dan suda bisa menagis keras, sedangkan klien ke 2

setalah diberikan intervensi kondisi pasien belum mengalami perubahan pasien masih

sesak dan menangis nya merinti, intervensi yang dilakukan oleh peneliti yaitu

memberikan kehangatan, memposisikan kepala monitor frekuensi napas, kedalaman

pola nafas meberikan oksigen 100 persen, lakukan resusitasi, danmonitor pola

napas,monitor saturasi oksigen. Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Deskriptif dan metode yang digunakan Studi Kasus Penelitian ini dilakukan Di

Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada tahun 2018.

18
Berdasarkan kesimpulan Dari Hasil 5 studi kasus yang di baca oleh peneliti,

disimpulkan peneliti merencenakan intervensi yang akan dilakukan yaitu : monitor

frekuensi,irama,kedalaman dan upaya napas, monitor adanya produksi sputum, monitor

adanya sumbatan jalan napas, memberikan o2 CPAP Flo2 30% 7 lpm , auskultasi bunyi

napas, monitor satursi oksigen, memposisikan semi fowler, desain penelitian adalah

Deskriptif dan metode yang digunakan adalah Studi Kasus Penelitian ini dilakukan Di

Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo teknik pengumpulan data menggunakan

Observasi dan pemeriksaan fisik, studi dokumen.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Pendekatan

Desain penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Studi Kasus yang menjadi

pokok bahasan penelitian ini digunakan untuk mengeksplorasi masalah Asuhan

Keperawatan Pada Bayi NY T dan NY S yang mengalami Asfiksia Neonatorum dengan

masalah Keperawatan Gangguan Pertukaran Gas.

3.2 Batasan Istilah / Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka peneliti

sangat perlu memberikan batasan isitilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Asuhan Keperawatan adalah suatu metode yang sitemis dan terorganisai

dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon

untuk individupada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan

kesehatan yang dialami, baik aktual maupun potensional

2. Asfiksia Neonatrum adalah bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak

segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir (Amru Sofian, 2014)

3. Masalah : diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan

apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,antara aturan dengan

pelaksanaan,antara rencana dan pelaksanaan

4. Gangguan Pertukaran Gas adalah klien yang kelbihan atau kekurangan

oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus – kapiler

19
3.3 Unit Analisis Partisipan

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 bayi yang terdiagnosis Asfiksia

yang menjalani pengobatan medis. Dengan Asfiksia sedang yang mengalami Gangguan

Pertukaran Gas dengan umur 3 hari.

3.4 Lokasi dan waktu penelitian

Studi Kasus ini dilakukan di RSUD Kab Sidoarjo pada tanggal 22-24 januari 2022

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpula data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karateristik subjek yang di perlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,

2012). Dalam Studi Kasus menggunakan metode pengumpulan data dalam penelitian

deskriptif, yaitu :

1. Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk

menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat dilakukan dengan seluruh alat

indra, tidak terbatas hanya ada apa yang dilihat (Saryono, 2013). Beberapa

informasiyang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,

kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alasan

penelitian melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik

perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertayaan, untuk membantu mengerti

perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek

tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Observasi ini

menggunakan observasi partisipan adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data studi kasus melalui pengamatan, pemeriksaan

fisik pada studi kasus ini dengan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi, perkusi,

asukultasi pada sistem tubuh klien.

20
2. Studi Dokumen

Studi Dokumen merupakan kegiatan mencari data atau variabel dari sumber

berupa catatan, transkip, buku kabar, majalah, prasati, notulen rapat, agenda,

dansebagainya. Yang diamati dalam studi dokumentasi adalah benda mati

(Saryono, 2014). Dalam studi kasus ini menggunakan studi dokumentasi berupa

catatan hasil dari pemeriksa diagnostik dan data lain yang releven.

3.6 Uji keabsahan

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menghasilkan validitas dat studi kasus yang

tinggi. Disamping intgritas peneliti ( karena peneliti menjadi instrumen utama ), uji

keabsahan dilakukan dengan :

1. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan sampai kegiatan studi kasus berakhir

dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini waktu yang tentukan

adalah 3 hari akan tetapi apabila belum mencapai validitas data yang diinginkan

maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus diperpanjng satu hari

2. Triagulasi merupakan metode yang dilakukan peneliti pada sat mengumpulkan

dan menganalisis data dengan memanfaatkan pihak lan untuk memperjelas dan

atau informasi ynag telah diperoleh dari responden, adapun pihak lain dalam

sttudi kasus ini yaitu keluarga klien yang pernah menderita penyakit yang sama

dengan lien dan perawat yang pernah mengatasi kasus tersebut

3.7 Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Informed consent adalah persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembaran persetujuan. Informed consent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar responden mengerti maksud, tujuan

penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka mereka harus

21
menandatangani lembar persetujuan. Sedangkan jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati keputusan dan hak responden.

2. Kerahasiaan nama dan identitas (anonymity)

Anonymity merupakan masalah etika yang memberikan jaminan untuk menjaga

kerahasiaan dan tidak mencantumkan Nama responden pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang Akan disajikan, sebagai gantinya peneliti

menggunakan inisial Nama.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Confidentiality merupakan masalah etika yang memberikan jaminan dengan Cara

menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua

informasi dan catatan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian dan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.4 Gambaran lokasi penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo tela berdiri sejak taun 1972 dan terus

berkembang memenuhi tuntutan jaman dan keutuhan masyarkat khususnya dalam

bidang pelayanan. Setelah memperoleh akreditasi penuh untuk 16 standart pelayanan

kesehatan pada bulan agustus 2004, RSUD Kabupaten Sidoarjo juga memperoleh

sertifikat di bidang manajemen yang berupa ISO:9001:2000. Luas lahan RSUD

Sidoarjo adala ±50.000 m2 atau ±hektar. Peneliti melakukan Studi Kasus pada bayi

dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas di Ruang Bayi RSUD Sidoarjo pada

tanggal 22 januari – 24 januari 2022

4.2.4 Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN

Identitas Partisipan1 Partisipan 2


Nama Bayi Ny T Bayi Ny S
Umur 1 hari 1 hari
Jenis kelamin Perempuan Laki – Laki
Alamat Cemengkalan 02/04 Tambak sari 05/02 waru
Status Belum kawin Belum kawin
Perkawinan
Pendidikan Belum sekolah Belum sekolah
Suku/bagsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Tgl MRS 21-01-2022 21-01-2022
Tgl pengkajian 22-01-2022 22-01-2022
Diagnosa medis Asfiksia Sedang NA + Asfiksia Sedang

Keluhan Utama Bayi sesak, bayi sianosis Bayi sesak

23
Bayi lahir SC dengan indikasi
Riwayat PEB di RSUD Sidoarjo pada Bayi lahir SC dengan indikasi
Penyakit tanggal 21-01-2022 jam 18.46 PEB di RSUD Sidoarjo Pada
Sekarang wib dengan berjenis kelamain tanggal 21-01-2022 jam 13.49
perempuan dengan ukuran berjenis kelamin laki –laki
kehamilan 30 minggu ,bayi dengan ukuran kehamilan 36
mengalami sesak napas, gerak minggu ketuban mekonium,
lemah, adanya retraksi dada, dan BBL: 3000gr,PB :50cm, bayi
merintih kemudian bayi di tangis lemah, bayi
bawah keruang bayi pada saat sesak,sianosis, adanya cuping
pengkajian tanggal 22-01-2022 hidung. Pada saat pengkajian di
pasien tampak sesak, adanya ruang bayi tanggal 22-01-2022
retraksi dada,adanya napas bayi tampak sesak, dan napas
cuping hidung kondisi bayi cuping hidung, bayi tangis
lemah dan terpasang 02 CPAP lemah terpasang o2 CPAP Flow
flow 7lpm APGAR SCORE 5- 7 lpm APGAR SCORE 5-7,
7, dan tangis lemah, kulit terpasang OGT, nadi
sianosis, RR : 63x/menit, nadi 130x/menit, RR 62x/menit,
145x/menit,spo2 85%, terpasang Spo2 90%, suhu 37,6ºC
OGT, suhu 37,5ºC

Riwayat
Tidak Ada
Penyakit Dahulu Tidak Ada

Kelurga tidak ada yang


Keluarga tidak ada yang
Riwayat mengalami penyakit seperti
mengalami penyakit yang
Penyakit yang di derita klien saat ini
diderita oleh klien saat ini
Keluarga

B. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran Sekarang


Riwayat Kehamilan Partisipan 1 Partisipan 2
Sekarang
Riwayat Anternatal HPHT : Lupa HPHT : 4/03/2021
ANC : di Bidan ANC : Dokter
Keluhan saat hamil : Keluhan saat hamil :
sering pusing tidak ada keluhan
Riwayat Intranatal PEB PEB
Riwayat Postnatal By lahir SC dan By lahir SC dan
menderita penyakit menderita penyakit
Asfiksia Sedang Asfiksia Sedang
BBL 2900gr 3000 gr

Partisipan 1
Riwayat Partisipan 1 Partisipan 2
Kehamilan

Anak ke 1 2 1 2

24
Umur 7 bulan 30 9 bulan 33/34
kehamilan minggu minggu

Jenis SC SC Spontan SC
persalinan

Tempat Rs Siti Hajar RSUD Sidoarjo Bidan RSUD


persalinan Sidoarjo

Penolong Dokter Dokter Bidan Dokter


persalinan

Penyulit PEB PEB - PEB

BB Anak 2500gr 2900gr 2900gr 3000gr

Jenis Laki - Perempuan Perempuan Laki – laki


kelamin Laki

Keadaan Hidup Hidup Hidup Hidup


H/M

Umur 10 Tahun 1 Hari 12 Tahun 2 Hari


Sekarang

Asi Eks 30 Pumping 36 Minggu Pumping


Minggu

C. Genogram

Partisipan 1

: laki – laki

:
perempuan

: Partisipan 2

: Partisipan 1

25
D. Data Psikososial
Data Partisipan 1 Partisipan 2

Yang mengasuh anak Orang tua sendiri Orang tua sendiri

Hubungan anggota Orang tua Orang tua


keluarga

E. Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi Partisipan 1 Partisipan 2

Hepatitis 1 kali saat lahir 1 kali saat lahir

F. Perubahan Pola Kesehatan

Pola kesehatan Partisipan 1 Partisipan 2

Cairan/nutrisi Minum asi 100cc/24 Minum asi 100cc/24


jam jam

Istirahat tidur Setiap waktu Setiap waktu

Eliminasi Bab dan bak ½ /24 jam Bab dan bak ½ /24
jam

Personal hygiene Sehari 2x diseka Sehari 2x diseka

Aktivitas minum,tidur,menangis minum, tidur,

26
menangis

G. Pemeriksaan Fisik

Observasi Partisipan 1 Partisipan 2

Keadaan Lemah Lemah


umum
Kesadaran Composmetis GCS 456 Composmetis GCS 456

Suhu 37.5ºC 37,6ºC

Nadi 145x/menit 130x/menit

Respirasi 63x/menit 62x/menit

Spo2 85% 90%

BB 2900gr 3000gr
PB 40cm 50cm
LK 28cm 30cm
LD 29cm 32cm

Pemeriksaan Partisipan 1 Partisipan 2


Fisik (Head
To Toe)

Kepala Inspeksi : Bentuk kepala bulat Inspeksi : Bentuk kepala bulat


Rambut tebal,dan bersih, wajah Rambut tebal dan keriting, kulit
simetris kepala bersih, wajah simetris
Palpasi : tidak ada benjolan atau lesi Palpasi : tidak ada benjolan atau
dikepala, tidak ada massa dileher, lesi dikepala, tidak ada massa
lingkar kepala 28cm, fontanel dileher, lingkar kepala 30 cm,
teraba mesosepal fontanel teraba mesosepal

Mata Inspeksi : Mata tidak strambismus Inspeksi : Mata tidak strambismus


(mata juling), alis mata simetris, (mata juling), alis mata simetris,
tidak ada edema, pupil isokor dan tidak ada edema, pupil isokor dan
reflek cahaya mata kanan dan kiri reflek cahaya mata kanan dan kiri
positif, gerakan bola mata normal, positif,gerakan bola mata normal
kelopak mata bulat kenan kiri ke atas, kelopak mata

27
bulat

Hidung Inspeksi : Hidung simetris, Inspeksi : Hidung simetris,


terpasang o2 CPAP 7lpm, tidak terpasang o2 CPAP 7lpm, tidak
nyeri tekan , terdapat napas cuping ada nyeri tekan, terdapat otot bantu
hidung, terpasang OGT, napas, terpasang OGT, konfigurasi
konfigurasi tulang hidung lunak tulang hidung lunak

Telinga Inspeksi : Bentuk telinga simetris, Inspeksi : Bentuk telinga simetris,


pendengaran normal jika bayi pendengaran normal jika bayi
terdengar suara bayi terdengar suara bayi berespon,tidak
berespon,tidak ada cairan telinga, ada cairan telinga,
Palpasi : tidak ada benjolan, kanal Palpasi : tidak ada benjolan, kanal
auditory normal auditory normal

Mulut dan Inspeksi : Mukosa bibir lembab, Inspeksi : Warna bibir pucat, langit-
faring lidah telihat warna putih, pipi langit lidah terlihat warna putih,
berwarna merah muda, gusi warna belum tumbu gigi, palpasi : tidak
merah muda terdapat faringitis
Palpasi : tidak terdapat faringitis

Leher Inspeksi : gerakan aktif pasien Inspeksi : gerakan aktif pasien


menengok ke kanan kiri, menengok kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada pembesaran Palpasi : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid

Inspeksi : bentuk simetris, gerakan


Thoraks pernapasan ada retraksi dada, Inspeksi : bentuk simetris, gerakan
puting susu menonjol, lingkar dada pernapasan simetris, puting susu
29cm menonjol, lingkar dada 32cm,
Inspeksi : RR 63x/menit, ada adanya retraksi dada
kesulitan bernapas
Paru Asukultasi : terdapat suara napas Inspeksi : RR 62x/menit ada
tambahan rochi kesulitan bernapas
Auskultasi : terdapat suara

28
napas tambahan ronchi

Jantung Inspeksi : bentuk simetris,tidak Inspeksi : bentuk simetris,tidak


terdapat jejas terdapat jejas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan , Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,
ictrus cordiks teraba di intra costae ictrus cordiks teraba di intra costae
sinistra 4-5 sinistra 4-5
Perkusi : suara redup Perkusi : suara redup
Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal Auskultasi : suara S1 dan S2
irama regular jantung murni tunggal irama regular jantung murni

Abdomen Inspeksi : Tidak ada luka,tidak Inspeksi : Tidak ada luka,tidak


terdapat pembesaran hepar,perut terdapat pembesaran hepar,perut
agak buncit, lingkar abdomen 30 cm, agak buncit, lingkar abdomen 30 c,
tali pusat belum lepas, terbungkus tali pusat belum lepas terbungkus
kasa masih basa kasa masih basa
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
dan tidak ada benjolan dan tidak ada benjolan
Perkusi : suara timpani Perkusi : suara timpani
Auskultasi : terdengar suara bising Auskultasi : terdengar suara bising
usus usus

Genetalia Inspeksi : Jenis kelamin perempuan, Jenis kelamin laki – laki testis
keadaan bersih, labia moyara sudah menurun sudah tampak normal dan
menutupi labia minora tidak ada benjolan

Anus Inspeksi:Terdapat mekonium (feses Inspeksi :Terdapat mekonium (feses


kehitaman lembek ) tidak ada kehitaman lembek) tidak ada
kelainan kelainan

Ekstremitas Inspeksi :Pergerakan sendi bebas, Inspeksi :Pergerakan sendi bebas,


dan persedian tidak ada kelainan ekstremitas, tidak tidak ada kelainan ekstremitas, tidak
ada kelainan tulang belakang, tidak ada kelainan tulang belakang, tidak

29
terdapat luka, akral hangat, Refllek terdapat luka, akral hangat, Refllek
Gabellar normal bayi, terdapat Gabellar normal bayi
sianosis, jumlah jari tangan dan kaki palpasi : turgor kulit normal, akral
masing” 10, gerak tangan dan kaki hangat, bayi disentuh langsung
aktif menununjukan pergerakan seperti
palpasi : turgor kulit normal, akral mengeggam,refllek babinski (+),
hangat, bayi disentuh langsung tidak ada nyei tekan,
menununjukan pergerakan seperti tonus otot
mengeggam,refllek babinski (+) 4 4
44 4 4
4 4

Data Inspeksi : Klien sering menangis Inspeksi : Klien sering menangis


psikologi dan merengek, saat klien menangis dan merengek, saat klien menangis
saat haus saat haus

Data Inspeksi : Tingkat kesadaran : Inspeksi : Tingkat kesadaran :


Neurologis composmetis composmetis
Rooting : bayi mengikuti arah Rooting : bayi mengikuti arah
sentuhan tersebut sambil membuka sentuhan tersebut sambil membuka
mulutnya dan berusaha menggapai mulutnya dan berusaha menggapai
jari tangan untuk dijilat dengan jari tangan untuk dijilat dengan
menggerakan kepalanya menggerakan kepalanya
Sucking reflex : jika bayi Sucking reflex : jika bayi
mendapatkan susu bayi menghisap mendapatkan susu bayi menghisap
puting atau dot puting atau dot
Reflek palmar grasp ( mengenggam Reflek palmar grasp
) : ketika tangan/ telapak bayi di ( mengenggam ) : ketika tangan/
sentuh tangan/jari – jari bayi telapak bayi di sentuh tangan/jari –
menutup jari bayi menutup
Reflek Moro : bayi terkejut ketika Reflek Moro : bayi terkejut ketika
ada suara dan gerakan dan ada suara dan gerakan dan terkadang
terkadang menangis dan menangis dan memejangkan tangan
memejangkan tangan juga kaki juga kaki
Reflek Asymmetric tonic neck : Reflek Asymmetric tonic neck :
kepala bayi menengok ke satu sisi kepala bayi menengok ke satu sisi
dan memanjangkan lengan di sisi dan memanjangkan lengan di sisi

30
yag sama. yang sama.
Refleks Babinski : telapak kaki Refleks Babinski : telapak kaki
disentuh dengan tekanan yang disentuh dengan tekanan yang
cukup kuat efeknya jempol bayi cukup kuat efeknya jempol bayi
mengarah ke atas dan jari – jari mengarah ke atas dan jari – jari
kaki lainnya akan menyebar kaki lainnya akan menyebar

Pemeriksaaan
kuku dan Inspeksi : warna kulit putih Inspeksi : warna kulit putih
integumen kemerahan , tekstut lembut, kuku kemerahan, tekstut lembut, kuku
panjang belum dipotong panjang belum dipotong
Palpasi : CRT >3 detik Palpasi : CRT > 3 detik

H. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

Tingkat Partisipan 1 Partisipan 2


perkembangan

Adaptasi Sosial By mampu beradaptasi By mampu beradaptasi


dilingkungan yang baru dilingkungan yang baru

Bahasa By hanya bisa menangis By hanya bisa menangis

Motorik halus By mampu By mampu mengenggam,


mengenggam, berkedip berkedip

Motorik kasar By mampu mengerakan By mampu mengerakan


tangan dan kaki tangan dan kaki

Kesimpulan : By 1 mampu beradaptasi By 1 mampu beradaptasi dengan


dengan lingkungan yang baru lingkungan yang baru dan By bisa
dan By bisa menangis meskipun menangis meskipun hanya merintih
hanya merintih dan dan mampu mengenggan,berkedip,
mampu,mengenggan,berkedip, Menggerakan kaki dan
Menggerakan kaki dan Tangan
Tangan

31
I. Hasil Pemeriksaan Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Partisipan 1 Partisipan 2

Lab pemeriksaan Mcv : 106,0 Wbc : 9.89


darah lengkap Rdw-SD : 62,7 Rbc : 5,6
Rdw CV :16,3 Hgb : 19,5
LYMPH% :34,3 Act : 59,2
MONO% :54,7 Plt : 273
LYMPH :5,8 GDS : 48
GDS : 43 PH : 7.50
PH:8.0 PCO2 : 46mmHg
PCO2 : 47mmHg PO2 : 65mmHg
PO2 : 60mmHg HCO3 : 25 mEq/L
HCO3: 26 mEq/L

J. Terapi/Penatalaksanaan

Partisipan 1 Partisipan 2

- O2 Buble CPAP Flow2 7lpm - Infus D10% 150cc/ 24 jam


- Infus D10% 250cc/24 jam - CA glukonas 10% 6cc/24 jam
- Infus CA Glukonas 8 cc/24 - O2 CPAP Flow2 7lpm
jam -Injeksi cefotaxime 2 x 135mg
- injeksi cefotaxime 2x 135mg - Injeksi Vit K 1mg
- Salep mata gentamicin 5gr - injeksi ampicillin 2x100mg
- Injeksi ampicillin 2x100mg - dexamethasone 4mg
- Injeksi Vit K 1mg - salep mata gentamicin 5gr
- dexamethasone 4mg

K. Analisa Masalah
Analisa Data Penyebab masalah Masalah
Partisipan 1 Paru – paru terisi Gangguan Pertukaran
DS : - cairan Gas ( D.0003)

32
DO:
-SPO2 menurun 85% Gangguan
- pasien tampak lemah metabolisme dan
dan jarang menangis perubahan asam basa
- GCS : 456
-APGAR SCORE 5-7 Asidosis Metabolik
-Adanya retraksi dada
- Terdapat Sianosis di
Ketidakseimbangan
seluruh tubuh
ventilasi – perfusi
- pasien mengalami
dispnea
- pasien tampak gelisah Gangguan pertukarn
- terdapat napas cuping Gas
hidung
- RR : 63x/menit
- Nadi : 145x/menit
- Terpasang O2 Buble
CPAP Flow 7 lpm
- Adanya suara napas
tambahan rochi

- PH:8.0
- PCO2 : 47mmHg
- PO2 : 60mmHg
- HCO3: 29mEq/L
Partisipan 2 Paru – paru terisi Gangguan Pertukaran
DS : - cairan Gas ( D.0003)
DO:
- SPO2 menurun 90% Gangguan
- APGAR SCORE 5- 7 metabolisme dan
- GCS : 456 perubahan asam basa
- pasien mengalami
dispnea Asidosis Metabolik
- Nadi : 130x/menit
- RR : 62x/menit Ketidakseimbangan
- Terpasang O2 Buble ventilasi – perfusi
CPAP Flow 7 lpm
- Adanya Retraksi Dada
Gangguan pertukarn
- Terdapat napas cuping
hidung
Gas
- Terdapat sianosis di
seluruh tubuh
- pasien tampak gelisah
- Adanya suara napas
tambahan rochi
- PH : 7.50

33
- PCO2 : 46mmHg
- PO2 : 65mmHg
- HCO3 : 30mEq/L

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakstabilan ventilasi-perfusi

dibuktikan dengan data mayor dan minor : dispnea menurun, PCO2 meningkat,

PO2 menurun, takikardi, Ph arteri menurun, adanya bunyi napas tambahan,

sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal, warna kulit

sianosis( D.0003)

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakstabilan ventilasi-perfusi

dibuktikan dengan data mayor dan minor : dispnea menurun, PCO2 meningkat,

PO2 menurun, takikardi, Ph arteri menurun, adanya bunyi napas tambahan,

sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal, warna kulit

sianosis (D.0003)

M. PERENCANAAN

Diagnosa Tujuan/ Kriteria Intervensi


Hasil
Gangguan Pertukaran Gas Setela dilakukan tindakan Pemantuan Respirasi (I01014)
Berhubungan dengan ketidak keperwatan selama 3X 24 1. Observasi
seimbangan ventilasi – perfusi jam di harapkan pertukaran - Monitor frekuensi, irama,
gas meningkat dengan kedalaman, dan upaya napas
kriteria hasil :
- Monitor pola napas ( seperti
1. Dispnea menurun
bradipnea, takipnea,
2. Napas cuping hidung
hiperventilasi, kussmaul,
menurun
ataksik)
3. Sianosis menurun
4. Pola Napas membaik - Monitor adanya produksi
5. Gelisah menurun sputum
6. PCO2 membaik - Monitor adanya sumbatan
7. PO2 membaik jalan napas
8. Takikardi membaik - Auskultasi bunyi napas
9. Ph arteri membaik - Monitor saturasi oksigen
10. Sianosis membaik
11. Pola napas membaik 2.Terapeutik

34
12. Warna kulit membaik - Atur interval pemantauan
( L.01003) respirasi sesuai kondisi pasien
-Dokumentasi hasil
pemantauan

3.Edukasi
- jelaskan manajemen dispnea

N. Implementasi

Diagnos 22-01-2022 23-01-2022 24-01-2022


a
Partisip Implementasi Implementasi Implementasi
an 1 08.20 Memonitor 12.40 Memonitor pola 13.00 memonitor pola napas
frekuensi, napas RR : 58x/menit
irama,kedalaman, Hasil:
dan upaya napas RR: 61x/menit memonitor
Hasil : irama 13.10 frekuensi,irama,kedala
napas tidak 12.50 Memonitor man dan upaya napas
teratur, frekuensi,irama,keda Hasil : irama napas
kedalaman dan laman, dan upaya sudah mulai teratur,
upaya napas napas kedalaman dan upaya
dalam, pasien Hasil : irama napas napas dangkal, sudah
terlihat sesak tidak teratur, tidak terlalu sesak
kedalaman dan seperti hari
Memonitor pola 13.00 uapaya napas dalam, sebelumnya
08.25 napas pasien terlihat sesak.
RR: 63x/menit,

Memonitor 13.10 Memonitor saturasi 13.15 Mengobservasi TTV


adanya sumbatan oksigen 96%

35
jalan napas Hasil :
Hasil : adanya 13.20 Memberika asi Nadi : 120x/menit
08.30 eksklusif 25 cc RR : 58x/menit
Palpasi Suhu : 36,3ºC
kesimetrisan
ekspansi paru
Hasil : paru Memberikan injeksi 13.20 Memposisikan kepala
simetris - Infus D10% sedikit ekstensi
08.40 250cc/24 jam
Mengauskultasi 14.00 - Infus CA Gruconas Mengobservasi warna
bunyi napas 8 cc/24 jam 13.25 kulit, membran
Hasil : adanya - Salep mata mukosa kuku
suara tambahan gentamicin 5gr Hasil : warna kulit
rochi - Injeksi ampicillin sudah tidak pucat
09.00 2x100mg membran mukosa
Memberikan - Injeksi Vit K 1mg lembab
oksigen buble -injeksi Mengidentifikasi suhu
CPAP 7lpm dexamethasone tubuh 36,3ºC
4mg/ml
Memonitor 13.30 Monitor saturasi
09.10 saturasi oksigen Menyeka bayi oksigen 99%
95% 14.10 menggunakan kain
Memposisikan basa Memberika injeksi
pasien semi - Infus D10%
09.15 fowler atau kepala 13.50 Mengganti diapers 250cc/24 jam
lebih tinggi dari bayi - Infus CA Gruconas 8
kaki cc/24 jam
09.20 13.56 Memeriksa suhu 13.35 - Vicillin 2x 150mg
Memonitor hasil tubuh bayi 36,7ºC - Salep mata
pemantauan gentamicin 5gr
Hasil : hasil Memonitor adanya - Injeksi ampicillin
pemantauan cuping hidung 2x100mg
adanya napas Hasil : terdapat - Injeksi Vit K 1mg
09.30 tambahan rochi napas cuping hidung -injeksi
dexamethasone
4mg/ml

09.40 Monotir nilai Memonitor adanya


AGD 14.40 cuping hidung
Hasil: Hasil : tidak terdapat
Ph arteri : 8.0 napas cuping hidung
PCO2 : 47mmHg
PO2 : 60mmHg
Hco3 ; 29mEq/L 14.50 Memberikan Edukasi
manajemen dispnea
Memonitor
10.00 adanya cuping
hidung
Hasil : terdapat
napas cuping
hidung

36
Diagnos 22-01-2022 23-01-2022 24-01-2022
a
Partisip Implementasi Implementasi Implementasi
an 2
13.25 Memonitor 13.40 Memonitor pola 08.00 memonitor pola napas
frekuensi, napas RR : RR : 51x/menit
irama,kedalaman, 58x/menit
dan upaya napas memonitor
Hasil : irama 08.10 frekuensi,irama,kedala
napas tidak 13.50 Memonitor man dan upaya napas
teratur/ abnormal, frekuensi,irama,keda Hasil : irama napas
kedalaman napas laman, dan upaya teraturdan tidak sesak,
dan upaya napas napas kedalaman dan uapaya
dalam / megap- Hasil irama napas napas dangkal
megap sudah teratur,
kedalama dan upaya Mengobservasi TTV
Memonitor pola napas dangkal Hasil :
13.30 napas Nadi :125x/menit
Hasil : RR : 51x/menit
RR : 62x/menit Memonitor saturasi
14.00 oksigen 96% 08.15 Memposisikan kepala
Memonitor sedikit ekstensi
13.35 adanya sumbatan Memberikan asi
jalan napas 14.10 eksklusif 25 cc Mengobservasi warna
Hasil : tidak ada kulit, membran
sumbatan jalan Memberikan injeksi 08.20 mukosa
napas 14.15 - Infus D10% Hasil : warna kulit by
250cc/24 jam sudah tidak pucat,
Palpasi - Infus CA Gruconas memberam mukosa
kesimetrisan 8 cc/24 jam lembab
ekspansi paru - dexamethasone
13.40 Hasil : paru – 4mg 08.25 Mengidentifikasi suhu
paru simetris - Salep mata tubuh 36,5ºC
gentamicin 5gr
Mengauskultasi - Injeksi ampicillin 08.30 Monitor saturasi
bunyi napas 2x100mg oksigen 99%
Hasil : terdapat - Injeksi Vit K 1mg Memberika injeksi
13.45 suara napas -Injeksi 08.35 - Infus D10%
tambahan ronchi dexamethason 4mg 250cc/24 jam
- Infus CA Gruconas 8
Memberikan cc/24 jam
oksgen buble 14.20 Menyeka bayi - Salep mata
CPAP 7lpm menggunakan kain gentamicin 5gr
13.50 basa - Injeksi ampicillin
Monitor saturasi 2x100mg
oksigen 90% 14.25 Mengganti diapres - Injeksi Vit K 1mg
bayi -injeksi
14.00 Memposisikan dexamethasone

37
pasien semi 14.30 Memeriksa suhu 4mg/ml
fowler atau kepala tubuh bayi 37,5
14.10 lebih tinggi dari Monitor adanya
kaki 14.46 Memposisikan retraksi dada
Memonitor hasil kepala sedikit 08.40 Hasil : tidak terdapat
pemantauan ektensi retraksi dada

Memeriksa nadi
bayi hasil
130x/menit
14.15

Monitor adanya
retraksi dada
14.20 Hasil terdapat
retraksi dada
Menilai hasil
AGD :
14,30 Ph arteri : 7,50
PCO2 ; 46mmHg
PO2 : 65 mmHg
Hco3 :30mEq/L

O. Evaluasi

Evaluasi Hari Ke 1 Hari ke 2 Hari Ke 3


Diagnosa 1 S:- S:- S:
O: O: O:
1.Keadaan umum : lemah 1. Keadaan umum : lemah 1. Keadaan umum
2.Pola napas Despnea 2. Pola napas dispnea lemah
3.Suara napas tambahan 3. Suara napas rochi 2. Pola napas despnea
Ronchi 4. Masih ada pernapasan 3. Suara napas
4.Masih ada pernapasan cuping hidung vesikuler
cuping hidung 5. By mengalami sianosis di 4. Nadi : 130x/menit
5. Nadi : 145x/menit sekitar tangan dan kuku dan 5. RR : 53X/menit
6.SPO2 : 95% kaki 6. Suhu : 36,3ºC
7. RR : 63x/menit 6. Nadi : 148x/menit 7. Spo2 : 99%
8. Suhu : 37,5ºC 7. RR : 61x/menit 8. Terpasang O2 Buble
9. By mengalami sianosis di
8. Suhu: 36,7ºC CPAP 6 lpm
seluruh tubuh 9. Spo2 : 96% 9. Bayi sudah tidak
10. By terpasang OGT 10. By terpasang OGT mengalami sianosis
11.. Terpasang O2 Buble 11. By O2 Buble CPAP 7lpm 10.Warna kulit
CPAP 7 lpm 12. Adanya napas tambahan kemerahan cerah
12. Adanya napas tambahan ronchi 11.Sudah tidak ada
ronchi napas tambahan
A: Gangguan pertukaran gas A : Gangguan
A: Gangguan Perturakaran belum teratasi pertukaran gas

38
Gas Belum Teratasi P : Intervensi dilanjutkan teratasi sebagian
melanjutkan intervensi P : Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan peneliti pindah
melanjutkan intervensi keruang nifas
-
Diagnosa 2 S:- S:- S:-
O: O: O:
1. Keadaan umum : 1. Keadaan umum : lemah 1. Keadaan umum
lemah 2. Kesadaran : lemah
2. Pola napas Despnea composmetis 2. Kesadaran :
3. Suara napas 3. RR : 58x/menit composmetis
tambahan Ronchi 4. Terdapat otot bantu 3. RR : 51x/menit
4. Terdapat otot bantu napas 4. Sesak berkurang
napas 5. Sesak berkurang 5. Terpasang O2
5. Terpasang OGT 6. Terpasang 02 Buble Buble CPAP 6lpm
6. Warna kulit sianosis CPAP 7 lpm 6. Terpasang OGT
di seluruh tubuh 7. SPO2 : 98% 7. Terdapat otot
7. SPO2 : 90% 8. Terdapat suara napas bantu napas
8. Terpasang O2 Buble tambahan Rochi 8. Sudah tidak ada
CPAP 7 lpm 9. Mengalami sianosis di suara Ronchi
9. RR : 62x/menit bagian kaki 9. SPO2 : 99%
10. Adanya napas cuping 10. Masih terdapt napas 10. Partisipan sudah
hidung cuping hidung tidak mengalami
11. Pasien tampak 11. Pasien masi tampak sianosis
gelisah gelisah 11. Warna kulit
berwarna merah
A: Gangguan Pertukaran Gas A : Gangguan Pertukaran Gas mudah cerah
Belum Teratasi Belum teratasi 12. Tidak terdapat
P : Itervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan napas cuping
hidung
13. Pasien sudah tidak
gelisah
A: Gangguan Pertukaran
Gas teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
peneliti pindah ke ruang
nifas

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan antara kesenjangan yang

terjadiantara praktek dan teori pada studi kasus yang dilakukan di Ruang Bayi RSUD

Sidoarjo dengan tori yang ada. Disini penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut.

Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu pemecahan masalah dari

39
kesenjangan – kesenjangan yang terjadi, sehinga dapat digunakan sebagai tindak

lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan sebagai berikut :

4.2.1. Pengkajian

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengakajian partisipan 1 dan

partisipan 2 dengan diagnosa medis Asfiksia dengan data objektif pada partisipan 1

keadaan lemah, lahir SC dengan berat badan 2900gr kesadaran composmetis, suhu

37,5ºC, Nadi 145x/menit, Spo2 85% dan bayi mengalami sesak napas, gerak lemah,

terdapat retraksi dada, tangis lemah, bayi mengalami sianosis dan terpasang O2 Buble

CPAP flow 7 lpm dan terpasang OGT, APGAR SCORE 5-7, pada pemeriksaan

penunjang By 1 didaptkan hasil AGD Ph 8,0, PCO2 47mmHg, PO2 60mmHg, Hco3

26 mEq/L. Sedangkan By 2 dari hasil pengkajian data objektif dengan keadaan lemah

lahir SC dengan berat badan 3000gr, suhu tubuh 37,6ºC, nadi 130x/menit, Spo2 95%

menunjukan bayi sesak, sianosis, tangis lemah, adanya napas cuping hidung dan

terpasang O2 Buble CPAP flow 7 lpm dan terpasang OGT APGAR SCORE 5-7,

didaptkan hasil penunjang Nilai AGD Ph 7,50, PCO2 46 mmHg, PO2 65mmHg,

Hco3 25 mEq/L.

Manifestasi klinik menurut Nursalam (2016) tanda dan gejala terjadinya asfiksia

neonatorum antara lan : pernafasan megap – megap atau dalam, pernapsan tidak

teratur tangisan lambat atau merintih, warna kulit pucat atau biru atau ektremitas

lemah, nadi cepat denyut jantung lambat (bradikardi) kurang dari 100x/menit

menurunnya O2 meningginya CO2 penurunan PH. Asfiksia adalah keadaan dimana

bayi baru lahr tidak bernapas secara spontan, keadaan ini biasanya disertai dengan

hipoksia dan hiperapneu.

Dari data hasil pengkajian yang didaptkan pada kedua bayi yang mengalami

asfiksia. Tidak semua tanda gejala pada asfiksia yang ditemukan pada pada kedua

40
kasus, namun sebagian ditemui pada pasien yaitu warna kulit sianosis, denyut jantung

lebih dari 100x/menit, pasien terlihat sesak, tangis lemah merintih, bayi lemah, dan

ada mekonium ( feses pertma bayi berwarna hitam ) , sedangkan gejala klinis yang

dialami partisipan 1 yaitu bayi tampak sianosis, tangis lemah, mengalami sesak napas,

nadi 145x/menit, RR 63x/menit, hasil nilai AGD Ph 8,0, PCO2 47mmHg, PO2

60mmHg, Hco3 26 mEq/L. Pada By 2 mengalami sianosis, tangis lemah, keadaan by

lemah, pasien mengalami sesak napas, nadi 130x/menit, RR 62x/menit dan hasil nilai

AGD pada by 2 yaitu Ph 7,50, PCO2 46 mmHg, PO2 65mmHg, Hco3 25 mEq/L

4.2.2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan pada partisipan 1 dan partisipan 2 adalah Gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan ketidakstabilan ventilasi-perfusi partisipan 1

ditandai dengan adanya napas cuping hidung, adanya retraksi dada, dispnea, tedapat

sianosis di seluruh tubuh, adanya bunyi napas tambahan ronchi, Ph 8.0, PCO2

47mmHg, PO2 60mmHg,Hco3 26mEq/L sedangkan partisipan 2 PH 7.50, PCO2

46mmHg, PO2 65mmHg, Hco3 30mEq/L, terdapat sianosis di seluruh tubuh, pola

napas abnormal 62x/menit terdapat napas cuping hidung. Menurut tim POKJA (2016)

Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau

eliminasi karbodioksida pada membran alveolus-kapiler. Menurut peneliti dari data

yang diperoleh pada partisipan 1 dan partispan 2 diagnosa utama pada anak yang

mengalami asfiksia ini kebanyakan mengalami sesak napas atau kekurangan dan

kelebihan oksigen

Gangguan pertukaran gas pada kasus ini terjadinya penurunan kapasitas disfusi

yang disebkan oleh menurunnya luas permukaan disfusi, menebalnya membran

alveolar kapiler, rasio ventilasi perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan

41
pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan terganggu Ph 8.0, PCO2 47mmHg, PO2

60mmHg,Hco3 26mEq2016/L. menurut S. Dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan

laboratorium analisa gas darah SDKI (2016) Dijelaskan bahwa gangguan pertukaran

gas disebabkan oleh karena menebalnya membran alveolar kapiler, rasio ventilasi

perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan pengangkutan oksigen dari paru ke

jaringan terganggu. Dan menurut peneliti gangguan pertukaran gas disebabkan

menebalnya membran alveolar kapiler,rasio ventilasi perfusi tidak baik sehingga

pengangkutan oksigen kedalam tubuh terganggu dan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu faktor ibu, persalinan, neonatus, faktor plasenta

Adapun data yang menguatkan diagnosa tersebut pada partisipan 1 dari data

objektif PH 8.0 PCO2 47mmHg, PO2 60mmHg, Hco3 29mmEq/L, terdapat sianosis

di seluruh tubuh,pasien tampak lemah,SPO2 85%, adanya retraksi dada, pola napas

abnormal 63x/menit. Sedangkan partisipan 2 yang menguatkan diagnosa tersebut PH

7.50, PCO2 46mmHg, PO2 65mmHg, Hco3 30mEq/L, terdapat sianosis di seluruh

tubuh, pola napas abnormal 62x/menit terdapat napas cuping hidung. Menurut SDKI

(2016) menjelaskan data mayor dan minor yaitu PCO2 meningkat, PO2 menurun,

takikardi, PH areteri menurun, adanya bunyi napas tambahan, sianosis, napas cuping

hidung, pola napas abnorma, warna kulit abnormal. Menurut pendapat peneliti tidak

semua gejala yang terdapat pada teori terjadi pada partisipan. Tanda gejala yang tejadi

pada partispan yaitu PCO2 Meningkat, PO2 menurun, Ph arteri meningkat, adanya

bunyi napas tambahan, sianosis, napas cuping hidung, pola napas abnorma, warna

kulit abnormal.

Menurut Amru (2012) Asfikisa adalah bayi baru lahir yang mengalami

gangguan gangguan tidak segera bernapas secara spontan. Pada kedua kasus diatas

mengalami masalah Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

42
ketidakseimbangan ventilasi – perfusi menurut Stadart Diagnosa keperawatan

dibuktikan dengan data objektif : sianosis, adanya napas cuping hidung, pola napas

abnormal, PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun,PH arteri meningkat, bunyi

napas tambahan, kesadaran menurun, adanya retraksi dada ( SDKI 2016 ) dan

peneyebab terjadinya asfiksia yaitu dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor fetus, faktor

neonatus, dan faktor persalinan ( proverawati,2015) Sedangkan tanda gejala asfiksia

yaitu hilangnya sumber glikogen dalam jantung, terjadinya asidosis metabolik,

pengisian udara alveolus yang kurang adekuat.

Menurut peneliti Gangguan pertukaran gas disebabkan oleh karena

ketidakseimbangan vetilasi – perfusi dan adanya peningkatan frekuensi napas, kadar

PH menurun, PCO2 meningkat, PO2 menurun. Sehingga mengalami kekurangan

oksigen dan mengakibatkan By mengalami pernapasan cuping hidung sianosis, pola

napas abnormal. Diagnosa keperawatan yang diambil untuk partisipan 1 dan

partisipan 2 didasarkan pada batasan karateristik dan tanda gejala yang dialami oleh

kedua partisipan tersebut. Pada kriteria hasil point kesadaran menurun tidak di

cantumkan kareana kedua partisipan tidak mengalami kesadaran menurun kodisi

kesadaran kedua partisipan composmetis.

4.2.3. Intervensi

Intervensi untuk kedua kasus yang terdiri dari : monitor frekuensi,irama,

kedalaman, upaya napas, monitor pola napas ( seperti bradipnea, takipnea,

hiperventilasi, kussmaul, ataksik ), monitor adanya sumbatan jalan napas, auskultasi

bunyi napas, monitor saturasi oksigen, atur interval pemantauan respirasi sesuai

dengan kondisi pasien, dokumentasi hasil pemantauan, jelaskan tujuan dan prosedur

43
pemantauan, informasikan hasil pemantauan. Pada kriteria hasil untuk mengetauhi

keberhasilan tindakan yang sudah dilakukan peneliti dilihat dari tingkat kesadaran

meningkat, Dispnea menurun, bunyi napas tambahan menurun, napas cuping hidung

menurun, PCO2 membaik, PO2 membaik, Ph arteri membaik, Sianosis membaik,

pola napas membaik, warna kulit membaik

Intervensi yang di tuliskan sesuai dengan dengan rencana dan kriteria hasil

berdasarkan stadart intervensi keperawatan. SIKI (2018)

Tidak semua rencana keperawatan/ intervensi yang terdapat pada teori ( 10

poin) digunakan dalam kasus Gangguan pertukaran gas pada partisipan Asfiksia yang

digunakan hanya 8 poin yang digunakan pada kedua kasus tersebut karena

menyesuaikan dengan kondisi partisipan dan sesuai prioritas untuk mengatasi

Gangguan Pertukaran Gas pada By Asfiksia intervensi yang digunakan pada kedua

partisipan tersebut yaitu : monitir frekuensi,kedalaman dan upaya napas, monitor

upaya napas ( misal bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, ataksik) monitor

adanya produksi sputum, auskultasi bunyi napas, monitor saturasi oksigen, atur

interval pemantauan repirasi sesuai kondisi pasien, dokumentasi hasil pemantauan.

Hanya beberapa yang dapat dicantumkan karena yang dapat dijangkau dan yang tidak

di catumkan yaitu jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, informasikan hasil

pemantauan kedua intervensi itu tidak dilakukan karena orang tua bayi tidak selalu

atau tidak 24 jam menemani di ruang bayi, jadi tidak menunggu orang tua mengetahui

tujuan dari pemantauan respirasi karena partisipan membutuhkan perawatan dan

tidakan cepat untuk mempertahankan hidupnya

4.2.4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang sudah dialakukan oleh penulis pada

partisipan 1 dan partisipan 2 pada pertemuan pertama hingga ketiga adalah

44
monitoring adanya pernapasan cuping hidung terjadi perbedaan antara partisipan 1

dan partisipan 2. Pada partisipan 1 monitoring adanya pernapasan cuping hidung

sedangkan partisipan 2 monitoring adanya otot bantu napas. Pada partisipan 1 RR

63x/menit sedangkan By 2 RR 62x/menit dan kolaborasi pemberian obat analgesik

O2 Buble CPAP Flow2 7lpm, Infus D10% 250cc/24 jam, Infus CA Glukonas 8 cc/24

jam, injeksi cefotaxime 2x 135mg, Salep mata gentamicin 5gr, Injeksi ampicillin

2x100mg, Injeksi Vit K 1mg, dexamethasone 4mg

Tahap impelementasi keperawatan adalah serangakaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang

dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik dan menggambarkan kriteria hasil yang

di harapkan ( Gordon,1998 dalam potter & perry, 2018). Implemetasi keperawatn bisa

dilakuka secara mandiri, atau berkoalborasi dengan tim medis lainnya ( Vivin Aprilin,

2018)

Menurut peneliti implementasi dari semua intervensi yang dicatumkan pada

kasus dapat di implementasikan semua pada partisipan, karena pada intervensi sudah

dialkuka pemilihan yang dapat dijangkau oleh penulis dari intervensi yang ada pada

teori, sehingga semua intervensi dapat di implementasikan secara langsung pada

partisipan saat asuhan keperawatan di Rumah Sakit

4.2.5. Evaluasi

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa hasil evaluasi keperawatan yang tela

dilakuka peneliti selam 3 hari pada partisipan 1 dan partisipan 2 disimpulkan yaitu

masalah teratasi sebagian/ belum teratasi

45
Menurut Rohmah (2016) evaluasi merupakan penilaian dengan cara

membandingkan perubahan keadaan pasien hasil yang diamati dengan tujuan dan

kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi keperawatan dengan

diagnosa asfiksia neonatorum dengan masalah keperawatan gangguan pertukaran gas

menurut Aspiani (2017) adalah Dispnea menurun , napas cuping hidung menurun,

sianosis menurun, pola Napas membaik, tidak adanya retraksi dada,

Pada partisipan 1 hari pertama pemberian asuhan keperawatan, masalah

gangguan pertukaran gas belum teratasi dan tujuan belum tercapai dengan bukti data

objektif partisipan 1 masih mengalami dispnea, adanya napas cuping hidung, pola

napas masih belum teratur, Pco2 naik, Ph arteri turun, Po2 menurun,partisipan sering

menangis, sianosis di seluruh badan, warna kulit kebiruan. Pada hari kedua pemberian

asuhan keperawatan dengan masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi dengan

hasil data objetif menunjukan bayi masih dispnea 61x/menit, sianosis di sekitar

tangan kuku dan kaki, pola napas tidak teratur, masih terdapat napas cuping hidung,

partisipan terlihat gelisah dibuktikan sering menangis. Hari ketiga pemberian asuhan

keperawatan masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi dan tujuan untuk

meningkatan pertukaran gas belum teratasi/teratasi sebagian dibuktikan dengan data

objektif dispnea menurun, bunyi napas tambahan menurun, napas cuping hidung

menurun, sisnosis membaik. Sedangkan pada partisipan 2 hari pertama pemberian

asuhan keperawatan dengan masalah gangguan petukaran gas belum teratasi

dibuktukan dengan data objketif partisipan masih mengalami dispnea 62x/menit,

sianosis diseluruh tubuh, adanya bunyi napas tambahan, adanya retraksi dada, pola

napas tidak teratur, PCO2 meningkat Po2 menurun, Ph arteri menurun, partisipan

tampak gelisah dibuktikan partisipan sering menangis. Pada hari kedua hari kedua

pemberian asuhan keperawatan dengan masalah gangguan pertukaran gas belum

46
teratasi di buktikan dengan data objektif yaitu pasien masih dispnea 58x/menit,

terpasang 02 bubble CPAP flow 7 lpm, adanya retraksi dada, sianosis dibagian kaki,

pola napas tidak teratur, adanya bunyi napas tambahan . Pada hari ketiga setelah di

berikan asuhan keperawatan masalah teratasi sebagian dibuktikan dengan dispnea

menurun, tidak ada bunyi napas tambahan, pola napas teratur, sudah tadak mengalami

sianosis, gelisah menurun, napas cuping hidung menurun, warna kulit kemerahan.

Dan Menurut peneliti terjadinya perubahan evaluasi antara partisipan 1 dan

partisipan 2 dikarenakan kondisi tubuh partisipan itu sediri. Evaluasi keperawatan

mengalami perubahan pada kedua partisipan karena intervensi diberikan sesuai

dengan kondisi partisipan , tetapi partisipan 2 lebih cepat mencapai evaluasi dalam

rentang maksimal karena dari keadaan umum partisipan itu sendiri juga sudah cukup

membaik dilihat dari keadaan partisipan dan tanda gejala, sedangkan partisipan 1

mengalami perlambatan perubahan kondisi partisipan karena ada penyakit lain yang

menyertai sehingga perlu adanya tindakan lebih lanjut. Dengan demikian untuk

mengatasi data objektif dari kedua partisipan yang menyakut Gangguan petukaran gas

belum teratasi untuk partisipan 1 dan partisipan 2 intervensi dilanjutkan partisipan

belum pulang.

47
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan pembahasan

pada asuhan keperawatan dengan masalah Gangguan pertukaran gas pada bayi ny S dan

bayi ny T dengan kasus Asfiksia Neonatorum di Rauang Bayi RSUD Sidoarjo maka

penulis mengambil kesimpulan :

1. Pengkajian

Pengkajian yang didaptkan pada partisipan 1 dan 2 mengalami perbedaan pada

Partisipan 1 ditemukan adanya napas cuping hidung dan pasien sianosis sedangkan

Partisipan 2 ditemukan adanya retraksi otot bantu napas.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang diambil oleh peneliti untuk partisipan 1 dan 2 yaitu

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi –

perfusi diagnosa ini diambil berdasarkan batasan karateristik, tanda gejala yang

dialami oleh masing – masing partisipan. Intervensi

3. Intervensi

Intevensi yang direncakan oleh peneliti untuk partisipan 1 dan 2 sudah sesuai

dengan apa yang ada di buku SIKI yaitu Pemantaua Respirasi : monitor

frekuensi,irama kedalaman dan upaya napas, monitor pola napas (seperti bradipnea,

takipnea , hiperventilasi, kussmaul) monitor adanya produksi sputum, monitor

adanya sumbatan jalan napas, palpasi kesimetrisan ekspansi paru, auskultasi bunyi

47
napas, monitor nilai AGD, memposisikan pasien semi fowler, kolaborasi dengan

tim medis pemberian obat analgetik.

4. Implementasi

Impelementasi keperawatan antara partisipan 1 dan 2 menggunakan intervensi

keperwatan SIKI Pemantaua Respirasi, impelementasi dilakukan sesuai dengan

intervensi mengenai kolaborasi dengan tim dokter. Impelementasi yang dilakukan

oleh peneliti selama 3 hari dengan hasil secara umum kondisi kesehatan membaik.

5. Evaluasi

Evaluasi pada partispan1 dan 2 yang dilakukan selama 3 hari oleh peniliti

dalam tahap masalah belum teratasi dengan hasil pada partisipan 1 terdapat

perubahan sesak berkurang yaitu dengan RR 58x/menit. Pada partisipan 2 sesak

berkurang RR 56x/menit.

48
5.2. Saran

5.2.1. Teoritis

Bagi institusi pendidikan diharapkan penentu kebijakan meningkatkan kualitas

kurikulum melalui penambahan literatur khususnya yang berkaitan dengan gangguan

pertukaran gas pada Bayi Asfiksia

5.2.2. Praktis

1. Pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di rumah sakit dalam

melakukan tindakan pemantauan analisa gas darah dengan melakukan

pemeriksaan laboratorium 2 kali agar mengetahui perubahan kondisi partisipan

dengan masalah gangguan pertukaran gas

2. Bagi Dosen ( Institusi Pendidikan)

Guna menambah bahan referensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan

dengan masalah dengan masalah Gangguan Pertukaran Gas.

3. Bagi keluarga

Di harapkan keluarga dapat memberikan perhatian khusus dan perawatan

seperti memposisikan kepala partisipan lebih tinggi sedikit agar mencegah

terjadinya asfiksia kembali pada partisipan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan intervensi / tindakan yang

spesifik untuk mempercepat pemulihan bayi yang terkena Asfiksia dengan

masalah Gangguan Pertukaran Gas seperti atur interval pemantauan respirasi

sesuai dengan kondisi pasien setiap 30 menit sekali.

49
DAFTAR PUSTAKA

Bulchek G, dkk. 2015. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Singapore : Elvesier Ine

Cunningham FG 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.


Rineka Cipta, Jakarta, hal 116-159.

Dinas Kesehatan. 2016. Profil Kehatan Kabupaten Pasuruan, Pemerintah Kabupaten


Pasuruan

Darmayanti, l, E. 2010 Hubungan Antara Kehamilan lewat waktu dengan kejadian


Asfiksia Neonatorum Di Ruang Bersalin RSUD Dr Soedomo Trenggalek
Tahun 2010, Universitas Airlangga. Surabaya

Feryanto, FA. 2014 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dalam, Asuhan
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta, hal 86

Gabriel, D. 2013 Asfiksia Neonatorium. Dalam: Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid
3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Cetakan keempat, Jakarta

Hasan, T. Heardman. 2017. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2016-2017.


Edisi 10. Jakarta : EGC

Heather, A Aziz Alimul,2008. Pengatar Ilmu Keperawatan Anak: Jakarta: Salemba


Media

Hidayat Rusepno, dkk 2015, Konsep Asfiksia Neonatorium Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia : Jakarta

Husodo, L. 2015 Pengaruh Kehamilan Pada Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorium DI RSUD. Dr Moewardi Surakarta Tahun 2010

Ilyas Jumlarni 2016, Pealayanan Kesehatan Maternitas dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo: Jakarta.

Kolo, Yolanda. 2018. Masalah Keperawatan Gangguan Pertukaran Gas dengan


Diagnosa Medis Asfiksia. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Maryunani, Anik & Sari, Eka puspita. 2017. Asuhan Keperawatan Maternal & Nonatal,
Jakarta : Trans Info Media

Margareth. G. M, 2016 Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Masalah Gangguan


Pertukaran Gas, EGC: Jakarta

Nurarif, Amin Huda, 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan SDKI Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction Jogja

Nursalam, 2018. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan ) :
Salemba Medika
Prof. Dr. Notoatmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta :
Rineka Cipta

50
PPNI (2016), Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Respatinigrum, 2013. Hubungan Kejadian Asfiksia Neonatorum dengan Perkembangan


Bayi. Jurnal kebidanan. Indonesia

Saryono, Skp., M. Kes. 2016 Gambaran Umur dan Usia Kehamilan ibu yang
Melahirkan Bayi Asfiksia. Kesehatan Bina Husada. Indonesia

Tri Maharani, dkk. 2016. Panduan Karya Tulis llmiah: Studi Kasus Program Studi
Profesi Ners. Jombang: STIKES ICME

Talbot Laura A. 2014, Pengkajian Keperawatan, EGC : Jakarta

51
Lampiran

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth. Bapak/Ibu orang tua responden
Di RSUD Sidoario
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Dian Husada Mojokerto:
Nama : Maulidiya Dwi Astanti
NIM : 0321020
TTL : Sidoarjo, 25 juni 1999
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program Profesi Ners STIKES Dian
Husada Mojokerto, saya melakukan Studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan dengan
masalah Gangguan Pertukaran Gas ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi
kesenjangan antara By 1 dan By 2 berkenan untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Hasil yang ditemukan oleh peneliti dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Demikian Surat permohonan ini ini saya buat atas partisipasinya saya ucapkan
terimakasih.
Sidoarjo, januari 2022

Maulidiya DwiAstanti

52
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini ibu yang mempunyai By di Ruang Bayi

RSUD Sidoarjo menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa

Program Profesi Ners STIKES Dian Husada Mojokerto.

Nama :

Umur :

Alamat :

Bahwa anak saya diminta untuk berperan serta dalam penyusunan tugas akhir ini

sebagai responden. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan

telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang anak

saya berikan. Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada unsur

paksaan dari siapapun, saya menyatakan setuju menjadi responden dalam penelitian ini.

Responden

(…………………...)

53
Lampiran 3

FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

1. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien :
Umur :
Status :
Alamat :
Agama :
Diagnosa medis :
Tanggal MRS :
Tanggal pengkajian :
No. Register :
Golongan Darah :
Nama ibu :
Alamat :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Golongan darah :
Nama Ayah :
Umur :
Agama :
Bahasa :
Suku :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Golongan darah :

2. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

1. KELUHAN UTAMA

2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


Riwayat Antenatal :
Riwayat Persalinan :
Riwayat post natal :
Apgar Score :
BBL :
PBL :
Kelainan :

54
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

GENOGRAM

5. DATA PSIKOSOSIAL
a. Yang mengasuh anak

b. Hubungan anggota keluarga

6. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI

A. KEBUTUHAN DASAR

NUTRISI :

ISTIRAHAT TIDUR :

KEBERSIHAN DIRI :

ELIMINASI
BAB :

BAK :

B. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


a. Diagnosa medis :
b. Tindakan operasi :
c. Status nutrisi :
d. Status hidrasi :
e. Obat – obatan :
f. Aktivitas :
g. X – ray :
7.PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN/PENAMPILAN/KESAN UMUM
B. TANDA-TANDA VITAL
Suhu tubuh :
Denyut jantung :
Tekanan darah :
Pernafasan :
Berat badan :
Tinggi badan :
C. PEMERIKSAAN FISIK

55
a. pemeriksaan kepala
bentuk & ukuran :
Lingkar kepala :
Fontanel :
Kulit kepala :
Tekstur :
Kelainan :
b. Pemeriksaan Mata
Bentuk :
Gerakan bola mata :
Pupil :
Kelopak mata :
Reflek glabellar :
Kelainan :
c. Pemeriksaan hidung
Betuk/simetris :
Konfigurasi tulang hidung :
Kelainan :
d. Pemeriksaan Telinga
bentuk/simetris :
Kanal auditory :
Pendengaran :
Kelainan :
e. Pemeriksaan mulut
Bibir/warna :
Gusi / lidah :
Saliva :
f. Pemeriksaan leher
Gerakan :
Trakea :
Kelenjar tiroid :
Kelainan :
g. pemeriksaan dada dan thorak
1.Inspeksi Thorak :
Bentuk :
Gerakan pernapasan:
Klavikula/tulang iga :
Payudara/ puting susu:
Lingkar dada :
Kelainan :
2.Pemeriksaan paru
Respirasi rate :
Suara napas :
Tanda kesulitan bernapas:
Kelainan :
3.Pemeriksaan jantung
Ictus cordis :
Bunyi jantung I dan II:
Bj tambahan :
Murmur :
h. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk/ukuran :
Lingkar abdomen :
Tali pusat :
Bising usus :

56
Kelainan :
i. Pemeriksaan genetalia dan sekitarnya
Wanita :
Penampilan umum :
Klitoris :
Labia mayora/minora:
Anus :
Kelinan :
Laki – laki :
Penampilan umum :
Penis/prepusium :
Skrotum :
Anus :
Kelainan :
j. Pemeriksaan neurologis
Tingkat kesdaran :
Meningal sign :
Reflek fisiologis :
Rooting :
Menelan :
Menjulurkan lidah:
Mengenggam :
Glabellar :
Leher tonik/fencing:
Lengkung tubuh kedalam:
Reflek patologis :
Saraf cranial :
Kelainan :
k. Pemeriksaan muskuloskeletal
Kesimetrisan :
Gerakan :
Tonus otot :
Warna/ keutuhan :
Jumla jari tangan dan kaki:
Kelainan :
l. Pemeriksaan kuku dan integumen
Warna kulit :
Hidrasi :
Turgor kulit :
Lemak subkutan :
Keutuhan/tekstur :
Verniks kaseosa :
Lanugo :
Kuku :
Kelainan :
8.PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
a.Adaptasi sosial :
b.Bahasa :
c. Motorik halus :
d. Motorik Kasar :
kesimpulan dari pemeriksaan tumbuh kembang
9.PEMERIKSAAN PENUNJANG

12. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

57
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN DISPNEA ( SESAK NAFAS )

1. Pokok Bahasan : Gangguan sistem pernafasan


2. Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan manajemen dispnea
3. Sasaran : Keluarga Klien
4. Tanggal :
5. Tempat : Diruang Bayi
6. Tujuan :
a. Tujuan umum
Pada akhir proses penyuluhan, keluarga bayi dapat mengetahui dan memahami
tentang manajemen dispnea ( sesak nafas)
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x 15 menit tentang manajemen dispnea
maka diharapkan keluarga pasien :
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan dispnea ( sesak napas )
- Mengetahui penyebab dari Dispnea ( sesak napas)
- Mengetahui apa saja tanda dan gejala dispnea ( sesak napas )
- Mengetahui posisi untuk mengurangi sesak napas

c. Metode : Ceramah dan diskusi


d. Media : leaflet
e. Evaluasi
1. Prosedur : evaluasi dilakukan setelah penyuluhan
2. Pertayaan : a) jelaskan pengertian dispnea ( sesak napas )
b) sebutkan posisi untuk mengurangi sesak napas
3. Pelaksanaan kesgiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan
peserta
1. Pembukaan 2 menit 1. Mengucapkan salam Menjawab
2. Memperkenalkan dan
diri mendegarkan
3. Menyebutkan topik
penyuluhan
4. Menyampaikan
pertayaan lisan
2. Penutup 10 menit 1. Mengetahui apa Menjawab
yang dimaksud
dengan dispnea
2. Mengetahui apa saja
tanda gejala dispnea
3. Mengetahui posisi
untuk mengurangi
sesak
4. Tanya jawab

58
5. Membuat
kesimpulan
3. Penutup 3 menit 1. Evaluasi Menjawab
2. Tanya jawab salam
3. Sal penutup

4. Materi penyuluhan

MANAJEMEN DISPNEA ( SESAK NAPAS )

A. DISPNEA ( SESAK NAPAS )

1. Pengertian Dispnea

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan

napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat

ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboli paru, penyakit paru interstisial

atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obtruktif paru ( emfisema,

bronkitis, asma) kecemasan. Price and wilson, (2006)

Sesak napas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida

tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan

karbondioksida dalam sel – sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan

oksigen kurang dari 50 mmHg ( Hipoksimia ) dan peningkatan tekanan

karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg ( hiperkapnia) Brunner and Sudarth

(2015)

2. Tanda dan Gejala Dispnea ( sesak napas )

a. Batuk dan produksi sputum

Batuk adalah pengeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya

tidak disadari dengan suara yang mudah dikenali

b. Dada berat

59
Dada berat umumnya disamkan dengan nyeri dada. Biasanya dada berat

diartikan sebagai perasaan yang berat dibagian dada rata – rata orang juga

mendeskrisipkannya seperti ada seseorang yang memegang jantungnya

3. Cara mengatasi bayi dispnea

1. Letakkan bayi di tempat dan susana yang nyaman

2. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau diganjal dengan kain maupun

batal diantara kepala belakang bagian bawah sampai leher

3. Longgarkan pakai bayi

4. Gunakan inhalasi

60
APA ITU DISPNEA ???
TEKNIK MANAJEMEN
a. Pengertian Dispnea
DISPNEA
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan

sulit bernapas ditandai dengan napas yang

pendek dan penggunaan otot bantu

pernapasan. Dispnea dapat ditemukan

pada penyakit kardiovaskuler, emboli

paru, penyakit paru interstisial atau

alveolar, gangguan dinding dada, penyakit

obtruktif paru ( emfisema, bronkitis,


Disusun Oleh :
asma) kecemasan. Price and wilson,
Maulidiya Dwi Astanti
(2006). Sesak napas terjadi bilamana

pertukaran oksigen terhadap

karbondioksida tidak dapat memelihara


PROGRAM STUDI PROFESI
laju komsumsi oksigen dan pembentukan
NERS DIAN HUSADA
50 – sel tubuh.
MOJOKERTO 2022 karbondioksida dalam sel
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen

kurang dari 50 mmHg ( Hipoksimia ) dan

peningkatan tekanan karbondioksida lebih

besar dari 45 mmHg ( hiperkapnia) Brunner

and Sudarth (2015)

51
c. Cara mengatasi bayi dispnea

b. Tanda dan Gejala 1.Letakkan bayi di tempat dan


1. Tanda dan Gejala Dispnea ( sesak
susana yang nyaman
napas )

a. Batuk dan produksi sputum

Batuk adalah pengeluaran udara secara 2.Posisikan kepala bayi sedikit


paksa yang tiba – tiba dan biasanya tidak
ekstensi atau diganjal
disadari dengan suara yang mudah

dikenali
dengan kain maupun batal

b. Dada berat diantara kepala belakang


Dada berat umumnya disamkan dengan
bagian bawah sampai leher
nyeri dada. Biasanya dada berat diartikan
3.Longgarkan pakai bayi
sebagai perasaan yang berat dibagian

dada rata – rata orang juga 4.Gunakan inhalasi


mendeskrisipkannya seperti ada

seseorang yang memegang jantungnya


50
LEMBAR KONSULTASI REVISI UJIAN STUDI KASUS

NAMA : Maulidiya Dwi Astanti

NIM : 0321020

PENGUJI : Iis Suwanti SST.,M.Kes

No TANGGAL REVISI TTD


.
1. 06/06/2022 - Di bagian Judul apakah ada
neonatorium
- Tambahkan SAP Manajemen
pernapasan
- Perbaiki saran

2. 20/06/2022 - ACC Revisi Ujian Studi Kasus

50
LEMBAR KONSULTASI REVISI UJIAN STUDI KASUS

NAMA : Maulidiya Dwi Astanti

NIM : 0321020

PEMBIMBING : Nur Chasanah,S.Kep.,Ns., M.Kes

No TANGGAL REVISI TTD


.
1. 06/06/2022 - Di bagian Judul apakah ada
neonatorium
- Samakan analisa data dan
pengkajian
- Cantumkan kriteria hasil yang sesuai
dengan kondisi partisipan
- Kriteria hasil catumkan di evaluasi

2. 14/07/2022 - Revisi Daftar Pustaka

50
LEMBAR KONSULTASI REVISI UJIAN STUDI KASUS

NAMA : Maulidiya Dwi Astanti

NIM : 0321020

PEMBIMBING : Lutfiah Nur Aini ,S.Kep.,Ns.,M.Kep

No TANGGAL REVISI TTD


.
1. 06/06/2022 - Di bagian Judul apakah ada
neonatorium
- Samakan analisa data dan
pengkajian
- Cantumkan kriteria hasil yang sesuai
dengan kondisi partisipan
- Kriteria hasil catumkan di evaluasi

50
50
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS

NAMA : Maulidiya Dwi Astanti

NIM : 0321020

PEMBIMBING : Nur Chasanah,S.Kep.,Ns., M.Kes

No TANGGAL REVISI TTD


.
1. 04/03/2022 - Perbaiki Latar belakang masalah
- Perbaiki Rumusan masalah
- Perbaiki literatur Riview

2. 11/03/2022 - Perbaiki literatur Riview

3. 22/05/2022
- Tambahkan kriteria hasil di bab 2
- Perbaiki pembahasan
- Sederhanakan kesimpulan dan saran
- Perhatikan penulisan

4.
23/05/2022
ACC STUDI KASUS

51
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS

NAMA : Maulidiya Dwi Astanti

NIM : 0321020

PEMBIMBING : Lutfiah Nur Aini ,S.Kep.,Ns.,M.Kep

No TANGGAL REVISI TTD


.
1. 04/03/2022 - Perbaiki Latar belakang masalah
- Perbaiki Rumusan masalah
- Perbaiki literatur Riview

2. 11/04/2022 - Perbaiki literatur Riview


- Perhatikan jika mengitung persen
- Perhatikan dalam pengetikan
- Perbaiki pembahasan

3. 21/05/2022 -Perbaiki pembahasan point diagnosa


menyakut masalah, etiologi, tanda dan
gejala

- Perhatikan pengetikan

- Sederhanakan pembahasan

- sederhanakan kesimpulan dan saran

4.
02/06/2022
ACC STUDI KASUS

52
53

Anda mungkin juga menyukai