Anda di halaman 1dari 77

i

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA


PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIVE DI INSTALASI PUSAT
PELAYANAN JANTUNG TERPADU RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

OLEH : SULISTIANI
NIM : P27820819020

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN SURABAYA
2021
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA
PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIVE DI INSTALASI PUSAT
PELAYANAN JANTUNG TERPADU RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Untuk memperoleh gelar Ners Pada Jurusan


Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Oleh :

NAMA : SULISTIANI
NIM : P27820819020

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN SURABAYA
2021

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya sendiri

dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Ilmiah Akhir Ners orang

lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi

manapun baik sebagian maupun keseluruhan.

Surabaya, 5 Januari 2021

Yang menyatakan

Sulistiani

NIM. P27820819020

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS INI TELAH DISETUJUI


Tanggal : 31 Januari 2021

Oleh

Pembimbing Utama

Dyah Wijayanti,S.Kep Ns, M.Kep


NIP : 19800507 200212 2 001

Pembimbing Pendamping

Kusmini Suprihatin,M.Kep, Ns.Sp. Kep. An


NIP : 19710325 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Surabaya

iv
Minarti,M.Kep. Sp.Kom
Nip : 19670730 199103 2 004
PENETAPAN PANITIA PENGUJI

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA


PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIVE DI PUSAT PELYANAN
JANTUNG TERPADU
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Telah diuji pada tanggal : 5 Februari 2021

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji Tanda tangan

Nikmatul Fadilah ,S Kep.Ns.M.Kep (.............................................)


NIP. 19770301 200212 2 003

Penguji Anggota :

1. Kusmini Suprihatin,M.Kep, Ns. Sp.Kep An ( ............................................)


Nip : 19710325 200112 2 001

2. Dyah Wijayanti,S.Kep Ns,M.Kep


(............................................)
Nip : 19800507 200212 2 001

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surabaya

v
Minarti,M.Kep,Sp.Kom
Nip : 19670730 199103 2 004

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah NYA sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah

Akhir Ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Ganggun Pertukaran Gas pada

pasien Gagal Jantung Kongestive di Instalasi Pusat Pelayanan Jantung Terpadu

RSUD Dr. Soetomo Surabaya”.

Dengan segala kendala dan keterbatasan yang kami miliki, kami berusaha

semaksimal mungkin untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini dengan

sebaik-baiknya. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini tidak lepas dari bantuan dan

keikutsertaan semua pihak yang telah mengarahkan kami mulai dari awal hingga

akhir penulisan karya ilmiah akhir ners ini.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan kami

untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Drg.Bambang Hadi Sugito, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya

2. Dr.Supriyanto,S.Kep, M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

3. Minarti,S.Kep.Ns,M.Kep,Sp.Kom, selaku Ketua Prodi Profesi Ners

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

vi
4. Dyah Wijayanti, S.Kep.Ns, M Kep, selaku pembimbing utama yang telah

mengarahkan dari awal sampai akhir penulisan karya ilmiah akhir ners ini

5. Kusmini Suprihatin, M.Kep, Ns. Sp. Kep. An, Selaku pembimbing

pendamping yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian

karya ilmiah akhir ners ini

6. Nikmatul Fadilah,S.Kep Ns,M.Kep, selaku Penguji Ketua yang telah

memberikan saran dan masukan demi penyempurnaan karya Ilmiah Akhir

Ners ini

7. Ana Rosyidatul Rodliyah,S ST Selaku Kepala Ruangan PPJT lt 3 yang

telah memberikan ijin dan memberikan support kami selama mengambil

data dan memberikan asuhan keperawatan di ruangan

8. Para dosen beserta staf Prodi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes

Surabaya

9. Bapak dan Ibu pasien di Ruang PPJT lantai 3 yang telah membantu kami

dalam penulisan karya ilmiah akhir ners ini

10. Suami dan anak-anakku tersayang yang telah banyak membantu dan

memberikan dorongan baik moril maupun spiritual sehingga karya ilmiah

akhir ners ini dapat terselesaikan

11. Rekan-rekan mahasiswa Program Profesi Ners,serta semua pihak yang

turut membantu dalam penulisan karya ilmiah akhir ners ini.

Kami menyadari bahwa karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari

sempurna,maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan demi perbaikan karya ilmiah akhir ners ini.

vii
Semoga segala upaya yang telah kami lakukan dan bantuan dari semua

pihak ini mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT dan karya ilmiah akhir

ners ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan Asuhan

Keperawatan.

, Surabaya, Januari 2021

Penulis

viii
ABSTRAK

“ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA


PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIVE DI INSTALASI PUSAT
PELAYANAN JANTUNG TERPADU RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA”.
Latar belakang: Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan
oksigenasi dan atau eleminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler
yang sering menjadi masalah pada gagal jantung kongestive dimana klien
mengalami sesak nafas yang disebabkan oleh gangguan oksigenasi dan disfungsi
ventrikel. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang asuhan
keperawatan gangguan pertukaran gas pada klien gagal jantung kongestive di
Instalasi PPJT RSUD Dr Soetomo Surabaya
Metode : desain penelitian menggunakan studi kasus. Unit analisis adalah 5 pasien
gagal jantung kongestive di ruang PPJT RSUD Dr Soetomo Surabaya.Fokus studi
adalah asuhan keperawatan pada gangguan pertukaran gas mulai tahap pengkajian
sampai dengan evaluasi. Instrumen format proses keperawatan, analisis secara
deskriptif pada 5 tahap proses keperawatannya.
Hasil penelitian dari kelima kasus yang mengalami gangguan pertukaran gas
setelah diberikan asuhan keperawatan berdasarkan intervensi pada SIKI
memberikan respon yang baik dan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan,
antara lain dispnea menurun, bunyi nafas tambahan menurun, PCO2, PO2 dan PH
arteri membaik serta pola nafas membaik, namun ada 2 kasus masih memerlukan
perawatan lanjutan setelah 3 hari dilakukan penelitian karena keduanya desertai
adanya ronchi pada 1/3 basal kedua paru
Proses keperawatan terhadap pasien dengan gangguan pertukaran gas perlu
memperhatikan penyakit yang menyertai setiap pasien. Tiap tahapan proses
keperawatan perlu dilakukan lebih fokus dan intensif khususnya dalam menggali
data sehingga data pengkajian akan valid, maka tahapan proses keperawatan
selanjutnya mendapatkan hasil yang maksimal
Kata kunci: Asuhan keperawatan, gangguan pertukaran gas, gagal jantung
kongestive

ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan......................................................................... i
Halaman Sampul Dalam dan Persyaratan............................................... ii
Halaman Pernyataan .............................................................................. iii
Halaman Persetujuan ............................................................................. iv
Halaman Pengesahan ............................................................................. v
Halaman Kata Pengantar ...................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................. ix
Daftar Isi ................................................................................................ xi
Daftar gambar........................................................................................ xv
Daftar Tabel ........................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ....................................................................................
Daftar Arti Lambang dan Singkatan ................................. ................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 3
1.3.1 Tujuan umum ............................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 4
1.4.1 Bagi Peneliti .............................................................................. 4
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ............................................................ 4
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ..................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Medis .................................................................. 7
2.1.1 Pengertian .................................................................................. 7
2.1.2 Etiologi ...................................................................................... 7
2.1.3 Patofisiologi .............................................................................. 9
2.1.4 Klasifikasi.................................................................................. 14
2.1.5 Manifestasi klinik dan Tanda & Gejala...................................... 19
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang.............................................................. 21
2.1.7 Penatalaksanaan......................................................................... 23
2.2 Masalah Keperawatan
2.2.1 Batasan/Definisi Masalah ........................................................ 24
2.2.2 Etiologi ..................................................................................... 26
2.2.3 Patofisiologi............................................................................... 26
2.2.4 Manifestasi klinik dan Kriteria mayor / minor........................ 26
2.2.5 Faktor yang Berhubungan......................................................... 27
2.3 Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian Keperawatan........................................................... 28
2.3.2 Diagnosa Keperawatan............................................................. 34
2.3.3 Perencanaan Keperawatan.......................................................... 35
2.3.4 Pelaksanaan Keperawatan........................................................... 37

x
2.3.5 Evaluasi Keperawatan................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN...


3.1 Desain dan pendekatan penelitian..................................................... 40
3.2 Subyek Penelitian............................................................................. 40
3.3 Fokuss studi...................................................................................... 40
3.4 Definisi operasional......................................................................... 41
3.5 Tehnik dan instrumen pengumpulan data ....................................... 42
3.6 lokasi dan waktu penelitian ............................................................. 42
3.7 Prosedur Penenlitian ....................................................................... 42
3.8 Penyajian dan analisa data .............................................................. 42
3.9 Etika Penelitian ............................................................................... 43

BAB IV TINJAUAN KASUS


4.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................. 45
4.2 Diagnona Keperawatan .................................................................... 52
4.3 Perencanaan Keperawatan .............................................................. 54
4.4 Pelaksanaan Keperawatan .............................................................. 60
4.5 Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 63

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................... 66
5.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 68
5.3 Perencanaan Keperawatan ............................................................. 69
5.4 Pelaksanaan Keperawatan ............................................................. 69
5.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................... 73
6.2 Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 75
LAMPIRAN ........................................................................................ 76

xi
TABEL GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Gambar Bendungan cairan yang menyebabkan
Pembengkakan ( congestive )........................................................... 7
2.2 Gambar WOC gagal jantung ( Congestive Heart Failure ) ...... 11
2.3 Gambar WOC gagal jantung kanan dan kiri ................................... 12

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Tabel efek Backward dan Farward Failure...................................... 15
2.2 Tabel Gagal jantung kiri dan kanan................................................. 16
3.1 Tabel definisi operasional ...............................................................
4.1 Tabel anamnesa gangguan pertukaran gas klien gagal jantung
Kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr Soetomo Surabaya.......... 35
4.2 Tabel hasil pemeriksaan fisik gangguan paertukaran gas pada
Klien gagal jantung kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr
Soetomo Surabaya.......................................................................... 38
4.3 Tabel hasil pemeriksaan diagnostik gangguan pertukaran gas
Klien gagal jantung kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr
Soetomo Surabaya......................................................................... 41
4.4 Tabel Diagnosa Keperawatan gangguan prtukaran gas pada
Klien gagal jantung kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr
Soetomo Surabaya........................................................................ 46
4.5 Tabel Perencanaan Keperawatan gangguan pertukaran gas pada
Klien gagal jantung kongestive di Instalalsi PPJT RSUD Dr
Soetomo Surabaya....................................................................... 50
4.6 Tabel Implementasi rencana tindakan gangguan pertukaran gas
Pada klien gagal jantung konestive di Instalasi PPJT RSUD Dr
Soetomo Surabaya...................................................................... 59
4.7 Tabel Evaluasi Asuhan keperawatan gangguan pertukaran gas
Pada klien gagal jantung kongestive di Instalasi PPJT RSUD
Dr Soetomo Surabaya................................................................. 63

xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

ACKD : Acquired Cistic Kidney Desease


AGD : Analisa Gas Darah
ALO : Acute Long Oedema
APD : Alat Pelindung Diri
ASD : Atrial Septal Defek
CAD : Coronary Arteri Desease
CHF : Congestive Heart Failure
CO : Cardiac Output
CRT : Capillary Refill Time
DCM : Delatated CardioMiopathy
DOE : Dyspnea On Effort
DM : : Diabetus Millitus
EKG : ElektroKardioGram
FC : Functional Class
GCS : Glasgow Coma Scale
HD : HemoDialisa
HHD : Hipertensi Heart Desease
HHF : Hipertensi Heart Failure
HT : Hipertensi
ICM : Iscemia CardioMiopathy
JVP :Jugular Venous Pressur
LVH : Left Ventrikel Hipertropi
NE : Nor Epinephrin
PND : Paroxysmal Noctural Dyspnea
PVC : Premature Ventricular Contractions
RAA : Renin Angiotensin Aldosteron
RPD : Riwayat Penyakit Dahulu
RPK : Riwayat Penyakit Keluarga
RPS : Riwayat Penyakit Sekarang
SV : Stroke Volume
TTV : Tanda Tanda Vital
TVD : Tripple Vesel Desease
VSD : Ventrikel Septal Defek

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gagal jantung kongestive merupakan keadaan patologis dimana jantung tidak

mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, juga

menjadi masalah kesehatan yang masih menduduki peringkat tinggi dan

merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas. Kejadiannya

meningkat seiring bertambahnya usia dan merupakan kasus kegawatdaruratan

karena jika penyebab yang mendasari tidak segera mendapatkan penanganan akan

menyebabkan kematian.

Di Indonesia kejadiannya dari tahun ketahun semakin meningkat, menurut

Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013 prevalensinya 0,13 % berada dibawah

penyakit jantung koroner yang 0,5 % dari total penduduk berusia 18 tahun keatas,

sedang menurut Riskesdas tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter prevalensi

penyakit gagal jantung adalah sekitar 1,5% atau 29.550 jiwa, sedangkan menurut

diagnosis atau gejala, estimasi jumlah pasien gagal jantung sebesar 0,4% atau

29.880 jiwa. Di jawa timur khususnya di rumah sakit Dr. Soetomo kasus dengan

gagal jantung masih menjadi kasus 20 terbanyak dari kasus jantung lainnya, walau

kasusnya tidak cenderung meningkat namun memerlukan penanganan yang serius

mengingat mortalitasnya yang tinggi. Di ruang rawat inap Instalasi Pusat

Pelayanan Jantung Terpadu kasus gagal jantung pada bulan Agustus 2020

sebanyak 10 kasus, bulan September sebanyak 17 kasus,bulan Oktober 10 kasus

dan bulan Nopember 2020 sebanyak 6 kasus.

1
2

Masalah yang sering muncul pada pasien dengan gagal jantung kongesti

adalah sesak nafas, batuk dan mudah lelah dengan masalah keperawatan gangguan

pertukaran gas yang diakibatkan gangguan oksigenasi dan disfungsi ventrikel

sehingga membutuhkan terapi oksigen yang optimal. Menurut Suratinoyo (2016 )

pada pasien gagal jantung kongestif sering terjadi kesulitan mempertahankan

oksigenasi sehingga cenderung mengalami sesak nafas, seperti diketahui bahwa

jantung dan paru paru merupakan organ tubuh penting manusia yang sangat

berperan penting dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam darah,

sehingga apabila paru paru dan jantung mengalami gangguan maka hal tersebut

akan berpengaruh dalam proses pernafasan. Gagal jantung kongestive

menyebabkan suplay darah ke paru-paru menurun dan darah tidak masuk ke

jantung, keadaan ini menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru sehingga

menurunkan pertukaran oksigen dan karbondioksida.

Gangguan oksigenasi pada gagal jantung kongestive ini menjadi masalah

penting dan harus segera ditangani dengan pemberian oksigen, posisi semi fowler

dan memonitor respirasi dan status O2 agar tidak memperparah kondisi tubuh

pasien, karena kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang

digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh dalam mempertahankan

hidup dan aktifitas sebagian organ atau sel. Pemberian oksigen yaitu dengan

memasukkan oksigen tambahan dari luar ke dalam paru paru melalui saluran

pernafasan dengan menggunakan alat. Oksigen merupakan komponen gas yang

sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk mempertahankan

kelangsungan hidup seluruh sel secara normal.


3

Berdasarkan uraian diatas,dan walaupun kasusnya di rawat inap tidak terjadi

peningkatan namun masalah gangguan pertukaran gas pada gagal jantung

kongestive harus diwaspadai dan memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar

tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

1.2. Rumusan masalah

Berdasar latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

“bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan gangguan pertukaran gas pada

pasien gagal jantung kongestive di Instalasi Pusat Pelayanan Jantung Terpadu

RSUD Dr. Soetomo Surabaya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui gambaran asuhan keperawatan gangguan pertukaran gas pada

klien gagal jantung kongestive di Instalasi Pusat Pelayanan Jantung Terpadu

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengetahui pengkajian keperawatan gangguan pertukaran gas pada pasien

gagal jantung kongestive di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Dr.

Soetomo Surabaya

b. Mengetahui rumusan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas pada

pasien gagal jantung kongestive di Pusat Pelayanan Jantungterpadu RSUD

Dr. Soetomo Surabaya


4

c. Mengetahui rencana tindakan keperawatan gangguan pertukaran gas pada

pasien gagal jantung kongestive di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu

RSUD Dr. Soetomo Surabaya

d. Mengetahui pelaksanaan tindakan keperawatan gangguan pertukaran gas

pada pasien gagal jantung kongestive di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu

RSUD Dr. Soetomo Surabaya

e. Mengetahui evaluasi keperawatan gangguan pertukaran gas pada pasien

gagal jantung kongestive di Pusat Pelayanan Jantung terpadu RSUD Dr.

Soetomo Surabaya

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi peneliti

Hasil studi kasus ini dapat menambah pengetahuan pengalaman dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan pertukaran gas pada pasien

gagal jantung kongestive.

1.4.2 Bagi tempat penelitian

Hasil studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan petugas tentang

tanda,gejala,pencegahan dan penatalaksanaan pada pasien gagal jantung

kongestive dengan masalah gangguan pertukaran gas,sehingga bisa meningkatkan

pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan


5

1.4.3 Bagi perkembangan ilmu Keperawatan

Hasil studi kasus ini dapat menambah keluasan ilmu terapan bidang

keperawatan tentang penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan masalah

gangguan pertukaran gas pada pasien gagal jantung kongestive.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Medis Gagal Jantung Kongestive

2.1.1 Pengertian

Gagal jantung kongestive atau disebut juga dengan Congestive Heart Failure

(CHF) adalah ketidakmampuan jantug untuk memompa darah dalam jumlah

cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh

jaringan (Smeitzert & Bare, 2013). Menurut Muttaqin (2012) CHF merupakan

suatu keadaan patologis dimana kelainan fungsi jantung menyebabkan kegagalan

jantung untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan, atau hanya

dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan meningkatkan tekanan pengisian,

karena jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi

kebutuhan sel tubuh secara adekuat mengakibatkan peregangan ruang jantung

(dilatasi) dan otot jantung menjadi kaku dan menebal.

2.1.2 Etiologi

Penyebab dari gagal jantung kongestive adalah :

1. Overload volume meliputi over tranfusion, left to right shunts,

hipervolemia.

2. Overload tekanan meliputi : stenosis aorta, hipertensi, hipertropi,

kardiomiopati.

6
7

3. Disfungsi miokard meliputi : kaediomiopati, miokarditis, iskemia atau

infark, disritmia, keracunan.

4. Gangguan pengisisan meliputi : stenosis mitral, stenosis trikuspidalis,

tamponade kardial, perikarditis konstriktif.

5. Peningkatan kebutuhan metabolisme : anemia, demam, beri-beri, penyakit

paget’s, fistula arteriovenous.

Gambar 2.1 Bendungan cairan yang menyebabkan pembengkakan


(congestive)
Sumber : Black, JM dan Hawks, JH, 2005

Berdasarkan klisifikasi etiologi diatas dapat pula dikelompokkan berdasarkan

faktor etiologi eksterna maupun interna :

1. Faktor eksterna (dari luar jantung) : hipertensi renal,hipertiroid dan anemia

kronis / berat.

2. Faktor interna (dari dalam jantung) :


8

a) Disfungsi katup : Ventrikuler Septum Defek (VSD), Atria Septum

Defek (ASD), stenosis mitral dan isufisiensi mitral.

b) Disritmia : atrial fibrilasi dan heart block

c) Kerusakan miokard : kardiomiopati,miokarditis dan infark miokard.

d) Infeksi : endokarditis bacterial sub akut.

2.1.3 Patofisiologi

Fungsi jantung sebagai sebuah pompa di indikasikan oleh kemampuannya

untuk memenuhi suplai darah yang adekuat keseluruh bagian tubuh, baik dalam

keadaan istirahat maupun saat mengalami stres fisiologis. Mekanisme fisiologis

dasar jantung seperti stroke volume (isi sekuncup), cardiac out put (curah jntung),

heart rate (laju jantung), preload (beban awal) dan afterload (beban akhir) serta

kontrktilitas sangat berpengaruh dalam mekanisme terjadinya gagal jantung.

Stroke volume (SV) adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel

setiap kali kontraksi, Cardiac output (CO) adalah jumlah darah yang dipompakan

oleh ventrikel setiap menit. CO = denyut jantung/menit x SV.

Tiga faktor yang mempengaruhi stroke volume adalah :

1. Preload : menggambarkan tekana miokardium pada fase akhir diastolik

atau sesaat sebelum kontraksi ventrikel. Menurut hukum starling makin

besar isi jantung saat diastolik, semakin besar juga jumlah darah yang

dipompakan ke aorta.
9

2. Afterload : menggambarkan tekanan aortiktotal yang menahan ejeksi

ventrikel. Apabila tekanan sistemik arterial meningkat, maka kerja jantung

akan meningkat pula.

3. Kontraktilitas : merupakan kemampuan intrinsik serabut-serabut miokard

untuk menguncup. Peningkatan stroke volume menggambarkan

peningkatan kontraktilitas dan sebaliknya, penurunan sroke volume

menggambarkan penurunan kontraktilitas.

Bila terjadi gagal jantung, maka akan terjadi mekanisme kompensasi

tubuh/mekanisme respon primer terhadap gagal jantung antara lain :

1. Meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik : menurunnya volume

sekuncup pada gagal jantung akan membangkitkan respon simpatis

kompensatoris. Meningkatnya aktifitas adrenergik simpatis merangsang

pengeluaran katekolamin dan saraf saraf adrenergik jantung dan medulla

adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraksi akan meningkatkan curah

jantung pada keadaan gagal jantung baroreseptor diaktivasi sehingga

menyebabkan peningkatan aktivitas simpatis pada jantung, ginjal dan

pembuluh darah perifer. Angiotensin II dapat meningkatkan aktifitas

simpatis tersebut. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar nor adrenalin

sehingga terjadi vasokonstriksi, takikardi dan retensi garam dan air, dapat

juga menyebabkan nekrose sel otot jantung.

2. Meningkatnya beban awal akibat aktivasi neurohormon : meliputi Renin,

Angiotensin, Aldosteron (RAA) dapat menyebabkan retensi natrium dan

air oleh ginjal, meningkatkan volune ventrikel dan regangan serabut.


10

Peningkatan beban awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium

sesuai hukum starling.

3. Hipertropi Ventrikel/miokard : Suatu keadaan dengan atau tanpa dilatasi

ruang, tampak sebagai suatu penebalan pada dinding ventrikel. Hipertropi

meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel miokardium, bergantung pada

jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung.

4. Volume cairan berlebih (Overload volume) : Remodelling jantung terjadi

agar dapat menghasilkan volume sekuncup yang besar. Karena setiap

sarkomer mempunyai jarak pemendekan puncak yang terbatas, maka

peningkatan volume sekuncup dicapai dengan peningkatan jumlah

sarkomer yang akan menyebabkn peningkatan volume ventrkel. Pelebaran

ini membutuhkan ketegangan dinding yang lebih besar agar dapat

menimbulkan tekanan intraventrikel yang sama. Sebagai akibatnya terjadi

peningkatan ketebalan dinding ventrikel kiri.

Keempat respon mekanisme diatas adalah upaya untuk mempertahankan

curah jantung, mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah

jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini dan pada

keadaan istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah

jantung biasanya tampak pada saat beraktifitas. Dengan berlanjutnya gagal

jantung maka kompensasi akan menjadi semakin kurang efektif.


11

WOC Gagal Jantung (Congestive Heart Failure)

Gambar 2.2
WOC Gagal Jantung (Congestive Heart Failure)
12

WOC Gagal Jantung (Kanan/Kiri)

Gambar 2.3
WOC Gagal Jantung (Kanan/Kiri)
13

2.1.4 Klasifikasi gagal jantung kongestive

Gagal jantung diklasifikasikan berdasarkan beratnya keluhan dan kapasitas

latihan. Menurut New York Heart Association (NYHA) gagal jantung terbagi atas

4 kelas fungsional, antara lain :

1. Kelas I : Tidak ada batasan. Aktifitas fisik biasa tidak menyebabkan capek,

sesak nafas atau palpitasi.

2. Kelas II : Sedikit batasan pada aktifitas fisik, tidak ada gangguan pada saat

istirahat, tapi aktifitas fisik biasa menyebabkan capek, sesak nafas atu

palpitasi.

3. Kelas III : Terdapat batasan yang jelas pada aktifitas fisik, tidak ada

gangguan pada saat istirahat,tapi aktifitas fisik ringan menyebabkan capek,

sesak nafas atau palpitasi

4. Kelas IV : Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa menimbulkan

keluhan, gejala gagal jantung timbul meskipun dalam kedadaan istirahat

dengan keluhan yang semakin bertambah pada aktifitas fisik.

Pada gagl jantung kongestive ada 4 katagori utama yang diklasifikasikan, yaitu :

1. Backward dan forward Failure

Backward failure terjadi akibat ventrikel tidak mampu memompa volume

darah keluar, menyebabkan darah terakumulasi dan meningkatkan tekanan

dalam ventrikel, atrium dan sistem vena, baik untuk jantung sisi kanan

maupun jantung sisi kiri. Forward failure terjadi akibat ketidakmampuan

jantung mempertahankan curah jantung, yang kemudian menurunkan


14

perfusi jaringan. Karena jantung merupakan sistem tertutup maka

backward dan forward failure selalu berhubungan satu sama lain.

2. Low output dan High Output Syndrome

Low output syndrom terjadi bilamana jantung gagal sebagai pompa, yang

mengakibatkan gangguan sirkulasi perifer dan vasokonstriksi perifer. Bila

curah jantung tetap normal atau diatas normal namun kebutuhan metabolik

tubuh tidak mencukupi, maka High Output Syndrome terjadi. Hal ini

mungkin disebabkan oleh peningkatan kebutuhan metabolik, seperti

tampak pada hipertiroidisme, demam dan kehamilan atau mungkin dipicu

oleh keadaan hiperkinetik seperti fistula arteriovenous,beri-beri atau

penyakit pagesis.

3. Gagal jantung akut dan gagal jantung kronik

Gagl jantung akut yaitu sindroma dimana timbulnya tanda dan gejala yang

berlangsung cepat dan singkat (dalam jam atau hari) akibat disfungsi

jantung, utamanya kegagalan ventrikel kiri yang mungkin disebabkan oleh

infark miokard, disfungsi katup atau krisis hipertensi. Gagal jantung kronis

yaitu suatu sindroma klinis yang komplek yang disebabakan oleh

kelaianan struktur dan fungsional jantung sehingga terjadi gangguan ejeksi

dan pengisian.

4. Kegagalan ventrikel kanan dan kiri

Gagal ventrikel kanan disebabkan akibat adanya gagal jantung atau gagal

ventrikel kiri, gangguan katup trikuspidalis atau polmunal, peningkatan

kongestive atau bendungan vena sistemik dan edema perifer. Gagal


15

ventrikel kiri terjadi akibat disfungsi ventrikel kiri secara tipikal yang

disebabkan oleh penyakit hipertensi, Coronary arteri desease (CAD) dan

penyakit jantung katup sisi kiri (mitral dan aorta). Kongesti pulmonal dan

edema paru merupakan gejala segera.

Tabel 2.1. Efek Backward dan Forward Failure

Efek Backward Failure

Kegagalan Ventrikel Kiri Kegagalan Ventrikel Kanan


1. Peningkatan volume dan tekanan 1. Peningkatan volume dalam vena
alam ventrikel kiri dan atrium kiri sirkulasi.
(preload).
2. Edema Paru. 2. Peningkatan tekanan atrium kanan
(preload).
3. Hepatomegali dan splenomegali.
4. Edema perifer dependen.

Efek Forward Failure

Kegagalan Ventrikel Kiri Kegagalan Ventrikel Kanan


1. Penurunan curah jantung. 1. Peningkatan volume darah.
2. Penurunan perfusi jaringan 2. Penurunan volume darah ke paru.
3. Peningkatan sekresi hormone
rennin, aldosteron dan ADH.
4. Peningkatan retensi garam dan air.
5. Peningkatan volume cairan
ekstraseluler.
16

Tabel 2.2 Gagal Jantung Kiri dan Kanan

Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan


1. Volume dan tekanan ventrikel kiri 1. Volume vena sistemik meningkat.
serta atrium kiri meningkat. 2. Volume dalam organ/sel meningkat.
2. Volume vena pulmonal meningkat. 3. Hati membesar.
3. Edema paru. 4. Limpa membesar.
4. Curah jantung menurun sehingga 5. Dependen edema.
perfusi jaringan menurun. 6. Hormon retensi air dan Na+
5. Darah ke ginjal dan kelenjar meningkat sehingga reabsorbsi
menurun. meningkat.
6. Volume darah ke paru menurun. 7. Volume cairan eksternal meningkat.
8. Volume darah total meningkat.

2.1.5 Manifestasi klinik dan tanda &gejala

Manifestasi klinik gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada

etiologinya, namun demikian dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Ortopnue yaitu sesak saat berbaring

2. Dyspneu on Effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas

3. Paroxysmal Noctural Dyspneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada

malam hari disertai batuk

4. Berdebar – debar

5. Lekas capek

6. Batuk – batuk

Tanda dan gejala gagal jantung berdasarkan gagal jantung kanan / kiri :

a. Tanda dan gejala gagal jantung kanan :

1. Edema tungkai / tumit


17

2. JVP meningkat

3. Pulsasi vena jugularis

4. Bendungan vena jugularis / JVP meningkat

5. Distensi abdomen, mual dan tidak nafsu makan

6. Ascites

7. Berat badan meningkat

8. Hepatomegalu (lunak dan nyeri tekan)

9. Splenomegali

10. Insomnia

b. Tanda dan gejala gagal jantung kiri :

1. Letargi dan diaforesis

2. Dyspnea / Ortopnea / Paroxysmal Noctural Dyspnea

3. Palpitasi (berdebar – debar)

4. Pernafasan cheyne-stoke

5. Batuk (hemaptoe)

6. Ronchi basah bagian basal paru

7. Terdengar suara jantung 3 dan suara jantung 4 (irama gallop)

8. Oliguria atau Anuria

9. Pulsus alternalis

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pada gagal jantung kongestive antara lain :


18

1) Radiografi Thoraks

Pada foto thorak seringkali menunjukkan kardiomegali (rasio

kardiotorasik/CTR > 50 %) terutama bila gagal jantung sudah kronis,

ukuran jantung yang normal tidak menyingkirkan diagnosis dan bisa

didapatkan pada gagal jantung kiri akut, seperti yang terjadi pada infark

miokard, regurgitasi katup akut atau defek septum ventrikel (VSD) pasca

infark. Kardiomegali dapat disebabkan oleh dilatasi ventrikel kiri atau

kanan atau kadang oleh efusi perikard,derajat kardiomegali tidak

berhubungan dengan fungsi ventrikel kiri.

2) Elektrokardiografi

Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada sebagian

besar pasien (80 – 90 %), abnormal terjadi pada gelombang Q, perubahan

ST – T , hipertropi LV, gangguan konduksi, aritmia.

3) Ekokardiografi

Harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan gagal jantung.

Dimensi ruang jantung, fungsi ventrikel (diastolik dan sistolik),

abnormalitas gerakan dinding dapat dinilai dan penyakit jantung katup

dapat disingkirkan, regurgitasi mitral sering kali disebabkan pembesaran

ventrikel kiri yang menyebabkan dilatasi anulus mitral. Ekokardiografi

menggambarkan ruang-ruang jantung dan katup jantung.

4) Tes darah

Di rekomendasikan untuk menyingkirkan anemia dan menilai fungsi ginjal

sebelum terapi dimulai. Disfungsi tiroid (baik hipo maupun


19

hipertiroidisme) dapat menyebabkan gagal jantung sehingga pemeriksaan

fungsi tiroid harus segera dilakukan.

5) Kateterisasi jantung

Harus dilakukan pada dugaan penyakit jantung koroner, pada kasus

kardiomiopati atau miokarditis. Bila kateterisasi jantung diindikasikan

biasanya dilakukan ventrikulografi kontras dan juga memberikan

pengukuran fungsi ventrikel kiri. Kateterisasi jantung juga berfungsi untuk

mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung & paru dan mengetahui

saturasi O2 di ruang-ruang jantung

6) Tes latihan fisik

Seringkali dilakukan untuk menilai adanya iskemia miokard dan pada

beberapa kasus yang mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks).

Ini adalah kadar dimana konsumsi oksigen lebih lanjut tidak akan

meningkat meskipun terdapat peningkatan latihan lebih lanjut, VO2 maks

merepresentasikan batas toleransi latihan fisik dan sering menurun pada

gagal jantung.

2.1.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada gagal jantung yang dilakukan antara lain :

a) Pada gagal jantung kelas I : Non farmakologik, memperbaiki gaya hidup

b) Pada gagal jantung kelas II dan III : diberikan obat obat diuretik, digitalis,

ACE inhibitor, vasodilator (kombinasi diuretik dan digitalis cukup

memadai).
20

c) Pada gagal jantung kelas IV : kombinasi diuretik, digitalis, ACE inhibitor

seumur hidup

d) Atasi faktor pencetus : aritmia, infeksi , anemia dll.

e) Terapi non farmakologik : Diet rendah garam, batasi cairan, mengurangi

berat badan, menghindari alkohol, manajemen stres dan aktivitas fisik.

f) Pemberian obat – obatan lain : aspirin, antikoagulan, antagonis beta

adrenoreseptor dan agonis reseptor dopamin.

2.2 Masalah Keperawatan Gangguan pertukaran gas

2.2.1 Definisi

Gangguan pertukaran gas adalah suatu keadaan dimana kelebihan atau

kekurangan dalam kebutuhan oksigenasi dan eliminasi karbondioksida pada

membran alveolar kapiler ( Heardman,2012 )

Gangguan pertukaran gas juga berarti suatu kondisi individu mengalami

penurunan aliran gas yang termasuk di dalamnya adalah oksigen dan

karbondioksida antara alveoli paru-paru dan sistem vaskuler di dalam tubuh

( Lynda Juall Carpenito-Moyet 2013 ).

Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigen dan

pembuangan karbondioksida pada membran alveolus kapiler. Pertukaran gas juga

dapat mengalami masalah salah satunya disebut dengan gangguan pertukaran gas

yang dimana kelebihan dan kekurangan oksigenasi atau eleminasi karbondioksida

pada membran alveolus (SDKI DPP PPNI,2016).


21

2.2.2 Etiologi / penyebab

Penyebab terjadinya gangguan pertukaran gas antara lain :

a. Ketidakseimbangan ventilasi paru

b. Perubahan membran alveolus kapiler

2.2.3 Patofisiologi

Rendahnya masukan O2 ke paru-paru terutama pada alveolus

menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang

disebut dengan hiperventilasi,yang akan menyebabkan terjadi alkalosis

respiratorik dan penurunan CO2 dalam kapiler (hipoventilasi) yang akan

menyebabkan terjadi asidosis respiratorik. Hal ini dapat menyebabkan paru-paru

tidak dapat memenuhi fungsi primernya dalam pertukaran gas yaitu membuang

karbondioksida sehingga menyebabkan konsentrasi O2 dalam alveolus menurun

dan terjadilah gangguan diffusi dan akan berlanjut menjadi gangguan perfusi

dimana oksigenasi ke jaringan tidak memadai sehingga akan terjadi hipoksemia

dan hipoksia yang akan menimbulkan berbagai manifetasi klinis (Setyono,2014).

2.2.4 Manifestasi klinis dan kriteria mayor dan minor

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) gejala dan tanda pada masalah

gangguan pertukaran gas antara lain :

a. PCO2 meningkat/menurun

b. PO2 menurun

c. Takikardia
22

d. PH arteri meningkat/menurun

Tanda dan gejala gangguan pertukaran gas juga dibedakan antara mayor dan

minor

1. Mayor

Gejala (subyektif) : Dispnea

Tanda (obyektif) : PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardi,

bunyi nafas tambahan, PH arteri meningkat/menurun.

2. Minor

Gejala (subyektif) : pusing, penglihatan kabur

Tanda (obyektif) : sianosis, diaphoresis, gelisah, nafas cuping hidung, pola

nafas abnormal (cepat/lambat, reguler/ireguler, dalam/dangkal), warna

kulit abnormal (pucat/kebiruan), penurunan kesadaran.

2.2.5 Faktor yang berhubungan

Faktor yang berhubungan dengan masalah gangguan pertukaran gas adalah :

1) Status Respirasi: Respirasi pengertian sebenarnya adalah Pertukaran Gas,

dimana oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme sel masuk ke dalam

tubuh dan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari

tubuh melalui paru. Pada keadaan normal, respirasi mengatur pemasukan

O2 dan pengeluaran CO2 dalam berbagai tingkatan metabolisme.

2) Fungsi jantung sebagai pompa : Jantung terletak didalam rongga

mediastinum dari rongga dada (toraks) diantara kedua paru. Fungsi

jantung sebagai pompa di indikasikan oleh kemampuannya untuk


23

memenuhi suplai darah yang adekuat ke seluruh bagian tubuh, baik dalam

keadaan istirahat maupun saat mengalami stres fisiologis.Pertukaran gas

akan terganggu bila jantung tidak mampu memompakan darahnya ke

seluruh tubuh sesuai dengan kebutuhan metabolisme.

3) Status Hemodinamik : Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran

terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik secara invasif

maupun non invasif. Pemantauan ini memberikan informasi mengenai

keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan

jantung untuk memompakan darahnya. Status hemodinamik yang baik

menunjukkan jantung memompa darah dengan baik dan pertukaran

oksigen dan karbondioksida dalam paru paru juga secara normal.

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi

dan komunikasi data tentang klien. Pengkajian mencakup dua langkah, yaitu

pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber data sekunder

(keluarga, tenaga kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa

keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar tentang kebutuhan

masalah kesehatan. Tahap pengkajian meliputi :

a. Data demografi : Data tentang identitas klien


24

b. Keluhan utama : Alasan yang paling menonjol pada klien gagal jantung

dengan masalah gangguan pertukaran gas yang datang ke rumah sakit adalah

sesak nafas/dispnea, pucat, takikardi, kelemahan fisik

c. Riwayat penyakit sekarang : Kondisi penyakit dan keluhan yang dirasakan

saat ini hingga klien dirawat di rumah sakit.

d. Riwayat penyakit dahulu : Penyakit apa saja yang diderita klien sebelumnya

terutama penyakit yang mendukung munculnya penyakit saat ini. Biasanya

pernah menderita nyeri dada, infark miokardium, iskemia miokardium,

hipertensi, DM dan hiperlidemia.

e. Riwayat penyakit keluarga : Mungkin ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama dengan klien, adakah anggota keluarga yang meninggal

pada usia produktif dan penyebab kematiannya, penyakit jantung iskemia pada

keturunannya.

f. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Dasar data pengkajian pasien gagal jantung kongestif dengan

gangguan pertukaran gas keadaan umum pasien biasanya kesadaran

komposmentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang

melibatkan perfusi, biasanya mengalami keletihan/kelelahan terus

menerus,dispnea saat istirahat atau pergerakan tenaga,nyeri dada

dengan aktifitas,gelisah dan tanda vital berubah pada waktu aktifitas.

Pasien juga didapati bengkak pada kaki dan abdomen, takikardi, kulit

pucat,punggung kuku sianotik, bunyi nafas krekels dan adanya ronchi.


25

2. Mata : Konjungtiva biasanya anemis, sklera biasanya tidak ikterik,

palpebra biasanya bengkak.

3. Hidung : Biasanya bernafas dengan cuping hidung serta hidung

sianosis

4. Mulut : Bibir biasanya terlihat pucat

5. Wajah : Biasanya terlihat lelah dan pucat

6. Leher : Biasanya terjadi pembengakakan pada vena jugularis (JVP)

7. Sistem pernafasan :

a. Dispnea saat beraktifitas atau tidur sambil duduk atau dengan

beberapa bantal

b. Batuk dengan atau tanpa sputum

c. Penggunaan bantuan pernafasan, misal oksigen atau medikasi

d. Pernafasan takipnea, nafas dangkal, penggunaan otot nafas

e. Sputum mungkin bercampur darah ( merah muda / berbuih )

f. Edema pulmonal

g. Bunyi nafas : Adanya krakels banner dan mengi.

8. Jantung :

a. Adanya jaringan parut pada dada

b. Bunyi jantung tambahan (ditemukan jika penyebab CHF/gagal

jantung kelainan katup)

c. Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan

adanya hipertropi jantung / kardiomegali

d. Adanya bunyi jantung S3 atau S4


26

e. Takikardia

9. Abdomen : Adanya hepatomegali, splenomegali dan adanya asites

10. Eliminasi : Adanya penurunan frekuensi kemih, urine berwarna gelap,

nokturia (berkemih pada malan hari), diare / konstipasi.

11. Ekstremitas : Terdapat edema dan CRT kembali > 2 detik, sianosis

perifer (Smeltzer & Bare,2013)

g. Pemeriksaan Dignostik

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien gagal jantung kongestive

(CHF ) diantaranya :

1) Elektrokardiografi (EKG)

Kelainan EKG yang ditemukan pada pasien gagal jantung kongestive /

CHF antara lain :

a. Sinus takikardia dan bradikardia

b. Atrial takikardia / fluter / fibrilasi

c. Aritmia ventrikel

d. Iskemia / infark

e. Gelombag Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan

segmen ST menunjukkan penyakit penyakit jantung iskemik

f. Hipertropi ventrikel kiri dan gelombang T terbalik menunjukkan

stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi

g. Blok atrioventrikuluer

h. Left bunddle branch blok (LBBB) kelainan segmen ST/T

menunjukkan disfungsi ventrikel kiri kronis


27

i. Deviasi aksis kekanan,right banddle branch blok dan hipertropi

kanan menunjukkan disfungsi ventrikel kanan

2) Ekokardiografi :

Gambaran yang paling sering ditemukan pada CHF atau gagal jantung

kongestive akibat penyakit jantung iskemik, kardiomiopati dilatasi dan

beberapa kelainan katup jantung yaitu dilatasi ventrikel kiri yang

disertai hipokinesis seluruh dinding ventrikel.

3) Rontgen Toraks :

Abnormalitas foto toraks yang ditemukan pada pasien gagal jantung

kongestive antara lain : kardiomegali,efusi pleura, hipertropi ventrikel,

edema intertisiel, infiltrat paru, kongesti vena paru (Perhimpunan

dokter spesialis kardiovaskuler Indonesia,2015)

h. Pemeriksaan Laboratorium : Tes laboratorium darah antara lain :

1) Enzim hepar : didapatkan mningkat

2) Elektrolit : mungkin berubah karena perpindahan cairan, penurunan

fungsi ginjal

3) Oksimetri nadi : kemungkinan saturasi oksigen rendah

4) AGD : adanya alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan

peningkatan PCO2 pada gagal jantung ventrikel kiri

5) Albumin : menurun akibat penurunan protein

Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang ditemukan pada pasien CHF:

1) Anemia (Hb<13gr/dl pada laki laki, <12gr/dl pada prempuan)

2) Peningakatan kreatinin serum (>150 u mol/L)


28

3) Hiponatremia (< 135 mmol/L), atau Hipernatremia (>150 mmol/L)

4) Hipokalemia (< 3,5 mmol/L) atau Hiperkalemia (< 5,5 mmol/L)

5) Hiperglikemia (> 200 mg/dl), Hiperuresemia (> 500 u mmol/L)

6) Kadar albumin tinggi (> 45 g/L)atau rendah (< 30 g/L)

( Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskuler Indonesia,2015 )

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawata pada pasien denga gagal jantung kongestive (CHF) antara

lain :

a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan membran

alveolus-kapiler ( D.0003 )

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan irama jantung

(D.0008 )

c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen. ( D.0056 )

2.3.3.Perncanaan Keperawatan

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-

kapiler

Tujuan : Oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida pada membran alveolus-

kapiler dalam batas normal

Kriteria hasil : Dispnea menurun, bunyi nafas tambahan dan nafas cuping hidung

menurun, PCO2 dan PO2 membaik, takikardia membaik. ( L.01003)


29

Intervensi :

A. Pemantauan Respirasi ( I.01014 )

Observasi :

1) Monitor frekuensi,irama,kedalaman dan upaya nafas

2) Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kusmaul,

chyen stokes, biot )

3) Monitor kemampuan batuk efektif

4) Monitor adanya produksi sputum

5) Monitor adanya sumbatan jalan anfas

6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

7) Auskultasu bunyi nafas

8) Monitor saturasi oksigen dan nilai AGD

9) Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik :

1) Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

2) Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi :

1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

B. Terapi Oksigen ( I.01026 )

Observasi :

1) Monitor kecepatan aliran oksigen

2) Monitor posisi alat terapi oksigen


30

3) Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan

cukup

4) Monitor efektifitas terapi oksigen (mis, oksimetri, analisa gas darah)

5) Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan

6) Monitor tanda-tanda hipoventilasi

7) Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis

8) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen

9) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Terapeutik :

1) Bersihkan sekret pada mulut,hidung dan trakea, jika perlu

2) Pertahankan kepatenan jalan nafas

3) Berikan oksigen tambahan, jika perlu

4) Tetap berikan oksigen saat pasien di transportasi

5) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilisasi pasien

Edukasi :

1) Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah

Kolaborasi :

1) Kolaborasi penentuan dosis oksigen

2) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifitas dan/atau tidur.

2.3.4.Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan Keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan perawat

untuk membantu pasien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan

yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan, pelaksanaan atau implementasi


31

keperawtan merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai

setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry,2010)

Pada proses keperawatan,implementasi keperawatan adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang menggambarkan

kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat

kepada kebutuhan pasien dan faktor faktor lain yang mempegaruhi kebutuhan

keperawatan.

2.3.5.Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan

yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan harus

diakhiri atau dilanjutkan atau di ubah.

Evaluasi merupakan langkah akhir dari peoses keperawatan dengan cara

melakukan idntifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau

tidak. Pada tahap evaluasi terdiri dari dua kegiatan yaitu Evaluasi Formatif

(proses) yang merupakan aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas

pelayanan asuhan keperawatan dan Evaluasi Sumatif (evaluasi hasil) yang

merupakan perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan

kperawatan, evaluasi sumatif juga merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan

analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan

pada tahap perencanaan.


32

Menurut Setiadi (2012) dalam buku konsep & penulisan Asuhan

keperawatan, tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana

tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan

cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan

lainnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan asuhan

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaa dan evaluasi pada klien gagal jantung kongestive dengan masalah

gangguan pertukaran gas di Instalasi ppjt Rsud Dr Soetomo Surabaya.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu

(pasien) dengan kasus gagal jantung kongestive yang mengalami gangguan

pertukaran gas berjumlah lima (5) pasien, yang akan diteliti secara rinci dan

mendalam. Adapun kriteria dari subyek yang diteliti adalah :

1. Pasien dewasa dengan kasus CHF ynag mengalami gangguan

pertukaran gas

2. Pasien berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang bersedia

menjadi subyek penelitian

3. Pasien dewasa dengan rentang usia 40 – 70 tahun

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dalam studi kasus ini adalah Gangguan pertukaran gas pada pasien

gagal jantung kongestive. Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan dan

kekurangan oksigen dan pembuangan karbondioksida pada membran alveolus

kapiler, bila masalah ini terjadi dan oksigenasi ke jaringan tidak memadai akan
34

terjadi hipoksemia dan hipoksia sehingga akan menimbulkan berbagai

manifestasi klinis.

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Variabel Suatu keadaan -Tidak ada sesak -jam tangan ordinal
independen dimana kelebihan nafas (dispnea) -wawancara
: atau kekurangan -Heart rate -
Gangguan dalam kebutuhan normal/tidak ada Pemeriksaa
pertukaran oksigen dan takikardi n fisik
gas eleminasi -Tidak ada bunyi
karbondioksida nafas tambahan
pada membran -Tidak gelisah,
alveolar kapiler atau tidak sianosis
bisa juga berarti -Tidak ada nafas
suatu kondisi cuping hidung
individu mengalami -Respirasi rate 12
penurunan aliran – 20x/menit
gas yang termasuk
didalamnya adalah
adalah oksigen
dankarbondioksida
antara alveoli paru-
paru dan sistem
vaskuler dalam
tubuh

3.5 Tehnik dan Instrumen pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

wawancara, pemeriksaan fisik dan data dari studi dokumentasi serta metode

lain sesuai kebutuhan klien yang menjadi subyek penelitian. Alat atau

instrumen pengumpulan data menggunakan alat seperti tensi meter, oxymeter,

jam tangan dan alat ekg untuk mendapatkan data klien serta data yang ada pada

format asuhan keperawatan yang ada di ruang tempat klien dirawat dan

menggunakan buku SDKI, SLKI dan SIKI.


35

3.6 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap Instalasi Pusat Pelayanan Jantung

Terpadu RSUD dr Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan pada bulan

Desember 2020 dan setiap pasien dilakukan observasi selama 3 x 24 jam

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan penyusunan usulan penelitian dengan

menggunakan metode studi kasus, setelah disetujui oleh pembimbing

penelitian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data. Data penelitian

berupa hasil , wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap pasien yang

dijadikan subyek penelitian.

3.8 Penyajian dan Analisa Data

Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi dari kelima kasus yang diambil,data

dikelompokkan masing masing dari subyek atau klien yang diambil, kemudian

dilakukan analisis secara deskriptif terhadap kesenjangan data seluruh pasien

pada tiap tahap proses keperawatan (pengkajian sampai dengan evaluasi)

3.9 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian mengajukan permohonan ijin ke RSUD dr

Soetomo khususnya ke Instalasi Pusat Pelayanan Jantung Terpadu lantai 3 unit

rawat inap. Untuk mendapatkan ijin dan persetujuan sebelum mengkaji data

pada responden atau klien yang akan dijadikan subyek penelitian, haruslah

menekankan masalah etik yang meliputi :

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed concent)


36

Informed concent diberikan kepada klien / keluarga yang diteliti dengan

tujuan supaya klien mengetahui maksud dan tujuan dari pengumpulan

data, jika klien / keluarga bersedia menjadi subyek penelitian maka harus

menandatangani lembar persetujuan terbebut, jika tidak bersedia maka

peneliti harus menghormti hak-hak klien / keluarga.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Digunakan untuk menjaga kerahasiaan identitas klien / keluarga, peneliti

tidak akan mencantumkan nama klien / keluarga pada lembar

pengumpulan data yang diisi. Lembar ini akan diberi kode tertentu oleh

peneliti.

3. Kerahasiaan

Setiap informasi identitas yang dicantumkan akan dijaga kerahasiaannya

oleh peneliti dan hanya disajikan pada pihak tertentu yang berhubungan

dengan penelitian.
BAB IV

TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil anamnesa gangguan pertukarangas klien gagal jantung kongestive
di Instalasi PPJT lantai 3 RSUD Dr Soetomo
Identitas Klien Klien Klien Klien Klien
Klien 1 2 3 4 5
1/12/2020 3/12/2020 8/12/2020 12/12.2020 17/12/2020
Identitas Tn.K,68th,Is Tn.S,59 Ny.I,islam,40 Tn Tn.A,53th,isla
Klien lam,tamat th,islam,smp,s th,sma,swasta, M,52th,islam,s m,sma,swasta,
(nama,u SD,tidak wasta,menikah menikah, ma,swasta,meni menikah,
mur,aga bekerja,meni , Diagnosa kah, Diagnosa
ma,pendi kah, Diagnosa medik : Diagnosa medik medik : AF
dikan,pe Diagnosa medik :MR DCM+post : CAD – moderat+heart
kerjaan,s medik : berat+gagl ALO+HHF TVD+ICM+Hea h Faiure
taus) HHD+Cong jantung klas FC IV+HT stg rth failure
Diagnoas estive herat III,Effusi I+ACKD.Acid
medik failure pleura (d) osis metabolik
Riyawat - Kaki - Sesak nafas - Batuk dan - Sesak nafas 2 - Sesak nafas
penyakit, bengkak dan 3hr smrs dan sesak nafas mgg memberat dan sering
keluhan sesak memberat saat tidur sejak 3 hari smrs berdebar,
utama, nafas,teruta sejak sehari dini hari lalu disertai batuk sesak
RPS, ma saat smrs,kedua dibawa ke poli sedikit memberat 2
RPD, aktifitas kaki bengkak ppjt, berdahak,nyeri hari smrs,
RPK, berat dan dan perut dilakukakan dada kiri bila sesak terutama
hawa dingin membesar echokardiogra aktifitas berat saat aktifitas
- Punya sejak 2 mgg fi sesak - Riwayat berat dan jalan
riwayat yll memberat lalu merokok,HT agak jauh
HT,DM 25 - Punya dibawa ke dan penyakit Riwayat
th,gagal riwayat Res, kaki jantung koroner merokok, sakit
ginjal tanpa penyakit bengkak sudah sejak th 2017 jantung dan
HD dan jantung dan sebulan, rutin kontrol berobat rutin
riwayat kontrol di poli riwayat sesak setiap bulan -Keluarga
merokok tiap bulan nafas dan - Keluarga tidak tidak ada yang
- Keluarga - Keluarga dirawat 2 ada yang sakit sakit jantung
tidak ada tidak ada yang bulan yll seperti klien
yang sakit seperti - Riwayat
menderita klien punya HT 3
sakit jantung tahun yll dan
tidak rutin
kontrol
- Keluarga
kakek punya
sakit jantung
Data - Klien - Klien - Klien tampak - Klien - Klien
Psiko- mengatakan mengatakan lemah saat mengatakan mengatakan
sosial- ingin segera ingin cepat ditanya ingin segera agar segera
spiritual sembuh dan sembuh dan sakitnya hanya sembuh dan diberi
38

Identitas Klien Klien Klien Klien Klien


Klien 1 2 3 4 5
1/12/2020 3/12/2020 8/12/2020 12/12.2020 17/12/2020
cepat pulang bisa bisa segera bisa di kesembuhan
ke rumah beraktifitas mengangguk operasi dan rawat
- Klien kembali - Klien - Klien jalan saja
kooperatif - Hubungan kooperatif koopertif - Hubungan
dengan dengan dengan dengan petugas dengan
petugas keluarga dan petugas Hubungan keluaraga dan
- Klien petugas baik - Keluarga dengan keluarga petugas baik
selalu - Klien rutin mengharap dan klien - Selalu
memohon beribadah klien segera sebelahnya baik memohon
segera diberi walau sakit sembuh dan - Rutin untuk
kesembuhan dan memohon pulang beribadah walau diberikan
segera diberi kerumah di rumah sakit kesembuhan
kesembuhan dan selalu
berdoa agar
segera diberi
kesembuhan
oleh Allah

Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan fisik gangguan pertukaran gas pada klien gagal jantung
kongestive di Instalasi PPJT lantai 3 RSUD Dr Soetomo

Observasi Klien 1 Klien 2 Klien 3 Klien 4 Klien 5


Suhu, S :36,7C S :36,8C S : 36,8 C S :36,7 C S :36,5 C
Nadi, TD, N :100x/mnt N : 75x/mnt N : 83x/mnt N : 68x/mnt N :88x/mnt
RR, T : 164/82 T : 100/72 T : 156/86 T : 110/73 T : 132/74
GCS,Satur mmHg mmHg mmHg mmHg on mmHg
asi RR :28x/mnt, RR :32x/mnt RR : 32x/mnt, dopamin 3 RR :
O2,pemak GCS : 456 GCS :456 GCS 456 mcg/kgBB/mn 28x/mnt
aian SPO2 98 % on SPO2 : 99% SPO2: 98% on t GCS 456
oksigen O2 : 3 lpm on O2 nrm : 6 O2 6 lpm RR : 28x/mnt, SPO2 : 98%
lpm GCS: 456 0n O2 : 3
SPO2 : 99% lmp
on O2 3 lpm
Pemeriksa - Klien sesak - Klien sesak - Klien sesak - Klien sesak - Klien sesak
an fisik: nafas nafas nafas nafas dan nafas dan
Riview Of -Suara nafas -Suara nafas - Suara nafas batuk berdebar
Sistem vesikuler vesikuler vesikuler -Suara nafas - Suara nafas
(ROS) - Bengkak bilateral bilateral, vesikuler vesikuler
kaki ka/ki - Ronchi basah - Ronchi di bilateral bilateral
-Tidak ada di 1/3 basal 1/3 basal paru - Tidak ada - Tidak ada
whezing paru bilateral bilateral ronchi dan ronchi dan
- Tidak ada - Tidak ada Tanpa whezing whezing
ronchi wezing whezing - Tidak ada - Suara
-Suara jantung -Suara jantung - Suara anemia dan jantung S1
S1 S2 tunggal S1 S2 tunggal jantung S S2 icterus S2 tunggal
CRT<2det - Ada mur mur tunggal - Tidak ada - Tidak ada
- Akral hangat sistolik grade - Suara mur gangguan mur mur
kering merah III-IV di apex mur sistolik gr eleminasi - Ada ekstra
- Eleminasi menjalar ke III-IV di apex - Tidak ada sistol
tidak ada axilla, menjalar ke mual dan - Tidak ada
kelaian - Ada ekstra axilla munta icterus dan
- Tidak ada sistol - Tidak ada - Suara anemia
39

Observasi Klien 1 Klien 2 Klien 3 Klien 4 Klien 5


mual muntah - Akral hangat suara gallop jantung S1 S2 - Tidak ada
-Kaki ka/ki kering merah dan ekstra tunggal gangguan
bengkak - Eleminasi sistol - Tidak aga eleminasi
- Mengeluh tidak ada - Akral hangat mur mur dan - Tidak ada
cepet capek kelainan kering merah gallop,tidak mual dan
- Tidak mual - Tidak ada ada ekstra muntah
muntah keluhan di sistol - Akral
- Kedua kaki eleminasi - Nyeri dada hangat
bengkak Tidak ada kiri kering merah
mual muntah - Akral hangat
- Pitting kering merah
edema kedua
kaki

Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan diagnostik gangguan pertukaran gas klie gagal jantung
kongestive di Instalasi PPJT lantai 3 RSUD Dr Soetomo

Pemeriksa Klien 1 Klien 2 Klien 3 Klien 4 Klien 5


an
Laborat Natiuum:1 Natrium:142 Natrium:144 Natrium:141 Natrium : 139
(Natium,ka 40 Kalium:3,7 Kalium :5,1 Kalium: 4,7 Kalium :4,0
lium,bun,s Kalium:3,8 Bun :38 Bun: 41 Bun:13 Bun:32
kreatin,HB Bun: 36 SC:1,6 SC: 4,3 SC: 0,9 SC:0,9
,albumin,B SC:1,1 HB:10,3 HB:10,1 HB: 16,1- HB:13,4
GA) HB; 10,1 Albumin : 2,8 Albumin : Albumin : Albumin : 3,2
Albumin : BGA : 2,62 3,03 BGA : PH:7,46
3,4 PH:7,42, BGA : BGA : PCO2:34
BGA : PCO2:24, PH:7,33, PH: 7,48, PO2:159
PH:7,43, PO2:217, PCO2:34, PCO2:36 BE:-3,4
PCO2:38, BE:1,7- PO2:163, PO2:141, SO2:99%
PO2:149, SO2:100% BE:-8, BE:3,3
BE: 2,6, SO2:99% SO2:99%
SO2:100%
X ray Didapatka Didapatkan Didapatkan Didapatkan Didapatkan
n cardiomegali, gambaran Cardiomegali cardiomegali
Cardiomeg asites, efusi polmunary
ali, pleura (d) oedem, efusi
kongestive perikard
polmunal
EKG Irama Irama sinus Irama sinus Irama sinus Irama sinus
sinus 75x/mnt,axis 83x/mnt, axis disertai AV dengan fibrilasi
77x/mnt,ad frontal normal, frontal dan blok gr I atrial
aya adanya PVC horizontal dengan
gambaran normal, T multiple PVC
LVH inverted V1 –
V3
40

Terapi yang diberikan

Klien No. 1 ( Tn. K ) :

1) Oksigen 3 lpm

2) Infus Nacl 0,9% 500 ml/24 jam

3) Inj furosemid 20 mg/ 12 jam intra vena

4) Spironolactone 25 mg per oral 1 – 0 – 0

5) Bisoprolol 2,5 mg per oral 0 – 1 – 0

6) Irbesartan 300 mg per oral 1 -0 – 0

7) Vip albumin 1 tab / 8 jam per oral

8) Monitoring tanda-tanda vital, saturasi oksigen

Klien No. 2 ( Tn. S ) :

1) Oksigen 6 lpm

2) Infus Nacl 0,9% 500 ml / 24 jam

3) Pump furosemide 5 mg / jam

4) Pump NE 50 nano/kgbb/mnt ( sesuai hemodinamik )

5) Injeksi ampicillin 3 gram per 6 jam IV

6) Injeksi gentamicin 100 mg per 12 jam IV

7) Spironolactone 25 mg per 24 jam per oral (pagi)

8) Ramipril 5 mg per 24 jam per oral (sore)

9) Vip albumin 2 tablet per 12 jam per oral

10) Monitoring tanda-tanda vital, saturasi oksigen, intake output


41

Klien No. 3 ( Ny. I ) :

1) Oksigen 6 lpm

2) Infus Naci 0,9% 500 ml / 24 jam

3) Pump furosemie 2,5 mg / jam

4) Pump NE 25 nano / kgbb/mnt tapp off –standby

5) Ampicillin 3 gram per 6jam IV

6) Gentamici 100 mg per 12 jam IV

7) Spironolactone 25 mg tiap 24 jam per oral ( pagi )

8) Ramipril 2,5 mg per 24 jam per oral ( sore )

9) Mg so4 1 gram bolus pelan

10) Vip albumin 2 tablet tiap 8 jam per oral

11) Monitoring tanda vital, saturasi oksigen, itake output

Kien No. 4 ( Tn. M ) :

1) Oksigen 3 lpm

2) Infus Nacl 0,9% 500ml/24 jam,total cairan 1200/24 jam

3) Pump dopamin 3 mcg/kgbb/mnt

4) Injeksi furusemide 20 mg per 8 jam IV

5) Spironolactone 25 mg per 25 jam per oral (pagi)

6) Ramipril 2,5 mg per 24 jam per oral (sore), jika TDS > 100 mmHg

7) Concor 2,5 mg per 24 jam pr oral –tunda

8) ASA 100 mg per 24 jam per oral (pagi)

9) Vip albumin 1 tablet per 8 jam per oral


42

10) Syrup laxadyn 1 cendok per 8 jam per oral

11) Monitoring tanda vital, intake out put

Klien No. 5 ( Tn. A ) :

1) ksigen 3 lpm

2) Infus Nacl 0,9% 500 ml /24 jam

3) Injeksi furosemide 20 mg per 12 jam IV

4) Digoxin 1 mg IV pelan tiap 8 jam

5) Spironolactone 25 mg per 24 jam oral

6) Ramipril 2,5 mg per 24 jam per oral

7) Concor 2,5 mg per 24 jam oral

8) Monitoring tanda-tanda vital, intake out put

Dari data diatas menunjukkan bahwa semua klien mengalami gangguan

pertukaran gas dengan tanda dan gejalanya sesak nafas, klien no 1, 2 dan 3 ada

bengkak kedua kaki, klien no 3 dan 4 disertai batuk, klien no 5 disertai dada

berdebar, klien no 4 juga disertai nyeri dada, gejala yang timbul pada klien dengan

gagal jantung kongestive yang muncul juga tergantung penyakit dasarnya

4.2 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.4 Diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas klien gagal jantung
kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr Soetomo Surabaya
Data Problem (masalah) Etiologi (penyebab + tanda &
gejala)
Klien 1 Gangguan pertukaran Ketidak seimbangan ventilasi -
Data subyektif : Klien gas perfusi
mengatakan sesak nafas terutama ( D.0003 )
saat aktifitas berat dan hawa
dingin
Data Obyektif :
43

Data Problem (masalah) Etiologi (penyebab + tanda &


gejala)
- Tensi :164/82 mmHg
- Nadi : 100 x/mnt
- RR : 28 x/mnt
- Oedem kaki +/+
- Terpasang O2 3Lpm
- Saturasi 98% on O2
- HB : 10,1 gr%
- BGA :PH : 7,43 PCO2 : 38 BE :
2,6
Klien 2 Gangguan pertukaran Ketidak seimbagann ventilasi -
Data subyektif : klien mengatakan gas perfusi
sesak nafas 3 hari SMRS ( D.0003 )
memberat sehari sebelum
mrs,kedua kaki bengkak dan perut
membesar
Data Obyektif :
- Tensi : 100/72 mmHg
- Nadi : 75 x/mnt
- RR : 32 x/mnt
- Oedema kaki +/+
- Terpasang O2 : 6 Lpm
- Saturasi 99 on O2
- Terdapat mur-mur
- HB : 10,3 gr%
- BGA : PH : 7,42, PCO2 : 24,
BE : 1,7
Klien 3 Gangguan pertukaran Perubahan membran alveolus-
Data Subyektif : Klien gas kapiler
mengatakan batuk dan sesak nafas ( D.0003 )
saat tidur dan kaki bengkak sudah
sebulan
Data Obyektif :
- Tensi : 156/86 mmHg
- Nadi : 83 x/mnt
- RR : 32 x/mnt
- Oedema kaki +/+
- Terpasang O2 6 Lpm
- Saturasi O2 98% 0n O2
- Terdapat mur-mur,ronchi
- HB : 10,1 gr%
- BGA : PH : 7,33, PCO2 : 34,
BE : -8
Klien 4 Gangguan pertukaran Ketidakseimbangan ventilasi -
Data Subyektif : klien gas perfusi
mengatakan sesak nafas 2 minggu ( D.0003 )
memberat 3 hari smrs disertai
batuk sedikit berdahak dan nyeri
dada kiri bila aktifitas berat
Data Obyektif :
-Tensi : 110/73 mmHg on
dopamin 3 mcg/kgBB/mnt
- Nadi : 68 x/mnt
- RR : 28 x/mnt
44

Data Problem (masalah) Etiologi (penyebab + tanda &


gejala)
- Terpasang O2 : 3 Lpm
- Saturasi : 99% on O2
- HB : 16,1 gr%
- BGA : PH : 7,48, PCO2 : 36,
BE : 3,3
Klien 5 Gangguan pertukaran Ketidakseimbangan ventilasi -
Data Subyektif : klien megatakan gas perfusi
sesak nafas dan berdebar,sesak ( D.0003 )
saat aktifitas berat dan memberat
2 hari smrs
Data Obyektif :
- Tensi : 132/74 mmHg
- Nadi : 88 x/mnt
- RR : 28 x/mnt
- Terpasang O2 : 3 Lpm
- Saturasi : 98 on O2
- BGA : PH : 7,46, PCO2 : 34,
BE : -3,4

4.3 Perencanaan

Tabel 4.5 Perencanaan gangguan pertukaran gas pada klien gagal jantung
kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr Soetomo Surabaya
DX Keperawatan Kriteria hasil Perencanaan
Klien 1 Tujuan : Setelah 1. Pemantauan respirasi
Gangguan pertukaran gas bd dilakukan asuhan (I.01014)
ketidakseimbangan ventilasi - keperawatan selama 3 Observasi :
perfusi dd klien megatakan sesak x 24 jam oksigenasi - Monitor frekuensi, irama,
nafas, PH:7,43, PCO2:38, BE:2,6, dan/atau eleminasi kedalaman ,upaya nafas dan
terpasang O2:3 Lpm karbondioksida pada pola nafas
( D.0003 ) membran alveolus - Auskultasi bunyi nafas
-kapiler dalam batas - Monitor saturasi oksigen, nilai
normal. AGD dan hasil x-ray thorax
( L.01003 ) dengan
kriteria hasil : Terapeutik :
- Dispnea menurun - Atur interval pemantauan
- PCO2 PO2 dan PH respirasi sesuai kondisi klien
arteri membaik - Lakukan dokumentasi hasil
pemantauan

Edukasi :
-Jelaskan tujuan danprosedur
pemantauan

2. Terapi oksigen (I.01026)


Observasi :
- Monitor kecepatan aliran
oksigen dan efektifitas terapi
oksigen
45

DX Keperawatan Kriteria hasil Perencanaan


Terapeutik :
- Pertahankan kepatenan jalan
nafas dan berikan oksigen
tambahan

Kolaborasi :
- Kolaborasi penentuan dosis
oksigen dan penggunaan
oksigen saat aktivitas / tidur
Klien 2 Tujuan : Setelah 1. Pemantauan respirasi
Gangguan pertukaran gas bd dilakukan asuhan ( I.01014 )
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan salama 3 Obsevasi :
perfusi dd klien mengatakan sesak x 24 jam oksigenasi - Monitor pola nafas
nafas yg memberat smrs disertai dan eleminasi -Monitor frekuensi, irama,
perut besar dan kaki bengkak, karbondioksida pada kedalaman dan upaya nafas
hasil PH:7,42, PCO2:24, BE:1,7, membran alveolus - Monitor saturasi oksigen, nilai
terpasang O2: 6 Lpm, terdapat kapiler dalam batas AGD dan hasil x-ray
suara mur- mur normal
( L.01003 ) Terapeutik :
Kriteria hasil : -Atur interval pemantauan
- Dispnea dan bunyi respirasi sesuai kondisi klien
nafas tambahan dan dokumentasikan hasil
menurun pemantauan
- PCO2, PO2 dan PH
arteri membaik Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
-Informasikaan hasil
pemantauan

2. Terapi oksigen ( I.01026 )


Observasi :
- Monitor aliran oksigen secara
periodik dan pastikan yang
diberikan cukup
-Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
- Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigenasi

Terapiutik :
- Berikan oksigen tambahan
- Kolaborasi penentuan dosis
oksigen dan penggunaan
oksigen saat aktifitas/tidur
Klien 3 Tujuan : Setelah 1.Pemantauan respirasi
Gangguan petukaran gas bd dilakukan asuhan ( I.01014 )
perubahan membran alveolus- keperawatan selama 3 -Monitor frekuensi, irama,
kapiler dd klien mengatakan sesak x 24 jam oksigenasi kedalaman dan upaya nafas
nafas, batuk saat tidur dan kedua dan eleminasi - Monitor pola nafas
kaki bengkak, terdapat mur-mur, karbondioksida pada -Monitor kemampuan batuk
ronchi ka/ki, terpasang O2 6 Lpm, membran alveolus efektif dan adanya produksi
ph:7,33, PCO2:36. PH: -8 kapiler dalam batas sputum
normal - Monitor adanya sumbatan
46

DX Keperawatan Kriteria hasil Perencanaan


( L.01003 ) jalan nafas
Kriteria hasil : - Palpasi keseimetrisan ekspansi
- Dispnea dan bunyi paru
nafas tambahan - Auskultasi bunyi nafas
menurun - Monitor saturasi oksigen, nilai
- Pola nafas membaik AGD dan hasil x-ray thorak
- PCO2, PH membaik -Dokumentasikan hasil
pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan dan informasikan
hasil pemantauan

2.Terapi oksigen ( I.01026 )


-Monitor kecepatan aliran
oksigen dan posisi alat oksigen
- Monitor aliran oksigen secara
periodik dan efektifitas terapi
oksigen
- Monitor tanda hipoventilasi
dan gejala toksikasi oksigen
-Pertahankan kepatenan jalan
nafas
- Siapkan dan atur pemberian
oksigen dan berikan oksigen
- Kolaborasi penentuan osis
oksigen dan penggunaan
oksigen
Klien 4 Tujuan : Setelah 1.Pemantaun respirasi
Gangguan pertukaran gas bd dilakukan asuhan (I.01014 )
Ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama 3 - Monitor pola nafas
perfusi dd klien mengatakan sesak x 24 jam oksigenasi - Monitor frekuensi dan irama
nafas, batuk berdahak dan nyeri dan eleminasi nafas
dada saat aktifitas, tensi 110/72 karbondioksida pada -Monitor kemampuan batuk
on dopamin, RR 28x/mnt, tersang membran alveolus efektif dan adanya produksi
O2:3Lpm, PH:7,48, PCO2:36, kapiler dalam batas sputum
BE:3.3 normal - Monitor kepatenan jalan nafas
( L.01003 ) - Auskultasi bunyi nafas
- Monitor saturasi oksigen, nilai
Kriteria hasil : AGD dan hasil x-ray thoraks
- Dispnea menurun -Atur pemantauan sesuai
- PCO2,PO2, dan PH kondisi klien
arteri membaik - Jelaskan tujuan dan prosedur
- Pola nafas membaik pemantauan

2.Terapi oksigen ( I.01026 )


-Monitor posisi alat terapi
oksigen dan aliran oksigen
secara periodik
-Monitor efektifitas terapi
oksigen
-Monitor tanda-tanda
hipoventtilasi dan tanda
toksikasi oksigen
- Pertahankan kepatenan jalan
47

DX Keperawatan Kriteria hasil Perencanaan


nafas
- Berikan kosigen tambahan
- Gunakan perangkat oksigen
sesuai degan mobilitas klien
- Kolaborasi penggunaan
oksigen dan penentuan dosis
oksigen
Klien 5 Tujuan : Setelah 1. Pemantauan respirasi
Gangguan pertukaran gas bd dilakukan asuhan ( I.01014 )
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama 3 -Monitor frekuensi, irama,
perfusi dd klien mengatakan sesak x 4 jam oksigenasi dan kedalaman dan upaya nafas
nafas dan dadanya sering eleminasi - Monitor pola nafas
berdebar, tensi:132/84, nadi karbondioksida pada - Palpasi kesimetrisan ekspansi
88x/mnt, RR 28x/mnt, terpasang membran alveolus paru
O2 3lpm, PH:7,46, PCO2:34, kapiler dalam batas - Auskultasi bunyi nafas
BE:-3,4 batas normal - Monitor saturasi oksigen,nilai
(L.01003 ) AGD dan hasil x-ray
-Dokumentasikan hasil
Kriteria hasil : pemantauan
- Dispnea menurun - Jelaskan tujuan dan prosedur
- Pola nafas membaik pemantauan serta informasikan
- PCO2, PO2 dan PH hasil pemantauan
arteri membaik
2.Terapi oksigen ( I.01026 )
- Monitor aliran oksigen secara
periodik
-Monitor efektifitas terapi
oksigen
-Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
-Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
-Pertahankan kepatenan jalan
nafas
-Berikan oksigen tambahan
-Kolaborasi penentuan dosis
oksigen dan penggunaan
oksigen saat aktifitas/tidur

Perencanaan keperawatan pada klien dengan gangguan pertukaran gas hampir

sama, ada beberapa yang berbeda sesuai dengan gejala yang ada dan disesuaikan

dengan panduan SDKI, SLKI dan SIKI.


48

4.4 Pelaksanaan

Tabel 4.6 Implementasi rencana tindakan gangguan pertukaran gas pada klien
gagal jantung kongestive di Instalasi PPJT RSUS Dr Soetomo Surabaya.
Pelaksanaan Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1 Tanggal 2/12/2020 Tanggal 3/12/2020 Tanggal 4/12/2020
11.00 : 11.00 : 11.00 :

- melakukan observasi - melakukan observasi - melakukan observasi


TTV TTV tanda vital (T:130/78,
(T:152/81,N:96x/mnt,R (T:138/80,N:92x/mnt,R N:84x/mnt,RR:20x/mnt)
R:28x/mnt) R:24x/mnt) - memberikan oksigen
- memberikan posisi - memberikan posisi jika perlu (O2 standby)
semifowler semi fowler - memonitor saturasi
- memberikan O2 3 - memberikan O2 3 O2 : 96%
lpm lmp - memberikan terapi
- melakukan monitor -memonitor saturasi sesuai program,
saturasi oksigen: 98% O2: 98% -medokumentasikan hasil
- mempertahankan - memonitor aliran pemantauan
jalan nafas tetap bebas oksigen secara periodik
- menjelaskan prosedur - memberika terapi
tindakan sesuai program
- mendokumentasikan - mendokumentasikan
hasil pemantauan hasil pemantauan.
- memberikan terapi
sesuai program
Klien 2 Tanggal 4/12/2020 Tanggal 5/12/2020 Tanggal 6/12/2020
11 00 : 11.00 : 11.00 :

- melakukan observasi - melakukan observasi - melakukan observasi


tanda vital TTV & intake output TTV & intake output
(T:100/70,N:75x/mnt,R (T:106/63,N:88x/mnt,R (T:110/70,N:80x/mnt,RR
R:22x/mnt,sat:99%) R:22x/mnt,sat:99%) :22x/mnt,sat:98%)
dan intake output - memberikan posisi - memberikan posisi
- memberikan posisi semifowler semifowler
semifowler - memberikan O2 3lpm - memberikan O2 3 lpm
- memberikan O2 6 - melakukan - melakukan monitoring
lpm monitoring ekg, lab ekg
- melakukan elektrolit - memberikan terapi
monitoring ekg - memberikan terapi (pump furosemide & NE
- memberikan terapi (pump diturunkan) sesuai
(pump furosemide & furosemide,pump NE, program
pump NE) sesuai drip kcl) sesuai - mendokumentasikan
program program hasil pemantauan.
-melakukan - mendokumentasikan
dokumentasi hasil hasil pemantauan
pemantauan
Klien 3 Tanggal 9/12/2020 Tanggal 10/12/2020 Tanggal 11/12/2020
11.00 : 11.00 : 11.00 :
- melakukan observasi - melakukan obsevasi
- melakukan observasi TTV TTV
TTV (T:140/96,N:82,RR:22 (T:141/92,N:84x/mnt,RR
(T:146/86,N:84x/mnt,R x/mnt,sat: 97%) :20x/mnt, sat:97%)
49

R:24x/mnt,sat: 96%) - memberikan posisi - memberikan O2 3 lpm


- memberikan posisi semifowler - memberikan posisi
semifowler - memberikan O2 3 semifowler
- memberikan O2 6lpm lpm - memberikan terapi
- memberikan terapi - memberikan terapi sesuai program (infus
( furo,pump sesuai program stop, minum max
NE,tkrprg,restriksi - mendokumentasikan 1000/24 jam, NE
cairan) hasil pemantauan standby)
- mendokumentasikan - mendokumentasikan
hasil pemantauan hasil pemantauan
Klien 4 Tanggal 13/12/2020 Tanggal 14/12/2020 Tanggal 15/12/2020
11.00 : 11.00 : 11.00 :

- melakukan observasi - melakukan observasi - melakukan observasi


TTV (T:118/78 on TTV (T:110/73 TTV (T:117/73 no
dopamin,N:76x/mnt,R dopamin dopamin,N:72x/mnt,RR:
R:24x/mnt,sat:99%) standby,N:68x/mnt,RR 20x/mnt,sat:97%)
- memberikan posisi :22x/mnt,sat :99%) - memberikan posisi
semifowler - memberikan posisi semifowler9 O2 standby)
- memberikan O2 3 semifowler - memonitoring ekg
lpm - memberikan O2 3 - memberikan terapi
- memberikan terapi lpm sesuai program (KSR
sesuai program - memberikan terapi stop)
- memonitor ekg & sesuai program - mendokumentasikan
elektrolit (koreksi kalium dengan hasil pemantauan.
- mendokumentasikan KSR)
hasil pemantauan - mendokumentasikan
hasil pemantauan
Klien 5 Tanggal 18/12/2020 Tanggal 19/12/2020 Tanggal 20/12/2020
11.00 : 11.00 : 11.00 :

- Melakukan observasi - melakukan observasi -melakukan observasi


TTV TTV TTV
(T130/86,N:84x/mnt,R (T:132/76,N:76x/mnt,R (T:128/75,N:80x/mnt,RR
R:24x/mnt,sat:98%) R:22x/mnt,sat: 97%) :20x/mnt,sat: 97%)
- memberikan posisi - memberikan posisi - memberikan posisi
nyaman nyaman dan O2 3lpm semifowler yang nyaman
- memberikan O2 3lpm - memberikan terapi - memberikan terapi
- memonitor ekg sesuai indikasi sesuai indikasi (oksigen
- memberikan terapi - mendokumentasikn standby)
sesuai indikasi hasil pemantauan - mendokumentasikn
- mendokumentasikn hasil pemantauan (besok
hasil pemantauan bila taa rencana krs)

Pelaksanaan pada masing –masing klien berbeda menyesuaikan dengan gejala

yang muncul dan disesuaikan dengan program pengobatan yang ada di ruangan.
50

4.5 Evaluasi

Tabel 4.7 Evaluasi asuhan keperawatan ganggaun pertukaran gas pada klien gagal
jantung kongestive di Instalasi PPJT RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3
Klien 1 S : mengatakan sesak S : mengatakan rasanya S : mengatakan lebih enak
berkurang sudah enakan dan sesak badannya, makan juga lebih
berkurang enak dan tidak sesak

O: O: O:
T:152/81,Nadi:96x/mnt T:138/89,N:92x/mnt,RR: Tensi130/79x/mnt,N:84x/mnt
,RR:28x/mnt,sat:98% 24x/mnt,sat:98%,O2 ,RR:20x/mnt,sat:96%
- Terpasang O2 3lpm masih 3 lpm - PH:7,44 PCO2:40 PO2:148
- Suara nafas vesikuler - Kondisi membaik - Klien lebih segar
- Tidak ada ronchi dan A : masalah teratasi - O2 standby
wezing sebagian A : masalah teratasi
A : masalah teratasi P: dilanjutkan P : dipertahankan
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
Klien 2 S : mengatakan badan S : mengatakan masih S : mengatakan lebih
masih lemes sesak dan lemes tapi sesak agak enakan, sesak berkurang
kembung berkurang

O: O: O:
T:100/70,N:75x/mnt,R T:106/63,N:88x/mnt,RR: T:110/70,N:80x/mnt,RR:22-
R:30-32x/mnt,sat:99% 24x/mnt,sat:99% 24x/mnt,sat:98%,O2 3lpm
- Terpasang O2 6lpm, - Terpasang O2 3lpm , PH:7,43 PCO2:36 PO2:215,
pump furusemid pump NE tetap 50 nano, Drip kcl stop, pump furo
5mg/jam,pump NE 50 pump furosemide turun stop ganti maintenen, pump
nano 2,5mg/jam, dapat terapi NE turun 25 nano/jam,
- Suara nafas vesikuler, tambahan rip kcl 50 ekstra sistol membaik,
ronchi di 1/3 basal paru meq/24jam, masih ada ronchi membaik
ka/ki ekstra sistol, ronchi A : masalah teratasi sebagian
- Tidak ada wezing,cek membaik ,tidak ada P : dilanjutkan
lab elektrolit.monitor wezing
intake output A : masalah tertasi
A : masalah belum sebgian
teratasi P : dilanjutkan
P : dilanjutkan
Klien 3 S : mengatakan badan S : mengatakan lebih S : mengatakan lebih
lemes,nafas masih enak,sesak berkurang enakan, kaki bengkak sedikit
sesak

O : O: O:
T:146/86,N:84x/mnt, T:140/96,N:82x/mnt,RR: T:141/92,N:84x/mnt,RR:20x
RR:2426x/mnt,sat:96% 22x/mnt,sat:97%,O2 /mnt,sat:97%,O2 masih 3
,terpasang O2 3lpm, masih 3lpm boleh dilepas lpm, PH:7,36 PCO2:37
diet tkrprg, monitoring bila tidak sesak,ronchi PO2:198, infus distop ganti
intake output, pump membaik,monitoring minum maksimal 1000 cc/24
51

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


NE 25 nano, ronchi intake output dan jam, pump NE standby,
membaik restriksi cairan konsidi membaik
A : masalah belum A: maslah teratasi A: masalah teratasi sebagian
teratasi sebagian P: dilanjutkan
P : dilanjutkan P: dilanjutkan
Klien 4 S : mengatakan mash S : mengatakan sesak S : mengatakan lebih seger
ada sesak tapi sdh kadang kadang,lebih rasanya, tidak sesak dan
banyak kurang, batuk enakan tidak batuk ,nyeri dada tidak
dan nyeri dada kadang ada
kadang

O : O:
T:118/78,N:76x/mnt,R T:110/70,N:68x/mnt,RR: O:
R :24x/mnt, saturasi: 22x/mnt, saturasi: 99%, T:113/73,N:72x/mnt,
99%, terpasang O2 terpasang O2 3lpm, RR : 16-20x/mnt, saturasi:
3lpm dan pump dopamin pump standby, 97%, PH:7,46 PCO2:36 PO2
dopamin 3 koreksi ksr 600mg/8jam, : 140, Kalium :4,0, ksr stop,
meq/kgbb/mnt monitoring ekg, elektroli, O2 standby, dopamin stop,
monitoring ekg dan intake output kondisi klien membaik, bila
elektrolit A : masalah tertasi besok tidak ada masalah
A : masalah tertasi sebagian boleh krs
sebagian P : dilanjutkan A : masalah teratasi
P : dilanjutkan P : dipertahankan
Klien 5 S : mengatakan sesak S : mengatakan bisa tidur S : mengatakan sudak tidak
berkurang dan masih enak, sesak tinggal ada sesak
ada berdebar sedikit, tidak berdebar

O: O: O:
T:130/86,N:84x/mnt,R T:132/76,N:76x/mnt, T:128/75,N:76x/mnt,RR:16-
R:24x/mnt,sat:98%, RR:20/mnt, sat:97%, 18x/mnt, sat:97% ,tanpa O2,
terpasang O2 3lpm, AF nafas spontan, kondisi PH:7,45 PCO2:35 PO2:143,
membaik, klien lebih membaik, terapi klien tampak segar, besok
segar ditambah amiodaron, AF rencana krs
A: masalah teratasi membaik A : masalah teratasi
sebagian A : masalah teratasi P : dihentikan
P: dilanjutkan sebagian
P : dilanjutkan

Hasil evaluasi keperawatan 3 klien membaik selama diambil penelitian yaitu klien

no 1,4,5, namun yang nomer 2 dan 3 masih memerlukan perawatan walau

kondisinya sudah membaik, karena keduanya ada ronchi saat dirawat.


BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini berisikan analisis kesenjangan antara teori dan praktek asuhan

keperawatan di lapangan atau lahan praktek, meskipun penelitian ini dilakukan

saat pandemi dimana pengambilan data dilakukan dengan protokol kesehatan

yang ketat namun peneliti tetap berusaha melakukan yang terbaik. Penelitian ini

mengambil 5 kasus gagal jantung kongestive dengan masalah gangguan

pertukaran gas di Instalasi PPJT lantai 3 RSUD Dr Soetomo Surabaya. Penelitian

dilaksanakan pada tanggal 30 Nopember sampai 19 Desember 2020.

5.1 Pengkajian Keperawatan

Pada pengkajian dari ke lima kasus yang diambil terdapat masalah gangguan

pertukaran gas,dari data subyektif ke lima kasus terdapat gejala sesak nafas dan

disertai dengan gejala lain yng berbeda beda seperti kedua kaki bengkak, batuk,

nyeri dada, berdebar yang tergantung dari penyakit dasar yang menyertai.

Pada klien no.1 pada gejala mayor didapatkan sesak nafas (dispnea) saat

aktifitas dan hawa dingin namun disertai kaki bengkak, PCO2

meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, PH arteri menurun/meningkat dan

bunyi nafas tambahan tidak ditemukan, untuk gejala dan tanda minor juga tidak

ditemukan pada klien no.1.

Pada klien no.2 pada gejala mayor didapatkan sesak nafas disertai perut

membesar dan kaki bengkak dan juga didapatkan adanya suara nafas tambahan

(mur-mur), PCO2 menurun (24) dan didapatkan ronchi pada 1/3 basal paru kanan
53

dan kiri, pada tanda dan gejala minor didapatkan nafas abnormal/cepat (32x/mnt),

sedangkan gejala lain tidak ditemukan.

Pada klien no.3 pada tanda mayor didapatkan sesak nafas dan batuk saat

tidur disertai kaki bengkak, juga didapatkan ronchi basah pada 1/3 basal paru

kanan dan kiri, PCO2 menurun (34), PH menurun (7,33), adanya suara nafas

tambahan (mur-mur dan gallop) dan adanya ekstra sistol. Pada gejala minor

didapatkan pola nafas abnormal/cepat yaitu 32x/mnt, untuk gejala lain tidak

ditemukan

Pada klien no.4 pada gejala mayor didapatkan sesak nafas dan batuk kadang

berdahak disertai adanya nyeri dada kiri saat aktifitas, PH arteri meningkat (48)

dan gejala lain tidak ditemukan, sedangkan untuk gejala minor didapatkan pola

nafas cepat yaitu 28x/mnt, untuk gejala minor yang lain tidak ditemukan.

Sedangkan pada klien no.5 pada gejala mayor didapatkan sesak nafas saat

aktifitas berat disertai berdebar, PCO2 menurun (34), PH arteri meningkat (7,46),

adanya ekstra sistol, sedangkan pada gejala minor didapatkan pola nafas cepat

yaitu 28x/mnt, untuk gejala lain tidak ditemukan.

Dari kelima kasus menunjukkan gejala mayor yang sama berupa sesak nafas

(dispnea), hal tersebut sesuai pendapat Suratinoyo 2016) yang menyatakan bahwa

dispnea merupakan gejala mayoritas yang dilaporkan pasien saat serangan/MRS.

Pada gejala minor kelima kasus didapatkan pola nafas yang cepat yaitu 28 –

32x/mnt, untuk tanda yang lain tidak ditemukan.


54

Gagal jantung kongestive merupakan ketidakmampuan jantung memompa

darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh,ada beberapa faktor yang bisa

menyebabkan jantung gagal sebagai pompa,tergantung dari penyakit yang

menyertai sehingga gejala yang munculpun tergantung dari penyaakit dasarmnya,

sehingga penanganannyapun ada perbedaan antara klien satu dengan yang

lainnya.

5.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa pada kelima kasus yang diambil adalah gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan perubahan

membran alveolus-kapiler sesuai standar diagnosa menurut SDKI PPNI tahun

2017. Pada klien dengan gagal jantung kongestive dengan keluhan sesak nafas

semua mengalami gangguan sirkulasi oksigen yang bisa mengancam jiwa

sehingga masalah yang muncul pada ke lima kasus yang diambil adalah gangguan

pertukaran gas. Pada kelima kasus yang diambil diagnosa yang muncul tidak

berbeda dengan teori

5.3 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan yang dilakukan pada ke lima kasus adalah sama,

sesuai dengan perencanaan keperawatan di Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia atau SIKI tentang gangguan pertukaran gas yaitu pemantauan respirasi

dan terapi oksigen,namun untuk point kegiatannya disesuaikan dengan gejala

yang muncul pada masing-masing klien. Pada klien no.3 dan no.4 dilakukan

monitor kemampuan batuk efektif dan monitor adanya produksi sputum sedang
55

yang lain tidak karena gejala yang muncul tidak disertai batuk. Pada semua klien

dilakukan perencanaan sesuai dengan teori.

5.4 Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan pada ke lima kasus yang diambil hampir sama

dengan rencana keperawatan yang dibuat, tapi kenyataannya ada yang berbeda

dengan teori, yaitu pemberian terapi kolaborasi obat-obatan, hal ini karena ada

penyakit lain yang menyertai pada klien dengan gagal jantung.

Pada kasus no.1 sesuai intervensi yang ada di siki, kasus no 2 selain sesuai

SIKI juga mendapatkan terapi kolaborasi berupa obat pump NE 50

nano/kgbb/menit, pada kasus no.3 selain sesuai Siki juga mendapatkan tambahan

terapi kolaborasi berupa pump furosemide, pump NE dan ekstra Mg so4, pada

kasus no.4 selain sesuai siki juga mendapatkan terapi kolaborasi berupa pump

dopamin, ASA dan laxadyn dan pada kasus no.5 selain sesuai siki juga

mendapatkan terapi kolaborasi berupa digoxin, semua yang diberikan disesuaikan

dengan hasil pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan penunjang yang

didapatkan saat pengkajian dan pemeriksaan.

Pelaksanaan keperawatan merupakan tahap realisasi dari rencana tindakan

nyata yang dilakukan sesuai perencanaan. Pada tinjauan kasus pelaksanaan

tindakan keperawatan diuraikan seperti pada perencanaan keperawatan yang telah

dibuat dan disesuaikan dengan kondisi klien yakni berupa monitor frekuensi,

irama, kedalaman, upaya nafas dan pola nafas, monitor saturasi oksigen, monitor

analisa gas darah, monitor kemampuan batuk efektif dan adanya sputum, monitor
56

keceparan aliran oksigen dan efektifitas terapi oksigen serta adanya tanda

hipoventilasi, memberikan oksigen tambahan,mempertahankan kepatenan jalan

nafas, mendokumentasikan hasil pemantauan, menjelaskan tujuan dan prosedur

pemantauan, melakukan kolaborasi penentuan dosis oksigen dan terapi obat-

obatan. Semuanya disesuaikan dengan kondisi ruangan dan kondisi dari

keluarganya. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan secara mandiri dan

kolaborasi, semua tindakan dilakukan sesuai panduan siki kecuali pada tindakan

kolaborasi obat-obatan yang disesuaikan dengan penyakit yang menyertai,

sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, namun semua rencana

keperawatan yang ada pada kasus secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan

baik.

5.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada kelima kasus sesuai setiadi (2012), bahwa evaluasi

keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang direncanakan, yaitu :

1. Dispnea menurun

2. Bunyi nafas tambahan menurun

3. Hasil PCO2, PO2 dan PH arteri membaik

4. Pola nafas membaik

Kelima kasus yang diambil semua telah melewati masa kritis dan mengalami

perbaikan kondisi selama dilakukan asuhan keperawatan yaitu masing-masing

kasus selama 3 hari. Evaluasi keperawatan pada ke lima kasus dapat dicapai

sebagaimana tujuan yaitu pada hari ke-3 sebagaimana pendapat Bariyatun (2018)
57

yang menyebutkan bahwa ventilasi yang adekuat akan mempercepat perbaikan

perfusi jaringan pada pasien gagal jantung. Oksigen merupakan kebutuhan dasar

manusia yang paling mendasar (Andarmoyo,2012), keberadaan oksigen

merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme

untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh terutama pada

pasien gagal jantung yang mengalami gangguan pertukaran gas.

5.6 Keterbatasan

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :

1. Hasil penelitian ini kurang memuaskan karena kondisi saat ini yang

mengharuskan meminimalkan kontak dengan klien dan penggunaan

APD dan protokol kesehatan yang ketat. Di tempat peneliti

mengambil kasus sering didapatkan masalah adanya klien yang

ternyata tercomfirm positif covid-19 setelah beberapa hari dirawat,

padahal sebelum klien mrs sudah melalui skrening yang ketat

(kecolongan), sehingga pengkajian yang diperoleh kurang maksimal.

2. Penelitian ini dilakukan di sela-sela peneliti memberikan pelayanan

dan melaksanakan tugas sebagai pelayanan kesehatan sehingga kurang

maksimal dan kurang fokus dalam membuat laporan penelitian, selain

itu penulis juga tidak sepenuhnya mendampingi klien secara langsung

dan data diperoleh dari perawat yang ada di ruangan dan dari status

klien.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Pada pengkajian terdapat persamaan keluhan yaitu sesak nafas namun juga

terdapat perbedaan keluhan lain yang dirasakan, tanda-tanda vital, gejala

klinis dan hasil pemeriksaan laborat ( BGA )

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada ke lima kasus adalah gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,

perubahan membran alveolus-kapiler

3. Perencanaan keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien, terapi yang

diberikan, hasil pemeriksaan laborat dan kondisi ruangan

4. Implementasi dari rencana tindakan pada klien no.1 sesuai dengan teori,

namun klien no.2, 3, 4 dan 5 selain sesuai dengan teori juga mendapatkan

tindakan dan terapi yang disesuaikan dengan masalah yang muncul sesuai

penyakit penyertanya yaitu penentuan dosis oksigen, pemberian terapi

syring pump dopamin, NE, furosemid dan koreksi elektrolit.

5. Evaluasi keperawatan pada ke lima kasus sesuai dengan kriteria hasil yang

direncanakan.

6.2 Saran

1. Bagi peneliti

Untuk peneliti selanjutnya jika melakukan studi kasus serupa sebaiknya

ineraksinya ke subyek lebih lama sehingga bisa menggali data yang lebih

banyak dan bervariasi biar hasil penelitian menjadi lebih sempurna.


59

2. Bagi tempat penelitian

Bagi tenaga kehatan yang memberikan pelayanan keperawatan lebih intens

dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga kondisi klien terpantau

dengan baik.

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

referensi yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu kesehatan

khususnya di bidang keperawatan. Dan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya pada kasus gagal

jantung kongestive yang mengalami masalah gangguan pertikaran gas.


60

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo,S, (2012). Kebutuhan dasar manusia (oksigenasi). Yogyakarta :


Graha ilmu
Austaryani,N, (2012), Asuhan Keperawatan dengan Congestive HeartFailure (CHF)
di CVCU Rumah Sakit Dr Moewardi Surakarta, dilihat 22 Januari 2021,
eprints.ums.ac.id
Baryatun, S, (2018), Penerapan pemberian Oksigen pada pasien dengan
Congestive Heart Failure,dilihat 11 Desember 2020,
eprints.poltekkesjogja.ac.id
Gray, H, (2003), Lecture Note Kardiologi,edisi empat, Jakarta, Erlangga

Indriyawati, N, Salava, U, (2019), Asuhan Keperawatan Gangguan pertukaran


gas, dilihat 11 Desember 2020. repository.poltekkes-smg.ac.id
Kementrian kesehatan Republik Indonesia, (2018), Prevalensi penyakit gagal
jantung di Indonesia. Hasil uatama Riskesdas 2018
Munifrsml, (2020), Askep gangguan pertukaran gas,
repository.poltekkes.denpasar.ac.id, dilihat 11 Desember 2020,
https://n2collection.com/gangguan-pertukaran-gas-d-0003/
Muttaqin, (2012), Buku ajar Asuhan Keperawatan dengan gangguan sistem
kardiovaskuler, Jakarta, Salemba Medika

Nursiti, (2013), Pengertian gangguan pertukaran gas, dilihat 11 Desember 2020,


repository.ump.ac.id
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), 2015.
Pedoman tatalaksana gagal jantung (edisi pertama). Jakarta : PERKI
Potter & Perry, (2010), Buku ajar fundamental keperawatan, Jakarta : EGC
RSJP Harapan Kita, (2007), Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta,
Badan Diklat RSJP Harapan Kita
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI), edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatn Indonesia
(SLKI), edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Udjianti, W, (2010), Keperawatan Kardiovaskuler, Salemba Medika, Jakaarta
61

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ............................................................................ (Inisial)

Usia : ............................................................................ (Tahun)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian studi kasus diatas, saya

yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan BERSEDIA untuk berpartisipasi

sebagai responden penelitian oleh mahasiswa jurusan keperawatan program studi

Pendidikan profesi Ners Poltekkes Kemenkes Surabaya yang berjudul :

”ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH GANGGUAN

PERTUKARAN GAS PADA KLIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIVE”.

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 2021
Responden

( .......................................)

Lampiran 2
62

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN


Nama mahasiswa : Sulistiani
Nim : P27820819020
Judul karya tulis : Askep gangguan pertukaran gas pada pasien gagal jantung
kongestive
Pembimbing 1 : Dyah Wijayanti,S. Kep Ns, M. Kep
2 : Kusmini Suprihatin, M. Kep,Sp. Kep.An

Paraf
No Tanggal Isi bimbingan Catatan bimbingan
Pembimbing
1 15/12/202 Mengajukan judul : Dijadwalkan untuk
1 Asuhan keperawatan bimbingan online
gangguan pertukaran
gas pada pasien gagal
jantung kongestive
2 22/12/202 Bimbingan online : 1. Acc judul
1 Judul,bab 1 dan bab 2 2. Latar belakang
mengacu pada MSKS
3. Bab 2 perlu revisi
sesuai arahan yang
bertanda kuning
3 29/12/202 Revisi bab 1 dan bab 2 1. Perhatikan
1 aturan penulisan
KIAN
2. Perbaiki sesuai
koreksi di file
3. Lanjutkan bab
berikutnya
4 5/1/2021 Bab 2 dan bab 3 Bab 3 metode penelitian
perbaiki sesuai panduan
dan arahan
5 8/1/2021 Revisi bab 3, bab 4 Bab 4 tulisan dalam
tabel dibuat sesuai
panduan, perbaiki sesuai
koreksi
6 11/1/2021 Revisi bab 3 dan 4 Bab 3 definisi
operasional dibuat
bentuk tabel.
Tambahkan instrumen
atau alat kesehatan yang
dipakai pada saat
pengkajian,
7 13/1/2021 Revisi bab 4 Perbaiki sesuai koreksi,
penomeran di bab 4
63

disesuaikan dengan
yang lain.
8 19/1/2021 Revisi bab 4 Bisa dilanjutkan ke bab
berikutnya
9 23/1/2021 Bab 5,6 Pembahasan
ditambahkan teori yang
diambilkan dari bab 2,
perbaiki sesuai yang
ditandai
10 25/2/2021 Revisi bab 5,6 Perbaiki sesuai yang
diberi tandai dan arahan
11 27/2/2021 Revisi bab 5,6 Pembahasan dijelaskan
tiap klien baik pada
tahap penkajian sampai
dengan evaluasi
12 1/2/2021 Revisi bab 5,6 Keterbatasan poin 2
dihilangkan, paerbaiki
sesuai yang ditandai
13 3/2/2021 Revisi bab 1 - 6 Monggo ujian tanggal
5/2/2021

Surabaya,3 Februari 2021


Pembimbing 1

Dyah Wijayanti, S. Kep. Ns. M. Kep


Nip :19800507 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai