B DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN GANGGUAN VENTILASI SPONTAN
DALAM TINJAUAN TEORI IDA JEAN ORLANDO
DI RUANGAN ICVCU UPT RSUD UNDATA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Disusun Oleh :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Ilmiah Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim pembimbing
Menyetujui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Karya Ilmiah Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu.
Tim Penguji
Penguji 1
Penguji 2
Penguji 3
Mengetahui Menyetujui
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PROGRAM STUDI PROFESI PENDIDIKAN NERS KEPERAWATAN
Agnes Sawita Dewa, 2022. Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan diagnose
Keperawatan gagguan ventilasi Spontan dalam Tinjauan Teori Ida
Jean Orlando di ruangan ICVCU UPT RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah, Karya Ilmiah Akhir Ners Prodi Profesi Ners
Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Palu. Pembimbing (1) I
Wayan Supetran, (2) Lindanur Sipatu.
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
peneliti dapat menyelesaikan Karya ilmiah akhir tepat pada waktunya dengan
ventilasi Spontan dalam Tinjauan Teori Ida Jean Orlando di ruangan ICVCU UPT
Penyelesaian Karya ilmiah akhir ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak keluarga tercinta dan saudara. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
2. Dr. Jurana, S.Kep., Ners., M.Kes Ketua Program Studi Ners Politeknik
Kemenkes Palu
Penguji II, Aminuddin, S.Kep., Ners., M.Kes yang telah meluangkan waktu
v
dalam membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan karya ilmiah akhir
ini.
9. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah akhir ini masih jauh dari
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI............................................................. iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan................................................................................ 5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah Keperawatan Utama dengan Konsep Kasus
Terkait................................................................................................... 47
B. Analisis Intervensi Utama dihubungkan dengan Konsep Kasus
Terkait dan Penelitian / JurnalTerkait................................................... 53
C. Alernatif Pemecahan Masalah yang dapat Dilakukan.......................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 57
B. Saran..................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 59
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
muda maupun tua dengan nilai tekanan darah menunjukan sistolik > 140
mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi juga sering disebut sebagai
silent killer karena termasuk penyakit yang timbul hampir tanpa adanya
gejala awal namun penyakit ini dapat menyebabkan kematian dan membunuh
serangan jantung, stroke dan gagal ginjal (Pudiastuti 2013). Hipertensi juga
2014).
gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016
penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama
1
2
empat kriteria meliputi usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) 60-74 tahun, lanjut usia (old) 75-90 tahun, usia sangat tua (very old)
Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak 23,66 juta jiwa. Diprediksi
jumlah lansia akan terus meningkat setiap tahunnya dimana diprediksi pada
tahun 2020 sebanyak 27,08 juta jiwa, tahun 2025 sebanyak 33,69 juta jiwa
dan tahun 2030 sebanyak 40,95 juta jiwa serta tahun 2035 sebanyak 48,19
ketika ada peningkatan kadar glukosa dalam darah seseorang karena tubuh
mereka tidak dapat menghasilkan hormon insulin apapun atau cukup, atau
Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang
ventilasi Spontan dalam Tinjauan Teori Ida Jean Orlando di ruangan ICVCU
B. Rumusan Masalah
Tengah” ?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah.
D. Manfaat Penelitian
bahan bacaan siapa saja yang membutuhkan dan dapat menjadi salah satu
dalam Tinjauan Teori Ida Jean Orlando di ruangan ICVCU UPT RSUD
3. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN TEORI
fisik dan rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam
tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan rutin
perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada
3. Reaksi segera
tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam
5. Kemajuan / peningkatan
Timbul dari Pasien Tingkah laku yang timbul ini berupa tingkah laku
verbal maupun nonverbal yang dapat dilihat oleh seorang perawat. Reaksi
memenuhinya.
akan pertolongan
kemunduran.
d. Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan
makna.
verbal)
unik.
seorang pasien.
tanggungjawab keperawatannya
10
a. Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang
dinamis
b. Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan
pertolongan. Fungsi ini akan terpenuhi ketika seorang perawat dapat mencari tahu
dan menemukan apa saja kebutuhan yang diperlukan dari seorang pasien. Teori
seorang pasien. Kemajuan dari seorang pasien dapat dilihat dari tingkah laku dan
tindakan yang dapat diamati oleh seorang perawat. Persepsi seorang perawat
terhadap tingkah laku dari pasiennya dapat menghasilkan suatu pemikiran yang
a. Persepsi, simulasi fisik dari tiap orang berdasarkan hasil dari panca inderanya.
individu
umum dan rumah sakit jiwa. Seperti pengakuan yang gambarkan pada Pusat
Kesehatan Mental dan bagian klinik psikiatrik di Rumah Sakit umum di beberapa
negara. Teori Orlando juga diterapkan di praktek keperawatan milik pribadi Dunia
penerapan teori Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses
Penelitian Teori Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa
: Dracup dan Breu (1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977)
Schmiedhing (1988), Sheafor (1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti
lain.
bipolar.
12
tindakan individu". Tujuan dari proses ketika digunakan antara perawat dan
perilaku pasien yang idencates resulotion kebutuhan adalah hasil tujuannya adalah
juga digunakan dengan orang lain yang bekerja dalam pengaturan ajob.. Ini
perawat untuk secara efektif memenuhi setiap fuction profesionalnya untuk pasien
perilaku pasien, tidak peduli betapa tidak berartinya, harus dianggap sebagai
situasi yang mendesak dipahami.. Orlando menekankan hal ini pada prinsipnya
pertama: "Perilaku menyajikan pasien, terlepas dari dari dalam yang muncul,
sisi lain, biasanya hasil dari pemahaman yang salah atau tidak memadai tentang
pengalaman di sana. Pasien mungkin menjadi tertekan dari reaksi negatif untuk
setiap aspek pengaturan meskipun niat membantu atau terapi Sering kebutuhan
inkonsistensi antara kedua jenis perilaku ini mungkin menjadi faktor yang
menggunakan semua pasien bahasa.. Mungkin mengambil dari dari "keluhan ...
keringat, edema, dan buang air kecil: dan aktivitas motorik seperti tersenyum,
berjalan, dan menghindari aye kontak. Perilaku pasien nonverbal juga mungkin
vokal. Ini termasuk tindakan seperti menangis, tertawa, berteriak, dan mendesah
pasien yang tidak efektif juga dapat menunjukkan kesulitan dalam pembentukan
awal dari hubungan perawat-pasien, identifikasi akurat dari reaksi pasien untuk
tindakan keperawatan otomatis. Resolusi perilaku pasien yang tidak efektif yang
tinggi prioritas sebagai perilaku biasanya menjadi lebih buruk dari waktu ke
1. Pengertian
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau
2. Etiologi
1) Faktor keturunan
2) Ciri perseorangan
3) Kebiasaan hidup
adalah:
c) Stress.
d) Merokok.
e) Minum alcohol.
Tumor.
oksigenasi.
17
3. Manifestasi Klinik
dua, yaitu :
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
4. Patofisiologi
primer.
difus (konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik
ini.
5. Komplikasi
tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran
hipertensi essensial.
sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata
berkunang-kunang.
pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup
antara lain:
a. Stroke.
b. Gagal jantung.
21
c. Gagal Ginjal.
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan retina.
pemeriksaan fungsi.
7. Penatalaksanaan
adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan
penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan
yaitu :
dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
koroner.
b. Olahraga Teratur
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
kejadian hipertensi dan LVH.Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
d. Farmakoterapi
C. Diabetes Melitus
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara
dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi
dan penyimpanannya.
neuropati (penyakit pada syaraf). Diabetes juga disertai juga disertai dengan
ketika ada peningkatan kadar glukosa dalam darah seseorang karena tubuh
mereka tidak dapat menghasilkan hormon insulin apapun atau cukup, atau tidak
Insulin juga penting untuk metabolisme protein dan lemak. Kurangnya insulin, atau
25
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor immunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
b. Diabetes tipe II
Factor–factor lain:
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
2. Manifestasi Klinis
tipe I tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan dan selalu
3. Penatalaksanaan
2017) adalah:
27
a. Pencegahan Primer
Penyuluhan cara terjadinya kaki diabetes sangat penting, harus selalu
risiko dengan melakukan pemeriksaan dini setiap ada luka pada kaki
perlu sepatu/ alas kaki khusus agar meratakan penyebaran tekanan pada
kaki.
b. Pencegahan Sekunder
Wound Control
4. Komplikasi
melitus yaitu:
darah yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang akan menaikan
d. Stroke
aterosklerosis.
e. Lukayangtidakdapatsembuh
lambat.
mikroangi opati
2) Neuropati:sensorik,motorik,danotonom
pertumbuhan bakteri.
f. Kematian
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas klien
medik.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,pusing,
kepala , pusing, penglihatan buram, mual detak jantung tak teratur, nyeri
dada.
f. Aktivitas / istirahat
g. Sirkulasi
1) Gejala :
31
dan penyakitserebrovaskuler
b) Episode palpitasi
2) Tanda :
2. Diagnosa keperawatan
e. Ketidakefektifan koping
g. Resiko cedera
h. Defisiensi pengetahuan
i. Ansietas
3. Intervensi keperawatan
menurun
nyeri
terbimbing,kompres hangat/dingin)
pencahayaan,kebisingan)
perifer meningkat
aktivitas meningkat
ansietas menurun
stressor)
prognosis
jantung meningkat
peningkatan CVP)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.B
Agama : Kristen
Suku : Toraja
Nama : Nn.R
Umur : 22 Tahun
Agama : Kristen
Suku : Toraja
37
38
Pasien masuk ICVCU pada tanggal 10 Juli 2022 Pasien masuk dengan
2. keluhan Utama
Istri Tn.B mengatakan sesak nafas yang semakin memberat sejak 1 hari
B. PEMERIKSAAN FISIK
Berat badan : 90 Kg
KU : lemah
Tanda-tanda vital
TD : 160/100mmHg
N : 60x/menit
RR : 30x/menit
SB : 36,6oC
SPO2 : 96%
2. Mata
palpebra.
3. Hidung
hidung.
4. Telinga
sekret.
hidung
5. Mulut
benjolan.
6. Leher
7. Dada
- Paru
Palpasi : pada dada tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
- Jantung
8. Abdomen
9. Genetalia
kekuatan otot 2
kedua kaki.
12. Kulit
C. DATA PENUNJANG
a. Hasil Laboratorium
Hari /Tanggal : 12 April 2022
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan
D. PENATALAKSANAAN TERAPI
- Clopidogrel 75 mg (1-0-0)
- Atorvastatin 20 mg (0-0-1)
- Canderstam 16 mg (1-0-0)
- Ku : Lemah
- TTV
TD : 90/70 mmHg
Nadi :60x/menit
RR : 30x/menit
Suhu :36,6 °C
- GCS : 8 (E=2,V=3,M=3)
- SPO2 : 96 %
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa data
1 DS : - Gangguan Gangguan
metabolisme ventilasi spontan
DO : (hiperglikemia)
- Pasien nampak
terpasang ventilator
- GCS : 8
(E=2,V=3,M=3)
- SPO2 : 96 %
- TTV
TD : 90/70 mmHg
Nadi :60x/menit
RR : 30x/menit
Suhu :36,6 °C
- Tingkat kesadaran :
Somnolen
45
2 DS : Hiperglikemia Ketidakstabilan
(Resistensi Kadar Glukosa
- Istri Tn.B mengatakan insulin) Darah
pasien menderita DM
tipe 2 sejak 10 tahun
yang lalu
DO :
- Pasien nampak
mengalami penurunan
kesadaran
- GCS : 5
Rencana Keperawatan
N
SDKI SIKI
o
1 Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Ventilasi Mekanik
berhubungan dengan gangguan selama 3 x 24 jam, maka respon Observasi
metabolisme (hiperglikimia) Di tandai ventilasi mekanik meningkat, - Periksa indikasi ventilator mekanik
dengan: dengan kriteria hasil: (mis,kelelahan otot nafas,disfungsi
DS :- 1. Tingkat kesadaran meningkat neorologis,asidosis respiratorik)
2. Saturasi oksigen meningkat - Monitor efek ventilator terhadap
DO : 3. Kesimetrisan gerakan dinding status oksigenasi (mis,bunyi
- Pasien tampak gelisah dada membaik paru,X-ray
- Pasien nampak sesak nafas 4. Suara nafas tambahan menurun paru,AGD,SaO2,sVo2,ETCO2,resp
- Terdengar bunyi nafas ronchi 5. Kesulitan bernafas dengan on subjek pasien
- GDS : 1112 mg/dl ventilator menurun - Monitor kriteia perlunya
- Pasien nampak terpasang 6. Kegelisahan menurun penyapihan ventilator
ventilator - Monitor efek negative ventilator
- GCS : 8 (E=2,V=3,M=3) (mis,deviasi
- SPO2 : 96 % trakea,barotrauma,volutrauma,penu
- TTV runan curah jantung,distensi
gaster,emfisema subkutan)
TD : 90/70 mmHg - Monitor gejala peningkatan
pernafasan (mis,peingkatan denyut
Nadi :60x/menit jantungatau
pernapasan,peningkatan tekanan
RR : 30x/menit
darah,diaphoresis,perubahan status
mental)
48
gabungan)
- Kolaborasi pemberian agen
pelumpuh
otot,sedative,analgesic,sesuai
kebutuhan)
- Kolaborasi penggunaan PS atau
PEEP untuk meminimalkan
hipoventilasi alveolus.
Pencegahan Aspirasi
Observasi
- Monitor tingkat kesadaran,batuk
muntah dan kemampuan menelan
- Periksa residu gaster sebelum
memberi asupan oral
- Periksa kepatenan selang
nesogastrik sebelum memberikan
asupan oral
Terapeutik
- Lakukan pengisapan pada jalan
napas jika produksi secret
meningkat
- Sediakan suction di ruangan
- Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal,jika residu
banyak
- Berikan makanan dengan ukuran
kecil atau lunak.
- Berikan obat oral dalam bentuk cair
50
Mencegah Infeksi
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistematik
Teaupetik
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tanga sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan tehnik aseptic pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan kepada keluaga pasien
tanda dan gejala infeksi
- Ajakan keluarga pasien cara
mencuci tangan dengan benar
Diagnosa
N Hari/
Keperawata Jam Implementasi Evaluasi
o Tanggal
n
1 Selasa12 Gangguan 10.0 1. Memeriksa indikasi ventilator mekanik Jam 13.00 tanggal : 12/7/2022
juli 2022 ventilasi 0 S:
spontan Dengan hasil: pasien nampak sesak -
nafas O:
- Pasien tampak gelisah
10.0 2. Memonitor efek ventilator terhadap
- Pasien nampak sesak nafas
5 status oksigenasi.
- Terdengar bunyi nafas ronchi
Dengan hasil: Terdapat bunyi nafas - GDS : 1112 mg/dl
ronchi,SPO2 :96% - Pasien nampak terpasang
ventilator
3. Mengatur posisi kepala pasien 45- - GCS : 8 (E=2,V=3,M=3)
60ºuntuk mencegah aspirasi - SPO2 : 96 %
10.0
8 - TTV
Dengan hasil: Sudah di atur posisi
kepala pasien 45-60º TD : 90/70 mmHg
4. Meresposisi pasien setiap 2 jam Nadi :60x/menit
10.1 Dengan hasil: Sudah dilakukan
0 RR : 30x/menit
meresposisi pasien setiap 2 jam
5. Kolaborasi pemberian agen pelumpuh Suhu :36,6 °C
otot,sedative,analgesic,sesuai kebutuhan
- Tingkat kesadaran : Somnolen
10.1 - Dengan hasil:
53
5
Ondancentron 1
A:
amp,4 mg/12 jam/iv Masalah ventilasi spontan masih terjadi
- Nevorapid pum P:
pertahankan Intervensi
5unit/jam 1. Periksa indikasi ventilator
mekanik (mis,kelelahan otot
- Paracetamol drips nafas,disfungsi
neorologis,asidosis respiratorik)
3x1/100 ml (oral) 2. Monitor efek ventilator terhadap
status oksigenasi (mis,bunyi
- Clopidogrel 75 mg paru,X-ray
paru,AGD,SaO2,sVo2,ETCO2,re
(1-0-0) spon subjek pasien
3. Atur posisi kepala 45-60º untuk
- Atorvastatin 20 mg mencegah aspirasi
4. Reposisi pasien setiap 2 jam,jika
(0-0-1) perlu
5. Kolaborasi pemberian agen
- Canderstam 16 mg pelumpuh
otot,sedative,analgesic,sesuai
(1-0-0) kebutuhan)
6. Periksa residu gaster sebelum
- Omeprazole 1 amp,40 memberikan asupan oral
7. Periksa kepatenan
mg/12 jam/iv selangnesogastrik sebelum
memberikan asupan oral
- Neropinephrine 0,1 8. Berikan makana dengan ukuan
54
11.3 cair
5
Dengan hasil: Clooidogrel 75
mg,Atorvastatin 20 mg,Canderstam 16
mg
10. Memonitor tanda dan gejala infeksi
11.4 local dan sistematik
5
Dengan hasil: Tidak ada tanda dan
gejala ibfeksi
11. Membatasi jumlah pengunjung
11.5 Dengan hasil: Sudah dibatasi jumlah
5 pengunjung minimal 2 orang
12. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
12.1 pasien
5
Dengan hasil: Selalu mencuci tangan
sebeluam dan sesudahkontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
13. Menjelaskan kepada keluarga pasien
tentang tanda dan gejala infeksi
12.3 Dengan hasil: Sudah dijelaskan
0 kepada keluarga pasien tentang tanda
dan gejala infeksi
14. Mengajarkan kepada keluarga pasien
56
CATATAN PERKEMBANGAN
Suhu :36,6 °C
Dengan hasil: --
- Tingkat kesadaran : Sopor
Ondancentron 1 amp,4
mg/12 jam/iv
A:
- Nevorapid pum 5unit/jam
Masalah ventilasi spontan masih terjadi
- Paracetamol drips
3x1/100 ml (oral)
P: pertahankan Intervensi
- Clopidogrel 75 mg (1-0-0)
1. Periksa indikasi ventilator mekanik
- Atorvastatin 20 mg (0-0- (mis,kelelahan otot nafas,disfungsi
neorologis,asidosis respiratorik)
1) 2. Monitor efek ventilator terhadap status
oksigenasi (mis,bunyi paru,X-ray
- Canderstam 16 mg (1-0-0) paru,AGD,SaO2,sVo2,ETCO2,respon
subjek pasien
- Omeprazole 1 amp,40 3. Atur posisi kepala 45-60º untuk
59
mencegah aspirasi
mg/12 jam/iv 4. Reposisi pasien setiap 2 jam,jika perlu
5. Kolaborasi pemberian agen pelumpuh
- Neropinephrine 0,1 meg otot,sedative,analgesic,sesuai
kebutuhan)
- Dopamin 200 mg (melalui 6. Periksa residu gaster sebelum
memberikan asupan oral
syringe pump) 7. Periksa kepatenan selangnesogastrik
10.55
sebelum memberikan asupan oral
8. Berikan makana dengan ukuan kecil
6. Memeriksa residu gaster sebelum dan lunak
memberi asupan oral 9. Berikan obat oral dalam bentuk cair
10. Monitor tanda dan gejala infeksi local
dan sistematik
Dengan hasil: Selalu memeriksa 11. Membatasi jumlah pengunjung
11.15 residu sebelum memberi asupan oral 12. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasiean dan lingkungan
pasien
7. Memeriksa kepatenan selang Mengajarkan keluarga pasien cara
nesogastrik sebelum memberikan mencuci tangan yang benar
asupan oral
pasien
10.25
5. Kolaborasi pemberian agen pelumpuh
otot,sedative,analgesic,sesuai
kebutuhan
Dengan hasil: --
Ondancentron 1 amp,4
mg/12 jam/iv
- Paracetamol drips
3x1/100 ml (oral)
46
- Clopidogrel 75 mg (1-0-0)
- Atorvastatin 20 mg (0-0-
1)
- Canderstam 16 mg (1-0-0)
- Omeprazole 1 amp,40
mg/12 jam/iv
syringe pump)
BAB IV
ANALISIS
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi, maka dari itu kami akan
Tn. B dengan kasus hipertensi heart deases di ruangan ICVCU UPT RSUD
1. Pengkajian
studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Selain tahap ini, penulis tidak
47
48
perawat dan keluarga, pasien riwayat DM tipe2 saat di cek GDS hasil
TD :160/100 mmHg.
mengeluh kepala sering pusing dan sakit daerah tengkuk leher. Tn. B
memberikan respon baik bio, psiko, social dan spiritual terhadap stimulus
merupakan gejala awal dari penyakit sehingga data-data yang ada pada
2. Diagnosa keperawatan
analisa data pada kasus yang dilakukan pada Tn. B diagnosa yang
f. Istri Tn.B mengatakan pasien tidak rutin kontrol ke rumah sakit atau
puskesmas
DO :
b. KU Lemah
saat pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data serta tidak
Manusia adalah makhluk unik, dalam hal ini respon individu terhadap
3. Intervensi keperawatan
yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi
untuk diterapkan secara aktual pada pasien Tn. B dengan hipertensi heart
ronkhi kering
keluhan yaitu Pasien masuk ICVCU pada tanggal 10 Juli 2022 Pasien
masuk dengan keluhan sesak, nyeri dada, keadaan umum lemah, riwayat
4. Implementasi keperawatan
terpenuhi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, (2018 Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018). Pelaksanaan tindakan
52
ronkhi kering)
d. Memberikan oksigen
kompres hangat dan pijatan pada paerah kepala sehingga nyeri kepala
lebih nyaman.
5. Evaluasi keperawatan
(Nursalam, 2015).
yaitu Jam 13.00 tanggal : 12/7/2022 Istri Tn.B mengatakan pasien tidak
bisa mengontrol pola makan dan Istri Tn.B mengatakan pasien sering
merasa kehausan. BAK 1300cc/hari, GDS 126 mg/dl, Insulin 5-8 unit,
53
nafas ronchi, Frekuensi nafas: 25×/m, SpO2 96%. Masalah Pola nafas
belum teratasi.
tanggal 10 Juli 2022 sampai pada tanggal 14 Juli 2022 dengan keluhan
hypertensi heart dieases pada Tn. M naik dilakukan intervensi yaitu di lakukan
pengkajian pada Tn. B di temukan pada beberapa keluhan yaitu Pasien masuk
ICVCU pada tanggal 10 Juli 2022 Pasien masuk dengan keluhan sesak, nyeri
sesak nafas semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.Sesak
adalah kondisi serius jangka panjang yang terjadi ketika ada peningkatan
kadar glukosa dalam darah seseorang karena tubuh mereka tidak dapat
menghasilkan hormon insulin apapun atau cukup, atau tidak dapat efektif
juga penting untuk metabolis meprotein dan lemak. Kurangnya insulin, atau
(IDF,2019).
hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti
hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus
hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah
Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini dapat dilihat dan dinilai
Juli 2022.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Pada diagnosa keperawatan yang di dapatkan pada Tn. B yaitu Pola nafas
57
58
B. Saran
1. Bagi Perawat
2. Bagi Penulis Selanjutnya Hasil studi kasus ini dapat dijadikan landasan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing: Research,
Theory &Practice. (5th ed.), New Jersey: Prentice Hall.
Friedman, M.M. (2015). Family nursing: Research, Theory & Practice. (4th ed.),
California:Appleton and Lange.
Risnah & Irwan, (2021). Falsafah Dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi
Keilmuan. Penerbit: Alauddin University Press. UPT Perpustakaan UIN
Alauddin.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Widyanto, S & Triwibowo, C (2013), Trend Disease Trend Penyakit Saat ini,
Trans Info Media, Jakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(Lampiran 1)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah akhir ners yang saya
tulis ini benar-benar karya saya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah
akhir ners ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.