Anda di halaman 1dari 47

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KONSELING DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PUS


TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT (IVA) DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNSYIAH
TAHUN 2021

Disusun Oleh :

Nama : SUSTINA AINI, S.ST


Nip : 197712032005042002
Unit Kerja : RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNSYIAH

Bidang Koordinator Banda Aceh, 31 Mei 2021


Peneliti

KHADIJAH, SKM, MKM SUSTINA AINI, S.ST


NIP . 198312312006042002 NIP . 19771032005042002

Mengesahkan,
DIREKTUR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

dr.IFLAN NAUVAL, M.ScLH, Sp.GK(K), Sp.KKLP,AIFO-K


NIP . 19820804014041000

ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Konseling Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan


Judul Penelitian Pus Tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
(Iva) Di Wilayah Kerja Rumah Sakit Pendidikan Univeritas
Syiah Kuala Tahun 2021

Peneliti

a. Nama Lengkap : Sustina Aini,S.ST


: Perempuan
b. Jenis Kelamin : Penata Muda TKI/ IIId
c. Pangkat dan golongan : 197712032005042002
d. NIP : Bidan Muda
e. Jabatan : Jalan Lingkar Kampus Darussalam Banda Aceh
f. Alamat
Jumlah anggota peneliti : 1.Orang

Lama Penelitian : 3 Bulan Dari Maret s.d Mai 2021

Direktur Rumah Sakit Pendidikan Banda Aceh, 31 Mai 2021


Universitas Syiah Kuala Peneliti

dr.IFLAN NAUVAL, M.ScLH, Sp.GK(K), Sp.KKLP,AIFO-K SUSTINA AINI, S.ST

NIP . 197906062010082001 NIP . 197712032005042002

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan Judul: ”pengaruh konseling dan leaflet terhadap

pengetahuan PUS tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) di

wilayah keja Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun 2021”.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu tuntutan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam mengurus kenaikan pangkat.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.Iflan, selaku Direktur Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Syiah Kuala yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga

serta memberikan arahan dan bimbingan serta dukungan mulai dari awal penulisan

sampai selesainya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Direktur Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala


2. Yth. Rekan- Rekan Pegawai Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Semua Pihak Yang Telah Banyak Membantu Sehingga Penulisan Ini Selesai.

iv
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dikatakan sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran yang Bersifat Membangun Sangat Peneliti Harapkan

Demi Kesempurnaan Penelitian Ini Dan Demi Penelitian Yang Akan Datang.

Banda Aceh, 31 Mai 2020

Peneliti

v
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan......................................................................................................I
Halaman pengesahan....................................................................................................ii
Abstrak .........................................................................................................................iii
Kata Pengantar ............................................................................................................iv
Daftar Isi........................................................................................................................vi
Daftar Tabel..................................................................................................................viii
Daftar Gambar..............................................................................................................ix
Daftar Lampiran...........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 5
F. Keaslian penelitian.................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Kanker Serviks............................................................................. 7
B.Konsep IVA................................................................................. 16
C.Pengetahuan................................................................................. 19
D.Konseling..................................................................................... 23
E.Leaflet........................................................................................... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Kerangka Konsep.................................................................................... 25
B. Hipotesis........................................................................................... 26
C. Desain penelitian.................................................................................... 26
D.Variabel penelitian................................................................................... 27
E.Hubungan antar variabel.......................................................................... 27
F.Definisi Operasional................................................................................. 27
G.Populasi dan Sampel................................................................................ 28
H.Alat dan Metode Pengumpulan Data....................................................... 30
I.Metode Pengolahan dan Analisa Data....................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................. 28

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian................................................ 25

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2: Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3: Kuesioner

Lampiran 4: Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 5: Surat Izin Melaksanakan Studi Pendahuluan

Lampiran 6: Surat Telah Melakukan Studi Penduhuluan

Lampiran 7: Master Tabel

Lampiran 8: Dokumentasi

Lampiran 9: Biodata

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) menyatakan penyakit kanker

adalah penyebab kematian nomor dua di duniasebesar 13% setelah penyakit

kardiovaskular. Setiap tahun, 12 juta orang di dunia menderita kankerdan 7,6

juta di antaranya meningggal dunia akibat kanker, terlebih untuk negara

miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat terjadi (Kemenkes RI,

2015)

Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker

payudara sebesar 85%, penyakit ini telah menempati urutan kedua penyebab

kematian wanita dan sulit dideteksi dan sudah berada pada stadium lanjut

sehingga sulit untuk ditangani. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia

disebabkan karena tidak cepat terdeteksi karena kurangnya pengetahuan

wanita usia subur tentang kanker serviks dan IVA, untuk menghindari atau

mencegah terjadinya kanker serviks setiap wanita yang telah menikah atau

yang sudah mulai aktif melakukan hubungan seksual harus melakukan

pemeriksaan IVA secara rutin ke dokter (Indah, 2015).

IVA (Inpeksi Visual Asetat) merupakan suatu cara untuk mendignosis

dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat

sehingga mempengaruhi minat PUS untuk melakukan pemeriksaan, padahal

kanker serviks dapat di deteksi secara dalam dengan IVA. Selain itu juga

1
2

disebabkan karena sikap wanita yang negatif terhadap pemeriksaan IVA yang

menganggap pemeriksaan tersebut tidak bermanfaat. IVA adalah pemeriksaan

sederhana sebagai penapisan awal dari gejala-gejala kanker serviks yang

terbukti dapat menemukan lesi pra kanker serta menurunkan insiden dan

angka kematian akibat kanker serviks sampai 70-80% (Tilong, 2019).

Upaya untuk meningkatkan minat pasangan usia subur terhadap

pemeriksaan IVA adalah dengan meningkatkan pengetahuan pasangan usia

subur dengan pendidikan kesehatan dengan metode konseling dan pemberian

leaflet. Oleh karena itu setiap PUS harus mendapat edukasi, informasi dan

layanan mengenai kesehatan reproduksi dan tentang pencegahan kanker

serviks dari bidan. Konseling adalah proses pemberian informasi yang

dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada individu. Konseling adalah

suaru proses yang terjadi dalam hubungan seseorang dengan seseorang yaitu

individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang

petugas profesional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk

membantu agar klien memecahkan kesulitanya, Bidan merupakan salah satu

(Induniasih, 2017).

Leaflet adalah sebuah bentuk publikasi singkat yang mana biasanya

berbentuk selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang sesuatu

hal. Leaflet biasanya berbentuk lembaran kertas berukuran kecil yang

mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada masyarakat umum, pada

dasarnya leaflet terdiri dari beberapa halaman dan dilipat sedemikian rupa

sehingga lebih menarik untuk dibaca, umumnya leaflet hanya terdiri dari 200-
3

400 karakter atau huruf yang ditata dan di selingi dengan beberapa gambar

yang menarik dengan ukuran leaflet biasanya 20-30 cm (Acmad, 2016).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2018 jumlah kanker serviks di Indonesia tahun 2018

sebanyak 98.692 kasus, kasus tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur

sebanyak 21.313 jiwa (21,5%), Jawa Tengah sebanyak 19.734 jiwa (19,9%),

Jawa Barat sebesar 15.635 jiwa (15,8%) dan Provinsi Aceh sebesar 1.401

jiwa (1,4%). Karakteristik wanita yang mengalami kanker serviks adalah usia

diatas 40 tahun sebesar 5%, pendidikan dasar sebesar 3,1%, tidak bekerja

sebesar 2,0% dan tinggal di pedesaan sebesar 1,7% (Riskesdas, 2018).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh jumlah

kasus kanker serviks pada tahun 2017 sebanyak 932 kasus (1,2%) dan

meningkat pada tahun 2018 sebanyak 1.401 kasus (1,4%) (Dinas Kesehatan

Provinsi Aceh, 2018).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis akan melakukan

penelitian dengan judul pengaruh konseling dan leaflet terhadap pengetahuan

PUS tentang IVA di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun

2021.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian masalah dan data yang diperoleh penulis merumuskan

masalah yang akan di teliti adalah “Adakah pengaruh konseling dan leaflet
4

terhadap pengetahuan PUS tentang IVA di Rumah Sakit Pendidikan

Universitas Syiah Kuala tahun 2021?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh konseling dan leaflet terhadap

pengetahuan PUS tentang IVA di Sakit Pendidikan Universitas Syiah

Kuala tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan PUS tentang IVA sebelum dilakukan

konseling dan dibagikan leaflet Sakit Pendidikan Universitas Syiah

Kuala tahun 2021.

b. Untuk mengetahui pengetahuan PUS tentang IVA sesudah dilakukan

konseling dan dibagikan leaflet di Sakit Pendidikan Universitas Syiah

Kuala tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah dan memperluas wawasan, serta

pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA pada PUS

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tempat penelitian


5

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA.

b. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi awal untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh

konseling dan leaflet terhadap pengetahuan PUS tentang IVA di Sakit

Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun 2021.

2. Ruang lingkup responden

Responden yang di teliti dalam penelitian ini adalah PUS yang berada di

Wilayah Kerja Rumah Sakit Pendidikan Univesitas Syiah Kuala

tahun 2021.

3. Ruang lingkup waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2021

4. Ruang lingkup tempat

Penelitian ini direncanakan dilakukan di Wilayah Kerja Rumah Sakit

Pendidikan Universitas Syiah Kuala


6

F. Keaslian Penelitian

1. Aprilyta (2017), pengaruh penyuluhan kanker serviks terhadap tingkat

minat pemeriksaan IVA pada wanita usia subur. Teknik penelitian dalam

penelitian ini adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan minat terhadap IVA sebelum dan sesudah penyuluhan.

Adapun perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang adalah terletak pada teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah Random sampling , tempat penelitian ini adalah Wilayah Kerja

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun penelitian dalam

penelitian ini adalah tahun 2021.

2. Acmad (2016), perubahan pengetahuan sikap wanita usia subur sebelum

dan sesudah diberikan penyuluhan tentang deteksi kanker serviks dengan

pemeriksaan metode IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Garut. Teknik

penelitian dalam penelitian ini adalah Random Sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap terhadap

IVA sebelum dan sesudah penyuluhan.

Adapun perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang adalah terletak pada teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah Random sampling , tempat penelitian ini adalah Wilayah Kerja

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kualatahun penelitian dalam

penelitian ini adalah tahun 2021


7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kanker Serviks

1. Pengertian

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian ujung bawah

rahim yang menonjol ke vagina (liang senggama). Kanker ini umumnya

tidak tampak tetapi dapat dirasakan oleh penderitanya. Tahap awal

munculnya kanker serviks dimulai dengan terjadinya mutasi sel secara

bertahap tetapi progresif dan akhirnya berkembang menjadi karsinoma.

Kanker serviks dapat menyebar melalui pembuluh darah, pembuluh limfa

atau langsung ke organ vital lainnya seperti parametrium, korpus uterus,

vagina, kandung kencing dan rektum (Mardiana, 2015).

Menurut Proverawati (2017) kanker serviks adalah tumor ganas

yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim

yang menempel pada puncak vagina), kanker serviks menyerang wanita

yang berusia 35-55 tahun namun kanker serviks paling sering ditemukan

pada wanita berusia di atas 40 tahun. Kanker serviks merupakan salah satu

kanker yang paling umum yang mengenai organ reproduksi wanita yang

terjadi pada serviks uterus (daerah pada organ reproduksi wanita yang

merupakan pintu masuk ke rahim yang terletak antara rahim dengan liang

senggama.
8

Kanker serviks adalah kanker yang paling banyak diderita wanita

baik di dunia maupun di Indonesia, penyakit ini prosesnya bertahap dan

memerlukan waktu yang cukup lama tetapi progresif bermula dari

kelainan sel yang mengalami pmutasi lalu berkembang menjadi sel

diplastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia (lesi

prakanker). Kanker serviks menyebabkan tingginya angka kematian ibu

karena sebagian penderita datang pada stadium lanjut (Tilong, 2016).

2. Jenis Kanker Serviks

Menurut Handayani (2018) kanker serviks umumnya dibedakan

menjadi tiga jenis yaitu karsinoma sel skuamosa (berasal dari sel yang

melapisi eksoserviks), adenokarsinoma (berasal dari sel kelenjar mukosa

pada endoserviks) dan karsinoma adenoskuamosa. Dari ketiga jenis

kanker serviks tersebut yang sering ditemukan adalah karsinoma sel

skuamosa dan adenokarsinoma, sementara itu jenis kanker karsinoma

adenoskuamosa jarang ditemukan.

3. Penyebab Kanker Serviks

Penyebab utama kanker serviks adalah virus HPV (Human

Papilloma Virus). Virus ini menyerang selaput di dalam mulut,

kerongkongan, serviks serta anus, apabila tidak segera terdeteksi infeksi

virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-sel prakanker serviks dalam

jangka panjang. Virus HPV terbagi dua yaitu virus HPV berisiko rendah

(penyebab kutil kelamin) dan virus HPV berisiko tinggi (penyebab

perubahan sel-sel vagina) dengan tipe 16, 18, 31, 33 dan 45 (Indah, 2015).
9

4. Tanda dan gejala

Menurut Setiati (2015) tanda dan gejala kanker serviks adalah

sebagai berikut:

a. Keputihan yang sulit sembuh dan berbau busuk

b. Sering terjadi perdarahan dan nyeri senggama

c. Tampak pucat

d. Kurus

e. Nafsu makan menurun

f. Keputihan disertai darah secara terus menerus dan berbau

g. Nyeri pada perut bagian bawah

h. Tungkai kaki bengkak karena bendungan pada pembuluh darah balik di

kaki (pembengkakan diberbagai anggota tubuh seperti paha, betis dan

tangan).

5. Faktor resiko

Menurut Samadi (2016) beberapa faktor resiko yang menyebabkan

kanker serviks adalah:

a. Wanita dan laki-laki mitra seksual yaitu wanita dan laki-laki yang

berganti-ganti pasangan seksual

b. Pasangan seksual melakukan hubungan seksual pertamakalinya pada

usia dini. Suami atau istri yang melakukan hubungan seksual untuk

pertama kalinya pada usia dini (dibawah 18 tahun), berganti-ganti


10

pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker

serviks dapat menyebabkan terkena kanker serviks.

c. Smegma

Smegma adalah subtansi berlemak biasanya terdapat pada lekukan

dekat kepala kemaluan atau penis dan didapati pada laki-laki yang

tidak sunat, smegma sebenarnya adalah sekret alami yang dihasilkan

kelenjar sebaceous pada kulit penis, namun ternyata hal ini berkaitan

dengan meningkatnya risiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan

penular virus HPV.

d. Wanita perokok

Wanita perokok mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita

kanker serviks daripada perempuan yang tidak merokok.

e. Paritas

Perempuan yang sering melahirkan memiliki risiko menderita kanker

serviks lebih tinggi, begitu pula dengan perempuan yang kehamilan

pertamanya cepat.

f. Status sosial ekonomi

Perempuan dengan tingkat sosial ekonomi rendah mempunyai risiko

lebih tinggi untuk menderita kanker serviks daripada perempuan

dengan tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi, hal ini berkaitan

dengan asupan gizi serta status imunitas.

g. Riwayat IMS
11

Riwayat terpapar infeksi menular seksual (IMS) juga meningkatkan

risiko terkena kanker serviks, hal ini terkena HPV bisa ikut tertularkan

bersamaan dengan penyebab penyakit kelamin lainnya saat terjadi

hubungan kelamin.

6. Stadium kanker serviks dan ciri-cirinya

Menurut Tilong (2015) klasifikasi kanker serviks adalah stadium

awal (stadium I sampai II) dan stadium lanjut (stadium III sampai IV).

Terdapat beberapa tingkatan atau stadium kanker serviks disertai dengan

gejala kanker serviks yaitu:

a. Stadium 0

Kanker serviks hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada

jaringan yang melapisi leher rahim, stadium 0 disebut juga dengan

carcinoma in situ.

b. Stadium I

Kanker telah menyerang leher rahim di bawah lapisan atas dari sel-sel

dan kanker hanya ditemukan pada serviks.

c. Stadium II

Kanker serviks meluas melewati serviks ke dalam jaringan-jaringan

yang berdekatan dan kebagian atas dari vagina. Kanker serviks tidak

menyerang ke bagian ketiga yang lebih rendah dari vagina atau

dinding pelvis.

d. Stadium III
12

Kanker meluas kebagian bawah vagina dan telah menyebar ke dinding

pelvis.

e. Stadium IV

Kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih dan rektum.

Klasifikasi stadium kanker serviks menurut FIGO (Internasional

Federation Of Gynecologic and Gynecology) dalam Handayani (2018)

adalah:

a. Stadium 0, karsinoma insitu yaitu kanker yang masih terbatas pada

lapisan epitel mulut rahim dan belum punya potensi menyebar ke

tempat atau organ lain.

b. Stadium I, terbatas di uterus.

c. Stadium IA, diagnosis hanya dengan mikroskop (penyebab horizontal

≤ 7 mm).

d. Stadium IA1, kedalam invasi ≤ 3 mm.

e. Stadium IA2, kedalaman invasi > 3 mm dan ≤ 5 mm

f. Stadium IB, terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara

mikroskopik > IA2.

g. Stadium IB1, besar lesi atau tumor ≤ 4 cm.

h. Stadium IB2, besar lesi atau tumor > 4 cm.

i. Stadium II, invasi tidak sampai ke dinding panggul atau mencapai 1/3

bagian bawah vagina.


13

j. Stadium IIA, tanpa invasi ke parametrium atau jaringan disamping

uterus.

k. Stadium IIB, invasi ke parametrium.

l. Stadium III, invasi mencapai dinding panggul 1/3 bagian bawah vagina

atau timbul hidronefrosis atau bendungan ginjal.

m. Stadium IIIA, invasi pada 1/3 bagian bawah vagina.

n. Stadium IIIB, dinding panggul atau hidronefrosis.

o. Stadium IVA, invasi mukosa kandung kemih atau rektum meluas

keluar panggul kecil

p. Stadium IVB, metastasis jauh.

7. Diagnosis

Menurut Proverawati (2015) jika terdapat tanda dan gejala kanker

serviks atau jika hasil pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker

pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan

diagnosis dengan:

a. Memeriksa serviks

Kolposkopi untuk memeriksa serviks dari sel abnormal untuk diambil

sampel sel untuk analisi.

b. Mengambil sampel sel serviks

Selama prosedur biopsi dokter mengambil sampel dari sel abnormal

dari serviks dengan menggunakan alat khusus.

8. Pencegahan dan deteksi dini


14

Menurut Saydam (2016) untuk pencegahan dan deteksi dini kanker

serviks adalah sebagai berikut:

a. Mencegah terjadinya infeksi HPV.

b. Melakukan pemeriksaan Pap Smear.

c. Melakukan vaksinasi HPV.

d. Menghindari aktivitas seksual dini.

e. Menghindari hubungan seksual dengan laki-laki dan perempuan mitra

seksual atau memakai kondom saat berhubungan seksual.

f. Tidak merokok dan minum alkohol.

g. Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.

h. Memilihara kesehatan tubuh dan menjaga kebersihan.

9. Pengobatan dan terapi

Menurut Tilong (2015) pemilihan pengobatan untuk kanker serviks

tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium kanker, usia, kondisi

umum penderita serta rencana penderita untuk hamil lagi, penjelasan

selengkapnya adalah sebagai berikut:

a. Pembedahan

Karsinoma insitu (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling

luar) seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan bantuan pisau

bedah ataupun melalui LEEP (loop electrosurgical excision

procedure) atau konisasi dengan pengobatan tersebut penderita masih

bisa memiliki anak, karena kanker dapat kambuh kembali maka

penderita dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap


15

Smear setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun pertama selanjutnya Pap

Smear dilakukan setiap 6 bulan sekali. Apabila penderita tidak

memiliki rencana untuk hamil lagi maka dianjurkan untuk menjalani

histerektomi.

b. Terapi penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) dianggap efektif untuk mengobati

kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul, pada

radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi guna merusak sel-sel

kanker dan menghentikan pertumbuhannya.

c. Kemoterapi

Apabila kanker telah menyebar keluar panggul penderita dianjurkan

untuk melakukan kemoterapi, pada kemoterapi digunakan obat-obatan

guna membunuh sel-sel kanker, obat anti kanker bisa diberikan

melalui suntikan intravena atau mulut kemoterapi diberikan dalam

suatu siklus artinya suatu periode pengobatan diberi jarak waktu untuk

pemulihan.

d. Terapi biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat tertentu guna memperbaiki

sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit, terapi ini dilakukan

pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, biasanya

yang paling sering digunakan adalah interferon yang dapat

dikombinasikan dengan kemoterapi.


16

10. Efek pengobatan

Menurut Indah (2015) selain membunuh sel kanker pengobatan

juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang sehat sehingga sering kali

menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, efek samping dari

pengobatan kanker sangat tergantung pada jenis dan luasnya pengobatan,

selain itu reaksi dari setiap penderita berbeda-beda. Efek yang terjadi dari

masing-masing pengobatan adalah sebagai berikut:

a. Efek dari histerektomi

Efek samping yang sering timbul berupa kram dan rasa nyeri,

perdarahan atau keluarnya cairan vagina, kesulitan saat BAB dan

BAK, tidak mengalami menstruasi lagi dan mengalami gangguan

emosional.

b. Efek dari radiasi

Efek samping yang sering timbul adalah kelelahan yang luar biasa,

kerontokan rambut di daerah yang disinari, kulit menjadi merah kering

dan gatal.

c. Efek dari kemoterapi

Efek samping yang sering timbul adalah infeksi, memar, mengalami

perdarahan, kekurangan tenaga, kerontokan rambut, nafsu makan

berkurang, mual muntah dan mengalami luka terbuka di mulut.

d. Efek dari terapi biologis


17

Efek yang sering timbul adalah flu, menggigil, demam, nyeri otot,

lemah, nafsu makan berkurang, memar, mengalami perdarahan, mual

muntah dan diare.

B. Konsep IVA (Inspeksi Viasual Asetat)

Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau

bidan dengan mengamati leher rahim yang telah diberi asam asetat atau asam

cuka 3-5%. Secara inspekulo dan dilihat dengan penglihatan mata telanjang.

Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami dysplasia sebagai salah

satu metode deteksi dini kanker serviks (Tilong, 2015).

Menurut Tilong (2015), terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi

sebelum menjalani tes IVA yaitu sebagai berikut:

1. Tidak boleh berhubungan badan selama 1-3 hari sebelum pemeriksaan

dilakukan, bahkan meskipun menggunakan kondom.

2. Tidak sedang menggunakan obat-obatan vaginal.

3. Mandi berendam dalam bath tub selama 24 jam sebelum pemeriksaan.

4. Tidak sedang hamil.

Syarat-syarat diatas perlu dipenuhi untuk menghindari adanya

kontaminasi ke dalam vagina yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Sedangkan pada ibu hamil, pap smear sebaiknya dapat dilakukan dua atau

tiga bulan setelah melahirkan, karena pada masa ini darah atau cairan masa

nifas sudah tidak ada. Selain itu pasien juga sudah lebih siap untuk

melakukan pemeriksaan (Tilong, 2015).


18

Menurut Setiati (2016), indikasi pemeriksaan IVA adalah sebagai

berikut:

1. Menikah pada usia muda (di bawah 20 tahun).

2. Pernah melakukan hubungan seksual sebelum usia 20 tahun.

3. Pernah melahirkan lebih dari 3 kali.

4. Wanita yang sudah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari

hubungan seksual pertama.

5. Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun terutama IUD atau

kontrasepsi hormonal.

6. Mengalami perdarahan setiap berhubungan seksual.

7. Mengalami keputihan atau gatal pada vagina.

8. Sudah menopause dan mengeluarkan dara pervagina.

9. Berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.

10. Usia yang disarankan untuk menjalani pemeriksaan pap smear adalah 21

tahun, kecuali sudah pernah berhubungan seks sebelumnya. Selanjutnya

tes ini dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1-3 tahun sekali. Pada wanita

sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 65 tahun atau lebih jika selama 3

kali tes berturut-turut hasilnya normal. Jika tidak pap smear harus lebih

sering dilakukan.

11. Wanita yang pernah menjalani operasi pengangkatan rahim sangat

dianjurkan untuk melakukan tes ini.


19

12. Wanita yang mempunyai anggota keluarga yang pernah terkena penyakit

HPV atau kanker leher rahim harus menjalani tes ini sesuai dengan

petunjuk dokter.

Menurut Tilong (2015), hasil dari pemeriksaan IVA adalah sebagai

berikut:

1. Klas 0 : tidak dapat dinilai (segera diambil smear ulang)

2. Klas 1 : normal smear (kontrol ulang 1-2 tahun lagi)

3. Klas II : proses radang dengan atau tanpa diplasia ringan (kontrol

ulang 3-6 bulan lagi)

4. Klas III : displasia sedang-berat (kontrol ulang segera)

5. Klas IV : karsinoma insitu (kontrol ulang segera)

6. Klas V : karsinoma invasif (kontrol ulang segera).

Gambar 2.1 Pemeriksaan IVA

C. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.


20

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (Induniasih, 2017).

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan

yang cukup didalam domain kognitif menurut Purwoastuti (2015)

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar dapat tahu terhadap objek

tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)
21

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-kompenen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis)

Menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan ibu untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut

Induniasih (2017) yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang

lain agar dapat memahami sesuatu hal. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada

akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.

Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah,

maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.


22

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar pertumbuhan

fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri

baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin

matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. orang cenderung berusaha

melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika pengalaman

tersebut menyenangkan maka secara psikologis mampu menimbulkan


23

kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan

seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif

dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau

sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap

kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya

mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

D. Konseling

Konseling adalah suaru proses yang terjadi dalam hubungan seseorang

dengan seseorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat

diatasinya, dengan seorang petugas profesional yang telah memperoleh

latihan dan pengalaman untuk membantu agar klien memecahkan kesulitanya.

Konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik atau konseli mendapatkan layanan langsung

tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka

pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di derita konseli. Konseling

individual adalah proses pemberian bantuan yang dialakukan melalui


24

wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang

sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya

masalah yang dihadapi klien.3 Konseling merupakan “ jantung hatinya”

pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal ini berarti apabila layanan

konseling telah memberikan jasanya, maka masalah konseli akan teratasi

secara efektif dan upaya upaya bimbingan lainya tinggal mengikuti atau

berperan sebagai pendamping. Implikasi lain pengertian “ jantung hati” aialah

apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa,

mengapa, dan bagaimana konseling itu (Bakar, 2014).

Tujuan umum konseling individu adalah membantu klien

menstrukturkan kembali masalahnya dan menyadari life style serta

mengurangi penilaian negatif terhadap dirinya sendiri serta perasaan-perasaan

inferioritasnya. Kemudian membantu dalam mengoreksi presepsinya terhadap

lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan

kembali minat sosialnya. Lebih lanjut prayitno mengemukakan tujuan khusus

konseling individu dalam 5 hal yakni, fungsi pemahaman, fungsi

pengentasan, fungsi mengembangan atau pemeliharaan, fungsi pencegahan,

dan fungsi advokasi (Induniasih, 2017).

E. Leaflet

Leaflet adalah sebuah bentuk publikasi singkat yang mana biasanya

berbentuk selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang sesuatu

hal. Leaflet biasanya berbentuk lembaran kertas berukuran kecil yang

mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada masyarakat umum, pada


25

dasarnya leaflet terdiri dari beberapa halaman dan dilipat sedemikian rupa

sehingga lebih menarik untuk dibaca, umumnya leaflet hanya terdiri dari 200-

400 karakter atau huruf yang ditata dan di selingi dengan beberapa gambar

yang menarik dengan ukuran leaflet biasanya 20-30 cm (Induniasih, 2017).

Leaflet adalah salah satu bentuk publikasi singkat yang mana biasanya

berbentuk selebaran yang berisi keterangan atau informasi dengan ciiri-ciri

leaflet yaitu (Acmad, 2016):

1. Desaiannya terdiri dari dua muka halaman yang dirancang sesuai dengan

bentuk lipatan kertas.

2. Informasi singkat, padat dan jelas

3. Informasi yang disampaikan antara lain logo, produk atau perusahaan,

alamat lengkap dan programnya

4. Gambar yang ditampilkan sesuai dengan informasi pada leaflet

F. Konsep PUS

Pasangan usia subur (PUS) adalah wanita yang masih dalam usia

reproduktif (sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid) yang

berusia 20-45 tahun dengan status menikah, yang masih berpotensi untuk

mempunyai keturunan. Setelah lahir kehidupan wanita dapat di bagi dalam

beberapa masa yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa puberitas, masa

reproduksi, masa klimakterium, dan masa senium. Masa reproduksi

merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun,

haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk

memungkinkan kehamilan (Bakar, 2014).


26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini sesuai dengan teori teori Induniasih (2017) yang

menyatakan bahwa pendidikan kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu,

dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau

individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik,

karena semua bentuk penyuluhan kesehatan kepada masyarakat merupakan

contoh pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan

masyarakat. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh

terhadap perilaku, dengan kata lain adanya promosi tersebut diharapkan dapat

membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.

Variabel Independen Variabel Dependen

Konseling
Pengetahuan PUS
tentang IVA
Leaflet

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

27
28

B. Hipotesa Penelitian

1. Ha: Ada pengaruh konseling individual terhadap pengetahuan PUS tentang

IVA di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun 2021

Ho : Tidak ada pengaruh konseling individual terhadap pengetahuan PUS

tentang IVA di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun

2021

2. Ha: Ada pengaruh pemberian leaflet terhadap pengetahuan PUS tentang IVA

di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun 2021

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian leaflet terhadap pengetahuan PUS

tentang IVA di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun

2021

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat eksperimen semu dengan desain Two group

pretest-postest yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakukan

dan dilakukan dua kali observasi dengan dua kelompok subjek. Rancangan

penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Kelompok A 01 X1 02

Pretest Perlakuan Postest

Kelompok B 03 X2 04

Pretest Perlakuan Postest

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian


29

Keterangan :

X1 : Pemberian konseling individual

X2 : Pemberian leaflet

01 : Data kelompok A sebelum perlakuan

02 : Data kelompok A setelah perlakuan

03 : Data kelompok B sebelum perlakuan

04 : Data kelompok B sesudah perlakuan

D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen, dimana variabel dependennya adalah pengetahuan PUS tentang IVA

sedangkan variabel independennya adalah konseling dan leaflet.

E. Hubungan Antar Variabel


Penelitian ini bersifat bivariat, penulis mencari pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen.


30

F. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil Skala
ukur ukur
Dependen
1 Pengetahuan Segala sesuatu yang Membagikan Kuesioner Baik, Ordinal
PUS tentang diketahui PUS kuesioner jika
kanker serviks tentang kanker x≥x
dan IVA serviks dan IVA
Kurang,
jika
x<x

Independen
2 Konseling Kegiatan Melakukan - - Sebelum Ordinal
memberikan konsling - Sesudah
informasi tentang individual
kanker serviks dan
pemeriksaan IVA
melalui konseling
menggunakan leaflet
3 Leaflet Kegiatan Melakukan Leaflet - Sebelum Ordinal
memberikan pembagian - Sesudah
informasi tentang leaflet
kanker serviks dan
pemeriksaan IVA
melalui pemberian
leaflet

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS yang berkunjung ke

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala tahun 2020 berjumlah

sebanyak 2.321 orang dengan rata-rata berkunjung setiap bulan sebanyak 110

orang.

2. Sampel
31

Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang

berkunjung ke Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala . Teknik

pengambilan sampel dalam penelitain ini menggunakan Accidental Sampling

yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel yang

tersedia di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala pada tahun

2021.

H. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan oleh peneliti berupa leaflet untuk konseling

dan untuk dibagikan kepada PUS dan kuesioner berbentuk skala Guttmat

tentang pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan bila jawaban “Benar” diberi

nilai 1 bila jawaban “Salah” diberi nilai 0.

2. Pengumpulan Data

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden pada

saat melakukan penelitian meliputi data konseling individual dan

pembagian leaflet serta membagikan kuesioner.

b. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi

Aceh maupun dari sumber-sumber informasi lainnya, dari studi

perpustakaan terhadap data yang terkait pada penelitian ini.

I. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data
32

Setelah data dikumpulkan dari semua kuesioner yang telah memenuhi

syarat maka dilakukan pengolahan data, dengan langkah- langkah sebagai

berikut:

a. Editing (Pemeriksaan data)

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan.

b. Coding

Coding (membuat lembaran kode) lembaran kode adalah instrumen berupa

kolom-kolom untuk merekam data secara manual, lembaran berisi nomor

responden dan nomor pertanyaan.

c. Transfering

Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode jawaban kedalam

master tabel.

d. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Pada

umumnya hasil analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase

dari setiap variabel. Selanjutnya analisa ini akan ditampilkan distribusi

frekuensi dalam bentuk tabel. Untuk data demografi atau kriteria sampel

dilakukan perhitungan presentase :


33

f
P = x 100%
n

Keterangan :

P = persentase

f = jumlah frekuensi

n = jumlah responden

Kemudian penulis akan menghitung distribusi frekuensi dan mencari

persentase pada setiap variabel.

b. Analisa Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui data dalam bentuk tabel silang dengan

melihat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen.

Selanjutnya dalam menginterpretasi nilai pada data analisa bivariat dengan

uji T. Uji T dilakukan untuk mengetahui data dalam bentuk tabel silang

dengan melihat pengaruh antara variabel independen dan variabel

dependen, mengggunakan Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data

yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

dengan batas kemaknaan (α = 0,05) atau Confident level (CL) = 95%

diolah dengan komputer menggunakan program SPSS (Statistical Product

Service Solutions) versi 25,00 for Windows. Kaidah yang digunakan untuk

menyetujui normalitas sebaran data adalah jika signifikansi p> 0,05 maka

data berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikansi p< 0,05, maka data

berdistribusi tidak normal. Kemudian menggunakan uji T (paired t test),

dalam menggunakan uji T (paired t test terdapat syarat yang harus

dipenuhi yaitu data harus berdistribusi normal (nilai signifikan ≥ 0,05).


34

Pada penelitian apabila ditemukan jumlah sampel < 50 sehingga uji

normalitas data menggunakan Shapiro. Wilk, namun jika jumlah sampel >

50 maka uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov test.

maka dapat disampaikan:

a. Jika p Value ≤ α (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya

terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen.

b. Jika p Value > α (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel

dependen
DAFTAR PUSTAKA

Acmad. 2016. Perubahan Pengetahuan Sikap Wanita Usia Subur Sebelum dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Deteksi Kanker Serviks Dengan
Pemeriksaan metode IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Garut volume 1
nomor 2 www.http://jurnal.umj.ac

Aprilyta. 2017. Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap Tingkat Minat


Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur volume 3 nomor 9
www.http://jurnal.digilib.unisayogya.ac.id (dikutip pada tanggal 1 April
2020).

Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. 2018. Prevalensi Kasus Kanker Serviks Di


Provinsi Aceh

Dinas Kesehatan Aceh Besar. 2019. Prevalensi Kasus Kanker Serviks dan IVA Di
Kota Banda Aceh

Februanti. 2019. Kanker Serviks. Jakarta: Deepublish

Handayani. 2018. Menaklukan Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan 3


Terapi Alami. Jakarta: PT Agro Media Pustaka

Indah, Yunita. 2015. Stop Kanker. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.

Induniasih. 2017. Promosi Kesehatan.Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Mardiana. 2015. Mencegah Dan Mengobati Kanker Pada wanita Dengan


Tanaman Obat. Jakarta: Swadaya.

Mulyani. 2015. Mencegah Dan Mengobati Kanker Pada wanita Dengan


Tanaman Obat. Jakarta. Swadaya.

Nelwan. 2019. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Deepublish

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Purwoastuti. 2015. Prilaku Dan Softskills Kesehatan Panduan Untuk Tenaga


Kesehatan Perawat Dan Bidan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Riskesdas. 2018. Prevalensi Kanker Serviks. www.depkes.go.id. Dikutip pada
tanggal 3 Maret 2020

Samadi, Heru. 2016. Kanker Serviks. Jakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Setiati, Eni. 2015. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: CV


Andi Offset

Saydam. 2016. Waspadai Penyakit Kanker Reproduksi Anda. Bandung: Rena


Cipta.

Tilong. 2019. Kanker Serviks Dan Kanker Payudara. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka

Tilong. 2016. Wanita Wajib Melakukan Tes-Tes Kesehatan. Jogjakarta: Flas


Books

WHO. 2016. Ca Cerviks. Word Health Organization.


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KONSELING DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN


PUS TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT (IVA) DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
TAHUN 2021

A. Identitas Responden
No. Responden :

Tanggal Penelitian :

Usia :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Paritas :

B. Berikan tanda cheklis(√) pada salah satu jawaban yang saudara anggap
benar dibawah ini:
I. Pengetahuan
No Pernyataan Benar Salah
1 Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang
dapat menyebabkan kematian
2 Kanker serviks merupakan penyakit menular
3 Kanker serviks adalah penyakit yang hanya terjadi
pada wanita
4 Salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan
kanker serviks adalah jumlah kelahiran yang
banyak
5 Wanita yang merokok lebih berisiko mengalami
kanker serviks
6 Berganti-ganti pasangan berisiko mengalami
kanker serviks
7 Wanita yang personal hyginen nya kurang baik
tidak berisiko mengalami kanker serviks
8 Penggunaan KB hormonal dalam jangka panjang
tidak berisiko mengalami kanker serviks
9 Kanker serviks disebabkan oleh virus
10 Wanita yang pernah menderita penyakit menular
seksual tidak berisiko mengalami kanker serviks
11 Salah satu gejala kanker leher rahim adalah
keputihan dan perdarahan
12 Pemeriksaan IVA dapat dilakukan di Puskesmas
13 Wanita yang menggunakan obat-obatan vagina
tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan IVA
14 Wanita hamil tidak dianjurkan melakukan
pemeriksaan IVA
15 Syarat pemeriksaan IVA adalah tidak boleh
berhubungan intim selama 3 hari sebelum
pemeriksaan
16 Pemeriksaan IVA merupakan deteksi dini awal
untuk mengatasi kanker serviks
17 IVA dapat dilakukan pada wanita yang belum
menikah
18 IVA dilakukan saat ibu tidak menstruasi
19 Pemeriksaan IVA merupakan salah satu cara
untuk mendeteksi dini kanker serviks
20 IVA hanya dilakukan setiap 3 tahun sekali

Anda mungkin juga menyukai