1
TUGAS AKHIR
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Oleh :
Egi Suci Derila
NIM: 193210209
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Ketua,
(Ns.Novi Herawati, M. Kep, Sp. Kep. J) ( )
NIP. 19811013 200604 2 002
Anggota,
(Syahrum, S.Pd, M. Kes) ( )
NIP. 19610613 198406 1 001'
Anggota,
(ABD. Gafar, S. Kep, MPH) ( )
NIP. 19641231 198603 1 033
(TINTIN SUMARNI,S.Kp,M.Kep) ( )
NIP. 196703011 99003 2 002
iii
KATA PENGANTAR
iv
Penulis menyadari dalam menyusun Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran yang dapat
menyempurnakan Tugas Akhir ini, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamin
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
E. Ruang Lingkup............................................................................ 5
4. Manifestasi Klinis.................................................................. 9
5. Patofisiologi........................................................................... 10
vi
8. Klasifikasi Asfiksia............................................................... 13
1. Pengkajian............................................................................. 19
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................... 27
3. Intervensi Keperawatan......................................................... 28
4. Implementasi Keperawatan................................................... 33
5. Evaluasi Keperawatan........................................................... 34
A. Desain Penelitian......................................................................... 36
H. Studi Dokumentasi...................................................................... 38
J. Etika Penelitian............................................................................ 39
A. Hasil............................................................................................. 40
1. Deskripsi Tempat.................................................................. 40
2. Deskripsi Kasus..................................................................... 40
vii
B. Pembahasan Kasus...................................................................... 49
1. Pengkajian Keperawatan....................................................... 50
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................... 56
3. Intervensi Keperawatan......................................................... 59
4. Implementasi Keperawatan................................................... 63
5. Evaluasi Keperawatan........................................................... 65
A. Kesimpulan.................................................................................. 79
B. Saran............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOLOK
ABSTRAK
xi
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH PADANG
D III NURSING STUDY PROGRAM SOLOK
Nursing Care for Babies with Asphyxia in the Perinatology Room of RSUD
M.Natsir, Solok City
ABSTRACT
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal dalam minggu pertama dengan 85%
2019).
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Setiap penolong persalinan
harus mampu mendeteksi faktor risiko bayi akan lahir dengan asfiksia dan
2022)
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta.
dan biokimia pada janin. Selain itu asfiksia pada neonatus juga dapat terjadi
1
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat
timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir
sebahagian besar asfiksia bayi baru lahir merupakan kelanjutan asfiksia janin,
karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan memegang peran
data yang di dapat 27,4% bayi baru lahir mengalami asfiksia, penyebab
(Kemenkes, 2021)
neonatorum, Berdasarkan data yang di dapat 27,0% (5.464) bayi baru lahir
pada tahun 2021 terdapat 48 bayi asfiksia, Tahun 2022 bulan Januari-Maret
terdapat 4 bayi dengan asfiksia, Tahun 2021 44 bayi baru lahir dengan
asfiksia. Dari hasil studi pendahuluan didapatkan bahwa mayoritas bayi adalah
Solok yaitu pemasangan CPAP dan pemberian obat parenteral. Peran perawat
2
3
B. Rumusan Masalah
oksigen pada sel dan jaringan janin dalam uterus, sehingga mengakibatkan
tingginya angka kesakitan dan kematian pada bayi baru lahir. Berdasarkan
RSUD M.Natsir Kota Solok Tahun 2022 data tahun 2021 sebanyak 48 bayi
Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi Perawat
Keperawatan Solok.
E. Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah kegagalan napas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia adalah keadaan bayi baru
lahir tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
berkibat fatal. Nama lain yang lebih umum untuk asfiksia neonaturum
Asfiksia nenatorum, juga disebut asfiksia lahir atau bayi baru lahir,
otak jika tidak ditangani dengan benar. Bayi yang baru lahir biasanya
Pada satu menit setelah lahir kebanyakan bayi bernafas dengan baik. Jika
6
2. Etiologi
dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan
a. Faktor ibu
janin.
b. Faktor plasenta, Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh
luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat
7
8
c. Faktor fetus
gas antara ibu dan janin. Ganagguan aliran darah ini dapat ditemukan
pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi
d. Faktor neonates
karena:
janin.
3. Faktor Risiko
Tabel 2.1
Faktor Risiko Asfiksia Neonaturum
Faktor Janin
Antenatal 1. Malpresentasi (misal sungsang,
(intrauterin) distosia bahu)
2. Prematuritas
3. BBLR
4. Pertumbuhan janin terhambat
(PJT)
5. Anomali kongenital
6. Pneumonia intrauterine
7. Aspirasi meconium yang berat
4. Manifestasi Klinis
menimbulkan tanda:
c. Apnea.
d. Sianosis.
5. Patofisiologi
organ-organ rongga toraks dan abdomen lainnya seperti paru, hati, ginjal,
energy failure) dan sekunder (secondary energy failure). Pada fase primer,
(NO, dan enzim degratif hingga berakhir dengan kematian sel. Fase primer
sebegian fungsi metabolisme, namun apabila cedera otak pada fase primer
cukup berat, kerusakan neuron akan kembali terjadi setelah, 6-48 jam (fase
susunan saraf pusat tanpa disertai gangguan fungsi organ lain umumnya
Asfiksia Neonatorum
fa
Sumber: Saifudin, Abdul Bari 2006 dalam (Haryani, Sri Hardiani, 2020)
13
ditemukannya tanda – tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat
a. Pemeriksaan Darah
2) Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksia terdiri dari:
8. Klasifikasi Asfiksia
Tabel 2.2
Penilaian APGAR Score
Nilai
Tanda
0 1 2
A Biu/pucat Tubuh Tubuh dan
(Apperarance) kemerahan, ekstremitas
Warna kulit ekstremitas kemerahan
kemerahan
14
Interpretasi Hasil :
Gangguan fungsi susunan saraf pusat akibat asfiksia hampir selalu disertai
2019).
proses yang dimulai sejak terjadi hipoksia dan dapat berlanjut selama
Cedera otak akibat EHI ini menimbulkan area infark pada otak yang
(Kemenkes, 2019).
b. Sistem respirasi
2019).
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem urgogenital
berikut:
e. Sistem gastrointestinal
>100 IU/l atau alanin transferase >100 IU/l pada minggu pertama
f. Sistem audiovisual
juga dapat menyebabkan tekanan aliran balik vena. Selain itu hipoksia
yang terjadi pada sekitar 32% bayi prematur pada usia gestasi 24- 34
2019).
ruang perawatan, sehingga bayi dapat dipantau secara ketat dan dilakukan
b. Temperature
c. Airwey
evaluasi.
19
d. Blood pressure
e. Laboratorium working
gula darah secara periodik sebaiknya dilakukan pada usia bayi 2, 6, 12,
24, 48, dan 72 jam kehidupan, kadar hematokrit dalam 24 jam pada
f. Emotional support
1. Pengkajian
msnusia dari aspek psikologis, biologis, sosial, dan ditinjaun dari aspek
spiritual.
tua meliputi: nama (Ayah dan ibu, umur ibu yang berisiko tinggi 35
b. Riwayat kesehatan
lahir.
jantung.
petugas kesehatan,
Kala II: persalinan lama, partus kasep, fetal disstres, ibu kelelahan,
ringan.
gram). Preterm atau BBLR < 2500 gram, >2500 gram lingkar
aesofagal.
1) Oksigenasi
2) Kebutuhan nutrisi
3) Kebutuhan Eliminasi
Neonatal
diruang intensif juga harus diobservasi karena tidak ada kontak dan
6) Kebutuhan Aktivitas
7) Proteksi
dan struktur integument (kulit, rambut, dan kuku) dimana hal ini
suhu tubuh.
9) Perasaan
nyeri.
d. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
hipotermi bila suhu tubuh lebih dari 36℃ dan berisiko terjadi
hipertermi jika suhu tubuh lebih dari 37℃ . Sedangkan normal jika
2) Kulit
verniks.
3) Kepala
4) Mata
5) Hidung
secret.
6) Mulut
Bibir berwarna merah pucat ataupun merah, ada lender atau tidak
7) Telinga
8) Leher
9) Thorax
100x/menit.
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit seperti
usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat
10) Umbilikus
11) Genetalia
Pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
kadang perdarahan.
12) Anus
13) Ekstremitas
serta jumlahnya.
14) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking
Hardiani, 2020).
2. Diagnosa Keperawatan
2016) :
28
ventilasi perifer
tertahan
menghisap bayi
f. Risiko Infeksi
3. Intervensi Keperawatan
tindakan perawatan.
Tabel 2.3
Intervensi Keperawatan
3. Bersihan jalan napas tidak Bersihan jalan napas Manajemen Jalan Nafas
efektif (L. 01001) (I.01011)
(D. 0149) Ekspetasi : meningkat Tindakan
Gejala dan Tanda Mayor Kriteria hasil : Observasi
Subjektif : 1) Mengi menurun 1) Memonitor bunyi
(tidak tersedia) 2) Wheezing nafas tambahan
Objektif menurun (mis. Gurgilng,
1) Sputum berlebih
3) Frekuensi mengi, wheezing,
2) Mengi,wheezing dan/atau
napas membaik ronki kering)
ronkhi kering
Pola napas membaik 2) Memonitor pola napas
3) Mekonium di jalan napas
(frekuensi, kedalaman,
(pada neonatus)
usaha nafas)
Gejala dan Tanda Minor
Terapeutik
Subjektif
1) Lakukan penghisapan
1) Dispnea
lendir kurang dari 15
2) Ortopnea
detik
Objektif
1) Gelisah 2) Berikan oksigen
2) Sianosis Edukasi
1) Anjurkan asupan
3) Bunyi napas menurun
cairan 2000 ml
4) Frekuensi napas berubah
perhari, jika tidak
Pola napas berubah
kontraindikasi
4. Menyusui tidak efektif Status Edukasi menyusui
(D.0029) Menyusui (I . 12393)
Gejala dan Tanda Mayor (L.03029) Tindakan
Subjektif Ekspetasi : Membaik Observasi
1) Kelelahan maternal Kriteria Hasil : 1) Identifikasi
2) Kecemasan maternal 1) Perlekatan bayi kesiapan
Objektif pada payudara dan
31
payudara,
pijat
oksitosin)
4. Implementasi Keperawatan
prosedur tindakan, pemahaman tentang hak – hak dari klien serta dalam
5. Evaluasi Keperawatan
dan pencapaian hasil yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses
keperawatan. Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dillaksanakan
dihentikan
SOAP:
S: Data Subyektif
O: Data Obyektif
Perkembangan yang bisa diamati dan bisa diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lainnya
A: Analisis
keperawatan baru.
P: Perencanaan
Rencana penanganan klien pada hal ini didasarkan pada hasil analisis
masalah belum teratasi dan membuat rencana baru bila rencana awal
tidak efektif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pendekatan studi kasus tunggal. Pada studi kasus tunggal ini dilakukan cara
Kota Solok tahun 2022. Waktu untuk penelitian dimulai pada Bulan Juni
selama 7 hari.
Populasi adalah Semua bayi dengan asfiksia sedang Apgar 4-5. Subjek
status pada penelitian ini adalah satu orang pasien bayi asfiksia di Ruangan
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
36
D. Fokus Studi Kasus
Dalam studi kasus ini yang menjadi focus studi adalah memberikan
Tabel : 3.1
Definisi Operasional Fokus Studi
Solok.
a. Wawancara
diperlukan antara lain (1) Nama klien dan penanggung jawab (2) Riwayat
37
38
antenatal (3) Pola aktivitas sehari – hari, pola nutrisi, pola elimininasi, dan
b. Pengukuran langsung
c. Observasi
sampai terjadi henti nafas, bradikardi, tonus otot berkurang, warna kulit
sianotik/pucat.
H. Studi Dokumentasi
data, dan ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau tekstuler
cara kualitatif, salah satunya adalah dengan metode studi kasus (Case Study).
Proses penyusunan Study kasus ini yaitu pengumpulan data mentah individu,
dilakukan pada kedua partisipan apakah sesuai dengan teori dan literatur atau
tidak.
J. Etika Penelitian
consent terlebih dahulu kepada calon klien dimana dalam penelitian ini adalah
dengan hukum dan etika penelitian keperawatan yang telah dilakukan kepada
A. Hasil
1. Deskripsi Tempat
Kota Solok. Ruang rawatan inap terdiri dari NICU, HCU, SCN. Ruang
tim. Di bawah katim ada beberapa perawat pelaksana yang dibagi menjadi
3 shift yaitu, pagi, siang, dan malam. Penelitian ini dilakukan selama 6
hari mulai dari tanggal 7 Agustus sampai 12 Agustus 2022. Dengan satu
Solok.
2. Deskripsi Kasus
Solok.
40
a. Pengkajian Keperawatan
Pukul 23.05 WIB dengan usia gestasi 28 minggu, berat badan lahir
diagnosa medis Asfiksia, bayi terpasang alat bantu nafas CPAP 7/30%
dan IVFD Dextrose 10%. Bayi masuk ruang rawatan Perinatologi pada
kondisi bayi saat ini masih sesak, bayi terpasang alat bantu napas
CPAP 7/30%, retraksi dinding dada, bayi tampak lemah, bayi tampak
dahulu : Orang tua By. B mengatakan dia dulu juga terlahir memiliki
berat badan yang rendah, pada saat masa kehamilan ibu mengalami
nafsu makan yang kurang, ari-ari terasa sakit dan sering sakit kepala
vital suhu 37,8 oC, Pernapasan 66x/menit, nadi 144x/menit, SPO2 96%.
Berat badan 1600 gr, panjang badan 40 cm, lingkar kepala 29 cm,
41
42
diberi cahaya. Refleks rooting baik, refleks moro baik. Jalan napas
bersih, bentuk hidung simetris. Struktur mulut utuh, gusi utuh, lidah
144x/menit, irama teratur, CRT <2 detik, tidak ada kelainan pada
b. Diagnosa Keperawatan
napas ditandai dengan pada saat pengkajian bayi terlihat sesak, bayi
pernafasan 38x/menit.
pada ibunya, refleks menghisap lemah, bayi terpasang OGT, air susu
ibu sedikit.
lingkungan.
c. Rencana Keperawatan
menyelimuti bayi dan kenakan topi, berikan waktu kepada bayi apabila
bayi sampai lebih dari 1 jam atau sampai bayi menunjukkan tanda –
monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik. Terapeutik : cuci
d. Implementasi Keperawatan
terjadinya infeksi yaitu memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
e. Evaluasi Keperawatan
S : By. Ny. B masih terpasang CPAP 7/30% (alat bantu nafas), sesak
4 dengan hasil :
47
hitam dan BAK ada bewarna kuning jernih berbau pesing A : ketidak
monitor TTV, beri ASI melalui OGT 3 jam sekali sesuai orderan yaitu
8x3-5 cc.
pada bayi.
Ny. B yaitu :
59x/menit, SpO2 98% nadi 138x/menit, suhu 36,6 oC, sesak napas
berkurang, sianosis tidak ada, turgor kulit baik, mukosa bibir lembab.
48
menghisap bayi masih lemah, refleks rooting ada. Berat badan bayi
infeksi.
60x/menit, SpO2 99% nadi 140x/menit, suhu 36,2 oC, sesak napas
49
berkurang, sianosis tidak ada, turgor kulit baik, mukosa bibir lembab.
lemah, masih terpasang OGT O : ASI 8x3-5 cc, refleks rooting ada.
Berat badan bayi naik 1700 gr dengan panjang badan 41 cm. BAB
bayi, berikan ASI melalui OGT sesuai orderan 8x3-5 cc sekali 3 jam.
B. Pembahasan Kasus
Juni – 12 Juni 2022, maka pada bab pembahasan ini peneliti akan
pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan
1. Pengkajian Keperawatan
disebut asfiksia lahir atau bayi baru lahir, didefinisikan sebagai kegagalan
untuk memulai pernafasan teratur dalam satu menit setelah lahir. Asfiksia
dengan benar. Bayi yang baru lahir biasanya mulai bernafas tanpa bantuan
dan biasanya menangis setelah melahirkan. Pada satu menit setelah lahir
kebanyakan bayi bernafas dengan baik. Jika bayi gagal untuk membangun
neonatorum.
Badan Lahir Rendah dengan kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir,
asfiksia dipengaruhi oleh berat badan lahir rendah karena, bayi yang
51
berat badan lahir normal. Peneliti melihat bahwasannya By. Ny. B lahir
a. Identitas Pasien
terakhir Ny.B tidak tamat SMA, Ny.B merupakan seorang ibu rumah
tangga. Ayah dari By.B adalah Tn.E yang berusia 40 th, beragama
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Pukul 23.05 WIB dengan usia gestasi 28 minggu, berat badan lahir
bantu nafas CPAP 7/30% dan IVFD Dextrose 10%. Bayi masuk
wib.
terdapat kondisi bayi saat ini masih sesak, bayi terpasang alat
masih lemah.
memiliki berat badan yang rendah, pada saat masa kehamilan ibu
53
mengalami nafsu makan yang kurang, ari-ari terasa sakit dan sering
4) Riwayat Kehamilan
mengalami nafsu makan yang kurang, ari-ari sakit dan sering sakit
5) Riwayat Kelahiran
usia gestasi 28 minggu dengan berat badan 1600 gr, panjang badan
ketuban jernih, tidak ada kelainan pada bayi. Ibu mengatakan tidak
memiliki berat badan yang rendah, pada saat masa kehamilan ibu
mengalami nafsu makan yang kurang, ari-ari terasa sakit dan sering
enteral dengan jenis ASI/SF dengan rute pemberian melalui Oral dan
d. Kebutuhan Eliminasi
bantu. Warna feses kehitaman, bau khas feses. Ibu mengatakan tidak
ada kesulitan saat buang air kecil, By.B menggunakan diapers, warna
e. Pemeriksaan Fisik
vital suhu 37,8 oC, Pernapasan 66x/menit, nadi 144x/menit, SPO2 96%.
Berat badan 1600 gr, panjang badan 40 cm, lingkar kepala 29 cm,
diberi cahaya. Refleks rooting baik, refleks moro baik. Jalan napas
bersih, bentuk hidung simetris. Struktur mulut utuh, gusi utuh, lidah
144x/menit, irama teratur, CRT <2 detik, tidak ada kelainan pada
55
f. Program Terapi
g. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.1
Analisa Data
No Tanggal Data Masalah Etiologi
1. 17 Agustus DS: Pola nafas Kelemahan pada
2022 Perawat yang berdinas tidak efektif otot pernafasan
diruangan HCU (D.0149)
perinatologi mengatakan
kondisi bayi saat ini masih
sesak
DO:
a. Bayi terlihat sesak ,
pernafasan 38x/menit
b. Penggunaan otot bantu
nafas
c. Retrasi dinding dada
d. Terpasang alat bantu
CPAP 7/30%
e. Pola nafas tidak teratur
b. Ny. B mengatakan
cemas terhadap bayinya
yang terpasang OGT
DO:
a. BAK bayi 4 kali sehari
b. Bayi terlihat tidak
mampu melekat pada
payudara ibu
c. Hisapan bayi lemah
DO
a. Tali pusat bayi terlihat
segar
b. Berat badan bayi 1600
gr
c. Panjang badan 40 cm
d. Kelahiran pada usia
kandungan 28 minggu
2. Diagnosa Keperawatan
peneliti tegakkan sesuai dengan SDKI yaitu Pola napas tidak efektif
infeksi.
57
Tabel 4.2
Daftar Diagnosa Keperawatan
terlihat sesak, adanya retraksi ringan dan pola napas tidak teratur,
Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia yaitu pola napas tidak efektif
nafas irreguler, adanya retraksi dinding dada bagian dalam, terpasang O2,
menghisap asi, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu. Refleks
menghisap lemah.
belum cukup bulan dan berat badan lahir rendah yaitu 1600 gram, oleh
patogenik.
kasus By.Ny. B. Ini dikarenakan kelahiran bayi yang belum cukup bulan
dan berat badan lahirnya yang rendah yaitu hanya sekitar 1600 gram. Pada
59
kasus bayi yang belum cukup bulan dan BBLR respon imunnya menurun
3. Intervensi Keperawatan
Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia yaitu pola napas tidak efektif
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat – alat tubuh yang
ventilasi.
asi melalui OGT merupakan cara aman untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
bayi yang usianya kurang dari 32 minggu. Bayi tersebut biasanya terlalu
refleks menelan. Oleh karena itu, mereka sangat perlu menyusu (diberikan
itu peneliti juga memberikan ASI melalui OGT agar dapat memaksimal
bertahap agar berada dalam rentang normal sesuai dengan usianya dan
patologis.
Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
Pola nafas tidak Pola nafas Manajemen jalan nafas
efektif ekspetasi: membaik (I.01011)
berhubungan (L.01001) Tindakan
dengan hambatan ktiteria hasil: Observasi
upaya nafas 1. Dispepnea 1. Monitor pola nafas (frekuensi
(D. 0149) menurun kedalaman, usaha nafas)
2. Penggunaan otot 2. Monitor bunyi nafas tambahan
bantu nafas (mis. Gurgling, mengi,
menurun wheezing, ronkhi, kering)
3. Frekuensi nafas
membaik Terapeutik
1. Memberikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
-
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mokolitik, jika perlu
Edukasi
1. Berikan konseling menyusui
2. Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
3. Ajarkan perawatan payudara
antepartum dengan
mengkompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
4. Ajarkan perawatan payudara
postpartum (mis. Memerah
ASI, pijit payudara, pijit
oksitosin)
Tindakan
1. Monitor pernafasan bayi
Terapeutik
1. Berikan kehangatan dengan
menyelimuti bayi dan
memberi topi
2. Berikan waktu kepada ibu
apabila kegiatan menyusui
dimulai
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gelaja
63
infeksi
2. Anjurkan meningkatkan
asupan nutria
3. Anjurkan meningkiatkan
asupan cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
4. Implementasi Keperawatan
Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia yaitu pola napas tidak efektif
(CPAP). Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat – alat tubuh
memaksimalkan ventilasi.
fungsi pernapasan.
64
dan bayi, mengajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan (latch on) dengan
kesempatan bayi sampai lebih dari 1 jam atau sampai bayi menunjukkan
asi melalui OGT merupakan cara aman untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
bayi yang usianya kurang dari 32 minggu. Bayi tersebut biasanya terlalu
refleks menelan. Oleh karena itu, mereka sangat perlu menyusu (diberikan
lemah dan masih terpasang alat bantu yaitu OGT. Darisini lah peneliti
Risiko terjadinya infeksi yaitu memonitor tanda dan gejala infeksi lokal
dan sistemik, mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
asupan nutrisi.
potongan tali pusat sehingga perlu mencegah dan memonitor tanda gejala
infeksi. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi baru
Tabel 4.4
Implementasi dan Evaluasi
Hari / Diagnosa
Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Hari ke-1 Pola nafas tidak Manajemen Jalan S : Ny. B
pada tanggal efektik berhubungan Nafas mengatakan bayi
7 Agustus dengan hambatan 1) Melakukan sudah mulai
2022 pada upaya nafas pemantauan pada menangis, gerakan
pukul 08.00 (D. 0149) pernafasan dengan masih lemah.
WIB mengamati O : SpO2 97%, tidak
frekuensi nafas, ada bunyi nafas
usaha dalam tambahan, RR
bernafas. 66x/menit, terdapat
Frekuensi nafas retraksi dinding
68x/menit, dada, nadi
terdapat retraksi 138x/menit, bayi
dinding dada. terpasang CPAP
2) Melakukan 7/30%, sianosis
pemantauan pada sudah tidak ada,
jalan nafas dengan bibir lembab, turgor
mengamati suara kulit normal CRT <
nafas tambahan. 2 detik. Fase
Tidak terdapat inspirasi dan
bunyi napas ekspirasi membaik,
66
tanda infeksi
disekitar tali
npusat, tali pusat
segar.
2) Menerapkan 5
momen mencuci
tangan (sebelum
menyentuh pasien,
sebelum prosedur
aseptik, setelah
terkena cairan
tubuh pasien,
setelah menyentuh
pasien, setelah
menyentuh
lingkungan sekitar
pasien).
3) Memberikan ASI
melalui OGT 8x3-
5 cc 3 jam sekali
Hari ke-2 Pola nafas tidak Manajemen Jalan S : By. Ny. B bayi
tanggal 8 efektif berhubungan Nafas masih lemah
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan bergerak, tangisan
2022 pada upaya nafas pemantauan pada sudah mulai kuat
pukul 08.00 (D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
WIB mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
usaha dalam berkurang, SpO2
bernafas. 98%, RR 58xmenit,
Frekuensi nafas nadi 135x/menit,
60x/menit, tidak CRT < 2 detik.
terdapat retraksi Sesak nafas sudah
dinding dada berkurang, sianosis
2) Melakukan sudah tidak ada.
pemantauan pada A : masalah teratasi
jalan nafas dengan sebagian.
mengamati suara P : Awasi TTV,
napas tambahan. CPAP 7/30%,
Tidak terdapat intervensi
bunyi nafas dilanjutkan
tambahan.
3) Terpasang CPAP
7/30%, saturasi
oksigen 98%.
68
menyentuh pasien,
sebelum prosedur
aseptik, setelah
terkena cairan
tubuh pasien,
setelah menyentuh
pasien, setelah
menyentuh
lingkungan sekitar
pasien).
3) Memberikan ASI
melalui OGT 8x3-
5 cc 3 jam sekali
Hari ke-3 Pola napas tidak Manajemen jalan S : By. Ny. B bayi
tanggal 9 efektif berhubungan nafas masih lemah
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan bergerak, tangisan
2022 upaya napas pemantauan pada sudah mulai kuat
(D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
usaha dalam berkurang, SpO2
bernafas. 98%, RR 42xmenit,
Frekuensi nafas nadi 143x/menit,
62x/menit, tidak CRT < 2 detik.
terdapat retraksi Sesak nafas sudah
dinding dada berkurang, sianosis
2) Melakukan sudah tidak ada.
pemantauan pada A : masalah teratasi
jalan nafas dengan sebagian.
mengamati suara P : Awasi TTV,
napas tambahan. CPAP 7/30%,
Tidak terdapat intervensi
bunyi nafas dilanjutkan
tambahan.
3) Terpasang CPAP
7/30%, saturasi
oksigen 98%.
pasien).
3) Memberikan ASI
melalui OGT 3
jam sekali
Hari ke-4 Pola napas tidak Manajemen jalan S : By. Ny. B masih
tanggal 10 efektif berhubungan nafas lemah bergerak,
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan tangisan sudah mulai
2022 upaya napas pemantauan pada kuat
(D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
usaha dalam berkurang, SpO2
bernafas. 98%, RR 60xmenit,
Frekuensi nafas nadi 138x/menit,
66x/menit, tidak CRT < 2 detik.
terdapat retraksi Sesak nafas sudah
dinding dada berkurang, sianosis
2) Melakukan sudah tidak ada.
pemantauan pada A : masalah teratasi
jalan nafas dengan sebagian.
mengamati suara P : Awasi TTV,
napas tambahan. CPAP 7/30%,
Tidak terdapat intervensi
bunyi nafas dilanjutkan
tambahan.
3) Terpasang CPAP
7/30%, saturasi
oksigen 98%.
Hari ke-5 Pola napas tidak Manajemen jalan S : By. Ny. B masih
tanggal 11 efektif berhubungan nafas lemah bergerak,
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan tangisan sudah mulai
2022 upaya napas pemantauan pada kuat
73
5. Evaluasi Keperawatan
Kegiatan yang akan dilakukan perawat pada tahap ini yaitu menilai hasil
yang diharapkan terhadap perubahan dari bayi dan menilai sejauh mana
masalah bayi dapat diatasi. Selain itu, perawat juga memberikan umpan
77
balik atau pengkajian ulang, jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai,
By. Ny. B untuk diagnosis keperawatan utama Pola napas tidak efektif
teratasi sebagian pada hari keenam dengan kriteria hasil penggunaan otot
nadi 140x/menit, suhu 36,2oC CRT <2 detik. Berdasarkan analisa masalah
asfiksia sedang dengan masalah pola napas tidak efektif, teratasi sebagian
Dengan hasil data subjektif ibu klien mengatakan sesak sudah berkurang,
data objektif RR 66x/menit, irama nafas reguler, tidak ada bunyi nafas
tambahan, sumbatan jalan napas tidak ada, masih terdapat retraksi dinding
dada.
teratasi sebagian pada hari kelima dengan hasil berat badan bayi naik
menjadi 1700 gr, hisapan bayi masih lemah. Berdasarkan analisa masalah
dengan hasil berat badan bayi naik menjadi 1700 gr, refleks menghisap
ditandai dengan kelahiran bayi yang belum cukup bulan dan berat
badan lahir rendah yaitu 1700 gram, oleh karena itu bayi beresiko
transmisi dari satu orang seperti menjaga personal hygiene secara baik dan
pada hari rawatan pertama sampai dengan hari rawatan keenam agar dapat
dengan hasil data subjektif ibu klien mengatakan bayi sudah tidak demam.
Data objektif suhu 36,2oC bayi tidak rewel. Sesuai dengan hasil penelitian
hasil telah dicapai oleh pasien itu sendiri dengan kriteria hasil yang telah
A. Kesimpulan
berikut :
1. Pengakajian Keperawatan
dengan teori, yaitu pada bayi asfiksia didapatkan masalah tentang pola
2. Diagnosis Keperawatan
terjadinya infeksi.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
79
napas, memonitor status gizi, memonitor asupan nutrisi, memonitor
5. Evaluasi Keperawatan
pencegahan infeksi.
B. Saran
etik keperawatan.
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Chomaria, N. (2020). ASI Untuk Anakku (J. Suzana (ed.)). PT Alex Media
Komputindo.
Idawati, Mirdhani, R., Andriani, S., & Yuliana. (2021). Kegagalan Pemberian
ASI Ekslusif (D. Kumaningsih (ed.)). Penerbit Lakeisha.
Nisa, S. (2022). ASNEO : Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah. CV. Bintang Semesta Media.
Saragih, E., Masruroh, Mukhoirotin, Herawati, T., Hutagaol, A., & Cathryne, J.
(2022). Kesehatan Ibu dan Anak. Yayasan Kita Menulis.
82
Septianita, D., Ridwan, M., & Isoworo, A. (2019). Studi Kasus: Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Apendektomi. Jurnal Kesehatan,
12(2), 1–19.
Wahyuni, Ismawati, Wijayati, Wahyuni, tengku sri, Gultom, L., & Wulandari,
dewi triloka. (2022). Penyakit Akibat Kegawatdaruratan Obstetri. Yayasan
Kita Menulis.
Wahyuningsih, S., Setyarini, arika indah, Lukman, S., Niu, F., & Utami, D.
(2022). Penyakit Akibat Kegawatdaruratan Obstetri. PT. Global Eksekutif
Teknologi.
Wahyutri, E., Saadah, N., Kalsum, U., & Purwanto, E. (2020). Menurunka Resiko
Prevalensi Diare Dan Meningkatkan Ekonomi Melalui ASI Ekslusif (Budi
Yulianto (ed.)). Scopindo Media Pustaka.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
85
LAMPIRAN 3
1. DATA UMUM
IDENTITAS
IDENTITAS BAYI ORANG IBU AYAH
TUA
Nama / Panggilan By. B Nama Bulan Endri
1 hari /
Umur / tgl lahir Umur 43 th 40 th
6 Agustus 2022
Jenis kelamin P Agama Islam Islam
Anak ke 3 Pendidikan SMA SD
Jumlah saudara 2 Pekerjaan IRT Dagang
Diagnosa Medis Asfiksia Alamat Selayo Selayo
Jaminan BPJS
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. KELUHAN Bayi Ny. B lahir dengan usia gestasi 28 minggu, berat badan
UTAMA lahir 1600 gram, panjang badan 40 cm, tidak langsung
menangis, terdapat APGAR skor 4 dirujuk ke Ponek IGD
RSUD M.Natsir Kota Solok.
b. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Agustus 2022 pukul 08.00 WIB,
terdapat kondisi bayi saat ini masih sesak, bayi terpasang alat bantu napas
CPAP 7/30%, terdapat retraksi dinding dada, bayi masih lemah, bayi tampak
gelisah, bayi tidak mampu melekat atau menyusui langsung kepada ibunya,
bayi terpasang OGT, tangisan bayi masih lemah.
c. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Orang tua By. B mengatakan dia dulu juga terlahir memiliki berat badan
yang rendah, pada saat masa kehamilan ibu mengalami nafsu makan yang
kurang dan sering sakit kepala selama hamil.
Riwayat Kehamilan
Status kehamilan G3 P3 A0H3
Pemeriksaan Tidak ada ✔Ada, Frekuensi : <
kehamilan/ANC 3x ✔> 3 x
Masalah ✔Tidak ada Ada, -
kehamilan
Konsumsi obat sebutka
Ada, obat
✔ Tidak ada
selama hamil sebutka Hipertensi :
n Amlodipin
Pemeriksaan Perawat ✔ Dokter
kehamilan ke
86
Bidan
Riwayat Kelahiran
Usia Gestasi 28 mg
BB lahir 1600 gr PB lahir 40 cm
Nilai APGAR Menit ke 1 Menit ke 5 8
5
Kala Kala I:-jam.-menit Kala II:- jam.-menit Kala III: -
Persalinan jam – menit
Penolong Perawat ✔Bidan Dokter Dukun
Jenis ✔ Sectio Vakum Forcep
persalinan Spontan Caesarea
Kesulitan ✔Tidak Ada, sebutkan …..
Ada
Air ketuban ✔Jernih Keruh
Kelainan bayi ✔Tidak Ada, sebutkan
Ada
Inisiasi Ada ✔Tidak Ada
Menyusu Dini
(IMD)
Pemberian Vit ✔Ada Tidak Ada
K
c. 8 x/hr 3cc
Frekuensi maxsimal
5cc
pemberian
Toleransi Kembung ✔Tidak Muntah ✔Tidak Ya, jumlah
pemberian Ya
1.2 KEBUTUHAN ELIMINASI
Buang Air Besar Buang Air Kecil
Kesulitan Ada, sebutkan ✔ Tidak Ada, sebutkan
✔Tidak
Konsistensi ✔Lembek Cair
Padat/kera
s
Alat bantu Huknah Tidak ada Kateter ✔ Tidak ada
Diapers
Warna Kuning
Bau -
Frekuensi - x/hari - x/hari
Jumlah - ml/hari
1.3 KEBUTUHAN TIDUR DAN BERMAIN
Lama tidur - jam/hr Siang :- jam Malam :- jam
Kualitas tidur ✔Nyenyak Sering / gelisah Penyebab
terbangun
Jenis bermain Bermain sendiri Bermain ditemani
2. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital Suhu : 37,8 oC RR : 66 x/m HR : 144 x/m
Tingkat
kesadaran : E 4.M 5 V 6. Jumlah:
(GCS) 15
Antropometr BB saat ini : 1600 gr PB : 40 LLA : 17 cm
i cm
Kepala Lingkar Kepala : 29 cm
Ubun-ubun besar :- Ubun-ubun kecil: -
Bentuk Kelainan, sebutkan :- Jejas
✔Normal
Sutura Sagitalis :- Caput Succedaneum -
Rambut ✔Hitam Tipis Jarang
Merah
Mata ✔ Simetris Tidak simetris Sklera Tidak
Menonjol ikterik
✔ Ikterik
Strabismus Ada Tidak ada Konjungtiva ✔Tdk
Kelainan sebutkan - Anemis anemis
Reflek cahaya : Sekret ✔Tdk
Reflek pupil : Ada ada
Hidung Jalan nafas ✔Bersih Tidak bersih Sekret
Pernafasan Ada ✔Tidak ada Obs Kelai
cuping hidung truk nan
si
Mulut Struktur mulut ✔Utuh Labioskiziz
Palatum ✔Utuh Palatoskiziz
Gusi
88
Abdomen
Lingkar 32 cm
Perut
Inspeksi Tali pusat
✔Basah Kering Bau Sudah puput
Kelainan struktur abdomen: -
Spinder nevy :-
Auskultasi Bising usus :- x/menit
✔Teratur tidak teratur
Palpasi pembesaran hepar tidak teraba, tidak ada massa
graps): -
Reflek Babinsky: -
Genitalia
✔Normal Kelainan, sebutkan
Mekonium sudah keluar Atresia ani
Hipospadia/Epispadia
Kulit Turgor, kembali ✔Segera ✔Lambat Sangat lambat
Kelembaban ✔Baik Buruk
Warna kulit ✔Sianosis Tidak sianosis
Lanugo Ada ✔Tidak
Pemeriksaan Ikterus (Kreamer) :
PROGRAM TERAPI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANALISA DATA
DO:
a. Bayi terlihat sesak , pernafasan
38x/menit
b. Penggunaan otot bantu nafas
c. Retrasi dinding dada
d. Terpasang alat bantu CPAP
7/30%
e. Pola nafas tidak teratur
2. 17 Agustus DS: Menyusui Kelemahan
2022 a. Ny. B mengatakan cemas tidak efektif hisapan bayi
terhadap bayi yang tidak (D. 0029)
mampu menghisap asi
b. Ny. B mengatakan cemas
terhadap bayinya yang
terpasang OGT
DO:
a. BAK bayi 4 kali sehari
b. Bayi terlihat tidak mampu
melekat pada payudara ibu
c. Hisapan bayi lemah
DO
a. Tali pusat bayi terlihat
segar
b. Berat badan bayi 1600 gr
c. Panjang badan 40 cm
d. Kelahiran padusia kandungan
28 minggu
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Luaran
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
Pola nafas tidak Pola nafas Manajemen jalan nafas
efektif ekspetasi: membaik (I.01011)
berhubungan (L.01001) Tindakan
dengan hambatan ktiteria hasil: Observasi
upaya nafas 1. Dispepnea 1. Monitor pola nafas (frekuensi
(D. 0149) menurun kedalaman, usaha nafas)
2. Penggunaan otot 2. Monitor bunyi nafas tambahan
bantu nafas (mis. Gurgling, mengi,
menurun wheezing, ronkhi, kering)
3. Frekuensi nafas
membaik Terapeutik
1. Memberikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
-
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mokolitik, jika perlu
Edukasi
1. Berikan konseling menyusui
2. Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
3. Ajarkan perawatan payudara
antepartum dengan
mengkompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
4. Ajarkan perawatan payudara
postpartum (mis. Memerah
ASI, pijit payudara, pijit
oksitosin)
Tindakan
1. Monitor pernafasan bayi
Terapeutik
1. Berikan kehangatan dengan
menyelimuti bayi dan
memberi topi
2. Berikan waktu kepada ibu
apabila kegiatan menyusui
dimulai
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gelaja
infeksi
2. Anjurkan meningkatkan
asupan nutria
3. Anjurkan meningkiatkan
asupan cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Hari / Diagnosa
Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Hari ke-1 Pola nafas tidak Manajemen Jalan S : Ny. B
pada tanggal efektik berhubungan Nafas mengatakan bayi
7 Agustus dengan hambatan 1) Melakukan sudah mulai
2022 pada upaya nafas pemantauan pada menangis, gerakan
pukul 08.00 (D. 0149) pernafasan dengan masih lemah.
WIB mengamati O : SpO2 97%, tidak
frekuensi nafas, ada bunyi nafas
usaha dalam tambahan, RR
bernafas. 66x/menit, terdapat
Frekuensi nafas retraksi dinding
68x/menit, dada, nadi
terdapat retraksi 138x/menit, bayi
dinding dada. terpasang CPAP
2) Melakukan 7/30%, sianosis
pemantauan pada sudah tidak ada,
jalan nafas dengan bibir lembab, turgor
mengamati suara kulit normal CRT <
nafas tambahan. 2 detik. Fase
Tidak terdapat inspirasi dan
bunyi napas ekspirasi membaik,
tamabahan. sesak nafas sudah
3) Memberikan berkurang.
CPAP 7/30% A : Masalah teratasi
4) Memberikan ASI sebagian.
8x3-5cc melalui P : Awai TTV,
OGT 3 jam sekali. intervensi
dilanjutkan.
Hari ke-2 Pola nafas tidak Manajemen Jalan S : By. Ny. B bayi
tanggal 8 efektif berhubungan Nafas masih lemah
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan bergerak, tangisan
2022 pada upaya nafas pemantauan pada sudah mulai kuat
pukul 08.00 (D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
WIB mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
usaha dalam berkurang, SpO2
bernafas. 98%, RR 58xmenit,
Frekuensi nafas nadi 135x/menit,
60x/menit, tidak CRT < 2 detik.
terdapat retraksi Sesak nafas sudah
dinding dada berkurang, sianosis
2) Melakukan sudah tidak ada.
pemantauan pada A : masalah teratasi
jalan nafas dengan sebagian.
mengamati suara P : Awasi TTV,
napas tambahan. CPAP 7/30%,
Tidak terdapat intervensi
bunyi nafas dilanjutkan
tambahan.
3) Terpasang CPAP
7/30%, saturasi
oksigen 98%1.
Hari ke-3 Pola napas tidak Manajemen jalan S : By. Ny. B bayi
tanggal 9 efektif berhubungan nafas masih lemah
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan bergerak, tangisan
2022 upaya napas pemantauan pada sudah mulai kuat
(D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
98
1) Melakukan pernafasan
pemantauan TTV 60x/menit. Tali
dan perawatan tali pusat segar. Berat
pusat bayi untuk badan 1600 gr
mengamati tanda- panjang badan 50
tanda terjadinya cm.
infeksi. TTV : A : teratasi sebagian
suhu 37,0oC, RR P : Awasi tanda-
60x/menit, HR tanda terjadinya
143x/menit, tidak infeksi.
terdapat infeksi
disekitaran tali
pusat, tali pusat
segar.
2) Menerapkan 5
momen mencuci
tangan (sebelum
menyentuh pasien,
sebelum prosedur
aseptik, setelah
terkena cairan
tubuh pasien,
setelah menyentuh
pasien, setelah
menyentuh
lingkungan sekitar
pasien).
3) Memberikan ASI
melalui OGT 3
jam sekali
Hari ke-4 Pola napas tidak Manajemen jalan S : By. Ny. B masih
tanggal 10 efektif berhubungan nafas lemah bergerak,
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan tangisan sudah mulai
2022 upaya napas pemantauan pada kuat
(D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
usaha dalam berkurang, SpO2
bernafas. 98%, RR 60xmenit,
Frekuensi nafas nadi 138x/menit,
66x/menit, tidak CRT < 2 detik.
terdapat retraksi Sesak nafas sudah
dinding dada berkurang, sianosis
2) Melakukan sudah tidak ada.
pemantauan pada A : masalah teratasi
jalan nafas dengan sebagian.
100
Hari ke-5 Pola napas tidak Manajemen jalan S : By. Ny. B masih
tanggal 11 efektif berhubungan nafas lemah bergerak,
Agustus dengan hambatan 1) Melakukan tangisan sudah mulai
2022 upaya napas pemantauan pada kuat
(D. 0149) pernafasan dengan O : By. Ny. B
mengamati tampak menangis
frekuensi napas, kuat, gerak masih
kedalaman napas, lemah, sesak nafas
usaha dalam berkurang, SpO2
bernafas. 98%, RR 59xmenit,
Frekuensi nafas nadi 142x/menit,
60x/menit, tidak CRT < 2 detik.
terdapat retraksi Sesak nafas sudah
dinding dada. berkurang, sianosis
2) Melakukan sudah tidak ada.
pemantauan pada A : masalah teratasi
jalan nafas dengan sebagian.
mengamati suara P : Awasi TTV,
napas tambahan. CPAP 7/30%,
Tidak terdapat intervensi
bunyi nafas dilanjutkan
tambahan.
3) Terpasang CPAP
7/30%, saturasi
oksigen 98%.
102
tangan (sebelum
menyentuh pasien,
sebelum prosedur
aseptik, setelah
terkena cairan
tubuh pasien,
setelah menyentuh
pasien, setlah
menyentuh
lingkungan sekitar
pasien).
3) Memberikan ASI
melalui OGT 8x3-
5cc 3 jam sekali
menyentuh pasien,
sebelum prosedur
aseptik, setelah
terkena cairan
tubuh pasien,
setelah menyentuh
pasien, setelah
menyentuh
lingkungan sekitar
pasien).
3) Memberikan ASI
melalui OGT 8x3-
5cc 3 jam sekali.
LAMPIRAN 4
107
LAMPIRAN 5
A. Latar belakang
ASI adalah cairan hidup yang berubah dan merespon kebutuhan bayi
seiring pertumbuhannya. ASI mengandung zat anti infeksi penting yang
membantu bayi melawan infeksi dan penyakit.
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan (Idawati et al., 2021).
B. Tujuan Umum
Setelah mendapat kan penyuluhan selama 30 menit tentang
manajemen laktasi, peserta penyuluhan diharapkan dapat menjawab,
mendengar, dan memperhatikan dan melaksanakan hidup sehat melalui
pendekatan komunikasi, informasi, dan edukasi sehingga pasien dapat
melakukan aktivitas secara mandiri.
C. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali selama 30 menit diharapkan
peserta penyuluhan mampu :
1. Menyebutkan pengertian tentang asi eksklusif
2. Menyebutkan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
3. Menyebutkan makanan yang bisa menambah asi
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pokok pembahasan : ASI Ekslusif
2. Sasaran dan target : Ny.B
108
3. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media dan alat : leaflet
5. Tempat : Ruang Perinatolog
6. Waktu : 10.15 – selesai
7. Pengorganisasian
Penyuluh : Egi
Peserta : Ny.B
8. Penjelasan kerja : sebagai penampilan materi
9. Setting tempat : = Ny.B
PENYAJI
PESERTA
2 20 Menit Pelaksanaan
1. Menggali 1. Ny.B Pasien menjawab
pengetahuan klien
tentang pengertian
asi eksklusif
2. Ny.B mendengarkan
2. Memberikan
reinforcement positif
3. Memberikan 3. Ny.B memperhatikan
penjelasan tentang dan mendengar
pengertian asi
eksklusif
4. Menggali 4. Ny.B menjawab
pengetahuan klien
tentang manfaat
menyusui bagi ibu
dan bayi
5. Ny.B mendengar
5. Memberikan
reinforcement positif
6. Menjelaskan 6. Ny.B memperhatikan
tentang manfaat dan mendengar
menyusui bagi ibu
dan bayi
7. Menggali 7. Ny.B menjawab
pengetahuan klien
tentang makanan
yang bisa menambah
produksi asi
8. Memberikan
8. Ny.B mendengar
reinforcemnet positif
9. Ny.B memperhatikan
dan mendengar
3 5 Menit Penutup
1. Melakukan evaluasi 1. Menanyakan dan
subjektif dan objektif mendengarkan
2. Menyimpulkan 2. Ikut menyimpulkan
materi bersama Ny.B materi penyuluhan
3. Menanyakan kembali 3. Menyampaikan pendapat
materi penyuluhan
yang telah
disampaikan
4. Menutup dan memberi 4. Menjawab salam
salam
110
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Penyuluhan sudah siap sebelum dilaksankannya kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
c. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat bias digunakan sesuai rencana
b. Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
c. Ny.B bersedia melakukan kegiatan yang telah direncanakan
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian asi eksklusif
b. Peserta dapat menyebutkan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
c. Peserta dapat menyebutkan makanan yang bisa menambah produksi
asi
LAMPIRAN 6
MATERI PENYULUHAN
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
B. Kelebihan ASI
2) Mengandung antibodi.
4) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanyan ikatan antara ibu
dan bayi.
1) Aspek kontrasepsi
persalinan
1) Daun katuk
3) Pare
4) Jagung
5) Kacang hijau
dan asam folat yang terkandung dalam kacang hiaju membantu mencukupi
LAMPIRAN 7
Leaflet/ Media
114
LAMPIRAN 8
115
LAMPIRAN 9
116
LAMPIRAN 10
117
LAMPIRAN 11
118
DOKUMENTASI 12
119
LAMPIRAN 13
Riwayat Pendidikan