Menyetujui
Pembimbing
Proposal ini Telah Diuji pada Seminar Proposal Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Medan,15 Februari 2022
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan proposal KTI ini dengan judul
“GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG
PENILAIAN GLASGOW COMA SCALE PADA PASIEN CEDERA
KEPALA DI RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP H.
ADAM MALIK.” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Program Studi D-III Keperawatan di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Medan.
Penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, arahan dan
dukungan dalam penyusunan proposal KTI ini, dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucap terima kasih
terutama kepada ibu Marlisa S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan masukkan pada penulis
sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Keperawatan RI Medan.
3. Ibu Afniwati, S.Kep NS. M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan
Politekni Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Bapak Juliandi, S.Kep, Ns, M.Kes sebagai Dosen Penguji I dan Elny
Lorensi Silalahi, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Dosen Penguji II.
5. Dosen dan seluruh Staf Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
6. Terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua, almarhum
ayah saya Gerhat Doloksaribu dan ibu saya Isah Manurung dan
teristimewa buat wanita terbaik di hidup saya Roida Uli Deliana
Doloksaribu dan kedua adik saya Daniel Doloksaribu dan Grace
Doloksaribu yang telah memberikan limpahan kasih sayang, motivasi
i
hidup, perhatian, nasehat-nasehat, dan doa restu yang tiada henti
kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
7. Terimakasih untuk kakek (Alboin Manurung) dan nenek (Tiner
Siagian) saya yang telah menemani masa kecil penulis sejak duduk di
bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
8. Terimakasih penulis ucapkan untuk kakak saya, Tonggo Manurung
dan Nelly Manurung juga kepada abang saya Pahotan Manurung
dan seluruh keluarga besar, dan teman-teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu yang telah memberikan berbagai motivasi
kepada penulis selama duduk dibangku perkuliahan.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................
1. Tujuan Umum...................................................................
2. Tujuan Khusus.................................................................
D. Manfaat Penelitian......................................................................
1. Bagi Institusi Poltekkes Jurusan Keperawatan................
2. Bagi Peneliti Lanjutan......................................................
3. Bagi Peneliti.....................................................................
4. Bagi Rumah Sakit............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................
A. Pengetahuan...............................................................................
1. Pengertian Pengetahuan.................................................
2. Proses Perilaku Tahu.......................................................
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan............
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan..........................................
B. Perawat.......................................................................................
1. Defenisi Perawat..............................................................
2. Kompetensi Perawat Gawat Darurat...............................
3. Kewenangan Perawat......................................................
C. Peniilaian Glasgow Coma Scale
1. Defenisi Glasgow Coma Scale (GCS).............................
2. CakupanGlasgow Coma Scale (GCS).............................
3. Jenis Pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)...........
iii
4. Kualitas Kesadaran..........................................................
5. Cara Penulisan Glasgow Coma Scale (GCS).................
D. Konsep Cedera Kepala...............................................................
1. Defenisi Ceders Kepala...................................................
2. Klasifikasi.........................................................................
3. Etiologi.............................................................................
4. Patofisiologi......................................................................
5. Manajemen Penanggulangan Cedera Kepala.................
6. Komplikasi........................................................................
7. Komplikasi........................................................................
8. Pemeriksaan Penunjang..................................................
E. Kerangka Konsep.......................................................................
F. Defenisi Operasional...................................................................
BAB III METODE PENELITIAN............................................................
A. Jenis dan Desain Penelitian.......................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
1. Tempat.............................................................................
2. Waktu...............................................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................
1. Populasi...........................................................................
2. Sampel.............................................................................
3. Kriteria Inklusi...................................................................
4. Kriteria Eksklusi................................................................
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data............................................
E. Pengolahan dan Analisa Data....................................................
1. Pengolahan Data.............................................................
2. Analisi Data......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan gangguan fungsi normal otak yang
dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran, gangguan fungsi
tubuh, gangguan emosional dan tingkah laku. Terjadinya cedera seperti
kejadian kecelakaan kendaraan bermotor, benturan benda tajam, dan
tumpul, dan benturan dari objek yang bergerak, serta benturan kepala
pada benda yang tidak bergerak (Manurung, 2018).
Cedera kepala merupakan masalah kesehatan masyarakat dan
masalah sosial ekonomi yang sangat serius dan yang menjadi penyebab
utama kematian juga merupakan kasus yang banyak di temui di ruangan
Instalasi Gawat Darurat (IGD), angka mortalitas dan morbiditas cedera
kepala ini mendekati sepertiga penyebab kematian pada pasien yang
mengalami cedera. Cedera kepala menyumbang sekitar 52.000 atau 40%
dari total kematian yang disebab kan cedera akut (Meilando, 2020).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) di negara
berkembang akibat kecelakaan dalam berlalu lintas mengakibatkan 96
juta orang pertahun di dunia harus mengalami cedera kepala, setiap
tahunnya Amerika Serikat mengalami peningkatan sebanyak 1,7 juta
penduduk, di ikuti Asia Tenggara terdapat 7.500 kasus (WHO, 2020).
Secara global insiden Cedera Kepala terus meningkat dari tahun ke
tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi pada tahun 2020
cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat ketiga
penyebab kematian. Kejadian cedera kepala di negara-negara maju
mencakup 26% dari jumlah seluruh kasus kecelakaan yang menyebabkan
seseorang tidak dapat lagi bekerja dalam jangka waktu yang cukup
panjang. Perkiraan kasus di Indonesia tiap tahunnya terdapat 500.000
kasus (Atmadja, 2016).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018
prevalensi kasus cedera kepala di Indonesia sebanyak 11,6% kasus.
Provinsi Gorontalo memiliki prevalensi tertinggi sebesar 17,9%, di ikuti
Provinsi Papua mencapai 16,5 %, Provinsi Sulawesi Utara 15,1%.
1
2
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat dalam
Penilaian Glasgow Coma Scale ( GCS ) pada Pasien Cedera
Kepala di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam
Malik Medan.
5
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat
terhadap penilaian Glasgow Coma Scale ( GCS ) berdasarkan
pendidikan perawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat
terhadap penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) berdasarkan
Lama Bekerja perawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat
terhadap penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) berdasarkan
Pengalaman perawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP H. Adam Malik Medan.
4. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat
terhadap penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) berdasarkan
Usia perawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP
H. Adam Malik Medan.
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini sebagai acuan dan motivasi dimana hasil
penelitian ini merupakan hasil penelitian pertama dalam
6
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan
manusia terhadap sesuatu dan harkat untuk hidup sehingga kehidupan
menjadi lebih baik, nyaman dan berkembang sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan manusia baik di masa sekarang maupun di masa
depan (Ariani, 2016).
Pengetahuan adalah pemahaman secara teoritis dan praktis yang
dimiliki seseorang untuk digunakan sebagaimana mestinya dan berperan
penting terhadap kehidupan dan perkembangan individu, masyarakat dan
organisasi (Laili, 2018).
Pengetahuan merupakan efek lanjutan dari keingintahuan individu
berkenaan dengan objek melalui indra yang dimiliki. Setiap individu
memiliki pengetahuan yang tidak sama karena pengindraan setiap orang
mengenai suatu objek berbeda-beda (Notoatmodjo,2018).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses
sensory, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan juga merupakan domain yang terpenting dalam
terbentuknya perilaku (Donsu, 2019).
1. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai
intensitas atau tingkatan yang berbeda. Secara garis besar dibagi menjadi
6 tingkat pengetahuan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini termasuk mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, tahu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang di pelajari antara lain:
7
8
B. Perawat
1. Definisi Perawat
Perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat (UU 38 tahun 2014).
Perawat merupakan profesi yang bekerja secara profesional dan
harus memiliki kemampuan, kewenangan dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan (Wardah, dkk., 2017).
Perawat merupakan sebuah profesi yang pada saat berkerja dalam
melakukan atau menentukan tindakan nya harus didasari dengan ilmu
pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Perawat memiliki otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam
tindakan serta adanya kode etik dalam pekerjaannya kemudian juga
berorientasi pada pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan
kepada individu, kelompok dan masyarakat (Hidayat, 2018).
3. Kewenangan Perawat
Kewenangan perawat yaitu:
1. Kewenangan seorang perawat dalam pertolongan pertama di
instalasi gawat darurat didasari pada kemampuan dan pelatihan
khusus.
2. Perawat yang mendapat pelatihan khusus tersebut memperoleh
sertifikat yang diakui oleh profesi keperawatan maupun profesi
kesehatan lainnya.
3. Perawat yang telah mendapat sertifikan tersebut memperoleh izin
untuk melaksanakan praktek keperawatan kegawatdaruratan
sesuai lingkup kewenangannya (Musliha, 2018).
C. Penilaian Glasgow Coma Scale (GCS)
4 Kualitas Kesadaran
a. Composmentis, yaitu kodisi seseorang yang sadar
sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap
lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang
ditanyakan pemeriksa dengan baik.
b. Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh
tak acuh terhadap lingkungannya.
c. Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan
gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh
gelisah, kacau, disorientasi, serta meronta-ronta.
d. Somnolen, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun
masih dapat sadar bila di rangsang, tetapi bila rangsang yang
diberikan berhenti pasien akan tertidur kembali.
e. Sopor, yaitu kondisi seseorang yang sangat mengantuk, namun
masih bisa dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya
rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak
dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
f. Semi-coma, yaitu penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respon terhadap pertanyaan, tidak dapat
17
2. Klasifikasi
Berdasarkan nilai Glasgow Coma Scale (GCS) cedera kepala
diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:
1. Cedera Kepala Ringan (CKR) dengan GCS > 13, tidak terdapat
kelainan berdasarkan CT scan otak, tidak memerlukan tindakan
operasi, lama dirawat di rumah sakit < 48 jam.
2. Cedera Kepala Sedang (CKS) dengan GCS 9-13, ditemukan
kelainan pada CT scan otak, memerlukan tindakan operasi untuk
lesi intrakranial, dirawat di rumah sakit setidaknya 48 jam.
3. Cedera Kepala Berat (CKB) bila dalam waktu > 48 jam setelah
trauma, score GCS < 9 (George, 2009).
19
3. Etiologi
1. Kecelakaan Lalulintas
Sekitar 63% pasien cedera kepala yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD) penyebab utamanya merupakan kecelakaan lalu
lintas.
2. Jatuh
Sekitar 40% pasien cedera kepala yang datang keruangan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) disebabkan karena jatuh.
3. Trauma Benda Tumpul
Kejadian trauma benda tumpul terdeteksi sebanyak 16,5% kasus.
Trauma ini dapat menyebabkan luka memar, luka abrasio, dan luka
robek yang berdampak pada kerusakan otak.
4. Trauma Benda Tajam
Jenis trauma ini dapat menyebabkan luka iris, luka tusuk, dan luka
bacok yang berdampak pada cedera lokal sebesar 16,9%.
5. Kekerasan
Kejadian trauma kepala akibat kekerasan terjadi sekitar 11%.
6. Olahraga
Sekitar 29,9% kasus cedera kepala disebabkan oleh olahraga.
(Gaw, dkk., 2016).
4. Patofisiologi
Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam
atau kecelakaan dapat menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer
adalah cedera otak yang terjadi segera setelah trauma. Cedera kepala
primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera kepala ini dapat
berlanjut menjadi cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan
kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi.
Penurunan aliran darah ke otak menyebabkan penurunan suplai oksigen
ke otak dan terjadi gangguan metabolisme dan perfusi otak. Peningkatan
rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler
sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan pembuluh
20
gunakan intubasi
trakea atau
penempatan saluran
nafas lewat proses
bedah.
C: Circulation 1.Lihat dimana 1. Letakkan luka pada
atau sirkulasi perdarahan yang posisi yang lebih
tampak jelas. tinggi.
2.Periksa warna kulit, 2. Masukkan dua atau
suhu, dan lebih kateter large-
kelembapan. bore intravenous.
3.Raba denyut nadi 3. Berikan bolus dari
sentral dan distal. kristaloid.
4. Lakukan transfusi
darah.
5. Gunakan splint untuk
mengontrol
perdarahan.
6. Fasilitasi intervensi
bedah untuk kondisi
pendarahan internal
atau eksternal yang
parah.
7. Sediakan resuscitation
cardiopulmonary/
advanced cardiac life
support bila
diperlukan.
D: Disability atau 1. Periksa kondisi 1. Jangan sampai pasien
ketidakmampuan neurologis mengalami hipotensif
menggunakan AVPU atau hipoksi.
2. Periksa pupil, 2. Jaga dengan hati-hati
22
7. Komplikasi
Pada pasien cedera kepala komplikasi yang terjadi ada dua yaitu
komplikasi jangka pendek dan jangka panjang.
1. Pada jangka pendek: terjadi perdarahan serebral, hematom,
peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK), infeksi, dan kejang.
2. Pada jangka panjang: perubahan perilaku, gangguan fungsi saraf
kranial, dan kecacatan sesuai area otak yang mengalami
kerusakan.
8. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis korban gawat darurat ditegakkan berdasarkan hasil:
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan kimia darah (glukosa, BUN (Blood Urea Nitrogen),
kreatinin)
3. Profil koagulasi
4. Pemeriksaan gas darah (khususnya PaCO 2)
5. Urinalisis
6. CT scan kepala atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Baik
Cukup Gambaran tingkat
Kurang pengetahuan
Faktor pengaruh perawat tentang
pengetahuan: penilaian Glasgow
Pendidikan Coma Scale pada
Usia pasien cedera
Lama bekerja kepala
Pengalaman
25
Keterangan:
1. Pengetahuan Baik : 76 % - 100 %
2. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
3. Pengetahuan Kurang : < 56 %
F. Defenisi Operasional
Tabel Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran
No Variabel Defenisi Alat Hasil Ukur Skala
. Operasiona Ukur
l
1, Pendidikan Tingkat Kuesion 1. D3 Guttma
pendidikan er n
2. D4
terakhir
3. S1
4. NS
5. S2
2. Usia Usia Kuesion 1.20-40 Guttma
seseorang er tahun n
terhitung
2. 41-55
sejak
tahun
dilahirkan
sampai saat
ini.
3. Lama Lamanya Kuesion 1. <5 tahun Gutma
Bekerja responden er n
2. 5-10
bekerja di
tahun
RSUP H.
Adam Malik 3. >10
Medan. tahun
Terhitng
sejak hari
pertama
kerja
4. Pengalama pengalaman Kuesion Pernah Guttma
n merupakan er atau n
sumber tidaknya
pengetahua melakukan
n, atau pemeriksaa
pengalaman n glasgow
26
27
28
1. Tempat
Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah di ruangan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada Januari-Maret 2022.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2014).
Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di
ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2017).
Kalimat ini memiliki dua makna yaitu:
a. Semua populasi harus memiliki peluang untuk terambil sebagai
sampel.
b. Sampel dipandang sebagai penduga populasinya atau sebagai
populasi dalam bentuk kecil
Langkah menentukan sampel penelitian adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari ciri, sifat, dan sebaran populasinya
b. Membuat kerangka sampling
c. Menentukan jumlah unit sampel sesuai dengan tujuan
penelitiaan
d. Menentukan tehnik sampling
e. Menentukan cara pengumpulan data.
29
a. Kriteria Inklusi
b. Perawat yang bersedia menjadi responden
c. Perawat yang bekerja di ruangan Instalasi Gawat Darurat
d. Lama bekerja 1-10 tahun
e. Perawat pernah melakukan penilaian Glasgow Coma Scale
(GCS) pada pasien cedera kepala
f. Pendidikan perawat dari D3 sampai pada profesi Ners.
b. Kriteria Ekslusi
a. Perawat yang sedang cuti/pendidikan
b. Perawat yang sedang tidak ditempat saat dilakukan penelitian
c. Lama bekerja kurang dari 1 tahun
d. Perawat tidak pernah memeriksa Glasgow Coma Scale (GCS)
pada pasien cedera kepala
e. Pendidikan perawat di luar dari SMK
D. Jenis dan Cara Pengumpulan data
1. Jenis data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer bersifat
utama, sehingga keberadaannya wajib untuk membantu memecahkan
rumusan masalah. Data primer adalah data yang bisa didapat dengan
30
1. Pengolahan Data
Tahap pertama dalam cara menuliskan analisis data adalah
pengolahan data, yakni proses mengolah data yang sudah berhasil
dikumpulkan atau didapatkan. Jadi, dari semua data yang sudah berhasil
dikumpulkan nantinya perlu diolah. Pengolahan ini bertujuan untuk
membuat data dalam skala besar bisa lebih sederhana.
Data yang sudah berhasil disederhanakan kemudian akan mudah
dikelola, termasuk untuk menata atau merapikan data tersebut. Sehingga
ketika dibutuhkan mudah untuk ditemukan dan kemudian bisa disusun
menjadi laporan penelitian yang lebih detail dan sistematis.
32
Keterangan :
P = Presentase
F = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
100% = Bilangan ketetapan
Berdasarkan kriteria tingkat pengetahuan, pengetahuan seseorang dapat
di interpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan
benar dari total jawaban pertanyaan.
2. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan
benar dari total jawaban pertanyaan.
3. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari total
jawaban (Nursalam, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Damar Aditya dkk, 2020 CT- Scan Kepala Dengan Klinis Kapatis Post
Yokyakarta.
dan Nanda NIC NOC (1 ed). Jakarta Timur ;C, Trans Info Medika
TAHUN 2019.
Yogyakarta.
35
Putra dkk, 2015 Analisa Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Soekardjo Purwekerto.
Yuninda dan Sutono, 2017 Tingkat Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang
Sumatera Utara.
36
LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN
Pembimbing
NIP. 197101091999032001
DAFTAR LAMPIRAN
( )
4. Daftar pertanyaan/kuesioner
KUESIONER
Petunjuk pengisian :
a. Isilah lembar kuesioner dengan jujur tanpa ada pengaruh dan unsur
paksaan pihak manapun.
b. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan baik. Beri tanda
INSTRUMEN PENELITIAN
a. Identitas Responden
1. Tanggal :
2. Nama/Inisial :
3. Jenis kelamin : Perempuan / Laki-laki *
4. Usia :
5. Pendidikan terakhir : SPK / D3 / D4 / S1 / Ns *
6. Pengalaman sebagai perawat di IGD:
7. Lama bekerja :
8. Pernah melakukakan GCS sebelumnya : Ya / Tidak
* coret yang tidak perlu
Kemampuan umum tentang Glasgow Coma Scale (GCS)
NO Pertanyaan Ya Tidak
16. Soal:
1. Cuci Tangan
3. Pekenalkan diri
11 Cuci tangan
.
( )