KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Magelang
Oleh:
Okta Herwan Budiarto
NIM. P 17420512078
Oleh:
Okta Herwan Budiarto
NIM. P 17420512078
NIM : P17420512078
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan kasus
ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
Tanda tangan
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis
penulis banyak menghadapi masalah dan hambatan. Tetapi, berkat bantuan, arahan
serta bimbingan dari berbagai pihak maka Laporan Kasus ini dapat diselesaikan.
laporan kasus.
5. Drs. Moh Hanafi, M.kes dan Adi Isworo, S.KM, M.PH selaku dosen penguji
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Studi DIII Keperawatan
Magelang.
7. Bapak dan ibu serta keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan
8. Dina Aprilianita yang selalu memberikan doa dan semangat serta dukungan
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan kontribusi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit Decompensasi Cordis .................................... 6
1. Pengertian penyakit Decompensasi Cordis ..................................... 7
2. Etiologi penyakit Decompensasi Cordis ......................................... 8
3. Klasifikasi penyakit Decompensasi Cordis…………………………. 8
4. Manisfestasi klinis penyakit Decompensasi Cordis ........................ 9
5. Pathofisiologi penyakit Decompensasi Cordis ................................ 10
6. Pengkajian Fokus penyakit Decompensasi Cordis…….................. 12
7. Diagnosa Keperawatan penyakit Decompensasi Cordis................. 14
8. Penatalaksanaan penyakit Decompensasi Cordis ............................ 15
B. Konsep Keluarga .................................................................................. 17
1. Pengertian Keluaraga ..................................................................... 17
2. Keluarga Sebagai Unit Pelayanan .................................................. 17
3. Tipe-tipe keluarga .......................................................................... 18
4. Fungsi keluarga .............................................................................. 19
5. Tugas-tugas Keluarga..................................................................... 20
6. Tugas Perkembangan Keluarga.........................................................21
7. Peran Keluarga ............................................................................... 24
C. Konsep Keperawatan Keluaraga .......................................................... 25
1. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga .................................... 25
2. Tujuan Keperawatan Keluarga ....................................................... 26
3. Sasaran Keperawatan Keluarga...................................................... 26
4. Proses Keperawatan Keluarga........................................................ 27
D. Konsep Lansia ...................................................................................... 34
1. Pengertian Lansia ........................................................................... 34
2. Batasan-batasan Lansia .................................................................. 34
3. Proses Menua Lansia...................................................................... 34
4. Faktor yang Mempengaruhi Penuaan Lansia ................................. 34
5. Perubahan-perubahan Usia Lanjut ................................................. 35
E. Asuhan Keperawatan Lansia…………………………………………. 37
1. Pengkajian……………………………………………………….. 37
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan……………………………… 37
3. Rencana Keperawatan…………………………………………... 38
F. Konsep Pengetahuan dan Pendidikan Kesehatan ................................. 36
1. Konsep Pengetahuan ..................................................................... 36
2. Pendidikan Kesehatan ................................................................... 42
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ............................................................................................ 46
B. Analisa Data ......................................................................................... 50
C. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 51
D. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 52
E. Implementasi ........................................................................................ 53
F. Evaluasi ................................................................................................ 54
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan .......................................................................................... 56
B. Kesimpulan .......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran
1. Lembar Asuhan Keperawatan
2. SAP
3. Leaflet
4. Dokumentasi
5. Lembar Bimbingan
6. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk sehingga
tidak ada satupun gejala yang spesifik untuk organ tertentu, sebagai contoh
sesak napas dapat disebabkan oleh penyakit paru, sedangkan edema perifer
dapat disebabkan oleh insufisiensi vena atau penyakit hati dan ginjal,
walaupun belum ada data yang akurat untuk data gagal jantung di Indonesia,
gagal jantung pada usia 50 tahun ialah sebesar (1%), pada usia 80 tahun
(5%) dan mencapai (20%) pada usia 80 tahun dari jumlah penduduk 63,7
juta, situasi yang sama terjadi di Italia dan Portugal. Di Cina, prevalensi
gagal jantung pada usia 60 tahun ke atas sebesar (0,9%) dari jumlah
penduduk 1.236 miliar. 2 Diperkirakan lebih dari 15 juta kasus baru gagal
Indonesia sebesar (0,13%) dari jumlah penduduk 251 juta, dan berdasarkan
diagnosis dokter atau gejala sebesar (0,3%) dari jumlah penduduk 251 juta,
kunjungan, pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015 ada
10 kunjungan
pemeliharaan kesehatan
Putri, 2013).
Dalam mengatasi hal tersebut, maka penatalaksanaan Decompensasi
mengubah perilaku atau pola hidup pasien dan keluarga kearah yang lebih
yaitu lebih dari 50%, maka penulis tertarik membuat laporan asuhan
(gagal jantung).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan
pemerikaan penunjang.
Decompensasi Cordis.
di lahan praktek.
C. Manfaat Penelitian
1. Penulis
Magelang.
3. Institusi Pendidikan
4. Keluarga Tn.X
melakukan pencegahan
5. Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
jaringan.
2. Etiologi
a. Disfungsi miokard
2) Hipertensi
2) Tranfusi berlebihan
1) Anemia
3) Biri-biri
a. Faktor eksterna
b. Factor interna
miokard
3. Klasifikasi
menjadi empat :
a. Klasifikasi I
1) Gejala
b) Asimptomatik
2) Prognosa : baik
b. Klasifikasi II
1) Gejala
2) Prognosa : baik
c. Klasifikasi III
1) Gejala
2) Prognosa : baik
d. Klasifikasi IV
1) Gejala
2) Prognosa : buruk
muncul.
dengan pengobatan.
d. Tingkat D : penyakit tahap lanjut yang memerlukan rawat inap,
4. Manisfestasi klinis
lain
gelisah, cemas
ekstremitas dingin
antara lain
a. Mekanisme dasar
volume ventrikel.
kapiler dan vena paru-paru, maka akan terjadi transudasi cairan melebihi
b. Respon kompensatorik
adrenalin.
Denyut jantung dan kekuatan kontraktil akan meningkatkan untuk
miokardium
3) Atropi ventrikel
berulang.
6. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
takipnea
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
b. Sirkulasi
serebrovaskular, palpitasi
c. Integritas ego
dengan pekerjaan)
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan
tertentu)
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan
f. Neurosensori
penglihatan
g. Nyeri/ketidaknyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
jantung.
stabil
c. Meningkatkan kontraktilitas
c. Farmakoterapi
Pada manula, obat diberikan dalam dosis rendah dan
jantung.
d. Tindakan operatif
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
pelayanan yaitu:
masalah.
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga tradisional
3) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
perceraian.
5) Single adult, yaitu rumah yang hanya terdiri dari seorang
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
4. Fungsi keluarga
sebagai berikut :
a. Fungsi biologis
1) Meneruskan keturunan
b. Fungsi psikologis
c. Fungsi sosialisasi
perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pendidikan
perkembangannya.
kelompok sosial
4) Merencanakan anak – KB
pendidikan,semangat belajar
perkawinan
intelektual
mengikutsertakan anak
keluarga
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
kepergian anaknya
bagi anak-anaknya
1) Mempertahankan kesehatan
keakraban pasangan
7. Peran Keluarga
masyarakat.
berikut:
a. Peran ayah
lingkungannya.
b. Peran ibu
c. Peran anak
1. Pengertian
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
kesehatan keluarga
3. Sasaran
masalah.
1) Data umum
yang sakit
Aborsi Kembar
3) Pengkajian lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
kesehatan.
disfungsional.
8) Harapan keluarga
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
masalah
meliputi:
meliputi:
meliputi:
d.
e. Prioritas masalah
Skoring:
Skore X bobot
Angka tertinggi
f. Intervensi Fokus
Intervensi :
Intervensi :
masalah
perawatan.
sakit
Intervensi :
rumah
kesehatan
Intervensi :
pelayanan kesehatan
g. Implementasi
masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
tiap tindakan
mungkin.
g. Evaluasi
1) Observasi langsung.
4) Latihan simulasi.
D. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
2. Batasan-batasan Lansia
(Mubarak, 2009)
3. Proses Menua
kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat
a. Herediter / keturunan.
b. Nutrisi / makanan.
c. Status kesehatan.
a. Perubahan-perubahan fisik
keratin.
4) Sistem pengelihatan: Kornea lebih berbentuk sfelis (bola), lensa
warna.
produksi tiroid.
b. Perubahan-perubahan mental
c. Perubahan-perubahan psikososial
d. Perubahan kognitif
penyakit.
e. Perubahan spiritual
2009).
lansia yaitu
1. Pengkajian
nyeri.
b. Psikososial
tidak mampu.
c. Spiritual
3. Rencana keperawatan
tinggi kalori.
1) Latih lansia cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau yang
lain.
1. Konsep Pengetahuan
1) Pengetahuan (knowledge)
pengetahuan, yaitu:
a. Tahu (know)
diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analisys)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
(Mubarak, 2009):
a. Pendidikan
dimiliki.
b. Pekerjaan
banyak tantangan.
c. Umur
berulang tahun.
atau perilaku.
3) Practice (Mubarak, 2009)
c. Adopsi (adoption)
berkembang.
2. Pendidikan Kesehatan
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau
kesehatan.
Output dari pendidikan kesehatan adalah perilaku
atau kombinasi.
1. Mudah lelah
2. Sesak nafas, Nyeri
Keluarga tdk tau dada Keluarga tidak
3. Pusing
4. Cemas, khawatir
Cara menangani, pencegahan 5. Mual, anoreksia MK : Ketidakmampuan keluarga
6. Asites dalam mengenal masalah jantung
7. Edema
8. Takikardi, aritmia
9. Batuk
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
2015 pukul 13.00 WIB pada keluarga Tn. S yang terdiri dari 4 anggota keluarga
yaitu Tn. S (63 tahun) sebagai kepala keluarga, Ny. S (53 tahun), Sdr. R (28),
Sdr. Y (23 tahun) sebagai anak. Tipe keluarga ini, termasuk keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri dari kepala keluarga, istri, dan anak kandung.
Kelurga ini bersuku bangsa Jawa Indonesia. Semua anggota keluarga beragama
Genogram
keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
adalah SLTA, pendidikan Sdr. R, dan Sdr. Y adalah SI. Klien adalah seorang
pensiunan guru SD, setiap bulannya klien mendapat uang pensiunan dan
kiriman dari anaknya, Sdr. R sudah tidak tinggal satu rumah, bekerja sebagai
Pendapatan keluarga dalam satu bulan kurang lebih Rp. 4.500.000,00 dilihat
dari jumlah penghasilan keluarga Tn. S dan harta benda yang dimiliki dalam
biasanya berkumpul dengan keluarga atau dengan jalan santai setiap paginya
dalam tahap keluarga usia lanjut saat ini tugas keluarga usia lanjut sudah
terpenuhi. Keluarga ini tinggal dalam satu rumah permanen milik sendiri yang
terletak di Cacaban Barat Kota Magelang. Luas tanah kurang lebih 400 m2 dan
luas bangunan 54 m2, lantai rumah dari keramik dan atap dari genting. Di dalam
rumah terdapat 7 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur,
2 kamar mandi dan WC, 1 gudang dan garasi, 1 ruang dapur dan 1 ruang
buah, dengan pemanfaatan ruang yang sudah cukup sesuai, jenis septicthank
leher angsa. Jarak septicthank dengan sumber air kurang dari 10 m, air yang
digunakan untuk mandi, mencuci piring baju dan kebutuhan sehari-hari dengan
menggunakan air sumur. Keluarga merasa tidak mempunyai masalah dalam hal
kesehatan lingkungan.
Keterangan
5 6 7
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
4 3 3. Ruang keluarga
2 4. Ruang makan
5. Dapur
1 6. Wc
7. Gudang dan garasi
menerapkan kepada seluruh anggota keluarga untuk selalu terbuka jika ada
sesuatu hal atau permasalahan yang sedang dihadapi, bila terdapat masalah
mendominasi. Klien berperan sebagai kepala keluarga, suami dan bapak dari
kedua anaknya, klien dan istri sudah tidak bekerja, dan hanya mengandalkan
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman.
Riwayat kesehatan klien menderita gagal jantung kiri sejak 4 tahun yang lalu,
sering kambuh dengan keluhan sering kelelahan sesak nafas dan jantung
berdebar bila kelelahan, biasanya saat kambuh klien istirahat dan minum obat
ISDN 20 mg, selain itu klien juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan
angina pectoris.
jantung RST dr Soedjono Magelang jika obat klien sudah habis atau setiap tiga
bulan sekali. Saat di kaji TD klien : 170/90 mmHg, klien tidak mengeluh
jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, kekuatan otot ekstremitas
dengan kadar kolesterol 315 mg/dl, saat dikaji tidak ada keluhan TD:140/90
mmHg, pernafasan :20x/mnt, nadi :82x/mnt, suhu :37 derajat Celsius, bentuk
jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, kekuatan otot ekstremitas
kanan dan kiri normal, tidak ada kelainan. Sdr. Y tidak ada riwayat sakit yang
mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Rumah Sakit, saat dikaji
jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, kekuatan otot ekstremitas
dianjurkan ataupun yang harus dihindari serta pengobatan altenatif selain obat-
B. Analisa Data
jantung dikarnakan, factor kelelahan, stress, dan ditandai dengan sesak nafas
dianjurkan ataupun yang harus dihindari serta pengobatan altenatif selain obat-
masih mengkonsumsi gorengan, memakai bumbu masak yang berlebih, ini bisa
dilihat saat dilakukan pengkajian pada keluarga, menu masakan keluarga klien
Sifat masalah skala : tidak / kurang sehat 3/3 X 1 : 1 masalah gagal jantung
mengatakan sudah cukup lama penyakit yang diderita Tn. S dan sebaiknya
bertanya tentang masalah diit yang baik, potensial masalah untuk dicegah
Score 2 5/6.
C. Diagnosa keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
Intervensi :
Cordis.
Decompensasi Cordis.
E. Implementasi
protein (daging tanpa kulit, ikan, putih telur, tahu, tempe), Sayuran
bawang putih 5 siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air,
sudah dijelaskan.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakuan pada tanggal 13 maret 2014 jam 11.30 wib adalah
sebagai berikut :
kelelahan karena aktivitas. Tanda gejala dari gagal jantung adalah sesak
nafas, mudah lelah, dan jantung berdebar-debar. Faktor resiko yang utama
yang sakit.
(beras ditim, roti, biscuit, kentang), protein (daging tanpa kulit, ikan, putih
buahan (pisang, papaya, jeruk), makan makanan yang harus dihindari dan
akan mengurangi pembelian lauk pauk berupa gorangan dari luar, serta
bawang putih 5 siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air,
(pagi,sore).
O : Keluarga mendengarkan dengan antusias, Nampak memahami
penyuluhan
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas masalah yang muncul pada
Magelang. Pada pembahasan kasus di bawah ini penulis akan menguraikan hal-
kesenjangan, skoring dari diagnosa tersebut, akibat yang terjadi bila masalah
tidak diatasi, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hal ini sesuai dengan
Hasil dari pengkajian keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga inti (nuclear
family) yang terdiri dari kepala keluarga, istri, dan anak kandung. Menurut
Allender & Spradley 2001 (dalam Achjar, 2010) Keluarga inti (nuclear family)
yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau angkat.
keluarga ini terdiri dari 4 anggota keluarga yaitu Tn. S (63 tahun) sebagai
kepala keluarga, Ny. S (53 tahun), Sdr. R (28 tahun), Sdr. Y (23 tahun) sebagai
tahapan usia lanjut. Menurut Mubarok, (2009) pada masa tua mempertahankan
Pada saat ini di keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit
Decompensasi Cordis yaitu Tn. S (klien) menderita gagal jantung kiri sejak 4
tahun yang lalu, dan saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sering
kelelahan, sesek nafas dan jantung berdebar bila kecapean, TD klien : 170/90
Menurut Wijaya dan Putri, (2013) mengemukakan bahwa beberapa tanda dan
gejala dari penderita Decompensasi Cordis terutama adalah mudah lelah, sesak
nafas, batuk, nyeri dada, pusing, edema, asites, takikardi (jantung berdebar-
kesenjangan antara kenyataan dan teori, untuk tanda gejala batuk, nyeri dada,
pusing, edema, asites, aritmia, tidak dialami oleh klien, klien hanya
mengeluhkan sering kelelahan, sesek nafas dan jantung berdebar bila kecapean.
Dari kesenjangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tanda dan gejala yang
dialami klien masih dalam tahap awal sehingga belum terjadi batuk, nyeri dada,
hanya tahu sedikit tentang penyakit gagal jantung. Menurut kelurga, penyakit
yang diderita klien dikarnakan faktor kelelahan, stress, ditandai dengan sesak
yang dianjurkan ataupun yang harus dihindari serta diit yang baik (pengobatan
mengenai tindakan kesehatan tidak ditemukan karena Tn. S dan keluarga selalu
Soedjono Magelang jika obat klien sudah habis atau setiap tiga bulan sekali,
tidak ditemukan karena pada saat pengkajian ditemukan lantai rumah cukup
bersih, ventilasi baik, kamar mandi bersih, bak kamar mandi bersih, dan yang
yang bersih, nyaman, aman, rapi dapat mencegah penyebaran jenis penyakit.
berdasarkan skoring sesuai teori yang telah dirumuskan Bailon dan Maglaya
Decompensasi Cordis,
Diagnosa ini menjadi prioritas utama karena dari hasil skoring diperoleh
nilai tertinggi yaitu 3 2/3. Sifat masalah tidak atau kurang sehat (nilai 1).
Menurut Ali (2010) kurang atau tidak sehat adalah kegagalan mendapatkan
kembang sesuai kecepatan normal. Masalah gagal jantung pada klien adalah
tidak atau kurang sehat dan memerlukan tindakan segera untuk mengurangi
sebagian (nilai 1) karena masalah gagal jantung pada klien sudah terjadi tetapi
masalah untuk dicegah cukup (nilai 2/3) karena masalah ini masih dapat diubah
Dari sini tampak bahwa masalah yang diangkat penulis sudah cukup tepat,
masalah kesehatan
masalah diit yang baik, potensial masalah untuk dicegah (nilai 2/3) dikarnakan
yang harus dihindari serta pengobatan altenatif selain obat-obatan medis untuk
akibatnya.
perawatannya.
Sasaran adalah tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala upaya. Sasaran
menentukan tujuan. Tujuan yaitu pertanyaan yang lebih spesifik atau lebih
alternatif).
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan.
leaflet.
Kemudian untuk mengatasi masalah ketidakefektifan penatalaksanaan
kuping 10 gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air, kemudian direbus di jadikan air satu
(http://www.berbisnisjamur.com/manfaat-jamur-kuping-hitam)
Alat bantu pendidikan atau alat peraga adalah alat-alat yang digunakan
Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam yaitu kata-kata, tulisan,
benda tiruan, benda asli. Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan
adalah ceramah dan dengan media leaflet. metode ceramah baik untuk sasaran
yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau
kombinasi.
mempraktekannya.
Sikap klien yang positif pada saat dilakukan pendidikan kesehatan dan
individu diawali dengan proses patuh, identifikasi, dan tahap terakhir berupa
pada tahap ini sifatnya sementara, artinya bahwa tindakan itu dilakukan selama
B. Simpulan
WIB di rumah keluarga Tn. S, beberapa hal yang dikaji oleh penulis antara lain
keperwatan selanjutnya yaitu analisa data sehingga muncul dua diagnosa yaitu
dengan kondisi keluarga Tn. S, sumber daya yang ada yaitu dengan cara
yaitu klien mengeluh sering kelelahan, sesek nafas dan jantung berdebar bila
tanda dan gejala dari penderita Decompensasi Cordis terutama adalah mudah
lelah, sesak nafas, batuk, nyeri dada, pusing, edema, asites, takikardi (jantung
kenyataan dan teori, kenyataannya untuk tanda dan gejala yang diderita Tn. S
Manfaat Jamur Kuping Hitam. (7, Oktober 2011). Sleman Yogyakarta. (online)
(http://www.berbisnisjamur.com/manfaat-jamur-kuping-hitam) diakses(11
maret 2015).
Data sekunder laporan bulan Januari-Desember tahun 2014 dan bulan Januari-
Maret 2015 Puskesmas Kerkopan.
Ervinaria Uly Imaligy. (2014). Gagal Jantung pada Geriatri. 19 (1) ). (online).
http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_212Gagal%20Jantung%20pada%20
Geriatri.pdf di akses (03 Januari 2015).
Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul, Adi s, Bambang. (2009). Ilmu keperawatan
Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : Nuha Medika.
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Maret 2015 dan 12 Maret 2015 di rumah
keluarga Tn. S pukul 13.00 wib
a. Data Umum
1. Nama : Tn. S
2. Umur : 63 th
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan terakhir : S1
6. Pekerjaan : Pensiunan
7. Alamat rumah : Cacaban Barat RT 08 RW 10 Kota Magelang
8. Diagnosa medis : Decompensasi Cordis
9. Komposisi Keluarga
1 Tn. S L KK 63 th S1 Pensiunan
Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
C. Lingkungan
19. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah adalah milik sendiri luas tanah kurang lebih 400
m2 dan luas bangunan 54 m2. Tipe rumah termasuk permanen, lantai rumah
dari keramik dan atap dari genting. Di dalam rumah terdapat 7 ruangan yaitu
1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 2 kamar mandi dan WC, 1
gudangdan garasi, 1 ruang dapur dan 1 ruang makan. Sistem pencahayaan
dan ventilasi cukup, jumlah jendela sebanyak 8 buah, dengan pemanfaatan
ruang yang sudah cukup sesuai, jenis septicthank leher angsa. Jarak
septicthank dengan sumber air kurang dari 10 m, air yang digunakan untuk
mandi, mencuci piring baju dan kebutuhan sehari-hari dengan
menggunakan air sumur. Keluarga merasa tidak mempunyai masalah dalam
hal kesehatan lingkungan.
Denah Rumah
6 7
5
Keterangan :
8. Ruang tamu
9. Kamar tidur
4 10.Ruang keluarga
3 11.Ruang makan
12.Dapur
13.Wc
14.Gudang dan garasi
D. Struktur Keluarga
24. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi dengan
anggota keluarga serta masyarakat. Keluarga menerapkan kepada seluruh
anggota keluarga untuk selalu terbuka jika ada sesuatu hal atau
permasalahan yang sedang dihadapi, bila terdapat masalah keluarga di
selesaikan bersama-sama.
25. Struktur kekuatan Keluarga
Dalam anggota keluarga, Tn. S, keputusan diambil berdasarkan
musyawarah bersama anggota keluarga dan tidak ada yang mendominasi.
26. Struktur Peran
Dalam keluarga, Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan
bapak dari kedua anaknya, Tn. S dan Ny. S sudah tidak bekerja, dan hanya
mengandalkan dari anak-anaknya, Ny.S menjalankan tugas pokoknya
sebagai ibu rumah tangga yang pekerjaannya memasak, bersih-bersih
rumah.
Sdr.L dan Sdr.Y, sebagai anak Tn. S, mereka membantu mencari uang.
27. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga tidak mempunyai nilai dan norma khusus, nilai dan norma
yang dianut sesuai dengan agama islam, tidak ada norma yang bertentangan
dengan kesehatan keluarga menganggap kesehatan sangat penting artinya
sehingga bila ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas
E. Fungsi Keluarga
28. Fungsi Afektif
Di dalam keluarga Tn S, semua anggota keluarga saling memberikan
kasih sayang dan perhatian satu sama lain. Keluarga menerapkan sistem
demokrasi dan musyawarah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapai
oleh anggota keluarga.
29. Fungsi Sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota
keluarga saling menghormati dan menerapkan etika serta sopan santun
dalam berperilaku
30. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga
belum mengetahui mengenal penyakit gagal jantung, dan pengetahuan
megenai pencegahan, terbukti saat dilakukan pengkajian, Tn. S sering
bertanya tentang penyakitnya keluarga hanya mengetahui penyakit
jantung dikarnakan faktor kelelahan, stress, dan ditandai dengan sesak
nafas dan jantung berdebar-debar.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat :
Tn. S dan keluarga mengatakan mengetahui Tn. S sakit jantung
setelah Tn. S di rawat di rumah sakit 5 bulan yang lalu, Tn. S selalu
kontrol di puskesmas Kerkopan setiap bulannya dan kontrol di poli
jantung RST dr Soedjono Magelang jika obat klien sudah habis atau
setiap tiga bualan sekali.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Pengetahuan keluarga mengenal penyakit terbatas terutama gagal
jantung, keluarga sedikit mengerti mengenai hal-hal yang dapat
menyebabkan kekambuhan dan perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuhan, keluarga juga kurang begitu tahu makanan-makanan yang
dianjurkan ataupun yang harus dihindari serta pengobatan altenatif selain
obat-obatan medis untuk penderita gagal jantung. Tn.S mengatakan
kadang-kadang masih mengkonsumsi gorengan, memakai bumbu masak
yang berlebih,
Keingintahuan keluarga tentang perawatan tinggi dibuktikan keluarga
bertanya tentang masalah diit yang baik.
terdapat gorengan sebagai suguhan dan menu masakan keluarga klien
masih mengandung kolesterol dan garam
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
1) Lantai rumah cukup bersih, ventilasi baik, kamar mandi bersih, bak
kamar mandi bersih
2) Keluarga sadar bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih,
nyaman, aman, rapi dapat mencegah penyebaran jenis penyakit.
e. Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan
kesehatan di masyarakat
1) Keluarga percaya terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
dalam menangani penyakitnya
2) Keluarga mengetahui dan mengerti semua fasilitas kesehatan yang
berada di masyarakat serta keluarga tahu bagaimana prosedur dalam
memanfaatkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang berada di
masyarakat.
31. Fungsi Reproduksi
a. Tn. S mempunyai anak 2 yaitu laki-laki semua dan memiliki istri satu
b. Ny.S sudah mengalami menopause.
32. Fungsi Ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
dari penghasilan pensiunan yang diperoleh dan dari kiriman uang anaknya.
G. Harapan Keluarga
36. Harapan Keluarga
Keluarga berharap petugas kesehatan bisa memberikan solusi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga. Serta ingin mendapatkan berbagai
informasi dari petugas kesehatan mengenai kesehatan demi menjaga
kesehatan anggota keluarganya.
H. Data Tambahan
1. Nutrisi
Kebiasaan makan keluarga Tn S 3x sehari dengan menu nasi, sayur, lauk.
2. Eliminasi
Keluarga Tn S tidak mengalami masalha eliminasi BAB dan BAK dengan
lancar
3. Istirahat dan tidur
Keluarga Tn. S mengatakan setiap malamnya terbiasa tidur ± pukul 21.00
WIB sampai pukul 04.00 WIB. Selain itu juga mempunyai kebiasaan tidur
siang ± 1-3 Jam.
4. Aktivitas sehari-hari
Kelurga melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan peran masing-
masing anggota keluarga namun jika ada anggota keluarga yang memiliki
waktu luang maka saling membantu dan melengkapi
5. Merokok
Dari keluarga Tn. S tidak ada yang merokok.
I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Anggota
J. Analisa Data
K. Skala Prioritas
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gagal jantung
(Decompensasi Cordis) berhubungan dengan kurang pengetahuan
No Kriteria Perhitungan Pembenaran
(skore)
1 Sifat masalah 3/3 X 1 : 1 Masalah gagal jantung Tn. S
Skala : dengan keluhan sesak nafas dan
Tidak / kurang sehat jantung berdebar-debar.
2 Kemungkinan masalah 1/2 X 2 : 1 Masalah gagal jantung Tn. S
sebagian sudah terjadi masih dapat diubah
dengan memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga
3 Potensial masalah untuk 2/3 X 1 : 2/3 Masalah gagal jantung Tn. S
dicegah dapat dicegah kekambuhannya
cukup dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan tentang
gagal jantung dan cara
perawatannya
4 Menonjolnya masalah 2/2 X 1 : 1 Keluarga mengatakan sudah
Skala : masalah tidak cukup lama penyakit yang
dirasakan diderita Tn. S dan sebaiknya
diatasi
Total Score 3 2/3
2. Ketidakefektifan penatalaksanaan progam terapeutik/diit berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
No Kriteria Perhitungan(skore) Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3 X 1 : 2/3 keluarga kadang-kadang
Skala : masih mengkonsumsi
Ancaman Kesehatan gorengan, memakai bumbu
masak yang berlebih
2 Kemungkinan masalah 1/2 X 2 : 1 Keingintahuan keluarga
sebagian tentang perawatan tinggi
dibuktikan keluarga bertanya
tentang masalah diit yang
baik.
3 Potensial masalah 2/3 X 1 : 2/3 Masalah gagal jantung Tn.
untuk dicegah S dapat dicegah
Cukup kekambuhannya dengan cara
pemberian pendidikan
kesehatan tentang diit dan
pengobatan altenatif
4 Menonjolnya masalah 1/2 X 1 : 1/2 keluarga mengatakan kurang
Skala : masalah tidak begitu tahu makanan-
dirasakan makanan yang dianjurkan
ataupun yang harus dihindari
serta pengobatan altenatif
selain obat-obatan medis
untuk penderita gagal jantung.
Total Score 2 5/6
L. Diagnose Keperawatan
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gagal jantung
(Decompensasi Cordis) berhubungan dengan kurang pengetahuan
2. Ketidakefektifan penatalaksanaan progam terapeutik/diit berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
M. Intervensi Keperawatan
No Tgl/Jam Diagnosa Tujuan umum Tujuan Khusus Evaluasi Evaluasi Intervensi Paraf
Keperawatan Kriteria Standar
1 12 maret Ketidakmampuan Setelah Setelah dilakukan Verbal Keluarga 1. Gali pengetahuan keluarga tentang penyakit
keluarga mengenal dilakukan keperawatan mampu Decompensasi Cordis
2015
masalah kesehatan keperawatan selama 1x30 menit, menjelaskan 2. Jelaskan keluarga tentang pengertian, tanda,
16.00 berhubungan selama 1x30 diharapkan tentang gejala, faktor resiko, cara perawatan dan okta
dengan Kurang menit, keluarga dapat (pengertian, pencegahan Decompensasi Cordis
wib
pengetahuan diharapkan mengenal masalah tanda, gejala, 3. Bantu keluarga mengenal dan menyebutkan
(pengertian, tanda, keluarga dapat decompensasi faktor resiko, kembali tentang pengertian, tanda, gejala,
gejala, faktor mengenal Cordis yang cara perawatan faktor resiko, cara perawatan dan pencegahan
resiko, cara masalah dialami Tn. S : dan pencegahan Decompensasi Cordis pada anggota keluarga.
perawatan dan Decompensasi 1. Mampu Decompensasi 4. Berikan reinforcement positif atas keberhasilan
pencegahan Cordis yang menyebutkan Cordis ) keluarga mengenal masalah kesehatan
Decompensasi dialami Tn. S kembali decompensasi cordis
Cordis ) pengertian,
tanda, gejala,
faktor resiko,
cara perawatan
dan pencegahan
Decompensasi
Cordis )
No Tgl/Jam Diagnosa Tujuan umum Tujuan Khusus Evaluasi Evaluasi Intervensi Paraf
Keperawatan Kriteria Standar
2 12 Maret Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Verbal Keluarga 1. Tanyakan pengetahuan keluarga mengenai
penatalaksanaan dilakukan keperawatan selama mampu nutrisi pada Decompensasi Cordis.
2015
progam keperawatan 1x30 menit, menyebutkan 2. Sebutkan dan jelaskan contoh makanan yang
16.00 terapeutik/diit selama 1x30 diharapkan contoh dibatasi dan dihindari okta
berhubungan menit, keluarga dapat makanan yang 3. Lakukan demonstrasi diit yang baik
wib
dengan diharapkan melaksanakan dibatasi, (pengobatan alternatif) untuk Decompensasi
ketidakmampuan keluarga dapat progam terapeutik dihindari, diit Cordis.
keluarga merawat melaksanakan berupa diit yang yang baik 4. Berikan reinforcement positif atas keberhasilan
anggota keluarga progam baik terhadap Tn. (pengobatan keluarga mengetahui penatalaksanaan diit
yang sakit. terapeutik S, dengan altenatif) decompensasi cordis.
berupa diit menyebutkan
yang baik contoh makanan
terhadap Tn. yang dibatasi,
S dihindari, diit yang
baik (pengobatan
altenatif)
N. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Evaluasi Paraf
13 Maret Ketidakmampuan keluarga Setelah 1. menggali pengetahuan keluarga S : Tn. S mengatakan mengerti dengan
mengenal masalah kesehatan dilakukan tentang penyakit Decompensasi penjelasan yang diberikan, keluarga
2015
berhubungan dengan Kurang pendidikan Cordis mengatakan bahwa Decompensasi Cordis
10.00- pengetahuan (pengertian, kesehatan 1x30 2. menjelaskan keluarga tentang terjadi karena stress, kelelahan karena okta
tanda, gejala, faktor resiko, menit, pengertian, tanda, gejala, faktor aktivitas. Tanda gejala dari gagal jantung
11.30
cara perawatan dan diharapkan resiko, cara perawatan dan adalah sesak nafas, mudah lelah, dan
wib pencegahan Decompensasi keluarga : pencegahan Decompensasi Cordis jantung berdebar-debar. Faktor resiko yang
Cordis ) Mampu 3. membantu keluarga mengenal dan utama mengalami gagal jantung adalah dari
menyebutkan menyebutkan kembali tentang keturunan, gaya hidup. Tn S mengatakan
kembali pengertian, tanda, gejala, faktor cara perawatan dan pencegahan dengan
pengertian, resiko, cara perawatan dan membatasi aktivitas yang melelahkan,
tanda, gejala, pencegahan Decompensasi Cordis istirahat minimal 8 jam per hari,
faktor resiko, pada anggota keluarga. mengkonsumsi makanan yang bergizi,
cara perawatan 4. memberikan reinforcement positif mengurangi makan makanan yang
dan pencegahan atas keberhasilan keluarga mengandung garam, lemah, dan kolesterol.
Decompensasi mengenal masalah kesehatan O : keluarga mendengarkan dengan antusias,
Cordis ) decompensasi cordis Nampak memahami penjelasan, keluarga
mengangguk-angguk saat dijelaskan,
keluarga menjawab pertanyan dengan
benar.
A : keluarga mampu mengenal pengertian,
tanda, gejala, faktor resiko, cara perawatan
dan pencegahan Decompensasi Cordis.
P : Motivasi keluarga untuk mengenal dan
mengetahui tentang Decompensasi Cordis,
dan menerapkan cara perawatan yang telah
dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari.
13 Maret Ketidakefektifan Setelah 1. menanyakan pengetahuan keluarga S : Keluarga Tn. S mengatakan sudah
penatalaksanaan progam dilakukan mengenai nutrisi pada Decompensasi mengetahui lebih banyak tentang
2015
terapeutik/diit berhubungan Pendidikan Cordis. penatalaksanaan Decompensasi Cordis
10.00- dengan ketidakmampuan kesehatan 2. menyebutkan dan jelaskan contoh meliputi diit yang benar, yaitu menyebutkan okta
keluarga merawat anggota selama 1x30 makanan yang dibatasi dan dihindari makanan yang dianjurkan, contohnya :
11.30
keluarga yang sakit. menit, 3. melakukan demonstrasi diit yang karbohidrat (beras ditim, roti, biscuit,
diharapkan baik (pengobatan alternatif) untuk kentang), protein (daging tanpa kulit, ikan,
keluarga dapat Decompensasi Cordis dengan putih telur, tahu, tempe), Sayuran
melaksanakan mengkonsumsi bawang putih 5 (kangkung, buncis, kacang panjang), buah-
progam siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 buahan (pisang, papaya, jeruk), makan
terapeutik biji dan 2 gelas air, kemudian direbus makanan yang harus dihindari dan dibatasi,
berupa diit di jadikan air satu gelas, kemudian karbohidrat (singkong, tape), protein (gajih,
yang baik diminum sehari, 2x (pagi,sore). daging ayam dengan kulit, kacang-
terhadap Tn. S, 4. memberikan reinforcement positif kacangan), sayuran (kol, sawi), lemak
dengan atas keberhasilan keluarga (minyak kelapa santan), dan berjanji akan
menyebutkan mengetahui penatalaksanaan diit selalu melaksanakan diit Decompensasi
contoh decompensasi cordis. cordis, akan mengurangi pembelian lauk
makanan yang pauk berupa gorangan dari luar, serta akan
dibatasi, mencoba menerapkan pengobatan altenatif
dihindari, diit Dengan mengkonsumsi bawang putih 5
yang baik siung, jamur kuping 10 gram, jahe 3 biji dan
(pengobatan 2 gelas air, kemudian direbus di jadikan air
altenatif) satu gelas, kemudian diminum sehari, 2x
(pagi,sore).
O : Keluarga mendengarkan dengan antusias,
Nampak memahami penjelasan, keluarga
mengangguk-angguk saat dijelaskan,
keluarga menjawab pertanyan dengan
benar, dan mampu menyebutkan kembali isi
penyuluhan
A : Keluarga mampu menunjukkan contoh
bahan makanan yang harus dihindari, dan
bahan makanan pengobatan altenatif
P :Motivasi keluarga untuk memperhatikan
pola pemberian diit khususnya pada anggota
keluarga Tn. S dengan Decompensasi
Cordis dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN 2
GAGAL JANTUNG
OLEH:
P17420512078
TAHUN 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GAGAL JANTUNG
Gagal jantung juga di kenal dengan istilah gangguan multisistem, tidak ada
satupun gejala yang spesifik untuk organ tertentu, sebagai contoh sesak napas dapat
disebabkan oleh penyakit paru, sedangkan edema perifer dapat disebabkan oleh
insufisiensi vena atau penyakit hati dan ginjal, walaupun belum ada data yang
akurat untuk data gagal jantung di Indonesia, tetapi sebagai perbandingan yang
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kisi-kisi Materi
7. pengobatan altenatif
Metode
Media
Leaflet
Proses pelaksaaan
1 Pendahuluan
2 Isi
3 Penutup
- Kesimpulan jawaban
- Evaluasi -Mendengarkan
Setting Tempat
Evaluasi
penyuluhan.
Referensi
3. Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. (2013). Keperawatan Medikal
4. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-221-678274975-
5. http://www.berbisnisjamur.com/manfaat-jamur-kuping-hitam/(diakses
1. Mudah lelah
2. Sesak nafas
4. Cemas, khawatir
5. Edema
2. Keturunan
4. Perokok
5. Obesitas
6. Penyakit HT , DM
3. Hindari stress
7. Dukungan psikososial.
alkohol)
dan garam yang rendah seperti : diet sehat jantung yang akan kaya
sayuran dan buah, biji-bijian dan makanan berserat, daging tipis dan
gram, jahe 3 biji dan 2 gelas air, kemudian direbus di jadikan air satu
darah tinggi.
kolesterol jahat
penggumpalan darah.
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI
Gambar 3 : Demonstrasi
LAMPIRAN 6
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan TK Windusari Mekar kec. Windusari Kab. Magelang lulus
tahun 2000
2. Pendidikan SD Windusari 2 Kec.Windusari Kab.Magelang, lulus tahun
2006
3. Pendidikan SLTP Negeri 1 Windusari Kab.Magelang , lulus tahun
2009
4. Pendidikan SMK KESDAM IV DIPONEGORO Kota Magelang, lulus
tahun 2012