KTI
Oleh:
Anita
Rohmawati
NIM. P 17420512050
1
LAPORAN KASUS
KTI
Oleh:
Anita
Rohmawati
NIM. P 17420512050
Post Histerektomi Atas Indikasi Mioma Uteri Pada Ny. A Di Ruang Nifas Budi
Rahayu Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang” dengan baik, sebagai salah
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini tidak akan dapat tersusun
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun penyusunan Laporan
2. Budi Ekanto, S.Kp., M.Sc., Ketua Jurusan Keperawatan Semarang yang telah
4. Tulus Puji Hastuti, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing penyusunan
Laporan Kasus.
5. Wiwin Renny R, SST, SPd, M.Kes dan Sri Adiyati, SPd, S.Kep selaku dosen
6. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Program Studi Keperawatan Magelang.
7. Ibu Sri Murtini, Bapak Lasto, Erni Lestyawati dan Akhmad Harviyanto selaku
orang tua, kakak dan adik penulis yang selalu memberikan doa dan motivasi,
dukungan moral dan material untuk segera menyelesaikan laporan kasus ini.
9. Neila, Dwika, Rizqi, Dian, Farida, Rinda, Anna yang telah memberikan
10. Arian Ade Ihwandi yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa
selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan yang telah membantu jalannya
lancar.
Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dapat diterima Allah SWT
sebagai amal sholeh. Penulis berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Anita Rohmawati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN.....................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................5
C. Manfaat Penulisan...................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Mioma Uteri....................................................................7
1. Definisi Mioma Uteri..........................................................................7
2. Klasifikasi Mioma Uteri.....................................................................8
3. Etiologi Mioma Uteri..........................................................................8
4. Manifestasi Klinis Mioma Uteri.........................................................9
5. Pencegahan Mioma Uteri...................................................................10
6. Komplikasi Mioma Uteri....................................................................12
7. Pathway..............................................................................................13
8. Patofisiologi........................................................................................14
9. Penatalaksanaan..................................................................................15
B. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post Operasi Mioma Uteri 20
1. Pengkajian Keperawatan...................................................................20
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................26
3. Perencanaan Keperawatan................................................................31
4. Evaluasi Keperawatan.......................................................................36
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Biodata Klien..........................................................................................39
B. Pengkajian...............................................................................................39
C. Perumusan Masalah................................................................................45
D. Perencanaan.............................................................................................46
E. Pelaksanaan.............................................................................................48
F. Evaluasi...................................................................................................53
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan.............................................................................................58
1. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul..............................................58
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan akibat pembedahan...58
b. Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme
sekunder akibat pembedahan..................................................................62
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-
sumber informasi.....................................................................................65
2. Diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus
........................................................................................................ 68
a. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat perdarahan.....................................................................68
b. Risiko harga diri rendah situasional berhubungan dengan
perubahan seksualitas, fertilitas dan hubungan dengan pasangan
dan keluarga.................................................................................69
c. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan
tonus otot kandung kemih sekunder akibat anestesi umum atau
spinal
.................................................................................................. 70
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan denganketerbatasan
aktivitas akibat gangguan kenyamanan nyeri..............................70
B. Simpulan..................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Hidup
BAB I
PENDAHULUA
Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas utama dalam upaya pelayanan
gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik
2013). Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 berdasarkan
tahun 2012 sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi
bukan hanya individu yang bersangkutan. Salah satu gangguan kesehatan yang
sering terjadi pada sistem reproduksi wanita yaitu mioma uteri. Fakultas
dari wanita berumur 35 tahun menderita mioma uteri walaupun tidak disertai
gejala-gejala. Angka kejadian pada wanita usia produktif sekitar 15% sampai
20% dan 30% sampai 40% wanita di atas usia 30 tahun (Saputra, 2014). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wachidah, Salim dan Aditiyono (2011)
mioma uteri berasal dari kelompok usia > 40 tahun. Kejadian mioma uteri di
2013 sebanyak 9.145 kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2012 yaitu 11.341
kasus (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2013). Angka kejadian mioma uteri di
RSUD Tidar Magelang pada tahun 2012 yaitu 43 kasus dari 157 kasus
ginekologi atau sebesar 27,39%, dan meningkat pada tahun 2013 yaitu 72
kasus dari 238 kasus ginekologi atau sebesar 30,25% dan pada tahun 2014
terdapat 80 kasus dari 340 kasus ginekologi atau sebesar 23,53%. Operasi
yang dilakukan pada pasien mioma uteri tahun 2013 yaitu histerektomi
miomektomi sebesar 1 orang atau 1,39%, dan lainnya 32 orang atau 44,44%
2004). Tumor tersebut sebagian besar berasal dari sel muda otot rahim, yang
bertumbuh dan berkembang menjadi besar, serta biasanya terjadi pada masa
apapun dan ditemukan kebetulan saat pemeriksaan. Gejala klinis dari mioma
(Manuaba, 2012).
pasien post operasi mioma uteri harus dilakukan secara komprehensif karena
jika tidak bisa menimbulkan komplikasi pada pasien. Komplikasi yang terjadi
selain itu karena lokasi operasi berada dekat dengan kandung kemih mungkin
selama 3-5 hari dan meninggalkan jaringan parut luka pada dinding perut
(Yatim, 2005). Bekas luka operasi mioma uteri perlu dilakukan pemantauan
oleh perawat, karena dikhawatirkan terjadi perdarahan dan infeksi. Perdarahan
keadaan kulit menjadi dingin serta infeksi akan menimbulkan rasa nyeri,
panas, dan disertai adanya kenaikan leukosit (Uliyah dan hidayat, 2006).
Perawatan luka pada pasien post mioma uteri harus dilakukan apabila
balutan luka basah dan berdarah. Infeksi bisa timbul akibat dari sayatan
Komplikasi post operasi mioma uteri harus dideteksi secara dini, untuk itu
Komplikasi dari post operasi mioma uteri telah diuraikan diatas, untuk
yang terjadi pada klien sehingga tidak menimbulkan komplikasi pada klien.
Indikasi Mioma Uteri Pada Ny. A Di Ruang Nifas Budi Rahayu Rumah Sakit
1. Tujuan Umum
Atas Indikasi Mioma Uteri Pada Ny. A Di Ruang Nifas Budi Rahayu
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Menerapkan ilmu pengetahuan dan informasi dalam bidang keperawatan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi pasien
TINJAUAN PUSTAKA
uteri merupakan tumor jinak padat dari otot polos uterus, dikenal juga
sering dijumpai pada wanita. Tumor tersusun dari otot polos yang
(Bilotta, 2012).
c. Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim yang berdasarkan besar dan
lokasinya dapat memberikan gejala klinis. Nama lain dari mioma uteri
2004).
atau uteri fibroid adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot polos
(Sjamsuhidajat, 2011).
e. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mioma uteri atau leiomioma adalah
tumor jinak yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat di uterus.
Ukuran besar dan lokasi mioma uteri dapat memberikan gejala klinis
pada pasien.
miometrium.
4. Manifestasi Klinis
sebagai berikut:
a. Umumnya asimtomatik
c. Perdarahan
Gejala ini tidak khas untuk mioma. Keluhan yang diutarakan biasanya
e. Gejala penekanan
2006).
f. Pada 25%-30% kasus dapat timbul gejala yang berkaitan dengan efek
g. Dapat mencapai berat lebih dari 5 kg, terutama pada kehamilan, namun
h. Lemah, pusing-pusing.
berikut:
a. Pencegahan Primordial
dan buah.
b. Pencegahan Primer
kelompok yang berisiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain itu
c. Pencegahan Sekunder
meliputi deteksi dini tanda dan gejala mioma uteri serta pengobatan
yang tepat.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan setelah penderita
Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam
masa pemulihannya.
6. Komplikasi
(2011) yaitu:
f. Obstruksi usus
g. Perlekatan pascamiomektomi.
7. Pathway dan Patofisiologi
a. Pathway
Faktor hormonal Faktor Risiko (Wanita Faktor pertumbuhan
usia
reproduksi dan Genetik)
Mioma Uteri
Penekanan Nyeri
Penekanan kandung Anemia Infeksi
rektum kemih
Miomektomi Histerektomi
b. Patofisiologi
Tumor ini dapat bertangkai dan meluas ke dalam rongga panggul dan
akan timbul nyeri jika tumor berdegenerasi atau jika terjadi torsi dari
mioma bertangkai.
yang dimiliki, lokasi tumor, dan besar tumor. Tindakan operasi yang
2009).
8. Penatalaksanaan
b. Radioterapi
harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan dan bukan jenis submucosa,
tidak disertai radang pelvis dan rectum dan tidak dilakukan pada
c. Operasi
1) Miomektomi
yaitu:
istri
2) Histerektomi
pengobatan.
d. Terapi Hormonal
Tumor akan tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan
operasi, selain itu juga tidak dilakukan aborsi. Mioma dengan tanda
gejala yaitu degenerasi merah dan mengalami nyeri biasanya dilakukan
jalan lahir janin harus dilakukan seksio sesarea. Dalam masa nifas
bulan, akan tetapi pada saat itu biasanya mioma mengalami pengecilan
2006)
Klien dengan luka bedah mengalami stress yang cukup selama masa
operasi, setelah itu luka dapat tertutup. Jika luka menjadi terinfeksi
Perhatikan balutan luka, jika basah dan berdarah balutan luka harus
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Keluhan utama:
Keluhan yang timbul pada tiap jenis operasi adalah rasa nyeri.
yang dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah penyebab nyeri, kualitas
nyeri, lokasi nyeri, skala nyeri serta waktu dan durasi munculnya
nyeri.
2) Riwayat Reproduksi
a) Haid
menopause.
3) Data psikologi
4) Pemeriksaan fisik
a) Tingkat kesadaran
syok.
rate)
c) Status Sirkulasi
d) Status respiratori
e) Status urinari
kemih. Jika klien terpasang kateter urine, harus ada aliran urine
24 jam.
f) Status Gastrointestinal
normal.
menunjukkan hypovolemia.
b. Pengkajian Fokus
perubahan pola istirahat, dan jam tidur pada malam hari, adanya
2) Sirkulasi
pervaginam.
3) Integritas ego
Gejala : faktor stress (keuangan,pekerjaan, perubahan peran)
depresi.
4) Eliminasi
5) Neurosensori
Gejala : pusing
8) Keamanan
9) Seksualitas
Gejala : masalah seksual misalnya dampak pada hubungan,
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik:
1) Subjektif
isyarat.
2) Objektif
sampai kaku).
rangsang)
g) Wajah topeng
i) Gangguan tidur
Faktor Risiko:
1) Penyakit kronis
turun, leukopenia)
6) Prosedur invasif
Faktor risiko:
1) Subjektif
Haus
2) Objektif
perdarahan)
hipermetabolik)
pada tubuh atau satu ekstermitas atau lebih, berikut adalah tingkatan
alat bantu
Batasan karakteristik:
1) Objektif
e) Melambatnya pergerakkan
Batasan karakteristik:
1) Subjektif
2) Objektif
c) Kehilangan
g. Kurang pengetahuan
mengalami disfungsi berhubungan
eliminasi dengan tidak mengetahui sumber-
sumber informasi.
urine. Batasan Karakteristik :
Definisi : tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan
1) Subjektif
dengan
a) topik spesifik.
Disuria
Batasan Karakteristik :
b) Urgensi
1)2) Subjektif
Objektif
a) Sering berkemih
c) Inkontinensia
d) Nokturia
e) Retensi
Mengungkapkan masalah secara verbal.
2) Objektif
2013).
3. Perencanaan
Kriteria hasil:
Intervensi :
1) Terbebas dari tanda dan gejala infeksi, suhu dalam batas normal
3) Mengetahui pencegahan
infeksi Intervensi:
klien.
sesuai.
Kriteria hasil:
Intervensi:
1) Pantau tanda vital, warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan,
pantau status hidrasi, pantau asupan dan haluaran yang akurat tiap
24 jam.
hari.
Kriteria hasil:
Intervensi:
aktivitas.
e. Risiko harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan
Kriteria hasil :
3) Ekspresi wajah
tenang Intervensi :
diri.
Kriteria hasil :
1) Eliminasi urin tidak terganggu (Bau, jumlah dan warna urine dalam
Intervensi :
1) Pantau eliminasi urin, meliputi frekuensi, konsistensi, bau, volume,
dan warna.
4) Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan
kemih.
sumber informasi.
Kriteria hasil :
disampaikan.
Intervensi :
2) Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji gaya belajar
pasien.
3) Beri penyuluhan sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, ulangi
(Wilkinson, 2013).
4. Evaluasi
operasi mioma uteri diharapkan tujuan dan kriteria hasil yang telah
a. Nyeri akut
b. Risiko infeksi
dalam 24 jam.
mandiri.
1) Tidak ada infeksi saluran kemih (Bau, jumlah, dan warna urine
tanpa nyeri).
dapat diduga
g. Kurang pengetahuan
berikut :
kemerahan.
TINJAUAN
KASUS
proses keperawatan selama lima hari yaitu 6 Maret 2015 sampai 10 Maret 2015 di
bangsal Lili RS Bersalin Budi Rahayu Magelang. Klien masuk rumah sakit pada
tanggal 3 maret 2015 pukul 15.00 WIB dan pengkajian klien dilakukan pada
tanggal 6 maret 2015 pukul 08.00 WIB. Klien dirawat dengan diagnosa medis
berdasarkan interaksi secara langsung dengan klien dan keluarga, observasi dan
A. Biodata Klien
B. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan
operasi dan terasa saat bergerak. Riwayat penyakit Ny. A sekarang ini
2015 dari jam 12.30 WIB sampai jam 15.00 WIB. Jenis operasi yang
bahwa klien pernah dirawat di rumah sakit dengan mioma uteri pada
mellitus.
menstruasi saat usia 15 tahun dengan siklus haid 28 hari. Klien tidak
laki-laki lahir spontan dibantu oleh bidan, hamil cukup bulan dan berat
badan lahir 2300 gram, saat ini berumur 23 tahun dan kondisi sehat.
b. Pengkajian Fokus
istirahat malam mulai pukul 21.00 dan bangun pada pukul 05.00 tetapi
keluhan yang dirasakan saat mobilisasi adalah nyeri. ADL klien masih
dan capileri refill time kembali < 2 detik. Perdarahan pervagina hanya
dan saat ini klien bisa menerima kondisinya. Klien tampak kooperatif
sejak dioperasi dan saat ini belum flatus. Klien terpasang DC urin
dari rumah sakit habis 2 sendok . Diit klien bubur halus. Klien minum
4 gelas (800 cc) sejak pagi sampai pukul 14.00. Balance cairan klien :
+150
pada luka post operasi. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post operasi.
timbul dan sering muncul saat bergerak. Klien tampak berhati-hati dan
meringis menahan nyeri ketika akan bergerak miring kanan dan miring
kiri.
menjawab dampaknya adalah tidak punya anak lagi, ketika ditanya lagi
2. Pemeriksaan Fisik
dengan E4, M6, V5) tekanan darah klien 140/90 mmHg, nadi 84 x/ menit,
RR:20 x/menit suhu 37,8ºC, capillary refille time (CRT) kembali kurang 2
detik.
rambut bersih, tidak mudah rontok, dan sebagian sudah beruban. Pupil
klien isokor, sklera tidak ikterik, menggunakan alat bantu penglihatan
yaitu kaca mata dan konjungtiva anemis. Hidung klien kondisinya bersih,
tidak ada polip dan tidak ada secret. Telinga kanan dan kiri klien simetris,
tidak ada serumen dan bersih. Mulut klien bersih, mukosa bibir lembab,
dan tidak ada stomatitis. Pada pemeriksaan leher tidak ada nyeri tekan dan
Pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, vokal
fremitus teraba sama kanan dan kiri. Perkusi paru-paru klien sonor. Bunyi
suara paru klien vesikuler tidak ada suara nafas tambahan. Pemeriksaan
midclavicula. Perkusi jantung klien pekak, S1 dan S2 reguler dan tidak ada
dan terpasang drain, bising usus 8x/menit, tidak ada pembesaran hepar
dan terdapat nyeri tekan pada daerah luka post operasi. Perkusi abdomen
20 tpm di tangan kiri, tidak terdapat edema di ekstremitas atas dan bawah.
3. Pemeriksaan Diagnostik
450), MCV 72,1 (76-96), MCH 23,5 (27,5-32,0), MCHC 32,6 g/dL (30,0-
35,0).
dan keterangan klinik yaitu mioma uteri. Terapi yang diberikan pada
3x30mg dan metronidazole 100mg. Tanggal 9 Maret 2015 terapi oral yang
2x1tablet.
C. Perumusan Masalah
subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada luka post operasi dan terasa
saat bergerak. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post operasi. Kualitas nyeri
1, 2 dan 3, 4 dengan skala nyeri 7, nyeri hilang timbul dan sering muncul
saat bergerak, pola tidur klien 8 jam namun klien sering terbangun
sewaktu-waktu. Data objektif yaitu klien tampak meringis menahan nyeri
dan terlihat berhati-hati saat bergerak miring kanan dan miring kiri.
akibat pembedahan.
yang dilakukan tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.00 WIB ditemukan data
sejak post operasi. Data objektif yang diperoleh yaitu terdapat luka post
PPV berupa flek-flek berwarna coklat, suhu klien 37,8ºC dan leukosit
tidak punya anak lagi, ketika ditanya lagi klien mengatakan tidak
pembedahan
nyeri dapat berkurang skala: ringan (1-3), ekspresi wajah tenang, pola
tidur baik.
pasien untuk untuk menilai skala nyeri dari 0-10, atur posisi pasien dan
dengan kriteria hasil : terbebas dari tanda dan gejala infeksi, suhu dalam
pencegahan infeksi.
Intervensi yang direncanakan adalah: observasi dan laporkan tanda
dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor, dan adanya
dengan teknik perawatan luka yang tepat, ajarkan keluarga untuk menjaga
yang sesuai.
sumber informasi.
tingkat pengetahuan pasien saat ini dan pemahaman terhadap materi, bina
hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji gaya belajar pasien, beri
E. Pelaksanaan
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan sekunder akibat
pembedahan.
yang kedua pukul 09.00 yaitu mengatur posisi pasien dan lingkungan
ketorolac 30 mg.
ketorolac 30 mg.
mefenamat 50mg.
mefenamat 50mg.
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme
metronidazole 100mg.
c. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 8 Maret 2015
1 gr.
sumber informasi.
hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji gaya belajar pasien.
program terapi.
pasien saat ini dan pemahaman terhadap materi. Pukul 10.00 membina
hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji gaya belajar pasien.
F. Evaluasi
pembedahan.
nyeri adalah nyeri luka post operasi, kualitas nyeri seperti disayat-
bergerak, klien nyaman dengan kondisi ruangan yang dia tempati saat
b. Evaluasi pada tanggal 7 Maret pukul 14.00, data subjektif skala nyeri
berkurang skala nyeri 4, nyeri hilang timbul, saat istirahat nyeri masih
distraksi dan nyeri berkurang. Data objektif yaitu klien terlihat rileks
mg, terapi masuk. Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi dan
lanjutkan intervensi.
d. Evaluasi pada tanggal 9 Maret pukul 14.00, data subjektif nyeri
berkurang skala nyeri 3, nyeri hilang timbul, saat mobilisasi sudah bisa
a. Evaluasi pada tanggal 6 Maret pukul 14.00, respon objektif yaitu tidak
klien 37,8ºC dan leukosit 15,4, perawatan luka belum dilakukan karena
sudah masuk dan dan infus metronidazole 100 mg, klien tidak mual
maupun muntah. Data subjektif yaitu klien merasa nyeri di daerah luka
operasi, klien sudah mengerti tentang nyeri yang dialaminya saat ini.
keluarga sudah mengerti cara melindungi tubuh dari infeksi dengan
b. Evaluasi pada tanggal 7 Maret pukul 14.00, respon objektif yaitu tidak
klien 37,6ºC, perawatan luka sudah dilakukan, kondisi luka klien baik,
terdapat nyeri tekan, balutan sudah diganti dengan prinsip steril dan
klien tidak mual maupun muntah. Data subjektif yaitu klien masih
c. Evaluasi pada tanggal 8 Maret pukul 14.00, respon objektif yaitu tidak
klien tidak mual maupun muntah. Data subjektif yaitu klien masih
d. Evaluasi pada tanggal 9 Maret pukul 14.00, respon objektif yaitu tidak
500mg sudah masuk dan klien tidak mual maupun muntah. Data
subjektif yaitu nyeri berkurang. Masalah keperawatan risiko infeksi
temperature klien 36,7ºC, balutan luka sudah diganti kondisi luka baik
sumber informasi.
a. Evaluasi pada tanggal 6 Maret pukul 14.00, Data objektif yaitu dalam
b. Evaluasi pada tanggal 6 Maret pukul 14.00, Data objektif yaitu dalam
BAB IV
PEMBAHASAN DAN
SIMPULAN
A. Pembahasan
pada Ny. A di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang selama 5 hari
pada tanggal 6 Maret 2015 sampai tanggal 10 Maret 2015. Penulis akan
pembedahan
tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir
klien mengatakan nyeri pada luka post operasi dan terasa saat
bergerak. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post operasi. Kualitas nyeri
sering muncul saat bergerak, pola tidur klien 8 jam namun klien sering
menahan nyeri dan terlihat berhati-hati saat bergerak miring kanan dan
miring kiri.
beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-
2010).
hari.
berkurang skala: ringan (1-3), ekspresi wajah tenang, pola tidur baik.
pencetusnya serta minta pasien untuk untuk menilai skala nyeri dari 0-
pencetusnya serta minta pasien untuk untuk menilai skala nyeri dari 0-
adalah adalah nyeri akut teratasi karena evaluasi sesuai dengan kriteria
hasil yaitu klien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang pada skala
PPV berupa flek-flek berwarna coklat, suhu klien 37,8ºC dan leukosit
dialami pasien.
Demam setelah operasi hari ketiga menurut Doenges (2000),
keperawatan dari diagnosa ini adalah observasi dan laporkan tanda dan
yang ada di teori dilakukan oleh penulis, dan penulis tidak mengalami
2015 dan 9 Maret 2015 tidak dilakukan karena balutan klien masih
hasil yaitu pasien terbebas dari tanda dan gejala infeksi, suhu dalam
dengan ditandai oleh respon objektif yaitu tidak ada tanda kemerahan,
sudah diganti kondisi luka baik dan jahitan sudah kering. Data
sumber informasi.
Kurang pengetahuan adalah tidak adanya atau kurangnya informasi
performa uji tidak akurat, perilaku yang tidak sesuai atau berlebihan.
menjawab dampaknya adalah tidak punya anak lagi, ketika ditanya lagi
Dampak jika masalah ini tidak diatasi akan menyebabkan klien kurang
memahami tentang kondisinya saat ini dan yang akan datang baik
operasi histerektomi.
terhadap materi, bina hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji
yang ada di teori dilakukan oleh penulis, dan penulis tidak mengalami
ditandai dengan data objektif yaitu dalam suasana tenang klien dapat
belajar, dan saat evaluasi klien bisa menjawab pertanyaan dari penulis.
dampak operasi histerektomi. Evaluasi pada hari kedua yaitu klien dan
2. Diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus ini.
klien, dari teori yang telah dibahas di BAB II terdapat 7 diagnosa yang
klien minum 4 gelas 800 cc sejak pagi sampai pukul 14.00, perdarahan
terpasang drain dan produksi drain 100 cc dalam sehari dan berwarna
750 ml/7 jam, dan balance cairan +150, berdasarkan data tersebut
citra tubuh, harapan diri tidak realistis, sedangkan untuk objektif yaitu
perilaku tidak selaras dengan nilai, kegagalan dan penolakan,
yaitu klien mengatakan saat ini merasa sudah lega, tenang karena
semoga lukanya cepat sembuh, bisa beraktivitas lagi dan saat ini klien
situasional.
citra tubuh, harapan diri tidak realistis sedangkan untuk objektif yaitu
Maret 2015 sebagai berikut, klien masih bedrest total dan aktivitas
yang dilakukan klien yaitu masih miring kanan dan kiri, keluhan yang
dirasakan saat mobilisasi adalah nyeri. ADL klien masih dibantu oleh
B. Simpulan
mempunyai penyakit mioma uteri). Mioma uteri dapat terjadi pada Ny. A
usia reproduksi, dan penggunaan KB yaitu pil, suntik, dan IUD yang dapat
meningkatkan produksi hormone estrogen pada klien sehingga dapat memicu
pertumbuhan mioma.
dari hasil asuhan keperawatan post operasi histerektomi atas indikasi mioma
1. Pengkajian
Hasil pengkajian tanggal 6 Maret 2015 pada Ny. A dengan post operasi
subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada luka post operasi dan
terasa saat bergerak. Penyebab nyeri yaitu nyeri luka post operasi.
timbul dan sering muncul saat bergerak, pola tidur klien 8 jam namun
pernah diganti sejak post operasi. Data objektif yang diperoleh yaitu
adalah tidak punya anak lagi, ketika ditanya lagi klien mengatakan
2. Diagnosa keperawatan
sumber informasi.
3. Rencana keperawatan
skala nyeri dari 0-10, atur posisi pasien dan lingkungan senyaman
post operasi sesuai dengan teknik perawatan luka yang tepat, ajarkan
terhadap materi, bina hubungan saling percaya dengan pasien dan kaji
4. Tindakan keperawatan
yang ada di teori dilakukan oleh penulis, dan penulis tidak mengalami
2015 dan 9 Maret 2015 tidak dilakukan karena balutan klien masih
saling percaya dengan pasien dan kaji gaya belajar pasien, memberi
klien.
5. Evaluasi
masalah sudah teratasi dengan ditandai oleh respon objektif yaitu tidak
klien 36,7ºC, balutan luka sudah diganti kondisi luka baik dan jahitan
berkurang skala 1.
tenang klien dapat belajar, klien tidak mengajukan pertanyaan dan saat
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
2. DampakJangkaPanjangHisterektomy
3. DampakJangkaPendekHisterektomy
4. Rencana Tindak
Waktu : 30 menit
pasien dan keluarga mampu mengetahui dan merawat anggota keluarga yang
sakit dalam hal perawatan pasien post histerektomi atas indikasi mioma uteri
dapat/mampu :
3. Materi
a. Pengertian Histerektomi
4. Metode
a. Ceramah
5. Media
a. Leaflet
6. Kegiatan Penyuluhan
7. Sumber
Jakarata:Hipokrates
8. Evaluasi
c. Butir Soal :
d. Lampiran
1) Materi
2) Media
MATERI PENYULUHAN
HISTEREKTOMI
1. Pengertian Histerektomi
pembedahan.
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa servik uteri ataupun seluruh (total)
terjadi perdarahan yang terus menerus dan banyak, gejala pendesakan tumor
pengobatan.
bagian leher rahim yang berselaput lendir, pada periode tertentu bisa
Gangguan fungsi seksual dapat terjadi karena rahim merupakan salah satu
estrogen.
a. Adanya luka insisi atau luka sayatan operasi menyebabkan risiko infeksi
Antibiotic
121
Dampak Jangka Dampak Cara Pemecahan Masalah
Panjang Psikologis Diberikan pengertian kepada pasangan dan keluarga menenai dampak histere
Anjurkan kedua pasangan, keluarga untuk tetap saling menghormati dan men
Pasangan suami istri tetap bisa melakukan hubungan
Tidak akan mengalami menstruasi Mengganggu kepuasan dalam berhubungan seksual.
seksual
Infertilitas (kemandulan atau tidak bisa hamil)
Perasaan cacat karena ada organ yang hilang
Muncul gejala menopause (jika ovariumTimbul ansietas
diangkat)
Gangguan fungsi seksual Timbul perasaan bahwa image, kewanitaan, daya tarik seksualnya
berkurang.
Mengalami
penuaan dini
123
SATUAN ACARA
PENYULUHAN PERAWATAN
POST OPERASI
Waktu : 30 menit
pasien dan keluarga mampu mengetahui dan merawat anggota keluarga yang
dapat/mampu :
luka
11. Materi
d. Pengertian nutrisi
12. Metode
c. Ceramah
13. Media
b. Leaflet
15. Sumber
2015
16. Evaluasi
g. Butir Soal :
penyembuhan luka
3) Mater
i
4) Media
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga
Nutrisi bisa diberikan setelah pasien sadar dan rasa mual hilang serta
1. Untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Cukup vitamin
4. Mudah dicerna
5. Makanan yang harus dihindari yaitu makanan yang terlalu manis dan yang
menimbulkan gas.
b. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih.
dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai
kebutuhan.
sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama
dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila
zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet
karbondioksida.
4. Diet Pasca-Bedah IV
mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan
luka adalah protein dan vitamin C. Alasannya: Protein dan vitamin C sangat
luka.
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe,
udang dll.
kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
kondisi tubuh.
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk perkembangan dan pemeliharan kesehatan secara
Diet pasca operasi adalah makanan yang
diberikan menjalani
kepada makanan
pasiensetelah
operasi. pembedahan. Pengaturan
Disusun Oleh: sesudah pembedahan atau
Anita Rohmawati tergantungpadamacam
pembedahan dan jenispenyakit
penyerta.
134
TIPS PERAWATAN POST OPERASI
Makan makanan bergizi,.
Konsumsi makanan (lauk- pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari. Dan cukup istirahat.
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa
Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
Minum obat sesuai anjuran dokter.
Hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan olah raga teratur
Mencegah lebih baik dari pada mengobati
Rencana tindak lanjut bisa menghubungi puskesmas maupun rumah sakit.
LAMPIRAN 6
136
LAMPIRAN 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SD Negeri 1 Ngadiharjo, lulus tahun 2006
2. Pendidikan SMP di SMP Negeri 1 Kota Mungkid, lulus tahun 2009
3. Pendidikan SMA di SMA Negeri 1 Kota Mungkid, lulus tahun 2012
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. DEMA (DEWAN MAHASISWA)– BENDAHARA di Prodi D3
Keperawatan Magelang tahun 2012-2014.
Anita Rohmawati
P17420512050