Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN KRITIS

RESUME PERAWATAN PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN/


KOMA

Dosen Pengampu: Sunarmi, S. ST., M. Kes.

Disusun Oleh:

Anti Dwi Andhini

P1337420520071

Setyaki 2

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D3 KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN 2022
A. Pengertian
- Koma adalah keadaan klinis ketidaksadaran dimana pasien tidak tanggap
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
- Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respon dalam bentuk yang
berat seperti tidur yang dalam dimana pasien tidak dapat bangun dari
tidurnya.
B. Penyebab
Koma pada umumnya disebabkan karena:
- Kecelakaan pendarahan otak CVA
- Trauma kepala
- Tumor otak
- Overdosis obat
- Penekanan batang otak dan herniasi
- Peningkatan tekanan intrakranial
- Meningitis atau enchepalitis

Melalui pemeriksaan fisik penyebab koma dapat diketahui dari

- Tanda vital seperti hipertensi yang berat


- Nafas berbau alcohol
- Kepala terdapat tanda fraktur, hematoma, dan laserasi
- THT: otorea atau rhinorea CSF
- Leher terdapat fraktur kekakuan
- Pemeriksaan neurologis
C. Manifestasi klinis
1. Pasien koma tidak dapat dibangunkan
2. Tidak memberikan respon normal terhadap rasa sakit atau rangsangan
cahaya
3. Tidak memiliki siklus tidur-bangun
4. Tidak dapat melakukan tindakan spontanitas
D. Gejala
1. Peningkatan suhu sekitar 40 °C
2. Asidosis metabolik
3. Edema otak dan paru
4. Apneu /Takipneu – cheyne stokes
5. Adanya trauma kepala dan hematoma
6. Perdarahan
7. Konstipasi
8. Diare
9. Kejang
10. Refleks pupil dan mata abn
E. Pemeriksaan Diagnostik
CT- scan, MRI, dan uji laboratorium meliputi:
- tes glukosa darah
- elektrolit
- amonia serum
- nitrogen urea darah (BUN)
- osmolalitas
- kalsium
- masa pembekuan
- kandungan keton serum
- alcohol
- obat-obatan
- analisa gas darah arteri
F. Penatalaksanaan
1. Penderita segera dirawat di unit perawatan intensif (ICU)
2. Status hemodinamika dipantau secara ketat.
3. memberikan dan mempertahankan jalan nafas paten.
4. Pasien dapat di intubasi melalui hidung atau mulut, atau dilakukan
pemasangan ventilator
5. pertahankan keseimbangan cairan elektrolit
6. Pemenuhan Nutrisi: NGT
G. Asuhan Keperawatan
- Mempertahankan jalan napas
- Melindungi pasien
- Menjaga keseimbangan cairan dan mengatur kebutuhan nutrisi
- Memberikan perawatan mulut

H. Diagnosis
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan dan edema cerebral
2. Resiko peningkatan TIK b.d proses desak ruang akibat edema cerebral
3. Risika gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran
(soporokoma)
4. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
5. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka lacerasi
6. Defisit perawatan diri b.d kelemahan/ keterbatasan gerak
I. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan resiko peningkatan TIK b.d
perdarahan dan edema cerebral
1. Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/obs kesadaran / GCS
setiap 4 jam
2. Memberikan posisi Elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam
3. Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/resiko TIK
meningkat.
4. Memantau status neurologis secara teratur dan membandingkan dg nilai
normal
5. Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral
6. Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill) tiap 8
jam
7. Mencatat intake dan output.
8. Menurunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan
kenyamanan dengan menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan
dalam kondisi nyaman
9. Memasang pagar pengaman tempat tidur dan memasang retrain pada daerah
ekstermitas
10. Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi dengan pasien.
J. Kolaborasi
1. Memberikan O2 kanul 4 l/mnt
2. Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, Leukosit setelah 3 hari
perawatan
3. Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam
4. Memberikan obat-obatan injeksi :
- Citicolin 2 x 500 mg
- Ranitidin 2 x 1 ampl
- Vit C 1 x 400 mg
- Kaltropen 3 x 1 ampl
- Dexametason 4 x 1 ampl
-Cefriaxon 2x2g

K. Kebutuhan nutrisi
1. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan saat pemberian Sonde
2. Pada saat memberi nutrisi sonde, tempatkan pasien dalam posisi duduk
(Fowler atau semi-Fowlers) dan dukungan dengan bantal.
3. catatan scr akurat dari asupan IV dan output urin.
4. Amati pasien untuk tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
L. Perawatan Kulit
1. Pasien tak sadar harus diberikan mandi lengkap setiap hari.
2. Kulit harus dilumasi dengan pelembab lotion setelah mandi.
3. Kuku harus dijaga pendek, karena banyak pasien akan menggores sendiri.
4. Memberikan kesehatan mulut minimal dua kali per shift.
5. Selalu memiliki peralatan suction ketika memberikan perawatan mulut pada
pasien tidak sadar.
6. Pelumas bibir untuk mencegah pengeringan
M. Eliminasi
- Usus besar harus dievakuasi secara teratur untuk mencegah impaksi feses.
- Observasi dan catat yang akurat dari peristaltic usus.
- Catatan waktu, jumlah, warna, dan konsistensi FECES
- Enema mungkin diperintahkan oleh dokter untuk mencegah konstipasi atau
impaksi.
- Kandung kemih harus dikosongkan secara teratur untuk mencegah
terbentuknya infeksi atau batu.
- Cairan yang memadai harus diberikan untuk mencegah dehidrasi.
- Jaga asupan akurat dan catatan output.
- Perawatan kateter setidaknya sekali per shift untuk mencegah infeksi pada
pasien.
N. Pengaturan Posisi
- Pengaturan posisi Perlu perhatian khusus untuk menjaga keselarasan tubuh
yang tepat.
- Tungkai harus didukung dalam posisi anatomi. Jangan biarkan anggota
badan atropi
- Ketika mengubah posisi pasien, perhatikan tehnik body mekanik yang benar
- Gunakan papan kaki di ujung tempat tidur untuk mengurangi kemungkinan
dropfood
- Latihan pasif harus dilakukan untuk pasien tidak sadar untuk mencegah
kontraktur.
- Latihan dengan rentang gerak (ROM) dilakukan di bawah arahan
fisiotherapy.
- Untuk mencegah luka dekubitus, gunakan kasur seperti kasur apung, kasur
antidecubitus.
- Ubah posisi pasien setidaknya setiap dua jam.

Anda mungkin juga menyukai