Anda di halaman 1dari 10

BAB I

DEFINISI

Koma adalah keadaan turunnya kesadaran yang paling berat, dimana klien tidak
bereaksi lagi terhadap rangsang nyeri. Koma terjadi apabila gangguan atau
kerusakan pada pusat kesadaran timbul pada migrain atau talamus. Pada koma
masih ada reaksi dengan gerakan pertahanan primitif, seperti reflek kornea, reflek
pupil, dan menarik tungkai.

Otak berfungsi baik jika kebutuhan oksigen dan glukosa terpenuhi. Otak tidak
mempunyai cadangan oksigen sehingga apabila otak mengalami kekurangan
oksigen meskipun hanya sebentar, maka akan terjadi gangguan fungsi.
Otak juga akan terganggu fungsinya apabila mengalami kekurangan glukosa
sebagai bahan metabolisme otak. Jika otak kekurangan glukosa < 20% dari
kebutuhan, maka akan terjadi koma.
Koma dibedakan menjadi dua (2), yaitu koma kortikal bihemisferik dan koma
diensefalik.
1. Koma kortikal bihemisferik
a. Terjadi apabila ada gangguan kortek serebri secara menyeluruh
b. Disebut juga dengan koma metabolik, yaitu koma yang timbul karena
terjadi gangguan metabolik sel neuron di korteks serebri dikedua hemisfer.
2. Koma diensefalik
a. Terjadi apabila ada gangguan ARAS
b. Gangguan ARAS timbul oleh karena adanya proses patologi supra
tentorial dan intra tentorial.
Proses patologi supra tentorial
Merupakan suatu proses desak ruang supra tentorial yang akhirnya
menimbulkan pressure cone yaitu inkaserasi dari unkus di insisura
tentorii.Akibatnya klien mengalami paralysis nervus III dan
penurunan kesadaran (koma).

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 1


Terjadi pada tumor serebri, hematoma intra kranial dan abses intra
kranial
Proses patologi intra tentorial
Merupakan proses penyumbatan lintasan liquor serebrospinal yang
menimbulkan presure cone yaitu inkaserasi (terjepitnya) tonsil
serebri di foramen magnum. Akibatnya klien mengalami
penurunan kesadaran.
Terjadi pada infark batang otak bagian rostal, kontusio serebri,
tumor, dan arakhnoiditis.

Asuhan pada pasien koma dengan menggunakan bantuan hidup adalah langkah-
langkah yang diberikan lepada pasien koma dengan menggunakan alat bantu
hidup untuk membantu pernapasan pasien yang dijalankan dengan listrik maupun
gas.

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 2


BAB II
RUANG LINGKUP

1. Penyakit Intra Kranial


a. Trauma sistem syaraf pusat
Contusio cerebri
Commusio cerebri
Fraktur cerebri
Hematoma epidural
Hematoma subdural
Hematoma intracerebral
b. Gangguan peredaran darah otak
Stroke hemmorhagic
Stroke non hemmorhagic (emboli serebri, trombosis serebri)
Perdarahan subarakhnoid
c. Infeksi sistem syaraf pusat
Meningitis
Abses otak
Virus enchepalitis
d. Tumor sistem syaraf pusat
Perdarahan dalam tumor serebri
Edema serebri sekitar tumor serebri
e. Serangan kejang kejang (epilepsi)
f. Penyakit degeneratif sistem syaraf pusat
g. Peningkatan tekanan intra kranial berbagai sebab

2. Penyakit ekstra kranial


a. Vaskuler : syok, payah jantung, hipertensi, hipotensi
b. Metabolik
Asidosis metabolik, hypoglikemia, hyperglikemia, hypokalemia,
hyperkalemia, hipoksia, hiperkarbia, coma diabetikum, dll.

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 3


c. Keracunan : alkohol, narkotika, barbiturat, tranquilizer, dll.
d. Infeksi sistemik berat : pneumonia, typoid, dll.
e. Trauma fisik : hypothermia, elektrokoagulasi
3. Pasien yang memerlukan alat bantu hidup
Pasien dengan gangguan/obstruksi jalan nafas yang tidak dapat ditangani
dengan sederhana.
Prosedur pembedahan dengan posisi pasien yang tidak biasa (misalnya
duduk atau tengkurap) diperlukan non-kinking tube dalam
pelaksanaannya.
Operasi pada daerah kepala dan leher
Proteksi saluran nafas terhadap aspirasi (darah, makanan). Misalnya pada
pasien bedah mulut atau pasien dengan lambung penuh yang dilakukan
tindakan pembedahan dan memerlukan anastesi umum.
Pada tindakan bedah yang memerlukan kontrol pernafasan atau
menggunakan pelumpuh otot.
Untuk melakukan penghisapan pada saluran pernafasan.
Posisi dimana pasien dengan posisi miring atau telungkup. Pada posisi ini
biasanya untuk menyalurkan udara kedalam saluran nafas secara normal
adalah tidak mungkin.
Operasi bedah toraks atau operasi intra thoraks. Pneumotoraks merupaka
masalah yang memerlukan banyak pemikiran, akan tetapi sangat mudah
ditanggulangi pernafasannya melalui pemasangan ET.
Operasi intra abdomen, Operasi intra peritoneum. Penggunaan pelumpuh
otot dan pernafasan buatan sangat diperlukan.
Operasi yang diduga akan terjadi suatu mayor hemorraghe.
Beberapa keadaan non bedah tertentu, misalnya Grave asphyxia
neonatorum, Resuscitating patient, Grave laryngeal obstruction, Pasien
dengan atelektasis dan tanda eksudat pada paru ataupun pada pasien yang
sakit parah.
Apabila terjadi suatu komplikasi dalam tehnik anestesi seperti hipotermia
atau hipotensi.
Keadaan dimana intermitten possitive presure breathing akan digunakan.

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 4


BAB III
TATA LAKSANA

1. Penatalaksanaan Perawatan
a. Perawatan Dasar
Memenuhi kebutuhan zat asam, zat makanan, dan cairan
Memelihara kebersihan tubuh
Mempertahankan miksi dan defekasi dapat berlangsung secara teratur
Mencegah terjadinya infeksi skunder
Mencegah terjadinya decubitus dengan memberikan kasur udara /
kasur air dan melakukan mobilisasi minimal setiap 2 jam sekali.

b. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien dengan koma:
Zat asam : jaga pernafasan tetap leluasa
Jika ada sekret di faring, lakukan suction
Jika pernafasan masih belum bebas, pasan endotracheal tube
Cairan, glukosa, dan elektrolit
Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan
elaktrolit diberikan sonde/NGT.
Kandung kencing
Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi. Perhatikan sterilitas dalam
pemasangan kateter, jangan sampai terjadi cistitis.
Rectum : BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu dilakukan gliserin secara
rectal
Perawatan mata : beri/ tetesi boorwater 3% setiap pagi
Perawatan kulit : beri lotion setelah mandi agar tidak timbul maserasi
terutama pada daerah-daerah yang terjadi penekanan terus menerus.

2. Perawatan pasien dengan alat bantu hidup (ventilator)


Sambungan antara pipa, konektor dan alat bantu nafas harus cukup
kuat dan tidak mudah lepas.

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 5


Plester untuk pipa harus cukup kuat tetapi tidak menyebabkan cedera
kulit.
Pipa harus diberi tanda, agar bila posisinya berubah dapat segera
diketahui.
Perawatan mulut penting baik untuk intubasi melalui oral atau nasal.
Cuff harus selalu mengembang, bila perlu dilakukan pengempesan
berkala .
Bila pipa diganti atau direposisi, jangan lupa memeriksa tekanan
intrakaf dan hindari tekanan yang berlebihan.
Jika ada sekret di faring, lakukan suction
Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan
elaktrolit diberikan sonde/NGT.
Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi. Perhatikan sterilitas dalam
pemasangan kateter, jangan sampai terjadi cistitis.
Rectum : BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu dilakukan gliserin secara
rectal
Perawatan kulit : beri lotion setelah mandi agar tidak timbul maserasi
terutama pada daerah-daerah yang terjadi penekanan terus menerus.

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 6


BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan dan evaluasi pasien koma dan yang menggunakan alat bantu hidup
diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, sehingga komplikasi pada
perawatan pasien jangka panjang dapat dihindari.

Dokumentasi meliputi :
1. Berkas rekam medis
2. Formulir informed consent
3. Formulir observasi pasien rawat ICU
4. SPO SPO terkait pelayanan pasien koma dengan alat bantu.

Disyahkan : Di Depok
Pada Tanggal : Desember 2016
Direktur
Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha,

Drg. SJAHRUL AMRI, MHA

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 7


PANDUAN
PELAYANAN PASIEN KOMA
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA

RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA


JL.RAYA SAWANGAN NO.2A DEPOK 16436
TELP.(021)7520082 FAX.7520510

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 8


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan kemuliaan serta kemudahan yang
diberikan kepada kita semua, sehingga dengan ijin Nya Panduan Pelayanan
Pasien Koma RSU. Bhakti Yudha dapat terselesaikan.

Panduan Pelayanan Pasien Koma RSU. Bhakti Yudha acuan


bagi dokter dan perawat dan petugas kesehatan lainnya dalam
melaksanakan pelayanan pasien dimana keadaan turunnya kesadaran yang
paling berat, dimana klien / pasien tidak bereaksi lagi terhadap rangsang
nyeri.

Semoga Panduan Pelayanan Pasien Koma RSU. Bhakti Yudha


ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya, serta mampu
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RS. Bhakti Yudha.

Depok, Desember 2016

Tim Penyusun

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 9


DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Daftar Isi . ii

Kata Pengantar ............ iii

BAB I. DEFINISI ..................................................................................... 1

BAB II. RUANG LINGKUP ................................................................... 3

BAB III. TATA LAKSANA .................................................................... 5

BAB IV. DOKUMENTASI ....................................................................... 7

Panduan Pelayanan Pasien Koma - RSUBY Page 10

Anda mungkin juga menyukai