11/04/22
• Elisabeth Kuebler-Ross (EKB: 1926-2004)
adalah seorang ahli psikiatri Swiss yang
kemudian pindah ke Amerika Serikat karena
alasan pernikahan. Pada tahun 1969, ia
menulis buku On Death and Dying.
• “It was incomprehensible to me. Thousands of
children going into the gas chamber, and it is
the message that they leave behind –a
butterfly. That was reallythe begnning.”(M
Holland:1)
11/04/22
Sejak saat itu, EKB mencurahkan perhatiannya
pada arus pertanyaan reflektif berikut:
•Apa yang dialami dan dirasakan orang pada
saat ia ada di ambang kematian?
•Kemelut dan konflik batin apakah yang
berkecamuk dalam jiwanya?
•Kekuatan apakah yang mampu membuat
mereka bertahan dan bahkan berdamai dengan
nasib yang tragis itu?
11/04/22
• EKB mengamati adanya gap emosional yang dalam di antara
orang sehat & sakit (pihak yang akan meninggal dan yang akan
ditinggalkan), entah mereka itu para perawat atau pun para
kerabat dan sahabat pasien tersebut. Pasien merasa sepi,
terlantar, tersingkir sendiri; sebaliknya, Para kerabat dan
sahabat merasa takut, sedih dan bingung: takut akan bayangan
kematiannya sendiri,sedih karena kondisi pasen yang parah
dan nyeri, bingung karena tak tahu apa yang harus dikatakan
dan tak berdaya membantuapa pun
• Kematian adalah suatu proses yang bisa berlangsung relatif
singkat atau lama.
• Menurut EKB, proses kematian itu memperlihatkan tanda-tanda
psikosomatis & tahap-tahap emosional (psikologis) tertentu.
11/04/22
Tanda-Tanda Psikosomatis Kematian
• Kematian adalah proses psiko-somatis yang
melibatkan seluruh jiwa & raga pasien. Kerna itu
terdapat tanda-tanda psikis dan somatis yang
menunjukkan bahwa moment kematian itu telah makin
mendekat
A.Tanda Psikis
Sekitar dua minggu menjelang kematian, pasien bisa
memperlihatkan tanda-tanda psikis berupa
disorientasi mental: kekacauan dan kekeliruan dalam
daya pemikiran, perasaan dan pengamatannya. Ia
bisa mengalami tiga gejala berikut: ilusi, halusinasi
dan delusi
11/04/22
Ketiga gejala itu timbul karena kondisi mental pasien
yang makin menurun hingga ia kerap berada dalam
kondisi setengah sadar,seakan-akan setengah
bermimpi.
•Ilusi adalah kesalahan dalam membaca/mentafsirkan
kesan atau stimulus indrawi eksternal.
•Halusinasi adalah produk internal imaginasi pasien
sendiri
•Delusi adalah produk dari “wrong thinking”(false belief)
11/04/22
B. Tanda Somatis
(1) Gerakan dan pengidraan menghi lang secara berangsur-angsur. Biasanya dimulai pada anggota tubuh, khususnya kaki dan ujung kaki ,
(2) Gerakan peristalt ik usus menurun,
(3) Tubuh klien lanjut usia tampak menggembung,
(4) B adan dingin dan lembap, terutama pada kaki, tangan, dan ujung hidung,
(5) K ulit tampak pucat, berwarna kebiruan / kelabu,
11/04/22
Ada empat tipe dari perjalanan proses kematian, yaitu:
11/04/22
• Berkabung : proses yg mengikuti suatu
kehilangan dan mencakup berupaya untuk
melewati dukacita
• Kehilangan terjadi ketika sst atau sso tidak
dapat lagi ditemui, diraba, didengar,
diketahui, atau dialami.
11/04/22
Kehilangan :
1. Kehilangan maturasional : kehilangan yg
diakibatkan oleh transisi kehidupan normal
untuk pertama kalinya.
2. Kehilangan situasional : kehilangan terjadi
secara tiba2 dalam merespons kejadian
eksternal spesifik seperti kematian
mendadak dari orang yg dicintai.
11/04/22
Sumber Kehilangan :
1. Kehilangan objek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yg telah
dikenal
3. Kehilangan orang terdekat
4. Kehilangan aspek diri
5. Kehilangan hidup
11/04/22
Respon Dukacita :
1. Dukacita adaptif : proses berkabung,
koping, interaksi, perencanaan, dan
pengenalan psikososial.
2. Dukacita terselubung : mengalami
kehilangan yg tidak atau tidak dapat
dikenali, rasa berkabung yang luas, atau
didukung secara sosial.
11/04/22
Tahapan Menjelang Kematian
1. KUBLER-ROSS (1969) :
a.Menyangkal (Denial) : tremor, menghela
nafas, dingin, pucat, berkeringat >>,
anoreksia, ketidaknyamanan
b.Marah (Anger)
c.Tawar-menawar (Bergaining)
d.Depresi (Depretion) : rawan bunuh diri
e.Penerimaan (Acceptence)
11/04/22
2. ENGEL (1964) :
a. Syok dan Tidak Berdaya : menarik diri,
duduk tdk bergerak, menerawang,
pingsan, berkeringat, mual, diare, HR me
, gelisah, insomnia, & keletihan
b. Mengembangkan kesadaran
c. Mengenali dan restitusi
11/04/22
3. RANDO (1991) :
a.Penghindaran : syok, menyangkal, &
ketidakpercayaan
b.Konfrontasi : luapan emosi >>,
melawan kehilangan
c.Akomodasi : penurunan kedukaan akut,
mulai memasuki emosional dan
kehidupan sosial sehari-hari.
11/04/22
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Hindari asumsi perawat beri kesempatan
pd klien untuk menceritakan apa yg sedang
terjadi dgn cara mereka sendiri
Makna kehilangan
Kaji bagaimana K bereaksi bukan bagaimana
K seharusnya bereaksi
Fase dukacita : berurutan, tidak urut, terjadi
berulang
11/04/22
• Yg mempengaruhi respons thd
kehilangan :
1. Karakteristik personal : usia, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, &
pendidikan
2. Sifat hubungan : suami-istri, ortu-anak
3. SIfat kehilangan : permanen-sementara
4. Keyakinan kultural & spiritual
5. Sistem pendukung sosial
6. Tujuan hidup pribadi
11/04/22
7. Harapan
8. Fase Dukacita
9. Dukacita klien menjelang ajal &
keluarganya
10.Faktor resiko pd org yg ditinggal
11.Dukacita perawat
11/04/22
2. Diagnosa Keperawatan
Dukacita adaptif b.d. potensial kehilangan org
terdekat
Dukacita maladaptif b.d. tidak ada antisipasi thd
berduka
Ggn penyesuaian b.d. berduka yg tidak selesai
Perubahan nutrisi : < kebutuhan tubuh b.d. respon
dukacita yg tertahan
Perubahan koping keluarga
Perubahan proses klg
Keputusasaan b.d. stres jangka panjang
Isolasi sosial b.d. sumber pribadi tdk adekuat
Distress spiritual
Ggn pola tidur
11/04/22
3. Perencanaan
4. Implementasi
Komunikasi terapeutik
Pemeliharaan harga diri
Peningkatan kembalinya aktivitas kehidupan
Merawat klien menjelang ajal & keluarganya
Perawatan setelah kematian
Perhatian untuk perawat
5. Evaluasi
11/04/22
DYING
Durasi b`variasi, menit sampai minggu.
Tanda Klinis Dying :
Refleks menghilang
Respirasi > cepat, dyspnea, kadang cheyne stokes
Kulit dingin, lembab, tp suhu inti tubuh me
Pupil dilatasi & terfiksasi sampai diameter tt
Nadi cepat & lemah
TD
Pe kesadaran
Wajah tampak kurus - cyanosis
11/04/22
Intervensi Kep Klien Dying
a. Emotional Intervention
Bebaskan klien dr kesendirian, rasa takut
& depresi butuh sso u/mhabiskan waktu
Pelihara keamanan, kepercayaan diri, &
martabat klien jangan diabaikan
Pelihara harapan klien
Spiritual support terutama malam hari
11/04/22
b. Physiologic Intervention
Analgesic
Pe kemampuan mengontrol defekasi & urination
gunakan handuk & kateter
Akumulasi secret/mucus suction
Lubrikasi mukosa mulut air, juice akibat
kekeringan & pe suhu tubuh
Atur posisi tonus otot
Posisi fowler (pasien sadar) membantu
mempermudah respirasi
Posisi sim`s (pasien tdk sadar) membantu
mengeluarkan secret
Ciptakan lingk kondusif penerangan cukup (pe
fungsi penglihatan)
11/04/22
PERUBAHAN FISIOLOGIS
SESUDAH KEMATIAN
1. Rigor mortis :
Kekakuan tbh 2-4 jam sampai 96 jam setelah
kematian
Muncul akibat pe sintesis ATP
ATP penting u/ relaksasi otot
ATP : relaksasi otot terganggu otot
kontraksi/kaku
Rigor mortis dimulai dari otot2 involunter (jantung,
bladder,dll) lalu ke kepala, leher, rahang, &
ektremitas.
posisikan tbh dlm posisi anatomis, tutup mata
& mulut, copot gigi palsu
11/04/22
2. Algor mortis :
Seiring penurunan TD & fungsi
hipothalamus suhu tubuh 1 C/jam
sampai di bawah suhu ruangan
Pada waktu yg sama elastisitas kulit
berkurang kulit mudah rusak & robek
Lepaskan plester& balutan scr perlahan
11/04/22
3. Postmortem Decomposition
Livor mortis :
sirkulasi darah kulit discolored (PD
rusak sel darah rusak Hb mewarnai
jaringan sekitar) warna kulit tidak merata,
bercak kebiruan terutama daerah > bawah
Tinggikan kepala u/mcegah perub warna
pd wajah
Terjadi penguraian o/bakteri terutama pd
jaringan lunak
Penguraian o/bakteri bisa dipercepat o/suhu
yg meningkat
Suhu rendah menghambat penguraian
Simpan dlm tempat yg dingin di RS
11/04/22
SELAMAT BELAJAR !!!
11/04/22