Anda di halaman 1dari 46

KEHILANGAN DAN BERDUKA

(LOST & GRIEF)


DEFINISI
 Kehilangan adalah suatu keadaan individu
yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan
 Dukacita : proses mengalami reaksi psikologis, sosial, dan
fisik thd kehilangan yg dipersepsikan individu.
 Berkabung : proses yg mengikuti suatu kehilangan dan
mencakup berupaya untuk melewati dukacita.
 Kehilangan terjadi ketika sesuatu atau seseorang tidak
dapat lagi ditemui, diraba, didengar, diketahui, atau
dialami.
Konsep Kehilangan dan Berduka

KEHILANGAN : perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak


ada, atau situasi yang diharapkan terjadi namun tidak tercapai.

suatu keadaan individu yg berpisah dgn sesuatu yg sebelumnya ada,


menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan

Berduka : respon individu terhadap kehilangan. Lama proses berduka sgt


individual, dpt terjadi sampai beberapa tahun. Fase akut berduka biasanya
berlangsung 6- 8 minggu. Penylesaian respon kehilangan atau berduka
(Budi Anna Keliat, 2007; Yosep, 2011)
secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan - 3 tahun
Kehilangan :
1. Kehilangan maturasional : kehilangan yg
diakibatkan oleh transisi kehidupan normal
untuk pertama kalinya.
2. Kehilangan situasional : kehilangan terjadi
secara tiba2 dalam merespons kejadian eksternal
spesifik seperti kematian mendadak dari orang
yg dicintai.
Sumber Kehilangan :

1. Kehilangan objek eksternal


2. Kehilangan lingkungan yg telah dikenal
3. Kehilangan orang terdekat
4. Kehilangan aspek diri
5. Kehilangan hidup
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Arti dari kehilangan


2. Sosial budaya
3. kepercayaan / spiritual
4. Peran seks
5. Status social ekonomi
6. kondisi fisik dan psikologi individu
TIPE KEHILANGAN
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:
1. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh
orang lain, misalnya amputasi, kematian
orang yang sangat berarti / di cintai.
2. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit
untuk dapat dibuktikan, misalnya;
seseorang yang berhenti bekerja / PHK,
menyebabkan perasaan kemandirian dan
kebebasannya menjadi menurun.
JENIS KEHILANGAN
 Kehilangan seseorang yang dicintai
 Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss
of self)
 Kehilangan objek eksternal
 Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
 Kehilangan kehidupan/ meninggal
RENTANG RESPON KEHILANGAN

DENIAL ANGER BARGAINING DEPRESI ACCEPTANCE


1. Fase denial (penolakan)
- Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai
kenyataan
- Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu
terjadi ”.’
- Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

2. Fase anger / marah


- Mulai sadar akan kenyataan
- Marah diproyeksikan pada orang lain
- Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal.
- Perilaku agresif (marah-marah), menyalahkan diri sendiri
atau orang lain
3. Fase bergaining / tawar- menawar.
-Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada
saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya “
seandainya saya hati-hati”, Seandainya
kucing saya tidak mati maka saya akan.......,
jika saja......”

4. Fase depresi
- Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau
bicara atau putus asa.
- Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
- Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
- Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar
saya cepat sembuh”, “tidak apa-apa sudah takdir
saya”

- “tidak apa-apa ini terjadi, ini yg terbaik untuk saya”


- “saya bersyukur semuanya baik-baik saja”
BERDUKA
DEFINISI
 Berduka adalah respon emosi yang
diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lain-lain.
 Berduka diantisipasi adalah suatu status
yang merupakan pengalaman individu
dalam merespon kehilangan yang aktual
ataupun yang dirasakan seseorang,
hubungan/kedekatan, objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam
batas normal.
 Berduka disfungsional adalah suatu status
yang merupakan pengalaman individu
yang responnya dibesar-besarkan saat
individu kehilangan secara aktual maupun
potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini
kadang-kadang menjurus ke tipikal
abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
TEORI PROSES BERDUKA
1. Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa
fase yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang
berduka maupun menjelang ajal.
 Fase I (shock dan tidak percaya)
Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin
menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi
secara fisik termasuk pingsan, diaporesis, mual, diare, detak
jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.
 Fase II (berkembangnya kesadaran)
Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut
dan mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan
bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba
terjadi.
 Fase III (restitusi)
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan
yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak
dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang
bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.

 Fase IV
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat
menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu
terhadap almarhum.

 Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan
seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran
baru telah berkembang.
2. Teori Kubler-Ross
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah
berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai
berikut:

a)  Penyangkalan (Denial)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat
menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan.
Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak
akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan klien.

b)    Kemarahan (Anger)
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih”
pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah
sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu
untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
kecemasannya menghadapi kehilangan.
c. Penawaran (Bargaining)
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara
yang halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada
tahap ini, klien sering kali mencari pendapat orang lain.

d)  Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata
dari makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi
kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai
memecahkan masalah.

e)  Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut.
Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila
seseorang mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya
menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.
3. Teori Rando
Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3
kategori:
 Penghindaran
Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak
percaya.
 Konfrontasi
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi
ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan
mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan
dirasakan paling akut.
 Akomodasi
Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan
kedukaan akut dan mulai memasuki kembali secara
emosional dan sosial dunia sehari-hari dimana klien
belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.
DYING (KEMATIAN)
Durasi bervariasi, menit sampai minggu.
Tanda Klinis Dying :
 Refleks menghilang

 Respirasi > cepat, dyspnea, kadang cheyne stokes

 Kulit dingin, lembab, tp suhu inti tubuh

meningkat
 Pupil dilatasi & terfiksasi sampai diameter

tertentu
 Nadi cepat & lemah

 TD menurun

 Penurunan kesadaran

 Wajah tampak kurus - cyanosis


PERUBAHAN FISIOLOGIS
SESUDAH KEMATIAN

1. Rigor mortis :
 Kekakuan tubuh 2-4 jam sampai 96 jam setelah
kematian
 Muncul akibat penurunan sintesis ATP
 ATP penting u/ relaksasi otot
ATP menurun : relaksasi otot terganggu  otot
kontraksi/kaku
 Rigor mortis dimulai dari otot-otot involunter
(jantung, bladder,dll) lalu ke kepala, leher,
rahang, & ektremitas.
 posisikan tbh dlm posisi anatomis, tutup mata
& mulut, lepaskan gigi palsu
2. Algor mortis :

 Seiring penurunan TD & fungsi hipothalamus 


suhu tubuh menurun 1°C/jam sampai di bawah
suhu ruangan

 Pada waktu yg sama elastisitas kulit berkurang


 kulit mudah rusak & robek
 Lepaskan plester& balutan scr perlahan
3. Postmortem Decomposition

 Livor mortis :
sirkulasi darah  kulit discolored (pembuluh darah
rusak sel darah rusak  Hb mewarnai jaringan
sekitar) warna kulit tidak merata, bercak kebiruan
terutama daerah bagian bawah
 Tinggikan kepala u/mcegah perubahan warna pd
wajah
 Terjadi penguraian oleh bakteri terutama pd jaringan
lunak
 Penguraian oleh bakteri bisa dipercepat oleh suhu yg
meningkat
 Suhu rendah menghambat penguraian
 Simpan dlm tempat yg dingin di RS
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Faktor Genetik: riwayat depresi dalam
keluarga
 Kesehatan Fisik
 Kesehatan mental
 Pengalaman kehilangan di masa lalu
 Struktur kepribadian
 Stresor perasaan kehilangan
continue...

1. Pengkajian
 Hindari asumsi perawat  beri kesempatan
pd klien untuk menceritakan apa yg sedang
terjadi dgn cara mereka sendiri
 Makna kehilangan
 Kaji bagaimana Klien bereaksi bukan
bagaimana Klien seharusnya bereaksi
 Fase dukacita : berurutan, tidak urut, terjadi
berulang
continue...

Yg mempengaruhi respons thd kehilangan

1. Karakteristik personal : usia, jenis kelamin,


status sosial ekonomi, & pendidikan
2. Sifat hubungan : suami-istri, ortu-anak
3. SIfat kehilangan : permanen-sementara
4. Keyakinan kultural & spiritual
5. Sistem pendukung sosial
6. Kehilangan tujuan hidup pribadi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Berduka berhubungan dengan kehilangan
aktual atau kehilangan yang dirasakan
 Berduka antisipatif berhubungan dengan
perpisahan atau kehilangan
 Berduka disfungsional berhubungan dengan
kehilangan orang/benda yang dicintai atau
memiliki arti besar
PERENCANAAN DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Membina dan meningkatkan hubungan saling
percaya dengan cara:
 Mendengarkan pasien bicara
 Memberi dorongan agar pasien mau
mengungkapkan perasaannya
 Menjawab pertanyaan pasien secara langsung,
menunjukkan sikap menerima dan empati
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin
menghambat dengan cara:
 Bersama pasien mendiskusikan hubungan
pasien dengan orang atau objek yang pergi
atau hilang
 Menggali pola hubungan pasien dengan orang
yang berarti
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor
penghambat dengan cara:
 Bersama pasien mengingat kembali cara
mengatasi perasaan berduka di masa lalu
 Memperkuat dukungan serta kekuatan yang
dimiliki pasien dan keluarga
 Mengenali dan menghargai sosial budaya,
agama serta kepercayaan yang dianut oleh
pasien dan keluarga dalam mengatasi perasaan
kehilangan
4. Memberi dukungan terhadap repsons
kehilangan pasien dengan cara:
 Menjelaskan kepada pasien atau keluarga
bahwa sikap mengingkari, marah, tawar
menawar, depresi dan menerima adalah wajar
dalam menghadapi kehilangan
 Memberi gambaran tentang tata cara
mengungkapkan perasaan yang bisa diterima
 Menguatkan dukungan keluarga atau orang
yang berarti
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota
keluarga dengan cara:
 Menguatkan dukungan keluarga atau orang

yang berarti
 Mendorong pasien untuk menggali
perasaannya bersama anggota keluarga
lainnya
 Menjelaskan manfaat hubungan dengan orang

lain
 Mendorong keluarga untuk mengevaluasi
perasaan dan sling mendukung satu sama lain.
6. Menentukan tahap keberadaan pasien dengan
cara:
 Mengamati perilaku pasien

 Menggali pikiran dan perasaan pasien yang

selalu timbul dalam dirinya


7. Lakukan hal berikut:
 Komunikasi terapeutik

 Pemeliharaan harga diri

 Peningkatan kembalinya aktivitas kehidupan

 Merawat klien menjelang ajal & keluarganya

 Perawatan setelah kematian


Intervensi Keperawatan Klien Dying
a. Emotional Intervention
 Bebaskan klien dr kesendirian, rasa takut &
depresi  butuh seseorang utk mhabiskan
waktu
 Pelihara keamanan, kepercayaan diri, &
martabat klien  jangan diabaikan
 Pelihara harapan klien
 Spiritual support  terutama malam hari
b. Physiologic Intervention
 Analgesic
 Penurunan kemampuan mengontrol defekasi &
urination  gunakan handuk & kateter
 Akumulasi secret/mucus  suction
 Lubrikasi mukosa mulut  air, juice  akibat
kekeringan & peningkatan suhu tubuh
 Atur posisi  tonus otot menurun
 Posisi fowler (pasien sadar)  membantu
mempermudah respirasi
Posisi sim`s (pasien tdk sadar) membantu
mengeluarkan secret
 Ciptakan lingk kondusif  penerangan cukup
(penurunan fungsi penglihatan)
INTERVENSI KHUSUS PER TAHAP
RESPON KEHILANGAN
1. Tahap pengingkaran (Denial)
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
b. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas
dan mendorong pasien untuk berbagi rasa
c. Memberi jawaban yang jujur terhadap
pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan
dan kematian
2. Tahap marah (Anger)
Mengizinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marah secara verbal
tanpa melawan kemarahan tersebut, dengan
cara:
 Menjelaskan kepada keluarga bahwa
kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan
kepada mereka
 Membiarkan pasien menangis

 Mendorong pasien untuk membicarakan


kemarahannya
3. Tahap tawar menawar (Bargaining)
Membantu pasien menungkapkan rasa bersalah
dan takut dengan cara:
 Mendengarkan ungkapan dengan penuh

perhatian
 Mendorong pasien untuk membicarakan rasa

takut atau rasa bersalahnya


 Membahas bersama pasien mengenai

penyebab rasa bersalah atau rasa takutnya


4. Tahap depresi
a. Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah
dan takut dengan perasaannya
 Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya
membahas perasaannya
 Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri
b. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah
 Menghargai perasaan pasien
 Membantu pasien menemukan dukungan yang
positif
 Memberi kesempatan untuk menangis dan
mengungkapkan perasaannya
 Bersama pasien membahas pikiran negatif yang
selalu timbul
5. Tahap penerimaan (Acceptance)
Membantu pasien menerima kehilangan yang
tidak bisa dielakkan dengan cara:
 Membantu keluarga mengunjungi pasien
secara teratur
 Membantu keluarga berbagi rasa

 Membahas rencana setelah masa berkabung

terlewati
 Memberi informasi akurat tentang kebutuhan

pasien dan keluarga


EVALUASI
 Kemampuan untuk menghadapi atau
memaknai arti kehilangan
 Reaksi terhadap kehilangan
 Perubahan perilaku yang menerima arti
kehilangan

Anda mungkin juga menyukai