Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Dengan Masalah Gangguan Kehilangan


Pengertian kehilangan
Kehilangan merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah suatu keadaan
individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian
menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian ataupun keseluruhan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentan kehidup
sejak lahir individu sudah mengalami kehilangandan cenderung
akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Sifat Kehilangan

Klien mungkin mengalami kehilangan maturasional (kehilangan


yang diakibatkan oleh transisi kehidupan normal untuk pertama
kalinya), kehilangan situasional (kehilangan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam merespon dalam kejadian eksternal spesifik
seperti kematian mendadak dari orang yang dicintai), atau
keduanya. Anak yang mulai belajar berjalan kehilangan citra
tubuh semasa bayinya, wanita yang mengalami menopause
kehilangan kemampuan untuk mengandung,dan seorang pria
yang tidak bekerja mungkin kehilangan harga dirinya.
Tanda Dan Gejala Kehilangan..
• Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain: a.
Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil b. Depresi,
menyangkal yang berkepanjangan c. Reaksi emosional yang lambat
d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal

• Tanda yang mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain:


a. Isolasi sosial atau menarik diri b. Gagal untuk mengembangkan
hubungan/ minat-minat baru c. Gagal untuk menyusun kembali
kehidupan setelah kehilangan

4
Jenis-Jenis Kehilangan

01 Kehilangan fisiologis

02 Kehilangan keselamatan

03 Kehilangan keamanan dan rasa memiliki

04 Kehilangan harga diri

05 Kehilangan yang berhubungan dengan aktualisasi diri


Contoh 5 jenis kehilangan..
• Kehilangan seseorang yang dicintai, dan sangat bermakna atau orang
yang berarti merupakan salah satu jenis kehilangan yang paling
mengganggu dari tipe-tioe kehilangan. Kematian akan berdampak
menimbulkan kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena hilangnya
keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang
ada. kematian pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa
dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
• Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self) Bentuk lain dari
kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental
seseorang. Kehilangan ini meliputi kehilangan perasaan terhadap
keatraktifan, diri sendiri, kehilangan kemampuan fisik dan mental, sersta
kehilngan akan peran dalam kehidupan, dan dampaknya.
6
• Kehilangan objek eksternal Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan
benda milik sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan.
• Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal Kehilangan diartikan dengan
terpisahnya individu dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari
kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau
bergantian secara menetap. Misalnya pindah kekota lain, maka akan
memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.
• Kehilangan kehidupan/ meninggal Seseorang dapat mengalami mati baik
secara perasaan, pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya,
sampai pada kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon
berbeda tentang kematian.

7
Rentang Respon Kehilangan
• Denial —–> Anger —–> Bergaining ——> Depresi —— >
Acceptance
a. Fase denial
Merupakan reaksi pertama pada fase ini adalah syok, tidak
mempercayai kenyataan • Ungkapan verbal pada fase ini biasanya
individu mengatakan itu tidak mungkin, ― saya Sdak percaya itu
terjadi . • Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

8
Rentang Respon kehilangan..
b. Fase anger / marah
Individu mulai menyadari akan kenyataan yang terjadi • Timbul
respon marah diproyeksikan pada orang lain • Reaksi fisik yang
timbul adalah; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan
mengepal, serta perilaku agresif.
c. Fase bergaining / tawar- menawar.
Ungkapan secara verbal pada fase ini adalah; kenapa harus terjadi
pada saya ? , kalau saja yang sakit bukan saya,seAndainya saya hati-
hati .

9
Rentang Respon Kehilangan ..
d. Fase depresi • Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara
atau putus asa. • Gejala pada fase ini individu menolak makan,
mengeluh suslit tidur, letih, dorongan libido menurun.
e. Fase acceptance • Pikiran pada objek yang hilang mulai
berkurang. • Ungkapan verbal pada fase ini adalah” apa yang dapat
saya lakukan agar saya cepat sembuh, yah, akhirnya saya harus
operasi”.

10
Fase-Fase Kehilangan

01 Fase pengingkaran (denial)

Reaksi pertama indvidu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak


percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan
mengatakan “tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”,”itu tidak
mungkin”. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih,
lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah, tidak tahu harus berbuat apa.

02 Fase marah (anger)

Fase ni dimulai dengan timbulnya kesadaran, kenyataan dan terjadinya


kehilangan. Tidak jarang individu menunjukkan perilaku agresif, bicara
kasar, menolak pengobatan. Respon fisik yang sering terjadi fase ini antara
lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
Selanjutnya…..
03 Fase tawar-menawar (bergaining)
Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan maju ke
fase tawar menawar dengan kemurahan tuhan. Respon ini sering dinyatakan denga kata-kata “kalau saja
kejadian ini bisa ditunda maka saya akan sering berdoa” Apabila prose berduka ini dialami oleh keluarga
maka pernyataan sebagai berikut sering dijumpai,“kalau saja yang sakit bukan anak saya”.

04 Fase depresi (depression)


Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau bicara, kadang-
kadang bersika sebagai pasien yang sangat baikdan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan
keputuasaan, perasaan susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

05 Fase penerimaan (acceptance)


Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran selalu terpusat pada objek atau
orang hilang akan mulai berkurang atau hilang, individu telah menerima kenyataan kehilangan yang
dialaminya, gambaran tentang objek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap
perhatian beralih pada objek yang baru. Fase menerim ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata “apa yang
dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”
Faktor faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan

1. Arti dari kehilangan setiap individu berbeda contoh seorang


peragawati akan memiliki kehilangan lebih besar bila
kehilangan salah satu anggota tubuhnya dibandingkan dengan
seorang wanita pekerja biasa.
2. Sosial budaya, faktor sosial budaya berpengaruh dalam
memknai suatu kehilangan
3. Kepercayaan/spiritual
4. Peran seks/ jenis kelamin
5. Status sosial ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap
kehilangan
6. Kondisi fisik individu
Tipe Kehilangan

Kehilangan aktual atau nyata


Kehilangan ini sangat mudah dikenal atau didefinisikan
oleh orang lain, seperti hilangnya anggota tubuh sebagian.
Amputasi, kematian orang yang sangat berarti/dicintai.

Kehilangan persepsi
Kehilangan jenis ini hanya dialami oleh seseorang dan sulit
untuk dapat di buktikan misalnya :seseorang yang berhenti
kerja/PHK menyebabkan perasaan kemandirian dan
kebebasannya menjadi menurun.
Tanda Dan Gejala Kehilangan

01 Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil

02 Depresi menyangkal yang berkepanjangan

03 Reaksi emosional yang lambat

04 Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal


Konsep Berduka

Berduka merupakan respon normal yang terjadi pada semua


kejadian kehilangan. Berduka di manifestasikan dengan
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas. Susah tidur dan lain
lain. Berduka diantisipasi merupakan suatu status pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang
dirasakan seseorang, kehilangan atau kedekatan, kehilangan
akan objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya
kehilangan.
Teori dan proses berduka

Belum ada cara yang paling tepat dan cepat dalam melewati proses
berduka. Konsep dan teori terbuka hanyalah salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan emosional pasien dan
keluarganya dan juga rencana intervensi yang bertujuan untuk
membantu individu dalam mengalami kesedihan mereka dan
mengatasinya.
Proses berduka menurut (1964) mempunyai beberapa
fase yaitu :

1. Fase I (shock dan tidak percaya) 4. Fase IV individu ini dimulai menekan seluruh
perasaan negatif.
Individu yang berada pada fase ini seringkali menolak
menerima kenyataan akan kehilangan yang dialami.
Bisa merasa besalah dan sanhgat menyesal
tentang kurang perhatiannya dimasa lalu.
2. Fase II (berkembangnya kesadaran)

individu mulai merasakan adanya kehilangan secara


nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa, marahan, 5. Fase V kehilangan yang tidak dapat dihindari.
perasaan bersalah, frustasi, depresi dan kekosongan
jiwa tiba tiba terjadi. Pada fase ini individu harus mulai menyadari arti
kehilangan. Sehingga pada fase ini di harapkan
3. Fase III (restitusi)
seseorang sudah dapat menerima kondisinya.
individu berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan Kesadaran baru telah berkembang.
perasaan yang hampa, kosong. pada fase ini individu
kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian
yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan
kehilangan seseorang.
Kriteria pasien pulang

• Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap tahap proses


berduka yang normal dan berperilaku yang berhubungan dengan tiap
tiap tahap.
• Pasien mampu mengidentifikasi posisisnya sendiri dalam proses
berduka dan mengespresikan perasaan perasaanya yang berhubungan
dengan konsep kehilangan secara jujur.
• Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi emosi dan perilaku
perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka
dan mampu melaksanakan aktifitas aktifitas hidup sehari hari secara
mandiri. 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
KEHILANGAN DAN BERDUKA
Pengkajian….
• Hasil pengkajian didapatkan data yaitu:
• a. Perasaan sedih, menangis.
• b. Perasaan putus asa, kesepian
• c. Mengingkari kehilangan
• d. Kesulitan mengekspresikan perasaan
• e. Konsentrasi menurun
• f. Kemarahan yang berlebihan
• g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
• h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
• i. Reaksi emosional yang lambat
• j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

21
KELUHAN

Keluhan Utama 
Klien datang Ke RSUD di Ruang Mawar dengan keluhan Kehilangan. Ibu
klien mengatakan pasien terpukul dia menangis tidak mau makan dan
keluar kamar, dia mengurung diri dan selalu memegang foto ayahnya dan
tidak percaya ayahnya telah pergi.
Keluhan saat pengkajian
Klien dirawat di RSUD di ruang mawar dengan keluhan kehilangan. Klien
tampak lemas, wajah tampak kusut, klien tampak putus asa dan sedih. Klien
susah benkonsentrasi saat ditanya dan bertanya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kehilangan dan


kurangnya asupan nutrisi
 

Resiko Syok b.d kehilangan orang


terdekat

Berduka b.d kematian keluarga atau


orang yang berarti
Rencana Keperawatan

Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d Resiko Syok b.d kehilangan orang terdekat
kehilngan dan kurangnya asupan
nutrisi

1. Monitor masuk dan keluarnya makanan dan cairan serta 1. Monitor status kardiopulmonal
kebutuhan kalori
2. Monitor status oksigenasi dan cairan
2. Diskusikan prilaku makan dan jumlah aktivitas fisik
3. Berikan penguatan positiif terhadap klien 3. Monitor tingkat kesadaran
4. Berikan konsekuensi jika tidak mecapai target
4. Jelaskan fator resiko syok
5. Rencanakan program makanan untuk perawatan di
rumah 5. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
6. Ajarkan keterampilan koping untuk menyelesaikan
6. Kolaborasi dengan psikolog
masalah prilaku makan
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
Rencana Keperawatan

Berduka b.d kematian keluarga atau orang


yang berarti

1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi


2. Identifikasi proses berduka yang dialami
3. Identifikasi sifat keterdekatan pada orang yang meninggal atau benda yang hilang
4. Identifikasi reaksi awal pada saat kehilangan
5. Motivasi agar mau mengungkapkan persaan kehilangan
6. Motivasi untk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
7. Fasilitasi mengekspresikan perasaan
8. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
9. Anjurkan mengespreiskan perasaan tentang kehilangan
10. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
Implementasi

Implementasi pada pasien kehilangan adalah


disesuaikan intervensi keperawatan

EVALUASI

Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai