DENIAL
ANGER
BARGAINING
DEPRESI
ACCEPTANCE
1. Fase denial (penolakan)
• Reaksi pertama adalah syok, tdk mempercayai kenyataan
• Verbalisasi;” itu tdk mungkin”, “ saya tdk percaya itu terjadi ”.’
• Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah.
1. Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yg
dpt diaplikasikan pd seseorang yg sedang berduka maupun menjelang
ajal.
Fase I (shock dan tidak percaya) Seseorang menolak kenyataan atau
kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa
tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan, diaporesis, mual,
diare, detak jantung cepat, tdk bisa istirahat, insomnia dan
kelelahan.
Fase II (berkembangnya kesadaran) Seseoarang mulai merasakan
kehilangan secara nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa.
Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan
jiwa tiba-tiba terjadi.
Fase III (restitusi) Berusaha mencoba u/ sepakat/damai dgn
perasaan yg hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tdk dpt
menerima perhatian yg baru dari seseorang yg bertujuan u/
mengalihkan kehilangan seseorang.
Fase IV Menekan seluruh perasaan yg negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal
tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.
Fase V Kehilangan yg tak dpt dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pd fase ini diharapkan seseorang sudah
dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.
2. Teori Kubler-Ross
PENGKAJIAN
• Faktor Genetik: riwayat depresi dlm keluarga
• Kesehatan Fisik
• Kesehatan mental
• Pengalaman kehilangan di masa lalu
• Struktur kepribadian
• Stresor perasaan kehilangan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Tahap pengingkaran
• Memberi kesempatan pd pasien u/ mengungkapkan perasaannya
• Menunjukkan sikap menerima dgn ikhlas dan mendorong pasien u/
berbagi rasa
• Memberi jawaban yg jujur terhadap pertanyaan pasien tentang
sakit, pengobatan dan kematian
2. Tahap marah
• Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah
secara verbal tanpa melawan kemarahan tersebut, dgn cara:
• Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya
tdk ditujukan kepada mereka
• Membiarkan pasien menangis
• Mendorong pasien u/ membicarakan kemarahannya
3. Tahap tawar menawar
• Membantu pasien menungkapkan rasa bersalah dan takut dgn cara:
• Mendengarkan ungkapan dgn penuh perhatian
• Mendorong pasien u/ membicarakan rasa takut atau rasa
bersalahnya
• Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah atau
rasa takutnya
4. Tahap depresi
• Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dgn
perasaannya
• Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas
perasaannya
• Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri.
• Membantu pasien mengurangi rasa bersalah
• Menghargai perasaan pasien
• Membantu pasien menemukan dukungan yg positif
• Memberi kesempatan u/ menangis dan mengungkapkan perasaannya
• Bersama pasien membahas pikiran negatif yg selalu timbul
5. Tahap penerimaan
• Membantu pasien menerima kehilangan yg tdk bisa dielakkan dgn
cara:
• Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur
• Membantu keluarga berbagi rasa
• Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati
• Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga
EVALUASI