Anda di halaman 1dari 30

KEHILANGAN DAN BERDUKA

Mokh. Sandi Haryanto, S.Kep.,Ners.,M.Kep


Fakultas Keperawatan
Institut Kesehatan Rajawali
DEFINISI

 Kehilangan  suatu keadaan individu yg berpisah dgn sesuatu yg


sebelumnya ada, kemudian menjadi tdk ada, baik terjadi sebagian
atau keseluruhan
 FAKTOR YG MEMPENGARUHI

 Arti dari kehilangan


 Sosial budaya
 kepercayaan / spiritual
 Peran seks
 Status social ekonomi
 kondisi fisik dan psikologi individu
TIPE KEHILANGAN Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

 Aktual atau nyata  Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang


lain, misalnya amputasi, kematian orang yg sangat berarti / di cintai.
 Persepsi Hanya dialami oleh seseorang dan sulit u/ dpt dibuktikan,
misalnya; seseorang yg berhenti bekerja / PHK, menyebabkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
JENIS KEHILANGAN

• Kehilangan seseorang seseorang yg dicintai


• Kehilangan yg ada pada diri sendiri (loss of self)
• Kehilangan objek eksternal
• Kehilangan lingkungan yg sangat dikenal
• Kehilangan kehidupan/ meninggal
RENTANG RESPON KEHILANGAN


DENIAL
ANGER
BARGAINING
DEPRESI
ACCEPTANCE
1. Fase denial (penolakan)
• Reaksi pertama adalah syok, tdk mempercayai kenyataan
• Verbalisasi;” itu tdk mungkin”, “ saya tdk percaya itu terjadi ”.’
• Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah.

2. Fase anger / marah


• Mulai sadar akan kenyataan
• Marah diproyeksikan pd orang lain
• Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
• Perilaku agresif.
3. Fase bergaining / tawar- menawar.
-Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pd saya ? “ kalau saja yg sakit
bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.
4. Fase depresi
- Menunjukan sikap menarik diri, tdk mau bicara atau putus asa.
- Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
- Pikiran pd objek yg hilang berkurang.
- Verbalisasi ;” apa yg dpt saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “
yah, akhirnya saya harus operasi “
 BERDUKA

Berduka  respon emosi yg diekspresikan terhadap


kehilangan yg dimanifestasikan adanya perasaan sedih,
gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
 Berduka diantisipasi  suatu status yg mrpk pengalaman individu dlm
merespon kehilangan yg aktual ataupun yg dirasakan seseorang,
hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dmm batas normal.

 Berduka disfungsional  suatu status yg mrpk pengalaman individu yg


responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun
potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-
kadang menjurus ke tipikal abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
TEORI PROSES BERDUKA

1. Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yg
dpt diaplikasikan pd seseorang yg sedang berduka maupun menjelang
ajal.
 Fase I (shock dan tidak percaya) Seseorang menolak kenyataan atau
kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa
tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan, diaporesis, mual,
diare, detak jantung cepat, tdk bisa istirahat, insomnia dan
kelelahan.
 Fase II (berkembangnya kesadaran) Seseoarang mulai merasakan
kehilangan secara nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa.
Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan
jiwa tiba-tiba terjadi.
 Fase III (restitusi) Berusaha mencoba u/ sepakat/damai dgn
perasaan yg hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tdk dpt
menerima perhatian yg baru dari seseorang yg bertujuan u/
mengalihkan kehilangan seseorang.
 Fase IV Menekan seluruh perasaan yg negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal
tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.
 Fase V Kehilangan yg tak dpt dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pd fase ini diharapkan seseorang sudah
dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.
 2. Teori Kubler-Ross

Kubler-Ross (1969)  berorientasi pd perilaku dan menyangkut 5


tahap, yaitu sebagai berikut:
a) Penyangkalan (Denial) Individu bertindak seperti seolah tdk
terjadi apa-apa dan dpt menolak u/ mempercayai bahwa telah
terjadi kehilangan. Pernyataan seperti “Tdk, tdk mungkin seperti
itu,” atau “Tdk akan terjadi pd saya!” umum dilontarkan klien.
b) Kemarahan (Anger) Individu mempertahankan kehilangan dan
mungkin “bertindak lebih” pd setiap orang dan segala sesuatu yg
b/d lingkungan. Pd fase ini orang akan lebih sensitif shg mudah
sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu u/
menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
kecemasannya menghadapi kehilangan.
c) Penawaran(Bargaining)
Individu berupaya u/ membuat perjanjian dgn cara yg halus atau
jelas u/ mencegah kehilangan. Pd tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
d) Depresi (Depression) Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul
dampak nyata dari makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini
memberi kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai
memecahkan masalah.
e) Penerimaan (Acceptance) Reaksi fisiologi menurun dan interaksi
sosial berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada
bila seseorang mampu menghadapi kenyataan dari pd hanya
menyerah pd pengunduran diri atau berputus asa.
3. Teori Rando

Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:


1. Penghindaran Pd tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tdk
percaya.
2. Konfrontasi Pd tahap ini terjadi luapan emosi yg sangat tinggi
ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan
kedukaan mereka paling dlm dan dirasakan paling akut.
3. Akomodasi Pd tahap ini terjadi secara bertahap penurunan
kedukaan akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan
sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar u/ menjalani hidup
dgn kehidupan mereka.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
• Faktor Genetik: riwayat depresi dlm keluarga
• Kesehatan Fisik
• Kesehatan mental
• Pengalaman kehilangan di masa lalu
• Struktur kepribadian
• Stresor perasaan kehilangan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

• Berduka b/d kehilangan aktual atau kehilangan yg dirasakan


• Berduka antisipatif b/d perpisahan atau kehilangan
• Berduka disfungsional b/d kehilangan orang/benda yg dicintai atau
memiliki arti besar
PERENCANAAN DAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dgn cara:


 Mendengarkan pasien bicara
 Memberi dorongan agar pasien mau mengungkapkan perasaannya
 Menjawab pertanyaan pasien secara langsung, menunjukkan sikap
menerima dan empati
2. Mengenali faktor-faktor yg mungkin menghambat dengan cara:
• Bersama pasien mendiskusikan hubungan pasien dgn orang atau
objek yg pergi atau hilang
• Menggali pola hubungan pasien dgn orang yg berarti
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat dengan cara:
• Bersama pasien mengingat kembali cara mengatasi perasaan berduka
di masa lalu
• Memperkuat dukungan serta kekuatan yg dimiliki pasien dan
keluarga
• Mengenali dan menghargai sosial budaya, agama serta kepercayaan
yg dianut oleh pasien dan keluarga dlm mengatasi perasaan
kehilangan
4. Memberi dukungan terhadap repsons kehilangan pasien dengan
cara:
• Menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa sikap mengingkari,
marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dlm
menghadapi kehilangan
• Memberi gambaran tentang tata cara mengungkapkan perasaan yg
bisa diterima
• Menguatkan dukungan keluarga atau orang yg berarti
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga dgn
cara:
• Menguatkan dukungan keluarga atau orang yg berarti
• Mendorong pasien u/ menggali perasaannya bersama anggota
keluarga lainnya
• Menjelaskan manfaat hubungan dgn orang lain
• Mendorong keluarga u/ mengevaluasi perasaan dan saling mendukung
satu sama lain.
6. Menentukan tahap keberadaan pasien dengan cara:

• Mengamati perilaku pasien


• Menggali pikiran dan perasaan pasien yg selalu timbul dalam dirinya
INTERVENSI KHUSUS PER TAHAP RESPON KEHILANGAN

Tahap pengingkaran
• Memberi kesempatan pd pasien u/ mengungkapkan perasaannya
• Menunjukkan sikap menerima dgn ikhlas dan mendorong pasien u/
berbagi rasa
• Memberi jawaban yg jujur terhadap pertanyaan pasien tentang
sakit, pengobatan dan kematian
2. Tahap marah
• Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah
secara verbal tanpa melawan kemarahan tersebut, dgn cara:
• Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya
tdk ditujukan kepada mereka
• Membiarkan pasien menangis
• Mendorong pasien u/ membicarakan kemarahannya
3. Tahap tawar menawar
• Membantu pasien menungkapkan rasa bersalah dan takut dgn cara:
• Mendengarkan ungkapan dgn penuh perhatian
• Mendorong pasien u/ membicarakan rasa takut atau rasa
bersalahnya
• Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah atau
rasa takutnya
4. Tahap depresi
• Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dgn
perasaannya
• Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas
perasaannya
• Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri.
• Membantu pasien mengurangi rasa bersalah
• Menghargai perasaan pasien
• Membantu pasien menemukan dukungan yg positif
• Memberi kesempatan u/ menangis dan mengungkapkan perasaannya
• Bersama pasien membahas pikiran negatif yg selalu timbul
5. Tahap penerimaan
• Membantu pasien menerima kehilangan yg tdk bisa dielakkan dgn
cara:
• Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur
• Membantu keluarga berbagi rasa
• Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati
• Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga
EVALUASI

Kemampuan u/ menghadapi atau memaknai arti kehilangan.


• Reaksi terhadap kehilangan
• Perubahan perilaku yg menerima arti kehilangan
Selamat belajar…
ikuti proses pasti sukses …..

Anda mungkin juga menyukai