Anda di halaman 1dari 9

Tugas resume

NAMA : Afna yunita


NIM : 201814401181100
SEMESTER : 4B
KONSEP DASAR KEHILANGAN DAN BERDUKA
 Kehilangan
Suatu kedaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki (Stuart, 2005)
Tahapan Proses Kehilangan :
 Tahap Penyangkalan (Denial)
Tidak percaya, syok, diam, terpaku, gelisah, bingung, mengingkari kenyataan, mengisolasi diri
terhadap kenyataan, serta berperilaku seperti tidak terjadi apa-apa dan pura-pura senang
“itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya”

 Tahap Marah (Anger)


seseorang akan mulai menyadari tentang kenyataan kehilangan. Perasaan marah yang timbul terus
meningkat, yang diproyeksikan kepada orang lain atau benda di sekitarnya. Reaksi fisik menunjukkan
wajah memerah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, dan tangan mengepal.
Respon pasien :
• Emosional tak terkontrol.
• “Mengapa aku?”
• “Apa yang telah saya perbuat sehingga Tuhan menghukum saya?”

 Tahap Penawaran (Bargaining)


Setelah perasaan marah dapat tersalurkan, individu akan memasuki tahap tawar-menawar. Ungkapan
yang sering diucapkan adalah “....seandainya saya tidak melakukan hal tersebut.. mungkin semua
tidak akan terjadi ......”

Respon yang muncul :


• Pasien mencoba menawar, menunda realitas dengan merasa bersalah pada masa hidupnya
sehingga kemarahan dapat mereda.
• Ada beberapa permintaan, seperti kesembuhan total, perpanjangan waktu hidup, terhindar dari rasa
kesakitan secara fisik, atau bertobat.
• Pasien berupaya membuat perjanjian pada Tuhan
• Pasien mulai dapat memecahkan masalah dengan berdoa, menyesali perbuatannya, dan menangis
mencari pendapat orang lain.
 Tahap Depresi
Tahap depresi merupakan tahap diam pada fase kehilangan.
Pasien sadar akan penyakitnya yang sebenarnya tidak dapat ditunda lagi. Individu menarik diri, tidak
mau berbicara dengan orang lain, dan tampak putus asa. Secara fisik, individu menolak makan, susah
tidur, letih, dan penurunan libido.
 Tahap Penerimaan (Acceptance)
Fokus pemikiran terhadap sesuatu yang hilang mulai berkurang. Penerimaan terhadap kenyataan
kehilangan mulai dirasakan, sehingga sesuatu yang hilang tersebut mulai dilepaskan secara bertahap
dan dialihkan kepada objek lain yang baru.
-Seorang individu yang telah mencapai tahap penerimaan akan mengakhiri proses berdukanya
dengan baik.

 Berduka
BERDUKA adalah respon fisik dan psikologis yang terpola spesifik pada individu yang mengalami
kehilangan. Respon/reaksi normal, karena melalui proses berduka individu mampu memutus ikatan dengan
benda/orang yang terpisah dan berikatan dengan benda/orang baru.
Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis, kognitif dan perilaku
• Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang merupakan respon emosional yang normal.
• Berduka Proses memecahkan masalah
• Normal terkait kematian.
• Menentukan kesehatan jiwa indiv idu, karena memberi kesempatan individu untuk melakukan koping
terhadap kehilangan secara bertahap sehingga dapat menerima kehilangan
 6 (Enam) tingkatan Berduka
1. Syok
2. Tidak yakin
3. Mengembangkan kesadaran diri
4. Restitusi
5. Mengatasi kehilangan
6. Idealisasi dan hasil
 Proses berduka:
• Fase awal
Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.
Berlangsung beberapa minggu
Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya
perasan dingin, perasaan kebal (mati
rasa) dan bingung
Berakhir setelah beberapa hari
Kembali berduka berlebihan
Menangis dan ketakutan
•Fase Pemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.
Individu memutuskan untuk tdk mengenang masa lalu.
Meningkat partisipasi
pada kegiatan social

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN KEHILANGAN


Proses Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
Faktor predisposisi
 Genetik
Riwayat depresi dalam keluarga
 Kesehatan fisik
Individu yang mengalami gangguan fisik mempengaruhi dalam menghadapi stress
 Kesehatan mental
riwayat gangguan kesehatan mental sebelumnya
 Pengalaman kehilangan sebelumnya
Kehilangan dan perpisahan dengan orang berarti di masa kanak-kanak akan mempengaruhi
kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di masa dewasa.
Faktor presipitasi / factor pencetus
Kehilangan bersifat bio-psiko-sosial
Seperti : kondisi sakit, kehilangan fungsi, seksual, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan,
kehilangan peran dan kehilangan posisi di masyarakat
Diagnosa keperawatan
• Berduka b.d kehilangan aktual
• Berduka disfungsional
• Berduka fungsional
Rencana Intervensi Keperawatan
Prinsip intervensi keperawatan
 Tahap penyangkalan (denial) :
memberi kesempatann klien untuk mengungkapkan perasaannya
 Tahap marah (anger) :
memberikan dorongan dan memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan marahnya secara
verbal tanpa melawan kemarahannya.
 Tahap tawar menawar (bargaining) :
membantu klien mengindentifikasi perasaan bersalah dan perasaan takut
• Tahap depresi :
mengidentifikasi tingkat depresi, risiko merusak diri, dan membantu pasien mengurangi rasa
bersalah
• Tahap penerimaan (acceptance) membantu pasien menerima kehilangan yang tidak dapat
dihindari

Tindakan keperawatan
• Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
• Pasien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami pasien.
• Pasien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya.
• Pasien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya.
• Pasien dapat memanfaatkan faktor pendukung.
Evaluasi
1. Pasien mampu mengenali peristiwa kehilangan yang dialami.
2. Memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya.
3. Mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang dialaminya.
4. Memanfaatkan faktor pendukung.
5. Keluarga mengenal masalah kehilangan dan berduka.
6. Keluarga memahami cara merawat pasien berduka berkepanjangan.
7. Keluarga mempraktikkan cara merawat pasien berduka disfungsional.
8. Keluarga memanfaatkan sumber yang tersedia di masyarakat.
 Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis klien pada penyakit terminal
e.g : pengetahuan terkait penyakit, pengalaman masa lalu dengan penyakit, sosial support
 Faktor presipitasi
Faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi klien
e.g: prognosa akhir penyakit, support keluarga
 Faktor perilaku :
Respon terhadap klien
Respon terhadap diagnosa
Isolasi sosial

Tugas Analisa jurnal KEHILANGAN DAN BERDUKA

Nama : Afna Yunita

Nim. : 201814401181100

Kelas. : IV -B

kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi
setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.Kehilangan dan berduka merupakan
istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk
dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari
yang bersangkutan atau disekitarnya

Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit demi
sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari
bentuan kepada orang lain. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang
perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri
tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga
intervensi perawatan yang tidak tetap

-Definisi kehilanganKehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan.


Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal
yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau
mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga,
sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.Kehilangan adalah suatu
keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya.
Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan  cenderung akan mengalaminya kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda.Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.Faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi kehilangan, tergantung:1. Arti dari kehilangan2. Sosial budaya3.
kepercayaan / spiritual4. Peran seks5. Status social ekonomi6. kondisi fisik dan psikologi
individu2.1.2 Tipe KehilanganKehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:1. Aktual atau nyataMudah
dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang yang sangat
berarti / di cintai.2. PersepsiHanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan,
misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan
kebebasannya menjadi menurun.2.1.3 Jenis-jenis Kehilangan Terdapat 5 katagori kehilangan,
yaitu: Kehilangan seseorang seseorang yang dicintaiKehilangan seseorang yang dicintai dan
sangat bermakna atau orang yang berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan
mengganggu dari tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.Kematian
juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan
ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak
biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi. Kehilangan
yang ada pada diri sendiri (loss of self)Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau
anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri
sendiri, kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari
aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang
dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi
tubuh. Kehilangan objek eksternalobjek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau
bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut. Kehilangan
lingkungan yang sangat dikenalKehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang
sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau
bergantian secara permanen. Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang
baru dan proses penyesuaian baru. Kehilangan kehidupan/ meninggalSeseorang dapat
mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada kegiatan dan orang
disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda
tentang kematian.2.1.4 Rentang Respon KehilanganDenial> Anger> Bergaining> Depresi>
Acceptance1. Fase deniala. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataanb.
Verbalisasi; itu tidak mungkin, saya tidak percaya itu terjadi .c. Perubahan fisik; letih, lemah,
pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.2. Fase
anger / maraha. Mulai sadar akan kenyataanb. Marah diproyeksikan pada orang lainc. Reaksi
fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.d. Perilaku agresif.3. Fase
bergaining / tawar- menawar.a. Verbalisasi; kenapa harus terjadi pada saya ? kalau saja yang
sakit bukan saya seandainya saya hati-hati .4. Fase depresia. Menunjukan sikap menarik diri,
tidak mau bicara atau putus asa.b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
menurun.5. Fase acceptancea. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.b. Verbalisasi ; apa
yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh, yah, akhirnya saya harus operasi 2.2
Berduka2.2.1 Definisi berdukaBerduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah
tidur, dan lain-lain.Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA
merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka
disfungsional.Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu
dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan.
Tipe ini masih dalam batas normal.Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual
maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang
menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.2.2.2 Teori dari Proses Berduka Tidak
ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses berduka. Konsep dan teori
berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan emosional
klien dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk membantu mereka memahami
kesedihan mereka dan mengatasinya. Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan
dukungan dalam bentuk empati.1. Teori EngelsMenurut Engel (1964) proses berduka
mempunyai beberapa fase yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka
maupun menjelang ajal. Fase I (shock dan tidak percaya)Seseorang menolak kenyataan atau
kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik
termasuk pingsan, diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia
dan kelelahan. Fase II (berkembangnya kesadaran)Seseoarang mulai merasakan kehilangan
secara nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi,
depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi. Fase III (restitusi)Berusaha mencoba untuk
sepakat/damai dengan perasaan yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak
dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan
kehilangan seseorang. Fase IVMenekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di
masa lalu terhadap almarhum. Fase VKehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima
kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.Teori Kubler-RossKerangka kerja yang
ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap,
yaitu sebagai berikut:a) Penyangkalan (Denial)Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi
apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan
seperti Tidak, tidak mungkin seperti itu, atau Tidak akan terjadi pada saya! umum dilontarkan
klien.b)

Kemarahan (Anger)Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin bertindak lebih pada


setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini orang
akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping
individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya
menghadapi kehilangan.c)Penawaran (Bargaining)Individu berupaya untuk membuat perjanjian
dengan carar yang halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering
kali  mencari pendapat orang lain.d) Depresi (Depression)Terjadi ketika kehilangan disadari
dan timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi
kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan
masalah.e)Penerimaan (Acceptance)Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut.
Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.1. Teori
MartocchioMartocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang mempunyai lingkup yang
tumpang tindih dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan bervariasi dan bergantung pada
faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu sendiri. Reaksi yang terus menerus dari
kesedihan biasanya reda dalam 6-12 bulan dan berduka yang mendalam mungkin berlanjut
sampai 3-5 tahun.Teori RandoRando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3
katagori:1. PenghindaranPada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.2.
KonfrontasiPada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang-
ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling
akut.3. AkomodasiPada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai
memasuki kembali secara erosional dan sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk
menjalani hidup dengan kehidupan  mereka.

PERBANDINGAN EMPAT TEORI PROSES BERDUKAENGEL (1964)KUBLER-ROSS


(1969)MARTOCCHIO (1985)RANDO (1991)Shock dan tidak percayaMenyangkalShock and
disbeliefPenghindaranBerkembangnya kesadaranMarahYearning and protestRestitusiTawar-
menawarAnguish, disorganization and despairKonfrontasiIdealizationDepresiIdentification in
bereavementReorganization / the out comePenerimaanReorganization and
restitutionakomodasiBAB IIIASKEP BERDUKA DISFUNGSIONAL3.1

Metode penelitian :

1 . Wanita yang ditinggal meninggal suaminya akibat kecelakaan dalam bekerja

2. Suami yang ditinggal meninggal istrinya akibat melahirkan

3. Wanita yang mengalami keguguran diusia kandungan 6 hulan

4. Remaja dengan kasus perceraian orang tua

kesimpulan

1. Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau
tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan
suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik
sebagian atau seluruhnya
.2. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan
ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional.

3. Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam
merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan,
objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam
batas normal.4

4. Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang
responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial,
hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal,
abnormal, atau kesalahan/kekacauan.

5. Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka, mengenali
pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk empati.

6. Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi. Terdapat 5 katagori
kehilangan, yaitu:Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai, kehilangan lingkungan yang
sangat dikenal, kehilangan objek eksternal, kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri,
dan kehilangan kehidupan/meninggal.

https://dokumen.tips/documents/jurnal-kehilangan-dan-berduka-mw-print.html

Anda mungkin juga menyukai