Anda di halaman 1dari 98

TM I

KONSEP PERAWATAN ANAK DENGAN


PENYAKIT KRONIS/ TERMINAL

Dania Relina S, S.Kep., Ners, M.Kep


Pengertian

Penyakit yang tidak dapat PENYAKIT


disembuhkan dan tidak ada
obatnya, kematian tidak dapat
dihindari dalam waktu yang
TERMINAL
bervariasi.

Penyakit pada stadium lanjut,


penyakit utama tidak dapat
diobati, bersifat progresif,
pengobatan hanya bersifat
paliatif ( mengurangi gejala dan
keluhan, memperbaiki kualitas
hidup.
Kriteria penyakit terminal
• Penyakit tidak dapat
disembuhkan
• Mengarah pada kematian
• Diagnosa medis sudah jelas
• Tidak ada obat untuk
menyembuhkan
• Prognosis jelek
• Bersifat progresif
Klasifikasi penyakit kronis
• Kronis:
Penyakit dengan saty atau lebih dari
karakteristik:
1. Permanen
2. Mengakibatkan ketidakmampuan
permanen
3. Menyebabkan kerumitan patofisiologi
4. Membutuhkan training khusus untuk
rehabilitasi
5. Membutuhkan waktu lama untuk
perawatan
Klasifikasi penyakit kronis
• Akut:
Penyakit dengan onset waktu yang
cepat, berakhir dengan singkat dan
sembuh dengan sendirinya.

• Kronik:
PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM
MENGARTIKAN KEMATIAN
1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan
anak tentang arti kematian
2. anak tidak memiliki kematangan
emosional dalam mempersepsikan
tentang arti kematian
3. mekanisme koping pada anak belum
terbentuk
4. Anak di ajak berdiskusi mengenai /
tentang tuhan,surga, dan benda-benda
yang tidak terlihat
KEBUTUHAN ANAK YANG TERMINAL

1. Komunikasi,
Dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk
berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain
terutama oleh kedua orang tua

2. Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri


dalam menghadapi penyakit tersebut

3. Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar


saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam
perawatan atau untuk merawat

4. Social support meningkatkan koping


MENJELASKAN KEMATIAN PADA
ANAK
1. Kebanyakan seorang psikolog percaya
bahwa dengan berkata jujur merupakan
strategi yang terbaik dalam mendiskusikan
kematian dengan anak

2. Respon anak terhadap pertanyaan


mengenai kematian merupakan dasar
tingkat kematangan anak dalam
mengartikan kematian
3. pada anak pra sekolah ,anak mengartikan
kematian sebagai : kematian adalah sudah tidak
ada nafas, dada dan perut datar, tidak bergerak
lagi,dan tidak bisa berjalan seperti layaknya orang
yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati /
meninggal

4. kebanyakan anak- anak( anak yang menderita


penyakit terminal ) membutuhkan keberanaian,
bahwa ia di cintai dan tidak akan merasa di
tinggalkan

5. Tanpa memandang umur, sebagai orang tua


seharusnya sensitife dan simpati, mendukunng
apa yang anak rasakan
Masalah – masalah pada pasien
penyakit terminal

A. Masalah fisik
- Nyeri
- perubahan kulit
- Distensi
- Konstipasi
- Alopesia
- kelemahan otot
B. Masalah psikologi
• Ketergantungan tinggi
• Kehilangan kontrol
• Kehilangan produktifitas
• Hambatan dalam berkomunikasi
C. Masalah sosial
• Menarik Diri
• Isolasi sosial
D. Masalah spiritual
• Kehilangan harapan
• Perencanaan saat ajal tiba
KEHILANGAN DAN BERDUKA
• Kehilangan (loss) adalah suatu situasi
aktual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika terpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, baik
sebagian atau keseluruhan, atau
terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan.
Bentuk – bentuk kehilangan
1. Kehilangan yang nyata (actual loss)
– kehilangan orang atau objek yang tidak lagi
dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran,
hubungan.

2. Kehilangan yang dirasakan (Perceived loss)


– kehilangan yang sifatnya unuk menurut
orang yang mengalami kedukaan.
Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri
Jenis kehilangan

1. Kehilangan objek eksternal


2. Kehilangan lingkungan yang
dikenal
3. Kehilangan sesuatu atau
seseorang yang berarti
4. Kehilangan suatu aspek diri
5. Kehilangan hidup
Dampak kehilangan
1. Anak – anak
kehilangan dapat mengancam untuk
berkembang  regresi  takut ditinggal dan
sepi
2. Remaja atau dewasa muda
kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi
dalam keluarga
3. Dewasa tua
kehilangan khususnya kematian pasangan
hidup  pukulan berat dan menghilangkan
semangat
BERDUKA
• Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional
terhadap kehilangan.

• Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang


unik pada masing-masing orang dan didasarkan
pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan
keyakinan spiritual yang dianutnya.

• Berkabung adalah periode penerimaan terhadap


kehilangan dan berduka.

• Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan


sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau
kebiasaan .
Jenis berduka
1. Berduka normal
Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal
2. Berduka antisipatif
Proses melepaskan diri yang muncul
sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi.
3. Berduka yang rumit
Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya.
Berkabung tidak kunjung berakhir.
4.Berduka tertutup
Kedukaan akibat kehilangan yang tidak
dapat diakui secara terbuka.
RESPON BERDUKA
Tahap respon berduka menurut
Kubler - Ross :
• Denial
• Anger
• Bargainning
• Depression
• Acceptance
1. Denial (Penolakan)
• Reaksi pertama
• Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari
kenyataan.
• Reaksi fisik :
- Letih - lemah - pucat
- mual - diare - menangis
- gangguan pernafasan - gelisah
- detak jantung cepat
- tidak tahu berbuat apa
• Berlangsung beberapa menit hingga beberapa
tahun
2. Anger (Marah)
• Individu menolak kehilangan.

• Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada orang


lain atau dirinya sendiri.

• Perilaku :
- agresif - bicara kasar
- menyerang orang lain - menolak pengobatan
- menuduh dokter atau perawat tidak kompeten

• Respon fisk :
- muka merah - denyut nadi cepat
- gelisah - susah tidur
- tangan mengepal
3. Bargainning (Tawar – menawar)

• Penundaan kesadaran atas


kenyataan terjadinya kehilangan.
• Berupaya melakukan tawar –
menawar dengan memohon
kemurahan Tuhan.
4. Depression ( Depresi)
• Menunjukan sikap menarik diri
• Kadang bersikap sangat penurut
• Tidak mau bicara
• Menyatakan keputusasaan
• Rasa tidak berharga
• Bisa muncul keinginan bunuh diri
• Gejala fisik :
- menolak makan - susah tidur
- letih - libido menurun(dewasa )
5. Acceptance ( Penerimaan)
• Reorganisasi perasaan kehilangan
• Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai
berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
• Menerima kenyataan kehilangan
• Mulai memandang ke depan.
• Apabila dapat memulai tahap ini dan
menerima dengan perasaan damai  tuntas
• Apabila kegagalan masuk ketahap
penerimaan  mempengaruhi dalam
mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya
Askep kehilangan dan berduka

 Pengkajian
1. Faktor genetik
2. Kesehatan fisik
3. Kesehatan mental
4. Pengalaman kehilangan dimasa lalu
5. Struktur kepribadian
6. Adanya stresor perasaan kehilangan
Diagnosa keperawatan

1. Berduka b.d kehilangan aktual atau kehilangan


yang dirasakan
2. Berduka antisipatif b.d perpisahan atau
kehilangan
3. Berduka disfungsional b.d kehilangan
orang/benda yang dicintai atau memiliki arti
besar
Perencanaan Tindakan keperawatan

Secara umum :
1. Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya
dengan cara :
 Mendengarkan pasien berbicara
 Memberi dorongan agar agar pasien mau
mengungkapkan perasaannya.
 Menjawab pertanyaan pasien secara langsung
 Menunjukkan sikap menerima dan empati
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat.

3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat.

4. Memberi dukungan terhadap respons kehilangan pasien.

5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga.

6. Menentukan tahap keberadaan pasien.


Secara khusus :
1. Tahap Denial

 Memberikan kesempatan pasien untuk


mengungkapkan perasaan
 Menunjukan sikap menerima dengan
ikhlas dan mendorong pasien untuk
berbagi rasa
 Memberi jawaban yang jujur
terhadap pertanyaan pasien tentang
sakit, pengobatan
2. Tahap Anger
Mengijinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marah sacara verbal
tanpa melawan kemarahan :
 Menjelaskan kepada keluarga bahwa
kemarahan pasien sebenarnya tidak
ditujukan kepada mereka.
 Membiarkan pasien menangis
 Mendorong pasien untuk membicarakan
kemarahannya
3. Tahap Bargainning
Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan takut :
 Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian

 Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau


rasa bersalahnya
 Bila psien selalu mengungkapkan “kalau” atau “seandainya
….” beritahu pasien bahwa perawat hanya dapat
melakukan sesuatu yang nyata.
 Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa
bersalah dan rasa takunya.
5. Tahap Depression

- Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut :


 Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas
perasaannya
 Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat
risikonya

- Membantu pasien mengurangi rasa bersalah :


 Menghargai perasaan pasien
 Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan
mengaitkan dengan kenyataan
 Memberi kesempatan menangis dan mengungkapkan perasaan
 Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul
5. Tahap Acceptance
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak
bisa dielakan :
 Membantu keluarga mengunjungi pasien
secara teratur
 Membantu keluarga berbagi rasa
 Membahas rencana setelah masa berkabung
terlewati
 Memberi informasi akurat tentang kebutuhan
pasien dan keluarga.
Sekarat dan Kematian

 Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang


menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal,
 Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya
pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya
respon terhadap stimulus eksternal, ditandai denagn
terhentinya aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau
terhentinya kerja otak secara menetap.
Perubahan tubuh setelah kematian

 Algor mortis (dingin)


suhu tubuh perlahan – lahan turun
 Rigor mortis ( kaku mayat)
terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.
 Livor mortis (lebam mayat)
sel darah mengalami hemolisis dan darah turun kebawah
 Pembekuan darah
 Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis
Terimakasih
PERAWATAN PALIATIF
Definisi
• Perawatan Palliative adalah perhatian
sepenuhnya terhadap pasien, keluarga
dan teman-temannya ketika penyakit
pasien tidak dapat disembuhkan dan
kemungkinan hidup kecil.
Pengertian :
• Perawatan yang dilakukan untuk membantu
meringankan dari penderitaan fisik sampai
psikologis pada pasien yang tidak dapat
disembuhkan atau dalam tahap terminal

• Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi,


sosial, spiritual dan kultural dengan
pendekatan tim yang melibatkan konseling dan
kenyamanan serta berpusat pada pasien dan
keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup.

Asuhan Keperawatan 38
Menurut Children’s Hospice and Palliative
Care Coalition’s Professional Advisory
Comitte (2007), perawatan paliatif pada
anak merupakan filosofi dan organisasi
perawatan, sistem yang terstruktur dalam
memberikan perawatan apada anak
dengan keluargannya.
Tujuan dari Perawatan
Palliative
Untuk memberikan dukungan dan
perhatian yang membuat hidup pasien
menyenangkan selama masa sakit,
sehingga mereka bisa menikmati betul
sisa hidup mereka.
• Tujuan perawatan paliatif adalah
melindungi dan memperbaiki atau
mengatasi keluhan dan
memaksimalkan kualitas hidup anak
pada semua tingkatan usia dan
dukungan pada anggota keluarganya
(Coyle & Fereel, 2010).
Phylosophy Perawatan Paliatif

• Meyakini bahwa setiap orang


mempunyai hak diobati, meninggal
secara bermartabat, mengurangi
rasa nyeri dan pemenuhan
kebutuhan bio-psiko-sosio dan
spiritual Asuhan Keperawatan 42
Prinsip-prinsip penting yang harus
diperhatikan :

• Gejala yang ditimbulkan


• Dukungan moril
• Kerjasama dari lingkungan
• Saran-saran yang harus
dipertimbangkan
• Memberikan harapan untuk mencapai
tujuan yang realistis
Memulai dan mengatur Perawatan
Palliative

• Keputusan untuk menghentikan


pengobatan berdasarkan dua sebab :

• 1. Penyakit pasien semakin lama


semakin memburuk dan tingkat
kekebalan tubuhnya sudah hilang.
• 2. Semua kemungkinan untuk
menganalisa dan mengetahui kondisi
pasien dan usaha-usaha pengobatan
telah dilakukan tetapi kondisi pasien
terus memburuk.
Peran Perawat dan Bidan dalam
Perawatan Paliatif

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan


ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.

2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan,


mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.

Asuhan Keperawatan 46
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien,
keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan
pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai
kemampuan mereka sehingga kenyamanan
terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup

Asuhan Keperawatan 47
Langkah-langkah Perawatan
Palliative
• Membentuk team untuk menghadapi
beragam pasien dan masalah-masalah
keluarga.

• Tujuan dari team ini adalah mengobati,


merawat, memberikan penyuluhan sosial
dan pelayanan lainnya dan bekerja sama
dengan Departemen Kesehatan,
Swasta(LSM), relawan, dll.
• Perubahan dari pengobatan aktif ke
pengobatan Palliative tidak terjadi
dalam waktu yang singkat.

• Perawatan Palliative sangat berhasil


ketika masih pada fase dini, mendapat
dukungan dari lingkungannya yaitu
keluarga dan adanya team yang
membangkitkan kesadarannya.
PENANGANAN GEJALA
Gejala-gejala yang ditimbulkan
• Rasa sakit / Pain
• Lemas/Fatique/weakness
• Sesak nafas/dyspnea
• Buang air terus menerus/presisten
diarrhea
• Susah tidur/insomnia
• Rasa mual/Nausea dan vomiting
Bagi Petugas
• Memahami batasan penyebab, jenis,
sifat dan derajat nyeri
• Mendengarkan keluhan pasien
• Mempercayai setiap keluhan pasien
• Bersedia memberi keterangan
secara jelas dan bijaksana
• Mampu dan bersedia melakukan
pendekatan dengan multidisipliner
• Memahami alternatif pengelolaan nyeri
/ gejala-gejala lain
• Mampu menanggulangi bila timbul
efek samping obat
• Memberikan pendidikan terhadap
pasien dan keluarganya
• Mengubah perasaan tidak dapat
sembuh dengan perasaan nyaman
terhadap gejala yang timbul
- Melakukan penilaian psikososial

- Memperkirakan emosi pasien yang akan


mempengaruhi persepsi dari rasa
nyerinya

- Mengetahui riwayat sosialnya secara


detail ( masalah keluarga, kurang
perhatian ) dapat mempengaruhi efek
nyerinya )
Tujuan : membantu pasien
• Mengubah perasaan tidak dapat
sembuh dengan perasaan nyaman
terhadap gejala yang timbul.
• Menahan semaksimal mungkin kontrol
hidupnya terhadap penyakitnya melalui
dukungan emosional dan nasehat-
nasehat praktis.
• Menangani gejala dengan obat-obatan
dan atau intervensi non farmakologis
• Semua gejala harus diidentifikasi
melalui rangkaian gejala dengan
mempertanyakan tentang :
- keluhan
- lokasi
- apa yang memperburuk keadaan
- apa yang memperbaiki keadaan
- gejala-gejala yang berhubungan
- apa yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari pasien
Asuhan Keperawatan Paliatif

1. Identifikasi Jejaring Perawatan Paliatif


– Kelompok organisasi yang saling
bekerjasama untuk memberikan askep yang
memadai.
– Perlu rencana perawatan yang lebih optimal
untuk mencapai kesehatan prima.

Asuhan Keperawatan 56
• Manfaat untuk
= informasi askep terkini, akurat dan
terpercaya,
= merupakan forum tukar pendapat dan
pengembangan gagasan,
= memberikan dukungan dan memperluas basis
dukungan,
= menyatukan sumber daya untuk tujuan
bersama yaitu kesejahteraan pasien,
= mengobati, merawat dan memberikan
penyuluhan sosial dan pelayanan lainnya.
= Bekerja sama dengan DepKes, Swasta (LSM),
Relawan, Pemuka Agama dll

Asuhan Keperawatan 57
2. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam Melakukan Askep Paliatif

• Perawatan paliatif dimulai apabila pengobatan


secara medis tidak lagi efektif, karena organ
organ vital dalam tubuh pasien sudah
mengalami kegagalan atau pasien dan
keluarga mengatakan tidak lagi melanjutkan
terapi
Asuhan Keperawatan 58
• Akontabilitas
Perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat terhadap keputusan
dan tindakan keperawatan serta
mengenal batas peran dan fungsi
perawat dalam bertindak

• Berdasarkan Kode Etik Keperawatan


dan Budaya

Asuhan Keperawatan 59
• Menghormati hak ” privacy ” pasien terhadap
askep dan yankes bagi dirinya. Menghormati
nilai, kebiasaan, keyakinan dan kepercayaan /
agama serta budaya.

• Legal
Pelaksanaan askep sesuai dengan peraturan
perundang – undangan keperawatan,
kebijakan lokal dan nasional serta mengenal
tindakan yang tidak sesuai dengan hukum
yang berlaku dan terkait dengan kode etik
profesi / keperawatan.
Asuhan Keperawatan 60
3. Penerapan Asuhan
Keperawatan Paliatif
• Penanganan gejala dengan obat-obatan
dan atau intervensi non farmakologis.

• Adanya gangguan psikososial yang


bersumber pada kondisi penyakit
pasien, kepribadian, perkembangan dan
latar belakang kehidupan pribadi pasien,
keluarga, budaya, agama dan
sebagainya. Asuhan Keperawatan 61
Pengkajian

– Anamnesis yang teliti baik dari pasien


maupun keluarganya.( keluhan, lokasi)

– Pemeriksaan fisik, penunjang, status


mental dan laporan harian selama
perawatan

– Gejala-gejala yang berhubungan

Asuhan Keperawatan 62
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri,
• Resti Infeksi,
• Perubahan Nutrisi,
• Resti terhadap koping tidak efektif,
• Imobilitas,
• Ketidakseimbangan cairan,
• Ansietas,

Asuhan Keperawatan 63
• Resti terhadap Perubahan Perfusi
Jaringan,
• Perubahan Fungsi Defekasi,
• Resti terhadap Perubahan Integritas
Kulit,
• Perubahan Mukosa Mulut,
• Kerusakan Pertukaran Gas,
• Gangguan Konsep Diri,
• Kurang perawatan diri.
Asuhan Keperawatan 64
Contoh
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolik (demam, infeksi )

Tujuan :
Setelah dilakukan askep masalah nutrisi
dapat diatasi

Asuhan Keperawatan 65
Kriteria :
= Berat Badan meningkat kearah BB
normal
= Tanda Malnutrisi tidak ada
= Peningkatan tingkat energi
= Tonus otot optimal
= Lab, Hb : 14, Protein : 6 – 8 mg/dl,
Albumin : 4 – 6 mg/dl

Asuhan Keperawatan 66
INTERVENSI RASIONAL
1.Pantau :
 berat badan dan ukur Untuk mengenal indikasi
antropometri tiap kemajuan atau
minggu penyimpangan dari hasil
 masukan dan yang diharapkan
keluaran
setiap 8 jam
 albumin serum dan
BUN
 persentase makanan
yang dimakan

Asuhan Keperawatan 67
2. Jika cairan diare berlebihan: Diare sering
• Pertahankan puasa dan disebabkan oleh
pengobatan, terutama infus protozoa
• Berikan obat-obat anti diare (Cryptospiridium) yang
dan evaluasi keefektifannya menyerang lapisan
• Berangsur-angsur dimulai epitel, menyebabkan
pemberian makan per oral meningkatnya produksi
bila diare terkontrol. Anjurkan gas dan banyak cairan
untuk menggunakan masuk dalam usus.
makanan bebas laktose, Pasien bisa kehilangan
rendah lemak, tinggi serat. cairan 10 liter perhari
• Kolaborasi jika diare tetap karena diare.
berlangsung atau tambah Berhentinya diare
memburuk hanya karena
pengobatan yang
efektif.
Asuhan Keperawatan 68
3. Rujuk ke ahli diet Ahli diet adalah
untuk membantu spesialis nutrisi yang
memilih dan dapat membantu
merencanakan pasien dalam
makanan untuk perencanaan menu
kebutuhan nutrisi. dan kebutuhan nutrisi
untuk kondisinya

Asuhan Keperawatan 69
Diagnosa Keperawatan :
Cemas berhubungan dengan
perubahan status mental, ancaman
kematian

Tujuan :
Setelah diberikan askep cemas dapat
diatasi / berkurang

Asuhan Keperawatan 70
Kriteria :

• Pasien mau mendiskusikan rasa takut /


cemasnya
• Pasien tampak tenang
• Pasien menyatakan cemas berkurang
• Pasien dapat mendemonstrasikan
pemecahan masalah yang sehat dan
menggunakan sumber-sumber yang
efektif
Asuhan Keperawatan 71
INTERVENSI RASIONAL
1. Biarkan pasien dan orang Dengan mengungkapkan
terdekat mengungkapkan perasaan mempermudah
perasaan. penyelesaian masalah dan juga
memungkinkan perawat
mengidentifikasi fase yang
mana dari proses kesedihan
yang dialami pasien.
2. Berikan hubungan yang Sikap, pikiran dan perasaan
mendukung : pemberi perawatan
 Menemani pasien mempengaruhi kualitas
 Berikan informasi yg akurat hubungan perawat pasien dan
dan jelas ttg tindakan kep. keluarga.
 Bantu pasien dan sediakan
kesempatan keluarga untuk
mengekspresikan pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan
yg realistik

Asuhan Keperawatan 72
3. Rujuk pasien dan Kelompok pendukung
keluarga ke grup AIDS adalah sumber yang kuat
masyarakat lokal yang untuk pasien dan orang
dapat mendukung. yang bermakna bagi
pasien.
4. Jika kondisi berakhir Perawatan di rumah untuk
dan mendekati tahap memenuhi kebutuhan
akhir, diskusikan sosial, emosi, fisik, dan
perawatan di rumah. spiritual pasien yang sakit
dan keluarganya. Tim
perawat kesehatan
multidisiplin dan
sukarelawan terlibat dalam
perawatan di rumah.

Asuhan Keperawatan 73
5. Hindari pemberian informasi Interaksi terapi dapat
yang bertubi-tubi pada membantu perubahan individu
pasien selama fase awal untuk menerima. Informasi
proses berduka. Jawab yang berlebihan dapat
pertanyaan khusus. menambah ansietas yang
Masukan informasi dan menyebabkan frustasi dan
instruksi tambahan ketika depresi.
pasien mulai menunjukkan
kesiapan mempelajari
tindakan perawatan dini.
6. Informasikan pasien bahwa Selama proses berduka,
perasaan mereka normal pasien secara umum bereaksi
dan hal ini memerlukan tetapi tidak memahami
waktu untuk menerima hidup mengapa mereka merasakan
dengan penyakit kronis atau dan bertindak seperti yang
perubahan citra tubuh. mereka lakukan. Lebih dari itu,
Hindari menganalisa atau perasaan pasien dipengaruhi
mengkritik perilaku pasien. oleh pemberi perawatan dan
Informasikan pasien bahwa orang terdekat.
Anda ada untuk bicara bila
Asuhan Keperawatan 74
diperlukan.
7. Selama marah dan fase tawar- Sikap tenang dan
menawar : menerima dari pemberi
Jangan : perawatan
- Berdebat tentang moralisasi membantu
- Menekankan nilai-nilai pribadi dan menghilangkan
keyakinan pasien marah dan
- Menganggap reaksi pasien secara menunjukkan
individu dukungan.
Lakukan :
- Mendengarkan keluhan pasien
tanpa menjadi defensif
- Membiarkan pasien
mengekspresikan marah
- Memberikan jawaban jujur tetapi
menghindari memberikan
keyakinan yang salah
- Bersabar

Asuhan Keperawatan 75
Diagnosa Keperawatan :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan energi : demam /
proses inflamasi

• Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan
pasien dapat beraktivitas dengan adekuat

Asuhan Keperawatan 76
Kriteria :
• Pasien mengatakan tidak cepat
lelah dalam aktivitas harian
• Pasien berpartisipasi dalam
aktivitas perawatan
• Penampilan rapi
• Hasil laboratorium Hb > 10 gr/dl

Asuhan Keperawatan 77
INTERVENSI RASIONAL
1. Jamin bahwa bel dapat Untuk menjamin pasien aman
dijangkau oleh pasien. Barang-
barang diletakkan di meja
samping tempat tidur agar
mudah mengambilnya.
2. Bantu pasien memenuhi Perawatan diri membantu memelihara
kebutuhan sehari-harinya. harga diri dan
Anjurkan pasien agar ia dapat kembali untuk hidup tanpa tergantung
mengerjakan sebanyak pada orang lain (mandiri).
mungkin untuk dirinya.
3. Rujuk ke bagian fisioterapi, Ahli fisioterapi dapat membantu pasien
jika terjadi kerusakan fisik belajar bagaimana menyesuaikan
yang permanen atau jangka kebiasaan hidup dengan keadaan fisik
waktu yang lama. yang terbatas dan dapat menentukan alat-
alat bantu yang tepat jika diperlukan.

Asuhan Keperawatan 78
4. Konsul ke pelayanan sosial Untuk memberikan perawatan
atau bagian perencanaan yang kontinu jika ada
pasien pulang untuk kerusakan fisik yang permanen
mengatur pelayanan atau kronis.
perawatan rumah atau
penempatan di fasilitas
perawatan lain sesuai
kebutuhan.

5. Berikan pujian terhadap Untuk memotivasi agar


prestasi dan kemajuan mematuhi program rehabilitasi
yang dicapai. secara kontinu.

Asuhan Keperawatan 79
Perawatan

Upaya Peningkatan Kenyamanan Paliatif

Upaya Keterangan
Suasana Tenang Duduk tenang dan ciptakan suasana tenang

Masase Meliputi tepukan, gosok, dan pijitan pada otot

Musik Dapat menciptakan suasana yang tidak asing pada pasien dengan
mendengarkan musik yang biasa di senangi seperti di rumah
Kompres hangat Kompres hangat pada tempat nyeri dengan kantong panas / pemanas listrik

Kompres dingin Kompres dingin dengan kantong es.


Hati-hati: pastikan kantong es tidak bocor dan terbungkus untuk menjaga
kenyamanan, sensasi dingin tanpa menimbulkan kerusakan kulit karena
dingin. Batasi setiap 10 menit ganti lokasi. Bila kulit memucat hentikan
Mandi Berendam di air hangat

Vibrasi Dengan alat vibrator. Dapat digunakan untuk menstimuli kulit dan jaringan
otot
Produk Mentol Gosokkan pada kulit.
Hati-hati jangan dikenakan pada kulit yang luka atau radang, dalam memilih
produk, karena beberapa jenis ada yang mengandung salisilat (senyawa80
kimia seperti aspirin) yang mungkin kontraindikasi untuk pasien tertentu.
Perawatan

Perawatan Paliatif

Paliatif
• Sesak napas
• Muntah
• Gatal
• Perawatan kulit
• Perawatan Mulut
• Nyeri

Asuhan Keperawatan 81
Konseling paliatif
• Beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya
• Dengarkan dengan baik dan empati
• Gunakan strategi komunikasi therapeutic saat berbicara
dengan pasien
• Perhatikan suku,budaya,kepercayaan dan nilai-nilai pada
individu dan keluarga saat mereka mengekspresikan
kesedihannya
• Anjurkan pasien membangun hubungan dengan orang lain
• Hubungkan pasien dengan grup support
• Beri waktu bagi keluarga dan orang-orang yang dekat
dengannya untuk bertemu
• Bantu keluarga dan orang yang dicintai untuk menyediakan
waktu mengingat-ingat hal yang menyenangkan bersama
pasien
• Anjurkan keluarga dan orang yang dekat agar melakukan
hubungan terus misal dengan telephone, kartu, catatan
82
singkat pada pasien sebagai dukungan.
IMPLEMENTASI:

• Sesak Napas
• Muntah
• Gatal
• Perawatan kulit
• Perawatan Mulut
Asuhan Keperawatan 83
Perawatan
Paliatif

Sesak Napas
• Seringkali parah 
– infeksi paru atau kanker: Sarkoma
Kaposi; limfoma  kortikosteroid +
antibiotik
– Aspirasi cairan pleura
– Oksigen
– Morphin untuk enxietas, nyeri dan ketidak
nyamanan
– Bronkodilator dg nebulizer
– Posisi ½ duduk di tempat tidur
Asuhan Keperawatan 84
Perawatan
Paliatif

Muntah
• Mengganggu masukan cairan 
dehidrasi  perlu rehidrasi
• Bujuk pasien minum sedikit-sedikit tapi
sering
• Dapat diberi metoclopropamide
(primperan)  lapor dokter

Asuhan Keperawatan 85
Perawatan
Paliatif

Gatal
• Beri krem pelembab
• Bila ada ruam  infeksi jamur?
.krem anti jamur
• Bila tidak ada infeksi  krem steroid
• K/P antihistamin: CTM pada malam
hari

Asuhan Keperawatan 86
Perawatan
Paliatif

Perawatan Kulit
• Hindari dekubitus 
– Ganti posisi tidur setiap 4 jam
– Alas tidur lebih lunak
• Bila sudah ada kemerahan  hindari
penekanan
– Beri lotion – kamper spiritus
• Ganti segera linen yang kotor
• Massage titik yang tertekan: tumit, siku,
pergelangan kaki, punggung, pinggul
• Tutup luka dengan kain kasa dan krem
antiseptik
Asuhan Keperawatan 87
Perawatan
Paliatif

Perawatan Mulut
• Bersihkan dengan sikat gigi yang
lembut 2 - 3 kali sehari
• Kumur sesudah makan
• Bila ada luka atau radang mulut 
makanan lunak atau cair.
– Obati sesuai indikasi

Asuhan Keperawatan 88
Definisi :
I. NYERI
• Pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan serta
dihubungkan dengan kerusakan
jaringan atau potensial akan
menyebabkan kerusakan jaringan(
The International Association for the
study of pain )
Kajian Riwayat Rasa Nyeri

- Tempat / lokasi terjadinya nyeri


- Sifat nyeri, terbakar, berdenyut,
menusuk, ngilu
- Lamanya ( terus-menerus, sesaat,
frekuensi )
- Faktor-faktor ( perburukan /
perbaikan )
- Efek terhadap kegiatan aktifitas
sehari-hari pasien.
- Intensitasnya ( mild, moderate
atau severe )
- Perkiraan intensitas nyeri dengan
menggunakan alat pengukur nyeri.
Pada anak alat pengukurnya
adalah SMILEY ANALOGUE SCALE
- Pada dewasa dengan visual analog
scale
SKALA INTENSITAS NYERI
VISUAL ANALOG SCALE
(VAS)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
No pain
Pain as Bad
as it Could
Possibly be
Nilai : 1-4 : nyeri ringan
5-6 : nyeri sedang
7-10 : nyeri berat
- Melakukan investigasi dan tindak
lanjut dimulai dengan tes yang
sederhana, tersedia, dengan
kegagalan minimal

- Lakukan monitor nyerinya sesering


mungkin dan kemungkinan
pencegahannya.
JURNAL KEPERAWATAN
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia,
Volume 20 No.1, Maret 2017, hal 1-8
pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
DOI: 10.7454/jki.v20i1.447
APLIKASI MOBILE - HEALTH SEBAGAI UPAYA
MENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT KRONIS
PADA SETTING HOME HOSPITAL

• Perawatan jarak jauh (home hospital)


merupakan tren pada anak dengan penyakit
kronis yang membutuhkan perawatan kontinu
dalam waktu yang lama.
• Mobile–health merupakan aplikasi yang
menawarkan integrasi berbagai fungsi
perawatan melalui penggunaan telepon
pintar.
• Beberapa negara percontohan seperti
Amerika Serikat, Swedia, dan Jepang
telah membuktikan kontribusi mobile -
health dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.
• Indonesia sejauh ini belum melakukan
pengembangan mobile – health di
berbagai layanan kesehatan.
• Penggunaan telepon pintar di Indonesia
telah meluas untuk berbagai tujuan,
sehingga aplikasi mobile – health untuk
pelayanan keperawatan anak sangat
mungkin dan mudah diterapkan.
• Perawat anak di Indonesia
hendaknya mulai mengambil
inisiatif untuk mengenali aplikasi
program, melakukan riset, dan
kolaborasi dengan beberapa
profesi terkait agar dapat
berkontribusi terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan di masa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai