Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TERAPI REHABILITASI

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Retno Sri Lestari 112019030630


2. Isna Indah 112019030640
3. Didik Windarto 112019030642

Fakultas Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kudus
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat dan kasih karunia Nya kepada
kami, sehingga tugas makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Tak lupa juga, kami mengucapkan trimakasih kepada Dosen keperawatan jiwa Yang
telah memberikan Tugas Makalah ini sehingga kami dapat belajar lebih bekerjasama lagi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
semua pihak yang membacanya, Terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN

Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan metode ilmiah


berupa proses keperawatan, berinteraksi dengan klien baik individu, keluarga maupun
masyarakat untuk mencapai kemandirian klien. Salah satu asuhan keperawatan dalam
memandirikan klien adalah dengan program rehabilitasi sesuai dengan pengertian rehabilitasi
pasien jiwa yang dirumuskan dalam Rapat Kerja Nasional Kesehatan Jiwa (1970) dan
disempurnakan oleh Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa adalah”… Usaha
untuk mengembalikan pasien ke masyarakat untuk menjadikannya sebagai warga yang
berswasembada (mandiri) dan berguna. 
Pada penyuluhan kesehatan terdapat empat tingkat intervensi:yaitu: 
1. Meningkatkan kesadaran individu, keluarga, kelompok /masyarakat tentang masalah dan
peristiwa yang berhubungan dengan sehat dan sakit sesuai tugas perkembangan normal 
2. Meningkatkan pemahaman seseorang tentang dimensi stressor yang potensial,
kemungkinan hasil (baik adaptif maupun maladaptif) dan alternatif respon koping 
3. Meningkatkan pengetahuan seseorang dimana dan bagaimana memperoleh sumber yang
dibutuhkan 
4. Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah individu dan kelompok, keterampilan
interpersonal, toleransi terhadap stress dan frustasi, motivasi , harapan dan harga diri 

Sehat Jiwa / Mental  Menurut APA ( The Mental Psychiatric Association (APA) (1880):
Sehat jiwa atau mental adalah “… Keberhasilan yang terus menerus pada saat bekerja,
mencintai dan mencipta dengan kepastian yang matang, dan solusi yang fleksibel terhadap
konflik yang muncul antara insting, konsekwensi kepentingan orang lain dan realitas. “
Menurut Townsend sehat jiwa / mental dipandang sebagai adaptasi yang berhasil terhadap
stressor yang muncul dari lingkungan internal/eksternal, yang ditunjukkan dengan pikiran,
perasaan dan tingkah laku yang sesuai dengan usia dan norma lokal dan kultural 
Indikasi sehat jiwa/mental: 
1. Bahagia 
 Menemukan kehidupan yang dinikmati 
 Dapat melihat obyek orang dan aktivitas yang memungkinkan mereka memenuhi dan
mendapatkan kebutuhannya sendiri 
2. Kontrol terhadap prilaku 
 Dapat mengenal dan mengetahui batasan dari tingkah laku 
 Dapat berespon terhadap aturan rutinitas dan kebiasaan dari beberapa kelompok
dimana dia berada 
3. Keefektifan dalam bekerja 
 Dapat melakukan tugas sesuai dengan batas kemampuan 
 Pada saat menemui kegagalan, seseorang masih dapat bertahan sampai dia
menentukan apakah dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu atau tidak 
4. Konsep diri yang baik 
 Melihat diri dengan pendekatan yang ideal, sesuai kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan 
 Tingkat diri, kepercayaan diri yang beralasan akan menolong seseorang pada saat
mengalami stress. 
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Gangguan jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan
(volition,emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa
yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran social.
Berdasarkan 2 definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa
adalah suatu perubahan dalam fungsi jiwa baik itu dalam proses berpikir, kemauan
maupun tindakan yang mengakibatkan gangguan dalam peran sosial.

L.E Hinsie dan R. J Campbell dalam “Psychiatric Dictionary” merumuskan


pengertian rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan
vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara
maksimal dan untuk mempersiapkan pasien secara fisik, mental, sosial, dan vokasional
untuk kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuan kearah:
1). mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya;
2). Penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas yang maksimal;
3). Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan 
Rehabilitasi adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk kembali
pada tingkat fungsi setinggi mungkin. Biasanya bertujuan untuk mengembalikan pada
tingkat fungsi yang sama atau lebih tinggi daripada tingkat fungsi ketika sebelum sakit.
( Stuart dan Sundeen ) 
Menurut WHO 1882 rehabilitasi adalah suatu proses kompleks yang meliputi
berbagai disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial, edukasional, dan
vokasional yang terpadu untuk mempersiapkan, menyalurkan atau menempatkan dan
membina seseorang agar dapat kembali mencapai taraf kemampuan fungsional setinggi
mungkin. 
b. Tanda dan gejala gangguan jiwa
1) Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-
perbuatan yang terpaksa (Convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu
mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.
2) Gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar (mempersepsikan) sesuatu
bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting, membakar rumah,
padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya
tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang
sangat berat diarasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien bisa mendengar
sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
menurut orang lain.
1) Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah membuat
keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi, mandi, merawat
diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.
2) Gangguan emosi: klien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham
kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang
kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis,
tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.
3) Gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan yang
berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat,
melakukan apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang disuruh, diam lama
tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.(Yosep, 2007)
B. Rehabilitasi Gangguan Jiwa
a. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan
vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang
optimal serta mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan vokasional untuk
suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuannya (Nasution, 2006).
b. Tujuan Rehabilitasi
Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri yaitu mencapai perbaikan
fisik dan mental sebesarbesarnya, penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas
maksimal dan penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial sehingga
bisa berfungsi sebagai anggota masyarakat yang mandiri dan berguna
c. Tahapan Rehabilitasi
Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;
1. Tahap persiapan
a) Orientasi.
Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan mencari bimbingan seorang
yang professional. Perawat menolong klien untuk mengenali dan memahami
masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya.
b) Identifikasi
Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan klien serta membantu klien
seiring penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman dan memberi
orientasi positif akan perasaan dan kepribadiannya serta memberi kebutuhan
yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan
Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini klien menerima secara
penuh nilai-nilai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan
(Relationship). Tujuan baru yang akan dicapai melalui usaha personal dapat
diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien ketika klien menunda rasa puasnya
untuk mencapai bentuk baru dari apa yang dirumuskan
3. Tahap pengawasan
Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.Tujuan baru dimunculkan dan
secara bertahap tujuan lama dihilangkan. Ini adalah proses dimana klien
membebaskan dirinnya dari ketergantungan terhadap orang lain
d. Jenis Kegiatan Rehabilitasi
Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial pada
klien gangguan jiwa yaitu:
1. Orientation
Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap realita yang
lebih baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman klien
terhadap waktu, tempat atau maksud/ tujuan, sedangkan kesadaran dapat dikuatkan
melalui interaksi dan aktifitas pada semua klien.
2. Assertion
Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan tepat. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mendorong klien dalam mengekspresikan diri
secara efektif dengan tingkah laku yang yang dapat diterima masyarakat melalui
kelompok pelatihan asertif, kelompok klien dengan kemampuan fungsional yang
rendah atau kelompok interaksi klien.
3. Accuption
Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya diri dan berprestasi
melalui keterampilan membuat kerajinan tangan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan aktifitas klien dalam bentuk kegiatan sederhana seperti teka- teki
(sebagai aktivitas yang bertujuan) mengembangkan keterampilan fisik seperti
menyulam. Membuat bunga, melukis dan meningkatkan manfaat interaksi sosial.
4. Recreation
Recreation adalah kemampuan menggunakan dan membuat aktifitas yang
menyenangkan dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada klien untuk
mengikuti bermacam reaksi dan membantu klien menerapkan keterampilan yang
telah ia pelajari seperti:orientasi asertif, interaksi sosial, ketangkasan fisik. Contoh
aktifitas relaksasi seperti permainan kartu, menebak kata dan jalan- jalan,
memelihara binatang, memelihara tanaman, sosio- drama, bermain musik dan lain-
lain.
C. Tim dalam pelaksanaan Rehabilitasi
Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh multiprofesi yang terdiri dari dokter, perawat,
psikologi, sosial worker serta okupasi therapist yang memiliki peran dan fungsi masing-
masing. Dokter memberikan terapi somatik, psikolog melakukan pemilahan klien
berdasarkan hasil psikotest, kemampuan serta minat klien, social worker menjadi
penghubung antara klien dengan keluarga dan lingkungan serta okupasi terapis
memberikan terapi kerja bagi pasien. Perawat sendiri mempunyai peran yang sangat
penting dalam pelaksanaan rehabilitasi baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan maupun
pengawasan. Sebagai sebuah team, perawat memberi peran yang sangat penting dalam
mengkoordinasikan berbagai cara dan kerja yang dilakukan semua anggota team sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai antara klien dan team kesehatan sehingga rehabilitasi
berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam rehabilitasi gangguan jiwa tenaga perawat sebagai anggota tim kesehatan
dalam menjalankan peran dan fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif dan atau saling
tergantung dengan anggota tim kesehatan lain, untuk dapat berperan secara aktif dalam
memenuhi memberikan pelayanan kesehatan.
a. Pengertian peran
Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu, keluarga
maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam sistem pelayanan
kesehatan (Kusnanto, 2005)
b. Peran perawat pada rehabilitasi
1. Pada tahap persiapan
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa
 Peran stranger (orang yang tidak dikenal).
Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien bertemu mereka belum
saling mengetahui maka klien diperlakukan secara biasanya. Klien akan
memerlukan dan mencari bimbingan seorang yang professional. Perawat
menolong klien untuk mengenali dan memahami masalahnya dan menentukan
apa yang diperlukannya. Hal in dilakukan dengan cara Membina hubungan
saling percaya
 Perawat mengucapkan salam kepada klien
 Bersikap terbuka dengan mendengarkan apa yang klien sampaikan
 Memanggil klien dengan nama yang disukai
 Menyapa klien dengan ramah
 Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa yang
klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam
menerima dan menggunakan informasi. Perawat memberikan jawaban dari
pertanyaan–pertanyaan yang spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi
yang dijalani oleh klien dan menginterpretasikan kepada klien dan keluarga
bagaimana cara perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah
dilakukan rehabilitasi.
c. Peran wali/pendamping
Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap dan tingkah laku perawat
menciptakan suatu perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif dan muncul
dari hubungan sebelumnya.
d. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.
Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang kooperatif dan
partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan
rehabilitasi dengan mengkomunikasikan tim rehabilitasi tentang jadwal dan jenis
kegiatan rehabilitasi yang dilaksanakan klien untuk kelangsungan perawatan secara
berkesinambungan
e. Peran pelaksana
Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan medis yang diperlukan.

2. Pada tahap pelaksanaan


Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter Perry
(2005) yaitu :
 Peran pelaksana
1) Membimbing/mengajarkan klien jenis kegiatan rehabilitasi sesuai dengan
kemampuan klien
2) Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan rehabilitasi
3) Memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam melaksanakan kegiatan
rehabilitasi
4) Memberikan dukungan jika klien belum bisa menyelesaikan kegiatan rehabilitasi
sesuai rencana
 Peran wali/pendamping
Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali dirinya dengan sosok yang ia
bayangkan dengan mendampingi klien selama kegiatan rehabilitasi.
 Tahap pengawasan dan evaluasi
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter Perry
(2005) yaitu :
1. Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa yang klien
tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam menerima
dan menggunakan informasi. Perawat memberikan jawaban dari pertanyaan–
pertanyaan yang spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani
oleh klien dan menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.
2. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.
Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang kooperatif
dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dalanm hal ini dengan sosial worker untuk untuk home
visite jika klien sudah kooperatif dan direncanakan akan dilakukan pemulangan
ke rumah.
3. Peran pelaksana
Melakukan dokumentasi dengan menerapkan prinsip dokumen

Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi kesehatan jiwa menurut Anthoni (1980)
Fisik Emosional Intelektual
KETERAMPILAN HIDUP  Hub antar manusia Pengelolaan uang
Higiene personal Kontrol diri Penetapan tujuan
Kebugaran fisik Penghargaan yang Pengembangan masalah
Penggunaan angkutan umum selektif Penggunaan sumber-
Memasak Reduksi stigma sumber komunitas
Belanja Penyelesaian masalah
Kebersihan Keterampilan berbicara
Peran serta dalam olah raga
Penggunaan fasilitas rekreasi
KETERAMPILAN Kemampuan berbicara Membaca
BELAJAR  Mengajukan pertanyaan Menulis
Dapat tenang Menjawab dengan Keterampilan Belajar
Memberikan perhatian sukarela Aktivitas hobi
Tetap duduk Mengikuti petunjuk Mengetik
Mengamati Meminta pengarahan
Ketepatan waktu Mendengarkan
KETERAMPILAN Wawancara bekerja Pemenuhan syarat kerja
BEKERJA Pembuatan keputusan Pencariaan kerja
Ketepatan waktu Hubungan antar Tugas pekerjaan
Penggunaan alat kerja manusia spesifik.
Kekuatan pekerjaan  Kontrol diri
angkutan pekerjaan Mempertahankan
Tugas pekerjaan spesifik pekerjaan
Tugas pekerjaan
spesifik
DAFTAR PUSTAKA

Guze, B., Richeimer, S., dan Siegel, D.J. (2000). The Handbook of Psychiatry

Hamid.(2007). Buku Ajar Riset Keperawatan.Jakrta : EGC.

Hawari.(2001). Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI: Jakarta

Keliat, B.A. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua. Jakarta : EGC.

Keliat & Akemat (2004). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai