Anda di halaman 1dari 11

Keperawatan Jiwa, 2019

Universitas Sari Mutiara Indonesia

Terapi Rehabilitasi Pasien Gangguan Jiwa

Jek Amidos Pardede


Program Studi Ners Universitas Sari Mutiara Indonesia

Abstrak

Rehabilitasi merupakan suatu proses yang memungkinkan individu untuk kembali pada tingkat
fungsi setinggi mungkin. Biasanya bertujuan untuk mengembalikan pada tingkat fungsi yang
sama atau lebih tinggi daripada tingkat fungsi ketika sebelum sakit. Perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan metode ilmiah berupa proses
keperawatan, berinteraksi dengan klien baik individu, keluarga maupun masyarakat
untuk mencapai kemandirian klien. Salah satu asuhan keperawatan dalam
memandirikan klien adalah dengan program rehabilitasi sesuai dengan pengertian
rehabilitasi pasien jiwa yang dirumuskan dalam Rapat Kerja Nasional Kesehatan Jiwa

BAB I
DASAR KEPERAWATAN JIWA

Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan metode


ilmiah berupa proses keperawatan, berinteraksi dengan klien baik individu,
keluarga maupun masyarakat untuk mencapai kemandirian klien. Salah satu asuhan
keperawatan dalam memandirikan klien adalah dengan program rehabilitasi sesuai
dengan pengertian rehabilitasi pasien jiwa yang dirumuskan dalam Rapat Kerja
Nasional Kesehatan Jiwa (1970) dan disempurnakan oleh Badan Koordinasi
Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa adalah”… Usaha untuk mengembalikan pasien
ke masyarakat untuk menjadikannya sebagai warga yang berswasembada (mandiri)
dan berguna.
Pada penyuluhan kesehatan terdapat empat tingkat intervensi:yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran individu, keluarga, kelompok /masyarakat tentang
masalah dan peristiwa yang berhubungan dengan sehat dan sakit sesuai tugas
perkembangan normal
2. Meningkatkan pemahaman seseorang tentang dimensi stressor yang
potensial, kemungkinan hasil (baik adaptif maupun maladaptif) dan alternatif
respon koping
3. Meningkatkan pengetahuan seseorang dimana dan bagaimana memperoleh
sumber yang dibutuhkan
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

4. Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah individu dan kelompok,


keterampilan interpersonal, toleransi terhadap stress dan frustasi, motivasi ,
harapan dan harga diri

Sehat Jiwa / Mental Menurut APA ( The Mental Psychiatric Association (APA)
(1880): Sehat jiwa atau mental adalah “… Keberhasilan yang terus menerus pada
saat bekerja, mencintai dan mencipta dengan kepastian yang matang, dan solusi
yang fleksibel terhadap konflik yang muncul antara insting, konsekwensi
kepentingan orang lain dan realitas. “ Menurut Townsend sehat jiwa / mental
dipandang sebagai adaptasi yang berhasil terhadap stressor yang muncul dari
lingkungan internal/eksternal, yang ditunjukkan dengan pikiran, perasaan dan
tingkah laku yang sesuai dengan usia dan norma lokal dan kultural Indikasi
sehat jiwa/mental:

1. Bahagia
• Menemukan kehidupan yang dinikmati

• Dapat melihat obyek orang dan aktivitas yang memungkinkan mereka


memenuhi dan mendapatkan kebutuhannya sendiri
2. Kontrol terhadap prilaku
• Dapat mengenal dan mengetahui batasan dari tingkah laku
• Dapat berespon terhadap aturan rutinitas dan kebiasaan dari beberapa
kelompok dimana dia berada
3. Keefektifan dalam bekerja
• Dapat melakukan tugas sesuai dengan batas kemampuan
• Pada saat menemui kegagalan, seseorang masih dapat bertahan sampai dia
menentukan apakah dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu atau tidak
4. Konsep diri yang baik
• Melihat diri dengan pendekatan yang ideal, sesuai kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan
• Tingkat diri, kepercayaan diri yang beralasan akan menolong seseorang pada
saat mengalami stress.
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

BAB II
TERAPI REHABILITASI

A. Gangguan jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
kemauan (volition,emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran social.
Berdasarkan 2 definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan
jiwa adalah suatu perubahan dalam fungsi jiwa baik itu dalam proses
berpikir, kemauan maupun tindakan yang mengakibatkan gangguan dalam
peran sosial. L.E Hinsie dan R. J Campbell dalam “Psychiatric Dictionary”
merumuskan pengertian rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian
psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi
dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk mempersiapkan pasien
secara fisik, mental, sosial, dan vokasional untuk kehidupan penuh sesuai
dengan kemampuan dan ketidakmampuan kearah:
1). mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya;
2). Penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas yang
maksimal; 3). Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan sosial
secara memuaskan
Rehabilitasi adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
kembali pada tingkat fungsi setinggi mungkin. Biasanya bertujuan untuk
mengembalikan pada tingkat fungsi yang sama atau lebih tinggi daripada
tingkat fungsi ketika sebelum sakit. (Stuart dan Sundeen )
Menurut WHO 1882 rehabilitasi adalah suatu proses kompleks yang
meliputi berbagai disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial,
edukasional, dan vokasional yang terpadu untuk mempersiapkan,
menyalurkan atau menempatkan dan membina seseorang agar dapat kembali
mencapai taraf kemampuan fungsional setinggi mungkin.

b. Tanda dan gejala gangguan jiwa


Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

1) Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas,


perbuatan- perbuatan yang terpaksa (Convulsive), hysteria, rasa lemah,
tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.
2) Gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar (mempersepsikan)
sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting,
membakar rumah, padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan
suara tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu
sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat diarasakan. Hal ini sering
disebut halusinasi, klien bisa mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau
merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
1) Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah
membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi,
mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan.
2) Gangguan emosi: klien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham
kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha,
orang kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat
sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri
hidupnya.
3) Gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan yang
berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-
loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang
disuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.(Yosep,
2007).

B. Rehabilitasi Gangguan Jiwa


a. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan
vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
yang optimal serta mempersiapkan klien secara fisik, mental, sosial dan
vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuannya
(Nasution, 2006).
b. Tujuan Rehabilitasi
Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri yaitu mencapai
perbaikan fisik dan mental sebesar-besarnya, penyaluran dalam pekerjaan
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

dengan kapasitas maksimal dan penyesuaian diri dalam hubungan


perseorangan dan sosial sehingga bisa berfungsi sebagai anggota masyarakat
yang mandiri dan berguna
c. Tahapan Rehabilitasi
Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;
1. Tahap persiapan
a) Orientasi.
Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan mencari bimbingan
seorang yang professional. Perawat menolong klien untuk mengenali
dan memahami masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya.
b) Identifikasi
Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan klien serta
membantu klien seiring penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah
pengalaman dan memberi orientasi positif akan perasaan dan
kepribadiannya serta memberi kebutuhan yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan
Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini klien menerima
secara penuh nilai-nilai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah
hubungan (Relationship). Tujuan baru yang akan dicapai melalui usaha
personal dapat diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien ketika klien
menunda rasa puasnya untuk mencapai bentuk baru dari apa yang
dirumuskan

3. Tahap pengawasan

Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.Tujuan baru dimunculkan


dan secara bertahap tujuan lama dihilangkan. Ini adalah proses dimana
klien membebaskan dirinnya dari ketergantungan terhadap orang lain

d. Jenis Kegiatan Rehabilitasi


Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial
pada klien gangguan jiwa yaitu:
1. Orientation
Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

realita yang lebih baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan


pemahaman klien terhadap waktu, tempat atau maksud/ tujuan, sedangkan
kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada semua klien.
2. Assertion
Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan
tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong klien dalam
mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang yang dapat
diterima masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif, kelompok klien
dengan kemampuan fungsional yang rendah atau kelompok interaksi
klien.
3. Accuption
Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya diri dan
berprestasi melalui keterampilan membuat kerajinan tangan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan aktifitas klien dalam bentuk kegiatan
sederhana seperti teka- teki (sebagai aktivitas yang bertujuan)
mengembangkan keterampilan fisik seperti menyulam. Membuat bunga,
melukis dan meningkatkan manfaat interaksi sosial.
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

4. Recreation
Recreation adalah kemampuan menggunakan dan membuat aktifitas yang
menyenangkan dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada klien
untuk mengikuti bermacam reaksi dan membantu klien menerapkan
keterampilan yang telah ia pelajari seperti:orientasi asertif, interaksi sosial,
ketangkasan fisik. Contoh aktifitas relaksasi seperti permainan kartu,
menebak kata dan jalan- jalan, memelihara binatang, memelihara tanaman,
sosio- drama, bermain musik dan lain- lain.

C. Tim dalam pelaksanaan Rehabilitasi


Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh multiprofesi yang terdiri dari dokter,
perawat, psikologi, sosial worker serta okupasi therapist yang memiliki peran
dan fungsi masing- masing. Dokter memberikan terapi somatik, psikolog
melakukan pemilahan klien berdasarkan hasil psikotest, kemampuan serta minat
klien, social worker menjadi penghubung antara klien dengan keluarga dan
lingkungan serta okupasi terapis memberikan terapi kerja bagi pasien. Perawat
sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan rehabilitasi
baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan maupun pengawasan. Sebagai sebuah
team, perawat memberi peran yang sangat penting dalam mengkoordinasikan
berbagai cara dan kerja yang dilakukan semua anggota team sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai antara klien dan team kesehatan sehingga rehabilitasi
berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam rehabilitasi gangguan jiwa tenaga perawat sebagai anggota tim
kesehatan dalam menjalankan peran dan fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif
dan atau saling tergantung dengan anggota tim kesehatan lain, untuk dapat
berperan secara aktif dalam memenuhi memberikan pelayanan kesehatan.
a. Pengertian peran
Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu,
keluarga maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam
sistem pelayanan kesehatan (Kusnanto, 2005)
b. Peran perawat pada rehabilitasi

1. Pada tahap persiapan


Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa


•Peran stranger (orang yang tidak dikenal).
Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien bertemu mereka belum saling
mengetahui maka klien diperlakukan secara biasanya. Klien akan memerlukan dan
mencari bimbingan seorang yang professional. Perawat menolong klien untuk
mengenali dan memahami masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya. Hal
ini dilakukan dengan cara membina hubungan saling percaya.

✓ Perawat mengucapkan salam kepada klien


✓ Bersikap terbuka dengan mendengarkan apa yang klien sampaikan
✓ Memanggil klien dengan nama yang disukai
✓ Menyapa klien dengan ramah
• Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan
minatnya dalam menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang spesifik
meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.
c. Peran wali/pendamping
Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap dan tingkah laku
perawat menciptakan suatu perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat
reaktif dan muncul dari hubungan sebelumnya.
d. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.
Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang kooperatif
dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dengan mengkomunikasikan tim rehabilitasi tentang
jadwal dan jenis kegiatan rehabilitasi yang dilaksanakan klien untuk
kelangsungan perawatan secara berkesinambungan
e. Peran pelaksana
Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan medis yang
diperlukan.
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

2.Pada tahap pelaksanaan


Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter
Perry (2005) yaitu :
• Peran pelaksana
1) Membimbing/mengajarkan klien jenis kegiatan rehabilitasi
sesuai dengan kemampuan klien
2) Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan rehabilitasi

3) Memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam melaksanakan


kegiatan rehabilitasi
4) Memberikan dukungan jika klien belum bisa menyelesaikan kegiatan
rehabilitasi sesuai rencana
• Peran wali/pendamping
Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali dirinya dengan sosok
yang ia bayangkan dengan mendampingi klien selama kegiatan rehabilitasi.
• Tahap pengawasan dan evaluasi
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam
Potter Perry (2005) yaitu :
1. Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan
minatnya dalam menerima dan menggunakan informasi. Perawat
memberikan jawaban dari pertanyaan– pertanyaan yang spesifik
meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara
perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

2. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.


Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang kooperatif
dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dalanm hal ini dengan sosial worker untuk untuk
home visite jika klien sudah kooperatif dan direncanakan akan dilakukan
pemulangan ke rumah.
3. Peran pelaksana
Melakukan dokumentasi dengan menerapkan prinsip dokumen

Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi kesehatan jiwa menurut Anthoni
(1980)

Fisik Emosional Intelektual


KETERAMPILAN HIDUP Hub antar manusia Pengelolaan uang

Memasak Belanja Reduksi stigma sumber komunitas


Kebersihan Penyelesaian masalah
Peran serta dalam olah raga Keterampilan berbicara
Penggunaan fasilitas rekreasi

KETERAMPILAN Kemampuan berbicara Membaca Menulis


BELAJAR Mengajukan pertanyaan Keterampilan Belajar
Dapat tenang Menjawab dengan Aktivitas hobi Mengetik
Memberikan perhatian sukarela
Tetap duduk Mengamati Mengikuti petunjuk
Ketepatan waktu Meminta pengarahan
Mendengarkan
Higiene personal Kontrol diri Penetapan tujuan
Kebugaran fisik Penghargaan yang Pengembangan masalah
Penggunaan angkutan umum selektif Penggunaan sumber-
Keperawatan Jiwa, 2019
Universitas Sari Mutiara Indonesia

KETERAMPILAN Wawancara bekerja Pemenuhan syarat kerja


BEKERJA Pembuatan keputusan Pencariaan kerja
Ketepatan waktu Hubungan antar Tugas pekerjaan
Penggunaan alat kerja manusia spesifik.
Kekuatan pekerjaan Kontrol diri
angkutan pekerjaan Mempertahankan pekerjaan
Tugas pekerjaan spesifik Tugas pekerjaan
spesifik

DAFTAR PUSTAKA

Guze, B., Richeimer, S., dan Siegel, D.J. The Handbook of Psychiatry. 2000

Hamid. Buku Ajar Riset Keperawatan.Jakrta : EGC.2007

Hawari. Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI: Jakarta.2001

Keliat, B.A. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua. Jakarta : EGC. 2005

Keliat & Akemat. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. 2004

Anda mungkin juga menyukai