Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN JIWA 1

MENDESAIN TERAPI PSIKOSOSIAL

"REHABILITASI"

Dosen Pengampu : Ns. Fransiska Haryati, S. Kep., M. Si

Disusun oleh :

1. Hanif Abdulhadi

2. Ira Anton

3. Maulida Lusiana

4. Mirnawati Marbun

5. Putri Agus Rina

6. Resty Rizqiah Nur'aini

7. Seto Damar Faqih

8. Silvi Toriyani

9. Sridevi Mutobibah

10. Tiara Amanda


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten


Jl. Rawa Buntu No. 10 BSD City – Serpong 15318

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat dan kasih karunia Nya kepada kami,
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa juga, kami mengucapkan
trimakasih kepada seluruh perawat jiwa yang telah berpartisipasi dalam aktivitas terapi
rehabilitasi gangguann jiwa khusus Skizofrenia.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku
ajar ini bertujuan untuk memberikan gambaran terapi rehabilitas pasien gangguan jiwa, untuk itu
kami sangat mengharapkan membaca buku ajar ini. Akhir kata semoga buku ajar ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya,
Terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I
DASAR KEPERAWATAN JIWA

Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan metode ilmiah berupa
proses keperawatan, berinteraksi dengan klien baik individu, keluarga maupun masyarakat untuk
mencapai kemandirian klien. Salah satu asuhan keperawatan dalam memandirikan klien adalah
dengan program rehabilitasi sesuaidengan pengertian rehabilitasi pasien jiwa yang dirumuskan
dalam Rapat Kerja Nasional Kesehatan Jiwa (1970) dan disempurnakan oleh Badan Koordinasi
Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa adalah”… Usaha untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat untuk menjadikannya sebagai warga yang berswasembada (mandiri) dan berguna.

Pada penyuluhan kesehatan terdapat empat tingkat intervensi:yaitu:


1. Meningkatkan kesadaran individu, keluarga, kelompok /masyarakat tentang masalah dan
peristiwa yang berhubungan dengan sehat dan sakit sesuai tugasperkembangan normal
2. Meningkatkan pemahaman seseorang tentang dimensi stressor yangpotensial, kemungkinan
hasil (baik adaptif maupun maladaptif) dan alternatifrespon koping
3. Meningkatkan pengetahuan seseorang dimana dan bagaimana memperolehsumber yang
dibutuhkan.
4. Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah individu dan kelompok,keterampilan
interpersonal, toleransi terhadap stress dan frustasi, motivasi ,harapan dan harga diri

Sehat Jiwa / Mental Menurut APA ( The Mental Psychiatric Association (APA)(1880):
Sehat jiwa atau mental adalah “… Keberhasilan yang terus menerus pada saat bekerja, mencintai
dan mencipta dengan kepastian yang matang, dan solusi yang fleksibel terhadap konflik yang
muncul antara insting, konsekwensi kepentingan orang lain dan realitas. “ Menurut Townsend
sehat jiwa / mental dipandang sebagai adaptasi yang berhasil terhadap stressor yang muncul dari
lingkungan internal/eksternal, yang ditunjukkan dengan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang
sesuai dengan usia dan norma lokal dan kultural Indikasi sehat jiwa/mental:
1. Bahagia

• Menemukan kehidupan yang dinikmati

• Dapat melihat obyek orang dan aktivitas yang memungkinkan mereka memenuhi dan
mendapatkan kebutuhannya sendiri
2. Kontrol terhadap prilaku

• Dapat mengenal dan mengetahui batasan dari tingkah laku

• Dapat berespon terhadap aturan rutinitas dan kebiasaan dari beberapa kelompok dimana dia
berada
3. Keefektifan dalam bekerja
• Dapat melakukan tugas sesuai dengan batas kemampuan
• Pada saat menemui kegagalan, seseorang masih dapat bertahan sampai dia menentukan apakah
dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu atau tidak
4. Konsep diri yang baik
• Melihat diri dengan pendekatan yang ideal, sesuai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
• Tingkat diri, kepercayaan diri yang beralasan akan menolong seseorang pada saat mengalami
stress.
BAB II
TERAPI REHABILITASI

A. Gangguan jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition,emosi
(affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000)
adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
social.

Berdasarkan 2 definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa adalah suatu
perubahan dalam fungsi jiwa baik itu dalam proses berpikir, kemauan maupun tindakan yang
mengakibatkan gangguan dalam peran sosial. L.E Hinsie dan R. J Campbell dalam “Psychiatric
Dictionary” merumuskan pengertian rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian
psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
secara maksimal dan untuk mempersiapkan pasiensecara fisik, mental, sosial, dan vokasional
untuk kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuan kearah:

1). mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya;


2). Penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas yang
maksimal.

3). Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan

Rehabilitasi adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk kembali pada tingkat
fungsi setinggi mungkin. Biasanya bertujuan untuk mengembalikan pada tingkat fungsi yang
sama atau lebih tinggi dari pada tingkat fungsi ketika sebelum sakit. ( Stuart dan Sundeen )

Menurut WHO 1882 rehabilitasi adalah suatu proses kompleks yang meliputi berbagai
disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial, edukasional, dan vokasional yang
terpadu untuk mempersiapkan, menyalurkan atau menempatkan dan membina seseorang agar
dapat kembali mencapai taraf kemampuan fungsional setinggi mungkin.

b. Tanda dan gejala gangguan jiwa


1) Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan- perbuatan yang
terpaksa (Convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran
buruk.
2) Gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar (mempersepsikan) sesuatu bisikan yang
menyuruh membunuh, melempar, naik genting, membakar rumah, padahal orang di sekitarnya
tidak mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri
individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat diarasakan. Hal ini sering disebut
halusinasi, klien bisa mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang
sebenarnya tidak ada menurut orang lain seperti:
1. Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susahmembuat keputusan
atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga
terlihat kotor, bau dan acak-acakan.
2. Gangguan emosi: klien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham kebesaran). Klien
merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan Bung karno tetapi di
lain waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin
mengakhiri hidupnya.
3. Gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan yang berlebihan naik ke
atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan apa-apa yang tidak
disuruh atu menentang apa yangdisuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.
(Yosep,2007)
B. RehabilitasiGangguanJiwa
a. Pengertian Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional
sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal serta mempersiapkan
klien secara fisik, mental, sosial dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan
kemampuannya (Nasution, 2006).
b. Tujuan Rehabilitasi

Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri yaitu mencapai perbaikan fisik
dan mental sebesar-besarnya, penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas maksimal dan
penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial sehingga bisa berfungsi sebagai
anggota masyarakat yang mandiri dan berguna
c. Tahapan Rehabilitasi
Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;
1. Tahap persiapan
a) Orientasi.

Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan mencari bimbinganseorang yang
professional. Perawat menolong klien untuk mengenali dan memahami masalahnya dan
menentukan apa yang diperlukannya.
b) Identifikasi

Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan klien serta membantu klien seiring
penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman dan memberi orientasi positif akan
perasaan dan kepribadiannya serta memberi kebutuhan yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan

Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini klien menerima secara penuh nilai-
nilai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan (Relationship). Tujuan baru yang
akan dicapai melalui usaha personal dapat diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien ketika
klien menunda rasa puasnya untuk mencapai bentuk baru dari apa yang dirumuskan.
3. Tahap pengawasan

Tahap pengawasan perawat melakukan resolusi.Tujuan baru dimunculkan dan secara


bertahap tujuan lama dihilangkan. Ini adalah proses dimana klien membebaskan dirinnya dari
ketergantungan terhadap orang lain.

d. Jenis Kegiatan Rehabilitasi

Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial pada klien
gangguan jiwa yaitu:
1. Orientation

Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap realita yang lebih
baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman klien terhadap waktu, tempat
atau maksud/ tujuan, sedangkan kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada
semua klien.
2. Assertion

Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan tepat. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mendorong klien dalam mengekspresikan diri secara efektif dengan
tingkah laku yang yang dapat diterima masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif, kelompok
klien dengan kemampuan fungsional yang rendah atau kelompok interaksi
klien.
3. Accuption

Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya diri dan berprestasi melalui
keterampilan membuat kerajinan tangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
aktifitas klien dalam bentuk kegiatan sederhana seperti teka- teki (sebagai aktivitas yang
bertujuan) mengembangkan keterampilan fisik seperti menyulam. Membuat bunga, melukis dan
meningkatkan manfaat interaksi sosial.
4. Recreation

Recreation adalah kemampuan menggunakan dan membuat aktifitas yang menyenangkan


dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada klien untuk mengikuti bermacam reaksi dan
membantu klien menerapkan keterampilan yang telah ia pelajari seperti:orientasi asertif,
interaksi sosial,ketangkasan fisik. Contoh aktifitas relaksasi seperti permainan kartu, menebak
kata dan jalan- jalan, memelihara binatang, memelihara tanaman, sosio- drama, bermain musik
dan lain- lain.

C. Tim dalam pelaksanaan Rehabilitasi

Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh multiprofesi yang terdiri dari dokter,perawat,


psikologi, sosial worker serta okupasi therapist yang memiliki peran dan fungsi masing- masing.
Dokter memberikan terapi somatik, psikolog melakukan pemilahan klien berdasarkan hasil
psikotest, kemampuan serta minat klien, social worker menjadi penghubung antara klien dengan
keluarga dan lingkungan serta okupasi terapis memberikan terapi kerja bagi pasien. Perawat
sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan rehabilitasi baik dalam tahap
persiapan, pelaksanaan maupun pengawasan. Sebagai sebuah team, perawat memberi peran yang
sangat penting dalam mengkoordinasikan berbagai cara dan kerja yang dilakukan semua anggota
team sesuai dengan tujuan yang akan dicapai antara klien dan team kesehatan sehingga
rehabilitasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Dalam rehabilitasi gangguan jiwa tenaga
perawat sebagai anggota tim kesehatan dalam menjalankan peran dan fungsinya bersifat mandiri,
kolaboratif dan atau saling tergantung dengan anggota tim kesehatan lain, untuk dapat berperan
secara aktif dalam memenuhi memberikan pelayanan kesehatan.
a. Pengertian peran

Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu, keluarga
maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam sistem pelayanan kesehatan
(Kusnanto, 2005)
b. Peran perawat pada rehabilitasi
1. Pada tahap persiapan

peran perawat pada klien dengan gangguan jiwa

 Peran stanger (orang yang tidak dikenal)

Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien bertemu mereka belum saling
mengetahui maka klien diperlakukan secara biasanya. Klien akan memerlukan dan
mencari bimbingan seorang yang professional. Perawat menolong klien untuk mengenali
dan memahami masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya. Hal ini dilakukan
dengan cara membina hubungan saling percaya.

1. Perawat mengucapkan salam kepada klien

2. Bersikap terbuka dengan mendengarkan apa yang klien sampaikan

3. Memanggil klien dengan nama yang disukai

4. Menyapa klien dengan ramah

• Peran pendidik

Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa yang klien tidak
ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam menerima dan
menggunakan informasi. Perawat memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang
spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara perawatan klien dan
rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan rehabilitasi.

c. Peran wali/pendamping

Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap dan tingkah laku perawat
menciptakan suatu perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif dan muncul
dari hubungan sebelumnya.

d. Peran Kepemimpinan/manajer kasus.


Membantu klien mengerjakan tugas-tugas melalui hubungan yang kooperatif dan
partisipasi aktif yang demokratis antar tim kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan
rehabilitasi dengan mengkomunikasikan tim rehabilitasi tentang jadwal dan jenis
kegiatan rehabilitasi yang dilaksanakan klien untuk kelangsungan perawatan secara
berkesinambungan

e. Peran pelaksana

Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan medis yang diperlukan.

2. Pada Tahap Pelaksanaan

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter Perry
(2005) yaitu :

• Peran pelaksana

1. Membimbing/mengajarkan klien jenis kegiatan rehabilitasi sesuai dengan kemampuan


klien

2. Mengobservasi perilaku klien selama kegiatan rehabilitasi

3. Memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi

4. Memberikan dukungan jika klien belum bisa menyelesaikan kegiatan rehabilitasi


sesuai rencana

• Peran wali/pendamping

Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali dirinya dengan sosok yang ia
bayangkan dengan mendampingi klien selama kegiatan rehabilitasi.

• Tahap pengawasan dan evaluasi

Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter Perry
(2005) yaitu :
1. Peran pendidik Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam
menerima dan menggunakan informasi. Perawat memberikan jawaban dari
pertanyaan– pertanyaan yang spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang
dijalani oleh klien dan menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana
cara perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.

2. Peran Kepemimpinan/manajer kasus. Membantu klien mengerjakan tugas-tugas


melalui hubungan yang kooperatif dan partisipasi aktif yang demokratis antar tim
kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi dalanm hal ini dengan sosial
worker untuk untuk home visite jika klien sudah kooperatif dan direncanakan akan
dilakukan pemulangan ke rumah.

3. Peran pelaksana Melakukan dokumentasi dengan menerapkan prinsip dokumen.

Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi kesehatan jiwa menurut


Anthoni (1980)

Fisik Emosional Intelektual

Keterampilan hidup Hubungan antar manusia Pengolahan uang

Hygiene personal Control diri Penetapan tujuan

Kebugaran fisik Penghargaan yang selektif Pengembangan masalah

Penggunaan angkutan Reduksi stigma Penggunaan sumber


umum sumber komunitas
Penyelesaian masalah
Memasak belanja
Keterampilan berbicara
Kebersihan

Peran serta dalam


olahraga
Penggunaan fasilitas
rekreasi

Keterampilan belajar Kemampuan berbicara Membaca menulis

Dapat tenang Mengajukan pertanyaan Keterampilan belajar

Memberikan perhatian Menjawab dengan sukarela Aktivitas hobi mengetik

Tetap duduk mengamati Mengikuti petunjuk

Ketepatan waktu Meminta pengarahan

Mendengarkan

Keterampilan bekerja Wawancara bekerja Pemenuhan syarat kerja

Ketepatan waktu Pembuatan keputusan Pencarian kerja

Penggunaan alat kerja Hubungan antar manusia Tugas pekerjaan spesifik

Kekuatan pekerjaan Control diri


angkutan pekerjaan
Mempertahankan
Tugas pekerjaan spesifik pekerjaan

Tugas pekerjaan spesifik

Anda mungkin juga menyukai