"REHABILITASI"
Disusun oleh :
1. Hanif Abdulhadi
2. Ira Anton
3. Maulida Lusiana
4. Mirnawati Marbun
8. Silvi Toriyani
9. Sridevi Mutobibah
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat dan kasih karunia Nya kepada kami,
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa juga, kami mengucapkan
trimakasih kepada seluruh perawat jiwa yang telah berpartisipasi dalam aktivitas terapi
rehabilitasi gangguann jiwa khusus Skizofrenia.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku
ajar ini bertujuan untuk memberikan gambaran terapi rehabilitas pasien gangguan jiwa, untuk itu
kami sangat mengharapkan membaca buku ajar ini. Akhir kata semoga buku ajar ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya,
Terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I
DASAR KEPERAWATAN JIWA
Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan metode ilmiah berupa
proses keperawatan, berinteraksi dengan klien baik individu, keluarga maupun masyarakat untuk
mencapai kemandirian klien. Salah satu asuhan keperawatan dalam memandirikan klien adalah
dengan program rehabilitasi sesuaidengan pengertian rehabilitasi pasien jiwa yang dirumuskan
dalam Rapat Kerja Nasional Kesehatan Jiwa (1970) dan disempurnakan oleh Badan Koordinasi
Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa adalah”… Usaha untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat untuk menjadikannya sebagai warga yang berswasembada (mandiri) dan berguna.
Sehat Jiwa / Mental Menurut APA ( The Mental Psychiatric Association (APA)(1880):
Sehat jiwa atau mental adalah “… Keberhasilan yang terus menerus pada saat bekerja, mencintai
dan mencipta dengan kepastian yang matang, dan solusi yang fleksibel terhadap konflik yang
muncul antara insting, konsekwensi kepentingan orang lain dan realitas. “ Menurut Townsend
sehat jiwa / mental dipandang sebagai adaptasi yang berhasil terhadap stressor yang muncul dari
lingkungan internal/eksternal, yang ditunjukkan dengan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang
sesuai dengan usia dan norma lokal dan kultural Indikasi sehat jiwa/mental:
1. Bahagia
• Dapat melihat obyek orang dan aktivitas yang memungkinkan mereka memenuhi dan
mendapatkan kebutuhannya sendiri
2. Kontrol terhadap prilaku
• Dapat berespon terhadap aturan rutinitas dan kebiasaan dari beberapa kelompok dimana dia
berada
3. Keefektifan dalam bekerja
• Dapat melakukan tugas sesuai dengan batas kemampuan
• Pada saat menemui kegagalan, seseorang masih dapat bertahan sampai dia menentukan apakah
dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan itu atau tidak
4. Konsep diri yang baik
• Melihat diri dengan pendekatan yang ideal, sesuai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
• Tingkat diri, kepercayaan diri yang beralasan akan menolong seseorang pada saat mengalami
stress.
BAB II
TERAPI REHABILITASI
A. Gangguan jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition,emosi
(affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000)
adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
social.
Berdasarkan 2 definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa adalah suatu
perubahan dalam fungsi jiwa baik itu dalam proses berpikir, kemauan maupun tindakan yang
mengakibatkan gangguan dalam peran sosial. L.E Hinsie dan R. J Campbell dalam “Psychiatric
Dictionary” merumuskan pengertian rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian
psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
secara maksimal dan untuk mempersiapkan pasiensecara fisik, mental, sosial, dan vokasional
untuk kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuan kearah:
3). Penyesuaian diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan
Rehabilitasi adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk kembali pada tingkat
fungsi setinggi mungkin. Biasanya bertujuan untuk mengembalikan pada tingkat fungsi yang
sama atau lebih tinggi dari pada tingkat fungsi ketika sebelum sakit. ( Stuart dan Sundeen )
Menurut WHO 1882 rehabilitasi adalah suatu proses kompleks yang meliputi berbagai
disiplin dan merupakan gabungan dari usaha medik, sosial, edukasional, dan vokasional yang
terpadu untuk mempersiapkan, menyalurkan atau menempatkan dan membina seseorang agar
dapat kembali mencapai taraf kemampuan fungsional setinggi mungkin.
Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional
sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri yang optimal serta mempersiapkan
klien secara fisik, mental, sosial dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan
kemampuannya (Nasution, 2006).
b. Tujuan Rehabilitasi
Maksud dan tujuan rehabilitasi klien mental dalam psikiatri yaitu mencapai perbaikan fisik
dan mental sebesar-besarnya, penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas maksimal dan
penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial sehingga bisa berfungsi sebagai
anggota masyarakat yang mandiri dan berguna
c. Tahapan Rehabilitasi
Upaya Rehabilitasi terdiri dari 3 tahap yaitu ;
1. Tahap persiapan
a) Orientasi.
Selama fase orientasi klien akan memerlukan dan mencari bimbinganseorang yang
professional. Perawat menolong klien untuk mengenali dan memahami masalahnya dan
menentukan apa yang diperlukannya.
b) Identifikasi
Perawat mengidentifikasi dan mengkaji perasaan klien serta membantu klien seiring
penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman dan memberi orientasi positif akan
perasaan dan kepribadiannya serta memberi kebutuhan yang diperlukan.
2. Tahap pelaksanaan
Perawat melakukan eksploitasi dimana selama fase ini klien menerima secara penuh nilai-
nilai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan (Relationship). Tujuan baru yang
akan dicapai melalui usaha personal dapat diproyeksikan, dipindah dari perawat ke klien ketika
klien menunda rasa puasnya untuk mencapai bentuk baru dari apa yang dirumuskan.
3. Tahap pengawasan
Abroms dalam Stuart (2006) menekankan 4 keterampilan penting psikososial pada klien
gangguan jiwa yaitu:
1. Orientation
Orientaton adalah pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap realita yang lebih
baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman klien terhadap waktu, tempat
atau maksud/ tujuan, sedangkan kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada
semua klien.
2. Assertion
Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan tepat. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mendorong klien dalam mengekspresikan diri secara efektif dengan
tingkah laku yang yang dapat diterima masyarakat melalui kelompok pelatihan asertif, kelompok
klien dengan kemampuan fungsional yang rendah atau kelompok interaksi
klien.
3. Accuption
Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya diri dan berprestasi melalui
keterampilan membuat kerajinan tangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
aktifitas klien dalam bentuk kegiatan sederhana seperti teka- teki (sebagai aktivitas yang
bertujuan) mengembangkan keterampilan fisik seperti menyulam. Membuat bunga, melukis dan
meningkatkan manfaat interaksi sosial.
4. Recreation
Peran perawat : merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh individu, keluarga
maupun masyarakat terhadap perawat sesuai kedudukannya dalam sistem pelayanan kesehatan
(Kusnanto, 2005)
b. Peran perawat pada rehabilitasi
1. Pada tahap persiapan
Hal yang pertama terjadi ketika perawat dan klien bertemu mereka belum saling
mengetahui maka klien diperlakukan secara biasanya. Klien akan memerlukan dan
mencari bimbingan seorang yang professional. Perawat menolong klien untuk mengenali
dan memahami masalahnya dan menentukan apa yang diperlukannya. Hal ini dilakukan
dengan cara membina hubungan saling percaya.
• Peran pendidik
Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa yang klien tidak
ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam menerima dan
menggunakan informasi. Perawat memberikan jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang
spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang dijalani oleh klien dan
menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana cara perawatan klien dan
rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan rehabilitasi.
c. Peran wali/pendamping
Klien menganggap perawat sebagai peran walinya. Sikap dan tingkah laku perawat
menciptakan suatu perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif dan muncul
dari hubungan sebelumnya.
e. Peran pelaksana
Memberikan obat sesuai dengan hasil kolaborasi dengan medis yang diperlukan.
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter Perry
(2005) yaitu :
• Peran pelaksana
• Peran wali/pendamping
Fungsi perawat disini membimbing klien mengenali dirinya dengan sosok yang ia
bayangkan dengan mendampingi klien selama kegiatan rehabilitasi.
Peran Perawat pada klien dengan gangguan jiwa menurut Peplau dalam Potter Perry
(2005) yaitu :
1. Peran pendidik Merupakan kombinasi dari seluruh peran dan selalu berasal dari apa
yang klien tidak ketahui dan dikembangkan dari keinginan dan minatnya dalam
menerima dan menggunakan informasi. Perawat memberikan jawaban dari
pertanyaan– pertanyaan yang spesifik meliputi segala hal tentang rehabilitasi yang
dijalani oleh klien dan menginterpretasikan kepada klien dan keluarga bagaimana
cara perawatan klien dan rencana perawatan selanjutnya setelah dilakukan
rehabilitasi.
Mendengarkan