Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI REHABILITASI

PENDEKATAN REHABILITASI

Dosen Pengampu : Ritna Sandri, S.Psi., M.Psi. Psi.

Kelompok 4:
Fina Santika Diana Putri (21090000012)
Fanesa Nitya Jatmika (21090000017)
Yuke Oktaviana (21090000030)
Nadia Bas (21090000044)
Jusri Ebinheiser Saduk (21090000152)
Nailul Faroh (21090000193)

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Pendekatan Rehabilitas,
Tugas makalah yang kami susun ini dibuat dengan maksud memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Rehabilitasi. Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada ibu Ritna Sandri,
S.Psi., M.Psi. Psi. selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi rehabilitasi yang telah
membimbing kami.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik
maupun saran diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk lebih menyempurnakan
makalah ini semoga ada manfaatnya. Terima kasih.

Malang, 29 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

I. Latar Belakang..............................................................................................................1

II. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

III. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

1. Psikologi rehabilitasi berdasarkan masalah yang direhabilitasi..............................3

2. Psikologi rehabilitasi berdasarkan teknik rehabilitasi..............................................5

BAB III......................................................................................................................................7

KESIMPULAN.........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Rehabilitasi adalah suatu perilaku untuk membantu seseorang atau individu saat
mengalami atau cenderung tidak mampu untuk mencapai dan mempertahankan optimal
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Adapun tujuan dari rehabilitasi
yaitu untuk meningkatkan kemampuan individu agar dapat hidup dengan mandiri di
lingkungannya dan melatih pasien agar terbiasa menjalani aktivitas sehari-harinya dengan
baik. Selain itu, tujuan lain dari rehabilitasi yaitu: pertama, untuk melindungi korban agar
tugas dan fungsinya secara wajar baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat.
Kedua, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami individu akibat dari tekanan
dan trauma. Ketiga, membantu mendampingi individu dalam mengembangkan relasi
dengan lingkungannya. Keempat, memberi bimbingan keterampilan kepada individu
untuk bekal kembali ke kehidupan bermasyarakat.
Dalam melakukan rehabilitasi, individu dapat melakukannya ketika individu
mengalami masalah terhadap mental, spiritual, sosial, dan jasmaninya. Lalu ada program
rehabilitasi yang dilakukan oleh lembaga (institusi) khusus untuk rehabilitasi, seperti
misalnya di Rumah Sakit Jiwa khusus untuk penyakit kronis. Proses rehabilitasi yang
dilakukan oleh para ahli berupa bantuan, dengan pengertian setiap usaha rehabilitasi harus
selalu berorientasi pada pemberian kesempatan kepada pasien yang dibantu untuk
mencoba melakukan dan memecahkan sendiri masalah-masalah yang disandangnya (client
centered). Rehabilitasi tidak bisa berjalan dengan baik jika setiap individu tidak memiliki
komitmen dalam dirinya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu kehidupan di segala
bidang, yaitu mental, spiritual, sosial dan jasmani.
Sehingga dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa rehabilitasi
merupakan salah satu upaya pemulihan dan pengembalian kondisi seseorang agar dapat
kembali melaksanakan fungsionalitas dalam melaksanakan kegiatan di masyarakat secara
normal dan wajar.Rehabilitasi merupakan kegiatan yang memfungsikan kembali aspek
fisik, emosi, kognisi dan sosial individu sehingga mampu melakukan mobilitas,
komunikasi, aktivitas harian, pekerjaan, hubungan sosial, dan kegiatan di waktu luang.
Proses refungsionalisasi dan pengembangan dikaitkan dengan rehabilitasi untuk
memungkinkan penderita cacat mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat. Adapun metode yang digunakan pusat rehabilitasi terhadap pasien
dan metode itupun berbeda-beda tergantung pasien, perawatan pun disesuaikan menurut
penyakit yang dialami pasien. Arah kegiatan rehabilitasi adalah refungsionalisasi dan
pengembangan. Refungsionalisasi dimaksudkan bahwa rehabilitasi lebih diarahkan pada
pengembalian fungsi dari kemampuan pasien, sedangkan pengembangan diarahkan untuk
menggali/menemukan dan memanfaatkan kemampuan pasien yang masih ada serta potensi
yang dimiliki untuk memenuhi fungsi sosial dimana pasien hidup dan berada. Baik yang
bersifat kekinian maupun yang akan datang.
Proses rehabilitasi yang dilakukan oleh para ahli berupa bantuan, dengan pengertian
setiap usaha rehabilitasi harus selalu berorientasi pada pemberian kesempatan kepada
pasien yang dibantu untuk mencoba melakukan dan memecahkan sendiri masalah-masalah
yang disandangnya (client centered). Rehabilitasi itu bukan hanya suatu usaha yang
dilakukan oleh para ahli kepada pasien saja, tetapi pasien juga harus mempunyai usaha
dalam dirinya untuk melakukan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga ia dapat
merubah dirinya sendiri menjadi manusia mandiri.

II. Rumusan Masalah

1. Apa saja pendekatan yang digunakan berdasarkan masalah yang direhabilitasi?


2. Apa saja pendekatan yang digunakan berdasarkan teknik rehabilitasi?

III. Tujuan

1. Untuk mengenal dan memahami apa saja pendekatan yang digunakan berdasarkan
masalah yang direhabilitasi
2. Untuk mengenal dan memahami pa saja pendekatan yang digunakan berdasarkan
teknik rehabilitasi
BAB II

PEMBAHASAN

Pendekatan yang digunakan dalam upaya membantu individu dengan gangguan


kesehatan mental atau disabilitas fisik untuk mengembalikan kemandiriannya dalam
kehidupan sehari-hari merupakan pendekatan psikologi rehabilitasi. Adapun
melibatkan berbagai konsep dan teknik dari bidang psikologi yang bertujuan untuk
mendukung pemulihan dan reintegrasi individu ke dalam masyarakat.

1. Psikologi rehabilitasi berdasarkan masalah yang direhabilitasi

Peran penting psikologi rehabilitasi untuk membantu individu untuk


melibatkan peningkatkan keberfungsian dan menangani masalah perilaku atau
kesehatan mental yang berfokus pada disabilitas, kecacatan atau cedera kronis.
Masalah itu meliputi :
a. Masalah emosi, mental dan psikologis (Emotional coping, mental and
psychological status).
Pada masalah ini, psikologi rehabilitasi menyesuaikan dalam
memberikan pertolongan pada individu terhadap solusi masalah dalam
menghadapi tekanan emosional seperti kecemasan, kesedihan, dan depresi
yang dibantu oleh psikolog dengan memberikan dukungan emosional kepada
individu yang mengalami masalah, serta cara untuk menanggulangi dan
meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan sehingga individu dapat
mencapai tujuan yang optimal bagi penyandang distabilitas. Penyesuaian
yang optimal ditandai dengan kesejahteraan subjektif, melakukan aktifitas
yang bermakna, adanya hubungan yang memuaskan, dan kesehatan yang
baik.
b. Modifikasi Perilaku (Behavior Modification)
Adapun teori yang digunakan dalam modifikasi perilaku yaitu teori
pembelajaran dan model modifikasi perilaku, model ini melakukan
rehabilitasi gangguan motorik pada individu yang mengalami kerusakan
sistem saraf pusat (SPP) dan cedera lainnya. Cedera yang dimaksud yaitu
cedera otak, stroke, cerebral palsy afasia, dan gangguan ambulasi pada
individu dengan SC1. Dalam penerapan dalam model ini untuk membantu
pasien agar dapat mengoptimalkan partisipasi terapi dengan meningkatkan
frekuensi terapi terapeutik dan mengurangi frekuensi atau perilaku yang dapat
menghambat berjalannya terapi, dengan memberikan penguatan kepada
individu agar dapat menahan diri untuk tidak melakukan perilaku bermasalah
selama jangka waktu tertentu
c. Masalah penyesuaian diri dan psikopatologi parah (Minor adjustment issues
as well as severe psychopathology)
Salah satu masalah yang dihadapi oleh disabilitas dalam lingkungan
sosialnya yaitu hambatan lingkungan sosial. Sehingga adapun model
biopsikologi yang digunakan untuk psikologi rehabilitasi seperti dalam
membantu, mengidentifikasi, mengurangi hambatan sosial penyandang
disabilitas dalam masyarakat, model biopsikologi berupaya untuk upaya
dalam integrasi aspek-aspek medis dan diagnosis kecacatan tertentu dengan
variabel psikologi (kemampuan mengatasi ciri-ciri kepribadian) dan sosial
(misalnya kurangnya dukungan sosial dan adanya pemicu stress). Dengan
memberikan pelatihan keterampilan sosial dan mengatasi masalah prasangka
diskriminasi yang dapat membantu individu meningkatkan fungsi sosial dan
kualitas hidup mereka.
d. Perilaku kognitif (cognitive behavior)
Perilaku kognitif berorientasi pada masalah yang berfokus pada reaksi
kognitif-perilaku individu saat pertama kali dihadapkan pada keadaan yang
bermasalah. Gangguan orientasi masalah dapat menimbulkan pengaruh
negatif dan penghindaran menurut model perilaku kognitif, yang dapat
menghalangi atau mengganggu implementasi keterampilan pemecahan
masalah. Adapun konsep pemecahan masalah di luar keterampilan kognitif
yang digunakan model ini untuk menekankan faktor motivasi, sikap dan
afektif yang dapat mengganggu niat, motivasi dan fokus sehingga
mengganggu penyelesaian masalah yang efektif.
Individu yang memiliki gangguan kognitif yang lebih signifikan cenderung
memiliki keterbatasan yang lebih besar dalam keterampilan pemecahan
masalah, sedangkan individu dengan gangguan kognitif yang lebih ringan
cenderung memiliki dorongan yang lebih besar dalam orientasi masalah.
Ketika melakukan rehabilitasi maka dapat menolong individu dengan
gangguan kognitif untuk meningkatkan fungsi kognitifnya melalui berbagai
teknik terapi kognitif-perilaku, dan pelatihan kognitif untuk meningkatkan
keterampilan kognitif seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah
dalam melakukan aktivitas sehari-hari

2. Psikologi rehabilitasi berdasarkan teknik rehabilitasi

a. Rehabilitasi medis
Individu yang mengalami gangguan-gangguan dalam koordinasi gerak,
komunikasi, sensorik motorik, dan penyesuaian sosial biasanya digunakan
sebagai objek dalam menggunakan teknik rehabilitasi medis. Dalam
penanganannya membutuhkan tenaga-tenaga profesi ahli dalam bidang
tersebut yang dihasilkan oleh Departemen Kesehatan. Biasanya teknik ini
menggunakan peralatan medis dan obat-obatan. Terdapat teknik-teknik
penanganan dalam beberapa bidang dalam rehabilitasi ini, seperti :
1. Ortotik Prostetik

2. Speech Therapy

3. Occupational Therapy

4. Fisioterapi
b. Rehabilitasi non-medis
1. Rehabilitasi pendidikan
Teknik rehabilitas pendidikan digunakan pada individu yang butuh
dalam layanan khusus dalam bidang pendidikan (pra-akademik) seperti
individu yang memiliki keterbatasan dalam membaca, menulis dan
menghitung. Pemerintah maupun swasta dibawah bimbingan dan
pembinaan Departemen Pendidikan Nasional merupakan pihak yang
menyelenggarakan teknik ini.
2. Rehabilitasi sosial
Teknik rehabilitas sosial dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan
bersosialisasi atau memperbaiki kondisi sosial yang pernah terjadi
sebelumnya, serta mencegah penurunan kemampuan bersosialisasi.
Adapun program yang digunakan dan diterapkan oleh Dinas Sosial pada
saat ini yaitu mobil keliling.
3. Rehabilitasi berbasis masyarakat
RBM dalam menfaatkan potensi sumber daya masyarakat pagar
layanan rehabilitasi dapat dilakukan sedini mungkin dan merata bagi
seluruh masyarakat yang memerlukannya. Namun, teknik ini memerlukan
biaya yang cukup tinggi dan lokasi layanan yang representatif.
4. Rehabilitasi vokasional
Rehabilitasi vokasional dilakukan bagi individu dalam memberikan
layanan pada individu yang memiliki sebuah keterampilan. Rehabilitas
vokasional itu diterapkan dengan menyesuaikan kondisi lingkungan
sekitar agar mampu berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan
namun tidak bersifat memaksa.
5. Rehabilitasi dalam keluarga
Model rehabilitas dalam keluarga diterapkan bagi anggota keluarga
terutama oleh orang tua terhadap anaknya yang mengalami gangguan.
Namun, para orang tua terlebih dahulu diberikan pelatihan oleh tenaga
ahli mengenai bagaimana cara memberikan layanan kepada anak sesuai
kondisinya dan dilakukan di bawah bimbingan tenaga profesional. Jika
pelatihan sudah dilakukan maka akan dievaluasi bertahap untuk tindak
lanjut layanan yang harus diberikan pada anak.
BAB III

KESIMPULAN

Rehabilitasi memiliki tujuan dalam menambah kemampuan individu agar bisa hidup
mandiri dalam lingkungan masyarakat dan memberi pertolongan pada individu dalam
mengupayakan pemberian solusi terhadap kesulitan yang dialami individu. Berdasarkan
masalah yang direhabilitasi, Psikologi rehabilitasi berperan dalam mengatasi masalah
terhadap emosi, mental, dan psikis. Selain itu psikologi rehabilitasi jua mampu mengatasi
masalah mengenai modifikasi perilaku, masalah penyesuaian diri dan psikopatologi parah,
serta masalah perilaku kognitif. Komitmen juga diperlukan dalam rehabilitasi dari diri
individu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu hidupnya, baik secara mental, spiritual,
sosial, dan jasmani.
Ada beberapa teknik dalam melakukan rehabilitasi dalam psikologi rehabilitasi, yaitu
rehabilitasi medis dan rehabilitasi non-medis. Teknik dalam melakukan rehabilitasi medis
biasanya dengan menggunakan peralatan medis dan obat-obatan, contohnya seperti
fisioterapi, speech therapy, occupational therapy, dan ortotik prostetik. Sedangkan rehabilitasi
non-medis tidak menggunakan alat medis dan obat-obatan, namun lebih mengarah ke
bimbingan. Seperti rehabilitasi pendidikan bagi individu yang mengalami masalah akademis
seperti kesulitan membaca, menulis, dan lain lain. Selain itu ada juga rehabilitasi sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosialisasi, rehabilitasi berbasis masyarakat, rehabilitasi
vokasional agar meningkatkan keterampilan individu, dan rehabilitasi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Kennedy, P. (Ed.). (2012). The Oxford handbook of rehabilitation psychology. Oxford


University Press.
Malik, A. M., & Syafiq, M. (2019). Pengalaman Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba.
Jurnal Psikologi, 6(1), 1-9.
Nawangsih, P. R. S., & Sari, P. R. (2016). Stres pada mantan pengguna narkoba yang
menjalani Rehabilitasi. Jurnal psikologi undip, 15(2), 99-107.
Wardhani, P. A. (2015). Rehabilitasi dan Tasawuf. 6(September), 51.
Widodo, A. (2019). Intervensi Pekerja Sosial Milenial Dalam Rehabilitasi Sosial.
Bina'Al-Ummah, 14(2), 85-104.
Zuraida, Z. (2018). Konsep Diri Penderita Skizofrenia Setelah Rehabilitasi. Jurnal
Psikologi Kognisi, 1(2), 110-124.

Anda mungkin juga menyukai