Anda di halaman 1dari 5

ANGGUN RAHMAWATI (21090000107)

KRISANTIUS HAPPY (21090000111)


DAFFA AMRULLAH P. (21090000124)
RR. MAULITHA DIAN S. (21090000140)
RIRIN AURALIA HAPSEKAR (21090000141)

PENEBANGAN LIAR DI INDONESIA

DESKRIPSI MASALAH

Penebangan hutan secara liar menjadi permasalahan lingkungan yang berdampak pada
ekosistem. Dampak tersebut bisa terjadi pada hari ini atau masa depan, baik ke manusia
maupun ke flora dan fauna. Kejadian seperti ini semestinya tidak terjadi, karena sifatnya
ilegal dan melanggar hukum. Hal itu tertuang dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dapat menjadi payung hukum
untuk menjerat pelaku. Pada kenyataannya, berita penebangan hutan secara liar tetap
bermunculan. Penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan kerusakan pada aspek
kehidupan makhluk hidup.Menurut Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
dampak pembalakan liar terjadi di berbagai ranah kehidupan. Nyatanya, penebangan hutan
secara liar akan merugikan pendapatan negara secara tidak langsung. Tanpa adanya izin yang
jelas, pelaku pembalakan liar menyebabkan negara kehilangan potensi devisa sebesar Rp 30
triliun per tahun. Penebangan hutan juga merusak resapan air hujan. Rusaknya resapan air
hujan dapat membahayakan, karena menyebabkan longsor dan banjir. Banjir ini juga
disebabkan rusaknya hutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan,
bahwa penurunan luas hutan alam di Kalimantan Selatan telah mencapai 62,8% selama 30
tahun terakhir atau sejak 1990. Dampak lainnya dari penebangan hutan secara liar
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan. Pembalakan liar dilakukan tanpa melihat
jenis pohon yang ditebang. Hal itu membuat berbagai jenis populasi di hutan menjadi
berkurang. Posisi Indonesia sendiri merupakan salah satu yang paling terancam karena
pembalakan liar. Keberadaan fauna termasuk dalam keragaman hayati yang terancam karena
penebangan hutan. Menurut perkiraan, ada 80-90% dari spesies satwa liar yang tinggal di
dalam hutan tropis yang persentasenya hanya 6% dari permukaan bumi. Ancaman terhadap
habitat satwa sama saja mengancam satwa itu sendiri. Dampaknya adalah sekitar 100 spesies
satwa populasinya menurun. Habitat kelelawar ini aslinya jauh dari lokasi kehidupan
manusia. Ketika interaksi antara manusia dan hewan ini jarang terjadi, peluang terjadinya
lompatan penyakit hewan ke manusia atau zoonosis sebenarnya kecil. Namun, penebangan
hutan secara liar menyebabkan pembangunan pemukiman penduduk di lokasi bekas hutan
semakin masif. Inilah yang menyebabkan interaksi manusia dan kelelawar hutan menjadi
dekat, sehingga terjadilah zoonosis yang berkembang menjadi virus SARS-Cov2. Sebagai
manusia, kita dapat mengubah jalannya sejarah dengan kembali merawat hutan. Penghijauan
kembali dan pencegahan pembalakan liar dapat menjadi solusi yang dipilih.

(Sumber : Kompas )
IDENTIFIKASI MASALAH, AKIBAT, DAN PENYEBAB

Bagian 1
Mengidentifikasi Masalah,
sebab dan akibat.

Keberadaan fauna dan keragaman hayati yang


terancam karena penebangan hutan Ranting
EFFECTS
Penebangan hutan secara liar merugikan
pendapatan negara secara tidak langsung

Mempengaruhi rusaknya resapan air hujan


dapat menyebabkan longsor dan banjir

Muncul Virus SARS-Cov2

Pelaku pembalakan liar melakukan aksi


penebangan liar tanpa memikirkan populasi Batang
dari spesies flora dan fauna, serta penyebab PROBLEMS
hilangnya dan degradasi hutan di Indonesia

Kegagalan hukum terutama yang berkaitan


Akar
dengan penegakkan hukum terhadap tindak
pidana pembalakan liar
CAUSE
Permasalahan yang ada yaitu adanya penebangan liar secara ilegal yang terjadi di Indonesia.
Hal ini berkaitan tentang pelaku penebangan liar yang menebang pohon yang tidak melihat
jenis pohon yang ditebang maupun dampak yang akan terjadi. Yang dimana mereka
melakukan penebangan pohon dengan tidak mengajukan perizinan ke pemerintah untuk
melakukan penebangan pohon, melainkan mereka menebang pohon secara diam-diam atau
secara ilegal. Yang dimana pelaku itu melakukannya dengan jumlah yang sangat besar,
sehingga hal ini merupakan permasalahan yang sangat serius dan tidak bisa dibiarkan.
Apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang sangat luas. Yang dimana di
dalam hutan itu, tidak hanya pohon atau flora saja yang hidup, melainkan berbagai macam
makhluk hidup juga hidup berdampingan, seperti fauna. Sehingga permasalahan ini cukup
mengikat ke berbagai macam makhluk hidup, baik makhluk hidup yang dilindungi maupun
yang tidak.

Akibat dari penebangan hutan liar ini cukup banyak dan cukup memberikan dampak terhadap
segala sesuatu yang ada di lingkungannya, yaitu terancamnya fauna dan flora, merugikan
negara dengan mengurangi pendapatan negara, menyebabkan longsor serta banjir, dan
munculnya virus SARS-Cov2. Dimulai dari terancamnya fauna dan flora, hal ini dapat
terjadi karena jika hutan ditebang secara liar, akibatnya hewan akan kehilangan tempat tingga
lnya dan dikhawatirkan keanekaragaman hayati di hutan tersebut akan punah. Sehingga
hingga kini 100 spesies satwa mengalami penurunan. Lalu ruginya pendapatan negara,hal ini
terjadi karena negara kehilangan potensi devisa sebesar Rp 30 triliun per tahun. Lalu longsor
dan banjir, penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan longsor dan banjir karena didala
m tanah sudah tidak ada lagi akar yang dapat menampung kadar air yang banyak, sehingga.sa
at kapasitas air melampui batas dapat menyebabkan longsor dan banjir. Lalu munculnya virus
SARS-Cov2, virus ini muncul karena interaksi antara manusia dengan kelelawar semakin
dekat, hal ini terjadi disebabkan adanya pembangunan pemukiman penduduk di lokasi bekas
hutan semakin masif.

Penyebab terjadinya penebangan liar yaitu kurangnya penegakkan hukum yang dilakukan
untuk memberantasi kasus ini. Meskipun sudah ada peraturan hukum yang termuat dalam U
ndang-undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hu
tan, hal ini masih dirasa kurang dalam mengatasi penebangan hutan secara liar. Pelaku
penebangan hutan merasa bahwa perraturan ini tidak memberikan rasa ketakutan terhadap
mereka agar mereka takut untuk melakukannya. Alhasil, mereka tetap melakuakn
penebangan liar tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.
RENCANA PENGENTASAN MASALAH

Bagian 2
Merumuskan Tujuan & Strategi

Populasi satwa dan flora tidak


berkurang

Tidak memicu terjadinya


longsor dan banjir
Ranting
ENDS
Pendapatan negara tidak
merugi

Tidak memunculkan virus-


virus baru dari hewan

Tidak ada pelaku penebangan


Batang OBJECTIVE
pohon yang melakukannya
dengan cara ilegal, melainkan
secara legal

Akar
MEANS

Penegasan kembali Undang-


undang Nomor 18 Tahun 2013
Tentang Pencegahan dan
Pemberatasan Perusakan Hutan
Tujuan dari pengentasan masalah ini yaitu tidak pelaku yang melakukan penebangan pohon
secara ilegal, melainkan secara legal. Yaitu dengan melakukan perizinan dan mendapatkan
perizinan dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Perizinan itu harus memenuhi syarat agar
bisa menebang pohon yaitu adanya nota angkutan. Nota angkutan ialah dokumen angkutan ka
yu budidaya yang berfungsi sebagai surat keterangan asal usul untuk menyertai pengangkutan
kayu hasil budidaya yang berasal dari hutan hak dan pengangkutan lanjutan hasil hutan kayu
hasil budidaya yang berasal dari hutan hak diseluruh Indonesia. Tujuan dari nota angkutan ya
ng dimaksud oleh peraturan menteri ini sebagai bukti jika terdapat operasi dari pihak kepolisi
an atau pihak yang berwenang bahwa kayu yang diangkut atau dibawa adalah kayu yang bera
sal dari pohon miliknya atau dalam kata lain bukan hasil curian.

Hasil akhir dari pengentasan masalah ini yaitu agar akibat yang ditimbulkan oleh penebangan
pohon secara liar tidak terjadi lagi dan hutan mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Yaitu tidak ada satwa dan flora yang populasinya berkurang, tidak memicu terjadinya tanah
longsor dan banjir, pendapatan negara tidak merugi, dan tidak memunculkan virus baru dari
hewa. Hal ini dirasa perlu dihindarkan agar kita sebagai manusia dan makhluk lain dapat
hidup dengan nyaman dan aman. Tidak hanya itu, dengan tidak adanya masalah itu, maka
hutan akan menjalankan fungsinya dengan baik dan memberikan manfaat yang baik, seperti
menyediakan udara yang bersih, menyerap karbon dioksida yang ada di udara, mendinginkan
bumi, mampu menyediakan hujan, menyediakan air minum, dan menyediakan makanan.

Cara untuk menumpas permasalahan ini yaitu dengan cara penegasan kembali Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberatasan Perusakan Hutan,
yaitu dengan cara menambah personil polisi hutan ( POLHUT ). Polisi hutan bukan
merupakan bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Polisi Kehutanan adalah
pejabat tertentu dalam lingkup instansi kehutanan pusat dan daerah yang sesuai dengan sifat
pekerjaannya menyelenggarakan dan melaksanakan usaha pelindungan hutan yang oleh
kuasa undang-undang diberikan wewenang kepolisian khusus di bidang kehutanan dan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Sesuai dengan namanya, polisi ini
mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, memantau, dan
mengevaluasi serta melaporkan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan serta
pengawasan peredaran hasil hutan.

Anda mungkin juga menyukai