Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN

SPEKTRUM

SKIZOFRENIA
KELOMPOK Introduction to the Session

Team Check-in and Icebreaker

Competitive Analysis

Summary and Action Items


Skizofrenia adalah suatu penyakit
yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran,
persepsi, emosi, gerakan, perilaku
yang aneh dan terganggu

DEFINISI
gangguan
melemahkan dan
kronis yang
menyentuh

SKIZOFRENIA
setiap aspek kehidupan orang yang
terpengaruh. Orang skizofrenia
dapat kehilangan kemampuan
dasar seperti tidak dapat berfikir
jernih ,kesulitan memahami emosi
dalam suara atau ekspresi wajah
orang lain. Skozofrenia sering
menimbulkan ketakutan
,kesalahpahaman ,dan kecaman
daripada simpati dan perhatian.

Kita menyadari bahwa

TAHAP
skizofrenia biasanya

berkembang selama remaja

PERKEMBANGAN
akhir atau dewasa awal

.Dalam beberapa kasus

SKIZOFRENIA ,awal mula gangguan ini

bersifat akur ,gangguan ini

terjadi secara tiba-tiba

dalam beberapa minggu

atau bulan. Individu

tersebut mungkin dapat

menyesuaikan diri dan bisa

menunjukan beberapa

tanda gangguan

perilaku,kemudian

perubahan kepribadian dan

3 perilaku secara cepat

mengarah ke episode

psikotik akut .

PREVALENSI

SKIZOFRENIA

Prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan

gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas

mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk


Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti

skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per

1.000 penduduk. Laki-laki cenderung memiliki resiko yang sedikit

lebih tinggi untuk mengalami skizofrenia. Perempuan cenderung

mengalami gangguan pada usia yang lebih lanjut daripada laki-laki

dengan usia awal kemunculan simtom terjadi paling banyak antara

usia 25 sampai pertengahan 30 tahun untuk perempuan dan antara

usia 15 sampai 25 tahun pada laki-laki.


CIRI-CIRI

DIAGNOSTIK

1. Mengalami gejala-gejala skizofrenia (misalnya delusi,

halusinasi, emosi datar, perilaku atau bicaranya aneh, dan

tidak memerhatikan kebersihan diri) selama sekurang-

kurangnya setengah tahun.


2. Gejala tersebut menyebabkan penurunan produktivitas

kerja atau prestasi di sekolah, serta menyebabkan rusaknya

hubungan dengan orang lain.


3. Gejala yang ada telah dipastikan bukan disebabkan oleh

kondisi lain, seperti gangguan bipolar, gangguan

skizoafektif, depresi berat, atau penyalahgunaan narkoba.


GANGGUAN

PERSEPSI
1. HALUSINASI
Halusinasi pendengaran terjadi

sekitar 70% dari kasus

Bentuk gangguan persepsi yang paling

skizofrenia. Pada halusinasi

umum pada skizofrenia, adalah gambaran

yang dipersepsi tanpa adanya stimulus dari


pendengaran, suara-suara

lingkungan. Hal ini sulit dibedakan dari


mungkin didengar sebagai

kenyataan. Halusinasi dapat melibatkan


perempuan atau laki-laki dan

setiap indra. Halusinasi audiotoris


seperti berasal dari dalam atau

(“mendengar suara”) adalah yang paling


dari luar kepala individu. Orang
umum. Halusinasi taktil (seperti digelitik,
yang mengalami halusinasi

sensasi listrik atau terbakar) dan halusinasi


mungkin mendengar suara

somatis (seperti merasa ada ular yang

tersebut berbicara tentang

menjalar di dalam perut) juga umum.

mereka dalam bentuk orang

Halusinasi visual (melihat sesuatu yang tidak

ada), halusinasi gustatoris (merasakan

ketiga, memperdebatkan

dengan lidah sesuatu yang tidak ada), dan


kebaikan-kebaikan atau

halusinasi olfaktoris (mencium bau yang tidak


kesalahan-kesalahan mereka.
ada) lebih jarang.
PERSPEKTIF

TEORETIS

A. Perspektif psikodinamika

Dalam perspektif psikodinamika, skizofrenia mewakili ego yang dibanjiri oleh

dorongan seksual primitive atau agresif dan atau lagi impuls yang muncul dari id.

Impuls ini mengancam ego dan meningkatkan konflik intrapsikis yang intens. Dalam

kondisi terancam, seseorang mundur ke periode awal dalam tahap oral yang,

disebut sebagai narsissisme primer. Oleh karena ego menengahi hubungan antara

diri dan dunia luar, penurunan fungsi ego menyebabkan terpisahnya diri dari realitas

yang umum ditemukan pada skizofrenia.


PERSPEKTIF

TEORETIS

B. Perspektif Pembelajaran

Teori pembelajaran tidak memberikan penjelasan lengkap tentang skizofrenia,

perkembangan beberapa bentuk prilaku skizofrenia bisa dipahami melalui asas

pengondisian dan pembelajaran observasional dari perspektif ini, orang dengan

skizofernia belajar untuk menunjukan prilaku aneh tertentu jika prilaku ini

cenderung lebih mendapatkan penguatan dari pada prilaku normal.


PERSPEKTIF

TEORETIS
c. Perspektif Biologis
Berkaitan dengan faktor genetik. Banyak bukti yang mendukung peran penting dari

faktor genetik dalam perkembangan skizofrenia. Semakin dekat hubungan genetik

antara pasien skizofrenia dan anggota keluarganya, semakin besar mungkin kerabat

tingkat pertama dari orang dengan skizofrenia.


Bukti yang lebih langsung tentang faktor genetik pada skizofrenia berasal dari

penelitian anak kemba yang menunjukan tingkat korkondasi. Diantara kembar

identik atau MZ sekitar 48% atau lebih dari dua kali lebih banyak dari

tingkatkonkordinasi di antara kembar fraternal atau DZ ( sekitar 17%). Bagaimanapun,

kita harus berhati hati untuk tidak menafsirkan hasil penelitian kembar secara

berlebihan. Kembar MZ tidak hanya berbagi 100% kesamaan genetik. Resiko keluarga

skizofrenia. Secara umum, semakin dekat seseorang yang memiliki hubungan

keluarga demgan orang yang telah mengalami skizofrenia, semakin besar risiko

mengakami skizofrenia itu sendiri.


PENDEKATAN

PENANGANAN
1
PENDEKATAN BIOLOGIS
Kemunculan obat antispsikosis pada tahun 1950-an mengacu

pada obat penenang mayor atau neuroleptik-merevolusi

penanganan skizofrenia dan mendorong pelepasan pasien

mental ke masyarakat dalam skala besar (deinstitusionalisasi).

Pengobatan antipsikosis membantu mengendalikan pola

perilaku kaofrenia yang lebih mencolok, seperti pemikiran

delusional dan halusinasi, dan mengurangi kebutuhan akan

perawatan jangka panjang di rumah sakit.


PENDEKATAN

PENANGANAN
2 FAKTOR SOSIOKULTURAL

DALAM PENANGANAN
Peneliti menemukan bahwa respons terhadap obat-obatan psikiatrik

dan tingkat dosis bervariasi memurur pasien (USDHHS, 1999). Orang Asia

dan Hispanik, contohnya, membutuhkan do neuroleptik yang lebih

rendah daripada orang Eropa Amerika, Orang Asia cenderung

mengalami lebih banyak efek samping dengan dosis yang sama. Akan

tetapi, kesenjangan rasial juga terlihat pada cara pasien skizofrenia

ditangani. Contohnya, pasien Anka Amerika pada sebuah penelitian

cenderung tidak mendapatkan generasi antipikok atipikal yang lebih

baru daripada pasien Eropa Amerika (Kuno & Rothbard, 2002)


.
PENDEKATAN

PENANGANAN
3 TERAPI PSIKODINAMIKA
Harry Stack Sullivan dan Frieda Fromm-Reichmann, mengadaptasi

teknik psikoanalisis khusus untuk penanganan skizofrenia. Namun,

penelitian gagal menunjukkan efektivitas terapi psikoanalisis atau

psikodinamika untuk menangani skizofrenia. Namun, hasil yang

menjanjikan dilaporkan untuk bentuk terapi psikodinamika yang telah

dimodifikasi, yang didasarkan pada model diatesis-stres, yang

membantu pasien mengatasi stres dan membangun keterampilan

sosial, seperti belajar menghadapi kritik dari orang lain (Bustillo et al.,

2001; Hogarty et al., 1997).


.
PENDEKATAN

PENANGANAN
4 TERAPI BERBASIS PEMBELAJARAN
Metode terapi ini meliputi:
1. Penguatan selektif perilaku, seperti memberi perhatian untuk perilaku

yang pantas dan menghilangkan verbalisasi yang aneh melalui

penarikan perhatian
2. Ekonomi token, di mana individu pada unit rawat inap diberi imbalan/

penghargaan untuk perilaku yang pantas dengan token, seperti chip

plastik, yang bisa ditukar dengan penguat yang berwujud seperti

barang atau hak istimewa.


3. Pelatihan keterampilan sosial, di mana klien diajari keterampilan

berbincang dan perilaku sosial yang pantas lainnya melalui pelatihan,

pemodelan, latihan perilaku, dan umpan balik.


.

PENDEKATAN

PENANGANAN
5 REHABILITASI PSIKOSOSIAL
Banyak pusat rehabilitasi yang didirikan oleh non-profesional atau oleh

penderita skizofrenia itu sendiri, sebagian besar karena lembaga

kesehatan mental sering kali gagal memberikan layanan yang

sebanding. "Kelompok sosial" ini bukanlah rumah; justru kelompok ini

bertindak sebagai komunitas mandiri yang memberikan anggotanya

dukungan sosial dan membantu mereka menemukan peluang

pendidikan dan pekerjaan. Pusat rehabilitasi dengan beberapa layanan

biasanya menawarkan tempat tinggal dan juga peluang pekerjaan dan

pendidikan. Pusat-pusat rehabilitasi seperti ini sering menggunakan

pendekatan pelatihan keterampilan untuk membantu klien belajar cara

mengatur uang, menyelesaikan perselisihan dengan anggota keluarga,

menjalin pertemanan, menaiki bus, memasak makanan sendiri,

berbelanja, dan lain-lain.


PENDEKATAN

PENANGANAN
6 PROGRAM INTERVENSI KELUARGA
Program intervensi keluarga yang terstruktur bisa mengurangi konflik dalam

keluarga, meningkatkan fungsi sosial pada pasien skizofrenia, dan bahkan

mengurangi tingkat kambuh . Namun, manfaat dari program ini tampaknya

masih relatif terbatas, dan masih menyisakan pertanyaan tentang apakah

kekambuhan bisa dicegah atau hanya ditunda. Singkatnya, tidak ada satu pun

pendekatan penanganan yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang dengan

skizofrenia. Konseptualisasi skizofrenia sebagai gangguan seumur hidup

menggarisbawahi perlunya intervensi penanganan jangka panjang yang

menggabungkan pengobatan antipsikotik, terapi keluarga, bentuk terapi suportif

atau kognitif-perilaku, pelatihan vokasional, serta tempat tinggal dan layanan

dukungan sosial lainnya. Untuk membantu individu mencapai penyesuaian sosial

yang maksimal, intervensi ini harus dikoordinasikan dan diintegrasikan dalam

model penanganan yang komprehensif.


.

GANGGUAN SPEKTRUM

SKIZOFRENIA LAINNYA
A. Gangguan Psikotik Singkat

Beberapa episode psikotik singkat tidak berkembang menjadi skizofrenia.


Kategori diagnosis dari gangguan psikotik singkat (brief psychotic disorder)
berlaku untuk gangguan psikosis yang berlangsung mulai dari satu hari
sampai satu bulan dan ditandai dengan setidaknya salah satu ciri berikut:
delusi, halusinasi, bicara yang tidak jelas, atau perilaku katatonik atau yang
sangat tidak beraturan. Pada akhirnya, seseorang dapat kembali pada
tingkat keberfungsian sebelumnya. Gangguan psikotik singkat sering
dihubungkan dengan stresor yang signifikan, seperti kehilangan orang
tercinta atau paparan trauma brutal di masa perang. Wanita terkadang
mengalami gangguan ini setelah melahirkan.
GANGGUAN SPEKTRUM

SKIZOFRENIA LAINNYA
B. Gangguan Skizofreniform

Gangguan skizofreniform (schizophreniform disorder) terdiri dari


perilaku abnormal yang identik dengan perilaku abnormal pada
skizofrenia yang telah bertahan setidaknya satu bulan tetapi kurang
dari enam bulan. Oleh karena itu, perilaku abnormal tersebut belum
dapat didiagnosis sebagai skizofrenia. Meskipun beberapa kasus
memiliki hasil yang baik. pada kasus lainnya, gangguan ini bertahan
selama lebih dari enam bulan dan bisa diklasifikasikan ulang sebagai
skizofrenia atau mungkin bentuk gangguan psikosis lainnya, seperti
gangguan skizoafektif.
.
GANGGUAN SPEKTRUM

SKIZOFRENIA LAINNYA
C. Gangguan Delusional

Dalam gangguan delusional, keyakinan delusional yang dimiliki


mungkin aneh (misalnya, percaya bahwa alien telah menanamkan
elektroda di kepala mereka) atau mungkin berupa hal yang tampak
masuk akal. seperti keyakinan tidak berdasar mengenai
perselingkuhan pasangan, persekusi oleh orang lain, atau memikat
hati orang terkenal. Keyakinan yang tampak masuk akal tersebut bisa
membuat orang lain menganggapnya serius dan mengeceknya
sebelum menyimpulkan bahwa hal in tidak berdasar. Terlepas dari
delusi, perilaku individu mungkin tidak menunjukkan bukti adanya
perilaku yang tampak aneh atau ganjil.
GANGGUAN SPEKTRUM

SKIZOFRENIA LAINNYA
D. Gangguan Skizoafektif

Gangguan skizoafektif terkadang disebut sebagai "tas besar" gejala karena


gangguan ini meliputi perilaku psikotik yang diasosiasikan dengan skizofrenia
(misalnya, halusinasi dan delusi) yang terjadi bersamaan dengan gangguan
mood mayor (episode depresi mayor atau episode mania). Namun, pada
beberapa titik tahapan gangguan ini, delusi atau halusinasi pasti terjadi
selama periode setidaknya dua minggu tanpa adanya gangguan mood mayor
(untuk membedakan gangguan ini dari gangguan mood dengan ciri psikotik).
Seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif cenderung mengikuti tahapan
kronis yang ditandai dengan kesulitan persisten dalam menyesuaikan diri
dengan tuntutan kehidupan orang dewasa.
.

.
THANK
YOU!
Have a
great day
ahead.

Anda mungkin juga menyukai