Anda di halaman 1dari 6

PERILAKU ABNORMAL

(SCHIZOFRENIA)

MATA KULIAH PSIKOLOGI


Dosen pengajar Sri Ayu Melani

Nama : Rifka putri ayu


Nim : P00320223048
Kelas : 1A

KEMENKES ACEH
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023

BAB l

A.SKIZOFRENIA

•Definisi
Skizofrenia adalah penyakit kronis yang membutuhkan strategi manajemen jangka panjang dan
keterampilan dalam mengatasi, serta merupakan penyakit otak, sindrom klinis yang ditandai dengan
pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku seseorang (Videbeck, 2020). Skizofrenia adalah
kondisi psikotik yang berpengaruh terhadap fungsi individu termasuk berpikir, berkomunikasi,
menerima, menafsirkan kenyataan, merasakan, dan menunjukkan emosi yang ditandai dengan
pikiran kacau, delusi, haluisnasi, dan perilaku maladaptif (Pardede, Simanjuntak dan Laia, 2020).
Skizofrenia adalah kondisi jangka panjang yang kompleks secara signifikan memengharui kemampuan
seseorang untuk berfungsi dan mempertahankan hubungan sehat (Greene dan Eske, 2021).
Kesimpulan uraian diatas, skizofrenia adalah gangguan otak kronis yang memengharui cara
seseorang berpikir, merasa, dan berprilaku sehingga menyebabkan berbagai gejala kognitif dan
perilaku.

Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan
melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang paling berhubungan
dengan pandangan populer tentang gila atau sakit mental. Skizofrenia juga sering kali menimbulkan
rasa takut, kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.
Mental Health UK (2022) menyatakan terdapat delapan jenis skizofrenia yaitu :
a. Skizofrenia paranoid
Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling umum, ini
Mungkin berkembang di kemudian hari daripada bentuk lain. Gejalanya meliputi halusinasi dan/atau
delusi, tetapi ucapan dan emosi mungkin tidak terpengaruh.
b. Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia hebefrenik juga dikenal sebagai skizofrenia tidak teratur, jenis skizofrenia ini biasanya
berkembang saat berusia 15-25 tahun. Gejalanya meliputi perilaku dan pikiran yang tidak teratur, di
samping delusi dan halusinasi yang berlangsung singkat. Pasien mungkin memiliki pola bicara yang
tidak teratur dan orang lain mungkin kesulitan untuk memahami. Orang yang hidup dengan
skizofrenia tidak teratur sering menunjukkan sedikit atau tidak ada emosi dalam ekspresi wajah,
nada suara, atau tingkah laku mereka.
c. Skizofrenia katatonik
Skizofrenia katatonik adalah diagnosis skizofrenia yang paling langka, ditandai dengan gerakan yang
tidak biasa, terbatas, dan tiba-tiba. Pasien mungkinsering beralih antara menjadi sangat aktif atau
sangat diam. Pasien mungkin tidak banyak bicara dan mungkin meniru ucapan atau gerakan orang
lain.
d. Skizofrenia tak terdiferensiasi
Diagnosis pasien mungkin memiliki beberapa tanda skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik,
tetapi tidak cocok dengan salah satu dari jenis ini saja. E. Skizofrenia residual
Pasien mungkin didiagnosis dengan skizofrenia residual jika memiliki riwayat psikosis tetapi hanya
mengalami gejala negatif (seperti gerakan lambat, ingatan buruk, kurang konsentrasi, dan kebersihan
yang buruk).
e. Skizofrenia sederhana
Skizofrenia sederhana jarang didiagnosis. Gejala negatif (seperti gerakan lambat, ingatan buruk,
kurang konsentrasi, dan kebersihan yang buruk) paling menonjol lebih awal dan memburuk,
sedangkan gejala positif (seperti halusinasi, delusi, pemikiran tidak teratur) jarang dialami.
f. Skizofrenia senestopatik
Skizofrenia senestopatik yang mana orang dengan skizofrenia senestopatik mengalami sensasi tubuh
yang tidak biasa.
g. Skizofrenia tidak spesifik
Skizofrenia tidak spesifik yaitu gejala memenuhi kondisi umum untuk diagnosis tetapi tidak sesuai
dengan salah satu kategori di atas.

Skizofrenia
Menurut Videbeck (2012:349) Berikut ini adalah tipe skizofrenia dari
DSM-IV-TR 2000. Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala yang dominan:
a. Skizofrenia, tipe paranoid: ditandai dengan waham kejar (rasa menjadi korban atau dimata-matai)
atau waham kebesaran, halusinasi, dan kadang-kadang keagamaan yang berlebihan (fokus waham
agama), atau perilaku agresif dan bermusuhan.
b. Skizofrenia, tipe tidak terorganisasi: ditandai dengan afek datar atau afek yang tidak sesuai secara
nyata, inkoherensi, asosiasi longgar, dan diorganisasi perilaku yang ekstern.
c. Skizofrenia, tipe katatonik: ditandai dengan gangguan psikomotor yang nyata, baik dalam bentuk
tanpa gerakan atau aktivitas motorik yang berlebihan, negativisme yang ekstrem, mutisme, gerakan
volunter yang aneh, ekolalia, atau ekopraksia. Imobilitas motorik dapat terlihat berupa katalepsi
(flexibilitas cerea) atau stupor. Aktivitas motorik yang berlebihan terlihat tanpa tujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimulus eksternal.
d. Skizofrenia, tipe tidak dapat dibedakan: ditandai dengan gejala- gejala skizofrenia campuran (atau
tipe lain) disertai gangguan pikiran, afek, dan perilaku.
e. Skizofrenia, tipe residual: ditandai dengan setidaknya satu episode skizofrenia sebelumnya, tetapi
saat ini tidak psikotik, menarik diri dari masyarakat, afek datar, serta asosiasi longgar.

TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap penderita skizofrenia di Surakarta.
2. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap penderita skizofrenia di Surakarta.
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi dengan sikap masyarakat terhadap penderita skizofrenia di
Surakarta.
4. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terkait persepsi dan sikap masyarakat terhadap
penderita skizofrenia di Surakarta.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang persepsi dan sikap masyarakat terhadap penderita
skizofrenia di Surakarta.
2. Bagi Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai bahan, sumber, atau dasar untuk melakukan evaluasi dan pembinaan yang
tepat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar penderita skizofrenia

Faktor skizofrenia
Beberapa faktor yang diketahui dapat memicu terjadinya skizofrenia adalah sebagai berikut:
•Faktor Genetik dan Lingkungan
Gangguan skizofrenia dapat dipicu oleh faktor genetik atau keturunan. Apabila terdapat salah satu
keluarga inti yang terkena gangguan ini, maka orang tersebut berisiko tinggi mengalami hal serupa.
Selain itu, faktor lingkungan seperti infeksi virus atau kekurangan nutrisi saat di kandungan, juga
hidup di lingkungan yang penuh tekanan sehingga mengalami stres berat dapat memicu seseorang
mengidap skizofrenia.
•Perbedaan Struktur Otak
Meski tidak diketahui secara pasti apa penyebab skizofrenia, namun terdapat dugaan bahwa
gangguan kejiwaan ini berkaitan dengan perbedaan struktur otak.
•Masalah Keseimbangan Kimia di Otak
Kemudian juga diyakini bahwa ketidakseimbangan kadar zat kimia dalam otak yang bernama
dopamin dan glutamat dapat memicu skizofrenia.
•Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Skizofrenia juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika.

Jenis-Jenis Skizofrenia
Berdasarkan tanda-tanda yang muncul, skizofrenia terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya
yaitu:
•Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia paranoid merupakan jenis skizofrenia yang paling umum terjadi, di mana beberapa
gejala utamanya adalah delusi dan halusinasi terhadap ketakutan tertentu. Penderita kondisi ini
sering kali memiliki kecurigaan berlebih pada orang-orang di sekitarnya sehingga sulit mengendalikan
emosi atau keinginannya.
•Skizofrenia Katatonik
Skizofrenia katatonik termasuk kondisi yang paling langka, biasanya ditandai dengan gerakan secara
tiba-tiba, tidak biasa, dan terbatas. Penderitanya bisa saja beralih dari sangat aktif ke diam dalam
sekejap dan sebaliknya. Mereka juga tidak banyak bicara, namun sering meniru ucapan atau gerakan
orang lain.
•Skizofrenia Tidak Terdiferensiasi
Skizofrenia tidak terdiferensiasi menunjukkan berbagai gejala dari tipe skizofrenia lainnya.
Misalnya, penderita bisa saja tidak banyak bicara atau berekspresi sekaligus mengalami kebingungan
atau paranoid.
•Schizoaffective Disorder
Penderita schizoaffective disorder umumnya mengalami delusi yang disertai dengan satu atau lebih
gejala gangguan mood atau suasana hati

Tanda-tanda gejala
Tanda dan gejala menurut (bleuler):
1.Gejala Primer.

A.Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling menonjol adalah gangguan
asosiasi dan terjadiinkoherensi
B. Gangguan afek emosi
•Terjadi kedangkalan afek-emosi
•Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
•Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
•Emosi berlebihan
•Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik.

A.Gangguan kemauan
•Terjadi kelemahan kemauan
•Perilaku Negativisme atas permintaan
•Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi olehorang lain

B.Gejala Psikomotor
•Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
•Stereotip
•Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
•Echolalia dan Echopraxia3.

C.Gejala sekundera.
•Delusi
•Halusinasic.
•Cara bicara/berfikir yang tidak teraturd.
•Perilaku negatif, misalkan: kasar, kurang termotifasi, muram, perhatianmenurun

KOMPLIKASI
Jika tidak diobati, skizofrenia bisa mengakibatkan trauma emosi, perilaku,kesehatan, dan bahkan
masalah hukum dan keuangan yang mempengaruhi setiap bidang kehidupan mereka. Komplikasi
yang disebabkan oleh skizofrenia paranoid,meliputi:
•Bunuh diri (pikiran dan perilaku)
•Perilaku merusak diri sendiri
•Depresi
•Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau obat resep
•Kemiskinan
•Tunawisma
•Dipenjara
•Konflik keluarga
•Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah
•Gangguan kesehatan akibat obat antipsikotik
•Menjadi korban atau pelaku kejahatan dan kekerasan
•Jantung dan penyakit paru-paru yang berhubungan dengan merokok

Diagnosis Skizofrenia
Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala dan riwayat
kesehatan pasien kepada keluarganya. Kemudian dilakukan juga beberapa tes untuk memastikan ada
tidaknya penyalahgunaan zat berbahaya atau adanya kondisi medis tertentu.
Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini akan membantu dokter memastikan ada tidaknya masalah lain yang berpotensi
menyebabkan gejala skizofrenia.
•Tes darah lengkap.
Tes darah bertujuan untuk mengesampingkan masalah medis lainnya yang mungkin menjadi sumber
gejala.
•Tes pencitraan dengan CT scan atau MRI.
Tujuannya adalah untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada struktur sistem saraf pusat dan otak
pasien.

Dokter juga akan melakukan evaluasi kejiwaan dengan mengamati beberapa hal, meliputi:

•Mengamati penampilan, perilaku, dan sikap pasien.


•Memberikan sejumlah pertanyaan mengenai halusinasi, delusi, suasana hati, penggunaan zat
tertentu, hingga latar belakang diri dan keluarga. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter menilai
seberapa besar risiko pasien dalam membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.

Faktor Risiko Skizofrenia


Walaupun penyebab skizofrenia tidak diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang membuat
seseorang lebih berisiko terkena skizofrenia, antara lain:

Memiliki anggota keluarga dengan riwayat skizofrenia


Masalah saat masih di dalam kandungan, seperti malnutrisi dan virus yang dapat mengganggu
perkembangan otak janin
Mengkonsumsi obat psikotropik pada saat remaja

KESIMPULAN
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis ataudeteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997;
46).
SARAN.

1.Rumah Sakit Khusus


Rumah sakit khusus sebagai salah satu wadah dalam membantu program pemerintah untuk
meningkatkan serta mempertahankan kesehatan masyarakat,diharapkan pihak rumah sakit
membuat jadwal kunjungan keluarga agar proses pemberian intervensi pada keluarga dapat
dilakukan. Selain itu,diharapkan pihak manajemen agar memperhatikan sarana dan prasarana
yangada dan melengkapi seluruh peralatan medis yang menunjang proses penyembuhan pasien.
Serta diharapkan pihak menejemen lebih proaktif untukmelakukan home visite kerumah-rumah
pasien khususnya pasien-pasien yangditelantarkan oleh keluarganya.

2.Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa merupakan calon penerus perawat yang ada diruangan, sehinggadiharapkan mahasiswa
agar mampu memanfaatkan waktu yang ada pada saat praktik semaksimal mungkin, agar ilmu yang
didapatkan tidak hanya di ruangkelas, melainkan juga dilapangan.

3.Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan merupakan pencetak perawat-perawat dimasa depan,hendaknya pihak
pendidikan dapat memberikan banyak materi pembelajarandan praktik terkait perkembangan
keperawatan jiwa yang dirasakan semakinmenjadi msalah kesehatan jiwa.
Begitu juga dengan literatur yang disediakan,agar buku-buku yang disediakan diperpustakaan selalu
diupgrade, sehingga sumber yang disediakan merupakan sumber terbaru. Dalam hal
pembuatanlaporan kasus ini diharapkan menjadi pertimbangan agar waktu pembuatanlaporan kasus
ini dapat diperpanjang, agar pembuatan laporan kasus ini dapatdimanfaatkan secara maksimal
dengan hasil yang juga maksimal.

4.Keluarga dan Masyarakat


Keluarga dan masyarakat hendaknya dapat mengenal gangguan jiwa bukansebagai suatu penyakit
yang sangat meresahkan masyarakat. Khususnyakepada keluarga agar memberikan dukungan bagi
proses penyembuhan pasien, baik berupa materil maupun berupa support dalam hal kecil
sepertikunjungan terhadap keluarganya yang ada dirumah sakit khusus

Anda mungkin juga menyukai