Anda di halaman 1dari 28

Skizofrenia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Schizophrenia
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Eugen Bleuler (18571939) pencipta istilah "Schizophrenia" pada 1908

ICD-10 ICD-9 OMIM DiseasesDB MedlinePlus eMedicine MeSH

F20. 295 181500 11890 000928 med/2072 emerg/520 F03.700.750

Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal pikiran, perasaan dan tingkah laku.[1] Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Daftar isi

1 Jenis Skizofrenia o 1.1 Skizofrenia paranoid o 1.2 Skizofrenia tidak teratur o 1.3 Skizofrenia katatonik o 1.4 Skizofrenia tidak terbedakan o 1.5 Skizofrenia sisa 2 Penyebab 3 Gejala 4 Organisasi pendukung 5 Rumah sakit 6 Rujukan 7 Referensi 8 Pranala luar

Jenis Skizofrenia
Skizofrenia paranoid

Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami waham dan halusinasi yang meneror atau mengintimidasi (misalnya merasa diawasi secara terus-menerus atau diikuti ketika pergi ke manapun) dan juga waham yang membuat penderita meyakini bahwa ia adalah sesosok figur besar (Tuhan, Malaikat, Nabi, panglima besar, dsb).[2]

Skizofrenia tidak teratur


Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh perilaku yang tidak bertujuan dan kekanak-kanakan. Seseorang yang menderita skizofrenia jenis ini sering menunjukkan tanda tanda emosi dan ekspresi yang tidak sesuai dengan keadaannya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala gejala yang sering dialami untuk orang yang menderita skizofrenia jenis ini.[3]

Skizofrenia katatonik
Jenis skizofrenia yang ditandai dengan gangguan motorik, termasuk kegembiraan ekstrim dan perilaku menyerang secara fisik terhadap orang lain tanpa alasan. Orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan menampilkan gejala diam dan mempertahankan posisi yang janggal dalam waktu yang lama (stupor, fleksibilitas lilin, negativisme). [4]

Skizofrenia tidak terbedakan


Jenis skizofrenia yang penderitanya memiliki delusi, halusinasi dan perilaku tidak teratur tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, tidak teratur, atau katatonik.[5]

Skizofrenia sisa
Skizofrenia sisa akan didiagnosis ketika setidaknya episode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala positif yang menonjol dan biasanya hanya tinggal gejala negatifnya saja.[6]

Penyebab
Pengaruh neurobiologis, aAda beberapa teori tentang pengaruh neurogiologis yang menyebabkan skizorenia. Salah satunya adalah ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[7] Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun.[8] Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.

Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.

Gejala
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain: 1. Ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh (afek datar). 2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). 3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi (perhatian). 4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu, dan tak disiplin. Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:

Gejala-gejala Positif Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain. Gejala-gejala Negatif Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan Post Traumatic Stress Disorder. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan. Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren. Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya

stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis. Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis. Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.

Organisasi pendukung
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)] adalah sebuah komunitas pendukung Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dan keluarganya yang memfokuskan diri pada kegiatan mempromosikan kesehatan mental bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Keberhasilan ODS dalam pemulihan sangat tergantung kepada pemahaman keluarga tentang skizofrenia.[9] Komunitas ini juga bertujuan memberikan informasi tentang skizofrenia yang tepat kepada masyarakat guna memerangi stigma negatif terhadap ODS. Orang Dengan Skizofrenia sama sekali tidak membahayakan, bahkan mereka sangat membutuhkan dukungan semua orang. Dengan adaptasi yang tepat, mereka juga dapat bekerja dengan baik seperti orang normal. Kegiatan penting yang dilakukan komunitas ini adalah menterjemahkan swadaya atas artikelartikel penting tentang skizofrenia dan panduan-panduan keluarga. Kegiatan edukasi berupa kopi darat juga dilakukan untuk saling berbagi pengalaman antar keluarga maupun narasumber. Rencananya KPSI juga akan menerbitkan buku kisah sejati tentang dukungan keluarga.

Rumah sakit

Rumah Sakit Jiwa Pusat Bangli, Bali Alamat : Jl. Kusumayuda Bangli Bali

Rumah Sakit Jiwa Bina Atma Alamat : Jl. Cokroaminoto Km 5, Denpasar Telp : (0361) 425744 Faksimile : (0361) 427323

Rumah Sakit Jiwa Bandung Alamat : Jl.L.L.R.E Martadinata No. 11, Bandung

Telp : (022) 4203651 Fax : (022) 4205447

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. H. B. Saanin Padang Alamat : l. Ulu Gadut Kec. Pauh Padang, Sumatera Barat Telp : (0751) 72001 Fax : (0751) 71379

Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Jl. Dr. Semeru No. 114 Bogor, Jawa Barat Telp : 0251. 324024 - 324025 Fax : 0251. 324025

Rumah Sakit Jiwa Hurip Waluya Alamat : Jl. Karang Tineung Dalam 1-A, Bandung Telepon : (022) 2038892

Skizofrenia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Schizophrenia
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Eugen Bleuler (18571939) pencipta istilah "Schizophrenia" pada 1908

ICD-10 ICD-9 OMIM DiseasesDB MedlinePlus eMedicine MeSH

F20. 295 181500 11890 000928 med/2072 emerg/520 F03.700.750

Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal pikiran, perasaan dan tingkah laku.[1] Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Daftar isi

1 Jenis Skizofrenia o 1.1 Skizofrenia paranoid o 1.2 Skizofrenia tidak teratur o 1.3 Skizofrenia katatonik o 1.4 Skizofrenia tidak terbedakan o 1.5 Skizofrenia sisa 2 Penyebab 3 Gejala 4 Organisasi pendukung 5 Rumah sakit 6 Rujukan 7 Referensi 8 Pranala luar

Jenis Skizofrenia
Skizofrenia paranoid

Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami waham dan halusinasi yang meneror atau mengintimidasi (misalnya merasa diawasi secara terus-menerus atau diikuti ketika pergi ke manapun) dan juga waham yang membuat penderita meyakini bahwa ia adalah sesosok figur besar (Tuhan, Malaikat, Nabi, panglima besar, dsb).[2]

Skizofrenia tidak teratur


Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh perilaku yang tidak bertujuan dan kekanak-kanakan. Seseorang yang menderita skizofrenia jenis ini sering menunjukkan tanda tanda emosi dan ekspresi yang tidak sesuai dengan keadaannya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala gejala yang sering dialami untuk orang yang menderita skizofrenia jenis ini.[3]

Skizofrenia katatonik
Jenis skizofrenia yang ditandai dengan gangguan motorik, termasuk kegembiraan ekstrim dan perilaku menyerang secara fisik terhadap orang lain tanpa alasan. Orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan menampilkan gejala diam dan mempertahankan posisi yang janggal dalam waktu yang lama (stupor, fleksibilitas lilin, negativisme). [4]

Skizofrenia tidak terbedakan


Jenis skizofrenia yang penderitanya memiliki delusi, halusinasi dan perilaku tidak teratur tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, tidak teratur, atau katatonik.[5]

Skizofrenia sisa
Skizofrenia sisa akan didiagnosis ketika setidaknya episode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala positif yang menonjol dan biasanya hanya tinggal gejala negatifnya saja.[6]

Penyebab
Pengaruh neurobiologis, aAda beberapa teori tentang pengaruh neurogiologis yang menyebabkan skizorenia. Salah satunya adalah ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[7] Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun.[8] Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.

Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.

Gejala
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain: 1. Ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh (afek datar). 2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). 3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi (perhatian). 4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu, dan tak disiplin. Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:

Gejala-gejala Positif Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain. Gejala-gejala Negatif Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan Post Traumatic Stress Disorder. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan. Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren. Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya

stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis. Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis. Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.

Organisasi pendukung
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)] adalah sebuah komunitas pendukung Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dan keluarganya yang memfokuskan diri pada kegiatan mempromosikan kesehatan mental bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Keberhasilan ODS dalam pemulihan sangat tergantung kepada pemahaman keluarga tentang skizofrenia.[9] Komunitas ini juga bertujuan memberikan informasi tentang skizofrenia yang tepat kepada masyarakat guna memerangi stigma negatif terhadap ODS. Orang Dengan Skizofrenia sama sekali tidak membahayakan, bahkan mereka sangat membutuhkan dukungan semua orang. Dengan adaptasi yang tepat, mereka juga dapat bekerja dengan baik seperti orang normal. Kegiatan penting yang dilakukan komunitas ini adalah menterjemahkan swadaya atas artikelartikel penting tentang skizofrenia dan panduan-panduan keluarga. Kegiatan edukasi berupa kopi darat juga dilakukan untuk saling berbagi pengalaman antar keluarga maupun narasumber. Rencananya KPSI juga akan menerbitkan buku kisah sejati tentang dukungan keluarga.

Rumah sakit

Rumah Sakit Jiwa Pusat Bangli, Bali Alamat : Jl. Kusumayuda Bangli Bali

Rumah Sakit Jiwa Bina Atma Alamat : Jl. Cokroaminoto Km 5, Denpasar Telp : (0361) 425744 Faksimile : (0361) 427323

Rumah Sakit Jiwa Bandung Alamat : Jl.L.L.R.E Martadinata No. 11, Bandung

Telp : (022) 4203651 Fax : (022) 4205447

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. H. B. Saanin Padang Alamat : l. Ulu Gadut Kec. Pauh Padang, Sumatera Barat Telp : (0751) 72001 Fax : (0751) 71379

Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi Jl. Dr. Semeru No. 114 Bogor, Jawa Barat Telp : 0251. 324024 - 324025 Fax : 0251. 324025

Rumah Sakit Jiwa Hurip Waluya Alamat : Jl. Karang Tineung Dalam 1-A, Bandung Telepon : (022) 2038892

PENYAKIT MENTAL PSIKOSIS & NON-PSIKOSIS


Penyakit mental adalah istilah umum yang merujuk kepada sekumpulan penyakit-penyakit mental. Seseorang yang mendapat penyakit mental mengalami gangguan fungsi mentalnya. Penyakit mental dapat berbeda dari segi tahap keterukannya, jangka waktu sakit dan tingkat gangguan terhadap aktivitas harian. Penyakit mental dapat bersifat sementara dan dapat berulang-ulang di sepanjang hayat seseorang. Kebanyakan pengidap penyakit mental hanya mengalami satu episode saja, tidak serius dan pulih dengan sempurna setelah perawatan. Akibat dari salah paham mengenai penyakit mental, pasien dan keluarga mereka kadangkadang dicemooh dan disisih dalam masyarakat. Pada umumnya penyakit mental dapat dibagi kepada dua grup; * Penyakit-penyakit psikosis. * Penyakit-penyakit non-psikosis (neurosis) Penyakit Psikosis Pada tahap parah, seseorang yang mengalami penyakit mental psikosis mungkin kehilangan hubungan dengan alam nyata. Kemampuan seseorang memahami pemikiran dan perasaannya serta rangsangan dari luar terganggu di tahap parah ini. Mereka merasakan lingkungan di sekitarnya berbeda dengan orang yang normal. Apa yang mereka lihat, dengar dan rasai sebagai sesuatu yang benar tetapi tidak dialami oleh orang di sekitarnya. Pasien mungkin bertindak di atas apa yang dialami dan tingkahlakunya mungkin terlihat "luar biasa". Orangorang yang tidak biasa dengan tindakan dan pengalaman mereka mungkin sulit memahami akan kekeliruan dan ketakutan pasien psikosis dan melihatnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Pada masa dahulu orang yang sakit mental psikosis diasingkan dan dipisahkan dari masyarakat. Tetapi, pada hari ini, dengan adanya perawatan dan obatan yang efektif, kebanyakan mereka dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna. Diantara penyakit-penyakit jenis ini termasuk skizofrenia dan psikosis manik depresif. Penyakit-penyakit Bukan Psikosis Mungkin kita pernah mengalami perasaan sedih, resah dan tertekan. Pengalaman ini merupakan pengalaman biasa dalam kehidupan kita. Apabila perasaan biasa ini dan tingkahlaku tertentu terjadi secara berlebihan, tidak terkendali dan berlarut-larut sehingga mengganggu kehidupan seseorang dalam menjalani aktivitas harian, hubungan dengan orang lain dan kemampuan seseorang untuk menikmati kesenangan hidup, ia mungkin mengalami salah satu penyakit mental jenis bukan psikosis (neurosis). Di antara penyakit-penyakit jenis ini termasuk fobik (ketakutan yang tidak berasas), keresahan (anxiety), depresi (depression) dan obsessif kompulsif. RAWATAN UTAMA PENYAKIT MENTAL Seperti penyakit fisik, penyakit mental juga dapat disembuhkan. Apabila seseorang

mengalami penyakit mental, mereka harus menjalani penilaian oleh staf kesehatan. Informasi terus terang dan tepat dapat membantu staf kesehatan dalam menentukan diagnosa dan merancang jenis perawatan dengan tepat. Sebagian besar dari mereka dapat dirawat sebagai pasien luar tanpa perlu masuk ke rumah sakit atau institusi mental. Terdapat berbagai jenis perawatan untuk penyakit mental. Pengobatan yang diberikan kepada sesesorang tergantung pada jenis penyakitnya dan kebutuhan individu. Rawatan-rawatan Utama Yang Selalu Digunakan Psikoterapi dan konseling Konseling dapat membantu penderita memahami keadaan diri dan perasaannya dengan lebih mendalam. Perawatan ini diberikan secara pesakit luar. Seseorang itu mungkin memerlukan beberapa sesi konseling sebelum mendapat kesan perawatan. Jumlah sesi konseling tergantung pada jenis penyakit dan kebutuhan individu. Pengobatan psikotropik Terdapat berbagai jenis obat-obatan yang diklasifikasikan sebagai obat psikotropik yang digunakan untuk pengobatan penyakit mental. Obat-obatan antipsikotik dapat mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala psikosis. Sementara obat-obatan jenis lain dapat mengurangi tekanan, kemurungan dan keresahan (anxiety) sehingga pasien dapat menangani gejala-gejala penyakitnya dengan lebih baik. Sebagian obatan jenis ini memakan waktu yang agak lama sebelum memberi kesan. Bagaimanapun, pengambilan obat-obatan jenis ini harus mendapat nasihat dari praktisi medis yang sah. Sebagian orang yang sakit mental harus melanjutkan pengambilan obatan psikotropik untuk jangka waktu yang panjang seperti perawatan fisik, misalnya penyakit darah tinggi dan kencing manis. Rawatan tingkahlaku Perawatan jenis ini memberi fokus kepada membantu pasien mengubah cara berpikir atau tindakan yang tertentu yang mengganggu dan menimbulkan gejala penyakit. Terdapat berbagai jenis perawatan tingkahlaku yang dapat digunakan untuk merawat penyakit mental tertentu. Teknik releksasi adalah merupakan satu contoh pengobatan jenis ini. Rawatan elektrokonvulsif Rawatan elektrokonvulsif diberikan melalui pengaliran listrik bervoltan amat rendah melintasi otak seseorang. Perawatan jenis ini adalah selamat, tidak berbahaya dan biasanya digunakan untuk merawat penyakit depresi yang serius. Sebelum perawatan diberikan, seseorang itu akan diberi bius.

Chlorpromazine (CPZ) / Klorpromazin HCl


Sediaan: Tablet 25 mg dan 100 mg Injeksi 25 mg/ml Cara Kerja Obat: Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine. Mekanisme kerjanya secara pasti tidak diketahui. Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia juga mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja pada taraf susunan saraf pusat, terutama pada tingkat subkortikal maupun pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine mempunyai efek anti-adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek penghambatan ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek antihistamin dan antiserotonin lemah. Indikasi: Psikosis, neurosis, gangguan susunan saraf pusat yang membutuhkan sedasi, anestesi, pre medikasi, mengontrol hipotensi, induksi hipotermia, antiemetik, skizofrenia, gangguan skizoafektif, psikosis akut, sindroma paranoid, & stadium mania akut. Kontraindikasi : Jaundice, kelainan fungsi hati, koma, pasien dengan pemakaian obat penekan susunan syaraf pusat, juga depresi sumsum tulang. Dosis: - Untuk pengobatan psikotik : 75-800 mg/hari dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam. - Untuk anti-emetik : 25-50 mg/hari. - Anak-anak : sehari 2-4 mg/kg berat badan, dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam. Peringatan dan Perhatian: Obat ini dapat menimbulkan gejala ekstrapiramidal. Hati-hati pada pasien yang hipersensitif. Dapat melemahkan mental/fisik, abilitas. Penggunaan pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti, di-gunakan hanya bila perlu. - Pemakaian bersama alkohol, menyebabkan efek aditif. - Hati-hati pada penderita dengan kelainan fungsi hati. - Hati-hati diberikan pada pasien lanjut usia. Efek Samping : - Gejala idiosinkrasi yang dapat timbul berupa ikterus, dermatitis dan leukopenia. Reaksi ini disertai oleh adanya eosinophilia dalam darah perifer. - Klorpromazin HCl dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal serupa dengan yang terlihat pada Parkinsonisme, orthostatic hypotension sering terlihat pada penderita yang mempunyai sistem vasomotor labil. - Dapat juga berupa hipotermia, kadang-kadang takikardia atau mulut dan tenggorokan kering,mengantuk, konstipasi dan retensi urin

KOMPOSISI RISPERIDONE 1 mg Tiap tablet salut selaput mengandung: Risperidone 1 mg RISPERIDONE 2 mg Tiap tablet salut selaput mengandung: Risperidone 2 mg RISPERIDONE 3 mg Tiap tablet salut selaput mengandung: Risperidone 3 mg

FARMAKOLOGI Cara kerja obat Risperidone termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole. Risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan reseptor 1-adrenergik. Risperione tidak memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik. Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala positif skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi aktivitas motorik dan induksi katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal, dia memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia.

Farmakokinetik Risperidone diabsorpsi sempurna setelah pemberian oral, konsentrasi plasma puncak dicapai setelah 1-2 jam. Absorpsi risperidone tidak dipengaruhi oleh makanan. Hidroksilasi merupakan jalur metabolisme terpenting yang mengubah risperidone menjadi 9-hidroxyl-risperidone yang aktif. Waktu paruh eliminasi dari fraksi antipsikotik yang aktif adalah 24 jam. Studi risperidone dosis tunggal menunjukkan konsentrasi zat aktif dalam plasma yang lebih tinggi dan eliminasi yang lebih lambat pada lanjut usia dan pada pasien dengan gangguan ginjal. Konsentrasi plasma tetap normal pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

INDIKASI

Terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan (seperti; halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect, menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.

KONTRAINDIKASI Hipersensitif terhadap risperidone.

DOSIS Dosis umum Hari ke-1 : 2 mg/hari, 1-2 x sehari Hari ke-2 : 4 mg/hari, 1-2 x sehari (titrasi lebih rendah dilakukan pada beberapa pasien) Hari ke-3 : 6 mg/hari, 1-2 x sehari Dosis umum 4-8 mg per hari Dosis di atas 10 mg/hari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah dan bahkan mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Dosis di atas 10 mg/hari dapat digunakan hanya pada pasien tertentu dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding dengan risikonya. Dosis di atas 16 mg/hari belum dievaluasi keamanannya sehingga tidak boleh digunakan. Penggunaan pada penderita geriatrik, juga penderita gangguan fungsi ginjal dan hati: Dosis awal: 0,5 mg, 2 x sehari Dosis dapat disesuaikan secara individual dengan penambahan 0,5 mg, 2 x sehari (hingga mencapai 1-2 mg, 2 x sehari) Penggunaan pada anak: Pengalaman penggunaan pada anak-anak usia di bawah 15 tahun belum cukup.

PERINGATAN DAN PERHATIAN Anak-anak usia < 15 tahun tidak dianjurkan. Dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, terutama pada pemberian awal. Risperidone diberikan secara hati-hati pada penderita kardiovaskular. Pengurangan dosis harus dipertimbangkan bila terjadi hipotensi. Penggunaan dosis di atas 5 mg, 2x sehari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah dan bahkan mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan. Bila diperlukan efek sedasi yang lebih, pemberian obat seperti benzodiazepin lebih baik dibanding menaikkan dosis risperidone.

Obat antagonis reseptor dopamin berhubungan dengan induksi tardive dyskinesia, ditandai dengan pergerakan berulang yang tidak terkendali, terutama pada lidah dan/atau wajah. Dilaporkan bahwa munculnya gejala ekstrapiramidal merupakan faktor risiko terjadinya tardive dyskinesia. Jika tanda dan gejala tardive dyskinesia muncul, pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan semua obat antipsikotik. Pemberian risperidone pada pasien Parkinson secara teori dapat menyebabkan penyakit memburuk. Hati-hati penggunaan pada pasien epilepsi. Pasien diberitahu bahwa berat badannya dapat meningkat. Risperidone dapat mengganggu aktivitas yang memerlukan konsentrasi mental, pasien disarankan tidak menyetir atau menjalankan mesin hingga diketahui kerentanan individualnya. Pemberian pada wanita hamil dan menyusui jika keuntungannya lebih besar dari risiko. Penggunaan risperidone dapat menimbulkan Neuroleptic Malignant Syndrome (NMS) yang manifestasi klinisnya adalah: Hiperpireksia, rigiditas otot, perubahan status mental dan gangguan denyut nadi, tekanan darah, aritmia, takikardia dan diaforesis. Manifestasi lainnya dapat berupa: peningkatan kreatinin fosfatase, mioglobinemia, serta gagal ginjal akut. Bila timbul gejala NMS, hentikan segera penggunaan. Penggunaan risperidone juga dapat menimbulkan hiperprolaktinemia (karena risperidone dapat meningkatkan kadar prolaktin sehingga kemungkinan efek karsinogenitasnya meningkat). Penggunaan risperidone pada penderita geriatrik serta penderita gangguan fungsi hati dan ginjal: Dosis awal dan dosis tambahan perlu dikurangi sampai separuh dosis normal.

EFEK SAMPING Yang umum terjadi: insomnia, agitasi, rasa cemas, sakit kepala. Efek samping lain: somnolen, kelelahan, pusing, konsentrasi terganggu, konstipasi, dispepsia, mual/muntah, nyeri abdominal, gangguan penglihatan, priapismus, disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi, disfungsi orgasme, inkontinensia urin, rinitis, ruam dan reaksi alergi lain. Beberapa kasus gejala ekstrapiramidal mungkin terjadi (namun insiden dan keparahannya jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan haloperidol), seperti: tremor, rigiditas, hipersalivasi, bradikinesia, akathisia, distonia akut. Jika bersifat akut, gejala ini biasanya ringan dan akan hilang dengan pengurangan dosis dan/atau dengan pemberian obat antiparkinson bila diperlukan. Seperti neuroleptik lainnya, dapat terjadi neuroleptic malignant syndrome (namun jarang), ditandai dengan hipertermia, rigiditas otot, ketidakstabilan otonom, kesadaran berubah dan kenaikan kadar CPK, dilaporkan pernah terjadi. Bila hal ini terjadi, penggunaan obat antipsikotik termasuk risperidone harus dihentikan. Kadang-kadang terjadi orthostatic dizziness, hipotensi termasuk ortostatik, takikardia termasuk takikardia reflek dan hipertensi. Risperidone dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi prolaktin plasma yang bersifat dosedependent, dapat berupa galactorrhoea, gynaecomastia, gangguan siklus menstruasi dan amenorrhoea. Kenaikan berat badan, edema dan peningkatan kadar enzim hati kadang-kadang terjadi. Sedikit penurunan jumlah neutrofil dan trombosit pernah terjadi. Pernah dilaporkan namun jarang terjadi, pada pasien skizofrenik: intoksikasi air dengan hiponatraemia, disebabkan oleh polidipsia atau sindrom gangguan sekresi hormon antidiuretik (ADH); tardive dyskinesia, tidak teraturnya suhu tubuh dan terjadinya serangan.

INTERAKSI OBAT

Hati-hati pada penggunaan kombinasi dengan obat-obat yang bekerja pada SSP dan alkohol. Risperidone mempunyai efek antagonis dengan levodopa atau agonis dopamin lainnya. Karbamazepin dapat menurunkan kadar plasma risperidone. Clozapine dapat menurunkan bersihan risperidone. Fluoksetin dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari fraksi antipsikotik ( risperidone dan 9hydroxy-risperidone) dengan meningkatkan konsentrasi risperidone.

KEMASAN RISPERIDONE 1 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput, No. Reg: GKL0505038917A1 RISPERIDONE 2 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput, No. Reg: GKL0505038917B1 RISPERIDONE 3 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput, No. Reg: GKL0505038917C1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN PADA SUHU DI BAWAH 30 C, TERLINDUNG DARI CAHAYA

Penggolongan obat untuk gangguan jiwa A.ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA 1.Nama obat : ALGANAK

Golongan obat : Alpazolam 0,25 mg ; 0,50 mg 1 mg Fungsi : Ansietas yang berhubungan dengan depresi , gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia Efek samping : : Guardian Pharmatama

Persamaan nama dari pabrik

2.Nama obat

: ALVIZ

Golongan obat : Alprazolam 0,5 mg ; 1 mg / tablet Fungsi : Pengobatan jangka pendek ansietas sedang sampai berat dan ansietas yang berhubungan dengan depresi Efek samping : Intoksifikasi fungsi saraf : Pharos, Altana Pharma

Persamaan nama pabrik

3.Nama obat

: ASABIUM

Golongan obat : klobazam 10 mg Fungsi : Mengatasi keadaan yang berhubungan dengan ansietas,ketegangan,gangguan tidur di sebabkan kelainan mental dan emosional Efek samping : : Otto

Persamaan nama pabrik

4.Nama Obat

: ATARAX

Golongan obat : Alprazolam 0,5 mg Fungsi : Gangguan ansietas atau gejala ansietas jangka pendek, ansietas yang menyertai tekanan hidup sehari-hari biasanya tidak memerlukan obat ansiolitik, efektifitas pada penggunaan jangka panjang ( lebih dari 4 bulan ) tidak di ketahui.

Efek samping : Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, amnesia, depresi light headness, bingung halusinasi, blurred vision. Persamaan nama pabrik : Mersi

5.Nama obat

: ATIVAN

Golongan obat : Lorazepam 0,5 mg ; 1 mg ; 2 mg Fungsi : Ansietas gangguan psikoneurotik, gangguan kecemasan pada situasi psikotik dan depresi berat Efek samping Nama pabrik : : Sunthi sepuri, wyeth

6.Nama obat

: CALMLET

Golongan obat : Alprazolam 0,25 mg ; 0,5 mg ; 2 mg Fungsi : Gejala ansietas termasuk ansietas disertai gejala depresi, panik disorder dengan atau tanpa agoraphobia. Efek samping Nama pabrik : : Sunthi sepuri

7.Nama obat

ECAZEPAM

Golongan obat Fungsi Efek samping Nama pabrik

iazepam 5 mg / tablet : Neuroleptikum : : Harsen

8. Nama obat

: DIOBRIUM

Golongan obat : Klordiazepoksid hidroklorida

Fungsi : Gangguan fisiologis kejiwaan, kecemasan,mudah tersinggung,dan perasaan tidak enak Efek samping Nama pabrik : : Cendo

9.Nama obat

: FRISIUM

Golongan obat : Klobazam 10 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : kecemasan, gangguan psikomotori, pengobatan epilepsy : kelelahan, mulut kering,pusing : Aventis

10.Nama obat

: MERLOPAM

Golongan obat : Lorazepam 0,5 mg ; 2 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : Pengobatan jangka pendek berhubungan dengan gejala depresi : Mengantuk, perasaan lemah dan lesu : Mersi

11.Nama obat

: LIBRIUM

Golongan obat : Chiordiazepoxide

Fungsi Efek samping Nama Pabrik

engobatan jangka pendek ansietaas dan sindrom putus alcohol akut : ataksia, mengantuk, kebingungan mental, terutama pada lansia : Valeant / Combiphar

12.Nama obat

: SERENAL-10

Golongan obat : oxazolam Fungsi : Neurosis, keluhan psikosomatis

Efek samping : Mengantuk, pusing, sakit kepala, insomnia, anorexia,gangguan pergerakan lidah, mulut kering, gelisah,erupsi kulit. Nama pabrik : Sankyo

13.Nama obat

: VALDIMEX

Golongan obat : Diazepam 5 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : untuk pengobatan jangka pendek meringan spasme otot rangka : Mengantuk, ataksia, kelelaha, erupsi pada kulit edema : Mersi farma

B.ANTIDEPRESI DAN ANTIMANIA 1.Nama obat : ANDEP

Golongan obat : Fluoksetin hidroklorida 20 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : untuk pengobatan depresi , terutama kategori gangguan depresi mayor : gangguan syaraf , gangguan saluran cerna : Medikon prima

2.Nama obat

: ANTIPRES

Golongan obat : Sertalin 50 mg Fungsi Efek samping : gejala depsresi dengan atau tanpa riwayat mania : mual, diare, gangguan fungsi seks pria, tremor

3.Nama obat

: CAURAGE

Golongan obat : Fluoksetin 20 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : Depresi : Anoreksia, mual, muntah, dyspepsia, mulut kering , diare : Soho

4.Nama obat

: FRIMANIA

Golongan obat : Litium Karbonat 200 mg ; 400 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : Mania dan hipomania , depresi, bipolar : pada awal pengobatan muntah : Mersifarma

5.Nama obat

: NOPRES

Golongan obat : Fluoxetine Fungsi Efek samping Nama pabrik : Depresi : Cemas, insomnia, mengantuk, lesu,tremor, mual, pusing,sakit kepala : Ferron

6.Nama obat

: OXIPRES

Golongan obat : fluoksetin Hcl 20mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : Depresi kategori mayor : gelisah, amnesia, insomnia, pusing, bingung : Sandoz

7.Nama obat

: SERLOF

Golongan obat : sertraline HCL Fungsi : terapi simtomatis gejala depresi dengan atau tanpa riwayat mania, gangguan absesif kompulsif,gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia stres pasca trauma. Efek samping : Anoreksia, mual, diare, dyspepsia,tremor,sakit kepala,insomniamengantuk,berkeringat,mulut kering,disfungsi seks pada pria Nama pabrik : Kalbe farma

8.Nama obat

: TILSAN

Golongan obat : Maprotilin HCL Fungsi Efek samping Nama pabrik : Depresi endogen : gangguan hantaran jantung, alveolitis alergi : Otto

9.Nama obat

: TRAN-Q

Golongan obat : Buspiron hidroklorida 10 mg Fungsi efek sedasi Efek sampnig Nama pabrik : penderita ansietas dengan atau tanpa depresi dimana tidak menimbulkan

: pusing, mual, sakit kepala : Guardian

10.nama obat

: ZERLIN

Golongan obat : sertralin 50 mg Fungsi Efek Nama pabrik : semua tipe depresi dengan atau tanpa riwayat mania : mual, muntah, mulut kering, diare, insomnia, tremor : Pharos

11.nama obat

: ZAC

Golongan obat : fluoxetine Fungsi : depresi

Efek samping : gelisah, gugup,susah tidur, gemetar,mual,diare,sakit kepala,mulut kering,penurunan fungsi seks,hiponatremia,berkeringat. Nama pabrik : Ikapharmindo

C.ANTIOBSESI DAN ANTIKOMPULSI

D.ANTIPSIKOSIS

1.Nama obat

: ANANTESOL

Golongan obat : flufenazin hidroklorida 2.5 mg, 5 mg Fungsi Efek samping Nama pabrik : trankuilizer major, gelisah, ketegangan dan gangguan mental lain. : hipersensitif : Bristol-myers squibb

2.nama obat

: CEPEZET

Golongan obat : klorpromazin hidroklorida 100 mg / tablet Fungsi : pengobatan umum,neurosis,gangguan system saraf pusat yang memerlukan penenang,pramedikasi,anestesi, hipotensi terkontrol, induksi,hipotermi,dan anti muntah. Efek samping kulit. Nama pabrik : Lesu,gangguan tidur,mengantuk,pusing,,mulut kering,agitasi,dan ruam

: Mersi

3.nama obat

: CLORILEX

Golongan obat : klozapin 25 mg ; 100 mg Fungsi : Penderita skizofrenia yang tidak member respons atau intoleransi terhadap neuroleptik Efek samping : granulositopenia,agranulositosis,eosinifilia leukosiosis dapat terjadi terutama pada minggu pertama teori, mengantuk,lelah,sedasi,pusing dan sakit kepala. Nama pabrik : Mersifarma

4.nama obat

: GOVOTIL

Golongan obat : haloperidol 2mg ;5 mg Fungsi : psikosis kronis dan akut

Efek samping : reaksi neurologic yang bersifat ekstra pyramidal seperti hipertonia otot dan gemetar (parkinsonisme) kejang otot, dan gerakan bola mmata terkodinir Nama pabrik : Guardian pharmatama

5.nama obat

: LODOPIN

Golongan obat : zotepine Fungsi : pengobatan skizofrenia

Efek samping : menggigil,sakit kepala,nyeri,demam,tak enaak badan, hipertensi,aritmia,leucopenia,rasa cemas,gangguan menstruasi. Nama pabrik : kalbe farma

6.nama obat

: MEPROSETIL

Golongan obat : klopromazin hidroklorida 25 mg 100 mg Fungsi : psikosis hiperaktif,skizofreniadini,ansietas,mual,muntah yang bersifat sentral,mabuk perjalanan Efek samping : kadang takikardia,rasa kering pada mulut dan tenggorok

Nama pabrik

: Meprofarma

7.nama obat

: MUTABON M

Golongan obat : perhenazine 2 mg, amtriptyline Hcl 10 mg Fungsi : terapi pemeliharaan pada gangguan emosi dan mental dengan ansietas, ketegangan dan depresi Efek samping : mengantuk,ketergantungan efek antimuskarinik,insomnia,depresi,kejang,agitasi,takikardi,hipotensipostural,reaksi alergi,kerusakan toleransi glukosa Nama pabrik : schering-plough

8.nama obat

: NOPRENIA

Golongan obat : risperidone Fungsi : skizofrenia akut dan kronik,psikosis yang lain dengan gejala positif (seperti halusinasi,delusi,gangguan pola piker,kecurigaan) dan atau negative ( seperti afek tumpul,menarik dirisecara sosial,dan emosional serta sulit berbicara ) yang nyata. Mengurangi gejala afektif (seperti depresi, perasaan bersalah,dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia. Efek samping : insomnia,agitasi,ansietas,sakit kepala,somnolen,kelelahan,kadang hipotensi ortostatik, reflek takikardia atau hipertensi. Nama pabrik : novell pharma

9.nama obat

: PROMACTIL

Golongan obat : klorpromazin hideroklorida 100 mg Fungsi : depresi saraf pusat antiemetikum, sedativum,trankuilizer,antispasmodikum,hipnotikum,anal-getikum. Efek samping : lesu, mengantuk, pusing, sakit kepala, konstipasi,polunia,jantung berdebar,insomnia,fotofobi Nama pabrik 10.nama obat : Combiphar : RISPERDAL CONST

Golongan obat : Rispendone Fungsi : terapi skizofrenia dan gangguan skizoafektif

Efek samping : somnolen,akatisia,parkinsonisme,dyspepsia,konstipasi,mulut kering, rasa lelah,peningkatan berat badan, Nama pabrik : Jansen-cilag/ alkermec therapecitiecs

11.nama obat

: RIZODAL

Golongan obat : risperidon 1mg 2 mg; 3mg Fungsi : skizofrenia akut dan kronis,kondisi kejhiwaan lain dimana muncul,reaksipositif,dan negative,efektif mengurangi gejala penyakit skizofernia Efek samping : insomnia , agitasi, ansietas, sakit kepala, mengantuk,b fatigue, symptom ekstrapiramidol,penambahan berat badan, Nama pabrik : Guardian pharmatama

12. nama obat : ZOFREDAL Golongan obat : risperidon 1mg ; 2 mg 3mg Fungsi : skizofernia akut dan kronik,keadaan psikotik lainnya dengan gejala positif dan atau negative Efek samping Nama pabrik : : kalbe farma

13.nama obat

: SERENACE

Golongan obat : haloperidol 0,5 mg ;1,5 mg; 5 mg /tablet Fungsi Efek samping Nama pabrik : mengontrol agitasi,ketegangan , halusinasi : dapat menguatkan efek depresan saraf pusat : pharmacia Searle

14.nama obat

: RISPERDAL

Golongan obat : Rispendone Fungsi Efek Nama pabrik : keadaan psikotik dengan gejala halusinasi, delusi, curiga : insomnia,cemas, sakit kepala , somnolen : jansse-cilag

Anda mungkin juga menyukai