PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang utama. Insiden NPB di Amerika Serikat adalah sekitar 5% orang dewasa.
Kurang lebih 60%-80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri punggung
dalam hidupnya. Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu
aktivitas sehari-hari pada 40% penderita, dan menyebabkan gangguan tidur pada
20% penderita. Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan medis,
dan 25% di antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut.1
Nyeri punggung bawah (NPB) pada hakekatnya merupakan keluhan atau
gejala dan bukan merupakan penyakit spesifik. Penyebab NPB antara lain
kelainan muskuloskeletal, system saraf, vaskuler, viseral, dan psikogenik. Salah
satu penyebab yang memerlukan tindak lanjut (baik diagnostik maupun terapi
spesifik) adalah hernia nukleus pulposus (HNP).1
Hernia nucleus pulposus (HNP) adalah penyakit yang umum yang
menginduksi nyeri punggung dan nyeri radikuler. Pathogenesis nyeri radikuler
tidak didefinisikan secara jelas. Peradangan akar saraf dan jaringan cakram
intervertebralis mungkin menjadi faktor utama untuk radiculopthy. Beberapa
kasus memerlukan perawatan bedah akibat sakit parah persisten. Namun, dalam
banyak kasus, nyeri dapat lega dengan pengobatan konservatif atau dalam
beberapa, spontan.2
BAB II
Masalah Aktif
Tanggal
Masalah Pasif
.
1.
2.
3.
Nyeri Pinggang
Kesemutan
hipertensi
20 Februari 2015
20 Februari 2015
20 Februari 2015
Tanggal
dan beraktivitas.
: Jika pasien beristirahat.
: os mengeluh sering kesemutan dan kebas
pada kedua tungkai bawah terutama kaki
kiri. Mual (+), kembung (+), nyeri ulu hati
(+)
III.
OBYEKTIF
1. Status Presens (20 Februari 2015)
Kesadaran
: Compos Mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : 170/90 mmHg
Nadi
: 86 x/i
Suhu
: 36,5oC
Respirasi
: 22 x/i
2. Status Internus
Kepala
: Normochefal
Mata
: Edema Palpebra (-/-), Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera
Ikterik (-/-), Pupil Bulat, Isokor, 3 mm / 3 mm,
THT
Leher
Dada
Jantung
Paru
Perut
Alat kelamin
Ekstremitas
3. Status Psikitus
Cara berpikir
: Baik
Perasaan hati
: Biasa
Tingkah laku
: Biasa
Ingatan
: Baik
Kecerdasan
: Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Status neurologikus
a. Kepala
Bentuk
: Normochepal
Nyeri tekan
: (-)
Simetri
: (+)
Pulsasi
: (-)
b. Leher
Sikap
: Normal
Pergerakan
: Aktif (normal)
Kaku kuduk
: (-)
c. Nervus kranialis
N. Olfaktorius
Subjektif
Dengan bahan
N. Optikus
Tajam penglihatan
Lapangan pandang
Melihat warna
Fundus okuli
N. Okulomotorius
Sela mata
Pergerakan bulbus
Strabismus
Nistagmus
Eksotalmus
Pupil
Reflek cahaya
Reflek konsensual
Reflek konvergen
Kanan
Normal
Kopi dan Teh
Kiri
Normal
Kopi dan Teh
6/6
Normal
Normal
Tidak diperiksa
6/6
Normal
Normal
Tidak diperiksa
Baik
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bulat, 3 mm
(+)
Suit dinilai
Tidak dilakukan
(-)
Baik
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bulat, 3 mm
(+)
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
(-)
Melihat kembar
N. Troklearis
Pergerakan
Normal
Normal
Normal
mata (-)
Normal
(-)
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
(-)
Normal
(-)
(bawah-luar)
Sikap bulbus
Melhat kembar
N. Trigeminus
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Reflek kornea
sensibilitas muka
N. Abdusen
pergerakan
(lateral)
Sikap bulbus
melihat kembar
Simetris
Simetris
mata Normal
Normal
Tidak dilakukan
Simetris
Simetris
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Tidak dilakukan
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Normal
Tidak dilakukan
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
(+) Normal
Tidak dilakukan
(+) Normal
(+)
Normal
Normal
(+)
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
N. Fascialis
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Perasaan lidah
N. Vestibulocochlearis
Detik arloji
Suara berbisik
Test weber
Test rinne
N. Glosofaringeus
Perasaan lidah
Sensibilitas faring
Normal
Tidak ada
Jelas
(-)
Normal
Tidak ada
Jelas
(-)
N. Vagus
Reflek Muntah
Berbicara
Menelan
N. Accesorius
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
N. Hipoglosus
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
Disartria
d. Badan
Motorik
Respirasi
Duduk
Bentuk
vertebralis
Pergerakan
kolumna
Kiri
+
Sulit
Normal
Terbatas
Terbatas
+
+
+
Tidak dilakukan
+
+
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
kolumna
vertebralis
Sensibilitas
Kanan
+
Sulit
Normal
Taktil
Nyeri
Termi
Diskriminan
Reflek
Reflek kulit perut atas
Pergerakan
kekuatan
tonus
tropi
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Termi
Diskriminan
Reflek
f.
Biseps
Tiseps
Radius
Ulna
Hoffman tromner
Anggota Gerak Bawah
Motorik
Pergerakan
kekuatan
tonus
tropi
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Termi
Diskriminan
Reflek
Patella
Kanan
Baik
5
Baik
Eutropi
Kiri
Baik
5
Baik
Eutropi
+
+
+
Tidak dilakukan
+
+
+
Tidak dilakukan
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kanan
Baik
5
Normal
Uetropi
Kiri
SULIT/TERBATAS
5
Normal
Uetropi
+
+
+
-
+
+
+
-
+
-
(-)
-
Achilles
Babinsky
Chaddock
Rossolimo
Schaefer
Openheim
Klonus paha
Klonus kaki
Tes laseque
Tes kernig
Melemah
Gerakan rigit
+
+
Melemah
Melemah
+
+
Tremor
Athetosis
Miokloni
Rigiditas
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
i. Alat vegetatif
Miksi
Defekasi
Ereksi
j. Tes Tambahan
Tes nafziger
Tes valsava
5. Laboratorim
a. Darah rutin : 21 februari 2015
- WBC
: 7,8 103/mm3
- RBC
: 4,56 106/mm3
- HGB
: 13,6 g/dl
- HCT
: 36,1 %
- PLT
: 287 103/mm3
- PCT
: .208 %
- GDS
: 109 mg/dl
b. Kimia darah : 21 februari 2015
Faal Ginjal
(3.5-10.0)
(3.80-5.80)
(11.0-16.5)
(35.0-50.0)
(150-390)
(.100-.500)
(<200)
- Ureum
- Kreatinin
Elektrolit
- Natrium
- Kalium
- Chlorida
IV.
RINGKASAN
S : seorang laki-laki bernama tn. MS, usia 51 tahun, pekerjaan sebagai
petani, datang ke RS dengan keluhan Nyeri pinggang seperti
ditusuk-tusuk menjalar ke paha kiri sejak 3 hari SMRS, nyeri
dirasakan terus menerus, terutama saat os beraktifitas, os juga
mengeluh kakinya sering kesemutan dan kebas. Nyeri
dirasakan berkurang apabila os beristirahat, riwayat kecelakaan
(trauma tulang belakang tidak ada). Awalnya sakit dipinggang
os dirasakan sejak tahun 2007 sesaat setelah os bekerja, sejak
saat itu os selalu merasa nyeri dipinggang terutama setelah os
beraktifitas, os juga sudah sering berobat namun keluhan os
masih sering kambuh, 3 hari SMRS os mengeluh nyerinya
sangat berat sehingga os sulit untuk berjalan dan melakukan
aktifitas sehari-hari. Os juga mengeluh nyeri ulu hati, mual dan
O:
A:
L4-L5
Diagnosa Etiologi : Herniasi Nukleus Pulposus
Tx : Non-medikamentosa :
-
Bed rest
Fisioterapi
Medikamentosa :
Mx :
Ex:
V.
PROGNOSIS
- Quo ad vitam
- Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Follow Up
21 Februari 2015
S : Nyeri Pinggang (+), Mual (+), nyeri ulu hati (+), kedua kaki kesemutan
O : GCS 15 E4 M6 V5
TD : 160 / 90 mmhg
N : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,4 oC
A : HNP + gastritis
P : IVFD RL 20 gtt/i + ketorolac 30 mg (drip)
-
Ranitidine inj 2 x 50 mg
Carbamazepine 2x 200 mg
Na diklofenak 3 x 50 mg p.c
Sukralfat syr 2 x C II p.c
Fisioterapi + Traksi
22 Februari 2015
S : nyeri pinggang (+), belum bisa jalan (+), nyeri ulu hati (+), mual (-)
O : GCS 15 E4 M6 V5
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 160 / 90 mmhg
N : 88 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 oC
A : low Back Pain e.c HNP
P : - IVFD RL 20 gtt/i + ketorolac 30 mg (drip)
-
Ranitidine inj 2 x 50 mg
Carbamazepine 2x 200 mg
Na. Diklofenak 3 x 50 mg p.c
Sukralfat syr 3 x II c p.c
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Diskus Intervertebralis
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang
membentuk punggung yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada
manusia yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks
atau dada), 5 tulang lumbal, 5 tulang bergabung membentuk bagian sacral, dan 4
tulang membentuk tulang ekor (coccyx).3
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior.3,4,5
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak
terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock
absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari
nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat
mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan
ekstensi columna vertebralis.4
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada
dekade ke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan
yang banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum longitudinalis
posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi
discus cenderung terjadi ke arah postero lateral, dengan kompresi radiks saraf.6
2.4 Etiologi
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:3,4,6,7
olah raga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih,
latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama
2.5 Patofisiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :6
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
berada di canalis vertebralis menekan radiks. Bangunan peka nyeri mengandung
reseptor nosiseptif (nyeri) yang diberikan rangsang oleh berbagai stimulus lokal
(mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran
berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri.6
Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah
pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk
proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri
yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya
berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer
pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2
kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf
yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan
serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan
mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana
terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan
timbulnya rangsang mekanik panas yang sangat peka terhadap rangsang
mekanikal dan termal.6
Gambar 2.4 Proses Terjadinya HNP
2.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena.
HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2
arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang,
sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang
terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan
sindroma kauda equina.1,2,4,6,7,8,9,10
Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang
pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf
sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang persendian pinggul,
turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi dalam beberapa
cabang dan terus menuju kaki.
dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,
otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella dan Achilles.
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis
yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan
fungsi permanen.
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk
pada sisi yang sehat.
rasa
sakit
ditemukan
di
daerah
extremitas
(sevikobrachialis)
Atrofi di daerah biceps dan triceps
Refleks biceps yang menurun atau menghilang
Otot-otot leher spastik dan kakukuduk.
c. Hernia thorakalis
- Nyeri radikal
- Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang
-
paraparesis
Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia
2.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,
pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang. Adanya riwayat mengangkat
beban yang berat dan berulang, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya
berdasarkan lokasi terjadinya herniasi. Diagnosa pada hernia intervertebral ,
kebocoran lumbal dapat ditemukan secepat mungkin. Pada kasus yang lain, pasien
Pemeriksaan Fisik6,7,8,9,10
Inspeksi :
- Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita
- Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.
- Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang
terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan
pada saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan pada fragmen
-
menekan
pada
ruangan
intervertebralis
atau
dengan
jalan
2.7.3
Pemeriksaan Penunjang6,7,8,9,10
Laboratorium:
Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat adanya
menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah
ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang
paling terkena.
MRI sangat berguna bila:
o vertebra dan level neurologis belum jelas
o kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan
lunak
o untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi
o kecurigaan karena infeksi atau neoplasma
EMG (Elektromiografi) digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari
neuropati perifer.
2.8
Tatalaksana6,8,10
2.8.1 Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki
kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung
secara keseluruhan. Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan
istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi
fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada
aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
Terapi konservatif meliputi:
a. Tirah baring
maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis.
Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat
mengurangi spasme.
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung
seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa
kelenturan
dan
penguatan.
Latihan
bertujuan
untuk
memelihara
tegak dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke
pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat
panggul dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan
a. Laminectomy
Laminectomy, yaitu tindakan operatif membuang lamina vertebralis, dapat
dilakukan sebagai dekompresi terhadap radix spinalis yang tertekan atau terjepit
oleh protrusi nukleus pulposus.
dengan
anamnesis,
DAFTAR PUSTAKA
1. Pinzon R. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Bawah Akibat Hernia Nukleus
Pulposus. CDK-198. 2012; Vol 39 No.10
2. Kim SG, Yang JC, Kim TW, Park KH. Spontaneus Regression of Extruded
Lumbar Disc Herniation: Three case report. Korean J Spine. 2013; 10(2): 7881
3. Mardjono Mahar dan Sidharta Priguna. neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat:
Jakarta. 2004
4. Snell R. Tulang Belakang. Dalam: Anatomi Klinik, editor. Edisi keenam.
Jakarta: EGC; 2006.
5. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Sistem Muskoloskletal. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Bedah, editor. Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2005. Hal: 923-924
6. Foster MR. Herniated Nucleus Pulposus. In: Medscape Referance. februari
2015.
Downloaded
from:
URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1263961-overview#showall
7. Freedman, Kevin B. Herniated Nucleus Pulposus (Slipped Disk). VeriMed
Healthcare
Network.
Downloaded
from:
URL:
http://healthguide.howstuffworks.com/herniated-nucleus-pulposus-slippeddisk-dictionary.htm
8. Ramachandran TS. Disk Herniation Imaging. In: Medscape Referance. Feruari
2015.
Downloaded
from:
URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1458909-overview#showall
9. Martin, Michael D. Pathophysiology of Lumbar Disc Degeneration: a review
of
the
literature.
Donloaded
from:
URL
:
http://scottsevinsky.com/pt/reference/spine/lumbar/lumbar_disc_degeneration.
pdf
10. Benjamin, MA. Herniated Disk. UCSF Department of Orthopaedic Surgery.
URL : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000442.htm