Anda di halaman 1dari 38

General anestesi pada anak

dengan gangguan pernafasan

OLEH:
NOVVI FITRIA AYU S.Ked
PEMBIMBING: dr.SULISTYOWATI Sp.AN

Pendahuluan
Anestesiologi cabang ilmu kedokteran
yang mendasari berbagai tindakan meliputi
pemberian anestesi, penjagaan
keselamatan penderita yang mengalami
pembedahan, pemberian bantuan hidup
dasar, pengobatan intensif pasien gawat,
terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri
menahun
Tahap penatalaksanaan anestesi terdiri dari
premedikasi, masa anestesi dan
pemeliharaan, tahap pemulihan serta
perawatan pasca anestesi

Efek penekanan dari obat anestesi dan


pelumpuh otot lurik terhadap respirasi
telah dikenal sejak dahulu
Induksi anestesi akan menurunkan
kapasitas sisa fungsional
Pada anak-anak yang belum kooperatif
sebaiknya dilakukan general anestesi
untuk memudahkan tindakan operatif.
Berikut ini akan dibahas kasus pada anak
dengan gangguan pernafasan yang
mendapatkan anestesi umum.

Laporan Kasus

Nama : An.M.A
Umur : 3 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
BB : 14 kg
Gol. Darah : B
Alamat : RT. 18 Sridadi, Ma.Bulian
Diagnosa : Abses Subkutan Regio
Abdomen/ Expose/Malfungsio shunt
Tindakan : Revisi VP shunt

Keluhan Utama
Os mengeluh terdapat benjolan berisi nanah di
perut sejak 1 bulan.

RPP
2,5 tahun yang lalu os mengeluh kepala yang
semakin membesar, kemudian os dilakukan
pemasangan selang,
Sejak 4 bulan setelah pemasangan selang,
selang tertarik kebawah dan os dilakukan
tindakan recovery shunt,
1 bulan ini terdapat benjolan diperut, yang
awalnya berwarna merah dan lama-kelamaan
keluar nanah.
Demam (-), Batuk (-), Pilek (-).

RPD

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

Hipertensi : (-)
Asma : (-)
DM : (-)
Batuk Lama : (-)
Operasi : (+)
Penyakit lain : (-)

Riwayat Kebiasaan
Tidak ada

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah :
mmHg (tidak
diperiksa)
Nadi : 112 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,8 C
Kepala: Normocephal
Mata : SI -/-, CA -/-, RC +/+, isokor +/+
THT : DBN
Leher : Pembesaran KGB (-)

Thoraks

Ins : Simetris, jejas (-)


Pal : Vokal Fremitus +/+, krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Per : Sonor (+)
A : Cor : Reg. BJ I, II, Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Wheezing +/+, Rhonki
+/+.

Abdomen

Ins : Simetris, tampak selang di perut,


Pal : Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), soepel (+)
Per : Timpani (+)
Aus: Bising usus (+) normal.

Genital : DBN
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), Motorik
555/555/555/555

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Status Fisik

: ASA II

Tindakan Anestesi
Metode : General Anestesi
Premedikasi : Ranitidin 50 mg,
ondancentrone 4 mg
Anestesi Umum
Induksi : Sempurna
Teknik Anestesi : Anestesi Balans
Teknik Khusus : Medikasi : Sevoflurance 2, Sulvas Atropin 0,1
mg, Fentanyl 20 mg, Recofol 30 mg
Cairan/Transfusi : RL 500 cc

Keadaan Selama Operasi


Letak Penderita: Terlentang
Intubasi : Oral
No. Tube : 5 tanpa balon
Penyulit Intubasi : Tidak Ada
Penyulit Waktu Anestesi/Operasi : Lama Anestesi : 45 menit
Jumlah Cairan
Input : RL 500 cc
Output : Urin : 150 cc + Perdarahan
100 cc = 250 cc

Kebutuhan cairan pasien ini; BB = 14


Kg

Pra Anestesi
Penentuan status fisik ASA: 1/2/3/4/5/E
Mallampati : 1
Persiapan:
Orang tua pasien telah diberikan
Informed Consent
Puasa 4 jam sebelum operasi

Monitoring
Nadi awal = 138 x/menit, RR = 26
x/menit
Jam (WIB)

Nadi (x/menit)

RR

12.15

138

(x/menit)
26

12.30

140

28

12.45

144

25

13.00

137

30

Ruang Pemulihan

Masuk Jam : 13.00 WIB


Keadaan Umum : Kesadaran:
CM, GCS: 15
Tanda vital : TD : - mmHg
Nadi : 137 x/menit
RR : 23 x/menit
Pernafasan : Baik

Scoring
Alderate:

Aktifitas : 2
Pernafasan : 2
Warna Kulit : 2
Sirkulasi
:2
Kesadaran : 2
Jumlah : 10

Instruksi Post Operasi:


Monitoring tanda vital,
kesadaran, dan perdarahan
Tirah baring tanpa bantal
sampai pasien sadar penuh
Boleh makan dan minum
setelah pasien sadar penuh
Terapi sesuai operator
dr.Apriyanto Sp.BS

Tinjauan Pustaka
Anestesi umum : tindakan
meniadakan nyeri secara sentral
disertai hilangnya kesadaran dan
bersifat reversible
Komponen : Hipnosis, Analgesia,
Arefleksia, Relaksasi otot, Amnesia

Keuntungan anestesia umum


Pasien tidak sadar, mencegah ansietas
pasien selama prosedur medis berlangsung.
Efek amnesia meniadakan memori buruk
pasien yang didapat akibat ansietas dan
berbagai kejadian intraoperatif yang
mungkin memberikan trauma psikologis.
Memungkinkan dilakukannya prosedur yang
memakan waktu lama.
Memudahkan kontrol penuh ventilasi
pasien.

Kerugian anestesia umum


Sangat mempengaruhi fisiologi
Memerlukan pemantauan yang lebih
holostik dan rumit.
Tidak dapat mendeteksi gangguan
SSP, misalnya perubahan kesadaran.
Risiko komplikasi pascabedah lebih
besar.
Memerlukan persiapan pasien yang
lebih lama.

Persiapan pra anestesi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Kebugaran untuk Anestesia
Klasifikasi Status Fisik
Masukan Oral
Premedikasi

The American Society of Anesthesiologists (ASA)


yaitu:1,2
Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik,
biokimia
Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan
atas sedang, tanpa pembatasan aktivitas.
Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat,
sehingga aktivitas rutin terbatas.
Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak
dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya
merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan
atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih
dari 24 jam.

Fisiologi Pernafasan

Efek Anestesia Pada Sistem Respirasi

hilangnya tonus otot perubahan


keseimbangan antara gaya keluar (otototot pernapasan) dan gaya ke dalam
(jaringan elastis paru) sehingga kapasitas
residu fungsional (FRC) akan turun
Pemberian opioid seperti morfin atau
fentanyl dapat dapat mendepresi respon
pusat pernafasan terhadap hiperkarbia.
Obat anestetik inhalasi juga menekan
fungsi mukosiliar saluran pernafasan.

ANALISA KASUS
ANAMNESIS
benjolan berisi nanah di perut sejak 1
bulan, R/Pasang VP shunt 2,5 thn yll
P.FISIK
P.FISIK
Tampak benjolan di perut
Paru : Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+)
P.PENUNJANG
Leukositosis yaitu 10.7 103/mm3

Tindakan Anestesi pada pasien ini


tergolong kepada ASA II, sebab pasien
menderita penyakit sistemik yang
tidak mengganggu aktifitas rutin,
penyakit sistemik berupa leukositosis.
Anestesi general anastesi, teknik
anastesi intubasi untuk mencegah
aspirasi lambung
Pasien 3 tahun general anestesi
umumnya tidak kooperatif dan sering
berontak

Sebelum induksi premedikasi, untuk:


Menghilangkan atau mengurangi rasa takut,
cemas dan gelisah sehingga anak menjadi tenang,
Memudahkan dan melancarkan induksi anestesi,
Mencegah terjadinya perubahan-perubahan
psikologis atau perilaku pasca anestesi,
Mengurangi sekret pada saluran nafas dan rongga
mulut,
Sebagai vagolitik mencegah timbulnya reflex vagal
akibat obat anestesi, ransangan fisik atau
manipulasi pembedahan.

Ranitidin 50 mg dan ondancetron 4 mg


didalam Ringer laktat 500 ml, untuk
mengurangi efek samping berupa mual

Induksi anestesi diberikan induksi inhalasi


Sevoflurance 2, sulpas atropin 0.1 mg,
fentanyl 20 g , profopol 30 mg
Pemberian induksi inhalasi terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan bahwa penangkapan gas anestesi
pada paru anak/bayi lebih cepat dibandingkan orang
dewasa karena proporsi jaringan pembuluh darahnya
lebih banyak
Sulfas atropine 0,1 mg, antikolinergik mengurangi
sekresi mukous
Fentanyl adalah zat sintetik golongan opioid yang
digunakan untuk mengendalikan nyeri saat
pembedahan dan nyeri pasca pembedahan. Dosis
fentanyl adalah 1-2 g/kgBB, yang pada pasien ini
sudah sesuai.
Profopol adalah anestesi intravena yang mempunyai
efek sedasi dan menyebabkan pasien yang tidak sadar.

Ronkhi adalah suara napas


tambahan bernada rendah
obstruksi pada saluran napas besar
Wheezing adalah suara yang
terdengar kontinu, nadanya lebih
tinggi adanya penyempitan
saluran napas kecil (bronkus perifer
dan bronkiolus)

Sebaiknya anak dengan gangguan pernafasan


dengan operasi elektif dilakukan penundaan
sampai sembuh, karena anestesi pada
penyakit saliran nafas dan paru-paru
mempengaruhi oksigenasi, eliminasi
karbondioksida, ambilan gas inhalasi dan
meningkatkan insiden infeksi pasca operasi,
bila terpaksa harus dilakukan operasi maka
dapat dilakukan pemberian antikolinergik.
Antikolinergik antiparasimpatis,
antimuskarinik, atau antisapsmodik
Respons utama dari antikolinergik terhadap
paru adalah dilatasi bronkus dan mengurangi
sekresi bronchial

Setelah induksi anestesi berhasil di lakukan


intubasi endotrakea untuk menjaga patensi
jalan napas, mempermudah ventilasi positif
dan oksigenasi, dan mencegah aspirasi dan
regurgitasi
induksi berjalan sempurna tanpa ada faktor
penyulit berupa leher tidak pendek, gigi
depan tidak menonjol, dan pada pasien ini
merupakan mallampati grade 1
Tehnik intubasi dilakukan tanpa balon
dengan ukuran tube 5, dikarenakan
penampang melintang trakea bayi dan anak
kecil dibawa usia 5 tahun hamper bulat.

Pasien mengaku puasa sejak pukul 03.00 wib


reflex laring yang mengalami penurunan selama
operasi mencegah regurgitasi isi lambung
Perhitungan:
Cairan maintanance: (4 x 10) + ( 2x 4) = 48 ml/jam
Jumlah cairan untuk pengganti puasa yaitu: 9 x 48 ml
= 432 ml
Jumlah cairan pengganti selama operasi : 6 ml x 14 kg
= 84 ml
Kebutuhan cairan selama 1 jam pertama operasi :
432 + 48 + 84= 348 cc
Jumlah perdarahan selama operasi 100 ml
Urine output 150 ml.
Selama operasi diberikan resusitasi cairan pertama
ringer laktat 1 kolf, yaitu 500 ml. Jumlah cairan yang
diberikan sudah dapat menggantikan hilangnya cairan
yang terjadi pada pasien.

Untuk analgetik
Tramadol 100 mg yang merupakan
analgetik sentral dengan afinitas
rendah pada reseptor, dengan dosis
50-100 mg
Ketorolak 30 mg diindikasikan untuk
penatalaksanaan jangka pendek
terhadap nyeri akut, sedang, berat
setelah pembedahan

Setelah operasi selesai pasien dibawa ke


Recovery Room (RR).
Diruang inilah pemulihan dari anestesi
umum atau anestesi regional dilakukan.
Pada saat di RR dilakukan monitoring
terhadap kesadaran, dan tanda-tanda vital
pasien.
Pasien dapat keluar dari RR apabila sudah
mencapai skor aldrete labih dari 8.
Pada pasien ini didapatkan skor aldrete 10,
sehingga pasien dapat keluar dari RR ke
ruang kelas I.

TERIMA
KASIH

ADA
PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai