Anda di halaman 1dari 1

Emergensi 1-500-911 WA Hubungi Kami

Beranda Artikel Skizofrenia: Penyebab, Gejala, dan C

Cari Artikel

Cari sesak nafas, kolestrol, jantung, dll

Kesehatan Tubuh Kecantikan

Gangguan Psikotik

Skizofrenia: Penyebab,
Gejala, dan Cara
Mengobatinya
Oleh Tim Medis Siloam Hospitals

Terakhir diubah pada 21 September 2023 • 5 menit waktu


baca

TABLE OF CONTENTS

→ Apa itu Skizofrenia?


→ Penyebab Skizofrenia
→ 1. Faktor Genetik dan Lingkungan
→ 2. Perbedaan Struktur Otak
→ 3. Masalah Keseimbangan Kimia di Otak
→ 4. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

→ Jenis-Jenis Skizofrenia
→ Skizofrenia Paranoid
→ Skizofrenia Katatonik
→ Skizofrenia Tidak Terdiferensiasi
→ Schizoaffective Disorder

→ Gejala Skizofrenia
→ Gejala Negatif
→ Gejala Positif
→ Gejala Kognitif
→ Gejala Suasana Hati (Mood)

→ Diagnosis Skizofrenia
→ Cara Mengobati Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental yang


menyebabkan penderitanya mengalami
halusinasi, delusi, dan perubahan perilaku.
Kondisi ini dapat memengaruhi cara penderita
dalam berpikir dan bertindak sehingga
mengurangi kemampuannya untuk berinteraksi
dengan orang di sekitarnya.

Dalam beberapa kasus, skizofrenia juga dapat


disertai dengan penyakit lain, seperti diabetes,
penyakit jantung, atau infeksi, sehingga
membutuhkan perawatan dengan segera. Mari
kenali lebih lanjut tentang gangguan
skizofrenia dalam artikel berikut ini.

Apa itu Skizofrenia?

Skizofrenia adalah gangguan mental yang


cukup serius, di mana penderitanya mengalami
kesulitan dalam membedakan khayalan dan
realita. Kondisi ini umumnya ditandai dengan
perilaku abnormal, seperti delusi dan
halusinasi, sehingga tak jarang penderitanya
dianggap “gila”.

Skizofrenia adalah masalah kesehatan jangka


panjang yang memerlukan perawatan
berkelanjutan. Artinya, penderita skizofrenia
perlu menjalani perawatan seumur hidup untuk
mengontrol gejala, mencegah komplikasi, dan
membantu mereka dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.

Per Januari 2022, WHO mencatat sekitar lebih


dari 20 juta orang di seluruh dunia mengalami
kondisi ini. Baik pria maupun wanita, keduanya
sama-sama berpotensi untuk mengalami
kondisi ini. Meski demikian, pada beberapa
kasus, pria biasanya lebih dulu menunjukkan
gejala skizofrenia dibandingkan wanita.

Penyebab Skizofrenia

Belum diketahui secara pasti apa penyebab


skizofrenia. Namun, beberapa faktor yang
diketahui dapat memicu terjadinya skizofrenia
adalah sebagai berikut:

1. Faktor Genetik dan Lingkungan

Gangguan skizofrenia dapat dipicu oleh faktor


genetik atau keturunan. Apabila terdapat salah
satu keluarga inti yang terkena gangguan ini,
maka orang tersebut berisiko tinggi mengalami
hal serupa.

Selain itu, faktor lingkungan seperti infeksi


virus atau kekurangan nutrisi saat di
kandungan, juga hidup di lingkungan yang
penuh tekanan sehingga mengalami stres
berat dapat memicu seseorang mengidap
skizofrenia.

2. Perbedaan Struktur Otak

Meski tidak diketahui secara pasti apa


penyebab skizofrenia, namun terdapat dugaan
bahwa gangguan kejiwaan ini berkaitan dengan
perbedaan struktur otak.

3. Masalah Keseimbangan Kimia di Otak

Kemudian juga diyakini bahwa


ketidakseimbangan kadar zat kimia dalam otak
yang bernama dopamin dan glutamat dapat
memicu skizofrenia.

4. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Skizofrenia juga bisa disebabkan oleh


penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti
narkotika.

Jenis-Jenis Skizofrenia

Berdasarkan tanda-tanda yang muncul,


skizofrenia terbagi menjadi beberapa jenis, di
antaranya yaitu:

Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid merupakan jenis


skizofrenia yang paling umum terjadi, di mana
beberapa gejala utamanya adalah delusi dan
halusinasi terhadap ketakutan tertentu.
Penderita kondisi ini sering kali memiliki
kecurigaan berlebih pada orang-orang di
sekitarnya sehingga sulit mengendalikan emosi
atau keinginannya.

Skizofrenia Katatonik

Skizofrenia katatonik termasuk kondisi yang


paling langka, biasanya ditandai dengan
gerakan secara tiba-tiba, tidak biasa, dan
terbatas. Penderitanya bisa saja beralih dari
sangat aktif ke diam dalam sekejap dan
sebaliknya. Mereka juga tidak banyak bicara,
namun sering meniru ucapan atau gerakan
orang lain.

Skizofrenia Tidak Terdiferensiasi

Skizofrenia tidak terdiferensiasi menunjukkan


berbagai gejala dari tipe skizofrenia lainnya.
Misalnya, penderita bisa saja tidak banyak
bicara atau berekspresi sekaligus mengalami
kebingungan atau paranoid.

Schizoaffective Disorder

Penderita schizoaffective disorder umumnya


mengalami delusi yang disertai dengan satu
atau lebih gejala gangguan mood atau suasana
hati.

Gejala Skizofrenia

Gejala skizofrenia terbagi menjadi empat, yaitu


gejala negatif, positif, kognitif dan suasana hati
(mood). Berikut masing-masing penjelasannya.

Gejala Negatif

Gejala negatif pada skizofrenia mengacu pada


hilangnya sifat, kebiasaan, atau minat tertentu
yang biasanya dimiliki oleh orang normal.
Beberapa gejala negatif skizofrenia adalah:

Menurunnya keinginan berbicara dan


bersosialisasi.
Menurunnya minat dan motivasi.
Kehilangan beragam emosi yang biasanya
dirasakan dan ditampilkan.
Keinginan untuk tetap malas dan lesu
serta menolak berubah.

Gejala Positif

Gejala positif adalah gejala atau perilaku yang


ditemukan pada penderita skizofrenia yang
seharusnya tidak dimiliki oleh orang normal.
Adapun sejumlah gejala positif skizofrenia
adalah:

Halusinasi, sering kali berbentuk


bayangan atau suara-suara yang tidak
nyata.
Delusi, contohnya menganggap bahwa
dirinya sedang dikejar-kejar orang atau
organisasi tertentu.
Perubahan perilaku dan cara bicara
menjadi tidak teratur (meracau).

Gejala Kognitif

Sementara itu, beberapa gejala kognitif


skizofrenia di antaranya:

Kesulitan berkonsentrasi.
Menurunnya fungsi memori.
Kesulitan dalam menerima dan
memahami sinyal atau tanda-tanda
dalam hubungan dengan orang lain.
Menurunnya kemampuan untuk mengatur
dan cenderung berpikir abstrak.

Gejala Suasana Hati (Mood)

Gejala suasana hati biasanya ditandai dengan


perubahan mood secara tak menentu.
Penderita bisa saja merasa senang atau sedih
tanpa alasan yang jelas. Mereka juga dapat
merasa tertekan dan murung.

Penderita skizofrenia umumnya tidak


menyadari kondisi yang sedang dideritanya.
Itulah mengapa dibutuhkan pertolongan dari
orang-orang di sekitarnya untuk mengenali
gejala-gejala skizofrenia sejak dini.

Diagnosis Skizofrenia

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan


melakukan tanya jawab terkait gejala dan
riwayat kesehatan pasien kepada keluarganya.
Kemudian dilakukan juga beberapa tes untuk
memastikan ada tidaknya penyalahgunaan zat
berbahaya atau adanya kondisi medis tertentu.

Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa


pemeriksaan penunjang, seperti:

Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini akan


membantu dokter memastikan ada
tidaknya masalah lain yang berpotensi
menyebabkan gejala skizofrenia.
Tes darah lengkap. Tes darah bertujuan
untuk mengesampingkan masalah medis
lainnya yang mungkin menjadi sumber
gejala.
Tes pencitraan dengan CT scan atau
MRI. Tujuannya adalah untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan pada struktur
sistem saraf pusat dan otak pasien.

Dokter juga akan melakukan evaluasi kejiwaan


dengan mengamati beberapa hal, meliputi:

Mengamati penampilan, perilaku, dan


sikap pasien.
Memberikan sejumlah pertanyaan
mengenai halusinasi, delusi, suasana hati,
penggunaan zat tertentu, hingga latar
belakang diri dan keluarga. Pemeriksaan
ini dapat membantu dokter menilai
seberapa besar risiko pasien dalam
membahayakan diri sendiri ataupun orang
lain.

Cara Mengobati Skizofrenia

Apakah skizofrenia bisa sembuh? Perlu


diketahui, belum ada obat khusus yang dapat
menyembuhkan skizofrenia. Meski begitu,
terdapat pengobatan yang bisa dilakukan untuk
mengendalikan dan mengurangi gejala
sehingga penderita bisa beradaptasi dengan
lingkungan sekitar layaknya orang normal,
yaitu dengan obat-obatan, psikoterapi, serta
terapi seperti elektrokonvulsi (pemberian
gelombang elektromagnetik ke otak).

Apabila Anda mengenal kerabat yang


mengalami gejala menyerupai skizofrenia,
segera konsultasikan kondisi tersebut dengan
dokter spesialis kedokteran jiwa Siloam
Hospitals untuk mendapatkan perawatan
secara tepat.

Anda dapat menggunakan fitur Cari Dokter


untuk menemukan jadwal dokter, booking, dan
buat janji dengan dokter terkait. Atau, gunakan
juga aplikasi MySiloam untuk memudahkan
Anda berkonsultasi langsung dengan dokter
secara online. Mari unduh aplikasinya dan jaga
kesehatan Anda #BersamaSiloam!

Tags :

Gangguan Mental Psikologi

Produk Terkait
TERPOPULER

MENTAL - Skrining Mental health


(MMPI)
Kesehatan Mental

2 Test

Rp880.000

Lihat Detail + Keranjang

DOKTER SPESIALIS KAMI

Rachel Chalista FD Hersa, Psi


Psikologi - Psikolog

Cari Dokter !

ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL
Nyeri Dada Atipikal - Penyebab, Gejala,
& Cara Mengatasinya
27 Februari 2024 • 5 menit waktu baca

ARTIKEL
Intoksikasi Alkohol - Penyebab, Gejala,
dan Pengobatannya
21 Februari 2024 • 6 menit waktu baca

ARTIKEL
Mengenal Apa itu Long COVID,
Penyebab, dan Pengobatannya
21 Februari 2024 • 5 menit waktu baca

ARTIKEL
Oligohidramnion - Penyebab, Gejala,
dan Cara Mengatasinya
19 Februari 2024 • 0 menit waktu baca

ARTIKEL
Apa itu Disfagia? Ini Penyebab, Gejala,
dan Pengobatannya
19 Februari 2024 • 7 menit waktu baca

Lihat Semua

Mitra Kami

PT Siloam International Hospitals Tbk (Siloam


Hospitals) merupakan jaringan rumah sakit swasta
terbesar yang menyediakan fasilitas layanan
kesehatan berupa rumah sakit dan klinik di berbagai
kota di Indonesia. Dengan lebih dari 41 cabang rumah
sakit dan 25 klinik, Siloam Hopitals menjangkau setiap
kalangan dengan fasilitas lengkap dan tenaga medis
profesional yang siap memberikan pelayanan medis
berkualitas dan berstandar internasional.

Lihat Lebih Banyak

Tentang Kami

Untuk Pasien

Untuk Perusahaan

Untuk Profesional

Ayo Terhubung dengan Kami

© Copyright 2024, PT Siloam International Hospitals


Tbk.
Syarat dan Ketentuan | Let's Chat!
Kebijakan Privasi

Anda mungkin juga menyukai