Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid adalah salah satu tipe skizofrenia ketika pengidapnya mengalami delusi
bahwa orang lain ingin melawan dirinya atau anggota keluarganya. Sementara itu, paranoid
adalah jenis skizofrenia dengan kasus yang paling sering terjadi. Umumnya, pengidap
skizofrenia paranoid akan merasa bahwa dirinya lebih kuat, lebih hebat, bahkan memiliki
pengaruh besar dari musuh-musuh khayalan mereka lewat halusinasi tidak nyata yang mereka
alami.

Penyebab Skizofrenia Paranoid


Penelitian menyebutkan bahwa kebanyakan jenis skizofrenia paranoid disebabkan oleh disfungsi
pada otak yang terjadi karena faktor keturunan dan lingkungan. Sedangkan yang menjadi
pemicunya adalah stres dan trauma. 

Selain itu, stres pada usia muda, penyalahgunaan obat tertentu dan obat-obatan terlarang
(narkoba) juga dapat menjadi salah satu penyebab dan faktor risiko skizofrenia paranoid. Aspek
psikologis berperan sangat penting dalam memicu timbulnya skizofrenia paranoid pada
seseorang.

Selain stres di usia muda, rasa trauma pada masa anak-anak juga dapat memicu skizofrenia
paranoid. Rasa trauma dapat terjadi karena berbagai hal. Misalnya menerima perlakuan yang
tidak menyenangkan secara fisik maupun verbal ketika masih kecil, atau melihat kejadian yang
sulit untuk dilupakan, dan menciptakan ketakutan tersendiri sampai menginjak usia dewasa.

Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid


Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami Skizofrenia
paranoid, antara lain:

 Infeksi virus dan malnutrisi pada janin.


 Usia ibu ketika mengandung.
 Stres pada usia muda.
 Rasa trauma saat masih anak-anak.
 Adanya penyalahgunaan obat-obatan.

Gejala Skizofrenia Paranoid


Seseorang yang mengalami Skizofrenia paranoid biasanya menunjukkan beberapa gejala
berikut:

 Delusi paranoid yang rutin dan stabil.


 Merasa dirinya lebih hebat dari kenyataan.
 Halusinasi suara.
 Rasa cemas, curiga, dan suka menyendiri.
 Mengalami perasaan cemburu tidak realistis.
 Mempunyai gangguan persepsi.

Pengidap skizofrenia paranoid juga mempunyai gejala ringan selain dari gejala utama yang
timbul, antara lain:

 Terobsesi dengan keadaan sekarat atau kekerasan.


 Suasana hati yang tidak stabil.
 Berubah pola tidur dan makan.
 Meningkatnya konsumsi minuman keras atau obat-obatan.
 Mengucapkan salam perpisahan yang tidak biasa.
 Membagikan barang pribadi pada orang terdekat.

Diagnosis Skizofrenia Paranoid


Diagnosis terhadap skizofrenia paranoid dapat dilakukan melalui berbagai pemeriksaan. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya pemeriksaan dan evaluasi terhadap gejala yang muncul, agar dokter
tidak salah mendiagnosis atau tertukar dengan gangguan kejiwaan lainnya. Pemeriksaan atau
diagnosis terhadap skizofrenia paranoid dilakukan melalui:

 Pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada indikasi penggunaan obat terlarang
atau konsumsi minuman beralkohol pada pengidap.
 Pemeriksaan pencitraan dengan menggunakan MRI, EEG, atau CT scan untuk
mengidentifikasi adanya masalah atau kelainan pada pembuluh darah dan otak.
 Pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah pengidap mengalami kecanduan terhadap
zat khusus. 

Selain itu, dokter juga melakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga dan pemeriksaan
lewat hasil tes dan evaluasi dari psikiater.

Seseorang dapat didiagnosa skizofrenia paranoid jika sudah mengalami dua gejala utama selama
satu bulan atau lebih. Terutama jika gejala utama yang dirasakan tersebut sudah menghambat
aktivitas sehari-hari orang tersebut.

Pengobatan Skizofrenia Paranoid


Pengidap skizofrenia paranoid dapat ditangani atau diobati dengan beberapa cara, antara lain:

 Perawatan di rumah sakit jiwa.


 Terapi elektrokonvulsif.
 Pelatihan keterampilan dan bersosialisasi.
 Pemberian obat-obatan.

Komplikasi Skizofrenia Paranoid


Skizofrenia paranoid yang tidak mendapatkan penanganan dapat berujung pada terjadinya
berbagai komplikasi, di antaranya:

 Mengalami kecanduan alkohol dan obat terlarang.


 Mengalami gangguan kecemasan dan depresi.
 Adanya kecenderungan untuk menyakiti diri dan mengakhiri hidup. 

Pencegahan Skizofrenia Paranoid


Sampai saat ini, langkah untuk mencegah skizofrenia paranoid belum ditemukan. Namun,
menghindari faktor risiko yang dapat memicu munculnya skizofrenia paranoid dapat dilakukan.
Pencegahan terhadap faktor risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai hal, antara lain:

 Memperhatikan kesehatan janin

Hal ini dilakukan agar janin tidak terinfeksi virus. Selain itu, kebutuhan gizi ibu dan janin harus
diperhatikan, agar malnutrisi pada janin di kandungan tidak terjadi. Sebab malnutrisi dalam
kandungan dapat meningkatkan risiko munculnya skizofrenia di masa mendatang.

 Menjaga kesehatan pikiran


Stres pada usia muda dapat menjadi pemicu dan faktor yang meningkatkan risiko seseorang
mengalami skizofrenia paranoid. Untuk itu, menjaga kesehatan pikiran harus dilakukan optimal.
Contohnya dengan menghindari aktivitas yang menimbulkan stres untuk sementara waktu,
melakukan kegiatan yang positif dan produktif, liburan, serta menceritakan masalah yang sedang
dihadapi kepada orang-orang terdekat atau psikolog.

 Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa kandungan dalam obat-obatan tertentu dapat menjadi pemicu sekaligus meningkatkan
faktor risiko seseorang mengalami skizofrenia paranoid. Untuk itu, tanyakan kepada dokter saat
berobat dan diberikan resep obat, apakah kandungan obat-obatan tersebut berbahaya bagi fungsi
otak dan saraf.

Kapan Harus ke Dokter?


Tanyakan pada dokter jika mengalami perubahan kondisi kejiwaan yang tidak biasa. Kamu bisa
tanya dokter tepercaya di Halodoc melalui chat atau video call. Cek dan download aplikasi
Halodoc secara gratis di Play Store dan App Store.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. What is Paranoid Schizophrenia?

Healthline. Diakses pada 2022. What is Paranoid Schizophrenia?

Paycom. Diakses pada 2022. Paranoid Schizophrenia.

Diperbarui pada 13 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai