Skizofrenia paranoid adalah salah satu tipe skizofrenia ketika pengidapnya mengalami delusi
bahwa orang lain ingin melawan dirinya atau anggota keluarganya. Sementara itu, paranoid
adalah jenis skizofrenia dengan kasus yang paling sering terjadi. Umumnya, pengidap
skizofrenia paranoid akan merasa bahwa dirinya lebih kuat, lebih hebat, bahkan memiliki
pengaruh besar dari musuh-musuh khayalan mereka lewat halusinasi tidak nyata yang mereka
alami.
Selain itu, stres pada usia muda, penyalahgunaan obat tertentu dan obat-obatan terlarang
(narkoba) juga dapat menjadi salah satu penyebab dan faktor risiko skizofrenia paranoid. Aspek
psikologis berperan sangat penting dalam memicu timbulnya skizofrenia paranoid pada
seseorang.
Selain stres di usia muda, rasa trauma pada masa anak-anak juga dapat memicu skizofrenia
paranoid. Rasa trauma dapat terjadi karena berbagai hal. Misalnya menerima perlakuan yang
tidak menyenangkan secara fisik maupun verbal ketika masih kecil, atau melihat kejadian yang
sulit untuk dilupakan, dan menciptakan ketakutan tersendiri sampai menginjak usia dewasa.
Pengidap skizofrenia paranoid juga mempunyai gejala ringan selain dari gejala utama yang
timbul, antara lain:
Pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada indikasi penggunaan obat terlarang
atau konsumsi minuman beralkohol pada pengidap.
Pemeriksaan pencitraan dengan menggunakan MRI, EEG, atau CT scan untuk
mengidentifikasi adanya masalah atau kelainan pada pembuluh darah dan otak.
Pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah pengidap mengalami kecanduan terhadap
zat khusus.
Selain itu, dokter juga melakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga dan pemeriksaan
lewat hasil tes dan evaluasi dari psikiater.
Seseorang dapat didiagnosa skizofrenia paranoid jika sudah mengalami dua gejala utama selama
satu bulan atau lebih. Terutama jika gejala utama yang dirasakan tersebut sudah menghambat
aktivitas sehari-hari orang tersebut.
Hal ini dilakukan agar janin tidak terinfeksi virus. Selain itu, kebutuhan gizi ibu dan janin harus
diperhatikan, agar malnutrisi pada janin di kandungan tidak terjadi. Sebab malnutrisi dalam
kandungan dapat meningkatkan risiko munculnya skizofrenia di masa mendatang.
Beberapa kandungan dalam obat-obatan tertentu dapat menjadi pemicu sekaligus meningkatkan
faktor risiko seseorang mengalami skizofrenia paranoid. Untuk itu, tanyakan kepada dokter saat
berobat dan diberikan resep obat, apakah kandungan obat-obatan tersebut berbahaya bagi fungsi
otak dan saraf.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. What is Paranoid Schizophrenia?