Anda di halaman 1dari 7

Defenisi GME : Gangguan mental emosional atau Distrek Psikologis merupakan suatu keadaan yang

mengindikasikan individu yang mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi
keadaan patologis apabila terus berlanjut

Penyebab Nya : Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental. Namun, kondisi
ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan psikologis.

Biologis :  (atau disebut gangguan mental organik)

 Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.


 Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.
 Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
 Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.
 Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
 Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental.
 Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang, misalnya heroin dan kokain.
 Kekurangan nutrisi.

Psiklgis

 Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.


 Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
 Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
 Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
 Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Gejala dan tanda gangguan mental tergantung pada jenis gangguan jiwa yang dialami.


Penderita bisa mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, dan perilaku. Beberapa
contoh gejala gangguan mental adalah:

 Waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai
dengan fakta yang sebenarnya.
 Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan
sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
 Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu.
 Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-
bulan.
 Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari.
 Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung
memuntahkan makanan, atau makan dalam jumlah banyak.
 Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur,
serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.
 Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.
 Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan.
 Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan tertawa
sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi telanjang.

Kapan harus ke dokter


Segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater) bila Anda
mengalami gejala di atas, terutama jika beberapa gejala tersebut muncul secara
bersamaan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bila orang di sekitar Anda menunjukkan gejala gangguan mental, ajak dia berbagi dan
bicara baik-baik mengenai gejala yang dialaminya. Jika memungkinkan, ajak dia
menemui psikiater.
Lekas ke IGD rumah sakit jiwa jika muncul gelagat untuk melukai diri sendiri dan orang
lain, terutama jika muncul keinginan untuk bunuh diri. Bila hal tersebut terjadi pada
orang di sekitar Anda, tetaplah bersamanya dan hubungi nomor darurat.

Komplikasi Gangguan Mental


Gangguan mental dapat menyebabkan komplikasi serius, baik pada fisik, emosi,
maupun perilaku. Bahkan, satu gangguan mental yang tidak diatasi bisa memicu
gangguan mental lainnya. Beberapa komplikasi yang bisa muncul adalah:

 Perasaan tidak bahagia dalam hidup.


 Konflik dengan anggota keluarga.
 Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.
 Terasing dari kehidupan sosial.
 Kecanduan rokok, alkohol, atau NAPZA.
 Keinginan untuk bunuh diri dan mencelakai orang lain.
 Terjerat masalah hukum dan keuangan.
 Rentan sakit akibat sistem kekebalan tubuh menurun.

Pencegahan Gangguan Mental


Tidak semua gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang
bisa dilakukan untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental, yaitu:

 Tetap berpartisipasi aktif dalam pergaulan dan aktivitas yang disenangi.


 Berbagilah dengan teman dan keluarga saat menghadapi masalah.
 Lakukan olahraga rutin, makan teratur, dan kelola stres dengan baik.
 Tidur dan bangun tidur teratur pada waktu yang sama setiap harinya.
 Jangan merokok dan menggunakan NAPZA.
 Batasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein.
 Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, sesuai dosis dan aturan pakai.
 Segera ke dokter bila muncul gejala gangguan mental.
Contoh Gangguan Mental
Setelah melakukan sejumlah pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis gangguan
mental yang dialami pasien. Dari sekian banyak jenis gangguan mental, beberapa yang
paling sering terjadi adalah:

1. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-
menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang berlangsung selama
beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-
minggu atau berbulan-bulan.

2. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi, delusi,
serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia membuat penderitanya tidak bisa
membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.

3. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya
merasa cemas dan takut secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani
aktivitas sehari-hari. Penderita gangguan kecemasan dapat mengalami serangan panik
yang berlangsung lama dan sulit dikendalikan.

4. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan
suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat sedih dan putus asa
dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang dalam periode yang lain.

5. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai mengganggu
kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Beberapa contoh gangguan tidur adalah
sulit tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia), atau sangat mudah tertidur
(narkolepsi).

Pengobatan Gangguan Mental


Pengobatan gangguan mental tergantung pada jenis gangguan yang dialami dan
tingkat keparahannya. Selain terapi perilaku kognitif dan pemberian obat, dokter juga
akan menyarankan pasien menjalani gaya hidup yang sehat.
Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang bertujuan mengubah pola pikir dan
respons pasien, dari negatif menjadi positif. Terapi ini menjadi pilihan utama untuk
mengatasi gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, gangguan kecemasan,
gangguan bipolar, dan gangguan tidur.
Pada banyak kasus, dokter akan mengombinasikan terapi perilaku kognitif dan obat-
obatan, agar pengobatan menjadi lebih efektif.

Obat-obatan
Untuk meredakan gejala yang dialami penderita dan meningkatkan efektifitas
psikoterapi, dokter dapat meresepkan sejumlah obat berikut:

 Antidepresan, misalnya fluoxetine
 Antipsikotik, seperti aripiprazole.
 Pereda cemas, misalnya alprazolam.
 Mood stabilizer, seperti lithium.

Perubahan gaya hidup


Menjalani gaya hidup sehat dapat memperbaiki kualitas tidur penderita gangguan
mental yang juga mengalami gangguan tidur, terutama bila dikombinasikan dengan
metode pengobatan di atas. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

 Mengurangi asupan gula dalam makanan.


 Memperbanyak makan buah dan sayur.
 Membatasi konsumsi minuman berkafein.
 Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
 Mengelola stres dengan baik.
 Melakukan olahraga secara rutin.
 Makan cemilan dengan sedikit karbohidrat sebelum tidur.
 Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.

Jika mengalami gangguan mental yang cukup parah, penderita perlu menjalani
perawatan di rumah sakit jiwa. Demikian juga jika penderita tidak bisa menjalani
perawatan mandiri atau sampai melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri
dan orang lain.
1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan terdiri dari gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan
sosial, fobia, dan panik. Gangguan kecemasan merupakan gangguan kejiwaan yang
membuat penderitanya merasa cemas dan gelisah, serta sulit mengendalikan perasaan
tersebut.
Ketika mengalami gangguan kecemasan, seseorang bisa merasakan gejala berupa
banyak berkeringat, detak jantung yang cepat atau dada berdebar, merasa pusing,
susah berkonsentrasi, sulit tidur, serta merasa cemas dan khawatir hingga sulit
menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Gangguan kepribadian
Seseorang dengan gangguan kepribadian cenderung memiliki pola pikir, perasaan,
atau perilaku yang berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Jenis gangguan
kepribadian terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

 Tipe eksentrik, seperti gangguan kepribadian paranoid, skizoid, skizotipal, dan antisosial


 Tipe dramatis atau emosional, seperti gangguan kepribadian narsistik, histrionik,
dan ambang (borderline)
 Tipe cemas dan takut, seperti gangguan kepribadian obsesif kompulsif, menghindar
(avoidant), dan ketergantungan (dependen)

3. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik merupakan gangguan jiwa parah yang menyebabkan munculnya
pemikiran dan persepsi yang tidak normal, misalnya penyakit skizofrenia.
Orang yang mengalami gangguan psikotik akan mengalami halusinasi, mempercayai
hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi, dan bahkan mendengar, melihat, atau merasakan
sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.

4. Gangguan suasana hati


Perubahan mood yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal terjadi, apalagi
jika memang ada faktor pencetusnya, misalnya stres, kelelahan, atau tekanan batin.
Namun, orang yang menderita gangguan suasana hati bisa mengalami perubahan
mood atau suasana hati yang ekstrem dan dalam waktu cepat. Misalnya, dari mood
yang stabil, tiba-tiba sedih, lalu sangat bahagia dan bersemangat dalam waktu yang
cepat.
Jenis gangguan jiwa yang membuat suasana hati cepat berubah meliputi
depresi, gangguan bipolar, dan gangguan siklotimik.

5. Gangguan makan
Gangguan makan adalah gangguan jiwa serius yang membuat perilaku makan
seseorang terganggu. Kondisi ini sering kali dapat membuat penderitanya mengalami
masalah gizi, misalnya kurang gizi atau justru obesitas.
Contoh dari gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa,
serta binge-eating disorder atau gangguan makan berlebihan.

6. Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan


Orang dengan gangguan pengendalian impuls tidak dapat menahan dorongan untuk
melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain,
misalnya berjudi, mencuri (kleptomania), dan menyulut api (piromania).
Sedangkan gangguan perilaku adiksi atau kecanduan biasanya disebabkan oleh
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang atau narkoba. Tak hanya itu,
seseorang juga bisa kecanduan aktivitas tertentu, seperti seks, masturbasi, atau
berbelanja.

7. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)


Gangguan jiwa yang satu ini ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang tidak
terkendali terhadap sesuatu, sehingga mendorong penderitanya untuk melakukan suatu
aktivitas secara berulang-ulang.
Orang yang menderita OCD bisa terobsesi dengan angka tertentu, misalnya angka 3.
Hal ini akan membuatnya merasa perlu melakukan aktivitas tertentu, seperti mencuci
tangan atau mengetuk pintu sebanyak 3 kali. Jika hal tersebut tidak dilakukan,
penderita OCD akan merasa risih dan khawatir secara berlebihan.

8. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)


PTSD dapat berkembang setelah seseorang mengalami kejadian traumatis atau
mengerikan, seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian orang terdekat, atau
bencana alam.
Orang yang menderita PTSD biasanya akan sulit melupakan pikiran atau peristiwa yang
tidak menyenangkan tersebut.
Apa pun jenisnya, macam-macam gangguan jiwa yang dialami oleh seseorang perlu
diobati oleh psikolog atau psikiater. Apabila tidak ditangani dengan baik, gangguan jiwa
yang dialami bisa semakin parah dan berpotensi membuat mereka menyakiti dirinya
sendiri atau orang lain.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala gangguan jiwa, segera
cari bantuan ke psikiater. Untuk menentukan diagnosis gangguan jiwa pada penderita,
psikiater akan melakukan pemeriksaan kejiwaan. Setelah itu, penderita akan
mendapatkan penanganan dan pengobatan sesuai jenis gangguan jiwa yang
dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai