Anda di halaman 1dari 21

Curriculum Vitae

Riwayat Pendidikan
1979-1985 SD Inpres Padang
1985- 1988 SMPN 1 Padang
1988- 1991 SPK DepKes RI Bukittinggi
1991-1992 Program Pendidikan Bidan Poltekes Padang
2006- 2010 STIKes Ford de Kock Bukittinggi
2010-2011 Profesi Ners Stikes Ford de Kock

Riwayat Pekerjaaan
1992-1997 Puskesmas Rao Mapat
Tunggul Pasaman Timur
1997 – Sekarang : UPTD Puskesmas
Rasimah Ahmad Bukittinggi
ALUR DIAGNOSIS KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRIK

Ns.Lisa Ningsih,S.Kep
PENGERTIAN
Kegawatdaruratan
Psikiatrik adalah suatu
kondisi yang ditandai oleh
adanya gangguan pada
pikiran perasaan dan
perilaku seseorang yang
memerlukan perhatian dan
intervensi terapeutik segera
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI,
TERMASUK

Agitasi Agresif
merupakan perilaku patologis dapat berbentuk agresi verbal
yang ditandai dengan adanya atau fisik terhadap benda atau
peningkatan aktivitas verbal atau seseorang
motorik yang tak bertujuan

Kekerasan (violence) Percobaan Bunuh Diri


merupakan bentuk agresi fisik segala bentuk tindakan yang
oleh seseorang yang bertujuan secara sadar dilakukan oleh
melukai orang lain pasien untuk dengan segera
mengakhiri kehidupannya.
Postur tegang dan condong kedepan

Aktifitas motorik berlebihan, tidak sesuai dan bertujuan

Ketakutan dan/atau anxietas yang berat

Pasien dapat Kontak Mata yang melotot

datang dengan
Menyerang

Marah-marah

Merasa tidak aman

Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat menghina

Ketidak mampuan untuk menganalisa situasi dengan baik


ALGORITMA DIAGNOSIS KONDISI KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRIK

Apabila menemukan
kasus/ pasien dengan
kondisi kegawatdaruratan
psikiatrik, dibuat alur pikir
untuk menentukan
diagnosa yang cepat dan
memisahkan pasien yang
memerlukan penanganan
segera
Diagnosis dibuat secara hierarkis,
dimulai dari diagnosis gangguan
jiwa akibat penyakit organik yang
mengancam nyawa hingga
ditegakkan gangguan jiwa lainnya.
ALUR DIAGNOSIS PASIEN DENGAN KONDISI
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI ADALAH SEBAGAI BERIKUT

Pada pasien dengan kondisi


kegawatdaruratan psikiatri, yaitu gaduh
gelisah dan percobaan bunuh diri,
pertama kita selalu pikirkan apakah
kondisi tersebut disebabkan atau
berkaitan dengan:
1. Delirium
2. Demensia
3. Penyalahgunaan NAPZA
4. Gangguan psikotik
5. Efek samping obat yang berat; atau
6. Agitasi pada anxietas/depresi
Satu per satu penyebab/keterkaitan
tersebut disingkirkan hingga
mendapatkan diagnosis kerja secara
cepat.
1. DELIRIUM
 Pengertian DELIRIUM Adalah Gangguan serius
pada kemampuan mental yang menyebabkan
kebingungan dan kurangnya kesadaran akan
lingkungan sekitarnya.
 Delirium juga merupakan gangguan dari sistem
saraf pusat yang mengancam nyawa namun juga
bersifat reversibel dan ditandai oleh penurunan akut
dalam tingkat kesadaran dan kognitif, gangguan
pada atensi, gangguan persepsi, aktivitas psikomotor
abnormal, dan gangguan dalam siklus tidur. Pada
gangguan delirium juga teradapat gangguan
orientasi waktu, orang dan tempat.
FAKTOR RESIKO

Faktor predisposisi adalah hal- Faktor presipitasi adalah hal-hal yang


hal yang mempermudah mencetuskan atau mempercepat
terjadinya delirium pada timbulnya delirium pada seseorang
seseorang, Faktor presipitasi atau pencetus delirium
Faktor predisposisi delirium terdiri dari :
terdiri dari : ● efek samping obat (antikolinergik)
● Usia lanjut ● intoksikasi atau gejala putus
penggunaan NAPZA
● Demensia
● infeksi
● Polifarmasi ● trauma kepala
● Gangguan ● gangguan metabolik; dehidrasi,
penglihatan/pendengaran gangguan elektrolit, malnutrisi,
● Dehidrasi ensefalopati hepatikum/uremikum
● Gangguan ginjal kronik ● gangguan vaskular ; stroke, gagal
● Gangguan neurologis jantung, hipovolemia, aritmia
● Gangguan ● gangguan endokrin
fungsional/disabilitas fisik
TANDA DAN GEJALA
Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari (biasanya memberat pada malam hari)

Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian

Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai gangguan orientasi orang

Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman)

Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik

Gangguan siklus tidur

Inkoherensi

Onset akut

Adanya penyakit fisik


2. KEGAWATDARURATAN NAPZA
NAPZA adalah setiap bahan kimia/zat yang bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik dan psikologis.
NAPZA berdasarkan efek yang ditimbulkannya dapat dibagi menjadi:
NAPZA dengan Cara Kerja Sebagai Depresan
Memperlambat atau menekan sistem saraf pusat dan pesan yang
dikirim ke otak. Juga memperlambat detak jantung dan
pernafasan.
Efek depresan dapat memberikan gejala sebagai berikut:

Efek yang ringan


Efek yang
antara lain : serius ,antara lain :

● Perasaan tenang dan ● Bicara cadel


sejahtera ● Jalan sempoyongan
● Perasaan gembira ● Mual
yang berlebihan ● Muntah
(euforia)
● Perasaan rileks
NAPZA dengan Cara Kerja Sebagai Stimulan

Mempercepat atau merangsang kerja sistem susunan syaraf pusat


dan pesan ke dan dari otak.
Stimulan juga meningkatkan detak jantung, tekanan darah dan
suhu tubuh dan sering membuat orang lebih sadar dan waspada.
Efek yang dapat ditimbulkan dapat bermanifestasi sebagai:

Efek serius :
●Efek ringan : ● Agresi
● Panik
●Hilang nafsu makan ● Cemas
●Tidak bisa tidur ● Sakit kepala
●Banyak bicara ● Paranoia
●Gelisah
NAPZA yang Memiliki Efek Halusinogen

Mempengaruhi persepsi orang yang menyebabkannya melihat atau


mendengar sesuatu secara terdistorsi.
Halusinogen akan memiliki efek sebagai berikut:

 Tekanan darah meningkat


 Detak jantung meningkat
 Hilang nafsu makan
 Kram perut
 Banyak bicara dan tertawa
 Aktivitas meningkat
 Panik
 Dilatasi pupil
 Distorsi waktu dan ruang
3. Gangguan Psikotik

Agitasi psikomotor yang progresif – meningkatnya aktivitas motorik yang tidak


bertujuan secara progresif, mondar mandir, disertai dengan rasa kecemasan.
Agresivitas verbal – marah-marah tanpa sebab yang jelas, mengancam.
Agresivitas fisik, perilaku kekerasan (violence) – memukul/menyerang orang
lain, merusak/melempar barang.
Halusinasi, terutama halusinasi dengar. Pasien dapat tampak berbicara kepada
seseorang yang tidak dilihat keberadaannya oleh orang lain. Risiko perilaku
kekerasan semakin mengancam jika halusinasi dengar berupa command
hallucination atau halusinasi perintah, yang mengendalikan/memerintahkan
pasien untuk melakukan perilaku kekerasan tersebut.
Waham, terutama waham kejar yang kuat, disertai sikap bermusuhan (paranoid),
waham kendali, waham pengaruh, dan waham kebesaran.
4. Bunuh Diri
Jenis perilaku bunuh diri, antara lain

Ancaman Isyarat atau Percobaan bunuh


bunuh diri gelagat diri

perilaku seseorang diwujudkan dalam bentuk mencederai diri sendiri


untuk melakukan bunuh perubahan tingkah laku dengan berbagai cara
diri apabila keinginan atau kebiasaan yang tidak (misal: meminum racun
biasa kemudian dilanjutkan serangga, menembak diri,
atau harapannya tidak dengan percobaan bunuh
terpenuhi gantung diri, terjun dari
diri ketinggian, dsb)
4. Bunuh Diri

Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri mungkin datang dengan:
Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda fisik, pikiran, perasaan,
dan perilaku

Tanda Fisik Tanda Perasaan


- Tidak memedulikan penampilan diri - Putus asa - Sedih
- Kehilangan hasrat seksual - Marah - Tidak ada harapan
- Gangguan tidur - Rasa bersalah - Tidak tertolong
- Kehilangan nafsu makan, berat badan - Tidak berarti
- Keluhan kesehatan fisik - Kesepian

Tanda Pikiran Tanda Perilaku


Bila pasien mengatakan hal-hal: - Menarik diri
- Saya tidak membutuhkan apa-apa lagi - Tidak tertarik dengan hal-hal yang dulu disukai
- Saya tidak bisa berbuat apapun yang baik - Penyalahgunaan alkohol atau zat
- Saya tidak bisa berpikir benar - Perilaku yang tidak menentu
- Saya berharap saya mati - Perubahan perilaku drastis
- Segalanya akan lebih baik tanpa saya - Impulsif
- Semua masalah akan berakhir secepatnya - Mutilasi diri
- Tidak ada yang dapat menolong saya - Mengembalikan semua barang-barang, mengubah
surat wasiat, menitipkan hal-hal yang dicintai
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai