Anda di halaman 1dari 85

PERAN PERAWAT DALAM

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

Ns.Hj. Dwi Heppy Rochmawati, M.Kep., Sp.Kep.J

Dosen Jiwa FIK Unissula


Ketua IPKJI Jawa Tengah
Email : dwiheppyrochmawati@gmail.com
Phone : 08156515890
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

Suatu kondisi yang ditandai oleh adanya


gangguan pada pikiran, perasaan dan
perilaku seseorang yang memerlukan
perhatian dan intervensi terapeutik
SEGERA
KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRI
agitasi

Gaduh
agresif
Gelisah
Kegawatdaruratan
psikiatri
Percobaan
kekerasan
Bunuh Diri
Kondisi-kondisi yang termasuk dalam
kegawatdaruratan psikiatrik adalah :
Delirium
Delirium merupakan gangguan kesadaran, atensi, kognitif, dan persepsi yang merupakan sebuah sindrom psikiatri umum yang
sering menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas.Delirium merupakan gangguan dari sistem saraf pusat yang
mengancam nyawa namun juga bersifat reversibel dan ditandai oleh penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan kognitif,
gangguan pada atensi, gangguan persepsi, aktivitas psikomotor abnormal, dan gangguan dalam siklus tidur.

Gaduh gelisah
Perilaku gaduh gelisah dapat meliputi perilaku agitasi yaitu aktivitas motorik atau verbal yang meningkat dan tidak bertujuan dan
perilaku kekerasan yaitu agresi fisik yang bertujuan untuk melukai orang lain.

Kegawatdaruratan napza
Penggunaan Narkotika, psikotropika, Alkohol dan Zat adiktif lainnya (Napza) dapat menimbulkan suatu kondisi intoksikasi atau
putus zat. Kegawatdaruratan penggunaan napza adalah gangguan fisik, psikologik dan perilaku yang disebabkan oleh kondisi
intoksikasi dan putus penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza).

Gangguan psikotik
Adalah gangguan dalam pikiran dan perilaku yang ditandai dengan adanya distorsi pikiran dan persepsi, emosi yang tidak patut atau
rentangnya sempit, pembicaraan yang inkoheren atau irrelevan, adanya gangguan persepsi seperti halusinasi, gangguan dalam isi
pikir seperti adanya waham, atau kecurigaan yang berlebihan dan tidak berdasar.

Bunuh diri
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Risiko bunuh diri
merupakan kegawatdaruratan psikiatri yang memerlukan penilaian yang lengkap dan penatalaksanaan yang segera.
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
STRATEGI UMUM
• Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri
sendiri maupun orang lain.
• Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan
kesehatan.
• Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim
dan keselamatan pasien
• Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim
• Cegah perlukaan
• Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan
seperti senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya.
• Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk
melakukan kekerasan.
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
MODIFIKASI LINGKUNGAN
• Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal atau
rangsangan minimal untuk mengurangi kecemasan
pasien.
• Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi ilusi dan
mispersepsi lingkungan yang dapat meningkatkan risiko
perilaku kekerasan atau agresif.
• Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak mengancam.
PRINSIP WAWANCARA DALAM KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRI
• Lakukan pengkajian pada area yang tertutup (privasi)
• Ciptakan hubungan terapeutik
• Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang aman
• Lakukan komunikasi terapeutik :
✓ bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang
✓ vokal jelas dan nada suara tegas
✓ intonasi rendah
✓ gerakan tidak tergesa-gesa
✓ pertahankan posisi tubuh
✓ hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
• Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat pendek dan
mudah dipahami
• Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan pasien
(jarak aman 2-3 langkah dr pasien)
• Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit fisik,
ketergantungan zat/alkohol yang mungkin mengancam
nyawa, pertimbangkan gangguan jiwa lain bila hal2
tersebut bisa disingkirkan
• Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri,
adanya penyakit penyerta, kualitas dan ketersediaan
sistem pendukung
TATALAKSANA UMUM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Yang perlu dilakukan :
- Berpikir dan bersikap kritis Yang harus dihindari :
- Tetap tenang - Mengancam
- Perlu kontrol thd perasaan bingung, - Mentertawakan
aneh, atau depresi - Merasa tdk adekuat
- Bersikap suportif atau sangat tidak pasti
- Jaga jarak aman - Merasa terancam
- Tawarkan pilihan : mengontrol diri, - Menghakimi
minum obat, atau dibantu dg fiksasi - Marah thd keluarga yg
- Tegaskan bahwa perilaku kekerasan membawa
tdk diperkenankan
- Lakukan dokumentasi
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

TENAGA
KESEHATAN :
- Dokter
- Perawat
- bidan
TOKOH
TENAGA MASYARAKAT
KEAMANAN : :
- satpam - lurah/kades
hansip - RT,RW
- Pamong praja - Tokoh agama
- Kemanan - Tokoh wanita
desa
Alat-alat untuk kegawatdaruratan psikiatri

Alat fiksasi kaki dan


tangan:
- Kain yg kuat &
Jaket fiksasi : Alat injeksi :
halus untuk pasien spuit 3 cc
- 40 cm x 20 cm x 0,5 dg
cm hiperaktifitas
- 2 tali pengikat : utk motorik
manset & ke tempat
tidur
- 4 buah : utk lengan
& tungkai
Obat-obat untuk kegawatdaruratan
psikiatri
Obat oral Obat injeksi

Haloperidol tablet 0.5, 1.5 dan Haloperidol injeksi 5 mg (kerja


5 mg singkat)
Chlorpromazine tablet 25 mg, Diazepam injeksi 10 mg
100 mg

Risperidon tablet 2 mg Sulfas atropin injeksi

Diazepam tablet 2 mg, 5 mg Diphenhidramin injeksi

Lorazepam 2 mg

Propanolol 10 mg, 40 mg
Gaduh gelisah
Perilaku agitasi Perilaku kekerasan
Aktifitas motorik atau verbal Agresi fisik yang bertujuan
yang meningkat dan tidak untuk melukai orang lain
bertujuan
Manifestasi :
✓ ketakutan/kecemasan yang
berlebihan
✓ Hostilitas/ permusuhan
✓ Peningkatan psikomotor
✓ Perilaku destruktif
✓ Kekasaran atau mengancam
✓ Iritabilitas
✓ Respons yang berlebihan
terhadap stimulasi
✓ Daya nilai terganggu
Perilaku agitasi dapat disebabkan oleh :
Gangguan mental organik : kondisi medis umum yang
dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat

Gangguan penyalahgunaan napza

Gangguan psikotik

Gangguan mood

Gangguan kepribadian
Pasien dapat datang dengan :
 aktivitas motorik yang berlebihan,
tidak sesuai dan tidak bertujuan
 Menyerang
 Kontrol impuls yang buruk
 Postur tegang dan condong ke depan
 Merusak lingkungan
 Kontak mata melotot
 Ketakutan dan/atau anxietas yang
berat
Pasien dapat datang dengan :
 Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya
menjadi perilaku yang mengancam
 Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi dengan
baik
 Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat menghina
 Tekanan suara keras dan menuntut
 Marah-marah
 Dendam
 Merasa tidak aman
Tatalaksana
gaduh
gelisah
KEDARURATAN PASIEN DENGAN
RISIKO DAN TINDAKAN BUNUH
DIRI
TANDA & GEJALA RISIKO DAN PERILAKU BUNUH DIRI
 Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar
dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
 JENIS PERILAKU BUNUH DIRI :
✓ ancaman buhun diri : perilaku untuk melakukan bunuh
diri apabila keinginan/harapannya tidak terpenuhi
✓ isyarat/gelagat : bentuk/perilaku bunuh diri yg
diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah
laku/kebiasaan yg tidak biasa kemduain dilanjutkan dg
percobaan bunuh diri
✓ Percobaan bunh diri : perilaku bunh diri dalam bentuk
percobaan mencederai diri sendiri dg berbagai cara.
Tanda dan gejala
 Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri
mungkin datang dengan :
 Ancaman untuk melukai atau bunuh diri
 Mencari jalan untuk bunuh diri misalnya mencari
akses ke obat-obatan, senjata, atau cara lainnya
 Bicara atau menulis sesuatu tentang kematian,
sekarat, atau bunuh diri
Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda fisik,
pikiran, perasaan,
Tanda fisik
dan perilaku.
Tanda pikiran Tanda perasaan Tanda perilaku
- Tidak peduli -”saya tdk - Putus asa - Menarik diri
penampilan membutuhkan apa2 - Marah - Tidak tertarik dg
- Hilamg hasrat lagi” - Rasa bersalah hal2 yg dulu
seksual -”saya tidak bisa - Tidak berarti disukai
- Gangguan tidur berbuat apapun yg - Kesepian - Perilaku tidak
- Hilang anfsu baik” - Sedih menentu
makan, BB - “saya tidak bisa - Tidak ada - Perubahan
- Keluhan berpikir benar” harapan perilaku drastis
kesehatan fisik - “saya berharap - Tidak tertolong - Impulsif
saya mati” - Mutilasi diri
- “ segalanya akan - Mengembalikan
lebih baik tanpa barang2,
saya” mengubah wasiat,
- “Semua masalah menitipkan hal2
akan berakhir yg dicintai
secepatnya”
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
BUNUH DIRI
Yang harus dilakukan : yang harus dihindari :
- Menantang untuk
• Waspada melakukan tindakan bunuh
• Bertindak diri
• Terbuka - Terlihat terpukul /terkejut
• Menyediakan diri - Bertanya “kenapa”
• Meu mendengarkan - Menghakimi
• Harapan - Menjanjikan utk
• Jejaring bantuan menjadikan hal ini rahasia
- Pemberian antidepresan
hati2 → memperbesar risiko
percobaan bunuh diri
Tindakan-tindakan khusus
Mereka yg telah - Perlu dirawat
merencanakan bunuh diri - Menyingkirkan alat
saat ini - Membina hubungan
terus dg pasien & kontak
sumber dukungan
terdekat
Mereka yg tampak gelisah & Lakukan manajemen gaduh
sulit mengendalikan diri gelisah

Mereka yg memiliki rasa nyeri Bantu utk mengurangi rasa


& sesak nyeri & sesak
Mereka yg dengan perilaku Lindungi dr bahaya seperti yg
bunuh diri sebelumnya dulu pernah dilakukan

Mereka yg memiliki Hubungkan ke layanan


gangguan jiwa kesehatan jiwa
Manajemen untuk mencegah percobaan
bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
1. Awasi, jangan biarkan pasien sendirian
2. Simpan benda2 yg dapat digunakan utk bunuh
diri : benda tajam, tali, ikat pinggang, racun
serangga
3. Apabila pasien minum obat → pastikan obat
benar2 diminum dalam dosis yang sesuai
4. Buat kontrak : tdk akan melakukan tindakan
bunuh diri pd periode waktu tertentu
Manajemen untuk mencegah percobaan
bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
5. Tegakkan hubungan saling percaya dg pasien
6. Jangan menghakimi perilaku pasien
7. Tingkatkan harga diri pasien : memberikan aspek
positif diri, menyusun rencana jangka pendek
8. Kerahkan dukungan keluarga/orang terdekat.
Edukasi supaya memberikan dukunga kpd pasien
Ajak pasien utk mengenali potensi penyelesaian
masalah yg selama ini efektif
Tindak lanjut
 Pasien tidak memiliki keluarga/keluarga tdk mampu
merawat pasien di rumah → hospitalisasi
DELIRIUM
DELIRIUM
Delirium merupakan :
 gangguan dari sistem saraf pusat yang mengancam
nyawa namun juga bersifat reversibel dan ditandai
oleh :
➢ penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan kognitif,
➢ gangguan pada atensi,
➢ gangguan persepsi,
➢ aktivitas psikomotor abnormal, gangguan dalam siklus
tidur
Frekuensi
 10-30% dari seluruh pasien yg dirawat di rumah sakit
 Populasi lanjut usia : 10-15% delirium saat masuk RS &
10-40% mengalami delirium saat dirawat di RS
 Unit gawat darurat :
- 12 – 50%
- 60% tidak dikenali oleh sistem kesehatan
Faktor risiko
FAKTOR FAKTOR PRESIPITASI
PREDISPOSISI - Efek samping obat (antikolinergik)
• Usia lanjut - intoksikasi/gejala putus
• Demensia penggunaan napza
• Polifarmasi - Infeksi
• Gangguan - Trauma kepala
penglihatan/pendengaran
- Gangguan metabolik: dehidrasi, gg
• Dehidrasi elektrolit, malnutrisi, ensefalopati
• Gangguan ginjal kronik - Gangguan vaskular : stroke,gagal
• Gangguan neurologis jantung, hipovolemia,aritmia
• Gangguan - Gangguan endokrin
fungsional/disabilitas fisik
Tanda dan gejala
 Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari
(biasanya memberat pada malam hari)
 Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian
 Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai
gangguan orientasi orang
 Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman)
 Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik
 Gangguan siklus tidur
 Inkoherensi
 Onset akut
 Adanya penyakit fisik
Evaluasi dan diagnosis
1. Pasien yang mengalami perubahan mendadak
dalam :
 fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan nafsu
makan, sulit tidur, gelisah
 kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons lambat
 Persepsi : halusinasi visual/ auditorik
 Perilaku sosial : tidak kooperatif
→ Cek apakah ada faktor risiko predisposisi delirium
Evaluasi dan diagnosis
Pasien yang
mengalami
perubahan
mendadak dalam :
fungsi fisik : Pemeriksaan
penurunan darah lengkap
mobilitas, perubahan Analisis gas darah
nafsu makan, sulit Pemeriksaa
n fisik
dan elektrolit
tidur, gelisah cermat Kimia darah Delirium :
kognitif : bingung, (status
Tes fungsi hati fluktuatif :
sulit konsentrasi, generalis,
respons lambat status Fungsi ginjal pemeriksaan
neurologis Urinalisis serial
Persepsi : halusinasi
visual/ auditorik EKG
Perilaku sosial : Foto thorax
tidak kooperatif
→ Cek apakah ada
faktor risiko
predisposisi delirium
Tatalaksana Bila gelisah & Agitas
berat/tidak
membahayak mungkin oral
Atasi kondisi an diri/orang
medis yg • Injeksi
lain/mengga haloperidol
diduga nggu 2.5 mg IM, bs
mencetus jalannya diulang
kan delirium pengobatan setelah 30
menit, maks
• Haloperidol 0.5 10 mg/hari,
mg/4-6 jam,
maks 10
lansia maks 5
mg/hari mg/hari
• Lansia : maks 3 • Hindari
mg/hari benzodiazepi
n, kecuali ec
alkohol
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada Demensia
Algoritma terapi
Intervensi non Farmakologis
KEGAWATDARURATAN
NAPZA
Definisi napza & pembagiannya
 Napza : zat kimia/ zat yg bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik dan
psikologis.
Napza berdasarkan efek yang
ditimbulkannya
 Napza yg bekerja sbg depresan :
memperlambat/menekan sistem syaraf pusat dan
pesan yg dikirim ke otak, memperlambat detak
jantung & pernafasan
 Gejala :
efek yang ringan :
➢ perasaan tenag & sejahtera
➢ Perasaan gembira yang berlebihan (euforia)
➢ Perasaan rileks
Efek yg lebih serius :
➢ bicara cadel
➢ Jalan sempoyongan
➢ Mual, muntah
Napza yang memiliki efek stimulan
 Mempercepat/merangsang kerja sistem syaraf pusat &
pesan ke dan dari otak.
 Meningkatkan detak jantung, tekanan darah & suhu
tubuh
 Membuat orang lebih sadar dan waspada
 Efek ringan : hilang nafsu makan, tidak bisa tidur,
banyak bicara, gelisah
 Efek yang lebih serius : agresi, panik, cemas, sakit
kepala, paranoia
Napza yg memiliki efek halusinogen
Mempengaruhi persepsi orang yg menyebabkannya melihat/mendengar
sesuatu secara terdistorsi

EFEK
HALUSINOGEN Tekanan darah meningkat
Detak jantung meningkat
Hilang nafsu makan
Kram perut
Banyak bicara dan tertawa
Aktivitas meningkat
Panik
Dilatasi pupil
Distorsi waktu dan ruang
Tanda & gejala intoksikasi dan putus zat akibat
penggunaan napza

Putus zat (withdrawal) :


Intoksikasi :
Kumpulan gejala yg terjadi
Kumpulan gejala disebabkan setelah
oleh penggunaan Napza yg menghentikan/mengurangi
mempengaruhi 1/lebih penggunaan zat psikoaktif,
fungsi mental (memori, sesudah penggunaan berulang
kali (berlangsung lama dan/atau
orientasi, mood, perilaku, dalam jumlah yg banyak)
sosial & pekerjaan)
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Opioid :
• Apatis, letargi, koma
• Gangguan penilaian, gangguan perhatian & memori
• Lesu, agitasi, depresi pernafasan
• Kontraksi pupil
• Bicara kacau
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan

Opioid Kanabis Gangguan


Apatis, letargi, koma memusatkan
Gangguan penilaian, perhatian
gangguan perhatian Halusinasi
& memori
Kecurigaan/paranoid

Lesu, agitasi, depresi Euforia/disinhibisi


pernafasan Ansietas atau agitasi
Kontraksi pupil Nafsu makan
Bicara kacau bertambah
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Alkoho Benzo
l Kesadaran menurun
diazepin Stupor atau koma
Gangguan
memusatkan Apatis & sedasi
perhatian
Gangguan perhatian
disinhibisi & daya ingat
Amnesia retrograd
Suasana perasaan
labil
Agresi Gangguan emosi
Jalan sempoyongan Perilaku kasar
Nistagmus Inkoordinasi
Bicara pelo Nistagmus
Suka berdebat Bicara cadel
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Inhalansi
Letargi
a
Dizzines
Inkoordinasi
Jalan sempoyongan
Refleks menurun

Retardasi psikomotor
Tremor
Kelemahan otot
menyeluruh
Nistagmus
Blurred vision
Bicara cadel
Tanda & gejala putus zat depresan
Benzodiazepi
opioid Alkohol
n

Disforia Berkeringat, Ansietas


Mual, muntah halusinasi/ilusi
Mual muntah
Nyeri otot Hiperaktifitas
Lakrimasi/rinorrhea Agitasi psikomotor otonom
insomnia
Dilatasi pupil
Piloereksi/berkeringat
Tremor tangan
Diare Tremor lidah, mata &
Menguap tangan Agitasi psikosomor
Demam Denyut jantung cepat Insomnia, mual,
Tekanan darah muntah
meningkat
Tanda & gejala intoksikasi zat
stimulan
• Koma
• Bingung
• Agitas/retardasi psikomotor
Kokain • Kelemahan otot, depresi nafas,
nyeri dada/kejang
• Berkeringat, mual, muntah
• Takikardi/bradikardi

• Kewaspadaan berlebihan
• Ilusi, halusinasi
• Ide kebesaran/paranoid
Amfetamin • Euforia, marah/agresif
• Perilaku diulang2
• Denyut jantung cepat
• berdebat
Tanda & gejala putus zat stimulan
Kokain Amfetamin

• Mood disforik • Suasana perasaan


• Mimpi buru yg jelas disforia
• Retardasi • Mimpi bizar
psikomotor/agitasi • Keinginan konsumsi
• Rasa lelah, stimulansia yg kuat
insomnia/hipersomnia • Hambatan psikomotor
• Peningkatan nafsu • Nafsu makan
makan bertambah
• Insomnia/hipersomnia
Tanda & gejala intoksikasi
halusinogen
 Dizziness
 Bingung
 Tremor, letargi, inkoordinasi
 Nistagmus, blurred vision/ diplopia
 Biara cadel
PENILAIAN
Anamnesis :
- Tanda & gejala, perilaku yg menyertai,
intensitas & frekuensi gejala, gejala yg mengarah
pd gangguan organik
- Penggunaan napza : jenis, lama penggunaan,
toleransi dosis, gejala putus obat, pengobatan
sebelumnya

Pemeriksaan fisik : tanda vital,


pmeriksaan fisik menyeluruh

Pemeriksaan status mental : perasaan, pikiran,


perilaku

Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, tes


urin utk napza, SGOT/SGPT, ureum kreatinin
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA UMUM :
- Penanganan kondisi medik umum
- Monitoring vital sign
- Evaluasi tingkat kesadaran & jalan nafas :
▪ observasi tanda vital tiap 15 menit selama 4 jam
▪ Evaluasi perlunya pemberian oksigen
▪ Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
▪Terapi intoksikasi opioid :
✓ nalokson 0.2 – 0.4 mg (1cc)/ 0.01 mg/kg BB IV,
IM/subkutan, bisa diulang sesudah 3-10 menit sampai 2-
3 kali & pasien dipantau selama 24 jam
✓ Bila tdk ada nalokson : terapi simtomatik, gelisah :
antipsikotik oral/injeksi
✓ Mengatasi penyulit sesuai kondisi klinis
✓ Bila kondisi fisik membutuhkan perawatan intensif →
rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
▪ Terapi intoksikasi kokain & amfetamin :
✓ bila suhu naik → kompres air hangat
✓ Untuk mencegah kejang : diazepam 10-30 mg per
oral/parenteral diulang 15-20 menit
✓ Bila ada gejala psikotik : haloperidol 3 x 2.5-5 mg
✓ Bila terjadi takikardi : propanolol 10-20 mg
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
▪ Terapi intoksikasi kanabis:
✓ ciptakan suasana tenang, ajak bicara tentang apa yg
dialami
✓ Jelaskan kondisi sementara, 4-8 jam akan menghilang
✓ Diazepam 10-30 mg per oral/ parenteral, diulang tiap
jam bila perlu (hati2 depresi nafas, maksimal parenteral
20 mg/hari)
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
▪ Terapi intoksikasi alkohol:
✓ kondisi hipoglikemi : dekstrose 40% : 50 ml
✓ Injeksi Thiamine 100 mg IV utk profilaksis terjadinya
Wernicke Encephalopathy
✓ Gelisah : antipsikotik, haloperidol 5 mg IM, bisa diulang
tiap 30 menit, maksimal 30 mg/hari
✓ Bila kesadaran menurun → rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
▪Terapi intoksikasi sedatif hipnotik:
Non Psikofarmaka
GANGGUAN PSIKOTIK
GANGGUAN PSIKOTIK
 Gangguan dalam pikiran & perilaku yg ditandai dg adanya
distorsi pikiran & persepsi, emosi yg tdk patut atau
rentangnya sempit, pembicaraan inkoheren/irrelevant,
gangguan persepsi, gangguan isi pikir
 Kegawatdaruratan gangguan psikotik :
- gaduh gelisah (agitasi psikomotor)
- agresivitas/ perilaku kekerasan
- perilaku melukai diri sendiri/percobaan bunuh diri akibat
halusinasi/ waham
Penilaian gawat darurat psikotik
1. Wawancara :
✓ Lakukan wawancara sesuai prinsip wawancara
✓ Jaga keamanan diri pewawancara
✓ Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan napza
2. Pemeriksaan fisik & penunjang
✓ Pemeriksaan fisik 7 penunjang sesuai pemeriksaan
kegawatdaruratan
✓ Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan zat
Penatalaksanaan kegawatdaruratan psikotik
Penatalaksanaan kegawatdaruratan
psikotik
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN
DENGAN EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIKA DERAJAT BERAT
Distonia Akut
Parkinsonisme
Akatisia
SNM
 Rigiditas
 Demam tinggi →Bisa mencapai 41 C bahkan lebih
 Instabilitas otonomik
 Takhikardia
 Diaforesis
 Tekanan darah abnormal: hipertensi, hipotensi, atau
naik turun drastis
 Kebingungan
Pemeriksaan Rigiditas
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
ANSIETAS YANG TERKESAN SEBAGAI
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
Serangan Panik
Ditemukan sekurangnya 4 gejala dari daftar di bawah yang salah satunya
harus termasuk a sampai d:
a. Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras
b. Berkeringat
c. Gemetar atau bergetar
d. Merasa mulut kering
e. Kesulitan bernapas
f. Merasa tercekik
g. Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada
h. Mengalami mual atau gangguan perut
i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan
j. Merasa asing dengan sekeliling atau asing dengan bagian tubuhmya
k. Takut akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan
l. Takut bahwa akan mati
m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan
n. Merasa kesemutan atau baal pada bagian tubuh
Gangguan Disosiatif (Konversi)
 Perubahan fungsi tubuh atau anggota badan mirip dengan gangguan
neurologik namun tidak didapatkan bukti adanya gangguan fisik yang dapat
menjelaskan karakteristik
 gejala yang terjadi.
 Terdapat asosiasi waktu yang menyakinkan antara awitan gejala gangguan
ini dengan peristiwa penuh stres, masalah, atau kebutuhan.
 Perubahan (sementara) terhadap diri orang tersebut, seperti: suara yang
berbeda, bizarre/aneh, perubahan afeksi, perubahan emosi; bahkan
berubahnya identitas diri, seperti nama yang berbeda, hobi yang berbeda,
atau pengalaman yang berbeda dengan dirinya saat sebelum kesurupan.
 Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas atau terpusat pada satu atau
dua aspek yang ada di lingkungannya.
 Posisi tubuh dan ungkapan kata-kata terbatas dan diulang-ulang.
 Ketidakmampuan mengendalikan gejala.
 Kurang memperdulikan keadaan
 Parese, pingsan, kejang.
Gangguan Disosiatif (Konversi)
 Gejala bisa merupakan: membiarkan konflik tidak
disadari atau mendapat keuntungan dari lingkungan
akibat gejala yang timbul.
 Biasanya terjadi secara mendadak
 Untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan atau
mengalami reaksi histeris, periksa kelopak matanya
yang selalu ditutup, dengan cara membuka kelopak
matanya. → Seseorang yang mengalami reaksi histeris
biasanya akan menahannya dengan kuat.
 Dapat terjadi secara individu maupun massal.
KESURUPAN
TINDAKAN PADA KESURUPAN

Anda mungkin juga menyukai