Kesadaran Diri
Kesadaran diri merupakan salah satu prasyarat sebelum perawat
melakukan komunikasi terapeutik dengan klien. Untuk dapat meningkatkan
kesadaran dirinya, perawat perlu menjawab “Siapakah saya?” Perawat harus
dapat mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya secara pribadi maupun
sebagai pemberi pelayanan. Kesadaran diri akan membuat perawat dapat
menerima perbedaan dan keunikan klien.
- Kuadran 1 (Open)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui
oleh diri kita sendiri dan orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat,
perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya. Orang yang “Open” bila
bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan menjabat
tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan
seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri
sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.
- Kuadran 2 (Blind)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui
oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri. Disebut
“Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-
perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya.
Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal
orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak
formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini sering
disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat
dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain
dapat melihat ketidak tulusannya.
- Kuadran 3 (Hidden)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui
oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Ada hal-hal
atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering
teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan hubungannya
dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya dikhianati pada
waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati masa lalunya
tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah melupakannya.
- Kuadran 4 (Unknown)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak
diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain.
Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk
melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku,
perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry
Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri
kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi.
- Pengalaman subjectif.
C. Iceberg Model
Iceberg model of human personality adalah model ini menekankan
adanya “sifat berlawanan” dalam kepribadian seseorang. Dengan memahami
model ini perawat bisa menerima adanya “the hidden part of me” dari dirinya
maupun klien yaitu adanya sifat kurang baik dalam dirinya. Kesadaran ini
akan memudahkan perawat dalam mengubah perilakunya ke arah yang lebih
baik.
D. Hal yang Perlu Diperhatikan Perawat dalam Menganalisa Diri
1. Kesadaran tentang Uniknya Sistem Nilai Tiap Individu.
Apa dan bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh seseorang akan
memengaruhi dirinya pada saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan
menyadari sistem nilai yang dimilikinya seperti nilai budaya, nilai
keluarga dan agama yang dianutnya, perawat akan siap mengidentifikasi
situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang ia miliki.
2. Klarifikasi Nilai
Pelajaran bahwa individu mempunyai tata nilai, pengalaman,
kepercayaan, dan kehidupan yang berlainan.
3. Eksplorasi Perasaan.
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan
yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain. Sebagai
perawat kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan
mengontrolnya agar kita dapat menggunakan diri kita secara terapeutik.
Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan
membuat klien merasa tidak nyaman dan karena adanya “pemindahan
perasaan” (transfer feeling) mungkin klien akan menjadi cemas juga.
4. Kemampuan Menjadi Model.
Seorang pasien membutuhkan sosok pribadi yang dapat
diteladaninya dalam mengubah perilaku. Perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan diharapkan mampu menjadi model bagi klien dalam
menjalani kehidupannya.
5. Panggilan Jiwa (Altruisme)
Perawat harus menjawab pertanyaan, “Mengapa saya ingin
menolong orang lain?”. Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan
orang lain, ingin menolong ikhlas tanpa pamrih. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa perawat merupakan profesi, karena itu perawat perlu
mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai. Keseimbangan antara
altruisme dengan reward akan memengaruhi bagaimana perawat menolong
kliennya.
6. Etika dan Tanggung Jawab.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat harus
bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukannya. Demikian
pula dalam berkomunikasi, perawat seharusnya bertanggung jawab atas
perilakunya dan mampu mengatasi semua kelemahannya.
DAFTAR PUSTAKA