Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

KEWIRAUSAHAAN
Tentang
ANALISIS STRATEGI HOME CARE, ANALISA DAN STRATEGI PEMASARAN
DALAM NURSEPRENUERSHIP

NAMA : ANNISA SURURI


NIM : 203310684

DOSEN :
H. Sunardi, SKM.M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLI TEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PADANG
TA 2022/2023
i
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Analisis Strategi Home Care, Analisa dan Strategi Pemasaran Home care Dalam
Nurseprenuership ” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Pelajaran “ kewirausahaan ” dengan dosen bapak H. Sunardi,
SKM.M.Kes

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Padang , januari 2022;

Annisa Sururi

Ii
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….
A. Latar Belakang ……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….
1. Pengertian Nurseprenuership ……………………………………………..
2. Konsep home care ………………………………………………………
3. Analisis, Analisa dan Strategi pemasaran home care dalam
Nuerseprenuership………………………………………………………..
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….
A. Kesimpulan …………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

Iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang usaha. Sesuatu
yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber
keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam menciptakan nilaitambah di pasar melalui proses pengelolaan
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Terdapat banyak bidang dalam
berwirausaha, salah satunya dalam bidang keperawatan contohnya Home Care.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan
melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari
pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan
yang holistik (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan kultural kepada individu,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang
bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan
lanjutan di rumah atau lebih dikenal dengan istilah home health care.
Tujuan home care antara lain meningkatkan, mempertahankan dan
memulihkan kondisikesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakituntuk mencapai kemampuan individu secara
optimal selama mungkin yang dilakukan secarakomprehensif dan
berkesinambungan. Selain itu, dengan adanya home care, frekuensihospitalisasi
berkurang, dan waktu, biaya, tenaga, serta pikiranpun lebih efekif.
-Saat ini sudah mulai dikembangkan home care hospital based, dimana
pelayanan homecare berada dibawah rumah sakit yang berasangkutan. Namun
belum semua pelayanan homecare hospital based dilaksanakan dengan
manajemen yang baik, sehingga belum dirasakan manfaat yang berarti baik bagi
rumah sakit, perawat, dokter dan pasien.Perlu sekiranya home care hospital based
di atur serta dikelola dengan baik agar dapatmeningkatkan kulaitas pelayanan
kesehatan, membantu menurunkan beban pasien,mempercepat proses
penyembuhan penyakit, dan dapat pula sebagai bidang kewirausahaandalam
pelayanan kesehatan. Selain itu, perlu dikembangkan pula home care pada
tatanankomunitas yang dapat merujuk kliennya ke tatanan pelayanan kesehatan di
puskesmas ataurumah sakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu nuerseprenuership ?
2. Apa itu home care?
3. Bagiaman Analisis dan Analisa serta Strategi pemasaran home care dalam
Nuerseprenuership?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari nurseprenuership.
2. Untuk mengetahui pengertian home care.
3. Untuk menegtahui Analisis dan Analisa serta Strategi pemasaran home care dalam
Nuerseprenuership.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Nurseprenuership.
Nursepreneurship adalah segala sesuatu mengenai aktivitas yang dilakukan
perawat pengusaha (nursepreneur) dalam menciptakan bisnis/usaha untuk
mencapai keuntungan dengan mengidentifikasi peluang yang ada di bidang
keperawatan dengan mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan langsung kepada klien atas usaha/bisnis yang
dijalankannya.
Terdapat banyak bidang dalam berwirausaha, salah satunya dalam bidang
keperawatan contohnya Home Care.

2. Konsep Home Care


Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan
melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari
pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan
yang holistik (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan kultural kepada individu,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang
bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan
lanjutan di rumah atau lebih dikenal dengan istilah home health care.
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit. Home care juga dapat dikelola dengan mengkoordinir tenaga
professional dan non professional dibidang kesehatan.
Tujuan home care antara lain meningkatkan, mempertahankan dan
memulihkan kondisikesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakituntuk mencapai kemampuan individu secara
optimal selama mungkin yang dilakukan secarakomprehensif dan
berkesinambungan. Selain itu, dengan adanya home care, frekuensihospitalisasi
berkurang, dan waktu, biaya, tenaga, serta pikiranpun lebih efekif.
Perawat home care harus menguasai skill dasar tindakan keperawatan
mandiri diantaranya yaitu, vital sign, memasang kateter, memasang oksigen,
suction, penyuntikan, pemasangan infus, pendidikan kesehatan, konseling,
dll.Tujuan home care antara lain meningkatkan, mempertahankan dan
memulihkan kondisikesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakituntuk mencapai kemampuan individu secara
optimal selama mungkin yang dilakukan secarakomprehensif dan
berkesinambungan.

Manfaat home care adalah :


a. Bagi klien dan keluarga:
 Program Home Care dapat membantu meringankan biaya rawat inap
yang makin mahal, karena dpt mengurangi biaya akomodasi pasien dan
transportasi serta konsumsi keluarga.
 Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggota keluarga ada yang sakit.
 Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri.
 Makin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga tugas
merawat orang yang sakitsiasanya dilakukan ibu terhambat, oleh
karena itu perlu kehadiran perawat untuk menggantikannya.
b. Bagi perawat:
 Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama.
 Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik. Sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi
keluarga, sehingga kepuasan kerja perawat meningkat.(Kholifah 2018)

Persayaratan Home Care:


 Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
 Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(informed consent).
 Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehat an di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan
haknya dalam menerima pelayanan.

3. Analisis Strategi Home Care Serta Strategi Pemasaran


DalamNuerseprenuership
Perencanan pemasaran dilakukan dengan menentukan Strategi
pemasaran.Perencanaan pemasaran yang digunakan adalah STP (segmenting,
targeting, dan positioning) yang dikombinasi denganmarketing mix (product,
price, place, dan promotion)(Munandar 2011)

a. Segmentasi Pasar (SEGMENTING)


Segmentasi pasar adalah suatu proses me- nempatkan konsumen ke
dalam subkelom- pok yang memiliki respons yang sama terha- dap suatu
program pemasaran (Cravens,1997).Menurut Rambat Lupiyoadi (2001),
segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
dibe- dakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang
mungkin membu- tuhkan produk yang berbeda.
Dasar Segmentasi Pasar
Ada beberapa variabel yang dapat diguna- kan sebagai dasar segmentasi,
namun se- cara garis besar mengikuti kategori yang dipelopori oleh Kotler
sebagai bapak pema- saran:
 Geografis: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan
membagi•-bagi pasar dalam beberapa unit geografis yang berbeda-
beda seperti daerah, popu- lasi, kepadatan dan iklim.
 Demografis: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan
membagi-bagi pasar dalam beberapa grup dengan basis-basis
variabel seperti usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,
pendidikan, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, agama, ras,
generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.
 Psikografis: Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan
membagi kon- sumen atas beberapa grup yang berbeda-beda dengan
basis variabel gaya hidup dan kepribadian.Perilaku: Suatu aktivitas
pemasaran yang dilakukan dengan membagi konsumen atas grup-
grup yang berbeda dengan ba- sis variabel seperti status pengguna,
ke- setiaan merek, tingkat penggunaan, man- faat yang dicari,
kesempatan peng- gunaan, kesiapan membeli dan sikap terhadap
produk.

b. Kriteria Memilih Target Pasar


Setelah segmen pasar dievaluasi, langkah selanjutnya yaitu memilih
segmen yang akan dijadikan target atau pasar sasaran. Dalam memilih pasar
sasaran yang optimal, perlu diperhatikan beberapa kriteria berikut:(Suwedia I
N 2019)
1) Responsif : Pasar sasaran harus responsif terhadap produk atauprogram-
program pemasaran yang dikembangkan. Langkah ini harus dimulai dengan
studi segmentasi yang jelas karena tanpa pasar sasaran yang jelas produsen
menanggung resiko yang terlalu besar.
2) Potensi penjualan : Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar
pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh
jumlah populasi tapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki
produk tersebut.
3) Pertumbuhan yang memadai : Pasar tidak dapat dengan segera bereaksi.
Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan cepat dan
mencapai titik pendewasaan.
4) Jangkauan media : Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau
pemasar tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan
produknya.

Menurut Bradley yang dikutip dari Setiadi (2003), dalam memilih pasar
sasaran mana yang akan diambil ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Sumber daya organisasi
Dalam memilih segmen maka perlu diperhatikan sumber daya yang ada
karena semakin banyak segmen yang dipilih maka biaya yang dibutuhkan
akan semakin banyak. Pemasaran terpusat akan menjadi pilihan organisasi
kecil yaitu dengan cara mengarahkan pema- saran pada segmen-segmen yang
kecil, unik, dan kurang mendapatkan perhatian pesaing besar yang dinamakan
juga se- bagai market niche.
2) Tipe produk
Ada produk yang disebut high- differentiated product maka strategi yang
digunakan bisa differentiated atau con- centrated marketing karena pada
produk tersebut mudah diciptakan keunikan yang membedakannya dari
produk lain. Ada juga yang low differentiated product, maka strategi yang
dipilih yaitu undiffer- entiated marketing karena pada produk jenis ini sulit
diciptakan keunikan- keunikan.
3) Tahap dalam daur hidup produk
Produk memiliki siklus, yang dimulai den- gan tahap perkenalan pasar,
pertumbu- han, dewasa, dan menurun. Pada masa perkenalan, dapat
diterapkan pemasaran serba sama.
4) Strategi pesaing dan strategi bersaing organisasi
Untuk memilih strategi mana yang akan diterapkan oleh organisasi, maka
perlu memperhatikan juga strategi yang diterapkan oleh pesaing dan strategi
bersaing yang dipilih organisasi.

c. Penetapan Posisi Pasar (Positioning)


Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra organisasi
sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (diantara pesaing) di dalam
benak pelanggan sasarannya. Kotler memandang posisi sebagai suatu
latihan kreatif yang dilakukan terhadap produk yang ada. Penetapan posisi
dimulai dengan produk, suatu barang, jasa, organisasi, lembaga, atau bahkan
orang.Tujuan penetapan posisi adalah untuk membedakan persepsi organisasi
berikut produk dan jasanya dari pesaing (Lupiyoadi, 2001).
Ada beberapa yang harus diperhatikan berhubungan dengan proses
penetapan posisi (Kasali, 1999):
1) Penetapan posisi adalah strategi komunikasi
2) Bersifat dinamis
3) Penetapan posisi berhubungan dengan atribut-atribut produk
4) Atribut produk yang dipilih harus unik
5) Penetapan posisi harus memberi arti dan arti ini harus penting bagi
konsumen
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat home care harus menguasai skill dasar tindakan keperawatan
mandiridiantaranya yaitu, vital sign, memasang kateter, memasang oksigen,
suction, penyuntikan, pemasangan infus, pendidikan kesehatan, konseling,
dll.
Tujuan home care antara lain meningkatkan, mempertahankan dan
memulihkan kondisikesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakituntuk mencapai kemampuan individu
secara optimal selama mungkin yang dilakukan secarakomprehensif dan
berkesinambungan.
Perencanan pemasaran dilakukan dengan menentukan Strategi
pemasaran.Perencanaan pemasaran yang digunakan adalah STP (segmenting,
targeting, dan positioning) yang dikombinasi denganmarketing mix (product,
price, place, dan promotion).

B. Saran
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saya mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih
baik.
Daftar pustaka

Kholifah, Siti nur. 2018. “Home care.” Home care V(1): 271–80.
Munandar, Dadang. 2011. “Analisis Penentuan Segmen, Target, Dan Posisi Pasar
Home Care Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung.” Majalah Ilmiah UNIKOM 6(2):
233–44. http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v06-n02/vol-6-artikel-
12.pdf/pdf/vol-6-artikel-12.pdf.
Paramitha, Ida Ayu. 2017. “Home Care.” Convention Center Di Kota Tegal: 6–37.
Suwedia I N. 2019. “Strategi Pemasaran Pelayanan Home Care Rumah Sakit Umum
Bhakti Rahayu Denpasar.” Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia 6(1): 55–
58. http://journal.fkm.ui.ac.id/arsi/article/view/3677.

Anda mungkin juga menyukai