Anda di halaman 1dari 33

MODUL 4

GANGGUAN TIDUR
KELOMPOK 1
Yusrin A 17777005
Andi Hasri Ainun Anisa 17777016
Cindi Grazia Bunga’Allo 17777021
Anhalaillah 17777004
Andi Rahayu 17777023
Fiddy Firmansyah 17777013
Akbar Amirullah 18777058
Fadillah Rahmania Paradise 18777059
Rachel Argana Pawan 18777064

TUTOR :
dr. Andi Meutiah Ilham Jaya, M. Kes
dr. Aristo
SKENARIO 1
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke dokter
dengan keluhan sulit memulai tidur, sering terbangun dini
hari sejak 2 bulan yang lalu. Ia mengeluh sakit kepala dan
mudah lelah, terus-menerus merasa sedih, energi juga
berkurang, kurang minat terhadap hobi yang biasanya,
kemampuan berkonsentrasi berkurang, kadang-kadang
muncul ide-ide bunuh diri. Dia mengatakan bahwa dia
mendengar suara-suara gurunya yang mengatakan “dia
tidak akan berhasil” dan kadang-kadang mengomentari
tentang tingkah lakunya yang selalu negatif. Dia
mengatakan bahwa dia telah mendengar suara ini selama
beberapa tahun. Dia menyangkal menggunakan obat-obatan
atau alcohol dan dia tidak mempunyai masalah medis.
KATA KUNCI
1. Laki-laki berusia 28 tahun
2. Keluhan sulit memulai tidur
3. sering terbangun dini hari sejak 2 bulan yang lalu
4. Sakit kepala dan mudah Lelah
5. terus-menerus merasa sedih, energi juga berkurang
6. kurang minat terhadap hobi yang biasanya
7. kemampuan berkonsentrasi berkurang
8. kadang-kadang muncul ide-ide bunuh diri
9. Pasien mendengar suara-suara gurunya yang mengatakan
“dia tidak akan berhasil” dan kadang-kadang mengomentari

tentang tingkah lakunya yang selalu negatif


10. Pasien telah mendengar suara ini selama beberapa tahun
11. Pasien menyangkal menggunakan obat-obatan atau alcohol
12. Tidak mempunyai masalah medis
Rumusan Masalah :

1. Jelaskan definisi depresi dan fisiologi depresi!


2. Apa faktor penyebab depresi?
3. Bagaimana LLD terhadap skenario?
4. Bagaimana penanganan awal pada skenario?
5. Apa diagnosis differential dari skenario ini?
FAKTOR PENYEBAB DEPRESI
Faktor Faktor Penyebab Depresi

Pengertian Depresi
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang
terus-menerus merasa tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, sehingga
mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari.
Faktor Resiko Penyebab Depresi pada
Faktor Risiko Depresi Skenario
Beberapa faktor risiko depresi, antara lain:
• Memiliki riwayat gangguan kesehatan • Orang Tua keluarga.
mental pada (Bapaknya) yang mengidap
Bipolar
• Menyalahgunakan alkohol atau obat terlarang.
• Memiliki ciri kepribadian tertentu, •seperti rendahAuditorik
Halusinasi diri, terlalu keras dalam menilai
diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung
yang kepada orang lain.bahwa dirinya
mengatakan
• Mengidap penyakit kronis atau serius,tidak
seperti gangguan
akan hormon tiroid, cedera kepala,
berhasil.
HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung.
• Mengalami kejadian traumatik, seperti kekerasan seksual, kematian, kehilangan orang
yang dicintai, atau masalah keuangan.

Sumber :Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Depression (major depressive disorder) - Symptoms and causes.
Medical News Today. Diakses pada 2019. Depression: Tests, symptoms, causes, and treatment.
Langkah-Langkah Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan Status Mental

Pemeriksaan Diagnosis
Lanjutan

Iktisar Penemuan Bermakna

Diagnosis (Evaluasi Multiaksial)


Sumber : Buku Ajar Psikiatri Klinis; KAPLAN & SADOCK Edisi 2, Tahun 2010
Langkah-Langkah Diagnosis
ANAMNESIS

1. Data identitas pasien


2. Keluhan utama & masalah
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit terdahulu (psikiatri, medis,
penggunaan alkohol/zat lain)
5. Riwayat keluarga
6. Riwayat pribadi (prenatal, masa anak dini,
pertengahan, remaja, dewasa)
7. Riwayat seksual
8. Fantasi & Mimpi
9. Nilai-nilai

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Klinis; KAPLAN & SADOCK Edisi 2, Tahun 2010
Langkah-Langkah Diagnosis
Pemeriksaan Status Mental

1. Deskripsi umum (penampilan, perilaku, psikomotor, sikap terhadap


pemeriksa)
2. Mood, afek & keserasian
3. Pembicaraan
4. Persepsi (halusinasi : auditorik, visual, taktil. Ilusi, depresonalisasi,
derealisasi)
5. Pikiran (proses pikir/bentuk pemikiran) & isi pikir (waham, preokupasi,
obsesi, kompulsi, fobia dll)
6. Kesadaran & kognisi (taraf kesadaran. orientasi: waktu, t4, org. Daya ingat :
jgka pendek, menengah, panjang. Konsetrasi & perhatian. Kemampuan
membaca & menulis. Kemampuan visuospasial
7. Pengendalian impuls (impulsivitas): baik/terganggu
8. Daya nilai (daya nilai sosial, uji daya nilai, penilaian realita) & tilikan
(kesadaran pasien thdp penyakitnya)
9. Taraf dapat di percaya (realiabilitas) Buku Ajar Psikiatri Klinis; KAPLAN & SADOCK Edisi 2, Tahun 2010
Langkah-Langkah Diagnosis

Pemeriksaan Diagnosis Lanjutan

1. Pemeriksaan fisik internus


2. Pemeriksaan neurologis
3. Tes psikologi
4. Wawancara psikiatri diagnostik tambahan
5. Wawancara dgn anggota keluarga, teman, dsb.
6. Tes penunjang : laboratorium, CT Scan, MRI
(sesuai indikasi)

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Klinis; KAPLAN & SADOCK Edisi 2, Tahun 2010
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Berisi kesimpulan dari semua hasil


anamnesis dan pemeriksaan yang
telah di lakukan

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Klinis; KAPLAN & SADOCK Edisi 2, Tahun 2010
Diagnosis

Diagnosis berdasarkan DSM-IV, menggunakan


klasifikasi/evaluasi multiaksial

1. Aksis I : sindrom klinis


2. Aksis II : ciri kepribadian/RM
3. Aksis III : kelainan fisik/penyakit medis umum
4. Aksis IV : stresor psikososial
5. Aksis V : penilain fungsi secara global  GAF
SCALE

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Klinis; KAPLAN & SADOCK Edisi 2, Tahun 2010
Depresi Berat
dengan Gangguan
Psikotik

Skizoefektif
tipe depresif

Skizofrenia
Definisi:

Depresi merupakan bentuk gangguan jiwa


pada alam perasaan (afektif, mood ) yang
biasa ditandai dengan kemurungan,
kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah
hidup, tidak ada semangat, merasa tidak
berdaya, perasaan bersalah, tidak berguna,
dan putus asa.
Epidemiologi •Gangguan depresi berat lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki.
•Onset untuk gangguan depresi berat kira-kira 40 tahun, 50% dari semua
pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.
Etiologi 1. Biologik
- hormonal
- kimiawi (neurotransmitter)
- faktor genetik
2. Psikososial
- teori psikoanalitik
- teori kognitif
Gejala klinis •Gambaran emosi
•Gambaran kognitif
•Gambaran vegetatif
Episode depresif Menurut derajat keparahannya
• episode depresi ringan
•Episode depresi sedang
•Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
•Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Gejala pada depresi ringan, sedang, berat

•Gejala utama
- afek depresif
- kehilangan minat dan kegembiraan
- berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas

• gejala lainnya
- konsentrasi dan perhatiaan berkurang
- harga diri dan kepercayaan
- gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- gagasan atau membahayakan diri/ bunuh diri
- tidur terganggu, nafsu makan berkurang
Diagnostik gangguan depresi berat dengan gejala psikotik

•Memenuhi kriteria episode depresi berat


•Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien
merasa bertanggungjawab atas hal itu. Halusinasi
auditorik/menuduh,ata bau kotoran/ daging membusuk.
Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor. Waham atau halusinasi dapat ditentukan
sebagai serasi/tidak serasi dengan efek (mood
congruent)
PENATALAKSANAAN

• Antidepresan
- Golongan trisiklik
- Golongan tetrasiklik
- Golongan MAOI (monoamine oksidase inhibitor
- Golongan SSRI
- Golongan SNRI
• Antipsikotik
- tipikal
- atipikal

• Psikologik dengan psikoterapi


- psikoterapi suportif dan kognitif
-Terapi keluarga
- terapi psikososial
-ECT ( electro convulsive therapy)
SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF
• Definisi:Gangguan skizoafektif adalah penyakit mentalyang seriusyang memiliki
gambaran skizofrenia dan gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala
khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan
afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu tipe manik dan tipe
depresif.
• Epidemiologi:Prevalensi seumur hidup pada gangguan skizoafektif kurang dari 1%,
berkisar antara 0,5%-0,8%. Tetapi, gambaran tersebut masih merupakan
perkiraan.Gangguan skizoafektif tipe depresif lebih sering terjadi pada orang tua
dibanding anak muda.Prevalensi gangguan tersebut dilaporkan perempuan lebih
tinggi dibandingkan laki-laki, terutama perempuan yang sudah menikah.
• Etiologi:Sulit untuk menentukan penyebab dari penyakit yang telah berubah
begitu banyak dari waktu ke waktu.Dugaan saat ini bahwa gangguan skizoafektif
mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia.
• Manifestasi Klinis:Pada gangguan skizoafektif gejala klinis berupa gangguan
episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam
episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam
beberapa hari.Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit
yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Sedangkan pada
gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol
Pedoman diagnosis:
• Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresi yang tunggal,
dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar episode di dominasi oleh
skizoafektif tipe depresi.
• Afek depresif harus menunjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik
depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercamtum dalam uraian untuk
episode depresif (F32)
• Dalam episode yang sama, sedikitny harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua,
gejala khas skizofrenia (sebagaimana di tetapkan dalam pedoman diagnostik
skizofrenia, F20 , a sampai d
Penatalaksanaan :
• Medikamentosa:
-Anti depresan ( SSRIs, SNRIs, Trisiklik, MAOIs, NASSAs)
-Anti psikotik (atypical dan typical)
• Non medikamentosa
-Edukasi

Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa Aksara. Tangerang: 2010.
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian Ilmu Kesehatan
Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta; 2013.
Skizofrenia
SKIZOFRENIA

Definisi:
Suatu sindrom yang ditandai oleh penyimpangan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh
afek yang tidak wajar (innapropriate) or tumpul (blunted).
Terdapat distorsi pikiran dan persepsi, serta afek yang tidak
serasi/tumpul. Kesadaran baik dan kapasitas intelektual biasanya tidak
terganggu meskipun defisit konginitif tertentu dapat timbul sejalan
dengan waktu.

Epidemiologi:
• 1% populasi
• Usia 16 – 25 tahun
SKIZOFRENIA

Gejala:

• Positif & Negatif


• Gangguan berat pada pikiran, perasaan,
persepsi, keinginan, dorongan kehendak &
pengendalian
• Waham dan halusinasi
SKIZOFRENIA

TIPE-TIPE:

Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia Hebefrenik

Skizofrenia Katatonik

Skizofrenia Simpleks
SKIZOFRENIA

Pedoman Diagnosis PPDGJ III:

Paling kurang 1 gejala :


1. a. Thought Echo
b. Thought insertion or withdrawal
c. Though broacasting

2. a. Delusion of control (waham dikendalikan)


b. Delusion of influence ( waham pengaruh)
c. Delusion of passivity
d. Delusion of perception
SKIZOFRENIA

Pedoman Diagnosis PPDGJ III:

Paling kurang 1 gejala :

3. Halusinasi Pendengaran
a. Suara berkomentar tentang pasien
b. Suara saling berbicara
c. Suara lain dari salah satu bagian tubuhnya
4. Waham menetap lain menurut budaya
SKIZOFRENIA

Pedoman Diagnosis PPDGJ III:

Paling kurang 2 gejala :


1. Halusinasi menetap dari panca indra apa saja
2. Arus pikiran terputus / mengalami sisipan
3. Perilaku katatonik
4. Gejala negatif
SKIZOFRENIA

Penatalaksanaan:

Klasifikasi
• Tipikal (Dopamin Antagonis) : Haloperidol,
Chlorphomazine, Trifluoperazine, Flufenazine
• Atipikal (Serotonin-Dopamin Antagoni) :
Risperidone, Clozapine, Quetiapine, Olanzapine.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai