Anda di halaman 1dari 14

101 WISE WAYS TO FACE SELF-DIAGNOSING PHENOMENON

Bijak Menyikapi Fenomena Self-Diagnosing


pada Kondisi Mental

dr. Emmy Amalia, Sp.KJ


Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
OUTLINES
 How common is mental health self-diagnosing?
 How reliable is self-diagnosing mental health problems?
 The pros and cons of self-diagnosing mental health problems
 Is there a wise step of self-diagnosing mental health problems?
 How to avoid self-diagnosing mental health problems?
GANGGUAN MENTAL/ JIWA
 Kondisi medis yang
mengganggu pikiran, perasaan,
dan perilaku atau kombinasi
ketiganya, sehingga Gangguan tidur
memengaruhi fungsi kehidupan Gangguan makan
Gangguan Gangguan tingkah
sehari-hari (fungsi sosial dan/ mood/perasaan laku
atau pekerjaan). Waham, depresi
Cemas, Halusinasi, dll

Gangguan proses
berpikir

Spektrum gangguan jiwa luas


PENYEBAB GANGGUAN
MENTAL

Biologis Psikologis Sosial


• Genetik • Peristiwa traumatik • Konflik dengan
• Gangguan pada sel-sel • Kehilangan/loss keluarga, teman,
saraf di otak • Masalah kehidupan pasangan
• Cedera kepala berat • Masalah di lingkungan
• Napza belajar/bekerja
FAKTA!
1. Gangguan mental adalah gangguan medis.
2. Gangguan mental dapat menyerang siapa saja dari berbagai latar
belakang, suatu gangguan medis yang umum terjadi pada suatu masa
dalam kehidupan seseorang.
 Hampir 1/5 (19%) dari semua orang dewasa di Amerika Serikat menderita
beberapa jenis gangguan mental
 1 dari setiap 24 orang (4,1%) menderita penyakit mental yang serius
 1 dari setiap 12 orang (8,5%) memiliki gangguan penyalahgunaan zat yang
dapat didiagnosis
3. Banyak orang yang mengalami perubahan/gangguan pada kondisi mental
masih belum terbuka untuk mendiskusikan keadaannya atau mencari
pertolongan medis karena stigma  treatment gap.
FAKTA!
4. Orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya yang berbeda, dapat
memandang masalah kesehatan jiwa dengan cara yang berbeda pula.
5. Kondisi mental dapat mempengaruhi kondisi fisik dan kemampuan sosial,
begitu pula sebaliknya.
6. Diagnosis gangguan mental dibuat oleh professional kesehatan jiwa
berdasarkan:
 Riwayat medis saat ini dan sebelumnya
 Pemeriksaan status mental, fisik, dan dapat memerlukan pemeriksaan tambahan
lain (lab, foto x-ray, rekam otak, dll)
 Penilaian dibuat berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pikiran, perasaan,
dan perilaku individu.
7. Penanganan gangguan bersifat spesifik untuk setiap orang.
FENOMENA SELF-DIAGNOSING PADA
GANGGUAN MENTAL
8. Sekitar 63% populasi dunia adalah pengguna internet. Setiap tahun, 80%
pasien menggunakan internet untuk mencari informasi terkait kesehatan.
Mendiagnosis diri menjadi semakin umum dilakukan, termasuk dalam
hal kesehatan mental (Clark, 2020).
9. Semakin banyak orang beralih kepada internet sebagai sumber
pelayanan kesehatan pertama, bahkan sebelum mencari bantuan
professional. Kesehatan mental  tanda dan gejala dapat diamati &
dirasakan.
10. Mencari sumber pertolongan pertama secara online: cepat, mudah,
murah.
SELF-DIAGNOSING
 Tindakan menentukan diagnosis sendiri dengan gangguan/penyakit
tertentu berdasarkan tanda dan gejala yang dialami tanpa validasi
professional kesehatan di bidangnya.
RANGKUMAN : LATAR BELAKANG
FENOMENA SELF-DIAGNOSING
• Sifat gangguan:
perubahan perilaku Perkembangan • Serba instan, waktu
(bisa dirasakan, teknologi informasi terbatas
dipikirkan, • Akses makin
diamati) berkembang: keterbukaan
• Kurang • Informasi layanan (c/ konsultasi
pengetahuan/pema kesehatan beredar online)
haman bebas • Perubahan drastis sejak
• Stigma • Banyak alat, pandemi Covid-19
• Perbandingan jml kuisioner  • Sbg pertolongan pertama:
tenaga kesehatan membantu cepat, mudah, murah
jiwa: penderita diagnosis
• Keterbukaan akses Kondisi global
Treatment gap terkini
SEBERAPA TEPAT SELF-DIAGNOSING
KONDISI GANGGUAN MENTAL?
 Terdapat puluhan diagnosis gangguan mental dalam spektrum ringan-berat (ICD-10, DSM
V).
 Diagnosis suatu gangguan mental dapat meliputi berbagai tanda dan gejala. Beberapa
tanda dan gejala yang sama, dapat muncul pada berbagai diagnosis gangguan jiwa yang
berbeda-beda.
 Seperti pada gangguan medis lain, dapat terjadi lebih dari 1 diagnosis gangguan mental
pada seseorang, atau gangguan mental terjadi bersama dengan gangguan fisik lain.
 Penting untuk memetakan dan menentukan diagnosis dan masalah mental utama pada
individu.
 Self-diagnosing tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam mempelajari
kondisi mental seseorang, berpotensi menyebabkan salah diagnosa dan akhirnya salah
penanganan terhadap kondisi mental seseorang.
DAMPAK POSITIF DAN
NEGATIF SELF-DIAGNOSING
(+) (-)
 Pemahaman/wawasan akan kesehatan mental  Resiko salah memahami informasi
lebih baik  teredukasi  Kalimat/kata-kata tertentu mempunyai
 Mental health awareness >>> makna emosi yg kuat bagi individu 
semakin memperberat kondisi mental
 Mengisi keterbatasan akibat tidak
seimbangnya perbandingan jumlah tenaga  Tidak paham akar masalah 
kesehatan jiwa : pasien Overdiagnosis –misdiagnosis  menambah
kecemasan/perburukan psikis
 Mengurangi kunjungan dan biaya yg tidak
 Salah penanganan, bahkan bisa mengancam
perlu nyawa
 Membuka pintu untuk mau berkunjung ke  Tidak dilanjutkan dengan pemeriksaan
layanan kesehatan jiwa langsung
TINDAKAN YANG LEBIH BIJAK
1. Pilih sumber informasi online yang terpercaya (jurnal/textbook/buku
ajar kedokteran, psikiatri, psikologi)
2. Lakukan konsultasi online pada profesional kesehatan jiwa yang
tersedia, jika memungkinkan.
3. Jika perlu pemeriksaan dan / atau penanganan lebih lanjut 
lanjutkan dengan menemui professional kesehatan jiwa setempat.
4. Jalani rencana terapi rutin sesuai kesepakatan.
MENCEGAH SELF-DIAGNOSING PADA
MASALAH KESEHATAN MENTAL
1. Menyadari bahwa diagnosis memerlukan pemeriksaan langsung dari ahli/professional
kesehatan mental
2. Menyadari keterbatasan diri: bukan dokter ataupun professional kesehatan jiwa
3. Menyadari bahwa obat-obat psikiatri adalah obat golongan khusus yang diawasi
pemerintah, tidak dapat dibeli bebas, dan mempunyai resiko tinggi jika tidak tepat
indikasi
4. Tetapkan batasan waktu. Batasi waktu yg anda habiskan untuk googling/mencocokkan
gejala, terutama jika sudah banyak kalimat/kata-kata yang mempengaruhi emosional
anda
5. Alihkan keinginan dengan aktivitas positif lain yang bermanfaat
6. Memberanikan diri menemui profesional terdekat untuk berkonsultasi langsung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai