Anda di halaman 1dari 49

Sehat dan Sakit Jiwa

Tinjauan Pendekatan , Definisi,


Perspektif

1
Suatu Kesinambungan atau
tersendiri?
Model berkesinambungan :
Sehat Mental Sakit Mental
+++++++++++++++++++++++++++++
Sehat>>>>Reaksi penyesuaian>>>>Neurosis>>>>Psikosis

Kesehatan jiwa manusia dialami dalam berbagai gradasi


selama hidupnya. Kebanyakan tidak sampai pada titik
ujung, berada ditengah
Setiap orang dapat sakit mental, pada suatu situasi
tertentu.

2
Model Terpisah
Beberapa orang sehat mental; beberapa
dengan gangguan khusus.
Decision trees akan membedakan yang
sakit dan sehat.
Sehat Sakit
Mental Mental

3
Jiwa yang Sehat
Orang yang berjiwa sehat:
Punya self-esteem, self-acceptance
Menyadari potensi dirinya
Mampu mempertahankan dan mengisi hubungan
dengan sesama
Merasa sejahtera secara psikologik
Otonomi diri
Menguasai dan mengendalikan diri ,kompeten dan
mempunyai tujuan
Sesuai norma budaya dan agama
4
Perlukah jiwa sehat?
Jiwa perlu dijaga kesehatannya
Perlu advokasi kepada pemegang kebijakan
akan perlunya edukasi, pencegahan dan
bukan hanya mengobati ketika sakit
Ketersediaan ruang gerak mengembangkan
diri, menumbuhkan kreativitas, mencapai
goal

5
Sakit Jiwa?
Merupakan gangguan pada otak
Gangguan pada otak dicerminkan dalam
gangguan pikiran, perasaan dan perilaku
Perilaku memberontak, kreatif,
berkeyakinan, berkepercayaan yang
ekstrim; tidak sesuai norma budaya dan
agama yang dianut masyarakat umum

6
Model Medik dan Konsep
Penyakit
Ketika terjadi ketidak nyamanan atau perilaku
tidak sesuai karena fungsi tubuh yang salah , maka
disebut disease. Mechanic, p. 14.
Dalam mendiagnosis penyakit fisik dibutuhkan
wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium dsb
Setelah diperiksa akan diketahui :
Penyebab

Perjalanan penyakit

Penentuan terapi
7
Apakah gangguan mental sama
dengan penyakit fisik ?
Gangguan mental tidak dapat dikonfirmasi dengan
pemeriksaan laboratorium darah atau MRI
Diagnosis gangguan jiwa tidak terkait dengan
etiologi, perjalanan gangguan atau terapi secara
umum.
Karena itu beberapa ahli tak sependapat dengan
penyakit jiwa tetapi gangguan jiwa (misal Thomas
Szasz).

8
Perspektif DSM
Gangguan Mental menggambarkan perilaku
yang secara klinis nampak atau sindroma
psikologik pada individu karena didera stres kini
(misal simtom nyeri) atau disabilitas.
DSM membuat diagnosis psikiatri menyamai
penyakit diagnosis medik . Simtom merupakan
indikator penyakit, bukan penyimpangan perilaku

9
DSM
Kekuatan: terstandar bagi praktisi, asuransi
penyandang dana, pihak hukum, dan institusi yang
berkepentingan lainnya
Limitasi: Bersifat deskriptif sehingga tidak
menggambarkan kausa, perjalanan penyakit dan
terapi

10
Kategori Utama DSM-IV
Gangguan yang biasanya Gangguan Anxietas
mulai didiagnosis pada masa Gangguan Somatoform
bayi, kanak, remaja Gangguan Buatan
Delirium, demensia, Gangguan Dissosiatif
amnesia, dan gangguan Gangguan Sexual dan
kognitif lainnya Identitas gender
Gangguan mental yang Gangguan Makan
disebabkan gangguan
kondisi medik yang tidak Gangguan Tidur
diklasifikasikan di tempat Gangguan Kendali Impuls
lain yang tidak diklasifikasikan
Gangguan terkait di tempat lain
penggunaan zat Gangguan Penyesuaian
Schizophrenia dan gangguan Gangguan Personaliti
psikotik lainnya Kondisi lain yang menjadi
11
Gangguan Mood perhatian klinis
Perspektif Sosiologik
Gangguan Mental merupakan jenis perilaku
menyimpang, bukan proses penyakit
Mereka yang mengalami gangguan mental
adalah mereka yang melanggar norma sosial
atau tak sesuai norma.
Individu dengan gangguan jiwa menjadi tak
berdaya diberi label tertentu

12
Gangguan Mental sebagai
Perilaku Menyimpang
Periset yang menganggap gangguan mental sebagai
perilaku menyimpang meneliti proses dan aturan
dan bukan simtom.
Szasz (1963, 1984):
Gangguan Mental bukan penyakit, sebab secara
fisik tak ada luka/lesi
Menyebut sakit jiwa berarti membuat manusia
tak mampu mempertanggung jawabkan
perbuatannya

13
Jelek atau Gila?
Perilaku yang menyimpang sering dibilang jelek atau
gila
Jika ada minat pribadi, kita bilang jelek
Perilaku yang sama , konteks berbeda, dapat diberi
label berbeda misal orang miskin mencuri kita
sebut jelek, orang sangat kaya mencuri kita sebut
sakit ?

14
Asumsi yang melatar belakangi
jelek atau gila
Ide Ambivalen :
Ilmu Sosial dan behavioral mempunyai pendapat
bahwa perilaku terjadi karena ada kejadian
sebelumnya, kekuatan sosial, biologi
Padawaktu yang sama , kita berasumsi bahwa
individu dapat membedakan benar dan salah dan
mempunyai kebebasan bertindak sehingga setiap
perilakunya berkait dengan tanggung jawab

15
Definisi dan pemberian label :
masalah
Pada terapi sukarela- orang datang atas
kemauan sendiri untuk berobat, maka
penyebab, pencetus, goal dapat
diidentifikasi dan dikejar
Jika individu dipaksa berobat, maka dapat
muncul berbagai dilemma

16
Bagaimana mengukur Gangguan
Jiwa?
Beberapa periset (sociologists, public health
specialists, social workers) lebih
memperhatikan perkembangan gangguan
jiwa di masyarakat, daripada manifestasinya
pada orang yang diobati gangguan jiwanya.

17
Penggunaan terminologi dalam
asesmen gangguan mental di
komunitas :
Epidemiology: mempelajari sebaran gangguan
dalam populasi, cepatnya berkembang, siapa yang
rentan, dalam upaya mengidentifikasi penyebab
dan menemukan intervensi (misal pekerjaan John
Snow untuk kolera di London pada tahun 1854)
Morbidity: prevalensi penyakit dalam suatu
populasi
Comorbidity: terdapatnya lebih dari satu penyakit
pada seorang individu
18
Terminologi (lanjutan):
Prevalensi: Seberapa sering kejadian
penyakit
Point prevalence: persentase populasi
yang dipengaruhi penyakit pada suatu titik
waktu
Lifetime prevalence: persentase dari
populasi yang pernah terkena sebuah
penyakit
Incidence: kecepatan munculnya kasus
baru dalam satu waktu yang ditetapkan
19
Studi Epidemiologi Gangguan
Jiwa
1st in USA: Epidemiologic Catchment
Area (ECA), 1981
2nd in USA: National Comorbidity Study
(NCS) 1990s
Juga beberapa studi tentang prevalensi pada
budaya lain

20
Studi Lintas Budaya
Normalitas budaya satu dengan lainnya
berbeda
Karena itu pengukuran lintas budaya dapat
merupakan masalah
Jadi hasil riset untuk satu budaya tidak
dapat mencerminkan keadaan budaya
lainnya

21
Penyebab Gangguan Jiwa
Tak seorangpun tahu. Riset sulit
menyimpulkan.
Riset melihatnya dari perspektif yang
berbeda :
Psikologik

Biologik

Sosiologik

22
Biologik, perkembangan, atau
sosial?
Manusia terdiri dari biologik dan sosial,
maka penyebab gangguan jiwa melibatkan
keduanya.
Penyebab tunggal tak ada, merupakan
kombinasi kerentanan biologik, kondisi
lingkungan, stressor sosial, jejaring sosial
dan dukungan, orientasi psikologik dan
pembelajaran perilaku
23
Kemungkinan penyebab
psikologik/perkembangan
Riset Psikologi dalam penyebab gangguan jiwa
memperhatikan kepribadian individu (early development,
cognitive styles, personal identity)
Sudut pandang
Psikoanalitikpengaruh perkembangan dini, seperti
KDRT, pengabaian anak, kualitas pengasuhan
Cognitive-behavioral/behavioralcara pikir
mempengaruhi perilaku, pembelajaran sosial
Phenomenological/existentialfokus pada pilihan,
pertanggunan jawab, pemaknaan
Dinamika Keluargafokus pada peran keluarga, pola
komunikasi
24
Kemungkinan penyebab biologik :
Periset mengamati faktor :
Genetik
Neurokimiawi
Viral

25
Kemungkinan penyebab lingkungan/
sosial
Periset mengamati faktor :
Keadaan lingkungan yang kronis menetap
Kemiskinan
Kondisi lingkungan yang buruk
Lingkungan hidup yang membahayakan (Dangerous neighborhoods)
Peran tanggung jawab diluar batas kemampuan
Peristiwa kehidupan yang Negatifstress and
coping
Bencana alam
Pengangguran
Penyesuaian peran dan diri pada lingkungan baru
26
Kemungkinan penyebab
lingkungan/ sosial:
Faktor lain adalah :
Labeling
Kendali Sosialcara diagnosis dan terapi
gangguan jiwa merupakan agen kendali sosial
Relationship hubungan antara sikap sosial dan
perjalanan gangguandampak stigma,
diskriminasi, dan pengucilan sosial

27
Kemungkinan penyebab
lingkungan/ sosial:
Mobilisasi Kolektif
Gejolak dalam masyarakat dapat menyebabkan
disabilitas dengan cara :
Membatasi gerak orang dengan gangguan

Membatasi akses ke fasilitas masyarakat dan


pekerjaan
Diskriminasi melawan mereka

Perburukan (Impairment) dapat menjadi aspek besar


atau kecil bagi orang yang diberi identitas , tergantung
pada sikap pemerintah dan masyarakat merespon
kecacatannya 28
Penyakit atau masalah
kehidupan?
Beberapa perilaku bermasalah dalam DSM:
Penggunaan alkohol bermasalah dan

dependensi
Penggunaan zat

Perilaku menantang pada anak

Tidak sepenuhnya sesuai dengan model penyakit


Lebih cocok mempertimbangkannya sebagai
masalah dalam kehidupan

29
Definisi Publik Gangguan Jiwa
Kebanyakan orang berobat karena merasa
tertekan dengan gangguan jiwanya.
Beberapa tidak merasa sakit/terganggu,
tetapi keluarganya, orang sekitarnya,
sekolah, karyawan, polisi. Dalam beberapa
kasus , para evaluator seringkali sulit
menjustifikasi

30
Peran dari values
Values dari evaluator mempengaruhi cara
menilai dan orang yang dinilai
Values seseorang dipengaruhi budaya dan
konteks sosial.
Wawasan yang luas dan pengaruh budaya
serta konteks sosial akan menggolongkan
seseorang dalam bad atau mad.

31
Value dari model penyakit
Disease model berupaya untuk obyektif dan
universal, menghindari penghakiman
perilaku.
Psikiater berupaya memisahkan simtom dari
muatan budaya (misal, schizophrenia).

32
DIAGNOSTIC AND
STATISTICAL MANUAL OF
MENTAL DISORDERS

DSM-IV

Sumber :Nicole Letch 2004


DSM-IV
Apakah itu?
Buku manual berisi
gangguan jiwa yang
sebagian besar
terjadi: deskripsi,
kriteria diagnosis,
terapi dan temuan
riset.
DSM-IV

Diagnostic and Statistical Manual


of Mental Disorders - Fourth
Edition (DSM-IV), was published by
the American Psychiatric Association,
Washington D.C., in 1994.
A word of warning.
medical student syndrome

Students can come to believe that they suffer from


almost all of the disorders with which they are made
familiar because the symptoms of disorders usually
overlap with experiences that are universal to the
human condition. For example, feelings of sadness are
not uncommon among people with healthy minds, even
though they are a symptom of depression.
DSM-IV
Gangguan jiwa dalam DSM-IV terdiri atas 17
kategori.

Gambaran Psikologik
Tergambar pada masing-masing kelompok kategori

Gangguan Mood
Gangguan Psikotik
Gangguan Anxietas
Gangguan Somatoform
Gangguan lain dalam DSM-IV

Gangguan Tidur
Khas dengan gangguan tidur yang jelas
Contoh:
Insomnia Primer dkesulitan masuk dan
mempertahankan tidur
Narcolepsy serangan tidur yang tidak dapat ditahan
meski sudah bangun tidur dengan segar
Gangguan Teror Tidur kejadian teror tidur berulang
(terbangun dari tidur biasanya dengan teriakan atau
tangisan panik)
Gangguan lain dalam DSM-IV
Gangguan Masa Bayi, Kanak atau Remaja
Gangguan yang biasanya didiagnosis pada masa bayi, kanak
atau dewasa :
Gangguan membaca tak dapat membaca sampai
pada umur yang biasanya dapat
Stuttering gangguan kelancaran dan pola bicara
Encopresis berulang bab pada tempat tidak
semestinya (misal di kasur, di celana, di lantai)
Gangguan lain dalam DSM-IV
Gangguan Disosiatif
Gangguan yang menginterupsi fungsi kesadaran , memori, identitas,
persepsi lingkungan
Misal :

Gangguan Identitas Disosiatif hadirnya satu atau lebih


identitas/personaliti yang berbeda dalam individu yang
sama
Amnesia Disosiatif ketidakmampuan me recall informasi
penting yang pernah dialaminya, biasanya peristiwa
traumatik/stressful
Gangguan lain dalam DSM IV
Gangguan kendali Impuls
Gangguan mengendalikan impul , dorongan, godaan, sehingga tidak dapat
menahan serangan berbahaya pada orang lain atau benda lainnya , misal :

Kleptomania berulangkali tidak mampu menahan impul


untuk mencuri sesuatu yang tidak ada dasar nilai ekonomis
Pyromania pola membakar untuk mendapatkan kesenangan,
kepouasan atau melampiaskan ketegangan
Pathological gambling berulangkali berjudi dengan cara
maladaptif
Trichotillomania berulangkali mencabut rambut tanpa dapat
dikendalikan
Gangguan DSM-IV lainnya
DELIRIUM, DEMENSIA & AMNESIA serta
Gangguan Kognitif Lainnya Gangguan yang menunjukan
defisit kognitif atau memori , misal :

Delirium Gangguan kesadaran dengan gangguan


memori dan kognisi
Demensia Gangguan memori termasuk Alzheimers)
tanpa gangguan kesadaran
Amnesia Gangguan kognitif dan memori tanpa gangguan
kesadaran, pasca sebuah peristiwa traumatik atau benturan
kepala
Pendekatan multiaksial

DSM mengunakan pendekatan multiaxial


atau multidimensional untuk mendiagnosis
karena jarang menggunakan faktor lain dari
kehidupan yang bersangkutan yang tidak
terkait dengan kesehatan mental .
Multiaksial mempunyai 5 aksis
Lima Aksis

Aksis 1 sindroma klinis


Ini yang kita sebut sebagai diagnosis (misal
depresi, schizophrenia, fobia sosial)
Aksis II: Gangguan perkembangan
dan Gangguan personaliti
Gangguan perkembangan termasuk autism dan
retardasi mental, gangguan yang secara khas muncul
pada masa kanak
Gangguan Personaliti merupakan sindroma klinis
yang simtomnya bertahan dalam jangka panjang
yang mencirikan interaksi orang tersebut dengan
dunia luar .
Misal Gangguan Kepribadian Paranoid, Antisosial,
dan Personaliti Ambang Disorders.
Aksis III: Kondisi Fisik

Mempunyai peran dalam mengembangkan,


melanjutkan atau membuat kambuh
gangguan pada aksis I dan II
Termasuk didalamnya kondisi fisiktrauma
otak, HIV/AIDS , yang membua gejala
gangguan mental
Aksis IV: Parahnya Stresor
Psikososial
Peristiwa dalam kehidupan seseorang, seperti kematian
orang yang dicintai , memulai pekerjaan baru, masuk
sekolah baru, diberhentikan dari pekerjaan , menikah
dapat berdampak pada gangguan pada aksis I dan II.
Kejadian ini mempunyai gradasi tinggi sampai rendah
dan dinilai beratnya dalam aksis ini
Aksis V: Level Fungsi
Tertinggi
Ada daftar berisi angka yang mengurutkan
level tertinggi keberfungsian seseorang
sekarang dan dalam setahun ini
Aksis ini mengambarkan bahwa keempat
aksis sebelumnya memengaruhi
keberfungsian seseorang dan tipe perubahan
yang akan kita harapkan
49

Anda mungkin juga menyukai