Anda di halaman 1dari 4

Jesica Carla Umboh

17011101093
Kelas C – Tutorial 10

1. Ringkasan Pengantar Psikiatri

Psikiatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari semua penyakit dan gangguan jiwa
dalam arti yang seluas-luasnya (pengenala, pengobatan, rehabilitasi, pencegahan, dan
meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.)

Ilmu kedokteran jiwa menekankan aspek humanism dan empati dalam memandang berbagai
permasalahan di dunia kedokteran. Dalam hal ini kluster Ilmu kedokteran Jiwa bermaksud
mengembangkan berbagai macam penelitian kedokteran tanpa melupakan aspek
manusianya.

Diagnosis : Terdiri dari 5 aksis

Aksis 1 : Sindroma Klinik(Gg. Afektif, Skizofrenia, Gg. Cemas Menyeluruh, dll)

Aksis II:Gg. Kepribadian, Retardasi Mental, dan Mekanisme Pertahanan

Aksis III: Kondisi Medis Umum (Epilepsi, penyakit kardiovaskuler, Gg. Endokrin)

Aksis IV:Problem Psikososial dan Lingkungan

Aksis V: Global Assessment Function

Terdapat 5 gangguan jiwa utama :

1. Gangguan cemas, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress


2. Gangguan Afektif (Depresi dan Manik)
3. Gangguan Psikotik
4. Gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat psikoaktif dan gangguan
kepribadian

ETIOLOGI GGN JIWA


- Model Bio-Psiko-Sosial(Engel, 1977)
Biologis: Genetik, Infeksi, Trauma
Psikososial:Teori Psikodinamik, Teori Perilaku, dan Pembelajaran Sosial
- Integrative Science (Kandel, 1998) : Psychiatry and neurosciences
- FaktorTemperamen, FaktorPerkembangan, dan Faktor Risiko

Beban yang paling besar terhadap kesehatan mental adalah :

1. Neuropsychiatric disorders
2. Injuries
3. HIV/AIDS

Secara global jumlah orang yang terkena adalah :

- 450 juta orang dengan gangguan mental


150 juta dengan depresi
25 juta dengan skizofrenia
38 juta dengan epilepsy
90 juta dengan alkohol atau gangguan penggunaan narkoba
Hampir 1 juta bunuh diri setiap tahun
2. Mekanisme Pertahanan Matur

Mekanisme ini ditemukan pada orang dewasa yang telah matang secara emosional dan kognitif.

1. Altruisme: mencapai kepuasan personal melalui perilaku insting konstruktif untuk orang lain.

2. Antisipasi: antisipasi atau perencanaan realistik ketika seseorang selalu mengantisipasi baik
keberhasilan atau kegagalan, dan secara kognitif siap dengan pilihan penanganan terhadap
kegagalan, dan secara emosional siap untuk menghadapi afek disforik dari kegagalan
perencanaan.

3. Asketisme: pola pikir dan perilaku asketik ketika efek menyenangkan yang umumnya bersifat
banal dari perilaku tersebut dihilangkan. Dasarnya adalah unsur moralistik pada penilaian suatu
kenikmatan spesifik.
4. Humor: mengekspresikan ide-ide dan perasaan atau mengerikan ke orang lain dengan cara
yang menyenangkan orang lain dan diri sendir, bukan melucu, tetapi ide-ide tersebut tetap
dipahami sebagaimana adanya.

5. Sublimasi: mencapai pemuasan dengan tujuan yang sama melalui perubahan dorongan insting
atau emosi negatif menjadi perilaku positif.

6. Supresi: keputusan yang disadari atau di bawah sadar untuk menangguhkan perhatian terhadap
dorongan atau konflik yang disadari dalam upaya penyelesaian masalah terhadap realitas.

Penggunaan mekanisme ini membantu integritas emosional yang sebelumnya sedang berkonflik
dan pikiran-pikiran secara efektif sehingga meningkatakan kenikmatan dan kemampuan
menguasai kehidupan.

3. Kenapa masyarakat cemas karena COVID-19? Jelaskan sesuai dengan sebab


realitas dunia luar, konflik dengan id, konflik dengan super ego.

Munculnya COVID-19 ini membuat hampir semua orang ketakutan dan was-was untuk
menghadapi pandemic ini. Perubahan dalam segala sisi harus di hadapi oleh smua orang secara
tiba-tiba. Dari kebijakan pemerintah yang berdampak pada pendidikan, pekerjaan, hingga ibadah
agama dan pola sosial. Hal ini membawa perubahan perilaku; siap tidak siap harus rela untuk
berubah. Perubahan ini yang membuat banyak orang shock dan kaget. Dan itu belum impact dari
Covid-19 selanjutnya; baru perubahan perilakunya itu sendiri. Tidak semua orang siap dengan
perubahan, apalagi mengubah diri sendiri. Tidak mudah mengubah kebiasaan yang biasanya
nongkrong, tiba-tiba diminta di rumah saja. Yang biasanya kuliah di kampus, tiba-tiba disuruh
untuk kuliah daring. Tentu pula, tingkat ketahanan mental juga berbeda antarorang satu dengan
lainnya. Proses kognitif yang bekerja dalam menghadapi perubahan ini juga tidak sama. Hal ini
menimbulkan persepsi dan pemahaman yang berbeda.

Meminjam teori Sigmund Freud, tokoh psikoanalisis, bahwa setiap manusia akan melakukan
mekanisme pertahanan ego untuk berhadapan dengan ancaman dari luar yang menimbulkan
pertentangan terhadap kepercayaan dalam diri, lebih tepatnya di dalam superego. Mekanisme
pertahanan diri ini muncul karena adanya kecemasan; jika sudah mengganggu, maka ego akan
melakukan tugasnya untuk melindungi individu. Selanjutnya, muncul perasaan dan sikap
defensif atau mempertahankan diri dari sesuatu yang dianggap membahayakan. Mekanisme ini
akan bekerja membelokkan impuls id ke dalam bentuk yang bisa diterima dan tanpa disadari
menghambat impuls tersebut.

Mekanisme pertahanan diri ini harus ada pada setiap individu sebagai wujud perlawanan
menghadapi ancaman yang membahayakan baginya. Namun, mekanisme pertahanan diri pada
manusia akan berubah menjadi patologi ketika bertahan dalam waktu lama; menolak dan
mengelabui diri sendiri sampai individu tersebut tidak menyadari realita yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai