Pengertian-pengertian dasar
- Psikiatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang
menangani gangguan kejiwaan.
- Psikologi klinis :
6. Killander
Ciri-ciri sehat mental sebagai berikut:
- Kematangan emosional
- Kemampuan menerima realitas
- Hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain
- Memiliki falsafah dan pegangan hidup.
Model gangguan Psikologi
1. Model medis
2. Model psikodinamis
3. Model belajar
4. Model sistem
5. Model Medis
(Model penyakit/model organik)
Perilaku abnormal bersangkutan dengan kelemahan fisik : simptom
patologis, dilihat sebagai akibat dari penyakit biologis/kimiawi.
2. Model Psikodinamis
Berkembang dari Sigmund Freud.
- Proses pikiran tak sadar berperan sentral untuk berperilaku abnormal.
- 3 agen psikologis: id, ego, super ego saling berinteraksi
- Konflik psikologis menyebabkan cemas, ego berusaha mereduksinya
dengan memanfaatkan mekanisme pertahanan diri (defence
mechanism) yang tak sadar.
3. Model Belajar
Menganggap bahwa gangguan perilaku terjadi karena pengalaman
salah belajar (faulty learning).
4. Model sistem
- Ilmuwan menggunakan konsep ilmu alam (biologi), proses
informasi (terutama ilmu komputer) dan sosial (antropologi) untuk
mengkonseptualisasikan interaksi manusia, baik yang adaptif
maupun disfungsi, sebagai komponen dalam sistem sosial.
- Setiap perubahan di dalam atau di luar jejaring, yang bersifat
konstruktif maupun destruktif, mengancam homeostatic
equilibrium.
- Disfungsi psikologis terjadi dalam dua bentuk:
a. Jika orang harus berfikir, merasa atau bertingkah laku dalam situasi
psikologis dan fisik yang mengancam atau dengan cara yang
menyakitkan, agar sesuai dengan jejaring sosial.
b. Jika orang berusaha mengubah peran atau interaksinya dalam
jejaring sosialnya, tanpa keterampilan atau kekuatan untuk
mengatasi inter jejaring sosial.
Klasifikasi gangguan kejiwaan
• Sumber referensi :
- APA (1952) 1994 : DSM IV-TR (sejak 1979)
- WHO ICD 10
- Indonesia PPDGJ III
3. Riset
• Asesmen di dalam riset dimaksud menguji hipotesis yang spesifik
dalam menangani klien, baik perilaku normal maupun abnormal atau
mengalami disfungsi psikologis, dan dirancang untuk mendapatkan
info baru, agar meningkatkan pemahaman tentang pemfungsian
manusia.
• Riset juga digunakan untuk evaluasi kekuatan dan kelemahan
instrumen asesmen yang ada dan mengembangkan metode asesmen
baru (Kendall, 1982)
Psikologi Klinis Psikologi Abnormal/Psikopatologi
1.Data Identitas
Nama, umur, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, tempat & tanggal pemeriksaan,
nama pemeriksa.
2. Permintaan referal
Apa yang diinginkan oleh pengirim?, mengapa klien dikirim untuk asesmen? Siapa
pengirim?
3. Sejarah sosial/keluarga dan konteks yang berjalan.
Latar belakang yang menyangkut realasi keluarga, kesehatan, pekerjaan, sistem sosial,
dsb.
4. Observasi perilaku
Verbal, non-verbal selama asesmen, juga sebelum dan sesudahnya. Apakah klien
sedang berobat/konsumsi obat? Hiperaktif? Bagaimana perasaan klien setelah
menyelesaikan tes? Gaya berjalan, penglihatan, pendengaran, interaksi dengan
keluarga, temas selama tes berlangsung, dsb.
5. Pengadministrasian tes
Pemeriksa menyiapkan daftar semua tes yang akan diberikan.
6. Hasil tes
Gambaran hasil berbagai tes dan tampilan integrasi hasil tes. Dalam laporan ini
terkandung karakteristik perilaku klien dalam diskusi, defence, relasi interpersonal,
gaya hidup, konsep diri, distress subyektif yang saat ini sedang dialami klien.
7. Kesimpulan
Berdasarkan informasi itu, jawablah pertanyaan/permintaan: tampilan formulasi
diagnostik, berikan keterangan tentang gaya klien menangani masalahnya,
kebutuhan-kebutuhannya, konflik-konfliknya, lingkungan sosial, keterampilan,
dan defisiensinya. Buat rekomendasi treatment, kemukakan prognostiknya.
8. Rangkuman
Tampilkan kunci atau pokok-pokok laporan. Orang atau profesional lain dapat
hanya membaca bagian laporan ini, sehingga bagian ini diharapkan menyentuh
semua hal yang penting.
9. Gaya tulisan
Laporan psikologi adalah masalah komunikasi dari komunikator (psikolog
pelapor) kepada komunikan (pemesan/konsumen). Oleh karena itu bahasa harus
jelas dan singkat, lebih menggunakan gaya naratif dan bahasa yang paling
umum. Beberpa istilah diperhalus, misal : “pasien adalah seorang yang
defensif….” lebih baik ditulis “Pasien mencoba menyangkal perasaanya sendiri,
jika perasaan ini mengancam rasa amannya dengan menampilkan diri secara
irasional dan tidak stabil”, atau daripada menuliskan “pasien ini memiliki
kebutuhan afiliasi” lebih baik tuliskan “pasien ini sangat menginginkan untuk
memiliki teman”.
Laporan terfokus pada kasus individu tersebut, maka nama klien harus ditulis
di dalam laporannya, tak terbatas pada teori tertentu, tes psikologi tertentu atau
sosok/citra stereotipe seorang pasien secara umum.
b. Mengintegrasikan data asesmen
Pendekatan yang bermanfaat atas integrasi data asesmen
membutuhkan tiga langkah berikut ini:
1. Pemeriksa menskor seluruh tes dan membuat daftar pertanyaan sesuai
maksudnya.
2. Pemeriksa mengambil setiap alat asesmen dan membuat pernyatan
singkat yang dimaksudkan sebagai jawaban setiap pertanyaan. Setiap
tes digunakan berbeda, tidak dapat digunakan untuk saling mengecek.
3. Pemeriksa kembali pada pernyataan singkat dari setiap tes dan mulai
mengintegrasikan bahan tersebut dihubungkanm dengan rancangan
laporan. Penekanan khusus harus diusahakan untuk menemukan
kongruensi, diskrepansi, penyimpangan perilaku, dan perilaku tipikal
(Sudenberg, Tyller & Taplin, 1973).
1). MMPI
Inventori ini dikembangkan oleh Hathaway dan
McKinley tahun 1942. terdiri dari 550 butir pertanyaan yang
dapat dijawab betul, salah, atau tidak dapat mengatakannya.
Skor akan menggambarkan 4 skala validitas (? Tidak dapat
mengatakan, L skala bohong, F skala palsu yang buruk, K
sikap defensif yang subtil) dan 10 skala klinis (Hs:
Hipokondriasis, D: Depresi, Hy: Histeria, Pd: Psychopathic-
deviant, Mf: Maskulinitas-femininitas, Pa: Paranoia, Pt:
Psikhastenia, Sc: Schizophrenia, Ma: Mania, Si: Introversi
soisal). Skor kemudian dikonversikan ke dalam T score dan
ditempatkan pada profil MMPI.
2) California Psychological Inventory (CPI)
Merupakan tes yang berisi 480 butir pertanyaan dan
terdiri dari 18 skala pernyataan-pernyataan yang terkandung
dalam CPI berisikan pola perilaku dan perasaan, pendapat dan
sikap sosial subyek mengenai etika sosial serta masalah keluarga.
CPI terutama digunakan untuk subyek yang tidak terganggu,
normal dan lebih menampilkan karakter kepribadian daripada
deskripsi diagnostik. Skala dasar CPI terbagi dalam empat kelas
skala.