Skenario ke 2
Langkah 1
1. remaja
2. perkosaan
3. pemurung
4. stres
5. trauma
6. mekanisme koping maladaptif
7. konsultasi
8. psikiater
1. remaja: seseorang yang pindah dari masa anak-anak yang sedang mengalami masa
pubertas dari umur 11-17 tahun yang masi mencari jati diri.
2. Perkosaan: suatu tindakan kriminal yang berwatak seksual yang dilakukan secara paksa
baik kekerasan maupun ancaman.
Pemurung : suatu kondisi seseorang yang bersifat ingin menyendiri atau menjauhi dari
lingkungan sekitarnya .
3. Stres : suatu kondisi seseorang baik fisik, psikis, mental, emosi, yang tidak stabil, akibat
pikiran yang terlalu berat.
4. Trauma : keadaan jiwa yang tidak normal akibat adanya kejadian yang tidak di inginkan
pada masa lalu
5. mekanisme koping maladaktif : suatu cara seseorang untuk memperlihatkan tidak
kestabilan jiwanya seperti, mogok makan, mogok keluar rumah dan lain-lain.
6. Konsultasi : bertukar pikiran dalam memutuskan suatu masalah
7. Psikiater : sesorang yang telah menamatakan pendidikan di bidang psikologi yang
bekerja untuk mengatasi masalah kejiwaan mental seseorang.
Langkah 2
( menentukan masalah )
1. Apa itu manusia
2. Bagaimana konsep manusia
3. Defenisi konsep diri
4. Komponen konsep diri
5. Apa itu stres
6. Apa stressor
7. Macam-macam stressor
8. Sumber stressor
9. Dampak stressor
10. Model-model stressor
11. Faktor yang mempengaruhi stressor
12. Adaptasi
13. Teori adaptasi
14. Metoda pertahanan diri / metoda koping
15. Mekanisme pertahanan diri
16. Manajemen stres
Langkah 3
1. Manusia:seorang makhluk ciptaan Allah yang mempunyai akal pikiran dan perasaan,yang
membutuhkan makhluk lain dalam keberlangsungan hidupnya
2. Konsep manusia:suatu cara bagaimana manusia bertindak dan berperilaku dalam
berkehidupan sehari-hari
3. Konsep diri:suatu cara bagaimana seorang manusia bertindak dan berperilaku dalam
kehidupannya
4. Komponenen konsep diri:rasa kepercayaan,cara penampilan,berperilaku
5. Stres:suatu keadaan keadaan jiwa,mental,fisik,psikologisnya tidak stabil
6. Stressor:sesuatu keadaan,baik fisik,mental,psiko,yang tidak terpenuhi
7. Macam-macam stressor:stressor internal dan stressor external
8. Sumber sterssor:dari dalam diri,dari lingkungan,dari teman,dari keluarga
9. Dampak stressor:menyebabkan jiwa tidak tenang,pemurung,menyendiri,putus asa dan
bahkan bisa menyebabkan percobaan bunuh diri
10. Model-model stressor:psiko dan fisik
11. Faktor yang mempengaruhi:adaptasi lingkungan,adaptasi budaya,adaptasi
lingkungan,adaptasi religius
12. Adaptasi:suatu cara manusia menyesuaikan diri baik psiko maupun fisik dengan lingkungan
tempat tinggalnya
13. Teori adaptasi:cara manusia untuk berinteraksidan menyesuaikan diri dengan lingkungan
tempatnya berada
14. Metoda koping:suatu cara manusia menununjukkan ketidakstabilan jiwanya terhadap
masalah yang dihadapinya
15. Mekanisme pertahanan diri:dari diri sendiri,lingkungan
16. Menajemen stres:melakukan aktivitas,mencari kesibukkan,melakukan pertemanan lebih baik
Langkah 4
1. Konsep manusia
Manusia dapat ditinjau dari dua sudut pandang, diantaranya yaitu manusia sebagai makhluk
holistic dan manusia sebagai system.
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
1. Makhluk biologis
-Manusia tersusun atas system organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya,
2. Makhluk psikologis
Makhluk social
-Manusia perlu hidup bersama orang lain, saling bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup,.
-Dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada.
Makhluk spiritual
-Manusia memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
Manusia sebagai system terdiri atas system adaptif, system personal, system interpersonal, dan system
social.
1. Sistem Adaptif
Sistem adaptif merupakan proses perubahan individu sebagai respons terhadap perubahan lingkungan
yang dapat mempengaruhi integritas atau keutuhan.
Lingkungan seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau
kelompok organisme. Menurut Roy (1976) Perilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh
untuk beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan.
2. Sistem Personal
Sebagai system personal manusia memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang. Sistem personal
disebut juga sebagai individu. Misalnya bidan harus mengerti tentang konsep :
Abraham Maslow mengungkapkan teori Hierarki kebutuhan yang menyataakan bahwa setiap
manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang paling utama yang di miliki oleh setiap
manusia seperti makan, minum, mmenghirup oksigen, beraktifitas, istirahat dan tidur.
2. Kebutuhan rasa aman da perlindungan, di bagi menjadi 2 yaitu perlindungan fisik dan
mental.
a.perlinndungan fisik meliputi perlindungan atas kekerasan fisik, penyakit,
kecelakaan, bahaya dari lingkungan
b.perlindungan psikologis yaitu perlindungan atas ancaman,kekhawatiran trauma, dll.
3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan di miliki, membberi dan
menerima kasih sayang, kehangatan dan persahabatan. mempunyai keluarga dll.
4. Kebutuhan harga diri, maupun persaan ingin di hargai oleeh orang lain, untuk
meningkatkan percaya diri juga status sosial dirinya.
5. Kebutuhan aktualisasi diri.merupakan kebutuhan paling tertinggi di piramida hierarki
maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi kepada orang lain /lingkungan serta
mencapai potensi diri sepenuhnya.
3. Pemenuhan kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi -
kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi
- kebutuhan makanan dan cairan
- kebutuhan eliminasi
- kebutuhan ventilasi
Model Stres
Mengkhususkan respon atau pola respon tertentu yang mungkin menunjukkan stresor.
Digunakan oleh Selye (1976) dimana stres ditunjukkan dengan reaksi fisiologis,GAS (general
adaptation syndrome)
di dalam lingkungan.
1. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah norma & membutuhkan tipe & durasi
penyesuaian yang sama
4. Individu adalah resepien pasif dari stres, & persepsi mereka terhadap peristiwa adalah tidak
relevan
5. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama & penyakit dapat terjadi pada setiap
titik setelah ambang tersebut
Definisi adaptasi
1. Perngertian
- Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikologis berubah dalam
respon terhadap stress.
- Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya unuk mempertahankan fungsi yg
optimal.
- Adaptasi melibatkan reflex ,mekanisme otomatis untuk perlindungan , mekanisme
otomatis untuk perlindungan , mekanisme koping dan idealnya dapat mengarahpada
penyesuaian atau pengesuaian otomatis.
- Cirri adaptasi bagi individu adalah ketelitian pengamatan atas kenyataan , kesadaraan
akan motivasi atas perasannya dapat mengontrol tingkah lakunya.
Dimensi adaptasi
- Adaptasi fisiologi
- Adaptasi psikologis
stress
1.Pengertian stres
terhadap situasi yang dihadapinya. Stres berkaitan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan
harapan atau situasi yang menekan. Kondisi ini mengakibatkan perasaan cemas, marah dan
frustrasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 2 pengertian stress: (1) Gangguan atau
kekacauan mental dan emosional (2) - Tekanan. Secara teknis psikologik, stress didefinisikan
sebagai Suatu respons penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsinya menantang
situation that is perceived as challenging or threatening to the person’s well-being . Jadi stress
merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap „stressor „ ~ hal yang dipandang
eksternal Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektifm sesuai perspsi
orang yang memandangnya. Dengan perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang belum
Di sisi lain, „stressor‟ adalah Sumber yang dipersepsi seseorang atau sekelompok orang
kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi makna/label pada pengalaman
Lebih lanjut, sumber stressor tersebut bisa dibedakan dalam 3 bagian berdasarkan peluang
upaya seperti misalnya kebiasaan belajar; waktu bangun pagi, diet, dst dimana upaya
menanganinya dengan cara memgubah kebiasaan, membiasakan kebiasaan baru, maka dalam
waktu satu-dua minggu dapat berubah. Kedua, Stressor yang untuk menanganinya
membutuhkan upaya yang lebih sungguh-sungguh, seperti contohnya soal kepercayaan diri,
„percakapan kalbu‟, skill komunikasi, manajemen konflik, dst. Ketiga, stressor yang memang
tidak dapat ditangani sepeti kematian orang yang dikasihi. Maka penanganannya, perlu belajar
berdamai dengan diri menerima kenyataan tersebut, lalu diatasi dengan relaksasi, dan upaya
spiritual.
Melihat kemungkinan sumber stressor di atas , maka setiap orang potensial untuk
mengalami stress. Namun demikian, ada kelompok orang yang lebih mudah terkena stress (type
kepribadian A), ada juga kelompok lain yang lebih memiliki ketahanan terhadap stress (type
kepribadian B) Selanjutnya, di kalangan mahasiswa yang banyak menjadi sumber stressor antara
lain sebagai berikut: Tuntutan untuk sukses; persoalan finansial, persoalan
Lebih jauh bisa kita simpulkan bahwa setiap orang bisa mengalami stress, sesekali stress
dalam kehidupan merupakan „bumbu‟ hidup dinamis, akan tetapi apabila terjadi stress yang
sering dengan fluktuasi yang besar, maka sudah perlu mendapat perhatian khusus, artinya sudah
Perbedaan
individual
Sterssor
non
kampus
Stress baru nyata disarankan apabila keseimbangan diri terganggu. Artinya kita baru
mengalami stress manakala kita presepsikan tekanan dari stessor melebihi daya tahan yang kita
punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama kita memandang diri kita masih bisa
menahankan tekanan tersebut, (yang kita presepsi lebih ringan dari kemampuan kita
menahannya) maka cekaman stress belum nyata. Akan tetapi apabila tekanan tersebut
bertambahn besar (dari stressor yang sama at au dari stressor lain secara bersamaan) cekaman
apa yang sebenarnya terjadi di tubuh kita manakala kita mengalami stress?
Hypotalamus
Selama pikiran tidak menghentikan pengiriman tanda bahaya ke otak, mekanisme Stress ini
berjalan terus. Belakangan ini sejumlah penelitian paduan bidang psikologi dan syaraf (Goleman,
2007) menemukan bahwa otak manusia memiliki banyak neuron mirror yang bekerja otonom
menangkap signal pada saat kita ber- interaksi sosial, kemudian membangun (set-up) sistem
sirkuit yang sesuai dengan bacaannya. Dengan perkataan lain, meskipun secara mental kita bisa
Secara fisiologis ada 3 tahap penyesuaian dilakukan tubuh , sering disebut GAS (General
Adaptation Syndrome), yaitu : Tahap pertama, tahap siaga (alarm stage) terjadi saat mulai
terasa sengatan cekaman, biasanya muncul rekasi darurat, ‟fig ht or flight‟.; Tahap kedua, tahap
perlawanan (resistance stage) , pada tahap ini tidak seheboh tahap pertama, tetapi reaksi
hormonal tubuh masih tinggi, secara nyata orang ini melakukan upaya penanganan, bisa ’coping’
bisa juga ’fighting’ . Apabila stressor bisa ditiadakan, maka tubuh akan kembali ke keadaan
normal.
Tahap ketiga, tahap kepayahan – Exhausted stage Individu tidak lagi memberikan respos stress
karena kepayahan, kehabisan energi Kondisi ini agak berbahaya karena tubuh yang mengalamai
banyak goncangan keseimbangan menjadi
terbiasa ‟sesuai‟ dengan kondisi tersebut, berakibat gangguan penyakit yang lebih parah, seperti
Indikasi/gejala stress
pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur,
resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak
a. Stress Ringan
Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti
terlalu banyak tidur, kemacetan lalu-lintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti ini
biasanya berlangsung beberapa menit atau jam . Stresor ringan biasanya tidak
b. Stress Sedang
Berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari. Situasi
perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan ; anak yang sakit; atau
sedang. Ciri-cirinya yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan
c. Stress Berat
mempunyai penyakit kronis dan termasuk perubahan fisik, psikologis, sosial pada
usia lanjut. Makin sering dan makin lama situasi stres, makin tinggi resiko
takut meningkat.
Istilah stres yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari umumnya mengacu
pada perasaan atau reaksi negatif terhadap suatu peristiwa. Sebenarnya stres bukan hanya sesuatu
hal yang ”buruk” karena hal yang ”baik” pun dapat merupakan stres. Ada beberapa tipe stres,
Hebb (dalam Sarafino, 1997) mempergunakan istilah yang dapat membedakan tipe stres, yaitu :
a). Distress merupakan stres yang berbahaya dan merusak keseimbangan fisik, psikis atau sosial
individu
b). Eustress merupakan stres yang menguntungkan dan konstruktif bagi kesejahteraan
individu. Anthonovsky (dalam Sher ridan dan Radhmacher,1992) menambahkan bahwa stres juga
Bersahabat Dengan Stress dapat bersifat netral yaitu tidak memberikan efek buruk maupun baik. Ini
terjadi bila intensitas atau durasi stresor sangat kecil atau kemampuan adaptasi individu sangat baik
sehingga stresor dapat dikendalikan.
Menurut Hall (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi terhadap stresor adalah
sebagai berikut:
a. Pengalaman sebelumnya. Seseorang yang pernah mengalami situasi stressfull pada umumnya
mampu menghadapi dengan baik jika situasi yang menyebabkan stres muncul lagi.
b. Informasi. Informasi mengenai suatu peristiwa stressfull dapat memberikan persiapan kepada
seseorang untuk menerima keadaan tersebut sehingga mengurangi intensitas dari stres.
c. Perbedaan individu. Sebagian orang berusaha untuk melindungi diri mereka dari dampak
d. Dukungan sosial. Dampak dari peristiwa stres dipengaruhi sistem sosial. Dukungan dan
e. Kontrol. Kepercayaan seseorang untuk mengontrol situasi yang menyebabkan stres dapat
dampak stress dibedakan dalam 3 kategori, dampak Fisiologik, dampak psikologik dan dampak
perilaku~ behavioral
Dampak Fisiologik :
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti :
mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau
menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti
a) Gangguan pada organ tubuh >>> hiperaktif dalam salah satu sistem ttt.
- kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen pada
pria
- asthma, bronchitis
d) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dst
Dampak Psikologik:
Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral
bagi terjadinya „burn – out
Terjadi „depersonalisasi‟ ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan
kewalahan/keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan
memperlakuan orang lain sebagai „sesuatu‟ ketimbang „sesorang‟
Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa
kompeten & rasa sukses
Dampak Perilaku
Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku
yang tidak berterima oleh masyarakat
Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingatinformasi,
mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.
Mahasiswa yang „over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran.
6. Adaptasi Stress
Adaptasi stress adalah perubahan anatomi, fisiologis dan psikologis di dalam diri
Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara
mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah masuk dalam tubuh.
Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu: apabila kejadiannya atau
proses adaptasi bersifat lokal, maka itu disebut dengan LAS (Local Adaptation
Syndroma) seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka di daerah kulit
tersebut akan terjadi kemerahan, bengkak, nyeri, panas dan lain -lain yang sifatnya
lokal atau pada daerah sekitar yang terkena. Akan tetapi apabila reaksi lokal tidak
dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara sistemik tubuh akan melakukan
proses penyesuaian seperti panas seluruh tubuh, berkeringat dan lain-lain, keadaan ini
yang ada, dengan memberikan mekanisme pertahanan dari dengan harapan dapat
melindungi atau bertahan diri dari serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.
Dalam adaptasi secara psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari
berbagai stresor yaitu dengan cara melakukan koping atau penanganan diantaranya
berorientasi pada tugas (task oriented) yang di kenal dengan problem solving strategi
melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di
Strategi Pencegahan :
Lapis pertama ~ primary prevention, dengan cara merubah cara kita melakukan
sesuatu. Untuk keperluan ini kita perlu memiliki skills yang relevan, misalnya : skill
stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi, istira hat , meditasi, dst.
Lapis ketiga ~ Tertiary prevention, strateginya kita menangani dampak stress yang
Secara sederhana, kita bisa menangani stress kehidupan kampus dengan memakai
S , Study skills .
Ada banyak hal yang perlu dipelajari, yang ingin diketahui, ada banyak kegiatan yang
ingin diikuti, waktu terbatas. Oleh karena itu, agar tidak menjadi stress, seyogyanya
mahasiswa perlu memiliki berbagai skill belajar yang sesuai sehingga saya bisa belajar
secara efektif tetapi juga effisien dalam menggunakan daya dan waktu serta sumber
lainnya.
Selain skill belajar, skill penting yang juga perlu Anda kuasai untuk menangani stress
adalah manajemen waktu, untuk keperluan tersebut mahaiswa perlu memiliki paradigma
Tubuh kita „by default’ memerlukan jedah, istirahat. Kita perlu belajar bagaimana
„speeding up’, tetapi juga arif dan terampil untuk „slowing down’. Bila kita tidak
Tubuh kita membutuhkan asupan yang seimbang, tetapi juga „exercise‟ yang
memadai,agar bisa bugar, [Bandingkan apabila kita mempergunakan suatu peralatan baru
biasanya kita terlebih dalulu membaca buku manual yang disertakan oleh pabrik pencipta
peralatan tersebut, Oleh karena itu sebetulnya perlu kita cermati asupan apa yang baik
Sejak kecil kita punya „perlengkapan‟ berpi kir yaitu percakapan kalbu, dimana kita biasa
mendengar apa yang kaya hati atau hati nurani katakan kepada kita. Isi percakapan itu
bisa positif, membuat kita optimist, tetapi seringkali juga negative, membuat kita
tertekan-stress. Kita masih perlu lebih mengembangkan arah percakapan dari kita
kepada hati nurani ataupun kata hati kita, sehingga terjadi percakapan timbal-balik
antara kita dengan diri kita. Dalam hal menangani stress, kita perlu bisa secara sadar
meng-ganti isi percakapan yang tidak mendukung dengan kalimat yang bisa mendukung
kita. Langkah ini biasa disebut percakapan kalbu: ‘stop~ganti’ yang bisa kita latihkan
di diri kita.
Manusia adalah makhluk social, jadi pada hakikatnya tidak tahan sendirian, butuh
perasaan tidak sendiri, tetapi punya sejumlah orang yang saling peduli, yang akan merasa
kehilangan manakala lama tidak saling bertemu atau berkomunikasi. Dalam keadaan
stress sebaiknya kita berusaha bertemu dengan teman, sehingga paling tidak kita tetap
punya penghayatan tidak sendirian yang sungguh mencekam. Itulah sebabnya dianjurkan
kepada mahasiswa untuk membangun dan merawat jaringan supporifnya sehingga bisa
Cemas menghadapi ujian atau test adalah salah satu bentuk stress yang lumrah dihadapi
oleh hampir semua orang, bagaimana kita sebaiknya menangani stress tersebut. Cemas hadapi
ujian adalah respons kita atas situasi ujian, respons yang kita peroleh dan ulangi sejak kecil, yang
seperti juga semua hasil perolehan belajar lainnya, respon tersebut bisa diubah. Kecemasan
dalam kadar sedikit, tidak apa-apa, malah bagus sebab bisa memotivasi kita untuk belajar lebih
giat mempersiapkan diri menghadapi ujian. Namun demikan, apabila kecemasan tersebut sudah
berlebihan, bisa menjadi distress, justru akan membuat prestasi kita terganggu sebab kita tidak
bisa berpikir dengan jernih. Lebih parah, apabila kecemasan ini kita pergunakan sebagai alasan
Lalu bagaimana sebaiknya cara mengatasi kecemasan ujian? Berikut disaran kan sejumlah
langkah, yakni:
b. Belajar memadai, dan banyak berlatih sesuai tipe ujian (open-end, multiple choice
Apabila kita memang ragu kurang menguasai bahan, tidak ada cara lain cobalah belajar,
kuasai secara memadai. Selanjutnya apabila ada percakapan pikiran negative, lakukan
Kita merasakan kecemasan karena kita dihantui oleh pikiran negative tentang
Bahkan bisa saja kita dibayangi pikiran negatif lainnya seperti, “ Wah saya pernah
Pikiran negative ini akan memberi rangsangan kepada amygdala yang akan memicu
endokrin menimbulkan enzyme cortizol yang mengakibatkan rasa resah pada diri
kita. Selanjutnya rasa cemas ini akan meneguhkan bahkan menambah asosiasii
pikiran negative yang kembali dan dirasakan lebih resah dan cemas lagi. Jadi
saling menyerobot. Oleh karenanya perlu diatur, perlu ditertibkan, dan difokuskan pada satu
pokok pikiran setiap saatnya. Perlu dicatat tidak selamanya kita perlu mengikuti satu alur pikir
(linier), kadang-kadang diperlukan kita menye-brang alur (lateral) . Hal itu boleh-boleh saja,
bahkan seringkali diperlukan untuk kerja kreatif. Akan tetapi tetap perlu diupayakan tertib, focus
pada satu gagasan, dalam hal ini hanya idea yang relevan berkaitan dengan ujian. Gagasan
lainnya, ditunda dan diberi jadwal lain, tetapi perlu ditanggapi supaya tidak menganggu. Bila kita
dapat mengatur pikiran dengan lebih tertib, maka muncul-nya gagasan yang relevan akan
menolong kita lebih percaya diri, dan dengan demikian, merangsang muncul pikiran iringannya.
c. Berpikirlah realistic, ujian hanya merupakan salah satu cara evaluasi, bukan segala-galanya
d. Berdamai dengan diri siap hadapi yang terburuk ~ tidak lulus ujian, bukanlah akhir
3. Persiapkan Fisik
a. Asupan nutrisi yang sesuai untuk situasi ujian (tidak terlalu kenyang, bergizi dan
seimbang)
Metode ini merupakan teknik yang paling sederhana, yang bisa menolong kita
Modul MD10
Daftar Pustaka
Cohen, S. and Syme, S.L. (1985). Social Support and Health. London: Academic Press Inc.
Goldberger, L and Shlomo Breznizt, (1982). Handbook of Stress, The Free Press, New York
Mőnks, F.J. Knoers,A.M.P and Haditono, S.R. (1984). Psikologi Perkembangan, Pengantar
rd
Taylor and Shelley, E (1995). Health Psychology. MC. Graw Hill Co. New York
Jenis
Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan
oleh perawat setiap di rumah sakit.
a. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan gigi dan mulut
f. Perawatan kuku tangan dan kaki
g. Perawatan perineum
h. Perawatan tubuh (mandi)
11. Prinsip pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi adalah : Suatu upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau
terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit bahaya yang kini
belum ditemukan cara pengobatannya seperti : HIV/AIDS ( JNPK – KR/POGI, 2007 )
12. Prinsip dasar eliminasi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan, eliminasi adalah
proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).
Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Eliminasi pada
manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
Miksi/Eliminasi Urine
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi
ini sering disebut buang air kecil.
Defekasi/Eliminasi Alvi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari
sistem pencernaan.
13. Pendampingan pasien yang hampir meninggal
Definisi
Adalah perawatan pasien yang akan meninggal dilakukan dengan cara memberi pelayanan
khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meningggal.
Tujuan
- Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada pasien dan keluarganya.
- Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien sekitarnya.
- Mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara medis bias dilihat dari
keadaan umum, sital sighn dan beberapa tahap-tahap kematian.
Persiapan alat
- Disediakan tempat tersendiri
- Alat-alat pemberian O2
- Alat resusitasi
- Alat pemeriksaan vital sighn
- Pinset
- Kassa, air matang kom/gelas untuk membasahi bibir.
Prosedur
- Memberitahu pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
- Memisahkan alat.
- Memisahkan pasien dengan pasien lain.
- Mengijinkan keluargauntuk mendampingi dan pasien tidak boleh ditinggal sendiri.
- Membasahi bibir pasien dengan kassa lembab jika tampak kerig menggunakan pinset.
14. Pendampingan pasien kritis
- Definisi :
Pasien krisis adalah perubahan dalam proses yang mengindikasikan hasilnya sembuh atau
mati, sedangkan dalam bahasa yunani artinya berubah atau berpisah.
Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih system tubuh,
tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Suatu perawatan intensif adalah perawatan yang menggabungkan teknologi tinggi dengan
keahlian khusus dalam bidang perawatan dan kedokteran gawat darurat yang dibutuhkan
untuk merawat pasien sakit kritis.Pasien kritis adalah pasien yang memerlukan pemantauan
yang canggih dan terapi yang intensif.
- TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PENATALAKSANAAN PASIEN
KRITIS
A. Tujuan :
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan
monitoring ketat disertai kemampuan menginterprestasikan setiap data yang didapat
dan melakukan t indaklanjut.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkankemampuanfungsi organ tubuhpasien.
5. Mengurangiangkakematiandankecacatanpasienkritisdanmempercepat proses
penyembuhanpasien.
B. Tugas dan tanggung jawab
1. Mengelolapasienmengacupadastandarkeperawatanintensifdengankonsisten
2. Meghormatisesamasejawatdantimlainnya.
3. Megintegrasikankemampuanilmiahdanketrampilankusussertadiikutiolehnilaietikd
an legal dalam memberikan asuhankeperawatan.
4. Beresponse cara terus menerus dengan perubahan lingkungan.