Anda di halaman 1dari 29

KONSEP

KES DASAR
KEPERAWATAN JIWA
OLEH:
Purwaningsih,S.Kep,Ns
Konsep Dasar Kesehatan Jiwa
 Sehat menurut UU No 36 tahun 2009 pasal 1 ayat
1 adalah: kesejahteraan dari badan, jiwa dan
sosial yang mungkin orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.

 Menurut UU No 23 tahun 1992 pasal 27


Kesehatan jiwa : suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan yang optimal
secara fisik, intelektual dan emosional dari
seseorang yang selaras dan serasi dengan orang
lain.
 Kesehatan jiwa adalah : kondisi seseorang
yang terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan dalam
pengendalian diri, serta terbebas dari stres
yang serius (Rosdahi, 1999)

 Sikap yg positif terhadap diri


sendiri,tumbuh berkembang, memiliki
aktualisasi diri, keutuhan,kebebasan
diri,memiliki persepsi sesuai kenyataan,
dan kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan (Yohada dlm stuart & laraia,
1998)
Kesehatan Jiwa

1. Kemampuan seseorang dalam


menyesuaikan diri dengan dirinya
sendiri, orang lain, mayarakat dan
lingkungan.
2. Terwujudnya keharmonisan fungsi
jiwa dan sanggup menghadapi
problem yang biasa terjadi dan
merasa bahagia dan mampu diri.
Ilmu Kesehatan jiwa:
 Ilmu kedokteran spesialistik yang
mengkhususkan diri dalam memperhatikan
perilaku manusia dalam kondisi sehat,
sehat-sakit dan sakit.

Keperawatan Kesehatan JIwa:


Proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan
perilaku yang mengkontribusikan pada
fungsi yang terintegrasi, pasien atau sistem
klien dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi atau komunitas
(Stuart & Sundeen, 1998:3)
 ANA (American Nurses Association)
mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa
adalah : Suatu bidang spesialisasi praktek
keperawatan yang menerapkan teori perilaku
manusia sebagai ilmunya dan menggunakan diri
sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya.

 Cook and Fontaine, (1998 dalam Rasmun,


2001)menjelaskan keperawatan kesehatan
mental psikiatri : merupakan area khusus dalam
praktek keperawatan dengan menggunakan ilmu
perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik,
sesuai dengan kita keperawatan yang berfokus dalam
upaya pencapaian dan tujuan terapeutik dalam
meningkatkan keswa masyarakat
Keadaan sehat –sakit dapat dinilai dari
efektifitas keharmonisan fungsi perilaku
yaitu :
1. Bagaimana prestasi kerja yang ditampilkan
oleh individu baik proses maupun hasil.
2. Bagaimana hubungan interpersonal
dilingkungan dimana individu berada
3. Bagaimana penggunaan waktu senggang
oleh indiv, indiv yang sehat jiwa dapat
menggunakan waktu senggangnya untuk
hal-hal yang positif bagi dirinya dan bagi
lingkungan.
Ciri sehat mental menurut WHO
 Menyesuaikan diri secara konstruksif pada
kenyataan, walaupun pada kondisi buruk
 Memperoleh kepuasan dari usaha
 Merasa puas memberi dari pada menerima
 HAM baik, terlihat dari kondisi saling tolong
dan memuaskan
 Menerima kekecewaan untuk pelajaran yang
akan datang
 Mengarahkan rasa bermusuhan pada
penyesuaian yang kreatif dan konstruktif
 Mempunyai kasih sayang.
Ciri sehat mental menurut WHO

 Menerima persepsi realitas yang


efektif
 Menerima diri, orang lain dan
lingkungan
 Spontan
 Sederhana dan wajar
Kriteria Sehat Mental Menurut Yohada
(Depkes, 2000) dalam kusumawati & hartono, 2010)

 Sikap positif terhadap diri


1. Menerima diri
2. Sadar diri
3. Objektif
4. Merasa berarti

 Tumbuh kembang dan aktualisasi


1. Berfungsi optimal
2. Adaptif

 Integrasi
1. Ego yang kuat (stress dan koping)
2. Konflik dan dorongan (luar dan dalam)
 Otonomi (kebebasan)
1. Tergantung dan mandiri seimbang
2. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
3. Menghargai otonomi orang lain

 Persepsi realitas
1. mau berubah sesuai dengan
pengetahuan baru
2. Empati dan menghargai sikap dan
perasaan orang lain

 Penguasaan lingkungan
1. Sukses
2. Adaptif terhadap lingkungan
3. Dapat mengatasi : kesepian, agresif, frustasi
PARADIGMA
KEPERAWATAN JIWA
 Paradigma adalah suatu cara dalam
mempersepsikan atau memandang
sesuatu.Paradigma menjelaskan
sesuatu dalam memahami suatu
tingkah laku.Paradigma memberikan
dasar dalam melihat, memandang,
memberi makna, menyikapi dan
memilih Tindakan terhadap berbagai
berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan
(Adam Smith,1975,Cit Gaffar,1977)
 Paradigma Keperawatan adalah
suatu cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan,
memberi makna , menyikapi dan
memilih tindakkan terhadap
fenomena yang ada dalam
keperawatan
(La Ode Jumadi,1999)
Falsafah keperawatan jiwa
 Individu memiliki harkat dan martabat
sehingga masing-masing individu perlu
dihargai. Tujuan individu meliputi
tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi
diri.Masing-masing individu berpotensi
untuk berubah, bahwa kita tahu manusia
ialah mahluk holistic yang mempunyai
kebutuhan dasar yang sama
Faktor predisposisi

Bio Psiko SOS-KUL

Stressor Presipitasi

Sifat asal waktu Jumlah

Penilaian terhadap stressor

Kognitif Afektif fisiologis prilaku sosial

Sumber-sumber Koping

Kemampuan Dukungan sosial Aset materi Keyakinan +


personal

Mekanisme Koping

Konstruktif Destruktif
Respon adaptif (sehat) Respon maladaptif (Sakit)
1. Dinamis bukan titik statis
2. Rentang dimulai dari sehat optimal-mati
3. Ada tahap-tahap
4. Adanya variasi tiap individu
5. Menggambarkan kemampuan adaptasi
6. Berfungsi secara efektif : sehat

Sehat Optimal Sakit Kronis-Mati


AKTIFITAS KEPERAWATAN
JIWA
Aktifitas askep langsung antara lain (Nasir &
Muhits, 2011) :
1.Advokasi
2.Tindak lanjut setelah keperawatan
3.Penanggulangan perilaku
4.Konsultasi kasus
5.Pengelolaan kasus
6.Penanggulangan koknitif
7.Penyuluhan komunitas
8.Konseling komplians
9.Intervensi krisis
10.Perencanaan pulang (Disccharge Plaining)
11.Intervensi keluarga
SIKAP YG PENTING DALAM MENENTUKAN
KESEHATAN JIWA/MENTAL
(Yustinus Semiun, 2006)

1. Sikap menghargai diri sendiri


2. Sikap memaha dan menerima
keterbatasan diri sendiri & keterbatasan
orang lain
3. Sikap memahami kenyataan bahwa
semua tingkah laku ada penyebabnya
4. Sikap memahami dorongan untuk
aktualisasi diri
PROSES TERJADINYA GANGGUAN
JIWA
Penyebab utamanya :
1.Badan (somatogenik)
2.Lingkungan sosial (sosiogenik)
3.Dipsike (psikogenik).

Tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa


penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling
mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu
timbullah gangguan badan ataupun jiwa.
Ex : Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang
makan dan tidur daya tahan badaniah seorang berkurang
sehingga mengalami Peradangan tenggorokan.
 Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi
oleh Ke tiga faktor unsur tersebut yang terus
menerus saling mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)


– Neroanatomi
– Nerofisiologi
– nerokimia
– Tingkat kematangan dan perkembangan
organik
– Faktor-faktor pre dan peri - natal
2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
– Interaksi ibu – anak : normal (rasa percaya dan rasa
aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi
dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan
kebimbangan)
Peranan ayah
– Persaingan antara saudara kandung
– inteligensi
– hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan
masyarakat
– kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi,
rasa malu atau rasa salah
– Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan
peranan yang tidak menentu
– Keterampilan, bakat dan kreativitas
– Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap
bahaya
– Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
– Kestabilan keluarga
– Pola mengasuh anak
– Tingkat ekonomi
– Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
– Masalah kelompok minoritas yang meliputi
prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan
dan kesejahteraan yang tidak memadai
– Pengaruh rasial dan keagamaan
– Nilai-nilai
4. Faktor keturunan / genetik
5. Faktor konstitusi ( bentuk badan, energi & kegiatan, daya
tahan tubuh, sensivitas, kecerdasan & bakat)
6. Cacat kongenital
7. Perkembangan psikologik yg salah (gagal berkembang pd
fase selanjytnya)
8. Deprivasi dini : kehilangan asuhan ibu di rumah sendiri
9. Pola keluarga yg petagonik : hubungan antara orang tua –
anak, (tdk memberi kesempatan anak utk berkembang
sendiri >< sebaliknya)
Ex : melindungi anak berlebihan, disiplin berlebih.
10. Masa remaja : masa mencari jati diri, mengubah konsep ttg
dirinya sendiri (terjadi krisi identitas), erikson,1995.
11. Faktor sosiologik dalam perkembangan yg salah :
perkembangan jaman yg modern
12. Neurobehavioral : Kerusakan pd bagian otak (lobus
frontalis : kesulitan dlm pemecahan mslh, Basal ganglia :
distonia & tremor, Lobus temporal limbic : ggn memori).
13. Stres : stres psikososial & perkembangan ( perasaan
kehilangan, pengangguran, kemiskinan, kebodohan,
isos).
14. Penyalahgunan obat-obatan
15. Psikodinamik : tugas perkembangan pd anak yg tdk sesuai
dgn perkembangan.
16. Sebab biologik : keturuana & jasmani
17. Masa tua : berkurangnya daya ingat, daya tanggap, daya
belajar, kemampuan sosial ekonomi.
18. Ketegangan faktor ekonomi, sosio cultural, golongan
minoritas.
19. Perpindahan perpindahan kesatuan keluarga.
PROSES PERJALANAN
PENYAKIT
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal
sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase
antara lain :
1. Fase Prodomal
– Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun
– Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik,
gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran
dan persepsi.
2. Fase Aktif
– Berlangsung kurang lebih 1 bulan
– Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi,
disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku,
disertai kelainan neurokimiawi
3. Fase Residual
– Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan peran,
serangan biasanya berulang.
TANDA GEJALA GANGGUAN
JIWA
1. Gangguan kognitif : Proses mental dimana seseorang menyadari
& mempertahankan hubungan dgn lingkungannya baik
lingkungan dalam maupun luar ( fungsi mengenal), meliputi :
sensasi persepsi, perhatian, ingatan, asosiasi, pertimbangan,
pikiran, kesadaran.
2. Gangguan perhatian
3. Gangguan ingatan
4. Gangguan asosiasi : proses mental yg dgnnya suatu perasaan,
kesan / gambaran.
5. Gangguan pertimbangan
6. Gangguan pikir
7. Gangguan kesadaran
8. Gangguan kemauan
9. Gangguan emosi & afek
10. Gangguan psikomotor (gerakan tubuh yg dipengaruhi oleh
keadaan jiwa), yosep,2010.
a.Aktifitas meningkat
 Aktifitas berlebih intensitas respon akan meningkat
 Hipertonisitas : peningkatan tegangan otot
 Gaduh, gelisah tidak bertujuan

b.Aktifitas menurun
 Aktifitas menurun inensitas respon menurun
 Kelambanan motoris : aktifitas berkurang menyeluruh
 Keadaan tonus dan kontraksi otot abnormal, dpt menyeluruh dan
sebagian.
 Kehilangan fungsi otot :
1. Aktifitas terganggu dan berulang, otomatisme
2. Negativisme ( aktif dan pasis tehadap perintah)
3. Aversi : reaksi yg agresif dan tegas (melawan, membenci, dan
menolak)
TERIMA KASIH
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai