Anda di halaman 1dari 50

Manusia sebagai mahluk Bio-

psiko-sosial
ACHMAD RIDWAN MO, dr,M.Sc
08127134097
Achmad.ridwanmo@yahoo.com
Pokok Bahasan
1. Manusia sebagai Mahluk Biopsikososial
spritual dalam konsep kebutuhan dasar
manusia
2. Konsep biopsikososial dalam konsep sehat-
sakit
MAHLUK BIO-PSIKO-SOSIAL DAN
SPIRITUAL
Pendahuluan
• Manusia sebagai mahluk biopsikososial dan
spiritual (mahluk yg utuh) atau
keseluruhannya) didalamnya terdapat:
– unsur biologis,
– psikologis,
– sosial dan
– spiritual.
Definisi
• Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial
dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan
satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan
rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu
Kesehatan, 1992).
• Manusia sebagai Mahluk Biopsikososial
spritual mempunyai kebutuhan dasar yg akan
mempengaruhi etika, dan perilaku
Definisi
• Manusia adalah sistem yang terbuka
senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa
berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeostatis), (Kozier, 2000)
• Manusia memiliki akal fikiran, perasaan,
kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi
dan merupakan kesatuan sistem yang saling
berinteraksi, interelasi dan interdependensi
(La Ode Jumadi, 1999 :40).
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BIOLOGIS
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan.
Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup
yang membentuk satu jaringan dan jaringan akan
bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya manusia
dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
1). Faktor lingkungan, meliputi ideologi, politik, ekonomi,
budaya, agama.
2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BIOLOGIS
4). Factor fisiologis : system tubuh manusia
5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep
diri, cita-cita.
6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.

b. Tunduk terhadap hukum alam


c. Memiliki kebutuhan
Hirarki sistim pada manusia

Society

Community Med
Family, community, culture

Person

Clinic & Surgery


Neuro – endocrine immun
system
Organ system

Tissue

Biomed Cells
Molecules

System hierarchy (level of organization). (After Engel, 1980),


Sumber A Texbook of Fam.Med, Ian Mc Whinney, 2009
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK PSIKOLOGIS

Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id


(aspek bio), Ego (aspek psikologi ) dan Super ego
(aspek social).
1. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
2. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
3. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat
berkembang
4. Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan
ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan
altruistik, kehormatan dan kepuasan ego.
5. Memiliki kepribadian yang unik
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL

1. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang


lain. manusia memiliki cipta (kemampuan untuk
melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa
(tujuan).
2. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga,
masyarakat), manusia suci bagi manusia lain
(Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku
(Tat Twan Asi)
3. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungan,
menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati,
dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-
kanak sampai dengan meningal dunia.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SPIRITUAL

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam


bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang
sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti
manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah Tuhan
• Sebagai mahluk biopsiko sosial spritual manusia
mempunyai kebutuhan dasar yg sama
• Menurut Maslow (Teori Motivasi Abraham Maslow)
– Kebutuhan fisiologis
– Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
– Kebutuhan rasa cinta(kebutuhan memberi danm menrima
kasih sayang, kehangatan, persahabatan)
– Kebutuhan harga diri, berupa penilaian tentang dirinya
– Kebutuhan aktualisasi diri (tidak emosional, meiliki
dedikasi tinggi, kreatif, percaya diri)
• Kesimpulan
– Manusia mahluk biopsikososial spirutual
mempunyai kebutuhan dasar yg mendasari
perilaku dan tata kehidupannya.
KONSEP BIO-PSIKO-SOSIAL
Pendahuluan
• Definisi Sehat menurut World Health Organization (WHO)
tahun 1947
“Health is a state of complete phisical, mental and social
well-being , and not merely an absence of disease or
infirmity”.

• Sehat (WHO, 1957)


– Sehat adalah keadaan seimbangnya seseorang dengan
lingkungan biologis, fisik dan sosial serta produktif dalam
kehidupannya.
– Lebih detail lagi sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari
organ tubuh yg berfungsi secara wajar dg sgl faktor keturunan
dan lingkungan yg dimiliki shg dpt hidup secara optimum dan
produktif secara ekonomi.
KONSEP SEHAT
• Bandingkan dengan definsi kesehatan dalam
UU 23 tahun 1992 , selanjutnya diubah dalam
UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan jiwa dan sosial yg memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.”
Empat dimensi sehat
• Menurut WHO ada 3 dimensi sehat: Fisik, Mental dan Sosial
yg kesemuanya sangat berhubungan erat.
• Ada satu dimensi lagi yaitu sehat spiritual (dimensi ke
empat)
1. DIMENSI SEHAT SECARA FISIK
1. SESUATU YG PARIPURANA DARI: Kulit berish,, mata yg jernih,
rambut yg rapih, pkaiann yg serasi, tubuh tdk terlalu gemuk,
bernafas teratur, nafsu makan baik, tidur nyenyak,deefekasi
dan urinasi teratur mudah, gerakan tubuh terkoordinasi,
sluruh organ ukuran normal dan fungsi kondisi optimal
2. Secara fisik dapat diukur dari parameter nilai nilai normal
tanda-tanda vital: Nadi, Tek darah dan body mass indeks.
2. DIMENSI SEHAT SECARA MENTAL:
– Merasa puas terhadap dirinya, tidak pernah kecewa dg
keadaan dirinya.
– Selalu merasa bahagia, senang (ceria), tdk pernah
konflik dlm dirinya
– Patuh terhadap aturan-aturan, menerima perbedaan
antar sesama
– Mudah meneima kritik tdk mdh merasa kecewa,
mengerti kebutuhan emosional seseorang.
– Seseorang yg sehat secara mental:memp kontrol yg
baik, Tidak mendahulukan emosi, tdk didominasi oleh
emosi dan rs kecewa,marah, cinta, cemburu, bersalah,
rasa khawatir yg berlebihan.
– Sehat secara mental manakala ybs dapat menyelesaikan
masalah yg ada dg menggunakan rasionya.
3. DIMENSI SEHAT SECARA SOSIAL (Social well-
being)
– Kemampuan seseorang membina hubungan
keakraban dengan sesama, memiliki tg jawab
menurut kapasitas yg dimilikinya, dapat hidup
secara efektif dg sesama , dan memiliki perilaku
sosial yg penuh perhitungan.
– Perikehidupan dalam masyarakat dengan
perikehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga
setiap warga negara mempunyai kemampuan utk
memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri
serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yg
memungkinkan untuk bekerja, beristirahat , dan
menikmati hiburan pada waktunya.
4. DIMENSI SEHAT SECARA SPIRITUAL/ROHANI
– Sehat secara rohani ini menyangkut hubungan yg
trasenden baik secara fisiologis maupun psikologis,
berupa rasa”kerohanian” pada diri manasia.
– Dimensi ini sering terlupakan, dan merupakan
kesalahan besar bila memisahkan keadaan jiwa dari
fisik seseorang.

– Negara harus menyiapkan program program yg


berorientasi pada peningakatn status kesehatan
masyarakat. Program yg tidak hanya melalui
pengobatan semata, lebih dari itu yaitu program
prevetif dan promotif
Konsep Bio-Psiko-Sosial
• TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan konsep Bio psiko sosial untuk
menyusun Anamnesis holistik, Diagnosis
holistik dan diagnosis keluarga dalam rangka
pencegahan dan pemulihan penyakit
Holistic approach
• Pelayanan yg disediakan dr keluarga bersifat
Holistik (menyeluruh),
• yaitu “peduli bahwa pasien adalah seorang
manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,
mental, sosial dan spiritual, serta
berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan
sosialnya”.

Buku Standar Pelayanan Dokter Keluarga , PDKI 2004


Bio-psyco-social model of illness
Dasar-dasar pemikiran konsep bio-psikososial:
• Konsep Epidemiologi dan Ekologi kedokteran
• Butterfly Model dari ekosistem manusia
• Modifikasi dari The Mandala of Health: A
Model of human Ecosistem
• Dalam standar Pelayanan dr Keluarga PDKI
2006 disebutkan terdapat 3 penerapan holistik
yaitu:
– Pasien sebagai manusia seutuhnya
– Pasien sebagai bagian dari keluarga dan
lingkungannya dan
– Pelayanan yg menggunakan segala sumber
disekitarnya.
Konsep Epidemiologi dan Ekologi Kedokteran

Host Agent

Environment
Gambar 1 Interaksi Pejamu, Lingkungan dan Agent (Sumber:Evolving models of human
health toward an ecosystem context, 1999)
Komponen yg menyebabkan terjadinya
st penyakit
1. Agent penyakit
2. Lingkungan
3. Pejamu—imunitas, inflammasi kronis ditk
seluler (zat kardiogenik)
4. Perilaku
a. Dpt mempengaruhi berkembangkannyya agent
dan lingkungan
b. Juga merupakan faktor psikososial yg
dikategorikan sbg agent penyakit
Interaksi dari Komponen Perilaku yg dpt menimbulkan
penyakit, Penyebab penyakit ineksi &non infeksi: multi
faktorial (pejamu, lingk dan perilaku)
Gene Physical
tic factors
Host External
Factors Enviroenmant
factors
Experi Social
ence factors
Personal
Beehaviour
Factors

Penyakit hanya akan timbul bila terjadi maladaptasi pejamu thdp


lingkungan dan menyebabkan keseimbangan terganggu

Gambar 2 Model Sosio Ekological (Sumber;Uses of


epidemiology,34, edition 19:5,JN.Morris)
Interaksi pejamu,agent, dan lingkungan, tempat
penampungan,media transmisi,manusia

Contoh: Kejadian DBD


4
Penyakit Cardio Vasc
Lingkungan

Faktor eksternal
6
Faktor internal
Vehicle 3
1
2 Pejamu Faktor internal
Reservoir Agent
5 Faktor eksternal
Vektor

Lingkungan

Gambar 3 Interaksi pejamu,agent, dan lingkungan, tempat


penampungan,media transmisi,manusia (Sumber:Modern Epidemiology,
1973.AKM Kafiludin)
Komponen manusia secara holistik: body
(physical), Mind(emotio-psychological) dan
environment
Body (Physical)

`Mind Environment
(Emotio-psycholo`gical) (socio-geographical))

Gambar 3 Komponen kehudpan manusia secara holistic


Sumber Working people Called patient oleh Milton mBerger
http://www.kidsmatter.edu.au/
Gbr 5 BUTTERFLY EKOSISTEM MANUSIA (Van Leuween, 1999)

External Biophysical dev External socio economic dev

Elements
Elements Home/Family
Air,water,soil, Neighbour/firiends
Climate, Microbes Workplace/worker
Plenta, animal Voluntary org, pilitical isnt
Psg Social supprt network
Keluar Health care system
Biopysical ga
SociaEconomic
Environment Biological & Environment
Behaviour
Features Features
Air qualyty,quantity
filters
Early childhood dev
Water quallity &quantyty Personal empowerment
Food quality &quantyty Community attach
Aesthetic quality &quantity Social support

Kesehatan seseorang dlm keluarga dan komunitasnya. Diselimuti barrier biologis


dan perilaku yg merupakan filter thdp lingkungan luar
Manusia dan Ekosistemnya
• Sentra dari kehidupan adalah manusia sbg
mahluk biopksikososial.
• Keluarga mempunyai ikatan seumur hidup dlm
kehidupan individu, pola kebiasaan (life style,
budaya (culture) yg akan diwariskan dlm
kehidupan sosial keluarga kemudian.
• Analisis data keluarga adalah faktor penting
dlm upaya pelayanan primer.
,
• Untuk melaksanakan pendekatan holisitik dl
Diagnosis. Dokter perlu memahami ekosistem
manusia.
• Ekosistem manusia : Faktor Internal dan Fak
eksternal dlm kehidupan seseorang.
• Hancock &Perkins(1985) : model eksosistem
manusia dlm bentuk desain sirkuler dari
geometrik yg merupakan simbol dunia.
• Pada pendekatan holistik dengan sentra pandangan adalah
individu. Status kesehatan individu dikemukakan dalam tiga
bagian, yaitu body, mind dan spirit.
• Selain itu yang mempengaruhi kesehatan digambarkan
dalam tiga lingkaran yang merupakan sarang dari sistem
yang ada di sekitar kehidupan individu.
• Ketiga lingkaran tersebut adalah keluarga, komunitas dan
lingkungan buatan manusia.
• Faktor yang mempengaruhi kesehatan individu adalah
keluarga serta komunitas, juga kultur yang mempengaruhi
kehidupan manusia, khususnya perilaku.
• Kultur ditempatkan paling atas pada lapisan kulit bumi
(biosphere) yang merupakan lingkaran luar dari ekosistem
manusia. Cincin-cincin menggambarkan gambaran tiga
dimensi, yaitu multilevel dan multifaset, dan dinamis dalam
ukuran serta bentuk, tergantung pada konteks waktu dan
tempat.
• Penyakit dalam konsep ini ditimbulkan dari
berbagai aspek dalam kehidupan seseorang.
Konsep ekosistem manusia ini,
menggambarkan berbagai pengaruh dalam
kehidupan manusia. Diantaranya adalah
sistem pelayanan kesehatan (sick care system)
dan masalah kerja (work), selain masalah
lingkungan tempat tinggal (human-made
environment, culture) di dalam biosphere yang
berbeda-beda.
• Keluarga mempunyai habitat dalam ekosistem pada salah
satu biosfer di permukaan bumi yang mempengaruhi
perilakunya. Individu di dalam keluarga juga dapat
mempengaruhi lingkungannya karena itulah ditemukan
lingkungan buatan manusia (man made environment).

• Pengaruh sistem pelayanan kesehatan dalam individu


sesuai dengan konsep kesehatan yang dikemukakan oleh
Blum (1974). Sistem pelayanan kesehatan (Sick Care
System) juga mempengaruhi status kesehatan individu dan
tingkat kesehatan masyarakat yang dibentuk dari individu-
individu.
• Personal behavior atau lifestyle, human biology,
physical environment dan psycho-socio-economic
environment (PSE) mempengaruhi status
kesehatan individu.
• Selain keempat faktor penentu (determinan)
maka kesehatan seseorang maupun keluarganya
ditentukan pula dari adanya interaksi lifetyle dan
PSE. Pekerjaan (work) adalah merupakan contoh
interaksi PSE dengan lingkungan fisik.
• Jadi sketsa Human Ecosystem ini
menggambarkan berbagai faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Seluruh
konsep ini merupakan pokok pandangan
dalam menegakkan diagnosis holistik pada
individu yang sakit.
Mandala of Health
• Dipahami bahwa dokter tdk dapat melihat pasien hanya
fisiknya saja. Karena setiap manusia juga td fisik (body),
jiwa (mind), spiritnya.
• Setiap manusia dipengaruhi 3 lingkaran:
– Keluarga
– Komunitas
– Kultur
• Karena itu pada saat pasien mengeluh gangguan
kesehatan, perlu dikaji faktor-faktor disekitarnya yg
mungkin memicu atau menyebabkan gejala tsb muncul
selain kemungkinan masalah pada biomediknya.
Gambar 6 The Mandala of Health: A model of human ecosystem
• Status Kesehatan Individu dipengaruhi oleh:
– Behavior (Life style)
– Human Biology
– Pysical environment
– Psycho-Socio-Economic environment (PSE)
• Selain kempat determinan kes seseorg maupun
klg ditentukan oleh life style (interaksi antara
Behavior dan PSE). Pekerjaaan adalah contoh
(interaksi PSE dan lingkungan Fisik).
Ilustrasi Kasus
• Anak A datang ke Klinik Dokter Keluarga FK UMP dibawa
oleh ibunya dengan keluhan gatal-gatal hampir di seluruh
tubuh sejak satu tahun yang lalu. Gatal dirasakan terutama
pada malam hari di daerah sela-sela jari, lipatan bokong,
leher, punggung dan perut. Gatal sudah pernah diobati di
Puskesmas beberapa kali dengan krim antibiotik dan puyer
namun keluhan tidak pernah hilang.
• Selain pasien, anggota keluarga lainnya yang tinggal
serumah juga memiliki keluhan yang serupa begitu juga
para tetangga.
• Pasien sering menggunakan pakaian yang sama berulang
kali sebelum dicuci. Pasien menggunakan handuk
bergantian dengan ibunya yang juga memiliki keluhan gatal
serupa.
• Pasien adalah anak tunggal dari pasangan usia subur yang
tinggal di rumah tidak layak huni, hanya berupa satu kamar
kontrakan di lantai dua berukuran 2 m x 1.5 m. Sinar
matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, penerangan
tergantung pada satu lampu pijar 25 watt. Ventilasi kurang,
rumah terasa lembab, hanya ada jendela kecil 30 cm x 50
cm.
• Kebersihan dan kerapian rumah kurang. Kamar mandi dan
jamban menggunakan fasilitas umum..
• Air minum dan masak didapat dengan membeli air mineral
dalam galon, dan air untuk mandi-cuci-kakus dari pompa
tangan. Saluran air dialirkan ke got di depan rumah yang
mengalir. Tidak ada tempat sampah baik di dalam maupun
di luar rumah sehingga banyak terlihat sampah berserakan
baik di dalam maupun di luar rumah.
• Kegiatan di rumah hanya terbatas untuk tidur, makan,
dan mandi. Sepanjang harinya pasien dan ibunya lebih
sering beraktivitas di rumah nenek pasien yang
berjarak 25 m dari rumah.
• Rumah nenek berukuran 4 m x 12 m terdiri dari dua
lantai, pada siang hari penghuni mencapai 15 orang.
Kebersihan rumah kurang, lantai kotor, keadaan rumah
lembab, banyak pakaian tergantung di dinding dan
berserakan di lantai dan kasur. Sprei, sarung bantal,
sarung kursi serta tirai jarang dicuci. Tidak ada tempat
sampah baik di dalam maupun di luar rumah sehingga
banyak terlihat sampah berserakan baik di dalam
maupun di luar rumah.
• Gaji kepala keluarga (KK) ± Rp 500.000 / bulan
dengan biaya mengontrak rumah Rp 150.000 /
bulan. Keluarga pasien tidak mempunyai
sumber dana kesehatan khusus, seperti
tabungan kesehatan. Selama ini keluarga
berobat ke layanan kesehatan jika keluhan
sudah benar-benar mengganggu dan tidak
teratasi dengan obat warung.
• Masalah kesehatan yang terkait dengan faktor
yang berpengaruh diidentifikasi dengan
memperhatikan konsep Mandala of Health,
dan diselesaikan dengan pendekatan
individual untuk penatalaksanaan klinisnya
dan pendekatan keluarga dan komunitas
untuk penyelesaian faktor yang berpengaruh.
ngsio
• Diagnosis holistik yang ditegakkan pada pasien (Gaambar 1)
adalah sebagai berikut.
• Aspek I (aspek individu), alasan kedatangan: gatal-gatal di
seluruh tubuh sejak satu tahun yang lalu dengan harapan
gatal-gatal bisa hilang dan tidak timbul lagi, keluarga
memiliki kekhawatiran penyakit gatal ini sulit disembuhkan.
• Aspek ke II (aspek klinis) , diagnosis kerja yang ditegakkan
adalah skabies.
• Aspek III (aspek Internal) didapatkan masalah perilaku
berupa higiene pasien dan keluarga kurang serta perilaku
berobat yang buruk.
• Aspek IV (aspek eksternal) didapatkan masalah pendapatan
keluarga yang kurang dan tidak adanya tabungan
kesehatan.
• Aspek V (aspek fungsional ) ditetapkan skala fungsional
pasien derajat 3 yang sesuai dengan usia pasien.
• Kesimpulan
– Dalam mendiagnosis penyakit tidak hanya cukup
secara klinis saja, tetapi secara holistik
– Promosi kesehatan, pencegahan penyakit akan
mudah dilakukan apabila kita memahami manusia
secara holistik bukan secara partikular.

Anda mungkin juga menyukai