“LYMPHOGRAPHY”
KELOMPOK 1 :
1. Arum Rizka Umi Wardani (P17430312046)
2. Dimas Fajri (P17430312051)
3. Hafiz Fauzan Noer (P17430312056)
4. Rahmat Adi Suwismo (P17430312069)
5. Religia Asmarani (P17430312070)
6. Singgih Septiadi (P17430312072)
7. Tantri Dewi Bestari (P17430312075)
8. Tri Wahyuningsih (P17430312076)
9. Vardilia Andini (P17430312078)
10. Widyatmoko Beni P (P17430312080)
A. Latar Belakang
Penemuan sinar X oleh Prof. Willem Conrad Roentgen pada penghujung tahun
1895 telah membuka cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu tonggak
sejarah yang paling penting untuk saat itu. Ilmu Radiologi adalah bagian dari ilmu
kedokteran yang memiliki peranan penting dalam proses penegakkan diagnosa. Untuk
menegakkan diagnosa suatu penyakit yang terletak didalam tubuh memerlukan
pemeriksaan radiodiagnostik. Dengan pemeriksaan ini organ-organ yang berada dalam
tubuh dapat diperlihatkan melalui gambaran atau pencitraan radiografi. Salah satu
contoh pemeriksaan radiodiagnostik adalah pemeriksaan lymphografi.
Pemeriksaan lymphografi merupakan pemeriksaan radiografi pembuluh dan
kelenjar getah bening setelah injeksi media kontras radioopak berbasis minyak .
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teknik/prosedur yang dilakukan pada pemeriksaan lymphografi.
2. Untuk mengetahui proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan lymphografi.
Subsistem dari sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh limfatik, kelenjar
limfatik, limfosit dan sel retikulo-endotelial, dan jaringan limfoid.
Pembuluh limfatik terdiri dari getah bening kapiler, limfatik, dan saluran getah
bening. Getah bening kapiler di temukan di semua jaringan vaskular. Limfatik
dibentuk oleh kumpulan getah bening kapiler, yang ada di sepanjang sisi vena,
mengalir ke salah satu dari dua saluran getah bening, melewati kelenjar getah
bening. Saluran getah bening ada dua yakni kanan dan kiri. Saluran getah bening
kanan mengalir di sisi kanan kepala, leher, dada, dan lengan kanan bermuara ke
vena subklavia kanan. Duktus thorax mengalir mengalir ke ekstremitas bawah,
panggul, perut, lengan kiri, sisi kiri kepala, leher, dan dada, bermuara ke vena
subklavia kiri.
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Tubuh
manusia memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya
didaerah submandibular (bagian bawah rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang
teraba normal pada orang sehat. Kelenjar geteh bening memiliki kapsul jaringan
ikat dan mensuplai darah, menghasilkan limfoit dan menyaring getah bening, di
temukan dalam bentuk bergerombol atau rantai sepanjang limfatik.
Saluran limfe dan kelenjar limfe bersama organ limpa, hati dan sumsum tulang
membentuk Retikulo-Endotelial sistem (RES). Limfosit dan sel retikulo-endotel
memainkan peran defensif dalam peradangan dan imunitas.
Sistem limfoid berfungsi melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing.
Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu
membedakan sel tubuh dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau
perusakan benda-benda asing. Sel imunokompeten terdiri atas : 1. Sel utama
bergerak yakni sel limfosit dan makrofaga. 2. Sel utama menetap yakni
retikuloendotel dan sel plasma.
Jaringan limfoid terdiri dari limfa, timus dan tonsil. Limpa organ limfatik
terbesar, kelenjar tanpa saluran yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi,
memasukkan limfosit ke aliran darah, berfungsi menghancurkan sel darah merah
tua. Timus terletak di mediastinum superior, memainkan peran pada proses
kekebalan. Tonsil terletak di tenggorokan dan melawan patogen yang masuk
melalui mulut dan hidung.
D. Pengertian Lympografi
- Kontra indikasi
Alergi media kontras
Penyakit jantung
Penyakit hepatorenal yang berat
Pasien tremor
G. Prosedur Pemeriksaan
Injeksi untuk limpografi dibatasi agar memudahkan untuk akses ke daerah
tertentu seperti pada tangan atau kaki (limpografi untuk kaki yang paling sering
dilakukan). Untuk opasitas dari pembuluh getah bening dan kelenjar, pembuluh
harus diisolasi dan dikanulasi. Biasanya disekitar pembuluh limpa tidak dapat
mudah diidentifikasi karena ukurannya yang kecil dan kurang berwarna. Untuk
mengidentifikasi dari pembuluh limpa pada dorsum kaki dan tangan, blue dye
tersebut dipilih lalu diserap oleh limpatik yang diinjeksi secara subkutan pada
daerah inter digiti pertama dan kedua selama 15 menit sebelum pemeriksaan.
(setelah diyakinkan blue violet diinjeksikan, urin dan kulit pasien berwarna biru.
Kondisi ini tidak tampak dalam beberapa jam).
Sayatan memanjang dibuat pada dorsum tangan atau kaki untuk melokalisir
dye yang mengisi pembuluh getah bening. Jarum ukuran 27 atau 30 digunakan
untuk dimasukkan ke kanula. Media kontras iodine oil diinjeksi secara perlahan
kedalam pembuluh darah selama 30 menit. (Seperti dalam setiap prosedur yang
melibatkan injeksi bahan asing, reaksi yang tak diinginkan harus diantisipasi.
Pasien harus diperhatikan dengan seksama, obat-obatan yang tepet dan peralatan
resusitasi harus didekatnya.) Menegaskan bahwa injeksi intra limfatik biasanya
diperoleh dengan fluoroscopy, setelah injeksi jarum dilepas dan bekas injeksi
dijahit. Injeksi pada kaki dapat menampakkan struktur limfatik pada ekstremitas
bawah, selangkangan, daerah iliopelvic-abdomino aortic, dan duktus toraks. Injeksi
limfatik pada tangan dapat menampakkan ekstremitas atas dan aksila,
infraclavikula, dan daerah supraclavikula.
PENCITRAAN
Untuk menampakkan radiograf pembuluh getah bening yang dibuat dalam
satu jam pertama setelah kontras disuntikkan. Radiograf kedua dibuat 24 jam
kemudian untuk menunjukkan kelenjar getah bening. Faktor eksposi digunakan
pada studi lympography adalah sama dengan faktor eksposi masing-masing
ekstremitas. Prosedur radiologi intervensional dilakukan pada sistem empedu
termasuk drainase empedu dan pengangkatan batu empedu.