Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

“PELAKSANAAN PROSEDUR RADIOTERAPI”

NAMA KELOMPOK 3 :

1. NI LUH PUTU NOVI SINTYA DEWI (C1118041)


2. KHOIRUNNISA SALSABILA (C1118044)
3. NI LUH PUTU MIA PUSPAWATI (C1118047)
4. NI KADEK RINA SHINTA DEWI (C1118050)
5. A.A ISTRI TIRTAWATI (C1118052)
6. PUTU AYU MELANI (C1118053)
7. LUH WIDYA VERAWATI (C1118056)
8. LUH PUTU JULIANI MEGANTARI (C1118059)
9. AA MADE AGUS DWI SUPRASTHA (C1118067)
10. NI KOMANG YULIANTARI (C1118069)
11. NI MADE INDAH CAHYANI (C1318107)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA USADA BALI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan pertolongan-
Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini mempunyai judul “Pelaksanaan prosedur Radioterapi”, yang di susun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II

Maka dari itu kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini belum mencapai
kesempurnaan karena masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan yang kami lakukan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari pihak Dosen
maupun teman-teman lainnya demi kesempurnaan tugas ini, sehingga tugas ini dapat dijadikan
pedoman untuk penyusunan tugas dimasa yang akan datang.

Penyusun

Mangupura, 17 Mei 2020

i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....ii
BAB I....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. Latar Belakang
………………………………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………


4

C. Tujuan
…………………………………………………………………………………..5

BAB II..............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

A. Pengertian Radioterapi …………………………………………………………………6

B. Sejarah Radioterapi
…………………………………………………………………….6

C. Prinsip – Prinsip Radioterapi


………………………………………………………........7

D. Tujuan Radiotherapy …………………………………………………………………...7


E. Prosedur Radioterapi ……………………………………………………………………
7

F. Jenis – jenis Radioterapi


………………………………………………………………...8

ii
G. Pesawat Radioterapi …………………………………………………………………...8
H. Pelaksanaan Radioterapi ………………………………………………………………
10

BAB III.......................................................................................................................13

PENUTUP..................................................................................................................13

A. Kesimpulan dan Saran


………………………………………………………………...16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan diikuti dengan perkembangan teknologi. Didunia
kesehatan, peralatan teknologi yang digunakan semakin canggih. Radiologi
memegang peranan penting dalam upaya penegakan diagnosa suatu penyakit dan
mempelajari tentang radiasi terutama di bidang radiodiagnostik dan radioterapi yang
bertujuan untuk penyembuhan dari sakit yang dideritanya ataupun sekedar
meningkatkan kualitas hidup penderita. Salah satunya adalah pengobatan dalam
melawan penyakit keganasan, yang di anggap mematikan yaitu kanker.
Beberapa metode dapat diterapkan dalam penanganan penyakit tumor ganas atau
kanker ini, yaitu operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Metode-metode tersebut dapat
dilakukan secara mandiri ataupun bisa dikombinasikan. Mengenai hal tersebut akan di
tentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker dan tingkat keganasan (stadium) yang
diderita.
Radioterapi merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan
menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker semaksimal mungkin
dengan kerusakan pada sel normal seminimal mungkin. Tindakan terapi ini
menggunakan sumber radiasi tertutup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Radioterapi ?
2. Bagaimana sejarah dari Radioterapi ?
3. Apa saja Prinsip – Prinsip Radioterapi ?
4. Apa tujuan Radioterapi ?
5. Apa saja prosedur Radioterapi ?
6. Apa saja jenis – jenis Radioterapi ?
7. Apa saja pesawat Radioterapi ?
8. Bagaimana pelaksanaan Radioterapi ?

1
C. Tujuan
1. Menegetahui apa Pengertian dari Radioterapi
2. Mengetahui bagaimana sejarah dari Radioterapi
3. Mengetahui apa saja Prinsip – Prinsip Radioterapi
4. Mengetahui apa tujuan Radioterapi
5. Megetahui apa saja prosedur Radioterapi
6. Mengetahui apa saja jenis – jenis Radioterapi
7. Mengetahui apa saja pesawat Radioterapi
8. Megetahui bagaimana pelaksanaan Radioterapi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Radioterapi
Radioterapi adalah metode pengobatan di bidang kesehatan dimana radiasi pengion
digunakan untuk mengobati penyakit keganasan yang bertujuan mematikan atau
menghambat pertumbuhan sel tumor/kanker. Tindakan terapi ini menggunakan
sumber radiasi tertutup.
Radiasi pengion dapat bersumber dari unsur radioaktif (radionuklida) berupa sinar
gamma ataupun dari suatu pembangkit radiasi (generator sinar-x) berupa sinar-X,
elektron, dan lain sebagainya. Contoh sumber radiasi gamma dari Unsur radioaktif:
Cobalt (Co-60), Caesium (Cs-137) dan Iridium (Ir-192). Sedangkan contoh sumber
radiasi berupa pembangkit LINAC (Linear Accelerator).
B. Sejarah Radioterapi
Radioterapi adalah metode yang menggunakan energi radiasi tinggi untuk
mengecilkan tumor dan membunuh sel kanker. Metode pengobatan ini mulai
digunakan orang sebagai salah satu pengobatan tumor ganas, segera setelah
ditemukannya sinar-x oleh WC Roentgen, sifat-sifat radioaktivitas oleh Becquerel dan
radium oleh Pierre dan Marie Curie, yaitu pada akhir abad ke-19.
Pada saat tersebut para medisi amat berbesar hati melihat suksesnya hasil
pengobatan pada berbagai jenis kanker kulit serta neoplasma-neoplasma yang
letaknya superfisial. Bahkan mereka menggunakan sinar ini untuk kelainan-kelainan
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan proses neoplastik seperti acne,
artritis, verruca atau untuk epilasi dari rambut-rambut yang tidak dikehendaki. Mereka
mengatakan bahwa keajaiban di dunia pengobatan kanker telah ditemukan
("miraculous cure"). Tetapi gambaran ini berubah sama-sekali, ketika ditemukan
bahwa tumor-tumor yang semula hilang karena terapi radiasi kembali muncul dan
kerusakan pada jaringan sehat akibat radiasi mulai tampak.

3
C. Prinsip – Prinsip Radioterapi
Adapun prinsip radioterapi sebagai berikut:
1. Memberikan dosis radiasi yang tepat dan terukur pada volume tumor yang
ditentukan.
2. Menghindari atau mengurangi kerusakan jaringan sehat disekitarnya seminimal
mungkin
D. Tujuan Radioterapi
1. Kuratif
Pasien mempunyai kemungkinan bertahan hidup atau sembuh setelah pengobatan
adekuat dengan pemberian dosis yang cukup tinggi. Biasanya tujuan penyinaran
dilakukan pada kasus stadium awal, sehingga kemungkinan pasien untuk sembuh
masih tinggi.
2. Paliatif
Tidak ada harapan pasien bertahan hidup dalam periode tertentu. Tujuan
penyinaran hanya mengurangi gejala atau keluhan (meningkatkan kualitas hidup).
Biasanya dilakukan pada kasus stadium lanjut. Dosis yang diberikan secukupnya
(2/3 dosis kuratif) dengan pemberian yang sesingkat mungkin.
3. Preventif
Bila suatu kanker menyebar ke daerah risk, kemungkinan akan dilakukan
penyinaran agar sel pada daerah tersebut tidak berubah menjadi tumor.
E. Prosedur Radioterapi
1. Investigasi: diagnose awal (patologi anatomi, radiologi, laboratorium, fisik),
stadium, riwayat penyakit yang semuanya dilakukan oleh dokter onkologi
2. Ada atau tidak indikasi dengan pengobatan radiasi.
3. Penentuan tujuan pengobatan radiasi, yaitu kuratif atau paliatif.
4. Penentuan volume radiasi (simulasi), dengan mempertimbangkan sel sehat yang
terkena radiasi seberapa banyak.
5. Penetapan planning radiasi (Treatment Planning Systems)
6. Pelaksanaan radiasi (Treatment Delivery)

4
F. Jenis – jenis Radioterapi
1. Radiasi Eksterna (Teleterapi)
Radiasi eksterna adalah bentuk pengobatan radiasi dengan sumber radiasi
mempunyai jarak dengan target yang dituju atau berada di luar tubuh. Sumber
radiasi yang dipakai adalah sinar-x atau photon yang merupakan pancaran
gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh pesawat Linear Accelerator
(LINAC).
2. Brakhiterapi
Brakhiterapi merupakan pemberian radiasi dengan meletakkan sumber energi di
dalam tumor atau berdekatan dengan tumor di dalam rongga tubuh. Sumber
192
radiasi yang dipakai adalah Iridium dan nama alat / pesawat adalah
Microselectron.
3. Radiasi Interna
Radiasi interna adalah jenis terapi radiasi dengan cara memasukkan sumber radiasi
ke dalam tubuh, baik secara oral maupun intravena sehingga mengikuti
metabolisme tubuh. Sumber radiasi yang dipakai adalah Iodium131 dan Samarium.
Selama proses radiasi, pasien ditempatkan pada ruang khusus (ruang isolasi
radiasi) dan Pasien diperbolehkan pulang, setelah aktivitas radiasi yang ada dalam
tubuh pasien dianggap aman ( ≤ 0,33 mCi ).

G. Pesawat Radioterapi

1. Teletrapi Gamma/Cobalt-60
Menggunakan sumber tertutup dari zat Radioaktif Cobalt-60 dan Cesium-137.
Pesawat teleterapi Cobalt-60 aktivitas sumber 2500 – 12.500 Ci dengan waktu
paruh 5.4 tahun yang memancarkan sinar gamma dengan energy 1.17 MeV dan
1.33 MeV.
Komponen utama Teletrapi Gamma (Cobalt-60) yaitu:
- Gantry stand: merupakan suatu tempat sumber radioaktif dan yang menjamin
perputaran isocentric dari wadah sumber atau peralatan pembatas berkas

5
- Source head: merupakan wadah dari sumber radioaktif yang terbuat dari baja
dan diberi pelindung timbal ( Pb ) + depleted uranium. Head tersebut
dilengkapi dengan sistem beam On / Off dan pembatas lapangan radiasi.
- Collimator: adalah alat pengatur pembatas ukuran lapangan radiasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
- Distance indicator: adalah suatu penunjuk jarak secara optik yang
ditempatkan pada sudut 45 terhadap sumbu kontrol di dalam gantry yang
menunjukkan jarak 65 – 130 cm.
- Control consule: merupakan sistem kontrol yang dilengkapi dengan berbagai
tombol dan ditempatkan di ruang operator.
- Source (sumber): berada di dalam kapsul stainless steel ( welded ) dengan
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh IAEA. Diameter sumber Cobalt-
60 adalah 2 cm, aktivitas nominal 8000 Ci
2. Teletrapi Linac
Pesawat teleterapi jenis Linear Accelerator ( Linac ) digunakan sejak tahun 1945.
Linac pada umumnya dilengkapi dengan 2 pilihan berkas radiasi yaitu berkas
foton dan electron. Energi foton bervariasi: 4 – 10 MV atau 4 – 15 MV sedangkan
Energi elektron bervariasi: 4, 6, 8, 9, 12, 15, dan 20 MeV.
Electron digunakan untuk mengobati tumor yang terletak dipermukaan sampai +4-
5 cm di bawah kulit. Karena jarak jangkauan relative lebih rendah, maka electron
hanya dapat digunakan untuk teknik lapangan langsung menggunakan aplikator.
Komponen utama Teletrapi Linac:
Stand: yang terdiri dari beberapa komponen di dalamnya, yaitu
- Klystron atau Magnetron, merupakan pembangkit dan penguat gelombang
mikro.
- Wave guide, yaitu pemandu gelombang yang di dalamnya dilengkapi
circulator
- Circulator, berfungsi unuk menghindari berbaliknya gelombang mikro ke
Klystron
- Oil tank, berfungsi sebagai tempat minyak untuk pendingin.
- Cooling water system, berfungsi menjaga temperatur supaya tetap stabil dan
mencegah terjadinya kondensasi dari gelembung udara.
6
Gantry: terdiri dari beberapa komponen:

- Accelerator Structure, merupakan struktur pemercepat elektron yang di


dalamnya ada modulator.
- Modulator, adalah pencatu daya tinggi.
- Electron Gun ( Cathode ), sebagai sumber electron.
- Bending Magnet, sebagai pembelok berkas elektron
- Treatment Head, di dalamnya terdapat alat yang membentuk berkas radiasi.
- Beam Stopper, merupakan penyerap berkas radiasi, sehingga mengurangi
persyaratan shielding ruang radiasi.

H. Pelaksanaan Radioterapi
a. Persiapan alat dan baham
1. Pesawat Radioterapi Linac Pesawat Cobalt 60

Pada pemeriksaan CA KNF ini kita menggunakan pesawat Linac untuk


menyinari organ target sesuai dengan kondisi dan letak tumor pasien.

2. Control Panel dan Komputer Pada Linac Pada Cobalt 60

7
3. Bantalan Kepala
Head rest dan step head rest digunakan sebagai alas kepala pada penyinaran
whole brain maupun nasofaring.

4. Masker sebagai alat untuk fiksasi agar meminimalisasi pergerakan pada bagian
yang akan disinar.

5. Aplikator yang digunakan pada penyinaran electron untuk penyinaran


elektron.
8
b. Perencanaan radioterapi
1. Mould Room
Yaitu ruangan untuk pembuatan alat bantu radiasi berupa blok radiasi, bolus,
masker. Di dalam mould room terdapat water bath yaitu merupakan tempat
melunakkan masker baru yang akan dipakai oleh pasien.

2. CT Simulator

9
CT-Simulator merupakan tempat awal simulasi sebelum pasien melakukan
pengobatan radiasi. Pesawat yang digunakan dengan diameter yang lebih besar
dari pada CT-Scan diagnostik lengkap dengan 3 laser (2 laser lateral dan 1
laser vertikal). Scanner tersebut mempermudah operator menentukan
isocenternya.

3. Treatment Planing system (TPS)


Berfungsi sebagai perencanaan dan perhitungan dosis terapi radiasi.

10
c. Penatalaksanaan radioterapi
Penatalaksanaan pemeriksaan radioterapi didukung oleh beberapa pihak, yaitu
dokter, fisika medis, perawat, dan radiografer. Masing-masing memiliki peran
yang berbeda dalam pengobatan pasien tetapi saling terkait satu sama lain.
1. Pasien datang ke rumah sakit untuk bertemu dokter ahli yang bersangkutan.
2. Pasien membawa surat konsultasi ke dokter.
3. Pasien mendatangi meja registrasi atau administrasi dengan membawa data
penunjang seperti hasil radiografi sebelumnya, CT-Scan, MRI, hasil
laboratorium dan riwayat penyakit serta patologi anatomi.
4. Pasien berkonsultasi ke dokter spesialis onkologi radiasi untuk menentuka
stadium dan tujuan penyinarannya, baik kuratif maupun paliatif.
5. Setelah konsultasi ke dokter, pasien dilakukan CT-Simulasi.
a. Permintaan CT-Simulasi diterima oleh operator dan pasien diarahkan
memasuki ruangan.
b. Pasien diposisikan (head first) sesuai dengan organ target yang akan
disinar.
c. Bila diharuskan memakai masker, masker yang baru diletakkan ke dalam
water bath hingga lunak sekitar 3 menit.
d. Beri reference point sesuai dengan organ target yang didapat dari laser
yang ada.
e. Setelah masker lunak, masker langsung dipasang ke bagian tubuh yang
akan disinar hingga berbentuk sesuai dengan bentuk tempat targetnya.
f. Tandai 3 point tadi menggunakan spidol lalu tempelkan marker berupa
titik timbal pada ketiga titik tersebut.

11
g. Lakukan scanning seperti biasa.
h. Setelah discan, instruksikan pasien agar tidak bergerak terlebih dahulu
untuk menandai titik di tubuh pasien dengan spidol dan sticker (+). Beri
tahu pasien agar sticker dan tanda spidol tidak hilang selama diradiasi.
i. Pada lembar simulasi, tuliskan apa saja alat bantu yang digunakan serta
letak titik lasernya berapa.
j. Sebelum dilakukan radiasi, data hasil CT-Scan dikirim ke TPS untuk
menentukan dosis radiasi, jarak, sudut gantry, teknik penyinaran, countur
tumor/kanker, dll.
6. Data pasien dikirim ke TPS.
Di TPS inilah fisikawan medis dan dokter bekerja untuk menentukan dosis
radiasi yang akan diterima pasien, volume radiasi (PTV, GTV, CTV),
counturing bentuk tumor/kanker dan organ sehat, jarak, sudut gantry, arah
sinar, dll.
7. Data dikirim ke LINAC
8. Pasien diberikan penyinaran sesuai dengan data yang dikirim ke TPS.
a. Siapkan masker dan bantalan kepala pada meja pemeriksaan.
b. Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan.
c. Tempatkan posisi kepala pasien di bantalan
d. Pasangkan masker pada daerah target yang akan disinar.
e. Atur meja pemeriksaan sesuai dengan titik referensi yang telah ditandai
pada saat CT-Simulator di tubuh pasien.
f. Atur sumbu x,y, z sesuai dengan treatment yang sudah ditentukan di
TPS
g. Instruksikan pasien agar tidak melakukan pergerakan selama
penyinaran.
h. Setelah mengatur posisi pasien di ruang penyinaran, tutup ruang
penyinaran dengan rapat terkunci karena pesawat linac tidak dapat
mengekspose apabila pintu tidak terkunci dengan rapat.
i. Cari nama pasien pada komputer di ruang operator lalu pilih 3 lapangan
yaitu CA KNF Planpar (lateral kiri dan lateral kanan) dan Supraclav.
Lapangan AP (jika KNF sudah mengenai sinus)
12
j. Putar sudut Gantry sesuai dengan posisi yang ditentukan sampai
mencapai sudut yang telah ditentukan oleh TPS, yaitu:
- Lateral kiri : 900
-
Lateral kanan : 2700
-
Supraclav : 00
k. Setelah sudut gantry dan posisi pasien sudah sesuai dengan posisi yang
telah ditentukan lakukan penyinaran dengan menekan tombol ekspose.

ombol

9. Setelah diradiasi, pasien diberi kartu kunjungan radioterapi. Apabila


penyinaran sudah memasuki yang kelima atau kelipatannya pasien diberitahu
untuk mengecek darah dan control ke dokter. Bila kadar Hb <10 maka
penyinaran harus dihentikan sementara sampai Hbnya normal kembali.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radioterapi merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien yang
mengalami kanker atau tumor dimana radiasi pengion digunakan untuk
mengobati penyakit keganasan dengan maksud mematikan atau menghambat
pertumbuhan sel tumor/kanker.
Berdasarkan sumbernya radioterapi dibagi menjadi 2 yaitu Linac dan Cobalt.
Pelaksanaan radioterapi di RSPAD Gatot Soebroto pada kasus KNF dimulai
dari pendaftaran dan registrasi pasien kemudian dilanjutkan ke Poli utama lalu
dilanjutkan ke Mould room untuk pembuatan masker lalu CT Simulator lalu
ke Treatment Planing System (TPS) dan selanjutnya dilakukan penyinaran
tentunya dengan teknik-teknik tertentu. Pelaksanaan radiasinya didukung
beberapa alat yang memiliki peranan penting selama masa penyinaran
berlangsung.

B. Saran
Dengan makalah ini kami berharap agar teman teman mahasiswa dapat
memahami dan mengerti apa itu radio therapy dan SOP nya .

14
DAFTAR PUSTAKA

Fitriatuzzakiyyah, N., Sinuraya, R. K., & Puspitasari, I. M. (2017). Cancer Therapy with
Radiation: The Basic Concept of Radiotherapy and Its Development in Indonesia.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 311–320.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.311

Petrarizky, A. J., & Gondhowiardjo, S. A. (2018). Akurasi Geometri Pasien yang Menjalani
Radioterapi Stereotaktik di Departemen Radioterapi RSCM. Radioterapi & Onkologi
Indonesia, 6(1), 1–49. https://doi.org/10.32532/jori.v6i1.28

Gondhowiardjo, S. A., Prof, R., Sekarutami, S. M., Supriana, N., Soeis, D. S., Erawati, D., …
Brohet, K. E. (2018). Pedoman Ouatro 2018. Iaea.

http://id.wikipedia.org/wiki/Radioterapi

15

Anda mungkin juga menyukai