DISUSUN OLEH
PROGRAM DIPLOMA IV
JAKARTA II
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dua dasawarsa terakhir penggunaan ultrasonografi mengalami
peningkatan dengan cepat di seluruh dunia. Ultrasonografi tidak dapat dipisahkan
dari praktek sehari-hari para dokter karena sangat bermanfaat dalam pelayanan &
mempunyai ketepatan diagnostik yang dapat diandalkan serta mampu
dioperasikan dengan mudah, murah dan cepat, tanpa efek samping yang dapat
menimbulkan pengaruh terhadap organ yang diperiksa (non radiasi) serta tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatik) selama melakukan persiapan
pemeriksaan sampai selesai pemeriksaan. Selain itu utrasonografi merupakan
salah satu modalitas imaging untuk pemeriksaan organ-organ tubuh, dimana kita
dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan dan hubungan dengan
jaringan di sekitarnya. Berbagai kompleksitas pemeriksaan bisa dilakukan, antara
lain abdomen, small part, jantung, thorax, obstetri dan ginekologi.
Ultrasonografi Kantung Empedu (Gallblader Ultrasound) termasuk dalam
kategori pemeriksaan abdomen part- sering digunakan untuk mengevaluasi
ketidaknormalan pada Kantung Empedu. Kelainan yang sering ditemukan berupa
Cholesistitis, Cholelitiasis dan Polip.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan pemeriksaan
ultrasonografi kantung empedu di RSUD Koja Jakarta Utara.
Untuk memenuhi tugas akhir praktek kerja lapangan di RSUD Koja Jakarta
Utara.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ultrasonografi kantung empedu ?
2
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi pemeriksaan ultrasonografi kantung empedu
?
3. Apa saja indikasi dari pemeriksaan ultrasonografi kantung empedu ?
4. Apa yang dimaksud dengan klinis cholelitiasis pada kantung empedu ?
5. Bagaimana teknik pemeriksaan ultrasonografi kantung empedu pada RSUD
Koja Jakarta Utara ?
E. Tema
Pemeriksaan ultrasonografi pada Kantung Empedu dengan klinis Cholelitiasis.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah
data yang diterima dalam bentuk gelombang.
4. Pulser
Adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang
kristal pada transducer dan membangkitkan pulsa ultrasonik.
5. Tabung sinar katoda
Adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada tabung ini
terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi antara
anoda dan katoda.
6. Printer
Adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang
ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
5
ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya
ditampilkan sebagai gambar di layar monitor.
D. Anatomi
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan
cairan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh
hati). Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm
dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa dari permukaan visceral
hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus, badan dan leher.
Nama lain dari kandung empedu adalah Gallbladder, yakni tempat cairan empedu
dikumpulkan sebelum disekresikan kedalam usus halus.
6
Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkus pada kandung empedu
terdiri dari tiga lapis, yakni permukaan luar dari kandung empedu adalah Visceral
peritoneum, pada bagian tengah, otot dari dindingnya terdiri dari serat otot halus
(sel), dan disebelah dalam merupakan membran mukosa yang tersambung dengan
lapisan saluran empedu. Membran mukosanya terdiri atas sel-sel epitel sederhana
yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun menyerupai epitel pada permukaan
lambung yang mengeluarkan sekret musin dan cepat mengabsorpsi air dan
elektrolit, tetapi tidak mensekresikan garam-garam empedu dan pigmen, karena itu,
cairan empedu menjadi pekat.
Kontraksi dari otot tersebut dipengaruhi oleh sistem hormonal yang menyebabkan
isi dari kandung empedu (cairan empedu) masuk ke pembuluh cystic.
E. Fisiologi
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan
memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan
elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel
hati.Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada saat
katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan dengan
mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi
zat-zat padat. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati mengandung 97% air,
sedangkan kadar rata-rata air yang terkandung dalam cairan empedu yang telah
tersimpan didalam kandung empedu adalah 89%. Bila saluran empedu dan duktus
sistikus dijepit, maka tekanan dalam saluran empedu akan naik sampai kira-kira 30
mm cairan empedu dalam 30 menit dan sekresi empedu berhenti. Akan tetapi bila
saluran empedu dijepit dan duktus sistikus dibiarkan terbuka, air akan diabsorspi
dalam kandung empedu dan tekanan intrafilier naik hanya kira-kira 100 mm cairan
empedu selama beberapa jam. Cairan yang disekresikan oleh sel-sel hepatosit dalam
organ hati adalah cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan atau kuning
7
kehijauan yang disekresikan oleh sel-sel hati. Setiap hari sel-sel hati mensekresikan
800-1000 ml cairan empedu dengan pH sekitar 7,6-8,6. Cairan empedu sebagian
besar terdiri atas air, garam-garam empedu, kolesterol, dan sebuah fosfolipid (lesitin),
pigmen-pigmen empedu dan beberapa ion-ion, serta zat-zat lain yang ada dalam
larutan elektrolit alkali yang mirip dengan getah pankreas. Fungsi empedu adalah
untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah
merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin
yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin
yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen
utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang
memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari
pencernaan. Garam-garam empedu termasuk kedalam kelompok garam natrium dan
kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu
derifat/turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran
dari molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari lemak dengan diameter ± 1
mm dan absorpsi dari lemak, tergantung dari system pencernaannya. Terutama
setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles,
kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam
system pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga
mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pancreas
yang penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut
dalam empedu karena danmya garam-garam empedu dan lesitin.
8
Komposisi Getah Empedu
Getah empedu adalah suatu cairan yang disekresi setiap hari oleh sel hati yang
dihasilkan setiap hari 5000-1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah
prouksi meningkat sewaktu mencerna lemak. Empedu berwarna kuning kehijauan
yang terdiri dari 97 % air, pigmen empedu dan garam-garam empedu.
a. Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini merupakan hasil penguraian
hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya
adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses. Warna
kekuningan pada jaringan (jaundice) merupakan akibat dari peningkatan kadar
bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati, peningkatan
destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh batu empedu.
b. Garam-garam empedu, yang terbentuk dari asam empedu yang berkaitan
dengan kolesterol dan asam amino. Setelah diekskresi kedalam usus garam tersebut
direabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali kehati dan didaur ulang kembali,
peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
9
F. Indikasi Pemeriksaan
a. Cholelitiasis
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian
kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah
besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi
jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk
endapan diluar empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
Cholelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut Chledokolitiasis.Batu
empedu berbentuk seperti kristal, dengan variasi ukuran dari butiran pasir sampai
lebih besar dari bola golf. Jika dianalisa lebih lanjut batu kandung empedu terdiri dari
batu kolesterol dan batu pigmen.Batu kandung empedu ada tiga tipe, yaitu batu
kolesterol, batu pigmen dan batu campuran.Batu terlihat sebagai struktur hiperechoic
dalam kandung empedu.Batasannya tegas kadang rata, kadang tidak beraturan dan
dapat berpindah jika posisi pasien di berubah posisi.Batu memiliki bayangan akuistik
di belakangnya. Batu kecil terkadang tidak memberikan gambaranbayanganakuistik
bilatidak di periksa dengan transduser yang berfrekuensi tinggi. Batu yang terapung
dalam kandung empedu dikarenakan ada cairan pekat pada kandung empedu.
10
a. Cholesistitis
Pada peradangan ini, kandung empedu akan terlihat normal atau membesar. Dinding
menebal dan dapat mencapai 8-10 mm dan berlapis.Penebalan dinding dapat
mengakibatkan rasa nyeri di ulu hati.
1) Cholesistitis kronis
Peradangan ini dikarenakan Cholesistitis akut yang berulang, kandung empedu akan
terlihat normal atau lebih kecil, bahkan begitu kecil sehingga tak terlihat lumennya
dan mempersulit pemeriksaan. Dinding menebal tidak merata, kadang membentuk
tonjolan-tonjolan kedalam.Seringkali di jumpai batu atau lumpur empedu.
2) Cholesistitis emfisematosa
Adalah suatu varian peradangan yang jarang dengan di jumpainya gas dalam dinding
kandung empedu akibat adanya bakteri yang memproduksi gas.
3) Cholesistitis gangrenosa
11
Suatu keadaan dimana Cholesistitis yang penebalan dinding tidak merata akibat
nekrose dalam dindingnya.
4) Endapan empedu
Terbentuk dari cairan empedu yang pekat.Terlihat sebagai suatu struktur dalam
kandung empedu tanpa bentuk tertentu.Endapan dapat berubah posisi jika ada
perubahan posisi dari pasien.Lumpur empedu terdiri dari kristal-kristal empedu yang
terbentuk akibat adanya statis empedu.Kristal-kristal itu sendiri terbentuk dari
kalsium bilirubinat dan kolesterol.
5) Polip
Adalah sebuah tumor jinak yang tumbuh dari dinding kandung empedu, berkomposisi
kolesterol.Terlihat sebagai bangunan hiperechoic, batas tegas, tidak tampak bayangan
akuistik di belakangnya kecuali jika mengandung kalsifikasi.
6) Adenomionatosis
Suatu keadaan dimana adanya kandungan kolesterol empedu atau batu pada sinus
rokitansy-aschof dan terlihat sebagai partikel hiperechoic, dalam lumen kandung
empedu, seringkali menimbulkan bayangan akuistik di belakangnya, dikenal sebagai
ekor comet.
7) Keganasan
Terlihat penebalan setempat dinding kandung empedu dalam kandung empedu yang
hiperechoic, homogen.Bangunan ini dapat menutupi seluruh lumen bahkan dapat
menembus keluar.Menempel di hati dan kadang sulit di bedakan dengan tumor hati.
8) Kebocoran
12
G. Teknik Pemeriksaan
13
Gambar 2.14 Gambar sonografi kandung empedu,
(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)
14
Gambar 2.15 Posisi probe skening subcostal,
(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)
15
dinding hiperechoic yang nantinya akan diukur ketebalannya. Jika skening
struktur hipoechoic, yaitu hati. Kandung empedu mempunyai batas yang tegas.
satu bagian yang nantinya di ukur adalah tebalnya dinding kandung empedu. Pada
mungkin lapangan gambar tidak terlalu luas karena tertutup bayangan akuistik
16
BAB III
HASIL
A. Identitas Pasien
Umur : 59 tahun
B. Tujuan Pemeriksaan
Untuk melihat dan menilai apakah terdapat batu pada daerah Kantung Empedu.
C. Teknik Pemeriksaan
convex scanner.
2. Jelly
3. Tissue
17
3) Siapkan handuk kecil atau tissue
c. Teknik Scanning
Lakukan skening transversalsubcostal pada midclavicularline.Kemudian kita
sweeping sampai menemukan kandung empedu.Jika sudah di dapat,
selanjutnya putar tranduser 90° ke arah kiri sehingga menjadi skening
longitudinal (sumber, Manual book Ultrasound).Lakukan sweeping untuk
mencari gambaran kandung empedu.Cari gambar kandung empedu yang
paling panjang.Jika sudah mendapatkan gambar kandung empedu, kemudian
freeze.
18
d. Hasil Gambaran
e. Hasil Ekspertisi
19
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21