13.00 -
Selasa 04/12/2018
selesai
4. Wahyu Herna K.
8. Nurul Latifatil H.
A. TUJUAN
C. ANATOMI FISIOLOGI
1. Oesophagus
Esofagus adalah tuba muskular dengan panjang 9 sampai 10 inci (25 cm) dan berdiameter 1 inci
(2,54 cm) (Sloane, 2003). Esofagus adalah tuba muskular yang menghubungkan faring dengan
lambung (Paulsen dan Waschke, 2012). Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati
diafragma dan hiatus esofagus pada area sekitar vertebra toraks kesepuluh dan membuka ke arah
Struktur dinding esofagus sama halnya seperti keseluruhan usus yang terdiri dari membran mukosa
luminal (Tunika mukosa) yang dipisahkan dari lapisan muskular (Tunika muskularis) oleh lapisan
jaringan ikat longgar (Tela submukosa). Partes cervicalis dan thoracica dilapisi oleh tunika adventitia
sedangkan permukaan bagian luar pars abdominalis intraperitoneal dilapisi oleh peritoneum visceral
yang membentuk tunika serosa (Paulsen dan Washchke, 2012). Bagian esofagus yang pendek
terdapat di rongga abdomen sebelum berakhir di lambung. Esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk dengan sel-sel punca yang tersebar di seluruh lapisan basal (Mescher,2011).
mengurangi kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke dalam esofagus. Heartburn terjadi jika
isi lambung mengalir balik ke esofagus, menyebabkan iritasi dari bronkus dan menyebabkan rasa tak
nyaman di esofagus. Sekresi esofagus seluruhnya terdiri dari mucus yang disekresikan di sepanjang
saluran cerna oleh sel kelenjar penghasil mucus di mukosa. Mukus esofagus berperan dalam
menghasilkan pelumasan yang berfungsi mengurangi kemungkinan kerusakan esofagus oleh tepi-
tepi tajam makanan yang baru masuk serta melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim jika
terjadi refluks asam lambung. Waktu yang dibutuhkan makanan atau bolus di faring dan esofagus
2. Gaster
Gaster adalah sebuah organ yang berbentuk huruf J yang terletak dalam traktus gastrointestinal yang
berfungsi untuk mencerna makanan oleh enzim dan cairan gaster lalu akhirnya makanan dari gaster
akan dikeluarkan ke duodenum
(Flochet al.,2010).
3. Duodenum
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus
yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Pada vesikouretra junction
terdapat penebalan dari muskulus detrusor yang disebut internal urethral sphincter (involuntary).
Sedangkan eksternal urethral sphincter (voluntary) dibentuk oleh muskulus skeletal yang
mengelilingi uretra melalui diafragma urogenital. Dindingnya terdiri dari tiga lapisan yaitu:
epitel transional, columnair pseudostratified dan squamous stratified. Letak uretra di atas dari
orivisium internal uretra pada kandung kemih dan terbentang sepanjang 1,5 inchi ( 3,75 cm)
pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria.
Uretra pria dibagi atas :
1) Uretra Posterior, dibagi menjadi:
Pars prostatika: dengan panjang sekitar 2,5cm, berjalan melalui kelenjar prostate.
E. PROTEKSI RADIASI
Proteksi bagi pasien
o Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas permintaan dokter
o Mengatur luas lapangan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan
o Waktu penyinaran sesingkat mungkin
Proteksi bagi petugas
o Tidak menggunakan berkas sinar-x yang mengarah ke petugas
o Berlindung dibalik tabir saat melakukan eksposi
o Menggunakan alat monitoring radiasi secara continue selama bertugas
Proteksi bagi masyarakat umum
o Pintu pemeriksaan tertutup rapat
o Tidak mengarahkan sinar sumber sinar-x keruangan umum
o Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruang pemeriksaan
Proteksi bagi masyarakat umum
o Pintu pemeriksaan tertutup rapat
o Tidak mengarahkan sinar sumber sinar-x keruangan umum
o Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruang pemeriksaan
F. LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK
1. Persiapan Pasien
Pada dasarnya pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan jika pemeriksaan IVP
tidak bisa menampakkan anatomi dan fungsi dari pelviocaliceal. Jadi persiapan pasien pada
pemeriksaan RPG sama dengan pemeriksaan IVP.
a. Makan makanan lunak misal bubur kecap.
b. Makan terakhir pukul 18.00 kemudian puasa sampai dengan pemeriksaan selesai.
2) Fase Nefrogram
Tujuan dari fase nefrogram untuk melihat fungsi dari pelviocalceal. Media kontras
dimasukkan melalui kateter sebanyak 3-5cc dengan menarik kateter secara pelahan
3) Fase Uretrogram
Tujuan dari fase uretrogram untuk melihat fungsi dari ureter. Media kontras
dimasukkan melalui kateter sebanyak 5cc dengan menarik kateter secara pelahan
Posisi Pasien
a. Supine diatas meja pemeriksaan,
Posisi Objek
a. MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan
b. Kedua tangan diletakkan di samping tubuh
Pengaturan sinar dan eksposi
F. STUDY KASUS
1. Paparan Kasus
Seorang pasien dibawa sanak keluarganya ke instalasi radiologi di RS. Panti Wilasa Dr.
Cipto pada tanggal 4 Mei 2014. Data pasien sebagai berikut:
- Nama : Ny. E
- Jenis kelamin : Perempuan
- Umur : 74 tahun
- No. foto : 2621
- Klinis : Hidronefrosis
- Permintaan foto : Retrograde Pyelography
2. Riwayat Pasien
Pasien adalah pasien rawat inap di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang. Pasien dirawat
di ruang Gamma dengan keluhan nyeri di bagian pinggang dan sakit jika buang air kecil.
Kemudian pasien dirujuk untuk melakukan pemeriksaan IVP di instalasi radiologi RS. Panti
G. KESIMPULAN
E. REFERENSI