PROSEDUR
NEKROPSI VETERINER
Disusun oleh
Staf Pengajar Divisi Patologi
5. BIDANG SAYATAN
Cembung, rata, kering, lembab, basah,
bereksudat (nanah, mukus, serous, fibrin,
darah ), merembes keluar cairan transudat,
cairan berbusa, granuler, gemerisik mineral,
tenggelam / terapung pada uji apung, dan lain-
lain.
6. SARANG PENYAKIT / LESIO
Lokasi, penyebaran, warna, ukuran,
bentuk, jumlah, konsistensi, irisan, sifat
isi dan bau.
7. GAMBAR
Gambarkan pada laporan bila perlu, letak
dan penyebaran sarang penyakit pada
suatu organ.
PEMERIKSAAN PATOLOGI
ANATOMI ALAT TUBUH
1. URUTAN PEMERIKSAAN ALAT TUBUH
PENCERNAAN BAGIAN ATAS
1. Periksa keadaan mukosa rongga mulut termasuk
langit-langitnya kemudian permukaan lidah,
terhadap ada tidaknya perlukaan atau perubahan
warna.
2. Pemeriksaan saluran pencernaan bagian atas
dilakukan dengan menggunting dinding esophagus,
dimulai dari pharynx sampai esofagus bagian
posterior sebelum masuk lambung.
3. Periksa keadaan mukosa dan perhatikan isi
lumennya jika ada.
2. PEMERIKSAAN ALAT TUBUH
PENCERNAAN BAGIAN BAWAH
1. Perhatikan dan palpasi pankreas, catat konsistensi,
warna, terhadap ada tidaknya atrofi, fibrosis, perdarahan,
nekrosa sel lemak atau pertumbuhan tumor.
2. Buatlah sayatan memanjang pada permukaan parietal
pankreas serta perhatikan bidang sayatannya.
3. Gunting curvatura major dari lambung diteruskan sampai
dinding usus disepanjang garis perlekatannya dengan
peritoneum.
4. Perhatikan isi dari setiap bagian saluran percenaan, catat
ketebalan dinding mukosa, warna dan keadaan
permukaan mukosa.
5. Perhatikan terhadap adanya cacing dan jika diduga ada
infeksi protozoa, periksalah preparat kerik mukosa
dibawah mikroskop.
6. Periksa juga keadaan mesenterium, omentum dan
kelenjar pertahanan setempat.
3. PEMERIKSAAN ALAT TUBUH
PERNAFASAN BAGIAN ATAS
1. Pemeriksaan saluran pernafasan bagian atas
dilakukan dengan menggergaji tulang
tengkorak secara horisontal atau tranversal
dari sinus hidung.
2. Hal ini dilakukan bila ditemukan adanya
exudat berlebihan yang keluar dari lubang
hidung atau bila ada deformitas pada daerah
sinus rongga hidung.
4. PEMERIKSAAN ALAT TUBUH PERNAFASAN
BAGIAN BAWAH
1. Gunting dengan menggunakan gunting tumpul
dinding dorsal dari larynx dan trakhea sampai
percabangannya pada paru-paru.
2. Periksa keadaan mukosa dan perhatikan isi lumennya
jika ada.
3. Periksa keadaan luar dari paru-paru, catat terhadap
adanya perubahan warna, kepadatan, pertumbuhan
massa yang tidak normal dengan bantuan palpasi.
4. Buat beberapa potongan transversal pada lobus
paru-paru. Periksa juga beberapa percabang
bronkus and pembuluh darah pada paru-paru untuk
memeriksa kemungkinan adanya cacing pada paru-
paru (lung worm).
5. Paru-paru normal biasanya berwarna merah muda
dan kempis.
6. Pembendungan umum biasanya menyebabkan
paru-paru berwarna merah tua, yang pada saat
memotong lobus, darah akan mengalir keluar.
7. Pada keadaan edema, paru-paru berwarna
pucat, permukaan bidang sayatan akan basah
dan cairan berbusa akan terlihat di lumen
bronkhus dan trakhea.
8. Pada pneumonia akibat distemper, paru-paru
akan terlihat berwarna merah, keras dan padat,
bervariasi dengan daerah paru-paru yang
mengalami atelectase dan emphysema sebagai
efek samping adanya lesio pneumonia.
5. PEMERIKSAAN JANTUNG
1. Pisahkan pertautan jantung bersama dengan aorta
dari paru-paru.
2. Periksalah keadaan alat pembungkus jantung
(pericardium) terlebih dahulu sebelum
mengeluarkan jantung dari pericardium.
3. Perhatikan warna, kejernihan dan ketebalannya.
4. Dalam keadaan normal pericardium akan terlihat
tipis, lembab dan terang tembus.
5. Gunting pericardium di ujung dari jantung (apex),
keluarkan jantung dari pembungkusnya, sambil
memperhatikan apakah ada akumulasi cairan
berlebih di dalam kantung pericardium.
6. Periksalah permukaan epicard, terhadap
perubahan warna, ada tidaknya perdarahan dan
lesio pada vena coroner.
7. Periksa konsistensi otot jantung dengan palpasi,
kemudian perhatikan juga ukuran dan bentuk dari
jantung.
8. Cara membuka jantung: genggam jantung dengan
tangan kiri, dengan bagian ventrikel kiri disebelah kanan
anda (anterior menghadap ke arah secant).
9. Buat irisan sejajar kiri dan kanan sulcus longitudinalis
dengan jarak + 1 cm dengan menggunakan pisau.
10. Kemudian dengan menggunakan gunting tumpul yang
panjang, gunting dinding ventricle kanan mulai dari
apex kearah dorsal menuju arteri pulmonary melalui
katub pulmonum.
11. Balikkan jantung sehingga bagian posterior menghadap
secant, gunting dinding ventrikel kanan dari apex ke
arah dorsal menuju aurikel kanan melalui katub
tricuspidalis.
12. Teruskan pengguntingan dari dinding aurikel kanan
sampai mencapai vena cava.
13. Balikkan jantung ke posisi awal, dengan bagian anterior
menghadap secant.
14. Gunting sayatan pada dinding ventrikel kiri mulai dari
apex kearah dorsal sampai katup aorta.
15. Balikkan jantung sehingga bagian posterior menghadap
secant, teruskan pengguntingan dari apex ke arah
dorsal menuju aurikel kiri melalui katub bicuspidalis
sampai vena pulmonum.
16. Setelah jantung terbuka, periksalah keadaan
endocardium, myocardium dan katub-katub jantung.
17. Lakukan sayatan pada beberapa otot papillari untuk
melihat kelainan pada myocardium.
6. PEMERIKSAAN HATI
1. Perhatikan keadaaan umum hati, periksa warna,
lobulasi, tepi-tepi lobusnya dan kekenyalannya
dengan palpasi.
2. Tekan kantung empedu, dan perhatikan saluran
pengeluarannya pada duodenum untuk melihat
apakah ada penyumbatan apa tidak.
3. Buatlah beberapa turisan pada beberapa tempat di
lobus hati , sayatlah vena portal untuk memeriksa
apakah ada thrombo emboli serta lakukannlah
pemeriksaan detil pada pola lobulasi hati.
4. Hati biasanya tampak membengkak dengan tepi-tepi
tumpul dengan warna merah keunguan saat
mengalami pembendungan pasif, bidang sayatan
menunjukan pola lobulasi sangat jelas dan daerah
tengahnya berwarna merah keunguan.
5. Adanya bentukan nodul-nodul halus berwarna
putih pada bidang sayatan hati yang
konsistensinya meningkat, biasanya disebabkan
oleh peradangan fibrosis hati.
6. Pengecilan ukuran dan pengeriputan permukaan
hati biasa tampak pada cirrhosis.
7. Degenerasi lemak pada bagian tengah dari lobus
biasanya berwarna putih kekuningan, pada
bagian perifer biasanya berwarna coklat atau
merah. Nekrosis pada daerah tengah dari lobus
biasanya berwarna kekuningan dengan titik
kemerahan ditengahnya.
7. PEMERIKSAAN LIMPA
1. Lepaskan perlekatannya dengan
mesenterium, kemudian buatlah beberapa
sayatan longitudinal pada permukaan
parietal dari limpa.
2. Perhatikan warna, konsistensi dari limpa dan
permukaan bidang sayatannya.
3. Usap secara halus permukaan bidang
sayatan dengan pisau, untuk melihat adanya
pulpa yang terbawa.
8. PEMERIKSAAN KELENJAR ADRENAL
1. Periksa ukuran kelenjar adrenal kanan dan kiri,
kemudian buatlah sayatan transversal dan
perhatikannlah perbandingan bagian korteks dan
medulla, kemudian perhatikan pula warna dan
konsistensi.
2. Ukuran kelenjar adrenal akan bertambah besar
sejalan dengan usia hewan.
3. Nodular hyperplasia dari kelenjar adrenal biasa
ditemukan pada hewan tua, bagian korteks akan
menjorok tidak beraturan ke bagian medulla
dengan permukaan kapsul yang tidak rata.
4. Perubahan kelenjar adrenal pada
syndrome biasanya bilateralis, dengan perubahan
simetris hiperplasia korteks.
5. Disertai tanda-tanda lain seperti kebotakan umum.
PEMERIKSAAN GINJAL
1. Perhatikan ukuran, warna dan konsistensinya.
Kemudian buatlah sayatan pada major curvature
sampai ke hilus pyelum.
2. Perhatikan permukaan bidang sayatan, warna,
perbandingan bagian korteks dan medull.
3. Kemudian satukan kembali 2 bidang sayatan
tersebut, jika kedua tepi sayatan tidak akan bertemu
(berarti permukaan bidang sayatan cembung) hal
tersebut mengindikasikan adanya pembengkakan.
4. Kelainan ginjal yang sering ditemukan pada anjing
adalah acute interstitial nephritis, dimana alat tubuh
akan tampak membengkak dengan bercak-bercak
putih yang tampak menyebar pada permukaan
korteks.
5. Perubahan lain adalah chronic diffuse nephritis, dimana
akan terlihat pengerutan dari korteks, perlekatan
dengan kapsul dengan nodul-nodul putih pada
permukaan subcapsular.
6. Pada chronic focal nephritis, akan terlihat legokan tidak
rata dari permukaan ginjal.
7. Ginjal dari kucing berbeda dengan hewan menyusui
lain.
8. Kapsulanya sangat mudah dibuka, dan permukaan
ginjalnya banyak diinervasi pembuluh darah.
9. Warna kekuningan dari ginjal kucing disebabkan oleh
adanya lemak yang secara normal banyak dijumpai
pada tubuli dan harus dibedakan dengan lipoid
nephrosis.
10.PEMERIKSAAN KANTUNG KEMIH
1. Perhatikan isinya dan permukaan mukosa.
2. Kadang di pada hewan percobaan, sampel dari air
kemih selalu diambil saat nekropsi dan diperiksa
untuk perbandingan dengan lesio histopatologinya.
3. Jika hewan dicuridai terhadap distemper, buatlah
preparat sentuh dari mukosanya untuk melihat
adanya inclusion bodies.