Anda di halaman 1dari 14

______

LABORATORIUM
PATOLOGI
PPDH GEL 18Panggabean
Andi Faisal KELOMPOKS. KH. 2
1902101020171

Materi :

TEKNIK NEKROPSI PADA


UNGGAS
______
Pendahuluan

Nekropsi adalah pemeriksaan bangkai yang dilakukan secara


sistematis dengan tujuan menemukan penyebab kematian,
menegakkan diagnosis dan menyelidiki terapi yang gagal jika
sebelumnya sudah pernah diobati (Bello etal., 2012). Secara
umum, sampel harus diidentifikasi dengan baik (jenis, usia, jenis
kelamin, dll). Sampel harus segera diperiksa setelah kematian dan
dikirim ke ruang nekropsi atau laboratorium dalam waktu 8
hingga 12 jam.
______
Tujuan Nekropsi

1. Untuk mengetahui perubahan patalogi anatomi pada organ yang terinfeksi


2. Untuk mendiagnosa secara cepat dan tepat pada penyakit
Untuk mengetahui kelainan dan endoparasit yang terdapat pada organ
3. Untuk mengidentifikasi gejala penyakit yang menginfeksi
______
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah paket instrumen yang berisi forceps, scapel, pisau
necropsy, silet, gunting unggas untuk memotong tulang, dan gunting biasa untuk
diseksi, timbangan, penggaris plastik atau pita pengukur, aluminium foil, selotip,
pena label, vail kecil, tabung swab steril, cawan petri, jarum suntik steril, wadah
spesimen dan kamera digital untuk dokumentasi (Bello et al., 2012). Bahan yang
dipakai yaitu bangkai ayam, air, desinfektan dan formalin 10%.
______
Pengamatan Bangkai

Pada saat melakukan nekropsi, terlebih dahulu diperhatikan perubahan yang


terjadi pada seluruh bagian tubuh dari bangkai tersebut dan selanjutnya dicatat
sesuai perubahan-perubahan yang diamati. Pertama-tama periksa keadaan
umum bangkai, status gizi, kulit, leleran dari lubang tubuh, adanya bentuk
abnormal, keadaan mata, pial, daerah kloaka (kotor, berdarah atau luka). (Hambal
et al., 2019).
______
Pembedahan Bangkai
1. Sebelum melakukan nekropsi, badan ayam dibasahi menggunakan air agar pada saat nekropsi bulu
ayam tidak mengganggu proses nekropsi. Bangkai ayam diposisikan dengan posisi dorsal recumbency
(telentang). Setelah itu lakukan pembedahan. Pembedahan diutamakan pada organ yang biasanya mengalami
perubahan yang menciri. Buat irisan melintang pada kulit daerah abdomen, lalu kulit ditarik ke bagian anterior
dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thoraks sampai mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan ke bagian
posterior di daerah abdomen. Perhatikan warna, kualitas, dan derajat dehidrasi dari jaringan sub-kutan dan
otot-otot dada.

2. Lalu buat irisan melintang pada dinding peritoneum di daerah ujung sternum (procesus
xyphoideus) ke arah lateral dan satu irisan longitudinal di daerah abdomen melalui linea mediana
ke arah posterior sampai daerah kloaka, untuk membuka cavum abdominalis. Lakukan
pemeriksaan kantung udara di daerah abdominalis dan thorakalis, serta letak berbagai organ di
dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ tersebut.
Permukaan kantung udara yang normal terlihat seperti gelembung sabun atau lapisan kaca tipis
dan bersih (Bello et al., 2012). Perhatikan kemungkinan adanya cairan, eksudat, transudat atau
darah di dalam rongga perut dan rongga dada.
______
Pembedahan Bangkai
3. Keluarkan saluran pencernaan dengan memotong oesophagus pada bagian proksimal proventrikulus
dengan menarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior dengan memotong mesenterium sampai daerah
kloaka. Amati dan catat perubahan ukuran atau perubahan warna, noda-noda putih atau kuning, abses atau tumor
(Bello et al., 2012). Lakukan pemeriksaan pada bursa fabrisius untuk mengetahui adanya abnormalitas atau tidak.
Pada daerah lipat paha dibuat irisan untuk melihan nervus, jika terjadi pembesaran mengindikasikan adanya virus
seperti Marek.

4. Selanjutnya hati, kantung empedu, limpa dan lakukan pemeriksaan. Setelah itu, buat irisan
secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue, coecum, colon dan cloaka.
Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit. Setelah itu balikkan posisi kadaver
hingga kepala menghadap operator. Buat irisan pada sisi kiri sudut mulut hingga ke pharynx,
oesophagus dan ingluvies. Lakukan pemeriksaan terhadap adanya abnormalitas pada organ
tersebut. Lalu pisahkan kepala dengan kulitnya, gunting calvarium dan amati perubahan yang
terjadi pada otak. Semua perubahan patologik yang ditemukan pada cadaver tersebut dicatat
sesuai dengan protokol seksi (Damayanti et al., 2012).
______
Prosedur Nekropsi
Foto Presedur Nekropsi
•Otot dan Kulit
______
Prosedur Nekropsi
Foto Presedur Nekropsi
•Organ pernapasan seperti rongga hidung dan sinus, kantung udara, laring, trakea,
bronkus, dan paru-paru
______
Prosedur Nekropsi
Foto Presedur Nekropsi
Organ pencernaan seperti mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus/gizzard/ampela,
usus, hati, dan pankreas
______
Prosedur Nekropsi
Foto Presedur Nekropsi
Organ sirkulasi darah, misalnya jantung
______
Prosedur Nekropsi
Foto Presedur Nekropsi

Organ limphoid (kekebalan) seperti bursa Organ reproduksi seperti ovarium Organ saraf seperti otak
Fabricius, limpa, thymus, payer pathces, dan dan oviduk dan saraf di dalam otot paha/nervus
lain lain ischiadicus
______
Prosedur Nekropsi
Foto Presedur Nekropsi

•Organ urinaria, misalnya ginjal •Organ lainnya seperti rongga perut, lemak perut

.
______
DAFTAR PUSTAKA

Bello, A., Umaru, M. A., Baraya, Y.S., Adamu, Y. A., Jibir, M., Garba, S., Hena, S. A., Raji,
A. A., Saidu, B., Mahmuda, A., Abubakar, A. A., Umar, A. dan Musa, D. (2012).
Postmortem procedure and diagnostic avian pathology. Scientific Journal of Zoology,
1(3): 37-41.
Damayanti, Y., Winaya, I. B. O. dan Rudyanto, M. D. (2012). Evaluasi penyakit virus pada
kadaver broiler berdasarkan pengamatan patologi anatomi di Rumah Pemotongan
Unggas. Indonesia Medicus Veterinus, 1(3): 417-427.
Hambal, M., Efriyendi, R., Vanda, H. dan Rusli. (2019). Anatomical pathology and
histopathological changes of Ascaridia galli in
layer chicken. Jurnal Medika Veterinaria, 13(2): 239-247.
Martinez, B. L., Korich, J. A. dan Birch, S. A. (2010). Illustrated Guide to Poultry Necropsy
and Diagnosis. United States Departement of Agricultur, New York.
Medion. 2016. Ketepatan Diagnosa untuk Keberhasilan Penanganan Kasus Penyakit
 

Anda mungkin juga menyukai