Anda di halaman 1dari 7

TAHAPAN/ PROSEDUR NEKROPSI UNGGAS

Nama : - Esty Widiastuti 2202501010042


- Langga Mora 2202501010058
- Azzahra Putri Cindy 2202501010097
- Sahda Salsabilla 2202501010010
Kelompok : Ayam ke-4
Kelas :2

1. Gunakan alat pelindung diri berupa pakaian dan alas kaki, sarung tangan, penutup
kepala, dan masker.

2. Dipersiapkan alat yang akan digunakan pada proses nekropsi meliputi scissors, pinset,
gunting tulang, blade dan scalpel.

3. Sebelum hewan dieutanasi, dilakukan anamnesa terlebih dahulu secara klinis


(menurut pemeriksa sebelumnya / keterangan dari pemilik) dan dilakukan diagnosis
sementara yang paling sesuai.

4. Jika unggas masih dalam keadaan hidup, diperiksa terlebih dahulu tubuh bagian luar
dan diamati gejala klinis tertentu. Diperiksa secara teliti adanya parasit eksternal
pada bulu dan kulit. Diamati warna pial dan cuping telinga. Diperhatikan pula
terhadap kemungkinan adanya diare, leleran dari paru, nares dan mata serta
kemungkinan adanya kebengkakan dan perubahan warna daerah facial.
5. Unggas yang masih dalam kondisi hidup dapat dibunuh (eutanasi) dengan cara
mematahkan leher pada persendian atlanto-occipitalis, emboli udara kedalam jantung,
atau dengan disembelih. Diamati keadaan fisik atau keadaan umum luar ayam mulai
dari gizi, keadaan bulu, kulit, kepala (selaput mata, comb, pial, paruh dan selaput
lubang hidung, dan selaput kloaka), dan kaki.

6. Paruh dipotong bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga cavum
nasi dan sinus infraorbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan.
7. Kadaver dibasahi dengan air terlebih dahulu pada seluruh tubuh kecuali bagian kepala
untuk menghindari bulu tidak berterbangan, karena dapat mengganggu proses
nekropsi. Selanjutnya, dibaringkan posisi dorsal recumbency/ ventrodorsal dengan
anus menghadap sekan.

8. Dibuat suatu irisan pada kulit di bagian pangkal medial paha dan abdomen pada
kedua sisi tubuh. Paha ditarik ke bagian lateral dan diteruskan irisan dengan pisau
sampai persendian coxo femoralis.

9. Dibuat irisan melintang pada kulit daerah abdomen, lalu kulit ditarik ke bagian
anterior dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorax sampai mandibula. Irisan pada
kulit juga diteruskan ke bagian posterior di daerah abdomen. Perhatikan warna,
kualitas, dan derajat dehidrasi dari jaringan sub-kutan dan otot-otot dada.

10. Buat irisan melintang pada dinding peritoneum, di daerah ujung sternum (procesus
xyphoideus) ke arah lateral. Di buat juga suatu irisan longitudinal di daerah abdomen
melalui linea mediana ke arah posterior sampai daerah kloaka. Buat suatu irisan
longitudinal melalui m. pectoralis pada kedua sisi sternum sepanjang persendian
kostokondral semua costae mulai dari posterior ke anterior. Pada bagian anterior, irisan
pada kedua sisi thorax harus bertemu pada daerah rongga dada, setelah memotong tulang
choracoid dan clavicula. Cara ini akan membuka rongga dada.

11. Periksa kantung udara di daerah abdominalis dan thorakalis. Periksa juga letak
berbagai organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa
menyentuh organ tersebut. Perhatikan kemungkinan terhadap adanya cairan, eksudat,
transudat atau darah di dalam rongga perut dan rongga dada.

12. Saluran pencernaan dapat dikeluarkan dengan memotong oesophagus pada


bagian proksimal proventrikulus. Tarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior
dengan memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka. Bursa fabrisius, hepar,
lien dikelurkan dan dilakukan pemeriksaan.

13. Buat irisan secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue,
coecum, colon dan cloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit.
14. Saluran reproduksi dikeluarkan dan oviduct di iris secara longitudinal kemudian
periksa ovarium yang meliputi stroma dan folikelnya.

15. Periksa ureter dan ren pada posisinya. Organ tersebut dikeluarkan untuk
dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut.

16. Dibuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharynx, oesophagus dan
ingluvies. Diperiksa keadaan thymus di dekat trachea. Iris secara longitudinal melalui
larynx, trachea, bronkus sampai ke pulmo. Organ tersebur dapat dikeluarkan secara
bersamaan setelah pulmo diangkat dari perlekatannya. Pemeriksaan pulmo terhadap
ukuran, warna, konsistensi bidang irisan dan uji apung.
17. Pemeriksaan jantung terhadap keadaan perikardium, ukuran, warna dan apek cordis.
Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui atrium dan ventrikel
kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah ventrikel.

18. Nervus dan plexus ischiadichus di periksa setelah otot abductor pada bagian
medial paha dipisahkan.

19. Semua persendian diperiksa dengan membuat irisan pada kulit diantara kaput dan
sulkus persendian khususnya persendian metatarsal.
20. Kadaver di balik hingga kepala menghadap operator. Untuk memeriksa otak, kulit
dan tulang leher di daerah persendian diiris sehingga foramen magnum dan medulla
oblongata kelihatan. Otak dapat dikeluarkan sebagai berikut : kulit di daerah kepala
dibuka, kemudian dibuat irisan dengan gunting dari foramen magnum ke arah os
frontalis yang membentuk sudut 40 pada kedua sisi tulang tengkorak. Selanjutnya
dibuat irisan melintang yang menghubungkan kedua sudut mata luar. Melalui irisan
tersebut tengkorak dibuka.

21. Sampel organ yang akan diambil untuk pemeriksaan histopatologi dikoleksi dan di
masukkan dalam Formalin 10%.

Anda mungkin juga menyukai